Вы находитесь на странице: 1из 6

- Permen 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Guru

- Permen 12 Tahun 2007 Tentang Standar pengawas Sekolah/Madrasah


- Permen 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah
- Permen 16 Tahun 2007 Tentang Standar Guru
- Permen 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
- Permen 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
- Permen 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi KTSP
- Permen 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
- Permen 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana
- Permen 28 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Konselor
- Permen 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sbg Kepsek
- Permen 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Dikdasmen
- Permen 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi
- PP 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
- PP 19 Tahun 2005 Tentang Standart Pendidikan Nasional
- PP 36 Tahun 2007 Tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru
- PP 37 Tahun 2009 Tentang Dosen
- PP 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan
- PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru
- UU 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
- UU 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Prinsip Penilaian Penilaian


1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas
penilai.
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan.
6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik.
7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah
baku.
8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Komponen RPP adalah :


1. Identitas mata pelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajaran
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran
9. Kegiatan pembelajaran
- Pendahuluan, Inti, Penutup
10. Penilaian hasil belajar
11. Sumber belajar

Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, krativitas,inisiatif, inspirasi, kemandirian,
dan semangat belajar.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
pemberian umpan balik positif, penguatan pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembeljaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi

Kompetensi Guru
a. Kompetensi pedagogik;
b. Kompetensi kepribadian;
c. Kompetensi profesional; dan
d. Kompetensi sosial.

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik
dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
a. Mengenal anak didik
b. Menguasai beberapa teori tentang pendidikan
c. Menguasai macam-macam model pembelajaran
d. Menguasai bahan pelajaran
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
f. Menilai proses pembelajaran

2. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang


yang mantap, arif, dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
a. Berkepribadian utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman
b. Berkemampuan mengaktualisasikan diri, disiplin, tanggung jawab, peka dan berwawasan luas
c. Dapat berkomunikasi dengan orang lain
d. Kemampuan mengembangkan profesi, berpikir kreatif, kritis, dan reflektif
3. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi
pembelajaran bidang studi secara luas dap mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut,
serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan/ keguruan
c. Penguasaan masalah-masalah pendidikan
4. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
a. Empati kepada orang lain
b. Toleransi
c. Mampu bekerja sama dengan orang lain
d. Memiliki sikap kepribadian yang positif

1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
3. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
4. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
5. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
6. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
7. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
8. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan criteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
9. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
10. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
11. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
12. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
13. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik.
14. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
15. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta
didik .
16. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

Prinsip Pengembangan Silabus


1. Ilmiah: Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertangungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan: Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis: Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
4. Konsisten: Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai: Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapain kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual: Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel: Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan,
serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar
ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar
kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
8. Menyeluruh: Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

Pengembang Silabus
1. Sekolah dan Komite Sekolah
2. Kelompok Sekolah
3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
4. Dinas Pendidikan

Tahap-tahap Pengembangan Silabus


1. Perencanaan: Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan
informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus.
Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti
multi media dan internet.
2. Pelaksanaan: Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun silabus perlu memahami semua
perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan
mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Perbaikan: Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian
dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian,
psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang
tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan: Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki
buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria rancangan silabus dapat segera disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5. Penilaian silabus: Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan mengunakaan
model-model penilaian kurikulum.

- Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
- Kurikulum untuk jenis pendidikan keagamaan formal terdiri atas kelompok mata pelajaran yang
ditentukan berdasarkan tujuan pendidikan keagamaan.
- Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan.

Prinsip - Prinsip Pelaksanaan KTSP


1) Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.
2) Menegakkan 5 pilar belajar:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
3) Siswa mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan, percepatan.
4) Suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat.
5) Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah.
7) Diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar
kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Komponen KTSP
1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
2. Acuan operasional penyusunan KTSP.
a. Peningkatan iman dan takwa serta ahlak mulia.
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik.
c. Keragaman potensi dan karakter daerah dan lingkungan.
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
e. Tuntutan dunia kerja.
3. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
a. Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi yang
dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
- Agama dan ahlak mulia
- Kewarganegaraan dan kepribadian
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Estetika
- Jasmani, olahraga dan kesehatan
b. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
2. Muatan lokal
3. Kegiatan Pengembangan diri
4. Pengaturan beban belajar
5. Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan kelulusan
6. Pendidikan kecakapan Hidup
7. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global.
4. Kalender pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

Pengertian dalam RPP


a. Standar Kompetensi merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap
tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
b. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu
c. Kompetensi Inti adalah Kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan
dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum.
d. Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh oleh
peserta didik melalui pembelajaran.
e. Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
f. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran

Luas Selimut Kerucut = L= .r . s s = panjang sisi kerucut


2
Luas Permukaan Kerucut = . r + .r . s
1
Volume Kerucut = . . r 2 .t t = tinggi kerucut
3

Luas Bola = 4. . r 2
4
Volume Bola = . . r3
3

Persegi Persegi panjang


- Keliling = 4xs Keliling = 2 p+ 2l
2
- Luas = s luas = p .l

Trapesium
1
- Luas = x jml sisi sejajar x tinggi
2
-
Layang-layang
1
- Luas = .d1.d2 d = diagonal
2

Belah ketupat
1
- Luas = .d1.d2 d = diagonal
2

Kubus
- Luas permukaan = 6.s
3

3
- Volume = s

Balok
- Luas permukaan = 2 ( p . l+l. t + p . t )
- Volume = p .l .t

Tabung
- Luas permukaan = 2 . . r . ( r +t )
- Luas selimut = 2. .r.t
2
- Volume = .r .t

SUHU
C =5
R =4
F = 9 + 32

Вам также может понравиться