Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengorganisasian merupakan proses kedua dalam manajemen. Agar
manajemen dalam suatu organisasi berjalan baik, perlu mengoptimalkan
setiap tahapan proses dalam manajemen ini. Kegagalan dalam manajemen
bisa terjadi pada tahapan ini, kendatipun suatu organisasi berhasil membuat
perencanaan yang baik bisa saja masalah timbul pada tahapan berikutnya.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas,kewenangan, dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian, 1983 dalam Juniati dalam
Rika). Jadi pengorganisasian dalam manajemen keperawatan dapat diartikan
sebagai suatu proses pengelompokkan unit-unit di bidang keperawatan
dengan tujuan dan sasaran masing-masing dan saling terkoordinasi satu
sama lain.
Pada makalah ini akan dibahas konsep pengorganisasian meliputi
struktur organisasi, job description, job analysis, job evaluation dalam
pengorganisasian, prinsip pengorganisasian, kegiatan dalam
pengorganisasian dengan harapan pembaca dapat memahami dan mampu
mengaplikasikannya terutama dalam bidang ilmu keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah yang termasuk ke dalam struktur organisasi?
2. Bagaimanakah job description, job analysis, job evaluation dalam
pengorganisasian?
3. Bagaimanakah prinsip pengorganisasian?
4. Apakah kegiatan dalam pengorganisasian?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
hal-hal berikut:
1. Struktur organisasi
2. Job description, job analysis, job evaluation dalam pengorganisasian
3. Prinsip pengorganisasian
4. Kegiatan dalam pengorganisasian

1.4 Manfaat Penulisan

1
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah iniadalah pembaca
memahami konsep pengorganisasian dan mampu menerapkannya dalam
bidang ilmu keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengorganisasian

2
Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang
teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen. Penggunaan yang
teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan sistem manajemen dan
membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak
tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut.

2.2 Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian yaitu:


1. Untuk mengetahui dengan segera yang bertanggung jawab atas satu
jenis pekerjaan/ tugas tertentu.
2. Untuk mengetahui berapa jumblah tenaga manusia yang diperlukan
dan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi serta jenis dan jumlah
alat perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam menjalankan tugas.
3. Agar semua aktifitas dapat dikoordinasikan utnuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan.
4. Untuk mempermudah pertanggung jawaban atas pekerjaan, yang telah
dilimpahkan kepada para bawahan.
2.3 Struktur Pengorganisasian

A. Bentuk Bentuk Organisasi

Menurut Madura : 2007 dalam Buku Introduction To Business


mengatakan bahwa struktur organisasi dapat di uraikan berdasarkan
tingkat ketinggiannya. Struktur organisasi yang dikatakan tinggi memiliki
arti bahwa di dalam struktur tersebut terdapat banyak lapisan dari bawah
struktur hingga kepuncaknya. Sebaliknya, struktur organisasi yang pendek
menunjukan bahwa tidak terdapat banyak jarak dari bagian bawah struktur
ke puncaknya karena memang tidak banyak lapisan karyawan diantara
bagian bawah dan atas. Maksudnya adalah struktur organisasi dapat dibagi
atas seberapa banyak karyawan atau staf yang berada dalam bagan struktur
tersebut, jika banyak maka struktur organisasi tersebut dikatakan tinggi
dan jika hanya sedikit susunan karyawan menuju pimpinan maka struktur

3
organisasi dikatakan pendek. Untuk lebih memudahkan mengerti lebih
lanjut tentang struktur organisasi maka, dikelompokkanlah organisasi
menjadi bentuk bentuk berikut, yaitu :

1. Organisasi Lini
Disebut sebagai organisasi lini (line / command organization)
apabila jika dalam pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan
yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi
pelaksana. Organisasi lini dikategorikan sebagai struktur organisasi pendek
karena tidak memiliki staf staf pendukung.
Organisasi lini adalah bentuk hirarki paling tua dan sederhana.
Organisasi ini dihubungkan dengan prinsip rantai komando dan kontrol
vertikal. Organisasi lini banyak digunakan pada perusahaan perusahaan
kecildan prinsip dalam organisasi lini ini bersifat pembagian kerja.
Menurut Swansburg, 2001 fungsi lini dalam bidang keperawatan
adalah pada aspek tanggung jawab langsung untuk mencapai objektif unit
pelayanan keperawatan. Organisasi lini dibagi secara lateral ke dalam
segmen segmen yang menunjukan pelayanan yang berbeda. Pada grafik
organisasi, posisi lini ditunjukan dengan garis vertikal dan horizontal yang
tidak putus putus. Garis horizontal menunujukan komunikasi antara
individu dengan bidang tangggung jawab dengan fungsi yang berbeda
sedangkan garis vertikal antar posisi menunjukan komando wewenang
atau jalur komunikasi formal.
Ciri ciri organisasi lini :
Jumlah karyawan sedikit
Selain top manajer atau direktur, manajer dibawahnya adalah
pelaksana
Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung
Lebih cenderung dengan gaya kepemimpinan otoriter
Keuntungan dari organisasi lini adalah pengambilan keputusan
yang cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin serta pengawasan
dan koordinisasi lebih mudah. Sedang kerugiannya adalah karena
keputusan di ambil oleh satu orang maka keputusan tersebut dapat kurang
sempurna, di butuhkannya spesialisasi, terdapat kurangya komunikasi

4
antar divisi serta dibutuhkan pemimpin yang berpengetahuan luas dan
berwibawa yang mana tidak mudah ditemukan.
Bagan Organisasi Lini

2. Organisasi Staf

Disebut organisasi staf jika dalam organisasi dikembangkan satuan


organisasi staf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Bantuan yang
diberikan staf tersebut hanya dalam bentuk nasehat saja, sedangkan
keputusan dan pelaksanaan keputusan tersebut tetap berada di tangan
pimpinan.Keuntungan dari organisasi ini adalah keputusan yang diambil
dapat lebih baik karena telah dipikirkan oleh staf ahli, program yang
dicanangkan terarah, jelas dan cepat, sedangkan kerugiannya adalah
pengambilan keputusan lebih lama dan dapat mengganggu kelancaran
program, sulit terjadi koordinasi antar lintas bidang.

Contoh Bagan Organisasi staf

3. Organisasi Lini dan Staf

5
Merupakan perkembangan dari organisasi lini, dimana orang
orang lini terdiri dari orang orang operasional dan lebih bersifat
teknis dalam tugasnya. Sedang orang orang staf lebih bersifat
spesialis dan penyedia fasilitas untuk lini. Dalam organisasi ini,
petugas staf tidak lagi hanya bersifat sebagai penasehat murni tetapi
tealah diberikan otoritas, dimana posisi staf dapat menerapkan
kemampuan khusus mereka secara lebih efektif. Keuntungan dari
organisasi lini dan staf ialah keputusan yang diambil lebih baik karena
telah dipikirkan oeh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan
berkurang karena itu lebih memusatkan perhatian ke masalah yang
lebih penting, pengembangan bakat dilakukan sehingga mendorong
disiplin serat tanggung jawab kerja yang tinggi. Sedangkan
kelemahannya adalah pengambilan keputusan yang lebih lama serta
jika staf tidak mengetahui batas batas wewenangnya dapat
menimbulkan kebingungan pelaksana.

4. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana


wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Ciri dari organisasi
fungsional ini adalah didalamnya kelompok kelompok kerja staf ahli,
adanya spesialisasi dalam tugas, serta target yang hendak dicapai jelas
dan pasti. Keuntungan dari organisasi ini adalah pada program yang
terarah jelas dan cepat serta anggaran personalia yang pasti, sedangkan
salah satu kerugiannya adalah terjadinya kesulitan koordinasi antar
lintas bidang.

6
Contoh bagan organisasi fungsional :

2.4 Job Description, job analisis, job evaluasi

1. Job Description atau Uraian Jabatan

Job Description ( uraian jabatan ) menurut Siswanto ( 2002:128 )


adalah rincian pekerjaan yang berisi informasi menyeluruh tentang
tugas/kewajiban, tanggung jawab, dan kondisi-kondisi yang diperlukan
apabila pekerjaan tersebut dikerjakan. Uraian jabatan adalah suatu catatan
sistematis tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tetentu, yang
ditulis berdasarkan fakta fakta yang ada. Penyusunan uraian jabatan ini
adalah sangat penting terutama untuk menghindari terjadinya perbedaan
pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk
mengetahui perbedaan batas tanggung jawab dan wewenag masing
masing.

Hal hal yang perlu dicantumkan dalam uraian jabatan pada


umumnya adalah :

Identifikasi jabatan, yang berisi informasi tentang nama jabatan,


bagian dan nomer kode jabatan dalam perusahaan
Ikhtisar jabatan, yang berisi penjelasan singkat jabatan, yang
memberikan suatu definisi sebagai informasi singkat untuk identifikasi
jabatan.
Tugas tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini merupakan inti dari
uraian jabatan

7
Pengawasan yang harus dilakukan dan diterima, bagian ini
menjelaskan tentang nama nama jabatan yang ada di atas dan
dibawah jabatan dan pengawasan yang terlibat.
Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan bagian vertikal
dan horizontal jabatan ini dengan jabatan jabatan lainnya dalam
hubungannya dengan jalur promosi, aliran serta prosedur kerja.
Peralatan yang digunakan
Kondisi kerja, menjelaskan kondisi fisik lingkungan kerja dari suatu
jabatan.
2. Job Analisis

Analisa jabatan adalah suatu kegiatan untuk mencatat, memplajari


dan menyimpulkan keterangan keterangan atau fakta fakta yang
berhubungan dengan masing masing jabatan secara sistematis dan
teratur. Analisa jabatan terutama dilakukan untuk menyelidiki fungsi,
peranan, dan tanggung jawab suatu jabatan. Hasil analisa jabatan ini akan
menggambarkan tentang tugas dan peranan pekerja. Pemakaian analisa
jabatan terutama di gunakan untuk :

a. Kelembagaan (organisasi dan perancang jabatan)


Penyusunan organisasi baru
Penyempurnaan organisasi sekarang
Peninjauan kembali alokasi tugas , wewenang dan tanggung jawab tiap
jabatan
b. Kepegawaian :
Rekrutmen / seleksi penempatan
Penilaian jabatan
Penyusunan jenjang karir (career planing) dll
c. Ketatalaksanaan
Tatalaksana
Tata kerja / prosedur

Analisa jabatan mencakup 2 elemen yaitu job description (Uraian


jabatan) dan Job Spesification (spesifikasi jabatan). Spesifikasi jabatan
adalah syarat minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang ingin
menduduki jabatan tersebut, dimana disusun secara bersamaan dengan
uraian jabatan.

8
Kegunaaan analisa jabatan adalah untuk:
1. Kelembagaan (Organisasi Dan Perancang Jabatan )
Penyusunan organisasi baru, Penyempumaan organisasi yang
sekarang , Peninjauan kembali alokasi tugas, wewenang dan
tanggungjawab tiap jabatan
2. Kepegawaian
Rekrutmen seleksi/penempatan, Penilaian jabatan (Evaluasi
jabatan), Penyusunanjenjang karir (Career Planning), Mutasi/
promosi/rotasi, Program pelatihan, Ketatalaksanaan, Tata laksana, Tata
kerja/prosedur.

Pelaksanaan analisis jabatan :


1. Tahap persiapan dan perencanaan Pada tahap ini beberapa kegiatan yang
dilakukan adalah :
a. Penegasan kembali struktur organisasi yang akan menjadi pegangan
bagi proses selanjutnya termasuk nama-nama jabatan dan tempatnya.
b. lnventarisasi jabatan yang ada di setiap unit kerja yang ada dan di
susun berdasarkan hierarki dan di beri kode identifikasi
c. meetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dan
menyiapkan alat dan sama yang diperlukan ( formulir dll).
d. Membentuk team pelaksana analisis dan menjelaskan tentang metode
yang akan digunakan.
e. Komunikasi/penjelasan oleh pimpinan perusahaan kepada semua
pimpinan unit kerja dan semua karyawan tentang maksud dan tujuan
analisis jabatan yang akan dilaksanakan.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data jabatan dapat dilakukan dengan melalui
beberapa cara:
a. Metode Observasi dan Wawancara
b. Metode Kuesioner ( Daftar Pertanyaan )
c. Metode Studi Referensi
d. Metode Kombinasi
3. Tahap pengolahan data :
a. Menentukan faktor faktor dari penilaian jabatan
b. Menentukan bobot nilai dari setiap faktor
c. Analisa hasil interview dan kuesionaer yang telah diisi
d. Menyusun uraian jabatan

9
e. Mempersiapkan rekomendasi bagi perencanaan tenaga kerja, pola
pengadaan, seleksi dan penempatan kepegawaian.
Bagan Job Analisa

3. Job Evaluasi

Evaluasi jabatan atau penilaian jabatan adalah suatu proses


yang sistematis dan teratur dalam menentukan suatu nilai dalam
jabatan , relatif terhadap jabatan jabatan lain dalam suatu perusahaan.
Tujuan utama dalam proses ini adalah untuk menentukan tingkat upah
yang adil diantara jabatan jabatan yang ada.

Langkah Langkah Evaluasi Jabatan

a. Mengumpulkan informasi tentang jabatan baik dengan menggunakan


quisioner, wawancara langsung ataupun pengamatan, dan kemudian
menyusun informasi tersebut menjadi uraian jabatan dan spesifikasi
jabatan. Langkah ini dikenal dengan analisa jabatan
b. Menetapkan nilai relatif dari masing masing jabatan dengan cara
mempelajari uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Dikenal dengan
menggunakan metode kuantitatif dan non kuantitatif.
2.5 Prinsip Pengorganisasian

10
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang prinsip-prinsip
atau azas-azas organisasi, masing masing ahli memberikan perumusan yang
berbeda, baik dalam jumlah maupun istilah yang digunakan. Dibawah ini
beberapa pengertian organisasi antara lain:
1. Warren dan Joseph dalam Wursanto (2003) dalam bukunya yang berjudul
Management for Business and Industri, menyatakan ada 4 (empat) macam
prinsip organisasi yaitu: prinsip kesatuan perintah (unity of command),
prinsip rentang kendali atau rentang pengawasan (span of control), prinsip
pengecualian (the exeption princeple) dan prinsip hirarki (the scala
principle).

2. Henry Fayol dalam Wursanto (2003)


Seorang insiniur pertambangan dari Perancis mengemukakan 14 (empat
belas) prinsip organisasi yaitu: pembagian kerja (devision of work),
wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility), disiplin
(discipline), kesatuan komando (unity of command), kesatuan langkah
(unity of direction), subordinasi minat dibawah minat pada umumnya
(subordination of individual interest to general interest), pemberian hadiah
(remuneration), sentralisasi atau pemusatan (centralization), jenjang
hirarki (line of autority/hierarchie), ketertiban (order), kesamarataaan
(equity), stabilitas jabatan pegawai (stability of personel), inisiatif
(iniciative) dan kesatuan jiwa korps (esprit de corps).

3. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk membangun


dan menggerakkan organisasi yang kompleks (organisasi modern)
diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar atau fondamen
sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur
organisasinya efektif dan efisien. Dengan demikian tercapai tidaknya
tujuan organisasi tergantung pada kemampuan pimpinan organisasi dalam
melaksanakan prinsip-prinsip organisasi.

2.6 Kegiatan Pengorganisasian

11
Kegiatan pengorganisasian dalam proses menejemen jangan selalu
diartikan sempit, yaitu merancang suatu struktur organisasi. Kegiatan
pengorganisasian dapat pula diartikan mengalokasikan target, dan kegiatan
yang telah direncanakan berdasarkan struktur yang ada dengan orang orang
yang sudah ada.

Kegiatan pengorganisasian dapat berupa seperti berikut :

1. Kegiatan Staffing

Staffing adalah bagian fungsi atau subfungsi dari pengorganisasian.


Kegiatan staffing mencakup kegiatan memilih dan menempatkan anggota tim
kerja pada jabatan yang dianggap tepat yang sudah diadakan pada waktu
menyusun struktur organisasi. Bila fungsi staffing melibatkan usaha pencarian
dan pemilihan (seleksi) tenaga baru dari luar perusahaan maka kegiatan ini
disebut, Rekutmen, Seleksi dan Penempatan (RSP). Kegiatan RSP adalah
salah satu fungsi yang harus dilaksanakan oleh manajer atau pimpinan suatu
unit kerja karena merekalah yang mempunyai wewenang untuk pengambilak
keputusan rekrutmen dan di dalam perusahan terdapat unit atau divisi Sumber
daya manusia (SDM) yang mengeloloa kegiatan tersebut

2. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan


menetapkan prosedur yang diperlukan
3. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggungjawab
4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat

A. Kegiatan Pengorganisasian Rumah Sakit


1. Direktur

Direktur Rumah Sakit Umum mempunyai Tugas Pokok :


Membantu dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas,
Direktur RSUD Massenrempulu mempunyai fungsi sebagai berikut:

Perumusan kebijakan rumah sakit

12
Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit

Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan

2. Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai Tugas Pokok:Memberikan


pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan
kantor Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bagian Tata
Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :

Penyusunan kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan,


adminstrasi umum dan kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan
asset Rumah Sakit
Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan bagian tata usaha

Kepala Seksi Pelayanan Medik

Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok :


menyiapkan perumusan dan fasilitasi medis di RS. Dalam
menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai
tugas:

Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik


Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik
Pembinaan, pengendaliaan, pengawasan program dan kegiatan seksi
Pelayanan Medik.
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, mempunyai tugas pokok :


menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di RS.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
mempunyai tugas :

Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan

13
Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan
Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendaliaan, pengawasan program
dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan.
Kepala Seksi Perlengkapan Meik dan Non Medik

Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai


Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik
dan Non Medik di RS.

3. Bidang Pelayanan

Kepala Bidang Pelayanan

Kepala Bidang Pelayanan, mempunyai Tugas Pokok :


Merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk,
menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas
bidang pelayanan. Dalam menyelenggarakan tugas, kepala bidang
pelayanan mempunyai fungsi :

Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik


Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan
Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medik.

Kepala Seksi Pelayanan Medik

Kepala Seksi Pelayanan Medik, mempunyai Tugas Pokok :


menyiapkan perumusan dan fasilitasi medis di RS

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan

Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan , mempunyai Tugas Pokok :


menyiapkan perumusan dan fasilitasi Pelayanan Keperawatan di RS.

Kepala Seksi Perlengkapan Meik dan Non Medik

Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik, mempunyai


Tugas Pokok : menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Medik
dan Non Medik di RS

14
4. Bidang Penunjang
- Kepala Bidang Penunjang

Kepala Bidang Penunjang, mempunyai Tugas Pokok :


Merencanakan operasionalisasi , memberi tugas, memberi petunjuk,
menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas
bidang penunjang. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Bidang
Penunjang mempunyai tugas:

Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik


Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan
Prasarana
Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi.
Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik
Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik

- Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik

Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik , mempunyai Tugas Pokok :


menyiapkan perumusan dan fasilitasi Perlengkapan Logistik dan
Diagnostik di RS.

- Kepala Seksi sarana dan Prasarana

Kepala seksi Sarana dan Prasarana, mempunyai Tugas Pokok :


menyiapkan perumusan dan fasilitasiPerlengkapan sarana dan Prasarana di
RS

- Kepala Seksi Pengendalian Instalasi

Kepala seksi Pengendalian Instalasi, mempunyai Tugas Pokok :


Mempersiapkan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana
Instalasi RS

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

16
Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur
untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen. Tujuan pengorganisasian
yaitu untuk mengetahui dengan segera yang bertanggung jawab atas satu jenis
pekerjaan/ tugas tertentu, untuk mengetahui berapa jumblah tenaga manusia yang
diperlukan dan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi serta jenis dan jumlah
alat perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam menjalankan tugas, agar semua
aktifitas dapat dikoordinasikan utnuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, dan
untuk mempermudah pertanggung jawaban atas pekerjaan, yang telah
dilimpahkan kepada para bawahan.

Struktur pengorganisasian yang telah dijabarkan yaitu organisasi lini,


organisasi staf, organisasi lini dan staf, dan organisasi fungsional. Tidak hanya itu
juga terdapat beberapa uraian jabatan, analisa jabatan serta evaluasi jabatan pada
manajemen ini.

Pada makalah ini juga dijelaskan apa saja prinsip-prinsip pengorganisasian


yang dikelompokkan oleh beberapa ahli, seperti Henry Fayol dalam Wursanto dan
Warren dan Joseph dalam Wursanto

3.2 Saran

Dari penjabaran makalah diatas diharapkan kepada mahasiswa agar


memahami konsep pengorganisasian karena dalam keperawatan sendiri sangat
dibutuhkan pengaplikasiannya di Rumah Sakit maupun Puskesmas. Pada konsep
pengorganisasian inilah dijelaskan bagaimana manajemen organisasi yang ada
dalam keperawatan. Untuk itu diharapkan kepada penyanyi serta pembaca agar
memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari terutama dibidang
keperawatan

17

Вам также может понравиться