Batuan Metamorf

OUTLINE (part 1 & part 2)

1. Pengantar metamorfisme
2. Metamorfisme dan tektonik
3. Jenis-jenis metamorphism
4. Konsep Facies dalam batuan metamorph
5. Tata nama batuan metamorfik
6. Metamorfisme termal, tekanan tinggi dan
suhu tinggi
 METAMORPHISM

Dr. David Banner

HULK
Metamorphism
Meta: Greek word for changed.

Morphos: Greek word for shape.

Metamorphic rocks: rocks in which the

structure, texture, or composition of the rock
have changed.
How do we get Metamorphic Rock?

The texture or mineral composition of a rock can

change when its surroundings change.

Temperature and or pressure is different from

the previous environment the rock was in,
the texture or composition of the rock can
change.
Metamorfisme
Perubahan tekstur dan mineralogi pada batuan
terkait dengan perubahan suhu dan tekanan
serta interaksi fluida yang mempengaruhinya

Semua perubahan terjadi dalam keadaan PADAT

antara ~100C dan 800 C
Tanpa disertai perubahan komposisi kimia
batuan asalnya

Note:
Derajat metamorfisme mengacu pada kondisi
(terutama) suhu
Proses metamorfosa/malihan dipengaruhi oleh komposisi
batuan asal dan kondisi metamorfosis.
Kondisi metamorfisme
 Penyebab metamorfisme
Suhu
Tekanan:
1. lithostatic - P seragam ke segala arah, dikarenakan
beban tindihan batuan ; 1 kb (0.1 GPa) = 3.3 km
kedalaman.
2. differential (deviatoric) P tidak seragam pada arah
berbeda; menghasilkan struktures batuan metamorfik.
Fluida:
didominasi H2O CO2. berasal dari reaksi metamorfik
(internal) or fluida magmatik (external).
memungkinkan terdapat tekanan fluida
 Jenis Metamorfisme

Tiga jenis metamorfisme pada wilayah bertektonik aktif:

(1)Metamorfisme kontak (2) Metamorfisme Regional
(3) Metamorfosa dinamo-termal
Low P/high T Med P/T

High P/ low T
Memperkiraan Suhu dan Tekanan
Derajat metamorfik : sangat rendah rendah
sedang tinggi
sangat rendah ~ 150 - 325 C
rendah ~ 325 - 510 C
sedang ~ 510 - 625 C
tinggi > 625 C

Fasies Metamorfik - adalah suatu himpunan mineral

kompatibel pada batuan metamorfik yang terbentuk
pada suhu dan tekanan tertentu untuk berbagai
komposisi protolit.
 Fasies merupakan pengenalan secara sederhana
atas kondisi suhu dan tekanan yang pernah terjadi
di suatu daerah.

Jika menemukan batuan dengan himpunan

mineral tertentu maka dapat ditetapkan fasiesnya
(suhu dan tekanan).
 Fasies ditentukan oleh himpunan mineral tertentu, dan
tergantung pada suhu, tekanan dan komposisi protolit.
Batas Fasies ditentukan dengan reaksi mineral penting dan
kehadiran mineral-mineral penciri.
 Seri Facies
Miyashiro (1961) awalnya mengusulkan 5 seri fasies
(sebagian besar dinamai berdasarkan lokasi
tipenya). Yakni:
1. Seri fasies Kontak (P sangat rendah)
2. Seri fasies Buchan atau Abukuma (P regional
rendah)
3. Seri fasies Barrovian (P regional menengah)
4. Seri fasies Sanbagawa (P-tinggi, T-menengah)
5. Seri fasies Franciscan (P-tinggi, T-rendah)

Disederhanakan menjadi 3 berdasarkan suhu dan tekanan

Figure 21-1. Metamorphic field gradients (estimated P-T conditions along surface traverses directly up metamorphic grade) for
several metamorphic areas. After Turner (1981). Metamorphic Petrology: Mineralogical, Field, and Tectonic Aspects. McGraw-Hill.
 High pressure metamorphism

1.6

Kyanite Medium
Sillimanite
pressure metamorphism
Andalusite
Thermal metamorphism
 Types of Protolith

1. Ultramafic - very high Mg, Fe, Ni, Cr

2. Mafic - high Fe, Mg, and Ca
3. Shales (pelitic) - high Al, K, Si
4. Carbonates - high Ca, Mg, CO 2
5. Quartz - nearly pure SiO 2.
6. Quartzo-feldspathic - high Si, Na, K, Al
Contact Metamorphic Rocks

pirometamorphism
 Contact Metamorphic Rocks
T = ~300 700 0C
P = ~100 bars 3 kbars
Texture:
granoblastic or hornfelsic
Facies:
- Albite-epidote hornfels
- Hornblende hornfels
- Pyroxene hornfels
Contact Metamorphic Rocks
Contact Metamorphic Rocks
Regional Metamorphic Rocks

Wilayah yang terkena metamorfisme berskala

regional (ribuan km2)
Orogenesa berlangsung beberapa kali
berkombinasikan peningkatan gradien geotermal dan
deformasi.
Berkaitan dengan proses pembentukan pegunungan
pada batas lempeng konvergen (subduksi dan kolisi).
Contoh: Meratus, Pompangeo, Andes, Himalaya,
Batuannya berfoliasi.
Low P/high T Med P/T

High P/ low T
Metamorfisme Regional

Gradien geotermal tinggi

Gradien geotermal rendah

400C / 10 km = 40C / km 600C / 15 km = 40C / km

Metamorfisme Regional

Gradien geotermal tinggi

Gradien geotermal rendah

200C / 20 km = 10C / km 300C / 30 km = 10C / km

Regional Metamorphic Rocks
Medium P/T Series
Greenschist, Amphibolite, Granulite facies
P rendah, T tinggi

P tinggi, T
rendah
Paired Metamorphic Belts

Low P/T Series

High P/T Series
 Konsep terpenting

Himpunan mineral metamorfik merupakan fungsi

dari suhu (T)-tekanan (P) dan kimia batuan asal
(Protolith)

Protolith yang berbeda akan menghasilkan

himpunan minarel berbeda meskipun berada pada
suhu-tekanan (facies metamorphism) yang sama
 TEKSTUR & STRUKTUR

1. Catatan: kristal tumbuh dalam kondisi padat

kemiripan dgn tekstur batuan beku

tidak berarti mempunyai kesamaan genesa

2. Bentuk mineral

Euhedral idioblastik
Anhedral xenoblastik
 TEKSTUR & STRUKTUR

1. Catatan: kristal tumbuh dalam kondisi padat

kemiripan dgn tekstur batuan beku

tidak berarti mempunyai kesamaan genesa

2. Bentuk mineral

Xenoblastic garnet Idioblastic garnet

 TEKSTUR & STRUKTUR

3. Crystalloblastic series urut-urutan idioblastik

mineral yg mempunyai tingkat urutan idioblastik

lebih tinggi cenderung akan membentuk permukaan
kristal euhedral ketika berada bersama mineral
lainnya yg urutan idioblastiknya lebih rendah
 TEKSTUR & STRUKTUR

3. Crystalloblastic series urut-urutan idioblastik

Most Euhedral
Rutile, sphene, magnetite
Tourmaline, kyanite, staurolite, garnet, andalusite
Epidote, zoisite, lawsonite, forsterite
Pyroxene, amphiboles, wollastonite
Micas, chlorite, talc, stilpnomelane, prehnite
Dolomite, calcite
Scapolite, cordierite, feldspar
Quartz
Least Euhedral
 TEKSTUR & STRUKTUR

4. Porfiroblast (porphyroblasts)

Kristal berukuran kasar berada

bersama-sama dengan mineral
lainnya yang berukuran lebih
kecil.

Kristal yg mempunyai energi

nukliasi (nucleation energy) yg
lebih besar akan tumbuh menjadi
kristal kasar porfiroblast
a Garnet porphyroblasts

Spotted phyllite with small

porphyroblasts of cordierite develop
in a preexisting phyllite.
(Winter, 2001. An Introduction to
Igneous and Metamorphic Petrology)
An almandine-garnet growing as a porphyroblast in a quartzitic gneiss. This particular
garnet measures 3 cm. Location: Paraiba, Brazil
 TEKSTUR & STRUKTUR

5. Poikiloblast
Mineral yang mempunyai banyak inklusi (mineral
lainnya) di dalamnya.
Disebabkan karena perbedaan kecepatan
rekristalisasi sehingga suatu mineral melingkupi
mineral-mineral lainnya yg lebih kecil disekelilingnya.
 TEKSTUR & STRUKTUR

6. Non-foliasi

Granoblastik
Mainly large mineral grains that have crystallised at the same
time, and therefore, penetrate each other (e.g. quartzite).

Hornfels
Compact, finely grained rock that shatters into sharply
fragments (e.g. hornfels).
 Recrystallization:
Minimization of interfacial free energy by minimizing surface area

Quartz sandstone Quartzite

Recrystallization
Crack

Crack Crack
Quartz grain
 Marble

Quartzite
 TEKSTUR & STRUKTUR

6. Non-foliasi

Decussate
The rock shows randomly oriented interlocking tabular/prismatic
mineral

Because muscovite has a strong tendency to form

tabular crystals with well-developed basal {001}
faces, the texture is not granoblastic-polygonal, but
consists of randomly-oriented interlocking flakes.
 TEKSTUR & STRUKTUR

7. Foliasi

a. Compositional layering
b. Preferred orientation of platy minerals
c. Shape of deformed grains
d. Grain size variation
e. Preferred orientation of platy minerals
in a matrix without preferred
orientation
f. Preferred orientation of lenticular
mineral aggregates
g. Preferred orientation of fractures
h. Combinations of the above
Mika yang berjajar
METAMORPHIC ROCKS FOLIATION STRUCTURES

SLATY
Finely crystalline rock in which minerals, such as mica, are ali gned paralle to
one another, which means that the rock splints readlily along the mica
cleavage planes (e.g. slate).

SCHISTOSE
Minerals such as mica, chlorite and hornblende are aligned in easily visible
parallel bands and, because of their platy alignment, the rock s plits easily (e.g.
schist).

GNEISSOSE (Banding)
Characterised by a coarse foliation in well-defined bands with individual
bands several centimetres across -- indeed, the foliation may wrap aound
larger crystals, as in Augen gneiss -- and all the minerals are coarsely granular
and readily identifiable (e.g. gneiss).
Slate

Phyllite

Schist
Gneiss
Schist
Augen gneiss
 Analysis of Deformed Rocks

Progressive development (a - c) of a crenulation

cleavage for both asymmetric (top) and symmetric
(bottom) situations. From Spry (1969)
Metamorphic Textures. Pergamon. Oxford.
Folded Eclogite
Pre-kinematic crystals

a. Bent crystal with

undulose extinction
b. Foliation wrapped
around a porphyroblast
c. Pressure shadow or
fringe
d. Kink bands or folds
e. Microboudinage
f. Deformation twins

From Spry (1969) Metamorphic

Textures. Pergamon. Oxford.
 Syn-kinematic crystals
Spiral Porphyroblast

Traditional interpretation of spiral S i train in which a porphyroblast is rotated by shear

as it grows. From Spry (1969) Metamorphic Textures. Pergamon. Oxford.
 Post-kinematic crystals
a. Helicitic folds b. Randomly oriented crystals c. Polygonal arcs
d. Chiastolite e. Overgrowth on snowball f. Random aggregate
pseudomorph

From Spry (1969)

Metamorphic
Textures.
Pergamon. Oxford.
Interpreted sequential development of a polymetamorphic rock. From
Spry (1969) Metamorphic Textures. Pergamon. Oxford.
Interpreted sequential development of a polymetamorphic rock. From
Spry (1969) Metamorphic Textures. Pergamon. Oxford.
Interpreted sequential development of a polymetamorphic rock. From
Spry (1969) Metamorphic Textures. Pergamon. Oxford.
Phyllite (Karangsambung)
 TEKSTUR & STRUKTUR

8. Cataclastic

- Mechanical fragmentation and sliding, rotation of

fragments

- Crush, break, bend, grind, kink, deformation twins,

undulose extinction, shredding of micas, augen,
mortar, etc.
BREKSI SESAR (photo by Joko Soesilo)
 c

Progressive mylonitization of a granite. From Shelton (1966).

Geology Illustrated. Photos courtesy John Shelton.
 TEKSTUR & STRUKTUR

9. Relict textures
Inherited from original rock
Blasto- = relict
Any degree of preservation
Pseudomorphs of minerals or pre-
metamorphic textures/structures
Remnants of ophitic texture in low-grade
metamorphic rock (greenschist facies: chlorite,
epidote, quartz)
 Pyroxene
(augite) Actinolite

Quartz
vein

Remnants of augite overprinted by small amount of actinolite.

 Klasifikasi Batuan Metamorfik
Terdapat beberapa kriteria untuk penamaan dan klasifikasi batuan metamorf

1.Batuan asal
2.Mineralogi metamorfik
3.Tekstur metamorfik
4.Tekstur dan mineralogi
5.Nama spesial
Klasifikasi Berdasar batuan asal

Batuan Asal Batuan Metamorf

Basalt Metabasite

Limestone Marble
Argillaceous or
Metapelite
claystone
Arenaceous or
Metapsammite
sandstone
METAPSAMIT
(META BATUPASIR)
MARBLE (MARMER)
Klasifikasi Berdasar Mineralogi

Komposisi Utama Batuan Metamorf

Quartz Quartzite
Hornblende Hornblendite
Serpentine Serpentinite
SERPENTINIT
Klasifikasi berdasar Tekstur

Ukuran mineral
Tekstur
halus Medium kasar
granulit granulit
Tidak berfoliasi atau sedikit marmer marmer
hornfels
foliasi kuarsit kuarsit
amfibolit
berfoliasi Slate, filit sekis genis
Sangat berfoliasi augen
filonit milonit
tergeruskan gneiss
 FOLIASI

TIDAK YA

UKURAN BUTIR UKURAN BUTIR

Sedang-halus Kasar Sangat Halus Halus Sedang Kasar

Slaty Cleavage Schistosity Gneissore

Keras? Mineral Utama? Keras?

YA Amfibol Kalsit Kuarsa Garnet Feldspar Kehijauan Pucat

Piroksen Piroksen Kataklstik

Hornfels Amfibolit Marmer Kuarsit Eklogit Granulit Slate Filit Milonit Sekis Genis
filonit
Migmatik
GNEISS
MILONIT
Klasifikasi Penamaan Khusus

Komposisi mineral Batuan Metamorf

Genis, (Quartz-Fels) Migmatit

Feld, Px, Amf, Grt Granulit

Grt, CPx (Omf), Eklogit

Car, Grt, Ol, Amf, Di Skarn

Klorit, epidot, amf. Sekis hijau

Glaukofan, krosit Sekis biru

 Name Deskripsi
-hijau, berfoliasi, foliated metabasite
Greenschist
Nama khusus batuan metamorfik
-umumnya berkomposisi klorit, epidot dan aktinolit
- gelap, kelabu lilak, berfoliasi, jarang benar-benar biru
Blueschist
- mengandung glaukofan / krosit
- Disusun oleh hornblende dan plagioklas,
- Dengan berbagai mineral asesori
Amphibolite
- dapat berupa metabasit (ortho-amphibolite) atau
-______metasedimen (para-amphibolites)
- hijau, hitam atau batuan kemerahan yang disusun terutama oleh serpentinit.
Serpentinite
- Umumnya berasal dari batuan ultramafik.
- Batuan metabasit berkomposisi garnet dan omfasit (Piroksen klino) tanpa
Eclogite
plagioklas. Mineral asesori umumnya: kuarsa, kianit, amfibol, zoisit, rutil dll.

- Dicirikan dengan kehadiran mineral ekuidimensional (poligonal) pada semua

Granulite
mineral. Terdiri dari feldspar, piroksen, amfibol dan kadang kuarsa.

- Suatu percampuran batuan sekis atau genis dengan urat-urat granitoid (materi
Migmatite
feldspatokuarsa)

- Hasil metasomatisme dimana Si, Al, Fe dan Mg ditambahkan oleh suatu intrusi.
Marmer tidak murni dan mengandung glosularit, epidot. Tremolit
Skarn
- Terbentuk oleh perubahan komposisi pada batuan induknya yang berdekatan
dengan kontak batuan beku.
EKLOGIT
Batuan metamorfik berkomposisi terutama garnet dan
Omfasit (piroksen klino hijau), tanpa plagioklas dengan
Sedikit kuarsa, kianit, amfibol, zoisit dan rutil
EKLOGIT
MIGMATIT
Batuan metamorfik sekis atau genis berselang seling dengan urat-urat
batuan beku berkomposisi feldspar-kuarsa
GRANULIT
Batuan metamorfik bercirikan textur granoblastik, berukuran seragam,
kristal sempurna poligonal, mineral paragenesis suhu tinggi (feldspar,
piroksen, amfibol)
GRANULIT PIROKSEN
Penamaan dari beberapa kriteria

Tekstur Komposisi Mineral Batuan Metamorf

Sekis Mika, Kuarsa Sekis-mika

Hornfelsik Kuarsa, Amf Hornsfels-kuarsa-amf

Mika, Andalusit
Spoted slate
Slaty cleavage Car, Gn,Ol,Amf,Di
Skarn
Metamorphic Facies
(Photo Gallery)
 Gradien geotermal tinggi

Gradien geotermal rendah

 Metamorfisme kontak
(thermal metamorphism)

Andalusite hornfels
Hornfels
Hornfels
Rocks close to a large igneous intrusion are heated to high temp eratures but
not deformed. Their minerals change, but they tend not to develo p a new
banding or cleavage. This makes a hard, fine -grained rock called a hornfels.
This example, a pyroxene hornfels, was formed from a basalt lava. The
minerals are plagioclase, pyroxene, and an opaque oxide. Field o f view 2.5 mm.
Hornfels
Rocks close to a large igneous intrusion are heated to high temp eratures but not deformed.
This makes a hard, fine-grained rock called a hornfels. This example was a fine-grained
sedimentary rock, and the horizontal banding is the original sed imentary layering. There are
many small mica flakes, but they do not lie parallel to one anot her, as they would in a schist.
Field of view 2.5 mm.
Prehnite-pumpellyite facies.
This sample contains prehnite
and pumpellyite.
Metamorfisme tekanan sedang
(gradien geothermal tinggi)

Mineral khas penciri (mineral index)

- suhu rendah hingga tinggi

1. Andalusit
2. Sillimanit
3. Staurolit
4. Kordierit
5. Hornblende
6. Biotit
7. Hipersten
8. Diopsid - Augit
9. K Feldspar
Greenschist facies (chlorite, epidote, actinolite)
Amphibolite facies (plagioclase, hornblende, and quartz)
Metamorfisme tekanan tinggi
(gradien geothermal rendah)

Mineral khas penciri (mineral index)

- suhu rendah hingga tinggi

1. Glaukofan Krosit (solid solution)

2. Garnet (almandin, pirop)
3. Omfasit (piroksen klino hijau)
4. Rutil
5. Fenjit (phengite)
6. Kyanit
7. Aragonit
Blueschists in Bantimala area, Sulawesi
Photo by Joko Soesilo
Blueschists in Bantimala area,
Sulawesi
Photos by Joko Soesilo
 Eclogite, Sulawesi
Photo by Joko Soesilo
 Granulite facies

Eclogite facies (garnet,

quartz, omphacite,
and orthopyroxene)
Blueschist facies (glaucophane, lawsonite, and garnet)