Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1 Maret 2010
Anisti
Mahasiswa Magister Komunikasi Universitas Sahid
Staf Pengajar Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Abstract
The basic nature of man to recognize and be recognized yields the concept of knowledge. By
employing his five senses and intelligence, man discovers the essence of knowledge based on the
objects that he observes and changes it into a new one. Mans curiosity leads him to a philosophy a
manner of thinking, a tendency of asking thoroughly and radically, to seek the fundamental truth about
anything.
By philosophizing hence, emerge philosophy-based sciences. It was such a great influence of
philosophy toward science that a famous quote even states the mother of all science is philosophy.
Reaching the 20th century, there are numerous sciences with their own philosophy, in which man uses
language to communicate and creates a social dynamics. What once was an understanding of
knowledge and science it now becomes a communication science.
I. PENDAHULUAN
Manusia diciptakan memiliki akal menurut Soetriono dalam bukunya filsafat
dan budi yang sangat tinggi dibandingkan ilmu dan metodologi penelitian bahwa
dengan makhluk lain. Dengan panca indera pengetahuan adalah hasil dari tahu (2007;9)
yang dimiliki olehnya berupa mata untuk Berdasarkan pendapat diatas penulis
melihat, hidung untuk mencium bau, dan melihat adanya keingintahuan besar manusia
telinga untuk mendengar serta tangan untuk pada suatu objek, dan kesadaran manusia
meraba, maka manusia melakukan hubungan untuk ingin mengetahui sesuatu tidak dibatasi
sosial di dunia ini. Apa yang dilihat, dicium oleh hasratnya untuk terus ingin mengetahui
dan dirasa menumbuhkan rasa ingin tahu lebih dalam. Saat manusia puas atas apa yang
manusia, maka disaat itu manusia sudah diketahuinya akan hilang kepuasannya apabila
tumbuh rasa ingin tahu akan sesuatu yang hasrat ingin tahu lebih kuat karena terus
dirasakan dengan panca inderanya. menimbulkan sebuah pertanyaan. Menurut
Karena manusia juga memiliki akal Soetriono .untuk memuasakan keingin
budi yang sangat tinggi dari makhluk lain, tahuannya itulah maka ia bertanya. Jika
maka manusia tidak akan puas dengan sekadar akhirnya ia tahu, merasa terpenuhi
tahu akan sesuatu hal, rasa ingin tahu manusia keinginannya itu, sehingga untuk sementara
yang menuntut manusia untuk mencari puaslah ia. Karena yang ada disekeliling
jawaban dari rasa ingin tahunya. manusia itu banyak sekali, maka kekaguman
Fenomenai ini menunjukan bahwa dan keheranan itu serasa tidak ada habisnya,
pengetahuan terbentuk dari rasa ingin tahu maka terus meneruslah ia bertanya, kepada diri
manusia seperti yang dikatakan oleh Surajio sendiri maupun orang lain. Pertanyaan kepada
dalam bukunya filsafat ilmu dan diri sendiri akan dijawab dengan melakukan
perkembangannya di Indonesia yang penyelidikan. Semakin banyak yang diselediki,
mengatakan Pengetahuan adalah suatu istilah semakin banyak hasil tahunya, dan semakin
yang dipergunakan untuk menuturkan apabila besar rasa kepuasannya. Tetapi, semakin
seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal banyak dan makin mendalam yang
yang menjadi pengetahuannya adalah selalu diketahuinya.Biasanya makin besar pula
terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang usahanya untuk tahu. Rasa ingin tahu manusia
diketahui, serta kesadaran mengenai hal yang akan berakhir pada akhir kesadarannya.
ingin diketahuinya itu. (2007;26). Sedangkan (2007;7)
JURNAL KOMUNIKASI VOL. I NO. 1 Maret 2010
tergantung pada daya tariknya. Kehadiran suatu organisme yang teratur dalam diri
dan durasi suatu minat biasanya bersaing seseorang . Pikiran mengatur :
dengan minat lainnya, sehingga paling 1) Melalui kesadaran yang sudah
tidak seseorang memiliki banyak minat menjadi. Kesadaran adalah suatu
pada perhatian yang terarah. Minat-minat kondisi dan fungsi mengetahui secara
ini ada dalam banyak cara. Ada yang bersama.
dikaitkan dengan kepentingan jasmaniah, 2) Melalui intuisi yakni kesadaran
permintaan lingkungan, tuntutan penampakan dalam setiap kehadiran;
masyarakat, tujuan-tujuan pribadi, 3) Manakala ia mengatasi setiap
konsepsi diri, rasa tanggung jawab, rasa kehadiran melalui kesenjangan
kebebasan bertindak, dan lain-lain. Minat ketidaktahuan dalam penampakan
terhadap objek cenderung melibatkan untuk menghasilkan kesadaran lebih
komitmen, kadangkala komitmen ini lanjut seperti rasa bangun tidur.
hanya merupakan kelanjutan atau 4) Melalui panggilan untuk
menyertai pengamatan terhadap objek. memunculkan objek, dan berperan
Minatlah yang membimbing seseorang serta dalam pembentukan objek-
secara alamiah untuk terlibat ke dalam objek ini dari sesuatu yang
pemahaman pada objek-objek. mendorong untuk diatur melalui otak.
c. Percaya (belevies); manakala suatu objek 5) Melalui pengingatan dan mendukung
muncul dalam kesadaran, biasanya objek- penampakan pada objek-objek yang
objek itu diterima sebagai objek yang hadir, minat, dan proses.
menampak. Kata percaya biasanya 6) Melalui pengantisipasian, peramalan,
dilawankan dengan keraguan. Sikap dan menjadikan kesadaran terhadap
menerima sesuatu yang menampak objek-objek yang diramalkan;
sebagai pengertian yang memadai setelah 7) Melalui proses generalisasi, yaitu
keraguan, dinamakan kepercayaan. dengan mencatat kesamaan di antara
d. Hasrat (disires); kodrat hasrat ini berbagai objek dan menyatakan
mencakup kondisi biologis serta dengan tegas tentang kesamaan itu.
psikologis dan interaksi dialektik antara 8) Menyesuaikan (adapts);
tubuh dan jiwa. Karena pikiran menyesuaikan pikiran sekaligus
dibutuhkan untuk aktualisasi hasrat. Kita melakukan pembatasan-pembatasan
dapat mengatakannya sebagai hasrat yang dibebankan pada pikiran melalui
pikiran. Tanpa pikiran tidak mungkin ada kondisi keberadaan yang tercakup
hasrat. Beberapa hasrat muncul dari dalam otak dan tubuh di dalam fisik,
kebutuhan jasmaniah seperti nafsu makan, biologis, lingkungan sosial dan
minum, istirahat dan lain-lain. Beberapa kultural serta keuntungan yang
hasrat juga bisa timbul dari pengertian terlihat pada tindakan, hasrat, dan
yang lebih tinggi seperti hasrat diri, kepuasan.
keinginan pada objek-objek, pada orang 9) Menikmti (enjoys); pikiran-pikiran
lain, kesenangan pada binatang, tumbuh- mendatangkan keasyikan. Orang yang
tumbuhan, dan proses interaktif. asyik dalam menekuni suatu
Beberapa hasrat juga bisa timbul dari persoalan, ia akan menikmati itu
ketertarikan pada tindakan, pengaruh, dalam pikirannya.(Surajiyo, 2007;26)
pengendalian, dan ketertarikan pada Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat
kesenangan dan rasa keamanan. bahwa hal tersebut yang membuat manusia
e. Maksud (intends); kendatipun memiliki terus menerus menggunakan pikirannya
maksud ketika akan mengobservasi, terhadap suatu objek yang diamatinya, karena
menyelidiki, mempercayai dan berhasrat, kesadarannya untuk mengetahui objek tersebut
namun sekaligus perasaannya tidak secara lebih mendalam yang akhirnya
berbeda atau bahkan terdorong ketika menimbulkan pengetahuan merupakan sifat
melakukannya. dasar manusia dalam memanfaatkan panca
f. Mengatur (organizes); setiap pikiran dalah indera dan akal budinya.
2. Terjadinya Pengetahuan
Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam
JURNAL KOMUNIKASI VOL. I NO. 1 Maret 2010
publisistik menyelidiki hidup manusia serta bertujuan merupakan suatu pengetahuan yang
pembentukan manusianya (menschliche memberi penilaian terhadap masyarakatnya.
zweckformung) karena proses pembentukan Karena itu tidak mungkin ilmu komunikasi
manusia adalah proses yang tidak akan atau publisitik seperti juga halnya dengan ilmu
berakhir selama manusia hidup. Ilmu politik, ilmu negara menjadi
Publisistik meneliti manusia tidak sebagai wertreiewissenschaft yaitu Ilmu yang bebas
individu tetapi dalam masyarakatnya serta dari nilai-nilai. Sebagai suatu ilmu yang juga
usaha manusia dalam pembentukan menilai pendapat dan ideologi dalam
masyarakat karena itu maka ilmu publisistik masyarakat, maka ilmu komunikasi atau
adalah suatu ilmu budaya. Ilmu Publisitik publisitik tidak bebas dari penentuan norma-
sebagai ilmu rohaniah (geisteswissenschaft) norma walaupun bertujuan berdiri diatas
dan ilmu kenyataan (wirklichkeitwissenchaft) ideologi-ideologi dan hanya mempunyai satu
memperlihatkan banyak persamaan dengan tujuan, yaitu tujuan mengabdi seluruh
sosiologi, yaitu ilmu yang meneliti masyarakat.
perkembangan dalam masyarakat, yaitu faktor Berdasarkan ini pula, maka ilmu
mental, budaya mempunyai peranan yang komunikasi atau publisistik adalah suatu
penting. normative wissenchaft atau ilmu yang
Pengakuan suatu ilmu terutama dalam normatif. Sebagai suatu ilmu yang normatif ia
ilmu sosial adalah karena adanya tradisi dan tidak berbeda dengan theologia dan ilmu
kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini ilmu politik.
komunikasi atau publisistik dapat memenuhi Dengan berpangkal pada topik atau
kedua syarat tadi, yaitu sebagai kelanjutan isu, yaitu pengumpulan pendapat yang
tradisi retorika seperti yang diajar oleh berbeda-beda dan fakta yang bermacam-
Sokrates dan Plato, dan diperlukan masyarakat macam, lmu komunikasi atau publisistik
massa modern. Keperluan ini terutama seperti mencari sistematika penyelesaian pendapat
halnya dengan ilmu politik didasarkan atas dalam masyarakatnya. Berdasarkan
keinginan menemukan suatu lembaga yang pengetahuannya menarik kesimpulan dan
berdiri di atas aliran-aliran yang terdapat menyatakan apakah cara dan sistem suatu
dalam masyarakat berada dalam pertentangan masyarakat menyelesaikan persoalannya
satu sama lain dalam mencari pembentukan adalah benar atau salah. Sistem kerja semacam
masyarakat yang sesempurna mungkin. itu tidak berbeda dengan umpamanya ekonomi
Publisistik dalam hal ini, bersikap sejajar sebagai ilmu pengetahuan.
dengan ilmu politik yaitu dengan meneliti Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan
secara obyektif kemungkinan bagaimana ini, maka ilmu komunikasi atau publisitik juga
pendapat-pendapat yang bertentangan dan tidak dapat melepaskan diri dari
bersaingan ini dapat dipertemukan dengan perkembangan sejarah suatu bangsa. Sehingga
struktur masyarakatnya (Susanto, 1995;44) publisistik merupakan suatu
Terutama dalam menyelidiki Geschichtswissenchaft. Pengetahuan sejarah
pendapat-pendapat yang tersebar maka Ilmu dalam hal ini, hanya merupakan pembantu
komunikasi atau publisitik tidak saja untuk ilmu komuniksi atau publisistik tetapi
memperhatikan pendapat yang diutarakan, bukan aspek pokoknya.
tetapi juga pikiran-pikiran dibelakang setiap Sebagai suatu ilmu sosial, Ilmu
ucapan atau penyebaran untuk mengetahui komunikasi atai publisistik mencoba untuk
beberapa baik suatu tindakan atau suatu mengerti seluk-beluk persoalan masyarakat. Di
pendapat bagi masyarakatnya. Berdasarkan samping memberi penilaian, maka permulaan
penyelidikan dan sikap berdiri di atas sistem kerjanya adalah mengerti pertauatan
golongan-golongan. Diharapkan adanya masyarakat dan pendapat serta persoalannya.
pendapat yang obyektif, karena pada Ilmu komunikasi atau publisistik
umumnya media massa sendiri telah dikuasai mencari Sinneszusammenhng atau kesatuan
atau dipengaruhi oleh pendapat-pendapat hubungan makna untuk berdasarkan hasil
khusus. penyelidikannnya memberi penerangan
Memang benar, tidak ada ilmu sosial sebaik-baiknya kepada media massa dan
yang bebas dari nilai, akan tetapi dalam hal ini masyarakat luas (Susanto,1995;46)
ilmu komunikasi atau publisistik ingin dan Berdasarkan paparan penjelasan
JURNAL KOMUNIKASI VOL. I NO. 1 Maret 2010
diatas penulis berpendapat bahwa ilmu memasuki dunia dewasa dari pada
komunikasi atau publisistik adalah ilmu sebelumnya.
pengetahuan yang bertujuan membantu Akibat dari gabungan faktor pengaruh
manusia atau masyarakat dalam mencari jalan mendalam dengan pengaruh meluas dari media
keluar dari persoalan yang terjadi ditengah massa atas kehidupan manusia. Dapat dilihat
masyarakat serta memberi jawaban dari bahwa dalam dunia sosial terbentuk suatu
kejadian tersebut melalui media massa. struktur baru dengan dinamika yang tinggi.
Ilmu Komunikasi atau Publisistik Keuntungan dari media massa dalam alam
sendiri sebagai ilmu pengetahuan tidak boleh yang sedang mengalami proses disintegrasi
mempunyai kepentingan golongan tetapi dengan cepat. Media massa sebagai produsen
bertujuan mengabdi kepada seluruh barang konsumsi massa. Mempunyai peranan
masyarakat dan ilmu komuniksi atau sebagai penghubung kembali dan
publisistik sebagai ilmu perlu dikembangkan mengakibatkan terbentuknya proses
dengan jujur dan bertanggungjawab oleh homogenisasi dalam kebudayaan. Dimana
manusia yang menjalankannya. Sebagai ilmu media menjadi mekanisme pembentukan
maka sekurang-kurangnya obyektivitas ilmiah kebudayaan baru dan kebudayaan ini dibawa
sikap ini harus dapat diharapkan. oleh para penyari program atau isi medi massa.
Penulis juga akan mencoba Dari penjelasan tentang pengetahuan
memberikan pemahaman tentang Ilmu dan ilmu pengetahuan serta terapannya dalam
Komunikasi/publisitik sebagai ilmu komunikasi terlihat fenomenlogi yang jelas
pengetahuan yang dilihat dari sudut pandang mengenai muculnya sebuah pengetahuan dan
ilmu sosial ilmu pengetahuan manusia dimana
fenomenologi berasal dari bahasa yunani yang
3. Ilmu Komunikasi atau Publisistik berarti sesuatu yang tampak atau gejala.
sebagai Ilmu Sosial Fenomenologi adalah suatu aliran yang
Pengaruh utama dari media massa adalah membicarakan tentang segala sesuatu yang
mendalam maupun meluas Erich Feldmann menampakkan diri, atau suatu aliran yang
dalam Neue Studien Zur Theorie Der Massen membicarakan tentang gejala (Peursen,1985)
Medien membedakan antara pengaruh media Maka dari penjelasan yang sudah
secara vertikal atau mendalam yang meliputi dipaparkan dapat membuka pemahaman
bidang emosi, kehidupan jiwa dan penulis dimana ilmu komunikasi merupakan
pembentukan kepribadian sesuai dengan sebuah ilmu pengetahuan baru yang muncul
rangsangan yang diterima. Pengaruh (impact) dari perkembangan-perkembangan ilmu
mendatar tercerminkan dalam pribadi yang pengetahuan yang sebelumnya. Hal ini
dipengaruhi oleh media massa yang didasarkan padan terbentuk struktur pikiran
menyebabkan perubahan kehidupan sosial, manusia serta pengalaman indera, nalar,
kehidupan dalam alam pekerjaan dan keluarga otoritas, intuisi, wahyu, dan keyakinan.
sendiri sangat dipengaruhi oleh media. Sehingga sampai sekarang ilmu komunikasi
Pengaruh sosial meliputi : sebagai ilmu berkembang dengan pesat.
a. Pergeseran dalam stratifikasi dengan
mengadakan modifikasi ketertiban sosial.
b. Lebih cepatnya pemuda-pemuda III. KESIMPULAN
Jadi dapat dikatakan pengetahuan (enjoys). Sebagai alat untuk mengetahui
adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, terjadinya pengetahuan menurut John Hospers
atau segala perbuatan manusia untuk dalam bukunnya An Introduction
memahami suatu objek yang dihadapinya, atau Philosophical Analysis mengemukakan
hasil usaha manusia untuk memahami suat terdapat enam hal yang perlu diketahui yaitu
objek tertentu. Terdapat delapan hal penting sebagai pengalaman indra, nalar, otoritas,
yang berfungsi membentuk struktur pikiran intuisi, wahyu, dan keyakinan. Ilmu adalah
manusia dalam memahami sesuatu objek akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
tertentu yaitu mengamati (observes), hubungan sebab-akibat dari suatu obyek
menyelidiki (inquires), percaya (belevies); menurut metode-metode tertentu yang
hasrat (disire), maksud (intends), mengatur merupakan suatu kesatuan sistematis.
(organizes), menyesuaikan (adapts), menikmti Filsafat suatu ilmu merupakan
JURNAL KOMUNIKASI VOL. I NO. 1 Maret 2010
landasan pemikiran dari ilmu yang kebenaran. Sebenarnya setiap ilmu ditujukan
bersangkutan, titik tolak bagaimana ilmu itu pada mencapai kebenaran serta pengabdiannya
bermaksud mencapai tujuannya yaitu kepada umat manusia. Dengan cara ataupun
jalan bagaimna masing-masing ilmu
untuk mencapai tujuan ini adalah berbeda- DAFTAR PUSTAKA
beda.
Dengan berpangkal pada topik atau Dua, Mikhael. 2007. Filsafat Ilmu
isu, yaitu pengumpulan pendapat yang Pengetahuan Telaah Analitis,
berbeda-beda dan fakta yang bermacam- Dinamis, dan Dialektis, Ledalero
macam Ilmu komunikasi atau publisistik Maumere : Univ. Atma Jaya.
mencari sistematika penyelesaian pendapat
dalam masyarakatnya, yaitu berdasarkan Soetriono, MP dan Hanfie, Rita. 2007. Filsafat
pengetahuannya menarik kesimpulan dan Ilmu dan Metodologi Penelitian,
menyatakan apakah cara dan sistem suatu Yogyakarta : Andi.
masyarakat menyelesaikan persoalannya
adalah benar atau salah. Sistem kerja semacam Susanto, Phil Astrid S, 1995. Filsafat
itu tidak berbeda dengan ilmu ekonomi Komunikasi, Bandung : Bina Cipta.
sebagai ilmu pengetahuan. Maka berdasarkan
fenomenologi yang dipahami mengenai Surajiyo, 2007. Filsafat Ilmu dan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan, jelas Perkembangannya di Indonesia Suatu
bahwa ilmu komunikasi merupakan ilmu Pengantar, Jakarta : Bumi Aksara.
pengetahuan yang memiliki sistematika ilmu
yang dapat dipertanggungjawabkan. Peursen, C.A. Van, Diterjemahkan oleh J.
Drost, 1985. Susunan Ilmu
Pengetahuan Sebuah Pengantar
Filsafat Ilmu, Jakarta : PT Gramedia.
9
JURNAL KOMUNIKASI VOL. I NO. 1 Maret 2010
10