Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak yang
ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak
sekehendak hatinya atau impulsif. Gangguan hiperaktivitas atau kurang
konsentrasi adalah perilaku yang ditandai dengan kurang konsentrasi, sifat
impulsif dan hiperaktivitas. Gangguan hiperaktivitas diistilahkan sebagai
gangguan kekurangan perhatian yang menandakan gangguan-gangguan sentral
yang terdapat pada anak-anak yang sampai saat ini dicap sebagai menderita
hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficitand hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi
ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik
adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum
berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian,
hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat
berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya Mengatasi Problem
Anak Sehari-hari mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah:
Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang
anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi
dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah sebuah kondisi
yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda.

3
2.2 Etiologi
Berikut ini adalah factor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
a. Faktor neurologic
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan
masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distresfetal,
persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimiagravidarum atau eklamsia
dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu
faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang
terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden
hiperaktif. Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam
bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi
pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin
merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi.
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah
tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-
prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan
b. Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki
potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu,
kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang
merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga
dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
c. Faktor genetic
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga
dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan
saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga
terlihat pada anak kembar.
d. Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara
orang tua dengan anaknya.

4
2.3 Klasifikasi
Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :
a. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi).
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau
impulsif.Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan
ada pada anak perempuan. Anak dalam tipe ini memiliki cirri-ciri : tidak
mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan
konsentrasi, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun
dan dapat digambarkan sedang berada diawang-awang, tidak bisa diajak
bicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah,
pelupa dan kacau.
b. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa
memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak-anak kecil.
Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri berikut: terlalu energik, lari kesana
kemari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara, berisik. Ia
juga impulsif: melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja bertindak
tanpa pertimbangan, tak bisa menunda respons, tidak sabaran. Tetapi yang
mengherankan, sering pada saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian,
tetapi ternyata ia bisa mengikuti pelajaran.
c. Tipe gabungan (kombinasi).
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.
Kebanyakan anak-anak termasuk tipe seperti ini. Anak dalam tipe ini
mempunyai ciri-ciri berikut : kurang mampu memperhatikan aktivitas dan
mengikuti permainan atau menjalankan tugas, perhatiannya mudah terpecah,
mudah berubah pendirian, selalu aktif secara berlebihan dan impulsif.
Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada
seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak
menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak
hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan

5
atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan
perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka
seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan
namun tidak kunjung datang.

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinik yang dapat dilihat pada anak hiperaktif adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi awal anak hiperaktif umumnya terjadi pada anak usia taman
kanak-kanak atau sekolah dasar. Para guru mereka akan melaporkan bahwa
anak tersebut tidak dapat dikendalikan, tidak dapat duduk diam, memasuki
ruangan-ruangan serta mengganggu kegiatan anak-anak yang lain, suka ribut
dan tidak mempunyai perhatian, tidak bersedia mengikuti petunjuk atau
perintah yang diberikan, seolah-olah tidak mendengar, tidak mau belajar dari
kesalahan-kesalahan yang diperbuat dimasa lalu serta tidak memberikan
tanggapan terhadap peraturan yang ada.
b. Ukuran obyektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini
memperlihatkan aktivitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan
anak-anak control yang normal, tetapi gerakan-gerakan yang mereka lakukan
kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka selalu resah dan gelisah.
c. Mereka mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta
bersifat impulsif dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa
mempertimbangkan atau merenungkan akibat tindakan mereka tersebut.
d. Mereka mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi dan
secara emosional suasana hatinya sangat labil, beberapa menit terlihat
gembira, mendadak marah-marah dan ngambek serta mudah terangsang,
perhatiannya gampang teralihkan, tidak tahan fustasi, dan kurang dapat
mengontrol diri.
e. Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau
bertentangan, mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara sosial mereka
bersikap kaku, bersifat permusuhan dan negatif.

6
f. Mempunyai gambaran mengenai diri mereka sendiri yang buruk serta
mempunyai rasa harga diri yang rendah dan kerap kali mengalami depresi.
g. Mengalami kegagalan dalam akademik dan kadang perkembangan motorik
dan bahasanya juga terlambat, seperti ketidakmampuan belajar membaca,
matematika, mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka dapat
tertinggal 1-2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesungguhnya diharapkan
dari kecerdasan mereka yang diukur.
h. Apa yang dilakukan tidak satu pun diselesaikan, anak cepat sekali beralih dari
satu kegiatan ke kegiatan lainnya.
i. Gejala lainnya, adalah tidak mampu mengontrol gerakan, tidak bisa duduk
tenang, bergoyang-goyang, atau merosot hingga terjatuh dari tempat duduk
dan sepertinya tidak kenal lelah, seakan energinya digerakan oleh mesin,
kalau anak lain diam karena capek sehabis berlarian, ia paling cuma minum
lalu bergerak lagi.
Sedangkan menurut Betz, Cecily, 1996 dalam buku Ilmu Keperawatan Anak,
terdapat dua macam gejala hiperaktif, yakni gejala kurang konsentrasi dan gejala
hiperaktivitas impulsif, adalah sebagai berikut :
1. Gejala kurang konsentrasi meliputi :
a. Gagal memberi perhatian secara penuh pada hal-hal yang mendetail atau
membuat kesalahan sembrono dalam tugas-tugas sekolah, pekerjaan atau
aktivitas lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian pada tugas
atau aktivitas bermain.
c. Sering tampak tidak mendengarkan bila di ajak bicara langsung.
d. Sering tidak mentaati instruksi dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
rumah,tugas atau pekerkaan ditempat kerja (bukan karena sikap
menentang atau karena tidak mengerti intruksi).
e. Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas-tugas aktivitas.

7
f. Sering menghindar, tidak menyukai atau enggan terlibat dalam tugas-
tugas yang memerlukan usaha mental terus-menerus (seperti pekerjaan
sekolah atau pekerjaan rumah).
g. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk mengerjakan
tugas atau aktivitas (misal : mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau
alat-alat sekolah).
h. Sering mudah terdistraksi oleh stimulus luar.
i. Pelupa dalam aktivitas sehari-hari.
2. Gejala hiperaktivitas impulsive, meliputi :
a. Tangan dan kaki sering tidak bisa diam karena gelisah atau menggeliat di
tempat duduk.
b. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain atau
dalam situasi lain yang seharusnya tidak diperkenankan.
c. Sering berlarian atau memanjat berlebihan pada situasi yang tidak
semestinya.
d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam aktivitas
dalam waktu senggang dengan tenang.
e. Sering tampak repot atau sering seperti diburu-buru.
f. Bicara sering berlebihan.
g. Sering menjawab pertanyaan tanpa pikir sebelum pertanyaan belum
selesai.
h. Sering tidak sabar menunggu giliran.
i. Sering menginterupsi atau mengganggu orang lain (memotong
percakapan atau permainan orang lain)

8
2.5 Patofisiologi
Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan
konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang
meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan
biokimiawi. Anak pria yang hiperaktif, yang berusia antara 6 9 tahun serta yang
mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik
terhadap pengobatan-pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan
yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka,
sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur
dengan mempergunakan elektroensefalografi, potensialpotensial yang
diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini
mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan,
lingkup perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu
pengobatan serta perawatan, maka angkaangka laboratorik menjadi lebih
mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka
memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.

2.6 Komplikasi
a. Diagnosis sekunder sampai gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.
b. Pencapaian akademik kurang, gagal disekolah, sulit membaca dan
mengejakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).
c. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan
kata-kata yang diungkapkan).

9
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis
gangguan kekurangan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan
memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak
pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang
penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai
makna yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat
membantu di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada
anak itu.

2.8 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1. Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang
mengalami gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial
lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-
kebutuhan akademik dan psikososial anak yang bersangkutan, suatu
penjelasan yang terang mengenai keadaan anak tersebut haruslah
diberikan kepada kedua orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.
2. Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur
menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya
itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
3. Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah
dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat santai setelah
bermain terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat
dan keras.
4. Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara
menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang, permainan-
permainan yang keras dan jungkir balik.
5. Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa,
barang-barang yang membahayakan dan mudah pecah dihindarkan.

10
6. Teknik-teknik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu,
dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau
tanda sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku
mereka.
b. Medis
1. Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami
gangguan hiperaktif. Farmakologi yang sering digunakan adalah
dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium pemolin serta fenotiazin. obat
tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih sedikit.
Cara bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan mengadakan
modifikasi di dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang
perhatian, konsentrasi serta impulsivitas. Oleh karena respon yang akan
mereka berikan terhadap pengobatan tidak dapat diramalkan sebelumnya,
maka biasanya diperlukan suatu masa percobaan klinik, mungkin akan
dibutuhkan waktu 2-3 minggu dengan pemberian pengobatan setiap hari
untuk menentukan apakah akan terdapat pengaruh obat itu atau tidak.
2. Dosis :
Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar hanya
memberikan pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur
penderita.
a. Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia
masing-masing anak akan tetapi berat badan tidak berpengaruh
terhadap dosis.pada awalnya mereka diberikan 5 mg pada saat makan
pagi serta pada waktu makan siang. Jika tidak ada respon yang
diberikan maka dosis di naikan dengan 2,5 mg dengan selang waktu 3-
5 hari. Bagi anak-anak yang berusia 8-9 tahun dosis yang efektif
adalah 15-20 mg/24 jam. Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut
akan memerlukan dosis sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan
berlangsung selama 2-4 hari. Biasanya anak akan bersifat rewel dan

11
menangis. Jika pemakaian obat ini sudah berlangsung lama dan dosis
yang diberikan lebih dari 20 mg/jam rata-rata mereka akan mengalami
pengurangan 5 cm dari tinggi yang diharapkan.
b. Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan
(showreleased) secara sedikit demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10
mg dengan masa kerja selama 8-18 jam sehingga penderita hanya
membutuhkan satu dosis saja setiap hari, pada waktu sarapan pagi.
Dosisnya dalah kira sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar
antara 10-20 mg/jam.
c. Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal
sebesar 18,75 mg, untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah
tablet/minggu. Akan dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu untuk
menetapkan keefektifan obat tersebut. Efek samping dari obat tersebut
adalah berpengaruh terhadap fungsi hati, kegugupan serta kejutan otot
yang meningkat.
d. Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang
bersangkutan, efek samping : perasaan mengantuk, iritabilitas serta
distonia.
Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut diatas adalah
anoreksia dan penurunan berat badan, nyeri perut bagian atas serta sukar
tidur, anak akan mudah menangis serta peka terhadap celaan ataupun
hukuman, detak jantung yang meningkat serta penekanan pertumbuhan. Jika
terjadi hal demikian maka pengurangan dosis atau penghentian pengguanaan
obat-obatan perlu dihentikan.

12
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami Attention Deficyt
Hiperactivity Disorder (ADHD) antara lain :
1. Pengkajian riwayat penyakit
a. Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami
masalah saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai
anak berusia todler atau masuk sekolah atau daycare.
b. Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan
yang utama, seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku
overaktif atau bahkan perilaku yang membahayakan di rumah.
c. Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu
menghadapi perilaku anak.
d. Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk
mendisplinkan anak atau mengubah perilaku anak dansemua itu
sebagian besar tidak berhasil.
2. Penampilan umum dan perilaku motorik
a. Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyang-
goyang saat mencoba melakukannya.
b. Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain
dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
c. Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat
melakukan suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan
sebelum pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada
apa yang telah dikatakan.
d. Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke
topik yang lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tingkat
perkembangannya.

13
3. Mood dan afek
a. Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau
tempertantrum.
b. Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
c. Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak
memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.
d. Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan
perlawanan dan kemarahan.
4. Proses dan isi piker
Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk
mempelajari anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat
perkembangan.
5. Sensorium dan proses intelektual
a. Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau
persepsi seperti halusinasi.
b. Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi
tergangguan secara nyata.
c. Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2
atau 3 menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.
d. Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali menjawab,
saya tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi perhatian pada
pertanyaan atau tidak dapat berhenti memikirkan sesuati.
e. Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang
yang mampu menyelesaikan tugas.
6. Penilaian dan daya tilik diri
a. Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang
buruk dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak.
b. Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan
impulsif, seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang
tinggi.

14
c. Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak
kecil.
d. Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai
jika dibandingkan dengan anak seusianya.
e. Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari
sama sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang lain.
f. Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, tidak ada yang
menyukaiku di sekolah, tetapi mereka tidak dapat menghubungkan
kurang teman dengan perilaku mereka sendiri.
7. Konsep diri
a. Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapisecara
umum harga diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.
b. Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki banyak
teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di rumah,
mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka buruk.
c. Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri
sebagai orang yang buruk dan bodoh.
8. Peran dan hubungan
a. Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis maupun
sosial.
b. Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang
menyebabkan perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.
c. Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala
dan berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang
didiagnosis dan diterapi.
d. Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki
keberhasilan yang terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi tidak
terkontrol secara fisik, bahkan memukul orang tua atau merusak
barang-barang miliki keluarga.

15
e. Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara
fisik.
f. Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan
pengasuh atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak
yang mengalami ADHD yang meningkatkan penolakan anak.
9. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri
Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak
meluangkan waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat
duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur
juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku
ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.
B. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan
hiperaktif mencakup :
1. Rambut yang halus
2. Telinga yang salah bentuk
3. Lipatan-lipatan epikantus
4. Langit-langit yang melengkung tinggi serta
5. Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja
6. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis serta
permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang halus.
C. Pemeriksaan penunjang
1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan dapat menegakan diagnosis
gangguan hiperaktif. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan
memperlihatkan jumlah gelombang lambat yang bertambah banyak pada
elektroensefalogram (EEG). Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer
akan dapat membantu di dalam melakukan penilaian tentang
ketidakmampuan belajar pada anak.

16
2. Alat-alat berikut ini dapat untuk mengidentifikasi anak-anak dengan
gangguan ini.
a. Bebas dari distraksibilitas (aritmatika, rentang anka, dan pengkodean).
b. Daftar periksa gangguan (misal: Copeland symptom checklist for
attention. Defisit Disorders, attention Deficit Disorders Evaluation
Scale).
c. Wechsler Intelligence Scale for Children, edisi 3 (WISC_III) juga
sering digunakan, sering terlihat kesulitan meniru rancangan.

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas perkembangan
(hiperaktivitas).
b. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.
c. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan anak dengan
gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas.
d. Resiko cedera berhubungan dengan psikologis (orientasi tidak efektif)
e. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan penyakit mental
(hiperaktivitas), kurang konsentrasi.

3.3 Intervensi Keperawatan


a. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas perkembangan
(hiperaktivitas).
NOC : Ketrampilan interaksi social
Tujuan : Pasien mampu menunjukan interaksi social yang baik.
Kriteria Hasil :
1. Menunjukan perilaku yang dapat meningkatkan atau memperbaiki
interaksi social.
2. Mendapatakan atau meningkatkan ketrampilan interaksi social (misalnya:
kedekatan, kerja sama, sensitivitas dan sebagainya).

17
3. Mengungkapkan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
4. Indicator skala :
a. Tidak ada
b. Terbatas
c. Sedang
d. Banyak
NIC : Peningkatan sosialisasi, aktivitas keperawatan :
1. Kaji pola interaksi antara pasien dan orang lain.
2. Anjurkan pasien untuk bersikap jujur dalam berinteraksi dengan orang
lain dan menghargai hak orang lain.
3. Identifikasi perubahan perilaku yang spesifik.
4. Bantu pasien meningkatkan kesadaran akan kekuatan dan keterbatasan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
5. Berikan umpan balik yang positif jika pasien dapat berinteraksi dengan
orang lain.
b. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.
NOC : Konsentrasi
Tujuan : Pasien dapat berkonsentrasi secara penuh terhadap obyek atau benda-
benda disekitarnya.
Kriteria Hasil :
1. Menunjukan proses pikir yang logis, terorganisasi.
2. Tidak mudah terganggu / focus terhadap sesuatu
3. Berespon dengan baik terhadap stimulus.
4. Indikator skala :
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Konsisten

18
NIC : Pengelolaan Konsentrasi, aktivitas keperawatan :
1. Berikan pada anak yang membutuhkan ketrampilan dan perhatian.
2. Kurangi stimulus yang berlebihan terhadap orang-orang dan lingkungan
dan orang/bebda-benda disekitarnya.
3. Berikan umpan balik yang positif dan perilaku yang sesuai.
4. Bantu anak untuk mengidentifikasikan benda-benda disekitarnya seperti,
memberikan permainan-permainan yang dapat merangsang pusat
konsentrasi.
5. Kolaborasi medis dalam pemberian terapi obat stimulan untuk anak
dengan gangguan pusat konsentrasi.
c. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan anak dengan
gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas.
NOC : Menjadi orang tua
Tujuan : Orang tua mampu menghadapi kemungkinan resiko yang terjadi
terhadap anak dengan hiperaktivitas.
Kriteria Hasil :
1. Mempunyai harapan peran orang tua yang realistis.
2. Mengidentifikasi factor-faktor resiko dirinya yang dapat mengarah
menjadi orang tua yang tidak efektif.
3. Mengungkapkan dengan kata-kata sifat positif dari anak.
4. Indikator skala :
a. Tidak sama sekali
b. Sedikit
c. Sedang
d. Kuat
e. Adekuat total
NIC : Peningkatan Perkembangan, aktivitas keperawatan :
1. Berikan informasi kepada orang tua tentang bagaimana cara mengatasi
perilaku anak yang hiperaktif.

19
2. Ajarkan pada orang tua tentang tahapan penting perkembangan normal
dan perilaku anak.
3. Bantu orang tua dalam mengimplementasikan program perilaku anak yang
positif.
4. Bantu keluarga dalam membuat perubahan dalam lingkungan rumah yang
dapat menurunkan perilaku negative anak.
d. Resiko cedera berhubungan dengan psikologis (orientasi tidak efektif)
NOC : Pengendalian Resiko
Tujuan : Klien dapat terhindar dari resiko cedera
Kriteria Hasil :
1. Mengubah gaya hidup untuk mengurangii resiko.
2. Pasien/keluarga akan mengidentifikasikan resiko yang dapat
meningkatkan kerentanan terhadap cedera.
3. Orang tua akan memilih permainan, memberi perawatan dan kontak
social lingkungannya dengan baik.
4. Indikator skala :
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Konsisten
NIC : Mencegah Jatuh, aktivitas keperawatan :
1. Identifikasikan factor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan,
misalnya: perubahan status mental, keletihan setelah beraktivitas, dll.
2. Berikan materi pendidikan yang berhubungan dengan strategi dan
tindakan untuk mencegah cedera.
3. Berikan informasi mengenai bahaya lingkungan dan karakteristiknya
(misalnya : naik tangga, kolam renang jalan raya, dll ).
4. Hindarkan benda-benda disekitar pasien yang dapat membahayakan dan
menyebabkan cidera.

20
5. Ajarkan kepada pasien untuk berhati-hati dengan alat permainannya dan
intruksikan kepada keluarga untuk memilih permainan yang sesuai dan
tidak menimbulkan cedera.
e. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan. penyakit mental
(hiperaktivitas), kurang konsentrasi.
NOC: Child Development
Tujuan: Pasien tidak mengalami keterlambatan perkembangan.
Kriteria Hasil :
1. Anak akan mencapai tahapan dalam perkembangan yaitu tidak
mengalami keterlambatan 25% atau lebih area sosial/perilaku
pengaturan diri atau kognitif, bahasa, keterampilan motorik halus dan
motorik kasar.
2. Indikator skala :
a. Tidak pernah menunjukkan
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Konsisten
NIC: Meningkatan Perkembangan
1. Lakukan pengkajian kesehatan yang seksama (misalnya, riwayat anak,
temperamen, budaya, lingkungan keluarga, skrining perkembangan)
untuk menentukan tingkat fungsional.
2. Berikan aktivitas bermain yang sesuai, dukung beraktivitas dengan
anak lain.
3. Kaji adanya faktor resiko pada saat prenatal dan pasca natal.
4. Berkomunikasi dengan pasien sesuai dengan tingkat kognitif pada
perkembangannya.
5. Berikan penguatan yang positif/umpan balik terhadap usaha-usaha
mengekspresikan diri.

21
6. Ajarkan kepada orang tua tentang hal-hal penting dalam perkembangan
anak.

3.4 Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada
implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi,
dan tindakan rujukan/ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.

3.5 Evaluasi
a. Kemampuan interaksi social
b. Proses piker
c. Fokus terhadap sesuatu
d. Respon terhadap stimulus
e. Harapan peran orang tua
f. Mengungkapkan dengan kata sifat positif
g. Gaya hidup untuk mengurangi resiko

22
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak yang
ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak
sekehendak hatinya atau impulsif. Gangguan hiperaktivitas atau kurang
konsentrasi adalah perilaku yang ditandai dengan kurang konsentrasi, sifat
impulsif dan hiperaktivitas. Gangguan hiperaktivitas diistilahkan sebagai
gangguan kekurangan perhatian yang menandakan gangguan-gangguan sentral
yang terdapat pada anak-anak yang sampai saat ini dicap sebagai menderita
hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal.
Atresia billier merupakan obliterasi atau hipoflasi satu komponen atau lebih
dari duktus biliaris akibat terhentinya perkembangan janin, menyebabkan ikterus
persisten dan kerusakan hati yang bervariasi dari stasis empedu sampai sirosis
billliaris dengan spenomegali bila berlanjut menjadi hipertensi porta.

4.2 Saran
Kita sebagai perawat sebaiknya dapat memahami dan mengaplikasikan segala
sesuatu yang terjadi tentang penyakit ADHD yang telah dibahas pada makalah ini
agar dapat tercipta perawat yang profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan secara komprehensif.

23
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Richard E. 1992. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC


Betz, Cecily L. Buku saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Jhonson, Marion, dkk. 2000. NOC. Jakarta: Morsby.
McCloskey, Cjoane, dkk. 1995.NIC. Jakarta: Morsby.
NANDA. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

24

Вам также может понравиться

  • Kasus Infark 4
    Kasus Infark 4
    Документ8 страниц
    Kasus Infark 4
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi
    Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi
    Документ20 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi
    christin Wahyu
    Оценок пока нет
  • Proposal Balita Ponco Nurul
    Proposal Balita Ponco Nurul
    Документ7 страниц
    Proposal Balita Ponco Nurul
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan Asi Eksklusif
    Satuan Acara Penyuluhan Asi Eksklusif
    Документ7 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan Asi Eksklusif
    Ayla
    Оценок пока нет
  • Proposal Balita Ponco Nurul
    Proposal Balita Ponco Nurul
    Документ7 страниц
    Proposal Balita Ponco Nurul
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Cva
    Cva
    Документ12 страниц
    Cva
    Feronitha Thoro
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ12 страниц
    Bab 1
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Tanda Terima Laporan Profesi Ners
    Tanda Terima Laporan Profesi Ners
    Документ1 страница
    Tanda Terima Laporan Profesi Ners
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Cover SH
    Cover SH
    Документ1 страница
    Cover SH
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Bab 2 SH
    Bab 2 SH
    Документ15 страниц
    Bab 2 SH
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • BAB 3 Kerangka Kerja
    BAB 3 Kerangka Kerja
    Документ3 страницы
    BAB 3 Kerangka Kerja
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Cover SH
    Cover SH
    Документ1 страница
    Cover SH
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir (BBL)
    Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir (BBL)
    Документ16 страниц
    Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir (BBL)
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • 08 Daftar Tabel
    08 Daftar Tabel
    Документ2 страницы
    08 Daftar Tabel
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar VSD
    Kata Pengantar VSD
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar VSD
    Ayla Efyu Winta
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Adah
    Bab 1 Adah
    Документ2 страницы
    Bab 1 Adah
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • 00 Cover
    00 Cover
    Документ1 страница
    00 Cover
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • 2.3.3 Rencana Tindakan Keperawatan
    2.3.3 Rencana Tindakan Keperawatan
    Документ5 страниц
    2.3.3 Rencana Tindakan Keperawatan
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • 00 Cover
    00 Cover
    Документ1 страница
    00 Cover
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • 01 Lembar Pernyataan
    01 Lembar Pernyataan
    Документ1 страница
    01 Lembar Pernyataan
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • 10 Daftar Pustaka 2
    10 Daftar Pustaka 2
    Документ2 страницы
    10 Daftar Pustaka 2
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Umi. Askep Keluarga Lansia
    Umi. Askep Keluarga Lansia
    Документ14 страниц
    Umi. Askep Keluarga Lansia
    Rosyda ratna
    Оценок пока нет
  • Bab I Inovasi Kwu
    Bab I Inovasi Kwu
    Документ5 страниц
    Bab I Inovasi Kwu
    Nisa Primadita
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ6 страниц
    Bab 1
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar VSD
    Kata Pengantar VSD
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar VSD
    Ayla Efyu Winta
    Оценок пока нет
  • Cover LP Askep Maternitas
    Cover LP Askep Maternitas
    Документ1 страница
    Cover LP Askep Maternitas
    Siti Rodiyah
    Оценок пока нет