Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Danastri Parimitha/1406605004
3. Haries Setiadi/1406532154
4. Nadine Hafiza/1406532116
5. Dini Kemala/1406532261
Kelompok : B2
Nilai : Paraf :
A. TUJUAN
Menentukan lokasi titik koordinat dari perhitungan atau perencanaan ke
lapangan.
B. DASAR TEORI
Construction surveying adalah proses mentranslasi suatu perencanaan
konstruksi ke lapangan yang sebenarnya. Dalam sebuah perencanaan
konstruksi, pertama-tama dibutuhkan suatu pemetaan atau mapping.
Pengukuran ini dibuat pada awal konstruksi dengan tujuan untuk mengetahui
elevasi, posisi horizontal, dimensi, dan konfigurasi bangunan.
Construction stake out adalah pengaplikasian suatu perencanaan konstruksi
ke lapangan. Staking out dilakukan oleh engineer, planner, atau arsitek.
Dengan melakukan staking out, dapat divisualisasi posisi dan dimensi dari
konstruksi yang akan dibangun. Untuk itu akurasi yang tinggi dibutuhkan
dalam proses ini.
Untuk mengetahui area dari suatu poligon dapat dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1. Metode Matematis
a. Koordinat
b. Trapezoidals Rule
2. Metode Grafis
a. Menggunakan bantuan bujur sangkar
b. Menggunakan bantuan segi tiga
3. Metode Mekanis
++
s=
2
1
A = ( ( )( )( ))2
Apabila yang diketahui adalah dua sisi dan satu sudut dari segitiga, dapat
digunakan rumus berikut.
1
A = 2 sin
1
A = 2 sin
1
A = 2 sin
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
C. PERALATAN
1. Pasak 6 buah
2. Rambu 1 buah
3. Teodolit + tripod
4. Meteran
D. PROSEDUR
1. Menentukan titik A, B, C, D, dan E dan sudut-sudut dari poligon.
2. Menentukan titik O atau benchmark.
3. Memasang dan mengatur tinggi teodolit pada tripod di titik O.
4. Mengatur nivo agar gelembung tepat di tengah lingkaran.
5. Menentukan sudut horizontal 00o0000 dan sudut vertikal 90o0000
untuk titik A.
6. Menembak rambu pada titik A dengan menggunakan teodolit sehingga
selisih pembacaan batas atas dan batas bawah rambu sesuai dengan jarak
yang telah ditentukan.
7. Memutar teodolit sehingga membentuk sudut horizontal dengan besar yang
telah ditentukan untuk titik lainnya.
8. Melakukan langkah 6 dan 7 untuk titik B, C, D, dan E.
E. DATA PRAKTIKUM
Tabel 5.1 Hasil pengukuran teodolit
Titik BA (dm) BB (dm) Selisih (m)
OA 14.00 13.50 5.00
OB 13.90 13.45 4.50
OC 13.55 13.15 4.00
OD 12.75 12.20 5.50
OE 14.20 13.50 7.00
Sumber: analisa praktikan
F. PENGOLAHAN DATA
Jarak dari titik O ke titik A, B, C, D, dan E dihitung dengan rumus
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
= 5.625 m2
1
A2 = 2 sin
1
= 2 (4.5)(4.0) sin(45)
= 6.36 m2
1
A3 = 2 sin
1
= (4.0)(5.5) sin(60)
2
= 9.53 m2
1
A4 = 2 sin
1
= 2 (5.5)(4.0) sin(120)
= 9.53 m2
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1
A5 = 2 sin
1
= 2 (4.0)(5.0) sin(105)
= 9.66 m2
ATotal = A1 + A2 + A3 + A4 + A5
= 5.625 + 6.36 + 9.53 + 9.53 + 9.66
= 40.705 m2
G. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Praktikum modul 11-Staking Out bertujuan untuk menentukan lokasi titik
koordinat dari perhitungan atau perencanaan ke lapangan. Proses mentransfer
titik-titik ini disebut sebagai staking out. Alat yang digunakan untuk staking
out yaitu teodolit.
Pertama-tama praktikan menentukan jarak dan sudut pada poligon. Titik-titik
pada poligon ini akan diaplikasikan ke lapangan. Kemudian praktikan
menentukan titik O sebagai benchmark dan memasang tripod pada titik
tersebut. Titik benchmark ini menjadi acuan dalam mengukur titik-titik
lainnya. Selanjutnya praktikan mengatur ketinggian teodolit dan memastikan
nivo yang terdapat pada teodolit tepat pada tengah lingkaran. Tujuan menyetel
nivo adalah untuk memastikan teodolit berada pada posisi horizontal terhadap
permukaan tanah. Kemudian salah satu praktikan memegang rambu di titik A
dan praktikan lainnya menembak rambu dengan teodolit. Ketika memegang
rambu, praktikan memastikan nivo yang terdapat pada rambu berada pada
tengah lingkaran agar rambu berada tepat 900 dari permukaan horizontal. Untuk
mendapatkan jarak yang diinginkan, praktikan menggunakan rumus
d (m) = (BA BB) x 10
Oleh karena itu, dalam membaca rambu, selisih batas atas dan batas bawah
merupakan jarak dari titik O ke titik-titik lainnya. Apabila selisih pada
pembacaan batas atas dan batas bawah belum sesuai dengan jarak yang
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
b. Analisis Hasil
Dari percobaan modul 11, didapat data batas atas dan batas bawah dari hasil
pembacaan rambu dengan menggunakan teodolit. Batas atas dan batas bawah
ini digunakan untuk menentukan jarak antara praktikan yang memegang
rambu dengan teodolit. Untuk mendapatkan jarak tersebut praktikan
menghitung selisih antara batas atas dan batas bawah kemudian mengalikan
angka tersebut dengan 10 agar hasil perhitungan dalam satuan meter. Selisih
yang terbaca untuk titik OA yaitu 5.0 m, sedangkan titik OB yaitu 4.50 m,
titik OC yaitu 4.00 m, titik OD yaitu 5.50 m dan titik OE yaitu 7.0 m.
Sedangkan sudut yang terbentuk yaitu AOB sebesar 30o, BOC sebesar 45o,
COD sebesar 60o, DOE sebesar 120o, dan EOA sebesar 105o.
Dari hasil perhitungan, praktikan membagi poligon menjadi lima segitiga
dan mendapat data luas dari masing-masing segitiga dengan menggunakan
rumus luas seditiga dua sisi dan satu sudut.
1
A1 = 2 sin
Kelima luas segitiga tersebut kemudian dijumlah untuk mendapat luas total
poligon. Luas segitiga AOB yaitu 5.625 m2, segitiga BOC yaitu 6.36 m2,
segitiga COD yaitu 9.53 m2, segitiga DOE yaitu 9.53 m2, dan segitiga EOA
yaitu 9.66 m2. Sedangkan luas total poligon yaitu 40.705 m2.
c. Analisis Kesalahan
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
H. KESIMPULAN
Jarak teodolit (titik O) dengan masing-masing titik yaitu
OA = 5.0 m
OB = 4.50 m
OC = 4.00 m
OD = 5.50 m
OE = 7.0 m
Luas segitiga dengan menggunakan rumus dua sisi dan satu sudut yaitu
AOB = 5.625 m2
BOC = 6.36 m2
COD = 9.53 m2
DOE = 9.53 m2
EOA = 9.66 m2
I. REFERENSI
Oregon Department of Transportation Geometronics Unit. 2000. Basic
Surveying Theory and Practice. Oregon
C. B. Breed and G. L. Hosmer, The Principles and Practice of Surveying,
11th ed. (New York: John Wiley & Sons, 1977). pp. 100-108
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
http://www.nylandsurveying.com/construction-layout-high-rise-
services.html
http://www.georgialandsurveying.com/builder-services/construction-
staking/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-ir-sunar-rochmadi-
mes/matematika-trigonometri.pdf
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/14931/mod_resource/content/4/Luas%
20dan%20Volume.pdf
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
J. LAMPIRAN