Вы находитесь на странице: 1из 606

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 1)

Published February 23, 2011 Akuntansi 127 Comments


Tags: akun akuntansi, akuntansi, akuntansi dasar, belajar, catatan keuangan, keuangan, rumus akuntansi

Halooooooooo

Wah, lama banget gak ketemu..

Mohon maaf ya.. Pasti kangen kan kekeke..

Kali ini, gw mau sharing tentang sesuatu yang, gw susaaaah banget buat memahami.
Padahal, cuma pengen sekedar tahu, tapi kok gak ngerti-ngerti juga. Hingga akhirnya,
ada secercah cahaya (halah) yang membuat gw sedikit ngerti, tentang hal paling dasar
dari AKUNTANSI.

Nah, biar yang sedikit tadi gak langsung menguap, buru-buru deh gw tulis disini.
Tolong dicatat yah!
Gw bukan orang yang tahu banyak tentang Akuntansi, dan bukan pula orang
yang pernah sekolah akuntansi. Makanya judulnya gw buat: Cara Orang Awam
Belajar Dasar Akuntansi.

Jadi, kalo ada yang salah, jangan dihina-dina, dimaki-maki dan diumpat-umpat. Masa
gw harus gantung diri dibawah pohon toge, cuma gara-gara salah nulis?

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang
membahas:

1. Persiapan
2. Jurnal Umum
3. Buku Besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuaian
6. Update Buku Besar
7. Laporan Laba Rugi
8. Jurnal Penutup
9. Update Buku Besar (lagi)
10. Laporan Perubahan Modal
11. Neraca

======================

Oke, kita mulai aja belajarnya ya. Kita mulai bagian 1 yaitu Persiapan.

Persiapan pertama:

Menurut gw, cara paling gampang belajar akuntansi itu pake contoh dan praktek.
Karena, gw udah coba baca buku yang tebal minta ampun sekalipun, gw tetap aja
kagak ngerti (bisa juga karena otak gw yg emang lelet sih hehe). Dan contoh yang
paling gampang itu, adalah akuntansi untuk sebuah usaha kecil aja. Gimana? Setuju
kan?

Dan biar kita sehati, dan gelombang otak kita sinkron serta mempermudah telepati
kita, sebaiknya kita tentukan nama contoh usaha kita. Hmm.. Kita kasih nama aja.. CV.
SENYUM! Dan bidang usaha kita adalah Reparasi Televisi. Deal??? Pokoknya harus
setuju..

Persiapan Kedua:

Mau gak mau, kita mesti belajar rumus!


Tenang, rumusnya sederhana banget kok. Gak perlu kalkulus atau statistik. Rumusnya
adalah:

Aset = Hutang + Modal

Nah.. gampang kan?

Apa itu Aset (Asset)?

Aset itu.. Gampangnya kekayaan yang dimiliki oleh usaha kita. Mau berupa duit dilaci,
duit dilemari besi, tabungan, surat berharga, tanah, rumah dan lain sebagainya,
pokoknya kekayaan yang memang dikelola oleh usaha kita.

Apakah kekayaan itu dari Hutang atau modal, itu gak masalah.

Lucu juga ya.. Gimana kalo ada perusahaan aset-nya 100juta tapi punya utang
200juta? Hebat banget tuh yang punya usaha. Punya bakat jadi koruptor.

Apa itu Hutang (Liabilities)?

Ah, gak usah njelimet pake teori2-an. Pokoknya, Hutang itu sesuatu yang harus kita
bayar nantinya. Dah.. Masa hutang gak ngerti. Padahal sering ngutang diwarteg
sebelah.
.

Apa itu Modal (Equity)?

Modal itu setoran dari pemilik. Dah gitu aja. Mau pemiliknya 1 orang, 10 orang, 100
orang gak masalah.

Udah, gak usah dipusingin pengertian-pengertian di atas. Yang perlu diingat dari rumus
dasar akuntansi adalah:

1. Kita anggap aja, = ( sama-dengan ) sebagai pembatas sisi kiri dan sisi kanan. Jadi,
sisi kiri adalah Aset dan sisi kanan adalah penjumlahan Hutang dan Modal. Dan yang
perlu diingat: Total sisi kiri dan total sisi kanan, harus sama! Ya iyalah.. Kan tanda-nya
sama-dengan. Ya harus sama donk..
2. Kalo transaksi kita membuat sisi kiri bertambah, maka kita harus memberi
label Debet. Sedangkan kalo membuat berkurang, maka kita beri label Kredit.
3. Kalo transaksi kita membuat sisi kanan bertambah, maka harus memberi label
transaksi kita dengan Kredit. Sedangkan kalo berkurang, maka kita beri label Debet.
.
Gimana? Gak susah kan? Udah gak usah dibikin bingung.. Pokoknya, cara ngingetnya
adalah: Kiri = Kanan. Trus: Kiri = debet. Dan: Kanan = Kredit.
.

Persiapan ketiga:

Sekarang waktunya kita buat kesepakatan. Tapi sebelum itu, kita ngayal sebentar.

Bayangin kita punya 3 amplop besar. Masing-masing amplop, kita beri nama Kantong
Makan, Kantong Transport dan Kantong Tabungan.
Dan tiba-tiba kita dapat uang 900 ribu rupiah kontan (terserah mo dibayangin dapat
dari mana). Selanjutnya, uang tersebut kita bagi 3 dan kita masukkan ke masing-
masing kantong sehingga masing-masing berisi 300 ribu.
Suatu ketika, Kantong Makan sudah habis sedangkan kita sangat lapar. Sedangkan
di Kantong Tabungan masih lengkap 300 ribu. Karena kita harus makan, maka kita
meminjam uang dari Kantong Tabungan 100 ribu.
Dan supaya kita tidak lupa, maka kita menulis di Kantong Tabungan: Diambil 100
ribu.
Disaat yang sama, kita menulis di Kantong Makan: Ditambah 100 ribu.
Dan begitu seterusnya. Setiap kita memindahkan uang dari satu kantong ke kantong
lainnya, maka kita harus mencatat di kedua kantong tersebut.

Nah, begitu juga akuntansi.


Kita harus mencatat keuangan kita, sesuai kelompok peruntukannya. Dan saat kita
hendak memindahkan peruntukan uang dari satu kelompok ke kelompok yang lain,
maka kita harus mencatatnya di kedua kelompok peruntukan tersebut.

Dan kelompok-kelompok peruntukan itu kita sebut Perkiraan (Account). Jangan


tanya kenapa namanya begitu. Gw juga gak tau siapa yang ngasih nama..

Selain nama, biar lebih gampang, Account tadi juga kita kasih nomor.

Nah.. Disinilah kesepakatan kita. Pokoknya, semua harus ikut kesepakatan ini.

Untuk Nama dan Nomor Account CV.SENYUM adalah:


Sisi kiri (Aset), akan memiliki Account:
100 Kas
110 Piutang
120 Persediaan suku cadang
130 Biaya sewa dibayar dimuka
140 Peralatan
150 Akumulasi Penyusutan Peralatan
160 Tanah
170 Aset Lain-lain
Sedangkan sisi kanan (Hutang dan Modal), akan memiliki account:
H U T A N G
200 Hutang usaha
210 Hutang bunga
220 Hutang bank
M O D A L
300 Modal Sendiri
301 Prive
PENDAPATAN
400 Pendapatan jasa
BIAYA
500 Biaya perbaikan televisi
510 Biaya sewa
520 Biaya penyusutan peralatan
530 Biaya bunga

Loh..!!! Kok ada tambahan PENDAPATAN dan BIAYA? Dirumus sebelumnya kan
cuma Aset, Hutang dan Modal???

Tenang.. Memang ada tambahan PENDAPATAN dan BIAYA. Tapi sebenernya, dua ini
cuma Account sementara dan sebenarnya bagian dari MODAL.
Anggap aja seperti kantong celana lah. Tempatnya duit itu kan di-brangkas atau laci
rumah. Nah, karena kita mau jalan-jalan naik bis, maka untuk sementara, duit modal
jalan-jalan, kita simpan di kantong celana. Nanti, kalo sudah sampai rumah, duit
sisanya (kalo ada sisa ya), kita balikin lagi ke brangkas/laci.
Nah, brangkas/laci tadi itu anggap aja Account MODAL. Sedangkan kantong celana itu,
PENDAPATAN dan BIAYA.

Oke??? Gimana? Clear kan persiapan ketiga kita.. Mesti di-inget-inget neh.. Jangan
lupa..

Ntar dulu. Prive itu apaan?

Oh.. itu account yang nunjukin berapa jumlah modal yang ditarik oleh pemilik.

Tahap persiapan belajar sudah selesai! Begitu pula artikel bagian 1, juga selesai.
Berikutnya, CV. SENYUM kita, akan melakukan beberapa transaksi. Nah, di bagian 2,
kita akan belajar memasukkan Transaksi-transaksi CV. SENYUM ke sebuah buku
catatan yang disebut Jurnal.

Oke.. Kalo sudah lulus bagian 1, silahkan meluncur ke Bagian 2.

See ya
Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 2)
Published February 27, 2011 Akuntansi 80 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, belajar, catatan keuangan, Jurnal akuntansi, jurnal umum, keuangan

Hai..

Bagian 2 belajar akuntansi neh..

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:
1. Persiapan

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar

7. Laporan Laba Rugi

8. Jurnal Penutup

9. Update Buku Besar (lagi)

10. Laporan Perubahan Modal

11. Neraca

======================

Sebelum ngelanjutin baca artikel ini, pasti-in udah baca yang Bagian 1 dulu. Kalo enggak, ya tanggung sendiri kalo kepalanya
senut-senut..

Pada bagian 2 ini, ternyata CV. SENYUM telah memulai bisnis setahun yang lalu. Tapi sayangnya, belum membuat Pencatatan
akuntansi. CV. SENYUM memulai bisnisnya pertanggal 1 Maret 2010. Dan, per tanggal 31 Desember 2010, CV. SENYUM harus
tutup buku. Sesuai permintaan, CV. SENYUM ingin periode pembukuannya adalah dari Januari s/d Desember tiap tahunnya.
Nah, tugas kita adalah, membantu CV. SENYUM untuk menyusun Pembukuannya.

Berikut adalah oret-oretan (catatan) pemilik CV. SENYUM. Oret-oretan ini, nantinya harus kita susun menjadi sebuah pembukuan dan
berikutnya menjadi laporan keuangan dan seterusnya.

Transaksi 1 :
1 Maret 2010, Pemilik mendirikan perusahaan bernama CV. SENYUM yang bergerak di bidang jasa perbaikan televisi. Pemilik
menggunakan uang pribadi sebesar Rp. 30.000.000 sebagai modal usaha.

Transaksi 2:

1 April 2010, CV. SENYUM menyewa sebuah toko kecil sebagai bengkel. Biaya sewanya sebesar Rp. 8.000.000 selama 1 tahun dan
dibayar Tunai.

Transaksi 3:

1 Mei 2010, untuk menambah keuangan, CV. SENYUM meminjam uang dari Bank BCA sebesar Rp. 40.000.000 dengan bunga 20%
per tahun. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo per tanggal 1 Mei 2011.

Transaksi 4:

2 Mei 2010, CV. SENYUM membeli peralatan untuk reparasi seperti Obeng, Multi tester, Osciloscop dan lain sebagainya dari Toko
Elektronik Jaya. Total pengeluaran sebesar Rp. 40.000.000 dan dibayar tunai.

Transaksi 5:

4 Mei 2010, CV. SENYUM membeli suku cadang komponen sebagai Persediaan dari Toko Sinar Elektro. Total pengeluaran sebesar
Rp. 5.000.000 dan akan dibayar 15 Mei 2010.
Transaksi 6:

15 Mei 2010, CV. SENYUM membayar hutang ke Toko Sinar Elektro sebesar Rp. 5.000.000 secara tunai.

Transaksi 7:

18 Mei 2010, CV. SENYUM membeli suku cadang komponen sebagai Persediaan. Total pengeluaran Rp. 3.000.000 dan dibayar tunai.

Transaksi 8:

28 Mei 2010, CV. SENYUM menggunakan Persediaan suku cadang komponen untuk memperbaiki TV pelanggan. Total nilai
penggunaan sebesar Rp. 2.000.0000.

Transaksi 9:

10 Juni 2010, CV. SENYUM menerima pembayaran untuk jasa reparasi TV dari pelanggan. Total penerimaan sebesar Rp.
35.000.000.

Transaksi 10:

9 November 2010, Pemilik manarik dana sebesar Rp. 10.000.000.

Nah, oret-oretan diatas adalah catatan transaksi dari CV. SENYUM. Selanjutnya, kita harus menyusun oret-oretan diatas menjadi
sebuah catatan Akuntansi yang disebut Jurnal.

Lalu apa itu Jurnal?

Alaah.. gampangnya, itu sebuah catatan harian semua transaksi Usaha. Bedanya sama oret-oretan diatas, mencatat di Jurnal harus
menambahkan nama dan nomor Account yang sesuai (Buat yang gak tau apa itu Account, baca artikel Bagian 1. Oke..).

Dan karena kita mencampur semua jenis transaksi menjadi satu tabel catatan, maka jurnal-nya kita sebut Jurnal Umum.
.

Kapan kita harus membuat Jurnal?

Jurnal semestinya ditulis setiap terjadi transaksi. Atau setidaknya setiap hari. Tapi, berhubung CV. SENYUM sebelumnya tidak
mengenal Akuntanti, terpaksa deh kita harus me-rapel pembuatan Jurnalnya. Jadi ingat ya, pencatatan transaksi ke dalam Jurnal
Umum dilakukan setiap terjadi transaksi, OK? Sip!

Perlu diingat!

Yang sangat perlu diingat saat menyusun Jurnal adalah, kita harus menggunakan rumus dasar Akuntansi yang sudah kita obrolin di
bagian 1.

Ingat, sisi kiri dan sisi kanan harus sama. Dan, penambahan di sisi kiri = Debet. Sedangkan penambahan di sisi kanan = kredit.

Oke.. Sudah di-ingat-ingat kan?

Selain itu, ingat-ingat pula daftar Account kita pada Bagian 1. Apa saja yang termasuk Aset, Hutang, Modal, Pendapatan dan Biaya.

Lupa..?? Wadooh.. Buka lagi artikel Bagian 1..!!

Oke, kita anggap semua sudah siap.

Kita akan coba susun transaksi demi transaksi di-oret-oretan tadi.

TRANSAKSI 1 :
Dari oret-oretan, hal pertama yang dilakukan oleh Pemilik adalah memasukkan modal usaha dan kita akan membuat Jurnal
Umumnya. Jika sudah siap, pertama-tama, tulis No Transaksi seperti pada gambar di bawah (lihat no 1). Selanjutnya, tulis tanggal
transaksi seperti no2.

Karena transaksi ini adalah setoran pemilik ke CV. SENYUM, maka Semua duit yang masuk ke CV. SENYUM, pastinya akan masuk
ke KAS perusahaan kan?

Lalu, adakah Account Kas (cari di article bagian 1)?

Ya.. Ada! Account Kas adalah salah satu account Aset yang bernomor 100 dan berada di bagian sisi kiri rumus dasar Akuntansi.
Artinya, kita sedang menambahkan nilai sebesar 30.000.000 di sisi kiri dari rumus akuntansi.

Ingat aturan pertama! Sisi kiri harus sama dengan sisi kanan.

Berarti, kita juga harus menambahkan sebesar 30.000.000 di sisi kanan. Tapi kita letakkan di Account apa?

Coba diingat-ingat lagi. Ada account apa saja di sisi kanan dan account apa yang paling pas.

Ya!! Ada account Modal! Nomornya: 300.

Jadi, selain kita menulis Account Kas seperti pada no 3 pada gambar di atas, kita juga harus menulis Account Modal seperti pada no
4.

Sekarang, saatnya mengingat aturan rumus dasar akuntansi yang kedua dan ketiga!

Penambahan pada sisi kiri, harus kita beri label Debet! Makanya, nilai 30.000.000 pada account Kas, kita tulis di kolom Debet (lihat
no. 8 pada gambar).
Sedangkan penambahan pada sisi kanan, harus kita beri label Kredit! Makanya, nilai 30.000.000 pada account Modal, kita tulis di
kolom kredit (lihat no.9 pada gambar).

Sip Transaksi 1, sudah kita tulis di jurnal. Dan kalo mau iseng-iseng ngitung sisi kiri dan kanan, sampai detik ini, masih sama-
sama 30.000.000. Masih seimbang kan..?

TRANSAKSI 2:

CV. SENYUM menyewa tempat untuk bengkel.

Ini adalah pengeluaran pertama CV. SENYUM. Pengeluaran disebut juga pembiayaan. Artinya, sewa tempat merupakan salah satu
biaya. Nah pertanyaannya, adakah account biaya sewa tempat?

Yup.. Ada!

Sewa tampat, dapat kita masukkan ke dalam account Biaya Sewa dengan nomor: 510. Dan account ini, berada di sisi kanan. Artinya,
dengan menggunakan aturan ketiga, maka menambah nilai pada sisi kanan akan berlabel Kredit. Tapi ada pengecualian di sini!

Yang jadi masalah adalah, kelompok Account Biaya bersifat mengeluarkan atau mengurangi. Saat nilai account ini bertambah, maka
sesungguhnya, nilai sisi kanan malah akan berkurang. Jadi, saat catatan Account Biaya Sewa bertambah sebesar 8.000.000, maka
sisi kanan sesungguhnya berkurang 8.000.000.

Karena itu, label-nya pun harus dibalik. BUKAN berlabel Kredit, tapi kita beri label Debet.

Dan karena sisi kanan berkurang, maka sesuai aturan pertama, maka sisi kiri pun harus berkurang dengan nilai yang sama.

Dan dari mana duit pengeluaran biaya sewa kita ambil? Ya, kita ambil dari Kas!

Karena itu, kita harus mencatat pengurangan Account Kas sebesar 8.000.000. Dan ingat aturan kedua. Saat sisi kiri berkurang, maka
pencatatan tersebut harus berlabel Kredit.
Lihat gambar berikut:

TRANSAKSI 3:

Pada transaksi 3, CV. SENYUM menambah modal dengan meminjam dana dari Bank BCA. Artinya, ada pemasukan uang ke CV.
SENYUM.

Seperti sebelumnya, dana segar yang masuk ini, kita masukkan ke KAS. Dan karena transaksi ini menambah sisi kiri RUMUS, maka
harus berlabel Debet.

Dan sesuai aturan rumus pertama, yaitu sisi kiri = sisi kanan, maka di sisi kanan pun harus kita tambahkan dengan nilai yang sama.

Ada Account Hutang Bank bernomor 220!

Ya, kita catat di account tersebut. Dan ingat aturan ketiga. Penambahan sisi kanan harus berlabel Kredit.

.
TRANSAKSI 4:

Untuk bekerja, CV. SENYUM membutuhkan peralatan. Karenanya, pada transaksi keempat, CV.SENYUM beli peralatan senilai
40.000.000.

Ketika CV.SENYUM membeli peralatan, maka peralatan-peralatan tersebut akan menjadi HAK MILIK CV.SENYUM. Atau bisa
disebut juga sebagai kekayaan CV.SENYUM. Sedangkan kekayaan merupakan ASET.

Jadi, saat CV.SENYUM membeli peralatan, maka sesungguhnya CV.SENYUM sedang menambah ASET perusahaan. Maka dari itu,
transaksi ini akan kita catat di salah satu account Aset yang berada pada sisi kiri RUMUS.

Dan ternyata, pada sisi kiri, kita memiliki Account Peralatan yang bernomor 140. Dan ingat, menambah pada sisi kiri harus berlabel
Debet. Juga harus diingat, sisi kiri dan sisi kanan harus tetap sama.

Berarti, apakah kita harus menambahkan nilai pada sisi kanan?

Tidak juga, agar sisi kiri tetap sama dengan sisi kanan, tidak selamanya harus menambah di kedua sisi. Tapi bisa juga dilakukan
dengan menambah sisi kiri, juga mengurang sisi kiri.

Dengan kita menambah account Peralatan yang merupakan salah satu account Aset, maka kita cukup mengurangi account Kas, yang
juga salah satu account aset, dengan nilai yang sama. Hasilnya seperti gambar di bawah. Kedua Account (Kas dan Peralatan)
merupakan account Aset namun, satu berlabel Debet dan yang lain berlabel Kredit.

TRANSAKSI 5:
Selain peralatan, CV.SENYUM juga membutuhkan suku cadang untuk memperbaiki Televisi. Dan pada transaksi ini, CV.SENYUM
membeli suku cadang sebagai persediaan dengan cara KREDIT (berhutang).

Seperti halnya peralatan, suku cadang persediaan ini merupakan aset. Karena itu harus dicatat pada sisi kiri.

Kita memiliki account Persediaan bernomor 120 untuk mencatatnya. Dan selalu diingat, menambah disisi kiri harus berlabel Debet.

Agar sisi kiri dan kanan tetap seimbang, maka kita harus menambah atau mengurangkan pada account lain. Hmm.. Dan karena suku
cadang dibeli dengan cara hutang, maka yang lebih pas adalah menambah account Hutang Usaha yang bernomor 200. Account ini
adalah salah satu dari account HUTANG dan berada di sisi kanan. Ingat, menambah sisi kanan harus berlabel Kredit. Lihat gambar
di bawah:

TRANSAKSI 6:

Jika sebelumnya (transaksi 5), CV.SENYUM berhutang, maka pada transaksi ini, CV.SENYUM akan membayar hutang.

Untuk membayar hutang, maka kita harus mengurangi account Hutang Usaha. Ingat, mengurangi sisi kanan harus berlabel Debet.

Karena kita mengurangi sisi kanan, maka agar rumus tetap seimbang, maka kita harus mengurangi juga sisi kiri. Lagian, ini kan
bayar hutang, makanya kita harus mengambilnya dari uang Kas. Artinya, kita harus mengurangi account Kas. Ingat, mengurangi sisi
kiri, harus berlabel Kredit.

Lihat gambar di bawah:


.

TRANSAKSI 7:

Pada transaksi ini, CV.SENYUM belanja lagi suku cadang untuk persediaan. Tapi kali ini, dengan cara TUNAI.

Seperti pada transaksi 5, maka pembelian ini harus kita catat pada account Persediaan yang merupakan sisi kiri. Karena pembelian
dilakukan secara Tunai, maka kita cukup menguranginya dari account Kas yang juga berada di sisi kiri.

Ingat, menambah sisi kiri harus berlabel Debet sedangkan mengurangi sisi kiri harus berlabel Kredit.

Lihat gambar berikut:

TRANSAKSI 8:

Akhirnya, CV.SENYUM memiliki pelanggan yang memintanya untuk memperbaiki Televisi. Dan untuk perbaikan televisi tersebut,
CV.SENYUM harus mengambil beberapa persediaan suku cadang dari gudang.

Karena CV. SENYUM menggunakan/mengeluarkan suku cadang persedian yang merupakan aset usaha, maka transaksi ini harus
dicatat sebagai pengeluaran.
Pengeluaran merupakan pembiayaan, karenanya harus dicatat ke dalam account BIAYA yang berada disisi kanan. Dan account
Biaya yang cocok adalah: Account Biaya Perbaikan Televisi yang bernomor 500.

Seperti pada transaksi 2, ketika kita menambah nilai account Biaya, sesungguhnya kita malah mengurangi nilai sisi kanan. Artinya,
penambahan tidak akan berlabel Kredit, tapi malah berlabel Debet.

Dan agar rumus tetap seimbang, maka kita harus mengurangi account persediaan yang berada disisi kiri. Lagian, suku cadangnya
kan kita ambil dari Persediaan. Jadi, account yang tepat untuk mencatatnya, tentu account persediaan. Dan ingat, mengurangi sisi
kiri harus berlabel Kredit.

Lihat gambar:

TRANSAKSI 9:

Syukurlah.. Pada Transaksi 9 ini, pelanggan akhirnya membayar tagihan reparasi CV.SENYUM. Dan CV. SENYUM pun akhirnya
memiliki pendapatan pertamanya.

Pendapatan ini, langsung kita masukkan ke Kas perusahaan. Dan seperti biasa, kita catat ke account Kas yang merupakan account
sisi kiri.

Dan supaya rumus tetap seimbang, kita juga harus mencatatnya disisi kanan.
Ya, kita catat di account Pendapatan Jasa dengan nomor 400. Dan tetap diingat, menambah sisi kanan harus berlabel Kredit.

TRANSAKSI 10:

Ternyata, pemilik membutuhkan dana segar untuk kebutuhan sehari-hari. Dia pun menarik dana dari CV. SENYUM sebesar
10.000.000.

Penarikan dana, dicatat dengan menggunakan account Prive yang bernomor 310. Account Prive adalah salah satu account MODAL
yang berada di sisi kanan.

Seharusnya, sesuai aturan, menambah sisi kanan akan berlabel kredit. Namun sesungguhnya, saat kita menambahkan nilai pada
account Prive, kenyataanya kita sedang mengurangi nilai dari sisi kanan (Ingat, account Prive adalah account untuk mencatat
penarikan). Jadi, alih-alih kita beri label Kredit, kita akan memberinya label Debet.

Dan agar seimbang, kita akan mengurangi nilai account KAS. Account KAS berada di sisi kiri. Dan mengurangi sisi kiri berlabel
Kredit.

Wooww! Panjang banget neh artikelnya. Fuiih..

Tapi akhirnya, artikel bagian 2 ini selesai sampai disini. Semua transaksi yang ada di oret-oretan sudah kita pindahkan ke Jurnal
Umum.

Nah, bagaimana hasil keseluruhan Jurnal Umum, lihat gambar berikut:


Dan Sampai ketemu lagi di bagian 3 yang akan membahas tentang membuat laporan keuangan. Ups, maksud gw, ngebahas Buku
Besar.. Baru abis itu ngebahas laporan keuangan..

Semoga bermanfaat, see ya

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 3)


Published April 7, 2011 Akuntansi 26 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, belajar, Buku Besar, Buku Besar Akuntansi, catatan keuangan, keuangan
Hai.. Ketemu lagi..

Masih tentang Akuntansi! Dan di bagian 3 ini, kita akan belajar tentang Buku Besar.

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

1. Persiapan
2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar

7. Laporan Laba Rugi

8. Jurnal Penutup

9. Update Buku Besar (lagi)

10. Laporan Perubahan Modal

11. Neraca

======================

Sebelumnya, coba kita ingat-ingat bagian 1 dan bagian 2.

Di bagian 1, kita belajar tentang rumus akuntansi dan aturan-aturannya juga tentang account (perkiraan) dan nomor-nomornya.

Di bagian 2, kita belajar memasukkan oret-oretan keuangan CV. SENYUM ke dalam Jurnal.

Nah, di bagian 3 ini, kita akan coba posting isi Jurnal ke dalam Buku Besar.
.

Apa maksudnya Posting?

Sebenernya, yang dimaksud posting itu adalah memindahkan isi Jurnal ke dalam Buku Besar.

Emangnya, apa sih Buku Besar itu?

Buku Besar itu sebenernya sama-sama catatan seperti Jurnal. Tapi ada beberapa perbedaan.

1. Jurnal dicatat tiap hari sedangkan Buku Besar secara periodik. Misalkan setiap sebulan sekali.

2. Saat mencatat pada jurnal, kita tulis semua Account sesuai urutan tanggal dan waktu transaksi pada satu tempat. Sedangkan pada
Buku Besar, masing-masing Account akan kita pisahkan. Jadi, nanti akan ada buku besar KAS, buku besar MODAL dan lain
sebagainya.

Oke, pengantarnya sampai disini aja. Selanjutnya, kita coba praktekkan cara Posting catatan dari Jurnal kita ke dalam Buku Besar.
Oya, Jurnal yang kita gunakan adalah Jurnal yang kita susun di bagian 2 ya. Siap? Lihat gambar dibawah:
Cara mem-posting isi Jurnal ke dalam Buku Besar.

1. Buat sebuah tabel dengan Header : No, Tanggal, Penjelasan, Ref, Debet, Kredit, Saldo Debet dan Saldo Kredit.

2. Beri judul tabel dengan nama masing-masing nama Account yang kita gunakan. Jangan lupa beri nomor account.

3. Selanjutnya, pindahkan transaksi dari Jurnal ke dalam Buku Besar. Misalkan, kita mulai dari Account KAS. Pindahkan semua
transaksi Account KAS ke dalam Buku Besar berjudul KAS. Lihat gambar diatas untuk mengetahui mapping datanya.

4. Hitung besar Saldo dari account tersebut.

Untuk nilai Saldo tanggal pertama, cukup salin nilai yang ada pada kolom Debet/Kredit. Misal: nilai tanggal pertama adalah
Rp. 30.000.000 dan berlabel Debet, maka tuliskan nilai ini pada kolom Saldo Debet.
Untuk nilai Saldo tanggal kedua dihitung dengan cara; nilai Saldo tanggal pertama dikurang/ditambah nilai tanggal kedua yang
ada pada kolom Debet/Kredit. Jika Debet bertemu Debet maka ditambah. Jika Kredit bertemu Kredit maka ditambah. Jika
Debet bertemu Kredit maka dikurang.

Dan seterusnya untuk tanggal-tanggal berikutnya.

5. Lakukan untuk tiap-tiap Account.

Apa sih gunanya Buku Besar ini. Kan isinya sama aja dengan Jurnal?

Yup.. Sebenernya isinya sama aja. Tapi dengan Buku Besar ini, kita ingin melihat pencatatan keuangan per Account. Nah, dari sini kita
bisa melihat, berapa sih uang kita di account KAS? Berapa uang kita di Account Modal? Dan seterusnya.

Sesuai data Jurnal, ada 10 account yang kita gunakan yang berarti akan ada 10 Buku Besar yaitu:

ASET

100 KAS

120 PERSEDIAAN

140 PERALATAN

HUTANG

200 HUTANG USAHA


220 HUTANG BANK

MODAL

300 MODAL

301 PRIVE

PENDAPATAN

400 PENDAPATAN JASA

BIAYA

500 BIAYA PERBAIKAN TV

510 BIAYA SEWA

Nah, setelah semua Account sudah kita buatkan Buku Besarnya, maka beginilah penampakan dari Buku Besar CV. SENYUM:
So.. Semua account telah kita buat BUKU BESAR-nya.

Dan cukup sampai disini pembahasan bagian 3-nya. Ketemu lagi dibagian 4 yang akan membahas tentang pembuatan laporan
keuangan. Eh, salah dink.. Kita masih harus membahas neraca saldo, jurnal penyesuaian dan jurnal penutup.. Ini penting buat bikin
laporan keuangan..

See ya..

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 4)


Published April 19, 2011 Akuntansi 24 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, catatan keuangan, keuangan, neraca saldo
Hai hai..

Ketemu lagi..

Mmm, kita masih mau ngebahas tentang Akuntansi neh.. Kayaknya, masih agak panjang urusan per-akuntansian ini. So far, kita baru
nyampe separuh jalan.. So, yang sabar ya..

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:
1. Persiapan

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar

7. Laporan Laba Rugi

8. Jurnal Penutup

9. Update Buku Besar (lagi)

10. Laporan Perubahan Modal

11. Neraca

======================

Sebelum lanjut, pasti-in semuanya udah baca artikel Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi Bagian 1, 2 dan 3.

Kita anggap, udah baca ya..

Nah, yok kita review lagi apa yang udah kita pelajari di Bagian-bagian sebelumnya:

Bagian 1: Kita belajar pendahuluan. Mulai dari rumus akuntansi sampai kenal apa itu account (Perkiraan).
Bagian 2: Kita belajar cara bikin Jurnal Umum dari sebuah oret-oretan (catatan) dagang CV. SENYUM.

Bagian 3: Kita udah belajar cara mindahin Isi Jurnal, ke Buku Besar.

Daaan, di Bagian 4 ini, kita mau belajar cara bikin sebuah NERACA SALDO dari Buku Besar yang udah kita susun sebelumnya.

Aih! Apa itu neraca saldo???

Neraca Saldo itu sebenernya rangkuman dari Buku Besar. Kalo masih bingung apa itu buku besar, berarti belum baca yang Bagian 3.
Jadi, gih, baca dulu!

Oke, lanjut.

Jadi, Neraca Saldo itu, adalah sebuah tabel yang berisi saldo terakhir dari tiap-tiap account pada Buku Besar. Ingat, di Bagian 3, kita
udah buat 10 buah Buku Besar. Masing-masing buku besar, adalah catatan tiap-tiap account.

Contohnya adalah Buku Besar KAS dibawah:

Buku besar KAS diatas, punya Saldo Akhir adalah Rp. 39.000.000,-
Nah, Saldo Akhir inilah yang akan kita tulis di NERACA SALDO. Gak cuma Buku Besar KAS, tapi semua Buku Besar kita
masukkan ke NERACA SALDO.

Kapan kita buat Neraca Saldo??

Neraca Saldo ini kita buat, kapan saja kita butuh! Hee.. Yang penting, harus didahului dengan posting Buku Besar. Karena kita posting
Buku Besar sebulan sekali, sekalian aja buat Neraca Saldo juga sebulan sekali. Neraca Saldo ini dibutuhkan saat kita mau buat laporan
keuangan, atau mau cek kondisi keuangan. Dengan membuat Neraca Saldo, kita bisa melihat, apakah pencatatan keuangan kita sudah
benar. Kok bisa? Yup! Neraca Saldo harus memiliki hasil Debet dan Kredit yang seimbang! Jika ada perbedaan antara Debet dan
Kredit, berarti ada yang salah pada saat proses pencatatan Jurnal atau mungkin saat posting Buku Besar.

Gak ngerti! Maksudnya apaan sih?

Udah.. Baca aja kelanjutannya, ok. Ntar juga ngerti apa yang gw maksud..

Trus gimana cara buatnya??

Oke, kita mulai menyusun Buku Besar yah.

Pertama, kita tulis judul dari NERACA SALDO kita dengan menuliskan kapan kita buat Neraca Saldo ini.

Ini penting. Misalkan kita tulis, NERACA SALDO per Desember 2010. Artinya, Neraca Saldo ini adalah kondisi saldo account
sampai bulan Desember 2010 untuk (1 tahun keuangannya dari Januari dan berakhir di Desember). Kalo Neraca Saldo dibuat di bulan
Mei, ya berarti di tulis NERACA SALDO per Mei 2010.
.

Selanjutnya, selalu diingat, jika Saldo Akhir pada Buku Besar memiliki Label DEBET, maka tulis di NERACA SALDO pada kolom
Debit. Begitu juga, jika berlabel Kredit.

Nah, kalo kita rangkum, maka NERACA SALDO CV.SENYUM per Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Ayolah.. Gak usah dibuat bingung.. Ini cuma mindahin saldo akhir di tiap-tiap Account ke dalam sebuah tabel aja kok..

Dan.. Antara Debet dan Kredit, harus memiliki Saldo sama!

Kalo beda, berarti ada kesalahan..


.

Oke, sampai disini dulu Bagian 4.

Woi! Kapan neh laporan keuangannya??!!

Tenang.. Laporan keuangan, gak akan bisa disusun tanpa Neraca Saldo. Dan abis ini, kita juga harus nyesuain dulu isinya. Nah kan,
tambah bingung..

Tunggu Bagian 5 nya yah..

See yaa

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 5)


Published April 30, 2011 Akuntansi 63 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, catatan keuangan, jurnal penyesuaian, keuangan
Yoo.. ketemu lagi..

Kali ini, gw masih ngebahas akuntansi.. Targetnya sih, sampe bisa bikin laporan keuangan!

Nah, karena ini artikel bersambung, buat temen-temen yang mo gabung, gw saranin untuk baca artikel Bagian 1, 2, 3 dan 4.
Masalahnya, kalo gak baca bagian-bagian sebelumnya, artikel yang ini jadi gak ada manfaatnya.. So, buat yang baru gabung, mundur
dikit yah..

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

1. Persiapan
2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar

7. Laporan Laba Rugi

8. Jurnal Penutup

9. Update Buku Besar (lagi)

10. Laporan Perubahan Modal

11. Neraca

======================

Oke, gw anggap kita semua udah baca artikel-artikel sebelumnya. Nah, coba kita review lagi yah:

Bagian 1: Kita belajar pendahuluan. Mulai dari rumus akuntansi sampai kenal apa itu account (Perkiraan).

Bagian 2: Kita belajar cara bikin Jurnal Umum dari sebuah oret-oretan (catatan) dagang CV. SENYUM.

Bagian 3: Kita udah belajar cara mindahin Isi Jurnal, ke Buku Besar.

Bagian 4: Kita coba buat Neraca Saldo dari Buku Besar.


.

Daaan.. Untuk berikutnya, kita akan belajar tentang JURNAL PENYESUAIAN.

Wow.. apa itu Jurnal Penyesuaian. Ada hubungan darah apa ama Jurnal Umum???!

Jurnal Penyesuaian ama Jurnal Umum itu abang adek lah.. hehehe. Tapi bener kok. Jurnal Penyesuaian itu ya sejenis jurnal atau
catatan. Jadi, cara nulisnya pun sama dengan Jurnal Umum. Hanya, apa yang ditulislah yang berbeda.

Well, ceritanya begini..

Pada artikel Bagian 4, kita udah buat Neraca Saldo kan? Nah, Neraca Saldo itu adalah neraca saldo periode Januari 2010 Desember
2010. Dan seharusnya, semua transaksi di periode tersebut, peruntukannya (pemanfaatannya) ya harus untuk periode itu juga.

Maksudnya apa sih??

Maksud gw gini. Kita ambil satu contoh transaksi aja ya.

CV.SENYUM kan pernah sewa tempat buat toko-nya selama 1 tahun (12 bulan). Dan sewa dimulai pada tanggal 1 April 2010 (coba
cek Jurnal Umum-nya). Artinya, sewa berakhir 31 Maret 2011.

Masalahnya, periode akuntansinya itu adalah 1 Januari 2010 dan berakhir 31 Desember 2010.

Jadi, diperiode 2010 ini, sewa-nya cuma selama 9 bulan saja yaitu dari bulan April 2010 sampai Desember 2010. Sedangkan sisa 3
bulannya lagi (dari Januari 2011 sampai Maret 2011), seharusnya masuk ke perhitungan periode akuntansi 2011. Dan yang jadi
masalah adalah di periode 2010, CV.SENYUM udah bayar full 12 bulan. Kalo begini, perhitungan periode akuntansi 2010-nya jadi
rugi dan gak valid karena terbebani pengeluaran 3 bulan sewa untuk periode berikutnya.

Nah, inilah yang dimaksud, transaksi di periode 2010, tapi sebagian peruntukannya untuk periode 2011. Dan hal-hal seperti ini yang
mengharuskan kita membuat Jurnal Penyesuaian.
Kita harus memastikan, laporan keuangan kita hanya menghitung transaksi yang dimanfaatkan/digunakan di periode tersebut saja
(misal periode 2010).

Kapan kita harus buat Jurnal Penyesuaian?

Jurnal Penyesuaian dibutuhin untuk membuat laporan keuangan. Jadi, biasanya, Jurnal ini dibuat saat kita ingin tutup buku. Jadi,
setelah semua transaksi selama Januari s/d Desember sudah dicatat dan diposting ke Buku Besar, selanjutnya kita harus membuat
Jurnal Penyesuaian agar laporan keuangan kita akurat.

Hal-hal apa aja yang harus dibuatkan Jurnal Penyesuaian??!

Ada beberapa hal.

1. Beban yang masih harus dibayar

2. Pendapatan yang belum diterima

3. Penyusutan Aktiva Tetap

4. Beban dibayar di muka

5. Pendapatan diterima di muka

6. Pemakaian Perlengkapan

Coba kita bahas satu-satu ya..


1. Beban yang masih harus dibayar

Maksudnya adalah, seharusnya ada pengeluaran di periode sekarang, tapi karena sesuatu (misal perjanjian), maka kita boleh
membayarnya sekaligus nanti di periode berikutnya. Nah, jurnal penyesuaian berfungsi mencatat berapa sih tanggungan pengeluaran
yang seharusnya dibayar di periode sekarang, tapi belum dibayarkan.

Contoh kasusnya:

Hutang Bunga (Bank). Kita berhutang ke bank dipertengahan periode akuntansi (misal di bulan Juni 2010), dengan bunga 20%
setahun. Artinya, pada bulan Mei periode berikutnya (Mei 2011), barulah kita harus bayar bunga sebesar 20% tadi.

Pertanyaanya, berapa bunga yang harus ditanggung oleh periode 2010 (Juni Desember 2010: 7 bulan) dan berapa yang harus
ditanggung oleh periode 2011?

Nah, besarnya tanggungan inilah yang masuk ke Jurnal penyesuaian.

2. Pendapatan yang belum diterima

Maksudnya adalah, kita seharusnya menerima pembayaran di periode sekarang. Tapi, karena sesuatu (misal pernjanjian atau
dihutang), pembayarannya mundur dan baru akan dibayar nanti di periode berikutnya. Padahal kita harus tutup buku.

Contoh kasus:

Karena pelanggan kita terlambat membayar barang kita, maka pelanggan tersebut harus membayar denda sebesar Rp. 200.000 dan
pelanggan menjanjikannya di bulan Februari 2011 (perode sekarang adalah 2010).

Nah, karena ini sesungguhnya adalah transaksi Periode 2010, maka kita harus mencatatnya pada jurnal penyesuaian.

3. Penyusutan Aset Tetap


Maksudnya adalah, aset (barang kepemilikan usaha kita) seperti mobil, furnitur, komputer dan sebagainya, lambat laun akan rusak dan
harus diganti. Artinya, nilai barang tersebut lambat laun akan turun. Nah, penurunan inilah yang harus dicatat oleh jurnal penyesuaian.

Contoh kasus:

Usaha kita punya mobil operasional yang merupakan aset perusahaan. Awalnya beli dengan harga 100juta. Suatu saat nanti, mobil
operasional kita tersebut akan tua dan rusak. Dan kita harus menggantinya dengan yang baru.

Misalkan, kita perkirakan umur mobil itu 20 tahun. Artinya, kita perkirakan dua puluh tahun kemudian, mobil itu rusak sehingga
bernilai nol rupiah. Jadi, setiap tahun, mobil tersebut akan berkurang nilai nya sebesar 5 juta.

Nah, disini, jurnal penyesuaian harus mencatat besarnya penyusutan aset sebesar 5 juta.

4. Beban dibayar di muka

Masih ingat contoh diawal tadi? Tentang biaya sewa?

Nah, itu adalah contoh untuk Beban dibayar di muka.

5. Pendapatan diterima di muka

Maksudnya adalah, kita udah dibayar full, tapi pekerjaan atau barang, kita kirimkan bertahap hingga melampui periode sekarang.

Contoh kasus:

Kita menyewakan alat berat selama 1 tahun (12 bulan) dan telah dibayar full sejak awal. Kontrak sewa dimulai bulan Juni 2010 dan
berakhir Mei 2011. Padahal, kita harus tutup buku 31 desember 2010. Artinya, sampai desember 2010 kita baru menyewakan selama 7
bulan. Sisanya ada di periode berikutnya.
Nah, disini kita harus membuat catatan penyesuaian sebesar nilai sewa yang belum terpenuhi.

6. Pemakaian Perlengkapan

Maksudnya adalah penggunaan barang yang habis pakai. Kita harus menghitung, berapa barang yang sudah terpakai dan berapa sisa-
nya. Dan sisanya itu bernilai berapa rupiah.

Selanjutnya, kita harus catat di jurnal penyesuaian.

Oke, oke.. Tapi kalo pake contoh transaksi CV.SENYUM, apa aja yang perlu dibuat jurnal penyesuaian???

Sip..

Yang pasti, sesuai catatan Jurnal Umum CV.SENYUM, ada:

1. Sewa Tempat selama setahun, tapi baru mulai di bulan April 2010.

2. Pinjam Bank dengan bunga 20% selama setahun. Bunga yang harus dibayar mulai Mei 2010.

3. Beli peralatan sebagai aset. Nilai peralatan ini akan menyusut.

4. Belanja persediaan. Dan selama setahun, persediaan masih ada sisa.

Nah, transaksi CV.SENYUM diatas lah yang sepertinya membutuhkan Jurnal Penyesuaian.

Trus, gimana bikinnya???


Wadooh.. Manja banget..

Ya udah, kita bahas satu persatu deh. Huh..

1. Sewa Tempat selama setahun, tapi baru mulai di bulan April 2010.

Coba dilihat kembali Jurnal Umum CV.SENYUM (ada di artikel Bagian 2).

Pada tanggal 1 April 2010, CV.SENYUM mulai menyewa bengkel untuk durasi 12 Bulan (setahun). Setelah 31 Desember 2010, lama
sewa adalah 9 bulan. Agar menjadi 1 tahun, masih tersisa 3 bulan di periode berikutnya. Biaya sewa selama setahun adalah Rp.
8.000.000. Jadi, 3 bulan sisanya jika dirupiahkan adalah: Rp. 8.000.000 x 3 / 12 = Rp. 2.000.000.

Dan Rp. 2.000.000 juta inilah yang akan kita masuk-kan ke dalam account Biaya Sewa Dibayar di Muka dengan nomor account 130
(account dan nomornya dapat dilihat pada artikel Bagian 1).

Perlu diingat juga, cara peletakan label Debet dan Kredit. Account Biaya Sewa Dibayar Dimuka adalah account Aset dan ada di sisi
kiri.

2. Pinjam Bank dengan bunga 20% selama setahun. Bunga yang harus dibayar mulai Mei 2010.

Coba dilihat kembali Jurnal Umum CV.SENYUM (ada di artikel Bagian 2).
Pada tanggal 1 Mei 2010, CV.SENYUM mulai meminjam uang di Bank BCA untuk durasi 12 Bulan (setahun) dengan bunga 20%
setahun. Periode ini (Jan Des 2010) hanya memanfaatkan 8 bulan saja, sisanya 4 bulan dimanfaatkan di periode berikutnya. Namun,
pembayaran bunga, akan dilakukan di periode berikutnya (jan Des 2011), sehingga periode sekarang (jan -des 2010) memiliki
hutang bunga kepada periode berikutnya sebesar : Rp. 40.000.000 x 20% x 8 / 12 = Rp. 5.333.333.

Dan Rp. 5.333.333 juta inilah yang akan kita masuk-kan ke dalam account Biaya Bunga dengan nomor account 530 (account dan
nomornya dapat dilihat pada artikel Bagian 1).

Perlu diingat juga, cara peletakan label Debet dan Kredit. Biaya bunga termasuk account Biaya.

3. Beli peralatan sebagai aset. Nilai peralatan ini akan menyusut.

Coba dilihat kembali Jurnal Umum CV.SENYUM (ada di artikel Bagian 2).

Pada tanggal 2 Mei 2010, CV.SENYUM membeli peralatan bengkel senilai Rp. 40.000.000. Semua peralatan memiliki umur sehingga
suatu saat pasti akan rusak.

Kita perkirakan umur peralatan yang kita beli adalah 10 tahun. Kita gunakan metode linier untuk menentukan penurunan nilai aset
maka setiap tahun akan ada penurunan nilai peralatan sebesar 10%. Sedangkan di periode ini, kita belum genap setahun menggunakan
peralatan (baru 8 bulan).

Berarti, berapa besar penyusutannya?

Rp. 40.000.000 x 10% x 8 / 12 = Rp. 2.666.666.


Dan Rp. 2.666.666 juta inilah yang akan kita masuk-kan ke dalam account Biaya Penyusutan Peralatan dengan nomor account 520
(account dan nomornya dapat dilihat pada artikel Bagian 1). Perlu diingat juga, cara peletakan label Debet dan Kredit.

Disini, kita juga memiliki sebuah account aset : Akumulasi Penyusutan Peralatan. Account ini untuk mencatat penyusutan secara
keseluruhan.

4. Belanja persediaan. Dan selama setahun, persediaan masih ada sisa.

Nah, kalo yang ini, kebetulan kita udah buat. Coba lihat dibuku besar pada account Persediaan. So, kita udah gak perlu buat.

Nah, Jurnal Penyesuaian udah selesai.. Total, kita udah bikin 3 jurnal penyesuaian. Hasil jurnal ini, akan kita update ke dalam Buku
Besar.

Kok harus update Buku Besar lagi? Kapan Laporan Keuangannya?

Hmm.. Sayangnya belum.. Abis ini, di Artikel berikutnya, kita akan update Buku Besar setelah kita buat Jurnal Penyesuaian, setelah
itu masih harus buat Jurnal Penutup.. So.. Tunggu artikel berikutnya yah

.
See yaaaa

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 6)


Published December 22, 2013 Akuntansi 23 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, Buku Besar, Buku Besar Akuntansi, jurnal penyesuaian

Halooo..

Masih tentang akuntansi ya.. Kita lanjutkan pembahasan akuntansi dasar ke bagian 6.

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

1. Persiapan

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar


7. Laporan Laba Rugi

8. Jurnal Penutup

9. Update Buku Besar (lagi)

10. Laporan Perubahan Modal

11. Neraca

======================

Selalu gw ingetin buat yang baru join di serial ini, sebaiknya teman-teman baca artikel-artikel sebelumnya. Kenapa? Karena kalo
enggak, gw yakin kalian bisa sakit kepala tujuh turunan (glegeeeeeaaar!).

Sip! Sebelum mulai, yuk kita review dulu artikel-artikel sebelumnya:

Bagian 1: Kita belajar pendahuluan. Mulai dari rumus akuntansi sampai kenal apa itu account (Perkiraan).

Bagian 2: Kita belajar cara bikin Jurnal Umum dari sebuah oret-oretan (catatan) dagang CV. SENYUM.

Bagian 3: Kita udah belajar cara mindahin Isi Jurnal, ke Buku Besar.

Bagian 4: Kita coba buat Neraca Saldo dari Buku Besar.

Bagian 5: Kita membuat Jurnal Penyesuaian.

.
Okeeee.. Ayo kita mulai pembahasan berikutnya, yaitu Jurnal Penutup! Eh, salah.. Sebelum itu, kita harus update dulu Buku Besar
setelah sebelumnya kita membuat Jurnal Penyesuaian.

Kenapa harus update Buku Besar?

Jurnal Penyesuaian, sama-sama jurnal seperti halnya Jurnal Umum. Didalamnya, kita melakukan transaksi yang mengubah nilai dari
Account-account kita. Kalo nilai account ada yang berubah, berarti Buku Besar harusnya juga berubah dong..

Nah, kebetulan Jurnal Penyesuaian kita, melibatkan 6 Account berikut:

130 Biaya Sewa Dibayar di Muka


150 Akumulasi Penyusutan Peralatan
210 Hutang Bunga
510 Biaya Sewa
530 Biaya Bunga
520 Biaya Penyusutan Peralatan

Dari account-account di atas, ada satu account yang sebelumnya sudah kita buatkan Buku Besarnya yaitu Account Biaya Sewa. Maka
account inilah yang harus kita update. Sedangkan Account-account yang lain belum pernah dibuatkan sebelumnya, jadi harus
dibuatkan yang baru.

Cara Posting-nya masih sama dengan cara Posting dari Jurnal Umum, jadi gw gak perlulah menjelas lagi. Kalo lupa, ayo buka lagi
artikel Bagian 3!

Nah, kalo sudah jadi, beginilah penampakan update dan tambahan Posting Buku Besar kita:
Sedangkan Buku Besar account-account yang lain masih sama seperti berikut:
.

Trus, kapan sih sebenernya kita harus posting Buku Besar?

Pokoknya, setelah kita menambahkan catatan pada Jurnal (jurnal apapun itu), kita harus posting jurnal tersebut ke Buku Besar.

Sip! Berarti, selesai sudah artikel bagian 6 ini. Selanjutnya, kita akan buat Jurnal Penutup..

See yaa..

======================
Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 7)
Published January 7, 2014 Akuntansi 132 Comments
Tags: akun, akuntansi, akuntansi dasar, aset, biaya, Buku Besar, hutang, jurnal penyesuaian, laporan, laporan laba rugi, modal, pendapatan, rumus akuntansi

Yoo! Semoga kabarnya baik ya..

Mumpung masih semangat-semangatnya, gw mau ngelanjutin belajar kita. Dan masih tentang akuntansi! Pokoknya, kita abisin dulu
akuntansi (meskipun hanya akuntansi dasar doang hehehe).

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

1. Persiapan

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar

7. Laporan Laba Rugi

8. Laporan Perubahan Modal

9. Jurnal Penutup

10. Update Buku Besar (lagi)


11. Neraca

======================

Oya. Sebelum lanjut, pastiin kalian udah baca artikel-artikel sebelumnya. Kenapa? Karena ini artikel serial! Jika kalian belum
baca artikel sebelumnya, gw jamin kalian akan pusing tujuh puluh keliling!

Dan sebelum lanjut, kita review dulu apa aja yang udah kita pelajari.

Bagian 1: Kita belajar pendahuluan. Mulai dari rumus akuntansi sampai kenal apa itu account (Perkiraan).

Bagian 2: Kita belajar cara bikin Jurnal Umum dari sebuah oret-oretan (catatan) dagang CV. SENYUM.

Bagian 3: Kita udah belajar cara mindahin Isi Jurnal, ke Buku Besar.

Bagian 4: Kita coba buat Neraca Saldo dari Buku Besar.

Bagian 5: Kita membuat Jurnal Penyesuaian.

Bagian 6: Kita sudah mem-posting Jurnal Penyesuaian ke dalam Buku Besar.

Daaaan.. Gw punya kabar baik buat teman-teman semua. Kali ini, kita benar-benar akan membahas laporan keuangan!

Beneran? Laporan Keuangan yang mana?


Bener donk.. Dan kita akan buat Laporan Laba Rugi.

Horeeee!

Hee..

Oke, kita mulai ya..

Ntar dulu.. Sebenernya, apa itu Laporan Laba Rugi?

Hmm.. Yaa, sesuai namanya aja. Laporan Laba Rugi berarti laporan yang beris,i apakah usaha kita itu Laba (untung) atau Rugi.

Pasti masih inget pepatah Besar pasak dari pada tiang kan? Nah, itu contoh usaha yang rugi tuh. Pengeluarannya lebih besar dari
pada pemasukan. Atau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan.

Jadi, Laporan Laba Rugi itu, Laporan yang membandingkan besarnya nilai Pendapatan dan besarnya nilai Biaya.

Masih inget rumus dasar Akuntansi kan? Apa? Lupa? Waduh! Buka artikel bagian satu deh.

Rumusnya gini nih:

ASET = HUTANG + MODAL

Dari rumus dasar ini lah jenis-jenis account dibedakan. Ada Account-account ASET. Ada account-account HUTANG. Dan ada
account-account MODAL.

Tapi kalo ingatan kalian bagus, kita juga pernah dikenalin jenis account yang lain selain ketiga jenis account tersebut. Coba tebak!?
Yup! Account PENDAPATAN dan Account BIAYA. Kedua jenis account ini adalah account sementara yang sebenarnya adalah
bagian dari account MODAL (Kalau kalian masih butuh penjelasan, berarti kalian harus baca artikel bagian 1!!).

Nah.. Sebenernya, Laporan Laba Rugi itu, hanya membandingkan besarnya nilai account-account yang termasuk ke dalam kedua jenis
account ini.

Tapi ingat! Laporan Laba Rugi, bisa kita buat kalau kita sudah membuat Jurnal Penyesuaian dan mem-posting-nya ke Buku Besar.

Emangnya kenapa?

Karena, kalo belum dibuatkan Jurnal Penyesuaiannya, seperti yang udah pernah gw tulis, hasil Laporan Laba Rugi menjadi tidak
akurat dan tidak valid.

Maksudnya gimana?

Aduh! Harusnya kalian balik lagi ke artikel bagian 5 nih. Tapi ya udah, aku jelasin lagi deh.

Kan periode Akuntansi CV. SENYUM itu dari Januari sampai Desember? Bener kan? Tapi CV. SENYUM pernah sewa tempat untuk 1
tahun (12 bulan) dari bulan April 2010 sampai Maret 2011. Dan sudah dibayar lunas.

Lalu, saat CV. SENYUM harus buat Laporan Laba Rugi di akhir Desember 2010, bagaimana menghitung pengeluaran Biaya untuk
sewa tempat? Apakah dihitung 12 bulan? Jadi gak akurat dong. Gak valid deh.

Nah, di sinilah alasan kenapa Laporan Laba Rugi dibuat setelah Jurnal Penyesuaian. Karena di Jurnal Penyesuaian lah Biaya sewa tadi
dipisahkan. Yang 9 bulan dihitung di periode 2010. Dan sisa 3 bulannya lagi, akan dihitung di periode berikutnya (2011).

Dengan begitu, Laporan Laba Rugi di akhir Desember 2010 menjadi benar-benar akurat.

Kalo udah jelas, yok kita mulai buat Laporannya!


1. Tulis nama perusahaannya.

2. Tulis judulnya. Laporan Laba Rugi.

3. Tulis Periode-nya.

4. Tuliskan semua account yang masuk ke dalam Account Pendapatan dan besar nilainya. Kebetulan, Jenis Account Pendapatan
kita hanya memiliki 1 account yaitu Pendapatan Jasa. Tapi terkadang, ada account pendapatan lainnya. Misalkan, pendapatan
dari penjualan aset, dan lain-lain. Dan totalkan.

5. Tuliskan semua account yang masuk dalam account biaya. Dan totalkan.

6. Tulis Laba Bersih yang berisi total nilai Pendapatan dikurangi total nilai Biaya.

Lebih jelasnya, lihat gambar dibawah:


a

.
Dari mana gw dapat besarnya nilai account-account di atas?

Tentu saja dari Buku Besar. Ayo buka Buku Besarnya dan lihat nilai Saldo terakhir masing-masing Account. Dan tuliskan di Laporan.

Gimana? Gampangkan bikin Laporan Laba Rugi?

Sip.. Sip..
Oya, sekedar tambahan. Laporan Laba Rugi ini, hanya memperlihatkan, apakah usaha kita untung atau rugi. Tapi kita tidak akan bisa
melihat, berapa sih besar uang kita di Perusahaan? Atau berapa sih besar kekayaan perusahaan kita?

Nah, untuk tahu itu semua, kita harus buat Laporan keuangan lainnya.. Dan, tunggu di artikel berikutnya ya. Semoga bermanfaat.

Hmmm.. hmmm..

======================

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 8)


Published April 26, 2016 Akuntansi 59 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, belajar, Buku Besar, Buku Besar Akuntansi, catatan keuangan, keuangan, laporan, modal, tutorial

Ah..! Akhirnya ada semangat buat ngelanjutin seri Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi.
Tapi sebelumnya gw minta maaf karna harus merevisi urutan Bab-nya..

Kalau sesuai jadwal sebelumnya, seharusnya sekarang kita belajar membuat Jurnal Penutup. Tapi demi kenyamanan bersama, gw ubah
dikit boleh lah ya.. Nah, saya ubah urutannya menjadi belajar membuat Laporan Perubahan Modal.. Okey..

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

1. Persiapan

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo
5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar

7. Laporan Laba Rugi

8. Laporan Perubahan Modal

9. Jurnal Penutup

10. Update Buku Besar (lagi)

11. Neraca

======================

Oya. Sebelum lanjut, pastiin kalian udah baca artikel-artikel sebelumnya. Kenapa? Karena ini artikel serial! Jika kalian belum
baca artikel sebelumnya, gw jamin kalian akan pusing tujuh puluh keliling!

Dan sebelum lanjut, kita review dulu apa aja yang udah kita pelajari.

Bagian 1: Kita belajar pendahuluan. Mulai dari rumus akuntansi sampai kenal apa itu account (Perkiraan).

Bagian 2: Kita belajar cara bikin Jurnal Umum dari sebuah oret-oretan (catatan) dagang CV. SENYUM.

Bagian 3: Kita udah belajar cara mindahin Isi Jurnal, ke Buku Besar.

Bagian 4: Kita coba buat Neraca Saldo dari Buku Besar.


Bagian 5: Kita membuat Jurnal Penyesuaian.

Bagian 6: Kita sudah mem-posting Jurnal Penyesuaian ke dalam Buku Besar.

Bagian 7: Kita sudah belajar membuat laporan laba rugi. Dari sana kita bisa tahu apakah usaha kita untung atau rugi!.

Siip.. Sekarang kita masuk ke topik baru yang disebut Laporan Perubahan Modal.

Wih! Apaan tuh? Apa hubungannya sama Laporan Laba Rugi?

Weits.. Tenang. Jangan heboh dulu.


Jadi sebenernya, tanpa disadari, kita udah buat 2 laporan loh sebelumnya. Coba buka lagi Bab 4 (Neraca Saldo) dan Bab 7 (Laporan
Laba Rugi).
Nah, sebenernya keduanya itu adalah Laporan Keuangan. Dan sekarang, kita nambah satu lagi yang disebut Laporan Perubahan
Modal.

Trus Laporan Perubahan Modal itu apa?!

Iya, iya.. Sabar.. Ini juga mau dijelasin.


Laporan Perubahan Modal itu berguna untuk nunjukin berapa jumlah modal kita sekarang, setelah 1 tahun periode keuangan.

Lah, emang modalnya berubah?

Hmm.. Berarti kurang nyimak artikel-artikel sebelumnya nih..


Coba cek Bab 7. Di sana dibahas Laporan Laba Rugi. Dan hasilnya, ternyata CV. SENYUM lumayan untung gede tuh. Nah,
keuntungan itulah yang bisa menyebabkan jumlah modal berubah.

Oooh..

Entar dulu. Jangan Oooh dulu. Belum selesai ini.


Selain keuntungan, coba cek lagi Bab 3 (Buku Besar). Bisa nemuin Buku Besar Prive kan? Dan kalian pasti mau nanya, apaan itu
Prive?
Chk chk chk.. Berarti bacanya kurang seksama nih.
Prive itu Account untuk mencatat penarikan modal. Jadi ketika pemilik usaha mengambil uang dari kas usaha, akan dicatat di account
ini. Dan tentu ini juga bisa menyebabkan modal berubah.
Nah, sekarang boleh bilang oooh..

Oooh..

Lanjut ya.. Sekarang kita belajar bikin Laporan Perubahan Modal.

1. Pertama, cari besar Modal Awal. Coba cek di Buku Besar Modal.
2. Trus, cari besar Laba atau Rugi. Tapi kalau dilihat Laporan Laba Rugi di Bab sebelumnya, CV. SENYUM mendapat keuntungan
(Laba).
3. Cari besar Prive. Cek di Buku Besar Prive
4. Selanjutnya, cari hasil Laba dikurangi Prive.
5. Dan terakhir, jumlahkan Modal Awal dengan Laba tersisa setelah dikurangi Prive, dapat tuh Modal Akhir.
6. Selesai deh..

Coba lihat contoh di bawah ya..


Contoh di atas kan kalau usahanya untung, gimana kalau buntung alias rugi?

Gak jauh beda kok. Tinggal ganti aja Laba Bersih menjadi Rugi. Dan nilainya dibuat minus atau dibuat dalam tanda kurung.

Emang tanda kurung itu maksudnya apaan sih?

Hadeeeh.. Ini sih dasar banget.. Tapi ya sudahlah.


Jadi, tanda kurung itu adalah tanda di perhituangan keuangan untuk menunjukkan nilai negative. Ok..

Oooh..

Siip..

Jadi sudah ya.. Sampe di sini dulu update kita tentang akuntansi. Ntar kita lanjut lagi.. Ok..

Bye..
.

======================

Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi (Bagian 9)


Published October 17, 2016 Akuntansi 14 Comments
Tags: akuntansi, akuntansi dasar, jurnal penutup

Maaf.. Maaf..
Maaf kalau update-nya sangat lambaaaaaaat..

Oke, kalau udah tenang dan gak marah-marah lagi, yuk kita lanjutin..

======================

Serial Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntasi ini terdiri dari beberapa bagian yang membahas:

1. Persiapan

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuaian

6. Update Buku Besar


7. Laporan Laba Rugi

8. Laporan Perubahan Modal

9. Jurnal Penutup

10. Update Buku Besar (lagi)

11. Neraca

======================

Oya. Sebelum lanjut, pastiin kalian udah baca artikel-artikel sebelumnya. Kenapa? Karena ini artikel serial! Jika kalian belum
baca artikel sebelumnya, gw jamin kalian akan pusing tujuh puluh keliling!

Dan sebelum lanjut, kita review dulu apa aja yang udah kita pelajari.

Bagian 1: Kita belajar pendahuluan. Mulai dari rumus akuntansi sampai kenal apa itu account (Perkiraan).

Bagian 2: Kita belajar cara bikin Jurnal Umum dari sebuah oret-oretan (catatan) dagang CV. SENYUM.

Bagian 3: Kita udah belajar cara mindahin Isi Jurnal, ke Buku Besar.

Bagian 4: Kita coba buat Neraca Saldo dari Buku Besar.

Bagian 5: Kita membuat Jurnal Penyesuaian.

Bagian 6: Kita sudah mem-posting Jurnal Penyesuaian ke dalam Buku Besar.


Bagian 7: Kita sudah belajar membuat laporan laba rugi. Dari sana kita bisa tahu apakah usaha kita untung atau rugi!

Bagian 8: Kita sudah membuat Laporan Perubahan Modal. Di laporan tersebut kita bisa melihat besar modal setelah ditambah
dengan Laba.

Lanjut yak..

Kita akan membahas Jurnal Penutup.

Wah, kok udah penutup? Udah mau kelar nih?

Yup.. Kita udah mau kelar hehehe.

Yah..

Tenang, kan ini baru Dasar Akuntansi. Jadi masih sangat banyak yang harus dipelajari tentang Akuntansi. Ibaratnya, kita baru melihat-
lihat akuntansi lewat jendela. Setelah ini, kalian harus masuk ke rumahnya.
Oke, cukup basa-basinya, gw akan lanjutin.

Kenapa sih kita perlu Jurnal Penutup?

Pertanyaan bagus. Untuk menjawabnya, gw akan balik bertanya, masih inget dengan account-account Pendapatan dan Biaya?
Sip! Berarti masih nyimak kalo inget. Tapi masih inget gak kenapa ada account-account Pendapatan dan Biaya?

Hmm.. Hmm..

Kalo jawabnya begitu, keknya udah lupa. Coba buka lagi Bagian 1.

Ah, kelamaan, gw ulang deh.


Account Pendapatan dan Account Biaya sebenernya cuma account sementara. Karena cuma sementara, maka ada waktunya dimana
kita harus menutupnya.
Kalau masih pengen tahu penjelasan lengkapnya, buka Bagian 1 ya.

Oke, oke..

Sip.. Lanjuut..

Kita harus membuat Jurnal Penutup, karena saat kita ingin menutup buku keuangan hanya account utama yang boleh memiliki nilai.
Apa itu account utama? Nih dia..

1. Account-account Aset

2. Account-account Modal

3. Account-account Hutang

Sedangkan Account Pendapatan dan Account Biaya, semua harus bernilai NOL.

Kenapa?

Supaya kita bisa balik ke rumus ajaib yang pernah kita pelajari di awal:

Aset = Modal + Hutang

Oke, oke ngerti. Trus account apa yang harus kita tutup?

Wih, mantap kalo udah ngerti. Nah, ini nih account-account yang harus kita tutup.

PENDAPATAN
400 Pendapatan jasa
BIAYA
500 Biaya perbaikan televisi
510 Biaya sewa
520 Biaya penyusutan peralatan
530 Biaya bunga

301 Prive

Trus gimana cara nutupnya?

Hmm.. Ikuti dengan teliti ya. Berikut tahap-tahap membuat Jurnal Penutup.

1. Kita tutup Account Pendapatan dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba

Eit.. Ntar dulu.. Apaan lagi itu account Ikhtisar Rugi/Laba?

Untuk saat ini, pahami aja account Ikhtisar Rugi/Laba adalah account yang sangat sementara. Kita hanya akan pakai untuk numpang
lewat.
Gw lanjut ya..

Oke..

Berikut tahap-tahap membuat Jurnal Penutup.

1. Kita tutup Account Pendapatan dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba.

2. Kita tutup Account Biaya dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba.

3. Kita tutup Account Ikhtisar Rugi/Laba dengan memindahkan ke account Modal Sendiri.

4. Kita tutup Account Prive dengan memindahkan ke account Modal Sendiri.

5. Selesai..
Gimana, udah tau kan langkahnya?

Sip.. Sudah..

Kalo gitu lanjut praktek ya..

Pertama, kita tutup Account Pendapatan dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba.
Karena kita memindahkan dari account Pendapatan, berarti kita mengosongkan/mengurangi isi account Pendapatan. Dan ingat,
account Pendapatan hanyalah account sementara-nya account Modal yang berada di sisi KANAN. Artinya, mengurangi account ini
harus kita beri label DEBET.

Sesuai data yang kita punya, berikut adalah Jurnal Penutup Pendapatan:

Kedua, kita tutup Account Biaya dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba.
Perhatikan, ada sedikit perbedaan di sini. Seperti pada account Pendapatan, karena kita memindahkan dari account Biaya, berarti kita
mengosongkan/mengurangi isi account Biaya. Dan ingat, account Biaya juga hanyalah account sementara-nya account Modal yang
berada di sisi KANAN. TAPI, account Biaya bernilai negatif/bersifat mengeluarkan dana (account Pendapatan bersifat positif seperti
halnya account Modal Sendiri yaitu memasukkan dana). Artinya, mengurangi account ini harus kita beri label KREDIT.

Sesuai data yang kita punya, berikut adalah Jurnal Penutup Biaya:
Ketiga, kita tutup Account Ikhtisar Rugi/Laba dengan memindahkan ke account Modal Sendiri.
Tapi sebelum itu, kita hitung Total isi account Ikhtisar Rugi/Laba dari langkah pertama dan kedua.

Total Account Ikhtisar Rugi/Laba = (Kredit) Rp. 35.000.000,00 (Debet) Rp. 16.000.000,10
Total Account Ikhtisar Rugi/Laba = Rp18,999,999.90

Sesuai hasil hitungan di atas, berikut Jurnal Penutup Ikhtisar Rugi/Laba:

Keempat (terakhir), kita tutup Account Prive dengan memindahkan ke account Modal Sendiri.

Prive itu mirip biaya. Ini adalah account negatif karena dia bersifat mengeluarkan dana. Jadi saat kita ingin mengosongkannya, maka
kita memberi label Kredit meskipun dia sejenis account Modal yang berada di sisi KANAN.

Oke.. Selesai sudah..

Wah cuma gitu aja?

Yup.. Gampang kan?

Trus, ngapain lagi?


Sabar.. Kita istirahat dulu. Yang paling penting, sekarang account Pendapatan dan account Biaya udah jadi kosong atau NOL. Di
artikel mendatang, kita akan cek semua account satu per satu. Dan kita lihat, bener nggak udah kosong. Oke..

So, see yaa..

Kamis, 28 Maret 2013

JENIS ORGANISASI BISNIS, KONSEP DAN PRINSIP AKUNTANSI


JENIS ORGANISASI BISNIS

1. Perusahaan Perseorangan (Proprietorship)

Pemiliknya hanya satu orang yang disebut proprietor, yang seringkali mengelola jalannya bisnis. Perusahaan perseorangan
cenderung beupa took ritail kecil atau bisnis professional, seperti dokter, pengacara, dan akuntan.

Dari sudut pandang akuntansi, catatan setiap perusahaan perseorrangan terpisah dari catatan pemiliknya. Catatan akuntansi
perusahaan perseorangan tidak memasukkan catatan pribadi proprietor. Akan tetapi, dari sudut pandang hukum, perusahaan
merupakan proprietor.

2. Persekutuan (partnership)

Yaitu menggabungkan dua atau lebih individu sebagai pemilik bersama. Setiap pemilik merupakan partner. Banyak toko ritail dan
organisasi professional untuk dokter, pengacara dan akuntan merupakan persekutuan. Sebagian besar persekutuan berukuran kecil
atau sedang, tetapi ada juga yang berukuran raksasa, yang memiliki 1.000 atau lebih partner. Dari sudut pandang akuntansi,
persekutuan merupakan organisasi yang terpisah berbeda dari para partner. Namun dari sudut pandang hukum, persekutuan
merupakan partner seperti pada perusahaan perseorangan.

3. Korporasi (corporation)

Adalah perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham (stockholder, atau shareholder), yaitu orang yang memiliki bagian
kepemilikan dalam perusahaan itu. Suatu perusahaan akan menjadi korporasi apabila pemerintah Negara bagian menyetujui akte
pendiriannya. Tidak seperti perusahaan perseorangan dan persekutuan, korporasi merupakan entitas hukum yang terpisah dari
para pemiliknya.

Ada yang membedakan antara korporasi dengan perusahaan perseorangan atau persekutuan, dimana perbedaan ini yang membuat
korporasi begitu popular, dmana orang dapat melakukan investasi dalam korporasi dengan resiko pribadi yang terbatas diataranya
:

a. Jika perusahaan perseorangan atau persekutuan tidak dapat membayar utangnya, pemberi pinjaman dapat menyita aktiva
pribadi para pemilik untuk memenuhi kewajiban itu;

b. Jika korporasi bangkrut, pihak pemberi pinjaman tdak dapat menyita aktiva pribadi para pemegang saham.

Faktor lain kenapa korporasi begitu popular adalah pembagian kepemilikan kedalam saham individual.

Contoh : Coca cola company memiliki miliaran saham yang dimiliki oleh banyak pemegang saham. Seorang investor yang tidak
memiliki hubungan pribadi dengan coca cola dapat menjadi pemegang saham dengan membeli 50, 100, 5.000 atau berapapun
saham perusahaan tersebut.

4. Persekutuan dengan Kewajiban Terbatas (LLP) dan Perusahaan dengan Kewajiban Terbatas (LLC)

Persekutuan dengan kewajiban terbatas (limited liability partnership = LLP) adalah sala satu perusahaan dimana seseorang
partner tidak dapat menciptakan kewajiban yang besar bagi partner lainnya. Setiap partner hanya bertanggungjawab atas
tindakannya sendiri dan hal yang berada dibawah kendalinya.
Perusahaan dengan kewajiban Terbatas ( Limited liability Company), perusahaan bukan proprietor, yang bertanggungjawab atas
hutang perusahaan.

PERBANDINGAN EMPAT BENTUK ORGANISASI BISNIS

Perusahaan Persekutuan Korporasi LLC


Perseorangan

Pemilik Perusahaan Partner-dua atau Pemegang saham- anggota


perseorangan lebih pemilik pada umumnya
hanya satu banyak pemilik

Umur Organisasi Dibatasi oleh Dibatasi oleh Tidak terbatas Tidak terbatas
pilihan pemilik, pilihan pemilik,
atau kematian atau kematian

Kewajiban Pemilik secara Partner secara Para pemegang Anggota tidak


pribadi pemilik pribadi pribadi saham tidak bertanggung
atas hutang bertanggung bertanggungjawa bertanggungjawa jawab secara
perusahaan jawab b b secara pribadi pribadi

KONSEP DAN PRINSIP AKUNTANSI

Peraturan yang mengatur akuntansi dikenal sebagai GAAP (Genarally Accepted Accounting Principles) atau prinsip prinsip
akuntans yang diterima umum.
1. KONSEP ENTITAS

Adalah organisasi yang berdiri sendiri sebagai unit ekonomi yang terpisah. Dengan cara menarik batas di antara setiap entitas
agar kita tidak mencampuradukkan urusan entitas tersebut dengan urusan entitas lainnya.
Contoh : perusahaan SAYA membentuk modal awal untuk memulai usaha dengan dana sebesar Rp 100juta yang diperoleh
dengan hutang bank. Menurut konsep entitas maka perusahaan SAYA akan memperhitungkan dana sebesar Rp 100juta itu scara
terpisah dari aktiva pribadi seperti pakaian dan mobil.

APABILA uang Rp 100juta dicampur dngan aktiva pribadi, amak akan sulit mengukur keberhasilan atau kegagalan perusahaan
SAYA

Intinya ada batasan atau pemisahan antara harta perusahaan dengan harta pribadi sehingga memudahkan untuk menganalisanya.

2. PRINSIP RELIABILITAS (OBYEKTIVITAS)

Atau disebut juga pedoman yang didasarkan pada data yang handal dimana data yang dapat diverifikasi artinya data itu dapat
dikonfirmasikan oleh setiap pengamat yang independen.
Misal : perusahaan melakukan penjualan barang, maka untuk membuktikan bahwa transaksi ini handal adalah penjualan tersebut
disertai adanya surat penawaran dari perusahaan dan dilengkapi Purchase Order dari pembeli kemudian disertai pula adanya
konfirmasi pembayaran yang menjlaskan bagaimana syarat-syarat jual tersebut (syarat pembayaran, penyerahan barang dll).
3. PRINSIP BIAYA (COST PRINCIPAL)

Menyatakan bahwa aktiva dan jasa yang diperoleh harus dicatat pada biaya aktualnya.
Misal : perusahaan SAYA membeli barang elektronik seharga Rp 2juta, harga ini sebenarnya lebih murah jika dibandingkan
apabila SAYA membeli ditempat lain. Hal ini disebabkan karena penjual akan cuci gudang, sehingga barang dijual dengan harga
terjangkau.

Walaupun SAYA mengetahui harga diluar lebih mahal missal Rp 3juta maka dipembukuan akan tetap tercatat Rp 2juta karena
pencatatan harus sebenarnya bukan diduga.

Prinsip biaya juga menyatakan bahwa catatan akuntansi harus terus melaporkan biaya historis aktiva selama umur manfaatnya.
Misalnya elektronik itu dibeli setahun yang lalu seharga Rp 2juta dan sekarang apabila dijual maka akan laku Rp 3juta (naik). Maka
pencatatan perusahaan SAYA tetap Rp 2juta bukan Rp 3 juta.

4. KONSEP GOING CONCERN

Konsep ini mengasumsikan bahwa entitas akan tetap beroperasi selama jangka waktu dimasa depan yang dapat diramalkan.
Bersadarkan konsep ini, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan beroperasi cukup lama sehingga dapat menggunakan
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang digariskan.

5. KONSEP UNIT MONETER YANG STABIL


Di AS kita mencatat transaksi dalam dolar karena dolar merupakan media pertukaran. Nilai dolar dapat berubah dari waktu ke
waktu, dan kenaikan tingkat harga disebut inflasi. Selama periode inflasi, satu dollar akan membeli lebih sedikit makanan untuk
anda dan lebih sedikit bahan bakar untuk mobil anda.
Bagaimanapun juga akuntan mengasumsikan bahwa daya beli dollar masih stabil.

Sumber : Akuntansi Edisi Ketujuh Jilid 1 Pengarang Horngrn Harrison (2007).

Selasa, 01 Oktober 2013

TUJUAN DAN MANFAAT ILMU EKONOMI (Lingkup Sederhana)

Dalam season ini saya tidak akan membahas ilmu teori secara rinci, karena saya hanya menjawab pertanyaan dari penanya blog
yang kesulitan membedakan antara tujuan dan manfaat ilmu ekonomi.

Banyak sekali dari beberapa orang yang kebingungan apakah sama antara tujuan dan manfaat tersebut?
Bisa saya jelaskan disini :

PROSES (PROCESS) HASIL (RESULT)

RENCANA (PLANNING) ------ ----------- TUJUAN (GOALS) ------------------- MANFAAT (BENEFITE)

Jadi jelas antara tujuan dan manfaat adalah berbeda. Menurut saya ;

Tujuan merupakan maksud dari rencana (penelitian) dengan melalui proses yang sudah di tetapkan. Biasanya tujuan ini
mempunyai target kedapan atau dalam jangka panjang. Atau berusaha untuk mengerti hakikat dari peristiwa-peristiwa yang
selanjutnya untuk dipahami.

Manfaat merupakan hasil yang sudah dicapai dan hasilnya tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
kurun waktu pendek.

PENGERTIAN ILMU EKONOMI

Menurut Albert L. Meyers (Abdullah, 1192 :5) ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia.

Menurut J.L Meij (Abdullah , 1992 : 6) bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia ke arah kemakmuran.

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi
yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari, (untuk) mendapat dan menikmati
kehidupan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan mengenai penggunaan sumber
daya yang langka dan mempunyai kemungkinan penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa serta
mendistribusikannya hanya untuk konsumsi berbagai orang dan kelompok orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini
maupun masa akan datang dan dengan menggunakan uang ataupun tidak.

Tujuan Ilmu Ekonomi menurut Abdullah, 1992 : 7) :

1. Mencari pengertian tentang hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi baik yang berupa hubungan kausal maupun fungsional;

2. Untuk dapat menguasai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat misalnya :

- Masalah pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi;


- Kondisi infrastruktur ekonomi Indonesia seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang sudah tidak lagi memadai;
- Terbatasnya lahan pekerjaan sehingga menaikkan tingkat pengangguran.

Manfaat mempelajari ilmu ekonomi menurut Masud Effensi adalah :

a. Membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam dunia nyata secara lebih baik;

b. Membuat yang mempelajarinya lebih mahir atau lihai dalam perekonomian;

c. Memberikan pemahaman atas potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.

Masalah dalam Ilmu Ekonomi

1. Saling ketergantungan;
Merupakan sifat manusia yang merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan dengan bantuan
orang lain;

2. Harga

Nilai kelangkaan suatu barang dan biasanya menggunakan suatu media yang disebut uang;

3. Konflik

Timbul persaingan akibat kelangkaan terkadang kekuasaan berperan;

4. Kebebasan

Kelangkaan dan konflik, perlu aturan untuk menyelesaikan masalah.

Penggolongan Ilmu Ekonomi

1. Ilmu Ekonomi Mikro yaitu mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Aspek analisanya
meliputi ;

a. Analisa biaya/manfaat;
b. Teori permintaan dan penawaran;
c. Elastisitas;
d. Model-model pasar;
e. Indistri;
f. Teori produksi, dll.

2. Ilmu ekonomi Makro yaitu mempelajari perilaku masyarakat (negara/bangsa) dalam rangka memenuhi kebutuhannya (agregat).
Aspek analisanya meliputi pendapatan nasional, neraca pembayaran, kesempatan kerja; inflasi dan investasi dll.
Sekian, semoga sedikit bisa menjawab..

Amin..

Kamis, 07 Juni 2012

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

TAKBIR dulu yuks...!!!

Ada banyak besaran yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi suatu Negara. Salah satunya yang lazim dan
cukup representative adalah Pendapatan Nasional.

Konsep Pendapatan Nasional


Pendapatan Nasional adalah agregat ekonomi yang berupa Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Nasional Bruto
(PNB), Produk Nasional Netto (PNN), maupun Pendapatan Nasional (PN).

1. Produk Domestik Bruto (PDB)


PDB dapat dihitung melalui 3 pendekatan :

a. Pendekatan Produksi
PDB merupakan jumlah nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi suatu Negara dalam
jangka waktu satu tahun.
Unit-unit produksi itu antara lain :
- Sektor pertanian
- Sektor pertambangan
- Sector industry
- Sector pengolahan Listrik Gas, Air Minum
- Sektor Bangunan
- Sektor Transportansi dan Komunikasi
- Sektor Perdagangan
- Sektor Keuangan dan Bank
- Sektor Sewa Rumah
- Sektor Pemerintahdan pertanahan
- Sektor jasa

b. Pendekatan Pendapatan
PDB merupakan jumlah seluruh balas jasa (upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan) yang
diperoleh factor-faktor produksi suatu Negara dalam jangka satu tahun.
c. Pendekatan Pengeluaran
PDB merupakan seluruh kompunen permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto.

2. Produk Nasional Bruto (PNB)

Yaitu PDB ditambah dengan pendapatan netto atas factor luar negeri. Yang dimaksud dengan factor luar negeri
adalah semua pendapatan WNI di luar negeri dikurangi dengan pendapatan WNA di Indonesia.

3. Produk Nasional Netto (Nett National Product) yaitu PNB dikurangi dengan penyusutan aas barang-barang modal
tetap yang digunakan dalam proses prodksi selama satu tahun.
4. Pendapatan Nasional (National Income) yaitu PNN dikurangi dengan pajak tidak langsung netto. Yang dimaksud
dengan pajak tidak langusng netto adalah jumlah pajak tidak langsung dikurangi dengan subsidi.

Tulisan saya ini berlanjut yach..tetep pantau...Insyallah akan saya lengkapi lagi..

Rabu, 27 Maret 2013

JURNAL UMUM

Sebelumnya mari kita pahami dulu bab tentang Jurnal Khusus (klik disini)
Manfaat dari jurnal khusus adalah menghemat waktu, tapi tidak semua transaksi bisa di jurnal khusus seperti penyusutan, jatuh
tempo asuransi dibayar dimuka, dan akrual hutang gaji pada akhir periode.

Menurut HARRISON bahwa :


Semua system akuntansi memerlukan jurnal umum. Ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup dicatat dalam jurnal
umum, bersama dengan transaksi nonrutin lainnya.

Banyak perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan serta retur dan pengurangan
pembelian".
Dokumen ini disebut Memo Kredit (Credit memo).
1. MEMO KREDIT mencatat Retur dan Pengurangan Penjualan

Retur disebabkan karena barang konsinyasi yang tidak laku kemudian dikembalikan ke penjual serta pengembalian barang karena
adanya produk yang cacat/rusak.
Dampak dari retur adalah adanya pengurangan penjualan dan piutang usaha.
CONTOH :

a. Tgl 5 April 2012 PT. EMAK menerima pengembalian barang dari PT. BAPAK karena sebagian barang yang dijual ada yang rusak
sebesar 200rb.

b. Tgl 10 Juni 2012 PT. EMak menerima memo kredit No. 5 atas retur dari PT. LISDA sebesar Rp 300rb.

Jawab :

PT. EMAK
JURNAL UMUM
Halaman 12

TGL AKUN Post Reff D K

5 April 2012 Persediaan 131 200rb


HPP 511/v 200rb
(Menerima barang yg rusak)

10 April 2012 Retur dan Pengurangan Penjualan 430 300rb


Piutang Usaha PT. BAPAK 115 300rb
(Memo Kredit No 5)

Nb : Post reff digunakan sebagai penanda bahwa akun ini sudah diposting ke BB Umum. Dan untuk piutang usaha dicatat sebesar
2 kali yaitu di Buku besar Umum (cukup kasih 511) dan Buku Besar Pembantu Piutang untuk PT. BAPAK (cukup kasih V) apabila
sudah diposting.
2. MEMO DEBET Mencatat Retur Dan pengurangan pembelian.

Terjadi ketika suatu perusahaan mengembalikan barang ke penjual.dan pembeli akan menerima kas atau pengganti barang yang
rusak tentunya.
Atau mungkin pembeli akan mengirimkan dokumen yang dikenal sebagai memo debet (debt memo). Dokumen ini berisi bahwa
pembeli tidak lagi berhutang atas barang itu.
Jurnal untuk pembeli jelas yaitu mendebet Hutang usaha dan mengkredit persediaan sebsar HPP.
Dengan contoh soal diatas , kita mnganggap pencatatan untuk PT. BAPAK
PT. BAPAK
JURNAL UMUM
Halaman 10

TGL AKUN Post Reff D K

7 April 2012 Hutang Usaha PT. EMAK 210/v 200rb


Persediaan 131 200rb
(Memo Debet 117)

Nb : Post reff digunakan sebagai penanda bahwa akun ini sudah diposting ke BB Umum. Dan untuk hutang usaha dicatat sebesar 2
kali yaitu di Buku besar Umum (cukup kasih 210) dan Buku Besar Pembantu Hutang untuk PT. EMAK (cukup kasih V) apabila
sudah diposting.

3. MENYEIMBANGKAN BUKU BESAR

Pada akhir periode, setelah semua diposting, harus ada keseimbangan sbb:

a. BB Umum : Total debet = Total Kredit

b. BB Umum dan BB pembantu Piutang Usaha

Saldo akun pengendali Piutang Usaha = Jumlah semua saldo pelanggan di BB Piutang Usaha
c. BB Umum dan BB Pembantu Hutang Usaha

Saldo akun pengendali Hutang Usaha = Jumlah semua saldo pelanggan di BB Hutang Usaha

PEDOMAN KEPUTUSAN

a. APAKAH KOMPUNEN SISTEM AKUNTANSI?

1. Jurnal : yi Jurnal Umum dan Jurnal Khusus;


2. BB yi : BB Umum dan BB Pembantu

b. DIMANAKAN MENCATAT :

1. PENJUALAN KREDIT = JURNAL PENJUALAN


2. PENERIMAAN KAS = JURNAL PENERIMAAN KAS
3. PEMBELIAN KREDIT = JURNAL PEMBELIAN
4. PEMBAYARAN KAS = JURNAL PENGELUARAN KAS
5. SEMUA TRANSAKSI LAINNYA = JURNAL UMUM

c. BAGAIMANA BB UMUM BERHUBUNGAN DENGAN BB PEMBANTU?

Yi ; dengan cara membandingkan total saldo piutang di BB umum dengan menjumlahkan saldo piutang pada masing-masing
pelanggan di BB pembantu piutang.

ATAU

Membandingkan total hutang di BB umum dengan saldo hutang pda masing-masing supplier di BB pembantu hutang.
d. KAPAN MEMPOSTING DARI JURNAL KE BB UMUM DAN BB PEMBANTU?

Bisa bulanan atau kalau mungkin harian.

e. BAGAIMANA MENGENDALIKAN PIUTANG USAHA?

Piutang Usaha = Jumlah Piutang usaha pelanggan individual

f. BAGAIMANA MENGENDALIKAN HUTANG USAHA?

Hutang Usaha = Jumlah hutang usaha pemasok individual.

Semoga bisa memberikan manfaat ya !!!

Kamis, 20 Oktober 2011

PEMBERIAN NOMOR REKENING PADA MASING-MASING AKUN

Penomoran pada akun adalah memberikan nomor untuk mengidentifikasi masing-masing kelompok akun.

Didalam akuntansi pengelompokan akun secara umum dibagi menjadi 5 diantaranya :

Kelompok 1; Harta
Kelompok 2; Hutan

Kelompok 3; Modal

Kelompok 4; Pendapatan

Kelompok 5; Biaya

Pemberian nomor rekening ini dimaksudkan untuk mengelompokkan setiap akun dan memberi tanda pada jurnal bahwa akun ini
sudah dimasukkan dicatat dalam buku besar. Dan biasanya pengurutan nomor ini disesuaikan dengan karakteristik akun dan akun
yang paling likuid.

Missal :

Kita ingin member kode akun Kas yaitu 1.1.1, maksudnya

1 1 1

Turunan 1 Turunan 2 Turunan 3 Kas


Aktiva Aktiva Lancar

** dan semakin kekanan maka semakin besar turunanannya. Semisal didalam perusahaan itu ada kas kecil maka bisa ditulis kode
rekening 1.1.1.1 dan semisal ada kas Bank bisa diberi nomor 1.1.1.2 dst.

(bisa dilihat di contoh : Akuntansi Keuangan Menengah)

BAGAN REKENING

NOMOR NAMA REKENING


1 AKTIVA

1.1 Aktiva Lancar

1.1.1 Kas

1.1.2 Piutang

1.1.3 Persediaan

1.1.4 Perlengkapan ,dst

1.2 Aktiva Tidak Lancar

1.2.1 Aktiva tetap

1.2.2 Akumulasi Penyusutan

1.2.3 Investasi

1.2.4 Aktiva lain-lain, dst

2 KEWAJIBAN

2.1 Hutang Lancar

2.1.1 Hutang Gaji

2.1.2 Hutang Operasional Lainnya

2.2 Hutang Tidak Lancar

2.2.1 Hutang Saham

2.2.2 Hutang Bank


2.2.3 Hutang Obligasi, dst

3 EKUITAS

3.1 Modal disetor

4 PENDAPATAN

4.1 Pendapatan sewa

4.2 Pendapatan Lain-lain

5 BIAYA

5.1 Biaya Gaji

5.2 Biaya Sewa

5.3 Biaya Depresiasi, dst

CONTOH SOAL AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

SOAL

Saldo Neraca 31 Desember 2009


Kas Rp 1M
Kendaraan Rp 500.00.000
Hutang Rp 500.000.000
Modal Rp 1 M

Dibawah ini merupakan transaksi yang ada di PT. Liesti yang bergerak dibidang percetakan selama tahun 2010,
NO. TRANSAKSI SELAMA TAHUN 2010 PENGARUH
T2 Tiyok sebagai pemilik menyetorkan dana Penambahan Modal dan
(2/3) ke PT. Liesti sebesar Rp 2M. penambahan Harta (kas)
perusahaan sebesar Rp 2M
T1 Suatu Perusahaan membeli sebuah Penambahan Kendaraan dan
(2/3) kendaraan seharga Rp 50.000.000.00,-, pengurangan kas sebesar Rp
yang ditaksir manfaat 10 tahun 50juta
T3 PT. Liesti membeli mesin fotocopy Penambahan Hutang dan
(4/4) seharga Rp 40 juta secara kredit penambahan peralatan sebesar Rp
40 juta
T4 Dengan metode Basis Kas bahwa PT. Penambahan Kas dan Pendapatan
(5/4) Liesti tanggal 5 April 2010 menerima sebesar Rp 20juta
pembayaran dimuka atas sewa kamar
dari tamu sebesar Rp 20juta selama 3
hari
T5 PT. Liesti menjual kendaraan seharga Rp Penambahan Kas dan
(10/6) 50 juta berkurangnya kendaraan sebesar
Rp 500juta
T6 PT. Liesti menjual kendaraan seharga Rp Penambahan piutang dan
(22/7) 100 juta seacara kredit berkurangnya kendaraan sebesar
Rp 100juta
T7 PT. Liesti membeli mesin secara kredit Penambahan Hutang dan
(20/8) sebesar Rp 56 juta penambahan mesin seharga Rp 56
juta
T7 PT. Liesti membayar hutang sebesar Rp Pengurangan Hutang dan kas
(6/9) 40 juta sebesar Rp 40 juta.
T8 Tiyok sebagai pemilik melakukan Pengurangan Prive dan Kas
(23/9) penarikan uang perusahaan untuk sebesar Rp 35juta
pribadi sebesar Rp 35juta.
T9 Pembelian aktiva tetap seharga Rp Penambahan Aktiva tetap dan
(25/10) 100juta pengurangan kas sebesar Rp
100juta
T10 Penerimaan kas atas piutang perusahaan Pengurangan piutang dan
(2/12) sebesar Rp 20juta bertambahnya kas sebesar Rp
20jt.
T11 Pembayaran hutang perusahaan sebesar Pengurangan hutang dan
(31/12) Rp 60 juta berkurangnya kas sebesar Rp 60jt
T12 Rekening Listrik bulan Desember10 Bertambahnya beban gaji dan
(31/12) sebesar Rp 15 juta berkurangnya kas Rp 15juta
T13 PT. Liesti telah melakukan pembayaran Penambahan Biaya Iklan dibayar
(31/12) biaya iklan sebesar 20jt untuk periode dimuka dan Kas berkurang Rp 20jt
24 bulan (th 2011) dengan menggunakan
Basis Akrual.

PENYELESAIAN :

a. Penjurnalan untuk masing-masing transaksi


Tanggal Rekening/Keterangan Reff D K
Maret 2 Kas 1.1.1 Rp 5M
Modal 3.1 Rp 5M
2 Kendaraan 1.2.1 Rp 50.000.000
April Kas 1.1.1 Rp 50.000.000
4 Peralatan 1.2.2 Rp 40.000.000
Hutang Dagang 2.1 RP 40.000.000
5 Kas 1.1.1 Rp 20.000.000
Pendapatan 4.1 Rp 20.000.000
Juni 10 Kas 1.1.1 Rp 50.000.000
Kendaraan 1.2.1 Rp 50.000.000
22 Piutang 1.1.2 Rp
100.000.000
Kendaraan 1.2.1 Rp 100.000.000
Agustus 20 Mesin 1.2.3 Rp 56.000.000
Hutang 2.1 Rp 56.000.000
Septem 6 Hutang 2.1 Rp 40.000.000
Kas 1.1.1 Rp 40.000.000
23 Prive 3.2 Rp 35.000.000
Kas 1.1.1 Rp 35.000.000
Oktober 25 Aktiva 1.2.4 Rp
Tetap 100.000.000
Kas 1.1.1 Rp 100.000.000
Des 2 Kas 1.1.1 Rp 20.000.000
Piutang 1.1.2 Rp 20.000.000
31 Hutang 2.1 Rp 60.000.000
Kas 1.1.1 Rp 60.000.000
31 Beban 5.1 Rp 15.000.000
Listrik
Kas 1.1.1 Rp 15.000.000
31 Biaya 1.1.3 Rp 20.000.000
Iklan
Dibayar
Dimuka
Kas 1.1.1 Rp 20.000.000

b. Membuat Buku Besar masing-masing akun


Disini kita menggunakan model T Form (sederhana)

KAS 1.1.1
Saldo awal Rp 1M Maret 2, Rp 50.000.000
Maret 2, Rp 5M Septem 6, Rp 40.000.000
April 5, Rp 20.000.000 Septem 23, Rp 35.000.000
Juni 10, Rp 50.000.000 Oktober 25, Rp 100.000.000
Desm 2, Rp 20.000.000 Des 31, Rp 60.000.000
Des 31, Rp 15.000.000
Des 31, Rp 20.000.000
Total Rp 320.000.000
Total Rp 6.090.000.000 Saldo Debet Rp 5.770.000.000
Total Rp 6.072.000.000

KENDARAAN 1.2.1
Saldo Awal Rp 500.000.000 Juni 10, Rp 50.000.000
Maret 2, Rp 50.000.000 Juni 22, Rp 100.000.000

Total Rp 550.000.000 Total Rp 150.000.000


Saldo Debet Rp 400.000.000
Total Rp 550.000.000

PERALATAN 1.2.2
April 4, Rp 40.000.000 Saldo Debet Rp 40.000.000
Total Rp 40.000.000
Total Rp 40.000.000

PIUTANG 1.1.2
Juni 22, Rp 100.000.000 Des 2, Rp 20.000.000
Saldo Debet Rp 80.000.000
Total Rp 100.000.000 Total Rp 100.000.000

BIAYA DIBAYAR DIMUKA 1.1.3


Des 31, Rp 20.000.000 Saldo Debet Rp 20.000.000
Total Rp 20.000.000
Total Rp 20.000.000

MESIN 1.2.3
Agustus 20, Rp 56.000.000 Saldo Debet Rp 56.000.000
Total Rp 56.000.000
Total Rp 56.000.000

AKTIVA TETAP 1.2.4


Oktober 25, Rp 100.000.000 Saldo Debet Rp 100.000.000
Total Rp 100.000.000
Total Rp 100.000.000

HUTANG 2.1
Sept 6, Rp 40.000.000 Saldo Awal Rp 500.000.000
Des 31, Rp 60.000.000 April 4, Rp 40.000.000
Agustus 20, Rp 56.000.000
Saldo Kredit Rp 496.000.000 Total Rp 596.000.000

Total Rp 596.000.000

MODAL 3.1
Saldo Kredit Rp 6M Saldo Awal Rp 1M
Mar 2, Rp 5M
Total Rp 6M Total Rp 6M
PENDAPATAN 4.1
Saldo Kredit Rp 20.000.000 April 5, Rp 20.000.000
Total Rp 20.000.000
Total Rp 20.000.000

PRIVE 3.2
Sep 23, Rp 35.000.000 Saldo debet, Rp 35.000.000
Total Rp 35.000.000 Total Rp 35.000.000

BEBAN LISTRIK 5.1


Des 31, Rp 15.000.000 Saldo debet, Rp 15.000.000
Total Rp 15.000.000 Total Rp 15.000.000

c. Membuat Neraca Saldo

Nama Rekening No. Rekening D (Rp) K (Rp)


Kas 1.1.1 5.770.0000.000
Piutang 1.1.2 80.000.000
Biaya Dibayar DImuka 1.1.3 20.000.000
Kendaraan 1.2.1 400.000.000
Pealatan 1.2.2 40.000.000
Mesin 1.2.3 56.000.000
Aktiva tetap 1.2.4 100.000.000
Prive 3.2 35.000.000
Hutang 2.1 496.000.000
Modal 3.1 6M
Pendapatan 4.1 20.000.000
Beban Listrik 5.1 15.000.000
TOTAL 6.516.000.000 6.516.000.000

d. Jurnal Penyesuaian

NO. TRANSAKSI SELAMA TAHUN 2010 PENGARUH PENYESUAIAN


T1 Suatu Perusahaan membeli sebuah Penambahan Biaya Depresiasi
(2/3) kendaraan seharga Rp 50.000.000.00,-, Mesin pada Akumulasi Depresiasi
yang ditaksir manfaat 10 tahun Mesin Rp 5 juta.
(Apabila menggunakan garis lurus
maka 50juta/10tahun=5 juta.
Karena ini dibelinya maret maka
*8/**12 x 5 juta =Rp
3.333.333,33 )
*Maret-Des = 8 bulan
** 12 adalah jumlah bln dlm
setahun

Jurnal Penyesuaian
Tanggal Rekening/Keterangan Reff D (Rp) K (Rp)
31/12/2010 Biaya Depresiasi 3.333.333,33
Akumulasi Depresiasi Mesin 3.333.333,33

e. Neraca Lajur (worksheet) (dlm jutaan)


NS AJP NSD L/R LM Neraca
Akun
D K D K D K D K D K D K
Kas 57 5770 577
70 0
Piuta 80 80 80
ng
BDDM 20 20 20
Kendr 40 400 400
aan 0
Akmu 3,333,33 3,333,33 3,333,333.
lasi 3.33 3.33 33
Peralt 40 40 40
an
Mesin 56 56 56
AT 10 100 100
0
Prive 35 35 35
Hutan 49 496 496
g 6
Modal 60 6000 6000 5.966.666.
00 666,67
Pend 20 20 2
ptan 0
B.listr 15 15
ik
B. 3,333,33 3,333,33 3,333,3
Penys 3.33 3.33 33.33
t
Ikhtsa 1,666.6 1,666.67
r L/R 7
(sd
kredit
)
Modal 5.966.666.
Akhir 666,67
(sd
kredit
)
TOTA 65 65 3,333,3 3,333,3 6519,33 6519,33 20 2 35 60001,6 6.4 6.466
L 16 16 33.33 33.33 3,33 3,33 0 66,67 66
f. Laporan keuangan

PT. LIESTI
Laporan L/R
Per 31 Des 2010

Pendapatan Rp 20.000.000
Biaya Listrik Rp 15.000.000
Biaya Depresiasi Rp 3.333.333,33 Rp 18.333.333,33
Laba Perusahaan Rp 1.666.666,67

PT. LIESTI
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Des 2010

Modal Awal Rp 6.000.000.000


Laba Perusahaan Rp 1.666.666,67
Rp 6.001.666.666,67
Prive
(Rp 35.000.000)
Modal Akhir Rp 5.966.666.666,67

PT. LIESTI
NERACA
Per 31 Des 2010
ASET KEWAJIBAN
Aset Lancar Hutang Rp 496.000.000
Kas Rp 5.770.000.000
Piutang Rp 80.000.000 MODAL
Biaya Dibayar dimuka Rp 20.000.000 Modal Rp 5.966.666.666,67
Rp 5.870.000.000
Aset Tetap
Kendaraan Rp 400.000.000
Akumulasi Penyusutan(Rp 3.333.333,33)
Mesin Rp 40.000.000
Peralatan Rp 56.000.000
Aktiva Tetap Rp 100.000.000
Rp 592.666.666,67
TOTAL ASET Rp 6.462.666.666,67 TOTAL KEWAJIBAN + MODAL Rp 6.462.666.666,67

g. Jurnal Penutup

Tanggal Rekening/Keterangan Reff D (Rp) K (Rp)


31/12/2010 Ikhtisar L/R 4.2 18.333.333,33
Biaya Depresiasi 3.333.333,33
Biaya Listrik 15.000.000

31/12/2010 Pendapatan 20.000.000


Ikhtisar L/R 20.000.000
31/12/2010 Ikhtisar L/R 1.666.666,67
Modal 1.666.666,67
31/12/2010 Modal 35.000.000
Prive 35.000.000

Note : Lihat di buku besar


BEBAN LISTRIK 5.1
Des 31, Rp 15.000.000 Jurnal Pnutup, Rp 15.000.000
Total Rp 15.000.000 Total Rp 15.000.000

BEBAN DEPRESIASI 5.2


Des 31, Rp 3.333.333,33 Jurnal Pnutup, Rp 3.333.333,33
Total Rp 3.333.333,33 Total Rp 3.333.333,33

PENDAPATAN 4.1
Jurnal Pnutup Rp 20.000.000 April 5, Rp 20.000.000
Total Rp 20.000.000
Total Rp 20.000.000

IKHTISAR L/R 4.2


Jurnal Pnutup Rp 18.333.333,33 Jurnal Pnutup Rp 20.000.000
Jurnal Pnutup Rp 1.666.666,67 Total Rp 20.000.000

Total Rp 20.000.000

PRIVE 3.2
Sep 23, Rp 35.000.000 Jurnal Pnutup, Rp 35.000.000
Total Rp 35.000.000 Total Rp 35.000.000

MODAL 3.1
Jurnal Pnutup Rp 35.000.000 Saldo Awal Rp 1M
Saldo Kredit Rp 5.966.666.666,67 Mar 2, Rp 5M
Jurnal Pnutup Rp 1.666.666,67
Total Rp 6.001.666.666,67 Total Rp 6.001.666.666,67

h. Jurnal pembalik
Didalam soal ini tidak ada dilakukannya jurnal pembalik.
Kterangan lebih lanjut bisa dilihat di judul artikel Pengantar Dasar-Dasar Akuntansi

Hati Riang, Akuntansi - pun Gampang...Emak-Bapak ikut Senang..


Tampilkan posting dengan label Pencatatan Laba Ditahan (R/E). Tampilkan semua posting

Selasa, 24 April 2012


LABA DITAHAN (Retained Earnings)

Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan pemegang saham.
Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.

Transaksi-transaksi yang mempengaruhi R/E adalah :


a. Pembagian dividen
b. L/R bersih operasi
c. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Laporan laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan Laba rugi. Dan laporan laba ditahan
dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal, dimana perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba rugi yang
akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan
yang akan disajikan dalam laporan Laba ditahan.

Perbedaan L/R dan R/E


L/R R/E
1. Elemen-elemen L/R adalah
1. Elemen-elemen yang dapat didebetkan atau
pendapatan, biaya, laba dan laba dikreditkan ke dalam R/E adalah :
a. Penutupan saldo rekening Ikhtisar L/R
rugi, elemen elemen itu tidak
Rugi laba (D)
dapat didebetkan atau dikreditkan Laba Bersih (K)
b. Distribusi kepada pemegang saham (kas, property,
ke dalam R/E
atau saham)
Deklarasi Dividen (D)
Laba Ditahan (K)
c. Perubahan Prinsip Akuntansi
Penyesuaian retroaktif negative (rugi, biaya) (D)
Penyesuaian retroaktif Positif (Laba, pendapatam)
(K)
d. Koreksi kesalahan periode sebelumnya
Penyesuaian periode sebelumnya (rugi, biaya) (D)
Penyesuaian periode sebelumnya (laba, pendapatan)
(K)
e. Penyisihan laba yang ditahan untuk tujuan-tujuan
tertentu (perluasan pabrik, pelunasan utang dll)
Pencadangan (D)
Pembatalan Cadangan (K)
f. Transaksi saham treasury
Penyesuaian negative transaksi saham treasury (D)
Laba Ditahan (K)
g. Quasi reorganisasi
Penghapusan untuk nilai buku aktiva menjadi nilai
pasar (D)
Untuk menjadikan bersaldo nol dengan mengkredit
sejumlah tertentu dati modal disetor (K)
Note : Penyesuaian periode sebelumnya adalah kesalahan yang dilakukan pada periode sebelumnya yang dketahui dan dikoreksi
pada periode sekarang, kecuali penyesuaian terhadap perubahan umur aktiva tetap dan nilai residu, dan perubahan jumlah
taksiran kerugian piutang.

Penyesuaian akan Nampak sebagai berikut :


R/E, saldo awal XXXX
Koreksi kesalahan periode sebelumnya (XXXX)
Laba ditahan setelah penyesuaian, saldo awal XXXX

Laba ditahan (R/E) sangat erat hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adlah pembagian laba kepada pemegang saham
atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan.

Macam-macam Dividen
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum
membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen
tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh PT, barang dagangan atau
aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada
tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu
di waktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi,
maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding
dengan sahamsaham yang dimilikinya. (Baridwan, 2000 : 434)

Tiga tanggal penting dalam pembagian dividen diantaranya adalah sebagai berikut :
Kejadian Keterangan Jurnal
Tanggal Pengumuman Dewan direksi R/E (D)
mengumumkan pembagian Hutang Dividen (K)
dividen sehingga
perusahaan mempunyai
kewajiban mempunyai
untuk membayar dividen.

Tanggal Pencatatan Pada tanggal ini ditentukan Tidak diperlukan jurnal


(Date of record) pemegang sahan yang akan hanya diperlukan catatan
menerima pembayaran memo untuk pemegang
dividen. saham yang berhak dalam
buku pembantu

Kas (atau aktiva lain) Hutang dividen (D)


Tanggal pembayaran didistribusikan kepada Kas (K)
(Date of payment) pemegang saham yang
berhak

Untuk contoh konkrit bisa dilihat di CONTOH SOAL Contoh Mengihitung Dividen (Pengaruh R/E).

PENCADANGAN LABA DITAHAN


Kadang-kadang manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber perusahaan untuk tujuan-tujuan khusus
tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen. Sehingga guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud
tersebut maka dibentuk pencadangan R/E.
Contoh:
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1 juta selama 5 tahun. Jurnal untuk
mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun adalah sebagai berikut :
- R/E Rp 1juta (D)
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)
b. Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik telah selesai dan pencadangan tersebut
sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut ditransfer kembali ke laba ditahan :
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 5 juta (D)
- R/E Rp 5 juta (K)

QUASI REORGANISASI

Apabila perusahaan menderita rugi, rekening laba ditahan akan bersaldo negative atau deficit. Menurut undang-undang quasi
reorganisasi meliputi 3 langkah berikut ini :
a. Semua aktiva dinilai kembali pad nilainya sekarang (biasanya nilai bersih yang dapat direalisasi) sehingga perusahaan tidak
dibebani biaya yang tinggi pada tahun-tahun berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu tinggi.
b. Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit, dengan cara donasi dari pemegang saham perusahaan,
pengurangan nominal saham, atau cara-cara lainnya.
c. Jumlah deficit kemudian dibebankan ke agio saham hingga bersaldo nol.

Karakteristik quasi reorganisasi


1. Adanya bagian atau elemen hak-hak pemegang saham yang dicatat dengan nilai terlalu tinggi;
2. Adanya aktiva-aktiva yang dinilai tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu itu;
3. Adanya institusi menajamen baru.

CONTOH :
Posisi modal pemegang saham PT. Liesti sebelum quasi reorganisasi adlah sebagai berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 150 Rp 1.500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E (Rp 500.000)
Jumlah modal pemegang saham Rp 1.300.000

Dalam rangka quasi reorganisasi dilakukan langkah-langkah berikut ini :


a. Diadakan revaluasi (penilaian kembali) terhadap aktiva-aktiva perusahaan :
- Persediaan barang dianaikkan sebesar RP 100.000
- Intangible Assets Rp 200.000
- Aktiva tetap diturunkan Rp 100.000

Jurnal revaluasi aktiva :


Persediaan Rp 100.000
R/E Rp 200.000
Intangible Rp 200.000
Aktiva Tetap Rp 100.000
(R/E ((Intangible + AT)-Persediaan))= 200.000
b. Nilai nominal saham diturunkan dari Rp 150/lb menjadi Rp 50
Jurnal penurunan nilai nominal saham :
Modal saham Biasa Rp 500.000
Agio Saham Biasa Rp 500.000
(10.000lb x Rp 50 = Rp 500.000)
c. Penghapusan deficit
Agio Saham biasa Rp 500.000
R/E Rp 500.000
(Nilai R/E awal)

Posisi modal pemegang saham PT. Liesti setelah quasi reorganisasi adalah sebagai berikut :
Saham biasa, 10.000lb nominal Rp 50 Rp 500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E Rp 0
Jumlah modal pemegang saham Rp 800.000

Nice day and Good luck..:)


Sedikit bercerita, Kemarin ketika saya sedang asyik rekap data di kantor tiba-tiba salah seorang teman kantor dibagian pajak
menyuguhkan fullset dokumen tagihan diantaranya ada invoice tagihan, kuitansi, faktur pajak, Purchase Order (PO) beserta
konfirmasi pembayaran untuk dikoreksi.

Tiba-tiba teman saya ini menanyakan kepada saya untuk invoice dan faktur kita menggunakan istilah Down payment aja ya
mba... karena kalau pakai istilah termin pertama pajak juga menganggap itu DP karena pembayaran masuk pertama kali.

Apakah ungkapan ini benar apa salah, maka saya kroscek ke konsultan saya terlebih dahulu untuk memperoleh kebenaran. Karena
kalau saya baca di peraturan pajak dalam pembuatan faktur pajak dibuat ketika :

1. Saat penyerahan BKP/JKP;

2. Saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum
penyerahan JKP;

3. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan, atau

4. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan tersendiri.

Down Payment (DP) adalah uang muka pembayaran dari pembeli atas transaksi penjualan secara kredit. Dilakukan ketika belum
serah terima barang/jasa dari penjual. Down Payment merupakan pembayaran cicilan pertama kali yang diterima oleh penjual.
Untuk pembayaran berikutnya disebut dengan cicilan (angsuran) atau termin 2,3 dst.
Biasanya DP dimunculkan dalam bentuk prosentase atau nominal. Misal : Perusahaan EMAK menjual barang secara kredit dengan
syarat pembayaran DP 20% dari nilai jual ATAU pembayaran DP sebesar 200.000,- (nominal).

Termin adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara dan syarat yang sudah ditentukan ketika akad jual secara kredit. Biasanya
pembayaran termin ini dilakukan ketika barang/jasa sudah diterima oleh pembeli. Termin bisa juga disebut dengan cicilan karena
dilakukan beberapa tahap. Maka muncul istilah termin pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

Biasanya termin di tulis seperti contoh berikut : Perusahaan EMAK menjual barang secara kredit dengan syarat termin pertama
2/10, n/30. Yang artinya adalah apabila pembayaran dilakukan sepuluh hari setalah penyerahan baramg/jasa maka akan
mendapatkan diskon sebesar 2% dan jangka waktu tempo pelunasan pembayaran adalah 30 hari.

Jadi memang DP dan termin pertama sama-sama pengertiannya yaitu pembayaran pertama atas penjualan secara kredit.

Didalam dunia perpajakan penggunaan istilah termin dan DP harus dibedakan.

- APABILA pembayaran yang dilakukan pertama kali sebelum pengerjaan proyek atau serah terima barang/jasa maka istilah yang
dipakai dalam pembuatan faktur adalah menggunakan istilah Down Payment (DP).

- APABILA pembayaran yang dilakukan pertama dalam rangka pengerjaan proyek atau setelah serah terima barang maka istilah
yang dipakai dalam pembuatan faktur pajak adalah termin 1.
Didalam istilah dunia perbankan ketika menyerahkan data berupa konfirmasi pembayaran yang didalamnya mencakup diantaranya
mengenai syarat pembayaran. Dan istilah yang dipakai dalam pembuatan konfirmasi pembayaran tersebut harus menggunakan
istilah termin bukan DP.

CATATAN : kenapa konfirmasi pembayaran masuk bank? Dikarenakan pihak perusahaan melakukan kegiatan penjualan yang
tercantum dalam konfirmasi tersebut didanai oleh bank.

Contoh konfirmasi bisa dilihat di contoh ini Klik disini.

Jadi apabila didalam konfirmasi tersebut mencantumkan syarat pembayaran adalah ada unsur DP maka bank akan mendanai
perusahaan sebesar harga jual dikurangi sejumlah DP.

Nah jadi kalau kegiatan penjualan kita didanai oleh bank dan kita ingin mendapatkan dana penuh atas penjualan, maka perlu hati-
hati ya dalam membuat konfrimasi. Antara DP dan termin harap diperhatikan.

Tapi hal diatas tidak berlaku apabila kegiatan penjualan tidak didanai oleh bank. So mau pake istilah DP atau termin ya silahkan
saja .

Maksud penjualan didanai oleh bank adalah perusahaan menjalin kesepakatan dengan pihak bank dalam sistem pendanaan
dimuka.

Misal : PT Akyu menjual barang kepada PT. Diya. Yang sebelumnya perusahaan mempunyai kesepakatan kredit dengan bank dalam
mendanai sejumlah aktifitas penjualan perusahaan PT. Akyu. Maka ketika PT. Akyu membuat surat konfirmasi pembayaran
kepada PT. Diya dan konfirmasi itu dimasukkan oleh bank maka sistem pendanaannya adalah gambarannya sebagai berikut.
a. PT. Akyu -------- Surat Konfirmasi Pembayaran kepada ..............PT. Diya.........

b. Surat Konfirmasi Pembayaran dimasukkan...................... Bank

c. Bank mendanai atau mengucurkan dana sejumlah prosentase dari penjualan berdasarkan kesepakatan ................kepada PT.
Akyu

d. Meskipun PT. Diya belum melakukan pembayaran sepeserpun.

Insyallah bisa memberikan sedikit gambaran ya..... Amin

Kalau ada yang kurangg jelas atau ingin menambahi bisa langsung dimasukkan ke kolom komentar, insyallah akan saya masukkan
kedalam artikel-nya.

Tengkyuuuuuu....
Diposkan oleh Indahnya Belajar Akuntansi di 15.16 3 komentar: Link ke posting ini

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: APAKAH DOWN PAYMENT DAN TERMIN PERTAMA PENGERTIANNYA SAMA???? Dalam hal Penjualan Produk/Jasa

Indahnya Belajar Akuntansi

Saya seorang anak bangsa, yang ingin membrikan value kepada sesama

Posting Lama Beranda

Langganan: Entri (Atom)

LISTEN A SONG PLEASE AUTOPLAY

Pls click bellow Instruction , If You are Foreign person/Terjemahan Posting


Diberdayakan oleh Terjemahan
My Twitter (Untuk Tahu Aktifitas Harianku)

Kalender Islami / Islamic Calender

Kalender & Waktu

Kalkulator

Salam Kata Mutiara

Salam Kata Mutiara (1)

Arsip Blog

PENGANTAR DASAR-DASAR AKUNTANSI

Yuks Belajar Tenses (1)

Mengenai Saya

Lihat profil lengkapku


REQUEST TEMA PEMBAHASAN

Assalamualaikum,

Buat Pelajar / Mahasiswa / Pekerja / Umum,

Blog saya ini sangat sederhana, dan masih perlu masukan dari semua.

Apabila ada tema yang ingin dibahas dalam blog saya, langsung saja kirim email ke alamat email pribadi saya di :

tiyox_banget@yahoo.com

bisa saja langsung ketik di kolom komentar pada salah satu posting yang sudah saya terbitkan.

Kemajuan blog kami juga karena partisipasi Saudara memberikan kritik dan saran serta masukan tema pembahasan.

Jikalau ada tema pembahasan dimana saya belum tahu, saya akan berusaha mencari literatur dan menanyakan kepada pihak yang lebih
berkompeten. Terimakasih

Wassalamualaikum

My Facebook
Tiyok Liesti | Buat Lencana Anda
PERBEDAAN LAPORAN AKUNTANSI VS LAPORAN KEUANGAN

Banyak yang beranggapan bahwa laporan akuntansi itu sama pengertiannya dengan laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan dalam melaporkan keuangannya.

Menurut saya, antara laporan akuntansi dengan laporan keuangan itu beda. Saya kasih penjelasan, semoga memberikan
manfaat ..
Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan akuntansi. Sebelum kita membahas mengenai Laporan akuntansi
maka kita pahami dulu mengenai pengertian akuntansi.

Menurut Haryono Yusuf Akuntansi adalah seni atau proses pencatatan, menggolongkan, menganalisa,
menafsirkan dan menyajikan laporan keuangan secara sistematis.
Setalah mengetahui pengertian akuntansi diatas maka bisa dijabarkan atau di ketahui sebenarnya apa makna dari
laporan akuntansi.
Jadi laporan akuntansi adalah laporan atau catatan atas transaksi-transaksi keuangan yaitu diawali dengan mencatat
ttransaksi tersebut kedalam jurnal umum, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian sampai akhirnya menjadi
laporan keuangan akhir periode (neraca 12 kolom).

CONTOH klikdisini

Ketika melihat contoh di link yang saya berikan, maka jelas, bahwa ketika ada transaksi-transaksi keuangan masuk
maka seorang accounting akan membuat laporan akuntansi yaitu :

1. Laporan Jurnal Umum;

2. Laporan Buku Besar;

3. Laporan Neraca Saldo;

4. Laporan Jurnal Penyesuaian (jika ada);

5. Selain ke -4 laporan diatas seorang accounting juga akan membuat jurnal khusus, paham kan macam2 jurnal
khusus. Kalo lupa bisa klik disini

Laporan keuangan ini adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan di akhir periode untuk
dilaporkan ke manajemen atau pihak ketiga yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan.
Laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca;

2. Laporan L/R;

3. Perubahan Modal (perubahan posisi keuangan);

4. Laporan Arus Kas;

5. Catatan atas laporan keuangan.

Semoga membantu ya buat pembaca, insyallah !!!!

Rabu, 11 Juni 2014


PENGERTIAN FAKTUR PAJAK
Apa yang dimaksud dengan faktur pajak ?

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau oleh Ditjen Bea dan Cukai karena impor BKP.
Ada berapa jenis Faktur Pajak menurut UU PPN ?

Terdapat 3 (tiga) jenis Faktur Pajak menurut UU PPN, yaitu:

1. FP Standar, termasuk dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar;

2. FP Gabungan dan;

3. FP Sederhana.

Apa yang dimaksud dengan faktur pajak standard, bagaimana bentuk dan ketentuan apa saja yang berkaitan
dengannya ?
1. Adalah Faktur Pajak yang dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Kep. Dirjen. Pajak No. Kep-
53/PJ./1994 tanggal 29 Desember 1994, yang wajib dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau JKP pada
atau setelah tanggal 1 Januari 1995.

2. Bentuk Faktur Pajak Standar dibuat dengan ukuran kuarto yang isinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku (SK. Dirjen
Pajak No. Kep-53/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994).

3. Faktur Pajak Standar harus dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap dua yaitu :

o Lembar ke-1 : Untuk pembeli BKP atau penerima JKP sebagai bukti Pajak Masukan.

o Lembar ke-2 : Untuk PKP yang menerbitkan Faktur Pajak Standar sebagai bukti Pajak Keluaran.

4. Dalam hal Faktur Pajak Standar dibuat lebih dari rangkap dua, maka peruntukan lembar ketiga dan seterusnya harus
dinyatakan secara jelas dalam Faktur Pajak yang bersangkutan; misalnya :

Lembar ke-3 : Untuk KPP dalam hal penyerahan BKP atau JKP dilakukan kepada Pemungut PPN.

Syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi Faktur Pajak Standar?

Faktur Pajak Standar harus memenuhi syarat formal maupun material. Yang dimaksud dengan syarat formal adalah
bahwa Faktur Pajak Standar paling sedikit harus memuat keterangan:

1. Nama, alamat, dan NPWP yang melakukan penyerahan atau pembelian BKP atau JKP;

2. Jenis Barang atau Jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga;

3. PPN yang dipungut;

4. PPnBM? yang dipungut;

5. Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan FP; dan


6. Nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak.

Adapun yang dimaksud dengan syarat material adalah bahwa barang yang diserahkan benar, baik secara nilai maupun
jumlah. Demikian juga pengusaha yang melakukan dan yang menerima penyerahan BKP tersebut sesuai dengan
keterangan yang tercantum pada Faktur Pajak.

Apa yang dimaksud dengan faktur pajak gabungan, bagaimana bentuk dan ketentuan apa saja yang berkaitan
dengannya ?

Adalah Faktur Pajak Standar yang cara penggunaannya diperkenankan kepada PKP atas beberapa kali
penyerahan BKP/JKP kepada pembeli atau penerima jasa yang sama yang dilakukan dalam satu Masa Pajak, dan
harus dibuat selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan BKP/ JKP.

Dalam hal terdapat pembayaran sebelum penyerahan BKP/ JKP atau terdapat pembayaran sebelum Faktur Pajak
Gabungan tersebut dibuat, maka untuk pembayaran tersebut dibuat Faktur Pajak tersendiri pada saat diterima
pembayaran.

Tanggal penyerahan/ pembayaran pada Faktur Pajak diisi dengan tanggal awal penyerahan BKP/ JKP sampai
dengan tanggal terakhir dari Masa Pajak yang dibuatkan Faktur Pajak Gabungan, dengan melampirkan daftar
tanggal penyerahan dari masing-masing Faktur Penjualan.

Apa yang dimaksud dengan faktur pajak sederhana, bagaimana bentuk dan ketentuan apa saja yang berkaitan
dengannya ?
1. Faktur Pajak Sederhana adalah dokumen yang disamakan fungsinya dengan Faktur Pajak, yang diterbitkan oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kepada pembeli BKP dan/atau JKP yang tidak diketahui identitasnya secara
lengkap atau penyerahan BKP/JKP secara langsung kepada konsumen akhir.

2. Pembeli BKP/penerima JKP yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap, misalnya: pembeli yang tidak diketahui
NPWP-nya atau tidak diketahui nama dan atau alamat lengkapnya.

3. Faktur Pajak Sederhana sekurang-kurangnya harus memuat :

a. Nama, alamat usaha, NPWP serta nomor dan tanggal pengukuhan PKP yang menyerahkan BKP atau JKP.

b. Macam, jenis dan kuantum dari BKP atau JKP.

c. Jumlah harga jual atau peggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah.

d. Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana.

4. Bentuk Faktur Pajak Sederhana dapat berupa bon kontan, Faktur Penjualan, segi cash register, karcis, kuitansi, yang
dipakai sebagai tanda bukti penyerahan atau pembayaran atas penyerahan BKP atau JKP oleh PKP yang bersangkutan.

5. Faktur Pajak Standar yang diisi tidak lengkap bukan merupakan Faktur Pajak Sederhana.

6. Faktur Pajak Sederhana dibuat sekurang-kurangnya rangkap dua :

o Lembar ke-1 : Untuk pembeli BKP/ penerima JKP

o Lembar ke-2 : Untuk arsip PKP yang bersangkutan.

7. Faktur Pajak Sederhana dianggap telah dibuat rangkap dua atau lebih,dalam hal Faktur Pajak Sederhana tersebut dibuat
dalam satu lembar yang terdiri dari dua atau lebih bagian atau potongan yang disediakan untuk disobek atau dipotong,
seperti yang terjadi pada karcis.
8. Faktur Pajak Sederhana tidak dapat digunakan oleh pembeli BKP atau penerima JKP sebagai dasar untuk pengkreditan
Pajak Masukan.

Dokumen-dokumen apa yang dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar ?


Dokumen-dokumen tertentu dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar sepanjang dokumen tersebut memuat
sekurang-kurangnya :

Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;

Nama, alamat, NPWP penerima dokumen;

Jumlah satuan;

Dasar Pengenaan Pajak;

Jumlah pajak terutang.

Dokumen-dokumen tersebut adalah :

PIB yang dilampiri SSP dan atau bukti pungutan pajak oleh Dirjen Bea dan Cukai untuk impor BKP;

PEB yang telah difiat muat oleh pejabat yang berwenang dari Dirjen Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;

Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/ dikeluarkan oleh BULOG/ DOLOG untuk penyaluran
tepung terigu;
Faktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuat/dikeluarkan oleh Pertamina untuk penyerahan BBM dan atau
bukan BBM;

Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa telekomunikasi;

Ticket, Tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang dibuat/ dikeluarkan untuk penyerahan
jasa angkutan udara dalam negeri;

SSP untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah
Pabean;

Nota Penjualan Jasa yang dibuat/ dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhan;

Tanda pembayaran atau kuitansi listrik.

Bagaimana proses pengadaan dan atau penerbitan faktur pajak ?


1. Faktur Pajak Standar

a. Pengadaan Faktur Pajak Standar dilakukan oleh PKP dan dapat dibuat dengan menggunakan komputer sepanjang
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Kep. Dirjen. Pajak No. Kep-53/PJ./1994 tanggal 29 Desember 1994.

b. Sebelum PKP mencetak Faktur Pajak Standar, diharuskan melaporkan nomor seri Faktur Pajak Standar yang akan
diterbitkan kepada Kepala KPP tempat PKP dikukuhkan.

c. Apabila diinginkan, PKP dapat menyesuaikan ukuran kolom-kolom Faktur Pajak, namun tidak diperkenankan menambah
atau mengurangi kolom yang sudah ada.
d. Tidak diperkenankan menghilangkan kolom PPn BM, meskipun PKP tidak terutang PPn BM.

e. Identitas PKP yang menerbitkan Faktur Pajak dan nomor seri Faktur Pajak dapat dicetak.

f. Pada ruangan-ruangan yang masih kosong dalam formulir Faktur Pajak atau di halaman sebaliknya dapat diisi dengan
logo, nomor ijin usaha, nomor telepon, nomor faktur penjualan, dan tanggal jatuh tempo pembayaran, sepanjang
penempatannya tidak mengubah bentuk dan ukuran Faktur Pajak.

2. Faktur Pajak Sederhana

o Faktur Pajak Sederhana hanya dapat diterbitkan oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kepada
pembeli BKP dan/atau JKP yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap atau penyerahan BKP/ JKP secara langsung
kepada konsumen akhir.

Kapan saat pembuatan faktur pajak ?


1. Faktur Pajak Standar harus dibuat selambat-lambatnya :

o Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan BKP dan/atau JKP.

o Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/ atau JKP.

o Pada saat pembayaran termijn dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.

o Pada saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Pemungut PPN.

2. Faktur Pajak Gabungan harus dibuat selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan BKP
dan/ atau JKP.

3. Faktur Pajak Sederhana

o Harus dibuat pada saat penyerahan BKP dan/atau JKP


o Pada saat pembayaran apabila pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP dan/ atau JKP.

Bagaimana tata cara penggantian/pembetulan faktur pajak standard ?


1. Penggantian Faktur Pajak Standar yang hilang

PKP pembeli mengajukan permohonan tertulis kepada PKP penjual dengan tindasan kepada Kepala KPP tempat
PKP pembeli dan PKP penjual dikukuhkan sebagai PKP.

Berdasarkan permohonan tertulis dari PKP pembeli, PKP penjual membuat copy dari arsip Faktur Pajak Standar
yang disimpan untuk dilegalisir oleh KPP tempat PKP penjual dikukuhkan.
Copy dibuat rangkap 2 (dua) yaitu :

1. Lembar ke-1 : Diserahkan ke PKP pembeli melalui PKP penjual, sebagai pengganti Faktur Pajak yang hilang.

2. Lembar ke-2 : arsip

Legalisir diberikan oleh KPP tempat PKP penjual dikukuhkan setelah meneliti SPT Masa PPN dari PKP penjual
tersebut.

KPP tempat PKP pembeli dikukuhkan, wajib melakukan penelitian atas SPT Masa PPN dari PKP pembeli, apakah
Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut telah dikreditkan sebagai Pajak Masukan atau belum.

2. Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam pengisian/ penulisan.

Dapat diganti dengan cara PKP penjual membuat Faktur Pajak Standar sebagai pengganti.
Tidak diperkenankan dengan cara menghapus atau mencoret atau dengan cara lain.

Penerbitan Faktur Pajak Pengganti dilaksanakan seperti halnya Faktur Pajak Standar biasa.

Faktur Pajak Standar pengganti diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak
Standar yang rusak atau cacat atau salah dalam penulisan/pengisian tersebut.

Faktur Pajak Standar pengganti dibubuhi cap yang mencantumkan nomor seri, kode dan tanggal Faktur Pajak
Standar yang diganti tersebut.

Faktur Pajak Standar pengganti dilaporkan dalam SPT Masa PPN pada Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak
dilaporkannya Faktur Pajak Standar yang diganti.

Penerbitan Faktur Pajak Standar pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk membetulkan SPT Masa PPN
pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur Pajak Standar tersebut.

Adakah ketentuan khusus yang mengatur mengenai faktur pajak ?

Atas penyerahan BKP/ JKP tertentu yang PPN-nya ditanggung pemerintah (Keppres. No.18 tahun 1986yang telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keppres No.4 Tahun 1996), kecuali Perusahaan Air Bersih, tetap harus
dibuat Faktur Pajak sedikit-dikitnya dalam rangkap 3 (tiga).

Atas penyerahan JKP oleh kontraktor kepada Perum Perumnas atau developer rumah murah atau rumah sangat
sederhana atau bangunan dalam rangka proyek transmigrasi swakarsa industri, harus dibuat Faktur Pajak sedikit-
dikitnya dalam rangkap 4 (empat).
Atas penyerahan buku-buku pelajaran umum, Kitab suci, dan buku-buku pelajaran agama (Keppres. No.2 tahun
1990), dibuat Faktur Pajak sedikit-dikitnya dalam rangkap 4 (empat).

Apabila Faktur Pajak yang dibuat/ diterbitkan tidak tepat waktu, apakah masih merupakan Faktur Pajak dan
apakah sanksinya?

Faktur Pajak yang diterbitkan sebelum melewati 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya batas waktu penerbitan Faktur Pajak
(KepDirjen? Nomor-KEP-549/PJ./2000), dianggap sebagai Faktur Pajak Standar.

Faktur Pajak yang diterbitkan setelah melewati batas waktu tersebut di atas tidak dapat dianggap sebagai Faktur Pajak
Standar. Dengan demikian, bagi PKP yang menerima Faktur Pajak tersebut tidak dapat mengkreditkan PPN yang
dibayarnya sebagai Pajak Masukan

PKP yang menerbitkan Faktur Pajak terlambat dikenakan sanksi 2% dari DPP.

Apakah yang dimaksud dengan Nota Retur?

Nota Retur adalah Nota yang dibuat oleh penerima BKP karena adanya pengembalian atas BKP yang telah dibeli/
diterimanya. Dengan adanya Nota Retur tersebut maka PKP penjual dapat mengurangkan PPN dan PPn? BM (PK) atas
penyerahan BKP yang dikembalikan, sedangkan bagi PKP pembeli harus mengurangkan PPN dan PPnBM ? (PM) yang telah
dikreditkan atau biaya, dan harta. Nota Retur diterbitkan dan dilaporkan baik oleh PKP penjual maupun PKP pembeli
pada Masa Pajak terjadinya pengembalian BKP tersebut.

Nota Retur sekurang-kurangnya hrs mencantumkan:

1. Nomor urut;

2. Nomor dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang dikembalikan;


3. Nama, alamat, dan NPWP pembeli;

4. Nama, alamat, dan NPWP yang menerbitkan Faktur Pajak;

5. Jenis barang dan harga jual BKP yang dikembalikan;

6. PPN atas BKP yang dikembalikan;

7. PPnBM? atas BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan;

8. Tanggal pembuatan Nota Retur;

9. Tanda tangan pembeli.

Dalam hal Nota Retur tidak selengkapnya mencantumkan keterangan-keterangan di atas maka tidak dapat diperlakukan
sebagai Nota Retur, sehingga tidak dapat mengurangi Pajak Keluaran bagi penjual atau Pajak Masukan atau biaya, dan
harta bagi pembeli.

Dalam hal pengembalian BKP terjadi masih dalam Masa Pajak yang sama dengan terjadinya penyerahan BKP tersebut,
tidak perlu dibuatkan Nota Retur, melainkan dapat dilakukan dengan pembatalan atau perbaikan Faktur Pajak atas
penyerahan BKP tersebut.

Sumber : Pajak
Diposkan oleh Indahnya Belajar Akuntansi di 15.56 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Tentang Faktur Pajak
Indahnya Belajar Akuntansi
Saya seorang anak bangsa, yang ingin membrikan value kepada sesama

Kamis, 24 Mei 2012


TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK STANDAR

Sumber : Pajak
1. Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak Standar-nya
telah diterbitkan, maka Faktur Pajak Standar tersebut harus dibatalkan.
2. Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan transaksi. Bukti dapat berupa
pembatalan kontrak atau dokumen lain yang menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi.
3. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang melakukan pembatalan Faktur Pajak Standar harus memiliki bukti dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli yang
menyatakan bahwa transaksi dibatalkan.
4. Faktur Pajak Standar yang dibatalkan harus tetap diadministrasi (disimpan) oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual yang menerbitkan Faktur Pajak
Standar tersebut.
5. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak Standar harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari Faktur Pajak
Standar yang dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengusaha Kena Pajak Pembeli dikukuhkan.
6. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan Faktur Pajak Standar yang dibatalkan di dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai, maka Pengusaha Kena Pajak Penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.
7. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan Faktur Pajak Standar tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran, maka Pengusaha Kena Pajak Penjual harus
8. Melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan
Faktur Pajak Standar yang dibatalkan tersebut dan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.
9. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak Standar yang dibatalkan tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak Standar yang
dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPn BM.

TATA CARA PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK STANDAR YANG CACAT, RUSAK, SALAH DALAM PENGISIAN, ATAU SALAH DALAM PENULISAN
1. Atas permintaan Pengusaha Kena Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak atau atas kemauan sendiri, Pengusaha Kena
Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat Faktur Pajak Standar Pengganti terhadap Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat, salah
dalam pengisian, atau salah dalam penulisan.
2. Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan tidak diperkenankan dengan cara
menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain dengan cara membuat Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud dalam
butir 1.
3. Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar Pengganti dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar yang biasa
sesuai dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar yang telah ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
4. Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada butir 1, diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan Faktur
Pajak Standar yang rusak, cacat, salah dalam penulisan atau salah dalam pengisian tersebut.
5. Pada Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada butir 1, dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode
dan Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti tersebut. Pengusaha Kena Pajak dapat membuat cap
tersebut seperti contoh berikut. Kode dan Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti dapat diisi
dengan cara manual.
6. Penerbitan Faktur Pajak Standar Pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur Pajak Standar tersebut.
7. Faktur Pajak Standar Pengganti dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada :
a. Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak Standar yang diganti, dengan mencantumkan nilai setelah penggantian; dan
b. Masa Pajak diterbitkannya Faktur Pajak Standar Pengganti tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN dan PPn BM, untuk
menjaga urutan Faktur Pajak Standar yang diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
8. Pelaporan Faktur Pajak Standar Pengganti pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak sebagaimana dimaksud pada
butir 7 huruf a dan b, harus mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar yang diganti pada kolom yang telah ditentukan.

TATA CARA PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK STANDAR YANG HILANG


1. Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak
Standar yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di
tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha
Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.
2. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa
Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur Pajak Standar yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak,
untuk dilegalisir oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.
Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :
- Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak penjual atau
pemberi Jasa Kena Pajak.
- Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan
3. Legalisir diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah
meneliti asli arsip Faktur Pajak Standar dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau
pemberi Jasa Kena Pajak tersebut.
4. Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan
penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak untuk
meyakinkan bahwa Faktur Pajak Standar yang dilaporkan hilang tersebut sudah dikreditkan sebagai Pajak Masukan.

Nice day..
Hal-hal perpajakan berikutnya Insyallah akan saya ulas di lain waktu..Amin

Jumat, 14 Oktober 2011

PENGANTAR DASAR-DASAR AKUNTANSI

PENGERTIAN AKUNTANSI

TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

PEDOMAN PENGGUNAAN AKUNTANSI

RUANG LINGKUP AKUNTANSI

A. PENGERTIAN AKUNTANSI

Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi, mengukur dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi kejadian dan
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak internal dan eksternal didalam mengambil keputusan

B.TUJUAN DAN PERANAN AKUNTANSI

Tujuan dari ilmu akuntansi ini adalah memberikan informasi kuantitatif dan bisa menghasilkan sebuah laporan keuangan yang bisa
digunakan oleh manajemen didalam mengambil keputusan yang substantive.

Dilihat dari pembagian akuntansi secara umum, maka akuntansi di bagi 3 yaitu;
1. Akuntansi Keuangan adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor,
kreditor, dan Bapepam

2. Akuntansi Manajemen adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau
manajemen

3. Akuntansi Pemerintah adalah cabang akuntansi memproses transaksi-transaksi keuangan pemerintah yang menghasilkan laporan
keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui lembaga legislative serta untuk
kepentingan pihak-pihak terkait.

C. PEDOMAN PENGGUNAAN AKUNTANSI

NO JENIS AKUN SALDO NORMAL PENAMBAHAN PENGURANGAN

1 ASSET DEBET DEBET KREDIT

2 KEWAJIBAN KREDIT KREDIT DEBET

3 MODAL KREDIT KREDIT DEBET

4 PENDAPATAN KREDIT KREDIT DEBET

5 BEBAN/BIAYA DEBET DEBET KREDIT

6 PRIVE DEBET DEBET KREDIT

D. RUANG LINGKUP AKUNTANSI

Setelah kita memahami secara sedehana mengenai pengertian dan tujuan dari akuntansi, langkah selanjutnya yang harus kita
pahami adalah ruang lingkup. Maksud dari ruang lingkup ini adalah bagaimana akuntansi bisa memberikan informasi secara
kuantitatif dalam bentuk Laporan Keuangan.

Diantaranya adalah ;
a. Persamaan Akuntansi

Bagi mahasiswa atau pelajar yang masih awal tentang ilmu akuntansi maka akan diajari apa itu persamaan akuntansi dan
bagaimana menyusunnya.

Persamaan dasar akuntansi yang sering disebut juga persamaan akuntansi adalah mengelompokkan setiap rekening kedalam akun
yang sudah kita ikhtisarkan. Secara sederhana bentuk dari persamaan akuntansi adalah :

ASET = KEWAJIBAN + MODAL

(Sumber : SAK ETAP)

Dari masing-masing akun diatas bisa dijabarkan lagi. Apabila transaksi-transaksinya semakin meningkat. Contoh persamaan dasar
akuntansi yang sudah mengalami penjabaran sederhana.

ASET KEWAJIBAN MODAL


= +
KAS PIUTANG HUTANG USAHA HUTANG BANK

Contoh diatas adalah contoh yang sangat sederhana, dan masing-masing akun pokok tersebut masih dikategorikan ke beberapa
akun/rekening.

Misalnya :

Aset didalamnya ada persediaan, sewa dibayar dibayar di muka dll;

Kewajiban didalamnya ada hutang saham, hutang hipotek dll;

Untuk Modal didalamnya bisa dikategorikan ada modal saham, modal disetor dll.
Apabila ada transaksi biaya maka dimasukkan ke dalam kategori pengurang Modal, misal biaya gaji, biaya sewa dll.

b. Masuk ke tahapan SIKLUS AKUNTANSI


b.1 Bukti Transaksi

merupakan transaksi perusahaan didalam kegiatan operasionalnya. Didalam melakukan kegitan transaksi tersebut maka
perusahaan harus membuat catatan sebagai bukti bahwa sudah terdapat terjadinya transaksi. Semisal perusahaan melakukan
sebuah transaksi penjualan. Secara sederhana yang dilakukan perusahaan tersebut adalah harus membuat sebuah faktur (invoice)
sebagai bukti serta surat jalan. Dan akhirnya bukti tersebut akan diberikan ke bagian pencatatan untuk dilakukan jurnal.

Untuk contoh soalnya akan dibahas di tahapan berikutnya. Dalam hal ini pembaca apakah sudah paham..next ya

b2. Jurnal (General Ledger)

merupakan tahapan mengidentifikasi transaksi yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Jurnal merupakan catatan awal untuk bisa
menghasilkan lapoan keuangan. Penjurnalan adalah mmengikhtisarkan setiap transaksi dan mengelompokkannya ke dalam akun
yang sesuai, dan mempunyai dua sisi yang selalu seimbang yaitu sisi debet (D) dan kredit (K) disertai jumlahnya dan referensinya.

secara umum fungsi jurnal dibagi kedalam tiga kategori diantaranya :

Fungsi Analisis : menentukan perkiraan yang didebet dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-masing;

Fungsi Pencatatan : mencatat transaksi keuangandalam kolom debet dan kredit serta keterangan yang perlu;

Fungsi Historis : mencatat kegiatan perusahaan secara kronologis;

Contoh Bentuk Jurnal

Tanggal Rekening/Keterangan Reff D K

Misalnya didalam transaksi penjualan tunai yang dilakukan perusahaan maka jurnal yang sederhana adalah Kas (D) dan Penjualan
(K).

Lanjut and Stay join yach..


b3. Buku Besar (Ledger)

nama lainnya adalah rekening, account dan akun.

merupakan sebuah buku yang digunakan untuk mencatat transaksi setelah di jurnal. Buku besar ini terdiri dari per akun. Jadi
setiap akun/rekening akan dibuatkan pos tersendiri dan itu namanya buku besar.

Buku besar memuat data mengenai jumlah nilai uang yang tercakup dalam tansaksi, tanggal terjadinya transaksi, dan pihak yang
terlibat didalamnya.

Macam-macam buku besar :

a. Model T Form

Model ini sangat simple karena hanya berbentuk T dimana sisi debet di sebalah kiri dan kredit disebelah kanan.

Akun No. Akun

Debet Kredit

Tgl / Tgl /
Nominal Nominal

b. Model Skontro atau dengan sebutan 4 kolom

Dimana bentuk buku besar ini adalah lebih sempurna dan lebih kompleks. Karena setiap tanggal akan memunculkan saldo secara
langsung.

SALDO
TGL KETERANGAN REFF D K
D K
b4. Neraca Saldo (NS)

Setelah membuat buku besar dan sudah diketahui saldo-saldo dari masing masing akun maka langkah selanjutnya adalah
membuat Neraca Saldo.

Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan rekening yang ada dalam buku besar. Neraca saldo ini dibuat pada akhir periode
atau kapan saja untuk memastikan buku besar. Dan jangan lupa didalam buku besar harus diketahui jumlah saldo masing-masing
akun.

Fungsi dari neraca saldo ini adalah untuk mengetahui apakah antara saldo D dan K sudah seimbang, tetapi belum keseimbangan
saldo D dan K menandakan NS itu benar.

Contoh Bentuk NS :

Nama Rekening No. Rekening D K

b5. Jurnal Penyesuaian (Adjustment Ledger)

adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode
akuntansi, atau untuk memisahkan antarapendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.

Biasanya penyesuaian ini mencakup :

z. Penyusutan/depresiasi aset tetap

z. Beban dibayar dimuka;

z. Beban yang masih harus dibayar;

z. Pendapatan diterima dimuka;

z. Piutang Pendapatan

bentuk dari jurnal penyesuaian ini sama seperti kita membuat jurnal umum.
b.6 Neraca Lajur (Worksheet)

biasanya dikenal dengan jurnal dengan 10 kolom

Karena pekerjaan akhir tahun itu banyak dan rumit maka dibuat worksheet yang digunakan sebagai alat bantu di setiap akhir
tahun.

Didalam pembuatan neraca lajur ini adalah memasukkan saldo saldo yang sudah dimasukkan didalam neraca saldo dan saldo pada
setiap akun di jurnal penyesuaian.

Contoh Bentuk Worksheet

NS AJP NSD L/R LM Neraca


Akun
D K D K D K D K D K D K

Keterangan:

NS : Neraca Saldo

AJP : Ayat Jurnal Penyesuaian

NSD : Neraca Saldo Disesuaiakan

L/R : Laba Rugi

LM : Laporan Modal

b.7 Laporan Keuangan

Adalah suatu bentuk laporan yang berisikan posisi keuangan perusahaan yang biasanya dibuat pada akhr periode akuntansi yang
digunakan untuk memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keutusan ekonomi.
Informasi details bisa dilihat di bab berikutnya mengenai LAPORAN KEUANGAN

b.8 Jurnal Penutup

Merupakan jurnal yang digunakan untuk menutup saldo yang ada dibuku besar diantaranya saldo Pendapatan, Biaya, Modal dan
Prive. Dan semuanya itu harus nol. Sehingga apabila ditutup akan menghasilkan akun Ikhtisar L/R. dan untuk menutup rekening
dividend adalah dengan mengkreditkan akun dividend dan mendebet Laba di Tahan.

Lihat di contoh akuntansi dasar

b.9 Jurnal Pembalik

Jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuain pada akhir sebelumnya.

Apakah di setiap jurnal penyesuaian harus dibalik?

Jawabanya Tidak yang dibalik adalah : hutang biaya, piutang pendapatan, pendapatan diterima dimuka apabila digunakan
pendekatan pendekatan, biaya dibayar dimuka jika menggunakan metode pendekatan biaya.

Dan sifat dari jurnal pembalik ini adalah Optional (yaitu boleh dilakukan boleh tidak) dan tidak semua jurnal bisa dibalik.

Manfaat dari jurnal pembalik ini adalah jurnal menjadi konsisiten.

Sumber : Departemen Keuangan RI tahun 2008 mengenai Akuntansi

Rabu, 19 Oktober 2011

METODE PENCATATAN AKUNTANSI KAS


Pengertian Kas

Kas merupakan bagian dari asset yang tersusun dalam neraca yang letaknya paling atas. Karena kas merupakan aset lancar
perusahaan yang sewaktu-waktu siap dicairkan ( likuid).

Kas terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, giro dan uang ditangan atau uang di bank.

Macam-macam kas

Kas Kecil (Petty Cash)

Kas di Bank

Check atau bilyet giro yang diterima dan belum disetor ke bank

1. KAS KECIL (PETTY CASH)

Kas kecil merupakan bagian dari kas, yaitu uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran
yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek atau giro.
Metode pencatatan Kas Kecil ada 2 yaitu :

a. Metode Imprest (metode dana tetap)

Adalah suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana jumlah kas kecil selalu tetap dari waktu ke waktu, karena
pengisian kembali kas kecil akan sama dengan jumlah yang telah dikeluarkan.
Kegiatan operasinya dana kas kecil dengan menggunakan imprest fund yaitu :
a. Pembentukan Kas

b. Penggunaan Kas

c. Pengisian kembali kas kecil

Jurnal yang dibuat :

a. Kas kecil dibentuk

b. Kas kecil diisi

c. Jumlah kas kecil dinaikkan/diturunkan

Misalkan :
Pada tanggal 5 April 2010 PT. Liesti membentuk dana kas kecil sebesar RP 5 juta. Pada tanggal 15 April 2010 bendahara ingin
mengisi kas kecil kembali karena dananya mau habis. Diantaranya pengeluaranya adalah sebagai berikut :

> Biaya Angkut penjualan Rp 1 juta

> Biaya Adsministrasi Rp 1 juta

> Biaya Perlengkapan Rp 1.5 juta

> Biaya Lain-lain Rp 1 juta

Pada tanggal 25 April setelah bendahara memprediksikan dana kas kecil tidak cukup untuk biaya operasional maka bendara
tersebut memberikan pertanggungjawaban kepada settle dana (kasir).

Pada tanggal 30 April perusahaan ingin menaikkan jumlah saldo kas kecil untuk bulan berikutnya sejumlah 6.000.000.
Penyelesaian :

Tgl Keterangan Reff D K

5 April Dana Kas Kecil Rp 5.000.000

Kas Rp 5.000.000

(Pembentukan Dana Kas Kecil)

25 April Biaya Angkut Penjualan Rp 1.000.000

Biaya Adsministrasi Rp 1.000.000

Biaya Perlengkapan Rp 1.500.000

Biaya Lain-Lain Rp 1.000.000

KAs Rp 4.500.000

(Pengisian Kembali Kas Kecil)

** apabila ada selisih antara


bukti kas dengan jumlah dana
kas kecil maka dibentuk
selisih kas

30 April Dana Kas Kecil Rp 1.000.000


Kas Rp 1.000.000

(Perubahan Jumlah Dana Kas


Kecil dari Rp 5 Juta menjadi
Rp 6 juta)

** ingat pada saat transaksi pengeluaran kas kecil tidak dilakukan penjurnalan, penjurnalan dilakukan apabila bendahara
memprediksikan dana kas kecil sudah mencapai minimum kemudian dilanjutkan pertanggungjawabkan kebagian settle
dana).

Kelebihan metode dana tetap (Imprest Fund) adalah dananya selalu tetap kecuali ada perubahan kebijakan. Dalam hal ini
perusahaan akan sebisa mungkin menekan biaya-biaya yang dikeluarkan melalui kas kecil. Karena jumlah dana yang dianggarkan
selalu sama.

b. Metode Fluktuasi

Adalah suatu metode pencatatan dan pengendalian kas kecil, dimana jumlah kas kecil akan selalu berubah sesuai dengan
pengeluaran, penerimaan dan penambahan kas kecil. Pada sistem ini, pengelola kas kecil melakukan pencatatan pada buku kas
kecil untuk setiap pengeluaran maupun penambahan dana kas kecil yang akan dijadikan dasar untuk diposting ke perkiraan-
perkiraan buku besar.

Misalkan :
Pada tanggal 5 April 2010 PT. Liesti membentuk dana kas kecil sebesar RP 5 juta. Pada tanggal 15 April 2010 bendahara ingin
mengisi kas kecil kembali karena dananya mau habis. Diantaranya pengeluaranya adalah sebagai berikut :

> Biaya Angkut penjualan Rp 1 juta

> Biaya Adsministrasi Rp 1 juta

> Biaya Perlengkapan Rp 1.5 juta

> Biaya Lain-lain Rp 1 juta

Pada tanggal 25 April perusahaan mengadakan pengisian kembali.

Pada tanggal 30 April perusahaan ingin menaikkan jumlah saldo kas kecil untuk bulan berikutnya sejumlah 6.000.000.

Penyelesaian :

Tgl Keterangan Reff D K

5 April Dana Kas Kecil Rp 5.000.000

Kas Rp 5.000.000

(Pembentukan Dana Kas Kecil)

15 April Biaya Angkut Penjualan Rp 1.000.000

Biaya Adsministrasi Rp 1.000.000

Biaya Perlengkapan Rp 1.500.000


Biaya Lain-Lain Rp 1.000.000

Kas Kecil Rp 4.500.000

(Pengeluaran Dana Kas Kecil)

25 April Dana Kas Kecil Rp 4.500.000

Kas Rp 4.500.000

(Pengisian Kembali Kas Kecil)

30 April Dana Kas Kecil Rp 1.000.000

Kas Rp 1.000.000

(Perubahan Jumlah Dana Kas


Kecil dari Rp 5 Juta menjadi
Rp 6 juta)

Jadi bisa dilihat perbedaanya ya. Jangan sampe salah

2. KAS BANK

Merupakan uang tunai yang berada di bank dalam rekening giro (kas di bank).
(cukup jelas)
3. Check atau bilyet giro yang diterima dan belum disetor ke bank

(cukup jelas)

Kamis, 27 Oktober 2011

METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.3) persediaan adalah asset :

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau,

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Pendapatan Warren, reeve, fess (2005 : 440) mengatakan persediaan adalah barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam
operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu.

Persediaan yang diperoleh perusahaan langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya disebut persediaan
barang dagang.

Perusahaan menggunakan system inventory stock karena perputaran pesediaannya cukup tinggi dan beragam untuk mengantisipasi
penjualan supaya tidak terjadi kekurangan persediaan.

Macam-macam barang dagangan :

a. Persediaan barang dagangan


Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer ata perusahaan dagang untuk dijual kembali. Barang yang diperoleh untuk dijual
kembali diperoleh secara fisik tidak diubah kembali, barang tersebut tetap dalam bentuk yang telah jadi ketika meninggalkan
pabrik pembuatnya.

b. Persediaan manufaktur

1. Persediaan bahan baku

Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan cara lain dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam membuat barang
untuk dijual kembali.

2. Persediaan barang dalam proses

Barang yang membutuhkan proses lebih lanjut sebelum penyelesaian.

3. Barang jadi

Barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual.

c. Persediaan rupa-rupa

Barang seperi perlengkapan kantor kebersihan dan pengiriman, persediaan ini biasanya dicatat sebagai beban penjualan umum.

Biaya biaya Persediaan > semua biaya pembelian, biaya produksi dan biaya lain-lain yang timbul sampai persediaan berada
dalam kondisi siap untuk dijual/dipakai.

Biaya pembelian

Barang dalam perjalanan


1. Syarat penjualan Frangko gudang FOB Shipping Point, hak atas barang dipindahkan kepada pembeli ketka barang dimuat kea lat
angkut ketika akan diangkut.

2. Syarat penjualan Franko Gudang pembeli (FOB) destination, maka penerapan aturan hokum tidak memerlukan pengakuan
transaksi sebelum barang diterima pembeli.

Diskon

Merupakan potongan harga yang diperlakukan sebagai pengurang biaya dalam pencatatan pembelian barang juga harus
diperlakukan sebagai pengurang biaya persediaan.

Diskon tunai adalah potongan harga yang diberikan faktur-faktur yang dibayar dalam periode tertentu. Diskon tunai biasanya
ditetapkan sebagai suatu persentase harga yang tidak perlu dibayar.

Diskon melalui termin misalnya 2/10,n/30, berate perusahaan akan memberikan diskon sebesar 2% dalam kurun waktu
pembayaran 10 hari setelah tanggal faktur dan jatuh tempo pembayaran adalah 30 hari.

Perbedaan Pencatatan Diskon Metode Bersih Dengan Metode Kotor

Pembelian barang dagangan seharga $ 2500 dikurangi diskon dagang 30/20 dan diskon tunai 20%.

2500 (30% x 2500) = $1750

1750 (20% x 1750) = $1400

1400 (2% x 1400) = $1372

a. Diasukmsikan bahwa pembayaran faktur dilakukan dalam periode diskon

b. Diasumsikan bahwa pembayaran faktur dilakukan setelah periode diskon


c. Penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode dengan mengasumsikan bahwa faktur belum dibayar dan periode diskon telah
lewat.

Metode Bersih Metode Kotor

Persediaan $1372 Persediaan $1400

Utang Dagang $1372 Utang Dagang $1400

Utang Usaha $1372 Utang Usaha $1400

Kas $1372 Persediaan $28

Kas $1372

Utang Usaha $1372 Utang Usaha $1400

Diskon yg tidak diambil $28 Kas $1400

Kas $1400

Diskon yang tdk diambil $28 Tidak ada jurnal

Utang Usaha $28

Retur Pembelian dan pengurangan harga

Penyesuaian atas faktur perlu juga jika barang ternyata rusak atau jika kualitasnya lebih rendah daripada yang dipesan.
Jika menggunakan metode Perpetual :

Utang Usaha Rp xxx

Persediaan Rp xxx

Jika menggunakan metode periodic

Utang Usaha Rp xxx

Retur dan Potongan pembelian Rp xxx

PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

PPN ditujukan untuk orang pribadi maupun badan yang timbul karena digunakannya factor-faktor produksi pada setiap jalur
perusahaan dalam menyimpan, menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa
kepada konsumen.

Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa, tanah dan upah kerja merupakan
unsure pertambahan nilai yang menjadi dasar PPN.

Biaya Lain-lain

Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menempatkan persediaan dalam kondisi dan tempat siap dijual.

METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

1. Sistem Periodik
Menurut Dycman, Dukes, Davis (2000 : 381) mengatakan bahwa :

Dalam system persediaan periodic, perhitungan periodic actual atas berang-barang yang ditangan pada akhir periode akuntansi
ketika menyiapkan laporan keuangan. Barang-barang dihitun, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikaitkan dengan
unit biaya untuk memberi nilai persediaan.

2. Sistem Perpetual

Menurut Niseonger, Warren, Reeve dan Fess (1999:366) :

Dalam system persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti
mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada
tanggal tersebut.

Pada saat pembelian jurnalnya :

Persediaan barang dagangan Rp XXX

Kas/Utang Usaha Rp xxx

Pada saat penjualan jurnalnya


HPP Rp xxx

Persediaan barang dagangan Rp xxx

METODE PENILAIAN PERSEDIAAN

1. Penilaian Persediaan Berdasarkan Harga Pokok


a. Metode Identifikasi Khusus

Dyckman, Dukes, Davis (2000:392) mengatakan bahwa, metode identifikasi biaya khusus mensyaratkan bahwa setiap barang yang
disimpan harus ditandai secara khusus sehingga biaya per unitnya dapat diidentifikasi setiap waktu.

Metode identifikasi biaya khusus menghubungkan arus biaya secara langsung dengan arus biaya secara periodic.

Sebenarnya metode ini sangat menarik tapi memiliki biaya yang tinggi. Apalagi kalau jenis dan harga barang berbeda pasti akan
lamban dan membutuhkan banyak biaya. Oleh karena itu metode ini sangat jarang digunakan oleh perusahaan dagang.

b. Metode LIFO (last in First Out)

1. Sistem Periodik

Adalah penilaian persediaan yang ditentukan dengan cara saldo periodic yang ada dikalikan harga pokok per unit barang yang
masuk pada awal periode. Bila saldo periodic terlalu besar dari barang yang masuk pada awal periode, diambilkan dari harga
pokok per unit yang masuk berikutnya.

Contoh :

Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual Rp 2.500.000

Dikurangi persediaan akhir

(500 unit per perhitungan fisik)

300 unit @Rp 5.000

(terlama tersedia, dari persediaan 1 jan) Rp 1.500.000

200 unit @ Rp 2.000


(terlama tersedia, dari persediaan 1 jan) Rp 400.000

Persediaan akhir Rp 1.900.000

HPP Rp 600.000

2. Sistem Perpetual

Adalah suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan secara terus-menerus dalam kartu
persediaan.

HPP dicatat berdasarkan harga pokok pertama kali masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir. Dalam
periode inflasi metode LIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih terendah. Alasannya karena harga pokok barang yang
diperoleh terakhir akan mendekati nilai ganti barang yang dijual.

Keuntungan lain adalah penghematan pajak karena laba yang dihasilkan adalah yang paling rendah sehingga akan menghasilkan
pajak penghasilan yang lebih rendah.

Bila dibandingkan dengan metode FIFO ataupun metode rata-rata dalam periode deflasi, pengaruh yang terjadi adalah
kebalikannya.

Contoh : LIFO Perpetual

Tgl Pembelian Penjualan (pengeluaran Saldo Persediaan


Unit Biaya/Unit Total Unit Biaya/ Total Unit Biaya/ Total
($) Biaya
Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($)
($)

Jan 1 500 1.00 500

Jan 7 300 2 600 500 1 500

300 2 600

Jan 8 200 2 400 500 1 500

100 2 200

Jan 9 100 2 200

100 1 100 400 1 400

Persediaan Akhir 400

Harga Pokok Penjualan (HPP) 700

c. Metode FIFO

Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.21) merumuskan FIFO sebagai berikut, formula MPKP / FIFO mengasumsikan barang dalam
persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir
adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian.

1. Sistem Periodik
Persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo periodic yang ada dikalikan dengan harga pokok per unit barang yang terakhir kali
masuk. Bila saldo periodic ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk, sisanya dipergunakan harga pokok per unit yang
masuk sebelumnya.

Contoh :

Persediaan Awal Rp 2.500.000

Ditambah pembelian selama periode tersebut Rp 3.000.000

Harga pokok barang tersedia untuk dijual Rp 5.500.000

Dikurangi persediaan akhir perhitungan periodic persediaan

300 unit @Rp 5.000 (terbaru tgl 24) Rp 1.500.000

200 unit @ Rp 2.000 Rp 400.000

Persediaan akhir Rp 1.900.000

HPP Rp 3.100.000

2. Sistem Perpetual

Suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan terus-menerus dalam kartu persediaan.

HPP dicatat berdasarkan harga pokok barang pertama masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir .
Selama periode inflasi penggunaan metode FIFO akan menghasilkan kemungkinan laba tertinggi dibandingkan dengan metode-
metode yang lain, karena perusahaan cenderung untuk menaikkan harga jualnya sesuai dengan perkembangan pasar tanpa
memperhatikan kenyataan bahwa barang yang terdapat dalam persediaaan telah diperoleh sebelum terjadinya kenaikan harga
(inventory profit/laba persediaan atau laba semu/illusory profit).

Tgl Pembelian Penjualan (pengeluaran Saldo Persediaan

Unit Biaya/Unit Total Unit Biaya/ Total Unit Biaya/ Total


($) Biaya
Unit ($) Biaya ($) Unit ($) Biaya ($)
($)

Jan 1 500 1.00 500

Jan 7 300 2 600 500 1 500


300 2 600

Jan 8 200 1 200 300 1 300

300 2 600

Jan 9 100 1 100 200 1 200

300 2 600

100 1 100 100 1 100

300 2 600

Persediaan Akhir 700

Harga Pokok Penjualan (HPP) 400

d. Metode Rata-Rata

1. Periodik

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:14.21) merumuskan biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya
rata-ratatertimbang dari barang serupa pada awal periode dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode.
Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, bergantung pada keadaan
perusahaan.

Asumsi metode ini adalah unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliaannya dan menghitung harga pokok penjualan serta
persediaan akhir.

Contoh :
Barang Tersedia Per Unit

1 Jan Pembelian 200 $1 $200

9 Jan Pembelian 300 $ 1,1 300

15 Jan Pembelian 400 $ 1,16 464

24 Jan Pembelian 100 $1,12 126

Total Tersedia 1.000 1.120

Persediaan akhir rata-rata tertimbang

31 Jan 300 1,12 336

HPP Rata-rata tertimbang

Penjualan selama Januari 700 1,12 784

Unit biaya rata-rata tertimbang (1.120 / 1000 = 1.12)

2. Rata-rata Bergerak (system pencatatan perpetual)

Metode ini tidak menandingkan biaya per unit paling akhir dengan pendapatan penjualan periode berjalan. Namun menandingkan
biaya rata-rata periode tersebut dengan pendapatan dan nilai persediaan akhir, leh karena itu jika biaya per unit pasti meningkat
atau menurun maka metode rata-rata bergerak akan memberikan jumlah persediaan dan harga pokok yang berada diantara
metode penilaian FIFO dan LIFO.

a. Metode LCM (Nilai Terendah antara harga pokok atau harga pasar)

Menetapkan nilai pasar


>> biaya penggantian jika jatuh diantara harga tertinggi dari harga terendah

>> harga terendah, jika biaya penggantian lebih kecil dari harga terendah

>> harga tertinggi, jika biaya penggantian lebih tinggi daripada harga tertinggi

Membandingkan nilai pasar dengan harga pertama-tama dan memilih jumlah yang lebih rendah.

Komoditas Kuantitas Biaya Harga Psaar Pasar Lebih rendah

Persediaan Per Unit Per Unit Biaya Biaya atau Pasar

A 400 $ 10,25 $ 9,50 $ 4,100 $3,800 $ 3,800

B 12 22,50 24,10 2,700 2,892 $ 2,700

C 600 8,0 7,75 4,800 4,650 $ 4,650

D 280 14,00 14,75 3,920 4,130 $ 3,920

TOTAL $15,520 $15,472 $15,070

Sumber : Warren, Reeve, Fees (2005 : 457)

b. Penilaian pada nilai realisasi Bersih

Menurut Warren, Reeve, Fees (2005 : 457) nilai realisasi adlah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan langsung, seperti
komisi penjualan.

Hal ini timbul misalnya, jika suatu barang persediaan, yang dicantumkan sebesar nilai realisasi karena harga jualnya telh turun,
masih dimiliki pada periode berikutnya dan harga jualnya telah meningkat.
c. Metode Eceran

Menurut Warren, Reeve, Fees (2005 : 459) mengatakan, metode persediaan eceran (retail inventory metgod) mengestimasikan
biaya persediaan berdasarkan hubungan antara harga pokok barang dagang yang sama. Untuk menggunakan metode ini harga
eceran dari semua barang dagang harus ditetapkan dan dijumlahkan. Berikutnya, persediaan eceran ditentukan dengan
mengurangi penjualan selama periode bersangkutan.

Estimasi biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalihkan persediaan eceran dengan rasio biaya terhadap harga jual
(eceran) barang dagang yang tersedia untuk dijual.

Harga Pokok Harga Eceran

Perseiaan barang dagangan, 1 jan $ 20.000 $ 25.000

Pembelian Bulan Jan (Bersih) $ 30.000 $ 40.000

Barang yang tersedia dijual $ 50.000 $ 65.000

Rasio biaya thdap harga eceran $50.000

$65.000

= 77%

Penjualan bulan Jan (bersih) $ 55.000

Persediaan brg dagang 31 Jan pd $ 10.000


eceran

Persediaan brg dagangan 31 jan pd


estimasi biaya ($10,000x77%)
d. Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor

Soemarso (2002 : 394) menyatakan bahwa , metode laba bruto atau metode laba kotor (gross profit method) : metode
penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan, yang terdapat dalam periode yang lalu, antara
laba bruto dengan harga jual. Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk
mengetimasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimasikan dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap
perubahan yang terjadi dengan harga pokok dan harga jual selama periode berjalan.

Persediaan barang dagangan, 1 jan $ 25.000

Pembelian Bulan Jan (Bersih) $ 40.000

Barang yang tersedia dijual $ 65.000

Penjualan bulan Jan (bersih) $ 55.000

Dikurangi : estimasi laba kotor $ 16.500


(30% (dlam soal) x $55.000)

Estimasi harga pokok penjualan $38.500

Estimasi Persediaan brg dagang 31 $ 26.500


Jan

Sumber : Bahan Kaji Universitas Sumatra Utara


Rabu, 27 Maret 2013

JURNAL KHUSUS (Special Journal)

Menurut Horngren Harrison jurnal Khusus adalah jurnal akuntansi yang dirancang untuk mencatat jenis transaksi khusus.

5 (lima) kategori dalam jurnal khusus

TRANSAKSI JURNAL KHUSUS SINGKATAN POSTING

1. Penjualan Kredit 1. Jurnal Penjualan S

2. Penerimaan Kas 2. Jurnal Penerimaan Kas CR

3. Pembelian Kredit 3. Jurnal Pembelian P


4. Pembayaran Kas 4. Jurnal Pembayaran Kas CP

5. Semua yang lain 5. Jurnal Umum J

Note : Dibuat secara perpetual dikarenakan perusahaan bisa mengecek dan mengevaluasi secara teliti dan bisa menemukan
kesalahan dengan cepat. Apabila menggunakan system perpetual maka di kolom jurnal penjualan bisa disediakan kolom HPP
persediaan, untuk mengetahui persediaan mana yang sudah dikeluarkan dan mengetahui apakah penjualan itu untung/rugi
secara jelas nominalnya. TETAPI kalau perusahaan menggunakan system periodic maka HPP tidak bisa ditunjukkan dalam Jurnal
penjualan (cukup 2 kolom lihat contohnya dibawah).

A. JURNAL PENJUALAN

Untuk memperjelas bagaimana gambaran mengenai jurnal penjualan maka langsung ke ilustrasi contoh dibawah :

Contoh 1 : Perusahaan EMAK mempunyai beberapa penjualan kredit ke-beberapa pelanggan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Tgl 5 April 2012 penjualan kredit ke PT. BAPAK sebesar Rp 200 juta termin 3/10, n/30 dengan No. Fak 311;

b. Tgl 25 April 2012 penjualan kredit ke PT. LISDA sebrsar Rp 300 juta termin 10/10, n/30 dengan No. Fakt 312;

c. Tgl 30 April 2012 penjualan kredit ke PT. KELUARGA sebesar Rp 250 juta 3/30, n/60 dengan No. Fak 313.

Jawab :

1. Membuat jurnal penjualan

PT. EMAK

JURNAL PENJUALAN
PER 30 April 2012

(Halaman 5)

TGL NO. AKUN PELANGGAN POST PIUTANG USAHA HPP (DEBET)


FAKTUR (D) REFF. (DEBET) PERSEDIAAN (KREDIT)

PENJ. (KREDIT)

2012

April 5 311 PT. BAPAK v Rp 200 juta Rp 75 juta

April 25 312 PT. LISDA v Rp 300 juta Rp 175 juta

April 30 313 PT. KELUARGA v Rp 250 juta Rp 100 juta

April 30 TOTAL Rp 750 juta Rp 350 juta

(115/410) (511/131)

Note : penggunaan post reff adalah sebagai penanda ketika setiap angka di jurnal penjualan sudah diposting ke buku besar
pembantu.

2. BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA (SUBSIDIARY LEDGER)

Apabila kita langsung memasukkan total piutang sebesar Rp 750 juta (system priodik), maka kita tidak bisa mengetahui total
piutang masing-masing pelanggan, karena di setiap perusahaan sangat jarang hanya mempunya satu pelanggan, pastinya lebih dari
satu.
Oleh karena itu kita harus menyiapkan buku besar pembantu yang disebut buku besar piutang usaha yang berisi akun-akun
individual yang mendukung akun besar umum.

Jumlah dalam jurnal penjualan lalu diposting ke buku besar pembantu setiap hari (perpetual) untuk menyimpan catatan terkini
menyangkut jumlah piutang dari setiap pelanggan. (Horngren Harrison : Jilid 1 Edisi Tujuh)

PT. EMAK

BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA

PT. BAPAK

TGL JRNL. D K SALDO

REFF

5 April 2012 S.5 Rp 200 juta Rp 200 juta

Note : S.5 adalah menunjukkan bahwa S = berasal dari Jurnal Penjualan dan angka 5 merupakan halaman dimana jurnal
penjualan dicatat. Hal ini di maksudkan untuk memudahkan sumber data dalam pencatatan.

Lanjut yach!!!

PT. LISDA

TGL JUML. D K SALDO


REFF

25 April 2012 S.5 Rp 300 juta Rp 300 juta

PT. KELUARGA

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 S.5 Rp 250 juta Rp 250 juta

3. BUKU BESAR UMUM (General Ledger)

Berbeda dengan buku besar pembantu piutang usaha yang dicatat secara perpetual, untuk buku besar umum dicata secara
periodic di akhir bulan sebesar totalnya.

PT. EMAK

BUKU BESAR UMUM

PIUTANG USAHA
115

TGL JUML. D K SALDO


REFF

30 April 2012 S.5 Rp 750 juta Rp 750 juta

PERSEDIAAN 131

TGL JUML. D K SALDO

REFF

Saldo Rp 900 juta

30 April 2012 S.5 Rp 350 juta Rp 550 juta

PENDAPATAN PENJUALAN 410

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 S.5 Rp 750 Juta Rp 750 juta

HPP 511

TGL JUML. D K SALDO

REFF
30 April 2012 S.5 Rp 350 juta Rp 350 juta

4. MENYEIMBANGKAN BUKU BESAR

Saldo Piutang Usaha dalam buku besar umum harus sama dngan julah saldo setiap pelanggan pada buku besar pembantu sebagai
berikut :

BUKU BESAR UMUM

Saldo Debet Piutang Usaha Rp 750 juta

BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA

Pelanggan :

PT. BAPAK Rp 200 juta

PT. LISDA Rp 300 juta

PT. KELUARGA Rp 250 juta

Total Rp 750 juta

Note : menyeimbangkan buku besar tidak begitu dianjurkan dibuat, karena hanya digunakan untuk menyeimbangkan bahwa kedua
saldo diatas adalah sama. Kalau bagian piutang yakin atas kebenaran apa yang ia catat, maka penyeimbang ini tidak perlu dibuat.

5. KESIMPULAN
a. Setiap piutang usaha selalu diposting setiap hari ke buku besar pembantu putang usaha;

b. Total Piutang dapat diposting pd akhir bulan ke buku besar umum;

c. Pendapatan penjualan diposting sebesar total pada akhir bulan di buk besar umum;

d. Untuk HPP dan persediaan diposting sebesar total pada akhr bulan pada BB umum.

MENGGUNAKAN DOKUMEN SEBAGAI JURNAL

Menurut Horrison dalam bukunya menyatakan bahwa dengan menggunakan dokumen kita bisa menghemat waktu dan uang.
Dengan cara faktur penjualan disimpan dengan rapi dalam map dan membiarkan faktur tersebut berfungsi sebagai jurnal
penjualan. Diakhir periode, kita hanya perlu menjumlahkan penjualan kredit dan memposting totalnya sebagai debet ke piutang
usaha dan kredit ke pendapatan penjualan.

ATAU kita juga bisa memposting secara langsung dari faktur kea kun pelanggan besar piutang usaha.

B. JURNAL PENERIMAAN KAS (CASH RECEIPT JOURNAL)

Sumber transaksi dalam penerimaan kas adalah penjualan tunai dan penagihan piutang serta adanya hutang bank atau pihak
ketiga lainnya dan adanya pendapatan bunga.

Didalam jurnal penerimaan Kas terdapat kolm akun lainnya. Kolom ini menampung yang digunakan untuk mencatat semua
penerimaan kas rutin.
Contoh 2: (ada keterkaitan dengan contoh soal 1)

a. Tgl 30 April ada pelunasan dari PT. BAPAK atas penjualan tanggal 5 April 2012.

b. Tgl 5 Mei 2012 ada penjualan tunai ke PT. BAPAK sebesar Rp 75 juta.

c. Tgl 6 Mei 2012 ada pelunasan dari PT. KELUARGA atas penjualan tanggal 30 April 2012.

d. Tgl 7 Mei 2012 ada pelunasan dari PT. LISDA atas penjualan kredit tanggal 25 April 2012.

e. Tgl 31 Mei 2012 PT. EMAK meminjam uang di Bank sebesar Rp 330 juta.

JAWAB :

1. Membuat Jurnal Penerimaan kas

PT. EMAK

JURNAL PENERIMAAN KAS

PER 31 MEI 2012

Halaman 6

DEBET ! HPP
TGL KERDIT
KREDIT (DEBET)

2012 KAS DISC. PIUTANG PEND. AKUN POST.REF JUMLA PERSED.

PENJ. USAHA PENJ. LAINNY F H (KREDIT)


A

April 200jt 200jt PT. BAP v


30

Mei 5 75 jt 75 jt 35 jt

Mei 6 242,5jt 7,5jt 250jt PT. KEL. v

Mei 7 300jt 300jt PT. LISD v

Mei 330jt Wesel 221 330 jt


31 byr
pada
Bank

Mei 1,147.5 7,5 jt 750jt 75 jt 330 jt 35 jt


31 Milliar
(TTL
)

(101) (420) (115) (410) (221) (551/131


)

Perhitungan Disc. Penj : PT. KELUARGA termin, 3/30, n/30 = 250 juta x 3% = 7,5 juta

2. BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA (lanjutan Buku Besar di atas)


PT. EMAK

BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA

PT. BAPAK

TGL JRNL. D K SALDO

REFF

5 April 2012 S.5 Rp 200 juta Rp 200 juta

30 April 2012 CR.6 200 jt 0

PT. LISDA

TGL JUML. D K SALDO

REFF

25 April 2012 S.5 Rp 300 juta Rp 300 juta

7 Mei 2012 CR.6 Rp 300juta 0

PT. KELUARGA

TGL JUML. D K SALDO

REFF
30 April 2012 S.5 Rp 250 juta Rp 250 juta

6 Mei 2012 CR.6 Rp 250juta 0

3. BUKU BESAR UMUM (Lanjutan dr Buku Besar diatas)

PT. EMAK

BUKU BESAR UMUM

PIUTANG USAHA
115

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 S.5 Rp 750 juta Rp 750 juta

31 Mei 2012 CR.6 Rp 750juta 0

PERSEDIAAN 131

TGL JUML. D K SALDO

REFF
Saldo Rp 900 juta

30 April 2012 S.5 Rp 350 juta Rp 550 juta

31 Mei 2012 CR.6 35 juta Rp 515 juta

PENDAPATAN PENJUALAN 410

TGL JUML. D K SALDO

REFF

25 April 2012 S.5 Rp 750 Juta Rp 750 juta

31 Mei 2012 CR.06 Rp 75 juta Rp 825 juta

HPP 511

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 S.5 Rp 350 juta Rp 350 juta

31 Mei 2012 CR.06 Rp 35 juta Rp 385 Juta


KAS 101

TGL JUML. D K SALDO

REFF

31 Mei 2012 CR.06 Rp 1.147,5 M Rp 1.147,5 M

HUTANG
BANK 221

TGL JUML. D K SALDO

REFF

31 Mei 2012 CR.06 Rp 330 juta Rp 330 juta

DISKON PENJ.
420

TGL JUML. D K SALDO

REFF

31 Mei 2012 CR.06 Rp 7.5 juta Rp 7.5juta


4. MENYEIMBANGKAN BUKU BESAR

Setelah diposting, jumlah saldo individual pada buku besar piutang usaha sama dengan saldo piutang usaha dalam buku besar
umum.

BUKU BESAR UMUM

Saldo debet Piutang Usaha 0

BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA PELANGGAN

PT. BAPAK 0

PT. LISDA 0

PT. KELUARGA 0

5. KESIMPULAN

a. Piutang usaha individual diposting setiap hari pada BB pembantu piutang usaha;

b. Sedangkan total piutang diposting pada akhir bulan di BB umum;

c. Untuk nominal di akun lainnya di posting individual setiap hari di BB umum;

d. HPP dan persediaan diposting sebesar total di akhir bulan di BB umum.


C. JURNAL PEMBELIAN (PURCHASE JOURNAL)

Transaksi yang mempengaruhi jurnal pembelian diatas adalah adanya pembelian secara kredit serta biaya-biaya yang dikeluarkan
secara kredit. UNTUK pembelian tunai dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

CONTOH 3 :

a. Tgl 5 April 2012 PT. EMAK membeli barang dagangan dari PT. BAPAK secara kredit sebesar Rp 300juta termin 4/15, n/30.

b. Tgl 20 April 2012 PT. EMAK membeli peralatan secara kredit dari PT. LISDA sebesar Rp 200juta.

c. Tgl 30 April 2012, PT. EMAK membeli barang dagangan secara kredit dar PT. KELUARGA sebesar Rp 100 juta termin 3/10, n/30.

JAWAB :

1. Membuat Jurnal Pembelian

PT. EMAK

JURNAL PEMBELIAN

PER 30 APRIL 2012

Halaman 9

TGL AKUN SYARAT POST KREDIT DEBET


PEMASOK REFF UTANG PERSEDIANN AKUN LAINNYA
YG USAHA JUDUL POST JUMLAH
AKUN REFF
DIKREDIT
2012

April PT. BAPAK 4/15, V 300Jt 300jt


n/30
5

20 PT. LISDA v 200jt Peralatan 191 200jt

30 PT. 3/10, v 100jt 100jt


KELUARGA n/30

Total 600jt 400 jt 200jt

(210) (131) (191)

2. Membuat Buku Besar Pembantu Hutang Usaha

Setiap ada hutang usaha diposting setiap hari atau perpetual berdasarkan buku besar untuk masing-masing pembeli, karena hal ini
ada kaitannya dengan adanya diskon pembelian yang akan didapatkan oleh PT. Emak ketika membayar hutang di tanggal diskon.
Disamping itu untuk mengetahui jumlah hutang yang sudah dibayar atau belum.

PT. EMAK

BUKU BESAR PEMBANTU HUTANG USAHA

PER 30 APRIL 2012

PT. BAPAK
TGL JUML. D K SALDO

REFF

5 April 2012 P.9 300 jt 300 jt

Ket : P.9 adalah jurnal pembelian halaman 9

PT. LISDA

TGL JUML. D K SALDO

REFF

20 April 2012 P.9 200jt 200jt

PT. KELUARGA

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 P.9 100jt 100jt


3. Membuat Buku Besar Umum

Selain total hutang usaha yang diposting di buku besar umum, akun lain yang terdapat di jurnal pembelian juga harus diposting di
buku besar umum sebesar totalnya di akhir bulan/periode pencatatan.

PT. EMAK

BUKU BESAR UMUM

PER 30 APRIL 2012

PERSEDIAAN 131

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 P.9 400JT 400jt

PERALATAN 191

TGL JUML. D K SALDO


REFF

30 April 2012 P.9 200JT 200jt

HUTANG USAHA 210

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 P.9 600jt 600jt

4. Menyeimbangkan Buku Besar

BUKU BESAR UMUM

Saldo Kredit Piutang Usaha Rp 600 juta

BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA

Pembeli :

PT. BAPAK Rp 300 juta


PT. LISDA Rp 200 juta

PT. KELUARGA Rp 100 juta

Total Rp 600 juta

5. KESIMPULAN

a. Hutang usaha individual diposting setiap hari di BB Hutang usaha;

b. Total hutang usaha bisa dipoting pada akhir bulan di BB umum;

c. Untuk akun persediaan diposting sebesar total pada akhir bulan di BB umum;

d. Untuk pembelian peralatan atau perlengkapan diposting secara individual setiap hari di BB umum;

D. JURNAL PENGELUARAN KAS/PEMBAYARAN KAS (CASH PAYMENT JOURNAL/REGISTER CHECK/CASH DISBURSEMENT JOURNAL)

Sebagaian besar perusahaan melakukan pembayaran dengan menggunakan cek dan harus dicatat ke dalam jurnal pengeluaran kas.

Semua transaksi pembayaran kas termasuk pengkreditan kas. Pembayaran kredit merupakan pembayaran hutang usaha.

CONTOH : (ada keterkaitan dengan contoh Jurnal Pembelian diatas)

a. Tgl 12 April 2012 PT. EMAK membayar lunas hutang kepada PT. BAPAK dengan menggunakan cek 24567.
b. Tgl 30 April 2012 PT. EMAK melunasi ke PT. LISDA cek No. 24568

c. Tgl 20 Mei 2012, PT. EMAK membayar hutang kepda PT. KELUARGA Cek No. 24569 .

d. Tgl 20 Mei 2012, Membayar rekening listrik dan telp dengan no cek 24570 sebesar 5 juta.

JAWAB :

1. Membuat Jurnal Pengeluaran Kas

PT. EMAK

JURNAL PENGELUARAN KAS

PER 31 MEI

Halaman 10

DEBET KREDIT
AKUN YG POST
TGL NO. CEK AKUN HUTANG
DIDEBET REFF. PERSEDIAAN KAS
LAINNYA USAHA

2012

April 24567 PT. BAPaK V 300jt 12jt* 288jt

12

30 24568 PT. LISDA V 200jt 200jt

Mei 24569 PT. V 100jt 100jt


KELUARGA
20

20 24570 Rek. 541 5jt 5jt


Listrik/Tel
p

TOTAL 5JUTA 600JUTA 12JUTA 593JUT


A

541 210 131 101

300jt x 4% = 12juta.

2. Membuat Buku Besar Pembantu Hutang Usaha (masih ada kaitan dengan BB di jurnal pembelian diatas).

PT. EMAK

BUKU BESAR PEMBANTU HUTANG USAHA

PER 31 MEI 2012

PT. BAPAK

TGL JUML. D K SALDO

REFF

5 April 2012 P.9 300 jt 300 jt

12 April 2012 CP.10 300juta 0


Ket : P.9 adalah jurnal pembelian halaman 9

PT. LISDA

TGL JUML. D K SALDO

REFF

20 April 2012 P.9 200jt 200jt

30 April 2012 CP.10 200jt 0

PT. KELUARGA

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 P.9 100jt 100jt

20 Mei 2012 CP.10 100juta 0

3. Membuat Buku Besar Umum

PT. EMAK

BUKU BESAR UMUM


PER 30 APRIL - 31 MEI 2012

KAS 101

TGL JUML. D K SALDO

REFF

31 Mei 2012 CR.06 Rp 1.147,5 M Rp 1.147,5 M

31 Mei 2012 CP.10 Rp 593 juta Rp 554,5 juta

PERSEDIAAN 131

TGL JUML. D K SALDO

REFF

30 April 2012 P.9 400JT 400jt

31 mei 2012 CP.10 12 juta Rp 388 juta

HUTANG USAHA 210

TGL JUML. D K SALDO


REFF

30 April 2012 P.9 600jt 600jt

31 Mei 2012 Cp.10 600jt 0

BEBAN REKENING LIST DAN TELP 541

TGL JUML. D K SALDO

REFF

20 Mei 2012 CP.10 5 juta 5jt

4. MENYEIMBANGKAN BUKU BESAR

BUKU BESAR UMUM

Saldo Kredit hutang Usaha Rp 0 juta

BUKU BESAR PEMBANTU PIUTANG USAHA

Pembeli :
PT. BAPAK Rp 0

PT. LISDA Rp 0

PT. KELUARGA Rp 0

Total Rp 0

5.KESIMPULAN

a. Untuk nominal di akun lainnya diposting secara individual ke BB umum;

b. Hutang Usaha diposting setiap hari ke masing-masing supplier di Bku Besar pembantu Hutang usaha

c. Tota Hutang Usaha diposting di BB umum sebesar pada akhir bulan;

d. Dikolom persediaan (disc) diposting di BB umum secara individual;

e. Untuk kas diposting secara total di akhir periode di BB umum.

Untuk penjelasan mengenai Jurnal Umum Klik disini

Semoga bermanfaat and good luck


Selasa, 15 November 2011

METODE PENCATATAN AKUNTANSI PIUTANG

Menurut Masud Machfoedz, 1999

Piutang adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama
satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode tersebut lebih lama dari satu tahun.

Atau dalam istilah lain Piutang bisa dikatakan tagihan kepada orang per orang atau perusahaan dimana mereka sudah melakukan
pembelian barang atau memanfaatkan jasa perusahaan kita secara kredit.

Atau bisa dikatakan piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit, dan jangka waktu piutang bisa jangka pendek (kurang
dari satu tahun atau jangka panjang lebih dari satu tahun) tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak.

Macam-macam piutang ada 2 diantaranya :

a. Piutang usaha

Yaitu tagihan yang timbul dari kegiatan penjualan usaha utama perusahaan.

b. Piutang lain-lain

Yaitu tagihan yang timbul selain dari piutang usaha, diantaranya piutang bunga, piutang dividen, uang muka perusahaan
cabang/anak.
Penilaian Piutang

Menurut Budi Prijanto, SE., MMSI, penilaian piutang yang akan disajikan dalam laporan keuangan meliputi :

1. Pengakuan piutang mula-mula

2. Taksiran jumlah kerugian piutang

3. Piutang yang tidak sepenuhnya dikuasai perusahaan atau piutang yang digunakan untuk mencarai dana.

Kita bahas satu-satu

1. Pengakuan piutang mula-mula; ada tiga cara untuk mengakui piutang yaitu :

a. Metode kotor, mengakui jumlah piutang sebesar penjualan tanpa dipengaruhi oleh potongan yang akan diberikan. Apabila
debitur ternyata mengambil potongan, maka akan diakui sebagai pengurang jumlah penjualan. (lihatcontoh)

b. Metode bersih; mengakui jumlah piutang setelah dikurangi potongan penjualan. Apabila ternyata debitur tidak memanfaatkan
potongan, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas piutang. Kelebihan ini diakui sebagai penghasil lain-
lain/diluar operasi. (lihat contoh)

c. Metode cadangan; mengakui jumlah piutang sebesar jumlah sebelum dikurangi potongan, tapi penjualan diakui sebesar setelah
dikurangi potongan. Selisihnya dicatat sebagai cadangan potongan penjualan. (lihatcontoh)

2. Taksiran Jumlah Kerugian Piutang

Piutang yang disajikan dalam Laporan Keuangan merupakan piutang bersih yang diperkirakan bisa direalisasi atauu bisa ditagih
(Net Realizable Value). Oleh karena itu harus ada prediksi terhadap jumlah piutang yang tidak tertagih. Dan piutang yang tidak
bisa tertagih itu diakui sebagai kerugian piutang.

Untuk menentukan besarnya piutang yang wajar perlu dibentuk cadangan penghapusan piutang (allowance for bad Debt)
Menurut Budi Prijanto, SE., MMSI, ada 3 cara menaksir besarnya cadangan penghapusan piutang yaitu :

Menggunakan analisis umur piutang (aging Schedule)

PT. Liesti pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai data tentang piutang sbb :

Nama Debitur Tanggal Pelunasan Jumlah Piutang Umur Piutang

A 5 April 2010 Rp 2.000.000 Belum Jatuh tempo

B 5 April 2011 Rp 1.900.000 26 hari

C 25 April 2011 Rp 2.500.000 75 hari

Taksiran dari saldo akhir piutang di Neraca

Contoh : Dari data piutang PT. Liesti diatas bahwa piutang debitur A sebesar Rp 2 juta, ditaksir 5% tak tertagih, maka cadangan
kerugian piutang adalah sebesar 5% x Rp 2 juta = Rp 100.000

Taksiran dari jumlah penjualan kredit selama satu periode.

Contoh : PT. Liesti menjual barang selama satu tahun sebesar Rp 100.000.000, terdiri dari penjualan tunai Rp 40.000.000 dan
sisanya kredit. Misalnya cadangan piutang ditetapkan 2% maka cadangan kerugian piutangnya adalah = 2% x (Rp 100juta 40juta) =
Rp 1.200.000

Pengakuan dan pencatatan kerugian piutang

1. Metode Langsung (Direct Write Off), kerugian piutang diakui dan dicatat ketika debitur sudah tidak mungkin lagi membayar
utangnya.

Misal Debitur A tidak bisa membayar utangnya sebesar Rp 2juta maka jurnalnya adalah :

Kerugian Piutang Rp 2 juta


Piutang Debitur A Rp 2 juta

Apabila Debitur A menyatakan membayar kembali utangnya maka :

Apabila pernyataan itu disampaikan dalam tahun yang sama dengan dilakukannya penghapusn piutang maka dilakukan jurnal
pembatalan (di-revers). Tinggal membalik jurnal diatas.

Apabila pernyataan disampaikan dalam tahun sesudahnya dilakukan penghapusan piutang maka, jurnalnya

Piutang Debitur A Rp 2 juta

Laba Piutang tak tertagih Rp 2 juta

2. Metode Cadangan (Allowance for Uncollectible Method), menentukan kerugian putang pada tanggal laporan keuangan dengan
memperkirakan jumlah tertentu yang tidak bisa ditagih.

3. Misal Debitur A mencadangkan kerugian piutang sebesar Rp 2juta maka jurnalnya

Jurnalnya adalah :

Pada Waktu ditentukannya cadangan kerugian piutang :

Kerugian Piutang Rp 2juta

Cadangan kerugian piutang Rp 2juta

Apabila timbul piutang tak tertagih

Cadangan Kerugian Piutang Rp 2 juta

Piutang Rp 2juta

Apabila piutang debitur telah dihapus membayar kembali


Piutang Debitur A Rp 2 juta

Cadangan kerugian piutang Rp 2juta

Bagi perusahaan yang senang melakukan spekulasi, maka piutangyang belum jatuh tempo atau belum dibayar oleh penerima jasa
atau pembeli produk perusahaan, maka biasanya perusaan melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Menjaminkan piutang (assignment)

2. Menjual piutang (factoring)

3. Menggadaikan piutang (pledging)

Kita bahas satu demi satu penjelasan diatas.

a. Menjaminkan Piutang (Assignment)

Perlu kita pahami istilah istilah dalam hal ini. Kalau belum mengetahui arti bahasa secara umum bisa dilihat di kamus akuntansi.

Bagi perusahaan yang melakukan penjaminan piutang dinamakan Assignment sedangkan Penjamin piutang dinamakan assignor
misalnya bank.

Dalam hal ini perusahaan akan menjaminkan piutang kepada bank yang bertugas sebagai penjamin dan perusahaan (assignment)
akan mengangsur kepada assignor apabila piutang sudah tertagih, meliputi pokok pinjaman, biaya pinjaman, dan biaya bungan.

Piutang yang sudah dijaminkan akan mengurangi jumlah aktiva lancar (modal kerja) didalam Neraca. Piutang yang dijaminkan
harus dicantumkan secara jelas untuk menunjukkan terbatasnya penguasaan perusaan atas piutang tersebut.
Contoh :

Pada tanggal 5 April 2011 PT. LIES menjaminkan piutang sebesar Rp 5.000.000 dengan memperoleh pinjaman bank EMAK
sebesar Rp 4.000.000 bungan 10% per tahun dari saldo akhir tahun utang berjalan, beban biaya Rp 300.000.

Jurnal :

5 April Kas Rp 3.700.000*

Biaya Pinjaman Rp 300.000

Utang atas jaminan piutang Rp 4.000.000

(4.000.000 300.000)

(jurnal pada saat menerima dana dari bank atas menjaminkan piutang)

Piutang dijaminkan Rp 5.000.000

Piutang Rp 5.000.000

(jurnal mengakui piutang dijaminkan dengan mengurangi piutang pada Neraca)

Pada tanggal 5 Mei 2011, piutang dibayar ke perusahaan sebesar Rp 1.000.000 dan perusahaan membayarkannya ke bank ditambah
bunga.

Jurnalnya :

5 Mei Kas Rp 1.000.000

Piutang dijaminkan Rp 1.000.000

(jurnal pada saat menerima pembayaran piutang dari buyer)

5 Mei Utang atas jaminan piutang Rp 1.000.000


Biaya Bunga Rp 33.333,33

Kas Rp 1.033.333,33

(jurnal ketika perusahaan membayarkan dana yang sudah tertagih kepad bank dengan disertai bunga bank yang sudah disepakati)

Biaya bunga = 4.000.000 x (10%/12) = Rp 33.333,33

Ingat bahwa bunga didasarkan pada saldo piutang akhir yang dijaminkan ke bank.

Penyajian dalam neraca adalah :

Aktiva Lancar :

Piutang Rp xxxx

Piutang dijaminkan Rp 5.000.000

Piutang atas jaminan Rp 4.000.000

Rp 1.000.000 +

Rp xxx.xxx

Apabila utang atas jaminan dilunasi sebelum debitur melunasi piutangnya maka akun piutang yang dijaminkan dibatalkan.

Piutang Rp xxxx

Piutang dijaminkan Rp xxxx

b. Penjualan Piutang (Factoring)


Apabila perusahaan menjual piutang untuk mendapatkan dana, maka hak tagih berpindah tangan kepada kreditor sebagai
penerima jaminan piutang dari perusahaan.

Dalam hal ini piutang yang diakui sebesar piutang bersih yang sudah dikurangi dengan potongan dan cadangan retur atas barang
yang rusak maupun yang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan dan cadangan penghapusan piutang (tidak tertagihnya
piutang). Dalam hal ini pembeli piutang erusahaan akan membayar sebagian saja. Dan rekening piutang didalam neraca dihapus.

Contoh :

Pada tanggal 5 April 2011 PT. LIES menjual piutang sebesar Rp 5.000.000 kepada bank EMAK , dan bank EMAK membayar
sebesar Rp 4.000.000 discont 5%, sedangkan Rp 1.000.000 (5juta-4juta) ditentukan sebagai cadangan kemungkinan retur dan
penghapusan piutang).

Jurnalnya :

5 April 2011 Kas (4 juta 200.000) Rp 3.800.000

Biaya Penjualan Piutang (4 juta x 5%) Rp 200.000

Piutang pada bank EMAK Rp 1.000.000

Piutang Rp 5.000.000

(jurnal pada saat menerima dana dari Bank Emak disertai biaya-biaya yang timbul).

Apabila timbul pengembalian barang oleh debitur sebesar Rp 200.000 dan penghapusan piutang karena tidak tertagih Rp 100.000
maka jurnalnya adalah :

Retur Penjualan Rp 200.000

Cadangan kerugian piutang Rp 100.000


Piutang pada bank EMAK Rp 300.000

Apabila seluruh piutang yang ditagih oleh bank EMAK sudah lunas maka sisanya menjadi hak perusahaan.

(Rp 5.000.000 (200.000 + 100.000 + 4.000.000) = Rp 700.000

Jurnalnya adalah :

Piutang/kas Rp 700.000

Piutang pada bank EMAK Rp 700.000

c. Menggadaikan Piutang (Pledging)

Untuk penggadaian piutang (pledging), piutang tetap dicantumkan sebagai aktiva lancar seluruhnya hanya diberi catatan masalah
penggadaiannya. Pada prinsipnya sama seperti piutang usaha (utang biasa, utang bank dsb).

Selasa, 18 Oktober 2011

LAPORAN KEUANGAN

Sebelum belajar mengenai Laporan Keuangan terlebih dahulu bisa dibaca bab sebelumnya yang berkaitan mengenai Kerangka
Akuntansi Secara Umum.Please Flash Back Again yach..

LAPORAN KEUANGAN
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

ASUMSI DASAR LAPORAN KEUANGAN

KARAKTERISTISK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

UNSUR LAPORAN KEUANGAN DAN PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

A. LAPORAN KEUANGAN (LK)

Adalah suatu bentuk laporan yang berisikan posisi keuangan perusahaan yang biasanya dibuat pada akhr periode akuntansi
yang digunakan untuk memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keutusan ekonomi.

Laporan Keuangan terdiri dari :

1. Neraca

Didalamnya berisi Aset, Kewajiban dan Modal.

2. L/R

3. Laporan Perubahan Posisi keuangan; yang dapat disajikan dalam berbagai cara diantaranya laporan arus kas atau laporan arus
dana;

4. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan;

5. Termasuk schedule dan informasi tambahan yang berkaitan dengan LK tersebut misalnya informasi keuangan segment industry
dan geografis seta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
B. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

Investor

Adalah pihak yang menanamkan modalnya kepada perusahaan. Investor ini biasaya mempunyai tingkat resiko yang besar jika
perusahaan mengalami pailit. Tugas dari investor ini juga sebagai penasehat dalam mengembangkan hasil atas investasi yang
sudah dilakukan. Mereka membutuhkan LK untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi
tersebut.

Pemegang saham juga berkepentingan untuk menilai kemampuan perusahaan didalam membayar deviden.

Karyawan

Merupakan orang yang bekerja didalam perusahaan dan mendukung kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan laba
yang optimal. Kepentingan mereka terhadap LK adalah mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Dan mereka juga mmpunyai kepentingan apakah perusahaan mampu membayar atau memberikan balas jasa, mafaat
pension dan kesempatan kerja.

Kreditor

Adalah pihak yang membrikan pinjaman dana kepada perusahaan. Dimana mereka mempunyai kepentingan seberapa besar
tingkat perusahaan dalam mebayar kewajiban-kewajiban mereka beserta bunganya.

Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya

Bisanya mereka berkepentingan untuk kemngkinan mereka memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo.

Pelanggan
Mereka berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.

Pemerintah

Pemerintah disini mempunyai kepentingan yaitu mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasioanal dan statistic lainnya.

Masyarakat

Mereka berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu meningkatkan perekeonomian secara baik sehingga tenaga
kerja yang akan diserap akan banyak dan perlindungan terhadap penanam modal domestic. LK dapat membantu masyarakat
dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktifitasnya.

C. ASUMSI DASAR AKUNTANSI

Dasar Akrual

Yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan yang di susun dengan dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi
transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling bergantung bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa
depan. Karena itu, persahaan diasumsikan tidakbermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.

D. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.

1. Dapat dipahami

Kualitas informasi yang ada dalam laporan keuangan sangat penting, oleh karena itu pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar petimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Informasi relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3. Materialitas

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya.

Informasi dikatakan material apabila kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalammencatat informasi tersebut
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada
besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya materialistas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah
dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

4. Keandalan

Agar bermanfaat informasi LK harus handal (reliable). Informasi yang handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representative) dari
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Agar laporan keuangan bisa dikatakan handal maka LK tersebut harus :

Penyajian jujur

Informasi yang ditunjukkan dalam LK harus jujur terhadap transaksi-transaksi sebagai dasar pecatatan.

Substansi Mengungguli Bentuk

Selain kejujuran yang dipakai untuk menyajikan informasi dalam LK maka penyajian itu harus didukung pencatatannya dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

Netralistas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Pertimbangan Sehat

Disini mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

Kelengkapan

Agar handal maka informasi dalam LK harus dilengkapai dalam batasan materialitas dan biaya.
Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan LK perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan.

E. UNSUR LAPORAN KEUANGAN DAN PENGAKUANNYA

1. ASSET

Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Aset dalam neraca diakui jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke entitas dan asset ersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Asset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.

Sebagai alternative trasaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

2. KEWAJIBAN

Merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan handal.

3. EKUITAS (MODAL)

Adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Jumlah yang ditampilkan dalam neraca tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Biasanya hanya karena factor
kebetulan kalau jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhandari saham perusahaan atau jumlah yang
dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan baik satu persatu atau secara keseluruhan dalam kondisi
kelangsungan usaha.

4. PENGHASILAN (INCOME)

Meliputi baik pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul karena adanya aktivitas perusahaan yang biasa
dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty, dan sewa.

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajian. Penghasilan diakui dalam laporan L/R jika
kenaiakn menafaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur secara andal.

5. BEBAN

Definisi beban meiputi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.

Contoh beban yang timbul dalam pelaksanaan dalam aktifitas perusahaan adalah beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.

Sedangkan contoh beban karena kerugian adalah bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang tiimbul dari pelepasan aktiva
tidak lancar.

Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan L/R jika
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan degan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur secara handal.

6. LABA DAN RUGI

Merupakan pengukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham.
Unsure yang langsung berkaitan dengan L/R adalah penghasilan dan beban.

a. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu peride akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

b. Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal.

Laba Rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal diatas bukan merupakan suatu unsure terpisah dari
laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

Sumber :

A. PSAK 2007 - IAI

B. IAPI TARKO SUNARYO

Kamis, 13 Desember 2012

PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN

Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa mendatang dengan berlandaskan pada laporan
keuangan tahun yang lalu.
Perlu diketahui bahwa laporan keuangan yang masih dalam bentuk perencanaan maka didalam laporan keuangan tersebut harus
dicantumkan kata proforma yang mempunyai arti bahwa laporan keuangan menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan
yang belum dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk proyeksi/perencanaan mengenai kondisi keuangan
dimasa yang akan datang.

Contoh mengenai arti kata Proforma / Rancangan dalam dunia kerja

Catatan sedikit : saya sebagai seorang accounting sering kali menerima Invoice dari luar negeri (import) mengenai produk yang
akan dikirim ke perusahaan kami berdasarkan PO (purchase Order) yang sudah kami ajuka sebelumnya. Oleh pihak eksportir tidak
langsung meng-approved PO kami, tetapi mereka memberikan proyeksi/langkah awal dalam menyetujui atas PO yang sudah kami
kirim sebelumnya.

Didalam Proforma Invoice tersebut tercantum mengenai :

1. Tindak lanjut atas PO No. yang sudah dikirim perusahaan;

2. Alamat dan nama tertuju yang sudah ditunjuk perusahaan dalam PO;

3. Jenis barang, kuantitas dan harga per unit barang sesuai pesanan;

4. Tawaran / produk lain yang sejenis dengan kualifikasi PO yang sudah dikirim. Hal ini apabila pihak eksportir mengalami
kekosongan barang yang sudah dipesan oleh customer-nya. Sehingga pihak eksportir akan memberikan gambaran atau penawaran
lain atas barang yang berbeda tapi punya kualifikasi dan manfaat serta harga yang hamper sama.

Setelah proforma invoice ini sudah diterima oleh perusahaan maka akan ada bagian analisa mengenai data-data barang yang akan
di kirim oleh eksportir apakah sudah sesuai dengan pesanan ataukah tidak. Apabila sudah OK maka perusahaan akan memberikan
konfirmasi kepada eksportir untuk melanjutkannya kalau tidak OK maka aka nada negosiasi kembali di antara kedua belah pihak.
Wujud dari terealisasinya kesepakatan antara eksportir dan perusahaan adalah dikeluarkan Invoice (tanda ada kata Proforma
lagi).

Contoh diatas bisa kita hubungkan kedalam pembuatan LK baik yang masih ber-proforma ataukan sudah tanpa proforma.

Yang perlu di perhatikan dalam membuat proforma LK adalah :

a. Data keuangan yang akan kita buat rancangan misal Neraca ataukah L/R ataukah item L/R yaitu penjualan dll. Data ini riil atau
data sebenarnya di tahun yang sudah terjadi.

b. Menyiapkan besaran angka proyeksi yang akan dilakukan. Meskipun besaran angka proyeksi ditetapkan berdasarkan angka dari
laporan keuangan yang lalu dan harga pasar, tetapi karena angka proyeksi ini harus mengkalkulasi adanya nilai waktu yang (inflasi
dan deflasi), maka angka2 tersebut berbeda.

c. Besarnya proyeksi ditentukan dengan nilai yang lebih besar menuju kearah kebaikan dari angka yang sudah terjadi (LK yang
terdahulu).

Berdasarkan data yang saya peroleh klik disini ada beberapa proses dalam penyusunan proyeksi diantaranya adalah :

a. Interaksi; proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan

b. Pilihan alternative (options); proyeksi yang dibuat dengan memberikan kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa
alternative pilihan berdasarkan scenario yang telah ditentukan
c. Kelayakan/Feasibility; proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
perusahaan

d. Hindarkan kejutan (avoiding Surprises); tidak seorangpun yang ingin gagal dan merencanakan untuk gagal.

Contoh :

Proyeksi Laba Rugi

Di tahun 2011 PT. LisDa menetapkan omzet penjualan naik 15% dari total penjualan bersih ditahun yang sama adalah 3 Milliar.
Total biaya sebesar Rp 500 juta bisa ditekan 10%, dan biaya bunga bisa ditekan 5% karena deflasi.

Dari data ini maka bisa dibuat table proyeksi :

Laporan L/R PT. LisDa per 31/12/2011 Laporan L/R Proforma PT. LisDa per 31/12/2012
(Rp) (rp)

Penjualan Bersih 3.000.000.000 Penjualan Bersih naik 15% 3.450.000.000

3M + (3M*0.15)

Total Biaya (500.000.000) Total Biaya turun 10% 450.000.000

500 juta (500juta*0.10)

EBIT 2.500.000.000 EBIT 3.000.000.000

Bunga 10% 250.000.000 Bunga turun 5% 150.000.000

EBT 2.250.000.000 EBT 2.850.000.000


Nah, dari perhitungan diatas sudah jelas bahwa EBT di dalam Laporan L/R tahun 2011 adalah Rp 2.250.000.000 dan ditahun 2012
EBT nya adalah Rp 2.850.000.000. Namun perlu diingat bahwa hasil realisasi EBT untuk tahun 2012 nanti belum tentu dapat
sebesar angka yang diproyeksikan. Dalam aktulanya angkanya bisa > atau = atau <. Hal ini tergantung dr kondisi internal dan
eksternal perusahaan.

Model proyeksi diatas mungkin bisa dikatakan sangat sederhana. Perusahaan bisa menargetkan rasio-rasio keuangan untuk
menentukan item-item dalam LK, memerhatikan kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti tenaga kerja, mesin, ruang kantor
dan peralatan dan asumsi yang dibuat harus realistis.

Untuk mengetahui contoh pembuatannya saya lanjutkan ke materi berikutnya. Tetep stay join dan selalu lihat di kolom CONTOH
SOAL di halaman blog ini juga*niceee

Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan (sumber klik disini)

1. Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana yang paling baik, namun hanya menggambarkan
beberapa alternative kondisi;

2. Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan sebenarnya dapat berubah menjadi hal yang tidak diduga
sebelumnya;

3. Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang berombak tanpa kemudi untuk pegangan. Perencanaan
keuangan harus diterjemahkan dalam detail anggaran keuangan dan operasi.
Kesimpulan

1. Perencanaan keuangan mengharuskan perusahaan berpikir tentang masa depan dan menyusun proyeksi;

2. Penyusunan proyeksi meliputi :

a. Mengembangkan model keuangan perusahaan;

b. Menjelaskan scenario yang berbeda di masa mendatang dari kondisi terbaik;

c. Menggunakan model untuk mengkontruksi proforma LK;

d. Menjalankan model dengan beberapa scenario yang berbeda (analisis sensitivitas);

e. Mengevaluasi implikasi dari perencanaan strategis.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 03 Juli 2012

DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN ETAP


Perusahaan telah menetapkan SAK ETAP untuk penyusunan LK yang dimulai pada 1 Januari 2010. Oleh karena itu LK tahun 2010
disajikan berdasarkan SAK ETAP.

a. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah
perubahan yang terjadi satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Investasi umumnya diklasifikasikan sebagai
setara kas hanya jika akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Cerukan bank pada
umumnya termasuk aktivitas pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut kompunen kas dan setara kas.

b. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang rupiah. Sedangkan transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke
dalam rupiah dengan kurs yang berlaku saat terjadinya transaksi.

Pada tanggal neraca, saldo asset dan kewajiban moneter mata uang asing dijabarkan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dibebankan atau dikreditkan pada lapran
L/R tahun berjalan.

c. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan
jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

Kas dan deposito berjangka dibatasi penggunaannya disajikan sebagai kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya.

d. Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana diatur SAK ETAP bab 28,
pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Semua transaksi-transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan persyaratan dan kondisi yang
sama atau berbeda apabila dilakuka dengan pihak ketiga telah diungkapkan dalam LK.

e. Piutang usaha

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyidihan piutang tak tertagih berdasarkan review
individual masing-masing saldo piutang pada akgir tahun. Piutang usaha dibedakan menjadi piutang yang mempunyai hubungan
istimewa dan piutang pihak ketiga.

f. Piutang retensi

Merupakan piutang perusahaan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi oleh pemberi kerja setelah pemenuhan kondisi yang
ditentukan dalam kontrak.

Piutang retensi dicatat pada saat penerimaan kas atas tagihan termin yang ditahan oleh pemberi kerja sejumlah persentase yang
telah ditetapkan dalam kontrak sampai dengan masa pemeliharaan.

g. Tagihan bruto kepada pemberi kerja

Tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan piutang perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak kontruksi yang dilakukan
namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi
ditambah laba yang diakui dikurangi kerugian yang diakui dan termin.

Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam beria acara
penyelesaian yang telah disahkan oleh pemberi kerja atau yang mewakilinya yang belum diterbitkan faktur karena perbedaan
antara tanggak berita acara progress fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal neraca.

h. Investasi pada efek tertentu


Investasi paa efe tertentu diklasifikan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity), diperdagangkan (trading) dan
tersedia untuk dijual (available for sale). Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi diperoleh manajemen
mementukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan.

Investasi pada efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo apabila menajemen bermaksud dan mampu untuk
memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut dicatat sebesar harga perolehannya setelah dikurangi dengan diskonto
atau premium yang belum diamortisasi.

Investasi pada efek yang dibeli atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan
dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat pada laporan L/R.

Investasi pada efek yang tidak diklasifikasikan sebagai yang dimiliki hingga jatuh temp maupun yang dipergadangkan dan efek
ekuitas yang tidak diklasifikasin sebagai yang diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan dicatat
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi disajikan pada bagian ekuitas.

Investasi pada efek yang nilai wajarnya telah tersedia, dicatat sebesar harga perolehan dan penyidihan penurunan nilai investasi
dilakukan apabila nilai investasi telah mengalami penurunan yang permanen.

Harga pokok efek yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Dividen dari investasi pada efek ekuitas diakui
pada saat diumumkan.

Efek yang diperdagangkan, diperjualbelikan pada pasar yang aktif dan nilai berdasarkan harga pasar pada saat penutupan
perdagangan pada tanggal 31 Desember dengan mengacu pada kutipan harga di bursa saham.

Efek yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai asset lancar karena investasi tersebut diharapkan dapat direalisasi dalam
jangka waktu 12 bulan sejak tanggal neraca.
Dalam laporan arus kas, kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) efek yang diperdagangkan disajikan dalam aktivitas operasi
sebagai bagian dari perubahan modal kerja. Dalam laporan laba rugi, perubahan nilai wajar efek yang diperdagangkan dicatat
sebagai bagia dari pendapatan operasional lainnya.

i. Investasi pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi

Anak perusahaan adalah entitas yang dikendalikan olen entitas induk. Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan
keuangan dan operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari ekuitas tersebut.

Perusahaan asosiasi adlah suatu entitas dimana perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakn entitas anak
ataupun bagian dalam joint venture.

Perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan dengan metode ekuitas (equity method) sedangkan investasi pada
perusahaan asosiasi dicatat dengan metode biaya (cost method).

Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan dalam LK perusahaan.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan dengan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Penilaian biaya ditentukan berdasarkan
metode MPKP (FIFO).

Penyisihan untuk persediaan using dan lambat bergerak ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penyajian masing-masin
jenis persediaan pada masa mendatang.

k. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi berdasarkan periode penggunannya dengan metode garis lurus.

l. Property investasi
Merupakan tanah atau bangunan yang dimiliki untuk disewa operasi atau kenaikan nilai, dan tidak digunakan atau dijual dalam
kegiatan operasi perusahaan.

Pada saat pengakuan awal, property investasi diukur sebesar biaya perolehannya. Setelah perolehan awal property investai diukur
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan property investasi meliputi
harga pembelian dan setiap pengeluaran yang didapat didistribusikan secara langsung.

m. Asset tetap

Disajikan sebesar harga perolehan setalah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Tariff penyusutan asset tetap
dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis asset tetap
dengan rincian sebagai berikut :

TARIF

Gedung dan Pabrik 5% s/d 10%

Mesin 6,25 % s/d 12,5%

Peralatan Kantor 25%

Kendaraan 12,5% s/d 25%

Perabot dan perlengkapan kantor 25%


Pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan L/R pada saat terjadinya. Pengeluaran yang
memperpanjang masa manfaat atau member manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,
mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Asset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual,
dikeluarkan dari kelompok asset tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada
operasi tahun berjalan.

n. Sewa

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan resiko
kepemilikan asset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh
manfaat dan resiko kepemilikan asset. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

o. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan terdiri dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan diakui sebagai berikut :

1. Penjualan barang

Diakui kerika perusahaan telah mengirim produknya kepada pelanggan, pelanggan telah menerima barang dan terdapat keyakinan
yang memadai bahwa piutang dari penjualan tersebut akan dapat tertagih.

2. Penjualan jasa

Diakui dalam metode periode akuntansi kerika jasa diberikan, dengan memperhitungkan tingkat transaksi, yaitu proporsi jasa
actual yang diberikan dibandingkan dengan jasa secara keseluruhan.
Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual)
p. Pajak penghasilan

Perusahaan mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar.
Jika jumlah yang telah dibayar untuk periode tersebut, perusahaan harus mengakui kelebihan tersebut sebagai asset. Perusahaan
tidak mengakui adanya pajak tangguhan.

q. Imbalan pasca kerja

Perusahaan mengakui kewajiban imbalan pasca kerja sebagaimanan diatur dalam SAK ETAP bab 23 Imbalan kerja. Pengakuan
kewajiban tersebut didasarkan pada ketentuan UU ketenagakerjaan No. 13/2003. Dalam ketentuan tersebut perusahaan
diwajibkan untuk membayarkan imbalan kerja kepada karyawannya pada saat mereka berheni bekerja dalam hal mengundurkan
diri, pension normal, meninggal dunia dan cacat tetap. Besarnya imbalan pasca kerja tersebut terutama berdasarkan lamanya
masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat penyelesaian hubungan kerja. Pada dasarnya imbalan kerja berdasarkan UU
ketenagakerjaan No. 13/2003 adalah program imbalan pasti.

r. Kewajiban kontijensi

Merupakan kewajiban potensial yang belum pasti, perusahaan tidak mengakui kewajiban kontijensi sebagai kewajiban. Kewajiban
kontijensi diungkapkan pada tanggal pelaporan, uraian dan sifat kewajiban kontijensi jika praktis dilakukan.

Sumber : Laporan PT. ETAP 2009/2010 (Seminar Nasional 5 April 2011)

Selasa, 26 Februari 2013

PERBEDAAN LAPORAN LABA RUGI DAN LABA DITAHAN


A. Laporan Laba Rugi

Pengertian menurut Wikipedia adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Fungsi laporan laba rugi

1. Statemen ini memberikan informasi kepada kreditur dan investor untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
di masa yang akan datang;

2. Statemen ini bisa membantu pemakai dengan berbagai cara diantaranya :

a. Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi dalam statemen laba rugi untuk mengevaluasi prestasi perusahaan di masa
lalu;
b. Membantu kreditur dan investor menentukan tingkat resiko ketidakpastian pencapain arus kas tertentu

Selain bermanfaat bagi kreditur dan investor, statemen L/R juga bermanfaat bagi pelanggan, organisasi buruh dan pemerintah.
Dari sumber jurnal yang saya baca ada aturan-aturan dalam membuat Laporan L/R yaitu :

a. Didalam membuat L/R tidak memasukkan unsur konstribusi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Umumnya perusahaan didalam membuat laporan L/R yang digunakan adalah unsur monetary income-nya atau satuan moneter.
Bukan unsur kualitatif nya misal nilai penglaman pendidikan karyawan dan keahlian setiap karyawan.

b. Besarnya laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Misalnya metode penyusutan yang berbeda antara perusahaan
yang serupa akan menghasilkan penilaian yang berbeda terhadap hasil operasi perusahaan. Dengan asumsi penggunaan metode-
metode kauntansi tentu saja diterapkan dengan asumsi bahwa kondisi lain tidak berubah.

PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENHITUNGAN L/R PERUSAHAAN

1. Pendekatan pemupukan modal (capital maintenance approach)

Yaitu laba diukur dengan mengurangkan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) awal periode dari aktiva bersih pada akhir
periode, dan penyesuaian atas tambahan investasi dari distribusi selama periode tertentu.

Contoh :

PT. Emak memiliki data sbb :

a. Aktiva Neto Awal : Rp 100 juta


b. Aktiva Neto Akhir : Rp 250 juta
c. Investasi dr investor : Rp 50 juta
d. Pengumuman deviden : Rp 35 juta

Jawab :
Aktiva Neto akhir Rp 250 juta

Aktiva Neto awal Rp 100 juta

Penambahan Rp 150 juta

Ditambahkan :

Pengumuman deviden Rp 35 juta

Rp 185 juta

Dikurangi

Investasi dari investor (Rp 50 juta)

Laba Rp 135 juta

Dari data diatas bisa kita lihat bahwa laba yang dihasilkan tidak menunjukkan hasil yang dicapai dengan transaksi yang sudah
dilakukan selama tahun yang bersangkutan. Penambahan aktiva sebesar Rp 150 juta sedangkan laba sebesar Rp 135 juta (kurang
dari penambahan aktiva minimal).

2. Pendekatan transaksi (transaction approach)

Pendekatan ini memfokuskan pada kegiatan yang terjadi selama periode tertentu dan dasar pengukuran laba. Karena informasi
atas pembentuk laba dijelaskan terperinci maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dari pada pendekatan pemupukan modal.

Berdasarkan buku jurnal akuntansi untuk elemen-elemen pembentuk laporan L/R berdasarkan metode transaksi adalah :

1. Pendapatan
Aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu,
yang timbul daru penjualan barang, penyerahan jasa, dan atau kegiatan pokok suatu entitas.

2. Biaya

Aliran keluar atau penggunaan sumber ekonomik atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu,
yang timbul dari penjualan barang, penyerahan jasa, dan atau kegiatan pokok suatu entitas.

3. Keuntungan

Kenaikan dalam ekuitas (aktiba bersih) yang timbul dari transaksi insindetal suatu entitas dan transaksi-transaksi atau kejadian
lain dan kondisi tertentu yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu, kecuali yang dihasilkan dari biaya-biaya atau
distribusi kepada pemilik.

METODE PENYUSUNAN LAPORAN L/R

1. Metode satu tahap (single step); berisi dua kelompok, yaitu pendapatan dan biaya.

Contoh :

PT. EMAK
LAPORAN L/R
Per 31 Des 2012

Pendapatan :
Penjualan Bersih Usaha Rp 325.000.000
Pendapatan Bunga Rp 50.000.000
Pendapatan Sewa Rp 50.000.000
Pendapatan deviden Rp 25.000.000
Total Pendapatan Rp 450.000.000

Biaya-biaya :
Biaya karyawan Rp 50.000.000
Biaya Penjualan Rp 20.000.000
Biaya kantor Rp 15.000.000
Biaya kendaraan Rp 18.000.000
Biaya lain-lain Rp 25.000.000
Total Biaya Rp 128.000.000
Laba Bersih Rp 322.000.000

2. Metode bertahap (multiple step); penyajiaannya dihubungkan antara pendapatan dan biaya.

a. Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi selama periode tertentu dilaporkan terpisah dari pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan nonoperasi.
b. Biaya-biaya diklasifikasikan menurut fungsi. Misal biaya pengiriman barang masuk dalam kategori biaya penjualan, biaya gaji
masuk biaya karyawan, biaya bensin masuk biaya kendaraan dll.

PT. EMAK
LAPORAN L/R
PER 31 DES 2012

Penjualan Bersih Rp 325.000.000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan Awal Barang dagangan Rp 75.000.000
Pembelian Rp 90.000.000
(Potongan pembelian)Rp 20.000.000
Pembelian Bersih Rp 70.000.000
Biaya Angkut Masuk Rp 15.000.000
Persediaan barang siap dijual Rp 160.000.000
Persediaan akhir Rp 100.000.000
HPP Rp 60.000.000
Laba Kotor (penj HPP) Rp 265.000.000
Biaya Operasi
Biaya karyawan
Biaya Gaji Rp 25.000.000
THR Rp 20.000.000
Bonus Rp 5.000.000
Total B. Karyawan Rp 50.000.000
Biaya Penjualan
Biaya Pengiriman Barang Rp 7.000.000
Biaya perjalanan Dinas Rp 6.000.000
Biaya Promosi Rp 7.000.000
Total B. Penjualan Rp 20.000.000
Total biaya operasi Rp 70.000.000
Laba dari Operasi Rp 195.000.000
Pendapatan dan Laba lain2
Pendapatan Bunga Rp 50.000.000
Pendapatan Sewa Rp 50.000.000
Pendapatan deviden Rp 25.000.000
Rp 125.000.000
Rp 320.000.000
Biaya Lain-lan (non operasi)
Biaya kantor
Listrik/Air Rp 3.000.000
Alat-alat kantor Rp 2.500.000
Sewa Kantor Rp 6.000.000
Telepon Rp 2.000.000
Fotocopy Rp 1.500.000
Total B. Kantor Rp 15.000.000

Biaya kendaraan Rp 10.000.000


Biaya Bensin Rp 2.500.000
Biaya Tol Rp 4.000.000
B. Perawatan/reparasi Rp 1.500.000
Surat kendaraan Rp 18.000.000
Total B. Kendaraan
Biaya lain-lain Rp 11.000.000
Biaya adm bank Rp 10.000.000
Entertainment Rp 4.000.000
Konsultan Rp 25.000.000
Total Biaya lain2 Rp 128.000.000
Total Biaya non operasional Rp 192.000.000
Laba sebelum pajak Rp 57.600.000
pajak Rp 134.400.000

EAT

KONSEP DALAM MEMBUAT LAPORAN L/R

1. Current Operating Performance Concept

Konsep ini menjelaskan bahwa laporan L/R perusahaan harus menyajikan informasi hasil operasi yang diperoleh dari kegiatan
normal perusahaan, sehingga keuntungan atau kerugian yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan tidak termasuk
dalam perhitungan laba bersih. Karena item-item ini tidak mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dimasa yang akan datang.

2. All-Inclusive Income Statement


Menurut APB dalam APB Opinions No. 9 tentang penggunaan konsep all-inclusive dimodifikasi dan kebutuhan akan penerapan
pendekatan ini dalam praktik. Ada enam kelompok irregular yaitu :

a. Item ekstraordiner (luar biasa)


b. L/R tidak biasa
c. Penyesuaian laba atau rugi periode sebelumnya
d. Penyesuaian dan koreksi berulang kali, normal
e. Perubahan prinsip akuntansi
f. Penghentian usaha

B. LAPORAN LABA DI TAHAN (Retained Earning)

Laporan ini menjelaskan tentang perubahan dalam laba ditahan selama periode tertentu, dan menghubungkan laporan L/R dengan
neraca.

Bagian dalam R/E :

1. Penyesuaian peride sebelumnya

a. Koreksi kesalahan dalam statemen keuangan periode sebelumnya.


Misalnya : kesalahan penyajian persediaan barang dagangan yang terlalu tinggi. Koreksi kesalahan harus dibedakan dengan koreksi
sebagai akibat perubahan taksiran akuntansi. Karena taksiran akuntansi bukan merupakan penyesuaian terhadap periode
sebelumnya.

b. Penyesuaian yang dihasilkan dari realisasi income tax benefit dari kerugian operasi perusahaan anak, yang tejadi sebelum
perusahaan tersebut dibeli perusahaan induk.

2. Laba Bersih dan Dividen


Jika perusahaan memperoleh laba, maka jumlah tersebut ditambahkan ke R/E. Sebalinya jikaperusahaan menderita rugi jumlah
tersebut dikurangkan dari saldo R/E.

Deviden yang diumumkan selama periode tertentu dikurangkan dari R/E, dan dividen /lb saham diunkapkan dalam laporan R/E.
Dividen yang dibagikan diidentifikasikan dengan saham yang dikeluarkan.

Contoh :

PT. BAPAK
Laporang Laba Ditahan
Per 31 Desember 2012

Laba di tahan, awal Rp 80.000.000


(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi depresiasi
dibebankan terlalu rendah pada tahun 2011, dikurangi
(Rp 20.000.000)
pajak laba Rp 10 juta. Rp 60.000.000
Laba ditahan ditetapkan kembali Rp 197.000.000
(+) Laba bersih tahun 2012 Rp 257.000.000
Sub Total (Rp 20.000.000)
(-) Dividen untuk Saham preferen Rp 15.000.000 Rp 237.000.000
Dividen untuk saham biasa Rp 35.000.000
Laba ditahan akhir

LAPORAN R/E DIKOMBINASIKAN

Dengan cara menempatkan data perhitungan laba bersih di urutan pertama, dan diringkas. Selanjutnya laba bersih periode kini
digabungkan dengan saldo awal laba ditahan atau saldo penyesuaian laba periode sebelumnya.

Untuk memperoleh besarnya R/E akhr periode, total ini dikurangkan dari dividen yang diumumkan.
PT. BAPAK
Laporang Laba Ditahan
Per 31 Desember 2012

Pendapatan Rp 325.000.000
Biaya Rp 128.000.000
Laba bersih Rp 197.000.000
Laba di tahan, awal Rp 80.000.000
(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi depresiasi
dibebankan terlalu rendah pada tahun 2011, dikurangi
pajak laba Rp 10 juta. (Rp 20.000.000)
Rp 257.000.000
Laba ditahan ditetapkan kembali
(-) Dividen untuk Saham preferen Rp 15.000.000 (Rp 20.000.000)
Dividen untuk saham biasa Rp 35.000.000 Rp 237.000.000
Laba ditahan akhir

Didapatkan hasilnya sama dengan laporan R/E tanpa kombinasi.

*semoga bermanfaat

Salam

Kamis, 04 Oktober 2012

TUTUP BUKU..Tujuannya apa??


Di sebuah perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil, pastinya istilah tutup buku bukan hal yang khusus.

Mungkin bagi sedikit orang tutup buku artinya capek baca habis itu di tutup deh bukunya..hehhehe..*arti lucu..

Tapi yang benar tutup buku adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh bagian adsministrasi/keuangan untuk menutup / cut
off pelaporan diakhir periode.

Biasanya pelaporan itu berbentuk pembukuan sederhana atau pelaporan yang sudah complicated.

Dikatakan sederhana karena lingkup usaha masih kecil, biasanya memuat adanya arus kas masuk dan keluar, atau kalau
pembukuan persediaan hanya arus barang masuk dan keluar secara manual, atau pelaporan lain yang membutuhkan proses
kegiatan usaha.

Beda lagi dengan perusahaan yang complicated, maksudnya perusahaan yang mempunyai prosedur kerja yang kompleks seperti
perusahaan manufaktur atau perusahaan yang go public. Dalam hal tutup buku sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui
cut off dari masing-masing akun yang penting. Misalnya kas, persediaan dll.

Tujuan Tutup Buku

Tutup buku biasanya dilakukan sebulan, tiga bulan, enam bulan bahkan setahun sekali tergantung kepentingan masing-masing
perusahaan. Jadi tidak ada patokan khusus jangka waktu untuk diadakannya tutup buku.

a. Mencari selisih dengan cepat


Semakin kita sering melakukan tutup buku di periode yang telah ditentukan kita akan dimudahkan dalam mencari selisih atau
perbedaan antara pembukuan dengan bukti fisik.

b. Pelaporan keuangan

Tutup buku dimaksudkan untuk mendapatkan hasil akun akhir periode tutup buku dilakukan. Sehingga ketika akan dibuat Laporan
Keuangan tinggal memasukkan nilai akhir dri masing2 akun yang sudah ditutup.

Misal : kadang pihak eksternal seperti bank, ataupun pajak tiba-tiba meminta data keuangan atas usaha kegiatan perusahaan.
Nah, kalau perusahaan sering melakukan tutup buku maka laporan keuangan akan cepat bisa diselesaikan sewaktu-waktu. Padahal
aktualnya perusahaan membuat LK setahun sekali (31 Des).

c. Rapihnya pembukuan

Tutup buku digunakan untuk merapih-kan pembukuan. Sehingga akan didapatkan pembukuan yang update dan terbaru.

Tetapi,

Kadang tutup buku dianggap sepele bagi sebagian perusahaan. Ya mungkin karena lingkup usaha masih kecil jadi mereka anggap
tutup buku adlah kegiatan yang membuang waktu. Padahal kalau kita lihat dari sisi manfaat diatas sangatlah besar.

Pengalaman :

Ketika saya bekerja di sebuah perusahaan yang lingkup usahanya menengah keatas, kenapa saya sebut demikian karena usahanya
bergerak di bidang alat-alat kesehatan milik Germany USA dan omsetnya mencapai Milayaran rupiah.
Tetapi didalam pencatatan kas memang adanya cut off bulanan, tetapi pelaporan ke bagian akuntansi itu mundur sampai 2
bulanan. Nah dalam hal ini kadang saya kebingungan dalam mengecek saldo sebenarnya. ..

Nah, semoga dengan artikel yang saya tulis ini memberikan kejelasan mengenai arti pentingnya tutup buku dan tidak menganggap
remeh kegiatan ini.

Apabila ada manfaat yang lain atau tambahan tulisan bisa ditulis dikolom komentar..

Nice day..Good luck

Rabu, 17 April 2013

LAPORAN ARUS KAS


Merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu
periode tertentu.

TUJUAN & KEGUNAAN

a. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkannya;

b. Mengevaluasi struktur keangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabbilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban
dan membayar deviden;

c. Memahami pos yang menjadi selisih antara L/R periode berjalan dengan arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual);
d. Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh
perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan
L/R entitas;

e. Memudahkan pengguna laporan untuk mengambangkan metode untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan
antar entitas yang berbeda.

KLASIFIKASI LAPORAN ARUS KAS

Menurut PSAK No. 2 (revisi 2009) Laporan Arus Kas, mempunyai tiga klasifikasi diantaranya adalah :

1. Aktifitas operasi, adalah aktifitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktifitas lain yang bukan merupakan aktifitas investasi
dan pendanaan;

2. Aktivitas Investasi, adalah aktifitas vberupa perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk setara kas;

3. Aktifitas pendanaan, adalah aktifitas yang mengakibatka perubahan dalam jumlah serta kompetisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas.

ARUS KAS MASUK ARUS KAS KELUAR

AKTIVITAS OPERASI Penjualan barang&jasa, Pembayaran pemasok,


penerimaan pegawai, pajak, dan bunga
royalty/komisi,pendapatan pinjaman (dpt jg masuk sbg
bunga (dapat juga masuk di aktiifitas pendanaan)
aktivitas investasi), deviden
yang diterima (dpt jg masuk
aktifitas investasi)

AKTIFITAS INVESTASI Penjualan asset tetap, Pembelian asset tetap,


penjualan asset berwujud, pembelian asset tidak
penjualan saham/instrument berwujud, pembelian
uang entitas lain, penerimaan investasi saham,/instrument
dari pembayaran pinjaman yg uang entitas lain,
diberikan kepada entitas lain. pengeluaran untuk pemberian
pinjaman kepada entitas lain.

AKTIFITAS PENDANAAN Menerbitkan saham, Membeli kembali saham


menerbitkan instrument (saham treasury), membayar
utang. utang /pinjaman, membayar
deviden kepad pemegang
saham (dapat juga masuk ke
aktifitas operasi).

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYIAPAN LAPORAN ARUS KAS

a. Neraca Komparatif yang menyajikan jumlah perubahan aktiva dan kewajiban dan ekuitas dari awal hingga akhir periode;

b. Laporan L/R periode berjalan berisi data yang membantu pembaca menemukan jumlah kas yang diterima dari atau di
gunakan oleh operasi selama periode berjalan;
c. Data transaksi tertentu dari buku besar umum memberikan infromasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan
bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan.

PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

1. Metode Langsung, yaitu menyajikan kelompok utama penerimaan kas bruto dan pembayaran kas bruto;

2. Metode tidak langsung, yaitu dimulai dengan laba rugi periode berjalan dan menyesuaikan laba rugi tersebut dengan
transaksi non kas, akrual, dan tangguhan dari pos yang penghasilan atau pengeluaran dalam aktivitas inevestasi dan
pendanaan.

Contoh soal :

PT. EMAK BAPAK

NERACA KOMPARATIF

31 DES 2012 & 2011

2012 2011 Perubahan


(naik/Turun)

Aktiva

Kas 20.000.000 10.000.000 10 jt/naik

Piutang usaha 17.000.000 15.000.000 2 jt/naik


Persediaan 10.000.000 8.000.000 2 juta/naik

Beban dbyr Dmuka 5.000.000 6.000.000 1 juta/turun

Tanah 50.000.000 60.000.000 10juta/turun

Gedung 65.000.000 65.000.000 0

Akm Peny Gedung (15.000.000) (10.000.000) 5juta/naik*a

Peralatan 35.000.000 25.000.000 10juta/naik

Akm Peny. Peralatan (15.000.000) (10.000.000) 5juta/naik*a

Total 172.000.00 169.000.00


0 0

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham

Hutang Usaha 3juta/turun


82.000.000 85.000.000
Hutang Obligasi 2juta/naik
44.000.000 42.000.000
Saham Biasa 6 juta/naik
26.000.000 20.000.000
R/E 2 juta/turun*b
20.000.000 22.000.000
Total
172.000.00 169.000.00
0 0
PT. EMAK-BAPAK

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2012

(Dalam Rupiah)

Pendapatan 45.000.000

HPP 10.000.000

Beban Operasi 8.000.000

Beban Bunga 6.000.000 24.000.000

Laba dari operasi 21.000.000

Beban pajak penghasilan 3.000.000

Laba Bersih 18.000.000*b


Jawab :

1. METODE LANGSUNG

Memperinci arus kas actual dari kegiatan operasi entitas. Ketika metode ini digunakan maka informasi dapat diperoleh dari
catatan akuntansi entitas atau dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Entitas dianjurkan untuk menggunakan metode langsung dalam penyusunan arus kas dari aktifitas operasi. Metode ini
menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan oleh metode tidak
langsung.

Keuntungan metode langsung adalah menyajikan penerimaan dan pembayaran kas operasi. Metode ini lebih konsisten dengan
tujuan laporan arus kas untuk menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dibandingkan dengan metode
tidak langsung yang tidak melaporkan peneriman kas dan pembayaran kas operasi.

PT. EMAK BAPAK (METODE LANGSUNG)

Laporan Arus Kas

Per 31 Des 2012

Kenaikan (penurunan) Kas

A. Arus Kas Dari Kegiatan Operasi


43.000.000*c
Penerimaan Kas dr pelanggan
(12.000.000)*d
Pembayaran kas pd pemasok&karywn

Pembayaran bunga

(6.000.000)
Pembayaran pajak penghasilan

(3.000.000)
Kas Bersih yg ditrima dr keg. Oprasi

22.000.000
B. Arus Kas dr Kegiatan Investasi

Penjualan tanah
Pembelian perlatan 10.000.000

Kas bersih yang digunakan o/ keg. Investasi (10.000.000)

C. Arus kas Pembiayaan 0

Penebusan obligasi
Penjualan saham biasa

Pembayaran deviden tunai

Kas bersih yg ditrima dr keg. Pembiayaan 2.000.000

Kenaikan bersih Kas


Saldo kas, 1 Jan 2012 6.000.000

Saldo kas, 31 des 2012 (20.000.000)*e

(12.000.000)

10.000.000

10.000.000

Note :

RUMUS

a. Untuk menghitung Penerimaan dari pelanggan = Pendapatan penjualan Kenaikan Piutang Usaha ATAU Pendapatan
Penjualan + Penurunan Piutang Usaha

Yaitu 45.000.000 2.000.000 = 43.000.000

b. Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan = HPP + B. Operasi + (jumlah penyusutan kenaikan persediaan +
penurunan beban dbyr dmk penurunan hutang usaha)

Jadi = 10.000.000+8.000.000 -(10.000.000-2.000.000+1.000.000-3.000.000) = 12.000.000*d

c. Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E Laba Bersih ATAU Penurunan R/E + Laba Bersih
jadi 18.000.000 (-2.000.000) = 20.000.000

2. METODE TIDAK LANGSUNG (Metode Rekonsiliasi)

Dengan metode ini arus kas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba rugi neto dipengaruhi oleh :

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;

b. Pos nonkas, seperti penyusutasn, povisi, pajak tangguhan, keuntungan dan kerugian mata uang asing yang belum
direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang belum didistribusikan;

c. Pos lain yang berkaitan dengan aktifitas investasi atau pendanaan, misalnya laba dari penjualan asset tetap.

Keuanggulan metode tidak langsung dengan metode langsung adalah metode tidak langsung berfokus pada perbedaan antara laba
bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Artinya metode tidak langsung memberikan hubungan yang bermanfaat antara
laporan arus kas dan laporan laba rugi serta neraca.

PT. EMAK BAPAK (METODE TDK LANGSUNG)

Laporan Arus Kas

Per 31 Des 2012

Kenaikan (penurunan) Kas


D. Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
18.000.000
Laba Bersih
Peny. Untuk merekonsiliasi laba bersih thd kas
bersih yg diterima dr keg. Operasi :

Beban Penyusutan 10.000.000 *a

Kenaikan piutang usaha (2.000.000)

Kenaikan persediaan (2.000.000)

Penurunan beban dbyr dmk 1.000.000

Penurunan hutang usaha (3.000.000) 4.000.000


Kas Bersih yg ditrima dr keg. Oprasi
22.000.000

E. Arus Kas dr Kegiatan Investasi

Penjualan tanah
Pembelian perlatan
10.000.000 0
Kas bersih yang digunakan o/ keg. Investasi
(10.000.000) 0

F. Arus kas Pembiayaan

Penebusan obligasi
Penjualan saham biasa

Pembayaran deviden tunai

Kas bersih yg ditrima dr keg. Pembiayaan

Kenaikan (Penurunan) bersih Kas 2.000.000

Saldo kas, 1 Jan 2012 6.000.000

Saldo kas, 31 des 2012 (20.000.000)*b

(12.000.000)

10.000.000

10.000.000

Note :

RUMUS :

a. Pembayaran deviden tunai = Kenaikan R/E Laba Bersih ATAU Penurunan R/E + Laba Bersih

jadi 18.000.000 (-2.000.000) = 20.000.000

b. Beban Penyusutan 10.000.000 *a berasal dari kenaikan akumulasi gedung dan peralatan
Yi 5.000.000 + 5.000.000 = 10.000.000

Semoga bermanfaat ya !!!

Senin, 20 Mei 2013

PENCATATAN PENYUSUTAN AKTIVA PERUSAHAAN

Standar akuntansi keuangan (2002;17) menyatkan bahwa jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi
selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang dipilih, konsistensi dalam
penggunaannya adalahperlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat
menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.

Adapun metode penyusutan yang biasanya digunakan adalah terdiri dari:

a. Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari
metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.

b. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa danmetode jumlah unit produksi.

c. Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode
sistem persediaan.

1. Depresiasi

Merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi beban pada setiap periode
akuntansi. ATAU Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional
dan sistematis. Depresiasi -> biaya yang akan mengurangi Laba bersih, tetapi tidak masuk dalam arus kas keluar. Sehingga tidak
akan ada dana dari aktiva untuk penggantian. Dana untuk penggantian berasal dari pendapatan.

Revisi Tarif Depresiasi apabila :

Karena penentuan tarif depresiasi (umur aktiva) hanya merupakan perkiraan maka sering terjadi tidak tepat, untuk itu perlu
direvisi.

Perubahan perkiraan harus ditangani dalam periode berjalan dan periode prospektif. Periode yang sudah berjalan tidak mungkin
dilakukan revisi
Alasan dilakukannya depresiasi adalah :

a. Faktor-faktor fisik yang mengurangi masa pemakaian dari aktiva tetap itu sendiri misalnya kerusakan atau masa aus;

b. Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti. Atau mungkin adanya permintaan terhadap suatu
produk/jasa yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang menentukan biaya depresiasi/penyusutan adalah :

- Harga perolehan : dana atau utang dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan untuk memperoleh aktiva.

- Nilai sisa (Residu) : jumlah yang diterima bila aktiva tersebut dijual, ditukar atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah
tidak digunakan, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menakarnya.

- Taksiran Umur Kegunaan : dipengaruhi oleh cara-cara oemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam
reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam suatu periode waktu, satuan hasil produksi, atau pun satuan jam kerjanya

2. Deplesi

Proses pengalokasian harga perolehan sumber alam menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

Sumber Alam (minyak bumi, tambang lainnya, kayu)-> aktiva yang dapat habis, dikonsumsi secara fisik selama periode
penggunaan dan tidak menyisakan karakter fisik

Deplesi -> untuk menghapus aktiva sumber alam ini, akan mengurangi aktiva sumber alam (bukan menjadi Biaya Deplesi)

Harga perolehan sumber alam:


cost akuisisi -> harga yang dibayarkan untuk memperoleh hak mencari dan menemukan sumber alam yang belum ditemukan atau
membeli lisensi jika sumber alam ini telah ditemukan

cost eksplorasi -> biaya untuk menemukan sumber alam

full cost approach -> gagal dan berhasil diakui

successful effort approach -> hanya yang berhasil diakui

Cost Pengembangan:

peralatan berujud -> peralatan yang diperlukan untuk menambang sumber alam (biasanya tidak diikutkan dalam penghitungan
deplesi)

cost pengembangan tidak berujud -> biaya yang tidak mempunyai karakter fisik tetapi diperlukan untuk produksi sumber alam,
misal: biaya pengeboran, pembuatan lorong, gua, sumur dsb)

Cost restorasi (perbaikan) ->diikutkan dalam perhitungan deplesi

3. Amortisasi

Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tidak berwujud menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis.

l Aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilainya.

l Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari
masa manfaatnya.
l Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan

l Jika pola konsumsi tidak dapat ditentukan dengan handal maka harus digunakan metode garis lurus.

l Biaya amortisasi diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkan atau mengharuskan untuk dimasukkan ke dalam nilai
tercatat aktiva lain.

Metode perhitungan Depresiasi/Penyusutan

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Merupakan metode depresiasi/penyusutan yang paling sederhana dan banyak digunakan.

Rumus : HP-NR / UE

Ket : HP = Harga Perolehan

NR = Nilai Residu

UE = Umur Ekonomis

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, UE selama 5 tahun. Berapa penyusutan tiap
tahunnya?

Perhitungannya :

1. Masukkan Rumus
Depresiasi =
HP-NR / UE
= 20.000.000-5.000.000 / 5
= 3.000.000
2. Membuat tabel untuk mengetahui jumlah penyusutan tiap tahunnya :

Tahun Ke- Depresiasi Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku Aktiva


(D)
Penyusutan (K) Penyusutan (N)=N-K

0 20.000.000

1 3.000.000 3.000.000 3.000.000 17.000.000

2 3.000.000 3.000.000 6.000.000 14.000.000

3 3.000.000 3.000.000 9.000.000 11.000.000

4 3.000.000 3.000.000 12.000.000 8.000.000

5 3.000.000 3.000.000 15.000.000 5.000.000

Ket : di akhir tahun ke -5 akan terdapat nilai 5.000.000 merupakan nilai sisa (residunya).

3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.000.000
Akumulasi Depresiasi 3.000.000
Catatan : Nilai depresiasi adalah selalu sama di tahun 1 5

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama


Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.000.000
Mesin 3.000.000
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin 3.000.000
Akumulasi Dpresiasi 3.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 6.000.000
Mesin 6.000.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua,
ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-3.000.000 = 17.000.000 dan di akhir
tahun ke dua adalah 17.000.000-3.000.000=14.000.000 dst.

2. Metode Jam Jasa (Services Hours Method)

Didasarkan kepadan anggapan bahwa aktiva akan cepat rusak bila digunakan pada kapasitas penuh. Maka beban depresiasi
dihitung dengan dasar satuan jam jasa.

Rumus : HP-NR / n

Ket : HP = Harga Perolehan

NR = Nilai Residu

n = Taksiran jam jasa

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan dapat digunakan selama 10.000jam dengan
perincian sebagai berikut Tahun pertama 3000 jam, kedua 2500jam, ke tiga 2000jam, tahun keempat 1500jam dan kelima
1000jam. Berapa penyusutan tiap tahunnya?
Perhitungannya :

1. Masukkan rumus

Depresiasi = HP-NR / n

= 20.000.000-5.000.000 / 10.000
= Rp 1.500

2. Membuat tabel depresiasi

Tahun Ke- Depresiasi Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku Aktiva


(D)
Penyusutan (K) Penyusutan (N)=N-K

0 20.000.000

1 3.000x150 4.500.000 4.500.000 15.500.000


0

2 2500x1500 3.750.000 8.250.000 11.750.000

3 2000x1500 3.000.000 11.250.000 8.750.000

4 1500x1500 2.250.000 13.500.000 6.500.000

5 1000x1500 1.500.000 15.000.000 5.000.000

3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.750.000
Akumulasi Depresiasi 3.750.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.750.000
Mesin 3.750.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua,
ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-4.500.000 = 15.500.000 dan di akhir
tahun ke dua adalah 15.500.000-3.750.000=11.750.000 dst.
INFO TAMBAHAN BISA DILAKUKAN BISA TIDAK SESUAI KEINGINAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin 4.500.000
Akumulasi Dpresiasi 4.500.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 8.250.000
Mesin 8.250.000

3.Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)

Umur kegunaan aktiva dihitung dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil
produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai fluktuasi unit produksi.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan dapat digunakan selama 50.000 unit dengan
perincian sebagai berikut Tahun pertama 18000 unit, kedua 15000unit, ke tiga 10.000 unit, tahun keempat 5000unit dan kelima
2000 unit. Berapa penyusutan tiap tahunnya?

Perhitungannya :
1. Masukkan rumus

Depresiasi = HP-NR / n

= 20.000.000-5.000.000 / 50.000
= Rp 300

2. Membuat tabel depresiasi

Tahun Ke- Depresiasi Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku Aktiva


(D)
Penyusutan (K) Penyusutan (N)=N-K

0 20.000.000

1 18.000x30 5.400.000 5.400.000 14.600.000


0

2 15.000x30 4.500.000 9.900.000 10.100.000


0

3 10.000x30 3.000.000 12.900.000 7.100.000


0

4 5000x300 1.500.000 14.400.000 5.600.000

5 2000x300 600.000 15.000.000 5.000.000

3. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.400.000
Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.500.000
Akumulasi Depresiasi 4.500.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama


Akumulasi Depresiasi Rp 5.400.000
Mesin 5.400.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.500.000
Mesin 4.500.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua,
ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-5.400.000 = 14.600.000 dan di akhir
tahun ke dua adalah 14.600.000-4.500.000=10.100.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin 5.400.000
Akumulasi Dpresiasi 5.400.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.900.000
Mesin 9.900.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun

Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan
harga perolehan dikurangi nilai residu.

Bagian pengurang dihitung sebagai berikut :

- Pembilang = bobot untuk tahun bersangkutan

- Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot.

Contoh :
PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan UE selama 5 tahun. Depresiasi mesin dihitung
sbb :

Tahun Bobot (weight) Bagian Pengurang

1 5 5/15

2 4 4/15

3 3 3/15

4 2 2/15

5 1 1/15

TOTAL 15

Berapa penyusutan tiap tahunnya?

Perhitungannya :

1. Membuat Tabel

Tahun Perhitungan Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku Aktiva


Penyusutan
Ke- Penyusutan Penyusutan (N)=N-K
(D) (K)

0 20.000.000

1 5/15x15jt 5.000.000 5.000.000 15.000.000


2 4/15x15jt 4.000.000 9.000.000 11.000.000

3 3/15x15jt 3.000.000 12.000.000 8.000.000

4 2/15x15jt 2.000.000 14.000.000 6.000.000

5 1/15x15jt 1.000.000 15.000.000 5.000.000

Ket : 15 juta merupakan nilai bersih (HP-NR)

1. Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 5.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi Depresiasi 4.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama


Akumulasi Depresiasi Rp 5.000.000
Mesin 5.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua,
ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-5.000.000 = 15.000.000 dan di akhir
tahun ke dua adalah 15.000.000-4.000.000=11.000.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin 5.000.000
Akumulasi Depresiasi 5.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 9.000.000
Mesin 9.000.000

5. Metode saldo menurun (declining balance method)

Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam
persentase) yang merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan diaplikasikan
untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak
dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung adalah
sebagai berikut:

Penyusutan = % penyusutan (harga perolehan akumulasi penyusutan)

Perhitungan penyusutan

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20%.
Depresiasi mesin dihitung sbb :

Tahun Perhitungan Depresiasi Akumulasi Nilai Buku Aktiva


Penyusutan
Ke- Penyusutan Penyusutan =harga perolehan
(K)
-K

0 20.000.000
1 20.000.000x20% 4.000.000 4.000.000 16.000.000

2 16.000.000x20% 3.200.000 7.200.000 12.800.000

3 12.800.000x20% 2.560.000 9.760.000 10.240.000

4 10.240.000x20% 2.048.000 11.808.000 8.192.000**

5 3.192.000 15.000.000 5.000.000

Ket : *3.192.000 berasal dari 8.192.000-5.000.000 (NR).

Membuat Jurnal

Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah


Biaya Depresiasi Mesin 4.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 3.200.000
Akumulasi Depresiasi 3.200.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama


Akumulasi Depresiasi Rp 4.000.000
Mesin 4.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 3.200.000
Mesin 3.200.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua,
ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-4.000.000 = 16.000.000 dan di akhir
tahun ke dua adalah 16.000.000-3.200.000=12.800.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin 4.000.000
Akumulasi Dpresiasi 4.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 7.200.000
Mesin 7.200.000

6. Metode saldo menurun berganda (double declining method)


Saldo menurun yang menggunakan tarid penyusutan 2 kali tarif penyusutan garis lurus untuk masa manfaat yang sama.

Contoh :

PT. LISDA membeli mesin dengan HP Rp 20.000.000, NR sebesar Rp 5.000.000, dan UE selama 5 tahun dengan tarif 20% maka saldo
menurun bergandanya menjadi 40% (2x20%). Depresiasi mesin dihitung sbb :

Tahun Perhitungan Depresiasi Akumulasi Nilai Buku Aktiva


Penyusutan
Ke- Penyusutan Penyusutan =harga perolehan
(K)
-K

0 20.000.000

1 20.000.000x40% 8.000.000 8.000.000 12.000.000

2 12.000.000x40% 4.800.000 12.800.000 7.200.000

3 7.200.000x40% 2.880.000 15.680.000 4.320.000

4 4.320.000x40% 1.728.000 17.408.000 2.592.000

5 15.000.000 5.000.000

Ket : Dengan menggunakan metode penurunan berganda maka tidak didapat penyusutan di akhir tahun ke lima. Karena nilai
buku aktual perhitungan lebih kecil dari perkiraan nilai residu.

Membuat Jurnal
Jurnal penyusutan di tahun pertama adalah
Biaya Depresiasi Mesin 8.000.000
Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Jurnal penyustan di tahun kedua adalah
Biaya Depresiasi Mesin 4.800.000
Akumulasi Depresiasi 4.800.000

Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun pertama


Akumulasi Depresiasi Rp 8.000.000
Mesin 8.000.000
Jurnal mencatat penyesuaian Nilai Mesin di akhir tahun kedua
Akumulasi Depresiasi Rp 4.800.000
Mesin 4.800.000
Catatan : Dengan adanya penyesuaian dimaksudkan untuk mengetahui Nilai buku mesin di akhir tahun pertama, kedua,
ketiga sampai kelima.. Jadi Nilai mesin di akhir tahun pertama adalah 20.000.000-8.000.000 = 12.000.000 dan di akhir
tahun ke dua adalah 12.000.000-4.800.000=7.200.000 dst.
INFO TAMBAHAN
Apabila di awal tahun ke-2 dibuat jurnal pembalik yaitu
Mesin 8.000.000
Akumulasi Dpresiasi 8.000.000
Maka jurnal di akhir tahun kedua bunyinya
Akumulasi Depresiasi 12.800.000
Mesin 12.800.000

Semoga bisa memberikan gambaran !!!

Jumat, 18 Oktober 2013

PENGERTIAN KOPERASI DAN AKUN-AKUN YANG TERKANDUNG


Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang
berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan modal
sehingga peranan anggota sama menentukan dalam upaya memajukan suatu usaha koperasi. Seperti badan usaha lain, koperasi
dapat melakukan usaha-usaha sebagai mana bdan usaha lain, seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan
dan pembiayaan. Perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dengan anggota dan transaksi lainnya
yang spesifik pada badan usaha koperasi berpedoman pada PSAK No. 27 sedangkan yang bersifat umum diperlakukan dengan
mengacu pada PSAK yang lain. Laporan keuangan koperasi disajikan untuk memperlihatkan kondisi keuangan koperasi padaperiode
yang digunakan untuk penetapan dan pembagian sisa hasil usaha. Informasi tentang keuangan yang dibuat oleh koperasi akan
membantu para pemakai laporan keuangan misalnya investor dan kreditor, menilai kemampuan dan profitabilitas dalam
menghasilkan kas bersih yang positif dan memenuhi kewajibannya. (Unad, 2011).

Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 27 (Revisi 1998) tentang Akuntansi Perkoperasian dicabut, kliksini karena aturan-aturan yang sudah ada dalam PSAK
dan sudah diatur didalam IFRS dicabut. IFRS menyebabkan SAK berbasis industry dicabut karena menekankan pada basis transaksi.
Dengan diperlakukan PSAK yang berbasis IFRS, maka koperasi akan berat menyusun dan menyajikan laporan keuangannya
menggunakan IFRS. IFRS menggunakan principles base, yaitu :

a. Lebih menekankan pada interpelasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan tersebut;

b. Standar tersebut membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan
realitas ekonomi;

c. Membutuhkan profeksional judgement pada penerapan standar akuntansi;

d. Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi)
atau menggunakan jasa penilai;

e. Mengharuskan pengungkapan (disclousure) yang lebih baik kuantitatif maupun kualitatif.

Sesuai surat edaran Deputi Kelembagaan Koperasi dan UKM RI No : 200/SE/Dept.1/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 bahwa
sehubungan pemberlakuan IFRS , maka entitas Koperasi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya mengacu Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitasi Publik (ETAP) yaitu :

1. Diperuntukkan bagi ETAP signifikan;

2. Pengaturannya lebih sederhana, mengatur transaksi umum yang tidak komplek;

3. Perbedaan dengan PSAK No.27/1998 tidak ada kewajiba koperasi menyusun dan menyajikan Laporan Promosi Ekonomi Anggota
(LPEA);

4. Laporan keuangan dengan ETAP, yaitu Neraca, perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
catatan atas Laporan keuangan.
Sumber : diskopjatim.go.id

Sebelum kita mempelajari mengenai transaksi keuangan dalam koperasi alangkah baiknya kita mengetahui akun-akun apa saja
yang harus diketahui.

AKUN-AKUN DALAM KOPERASI

Untuk mencatat transaksi yang dilakukan suatu koperasi ke dalam akun, perlu dikenal dan digunakan beberapa istilah serta akun
yang biasa dan sering digunakan dalam ilmu akuntansi. Beberapa akun yang biasa digunakan dalam akuntansi koperasi adalah:

Kas yaitu alat pembayaran yang dimiliki koperasi dan siap digunakan, seperti cek kontan serta uang tunai (uang kertas dan
uang logam).

Piutang Anggota yaitu hak (tagihan) koperasi kepada anggota koperasi. Tagihan tersebut timbul karena koperasi meminjamkan
uang kepada anggotanya atau karena koperasi menjual barang kepada anggotanya secara kredit.

Perlengkapan Kantor yaitu alat-alat yang dimiliki koperasi dan digunakan dalam operasi jangka panjang, seperti: meja, kursi,
komputer, dan sebagainya.

Utang Usaha yaitu pinjaman (kewajiban) yang dimiliki koperasi kepada pihak lain yang timbul akibat transaksi pembelian
kredit yang dilakukan koperasi.

Utang Bank yaitu kewajiban yang dimiliki koperasi kepada pihak bank karena telah meminjam uang kepada bank.

Simpanan Sukarela yaitu kewajiban (utang) yang dimiliki koperasi kepada anggotanya karena anggota telah menyimpan
(menabung) uangnya di koperasi.
Dana-dana yaitu bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Dana-dana dapat berupa: dana sosial, dana anggota, dana
pengurus, dan sebagainya.

# Dana Anggota adalah bagian dari SHU yang dikembalikan kepada anggota atas jasa-jasa yang telah diberikannya kepada koperasi.

# Dana Pengurus adalah bonus yang diberikan koperasi kepada pengurus koperasi karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk mengelola koperasi.

# Dana Pegawai adalah bonus yang diberikan koperasi kepada pegawai karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya
untuk mengoperasikan koperasi sehari-hari.

# Dana Pendidikan adalah bagian dari SHU yang dialokasikan koperasi untuk meningkatkan pendidikan anggota koperasi, pengurus
koperasi, pegawai koperasi, atau pihak-pihak lain yang dipandang layak menerima bantuan dana pendidikan.

# Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk diberikan sebagai sumbangan pembangunan
pada wilayah di mana koperasi beroperasi.

# Dana Sosial adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk berbagai kegiatan sosial di wilayah di mana koperasi tersebut
beropersi.

Karena dana-dana ini telah dialokasikan dari SHU untuk tujuan tertentu, maka dana-dana tersebut merupakan bagian dari
kewajiban (utang) koperasi yang harus direalisasikan dalam jangka pendek. (Hal-hal yang berkaitan dengan ekuitas, SHU, dan
dana-dana akan dibahas secara lebih terinci pada bab terakhir buku ini).

Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan setiap anggota pada waktu
masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi.

Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota koperasi pada waktu dan kesempatan
tertentu, misalnya sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta keputusan rapat anggota koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian
dari ekuitas (modal) koperasi.
Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang
bersifat hibah dan tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada koperasi selama koperasi belum dibubarkan.

Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal
untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.

Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu,
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan melakukan
pengembangan usaha, investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha yang dialami koperasi.

Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas penyerahan barang dan jasa kepada anggota,
yang mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Dengan kata lain, partisipasi bruto adalah nilai total penjualan produk koperasi,
baik berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi.

Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto
dengan beban pokok. Jadi, partisipasi neto adalah sisa hasil usaha (SHU) yang timbul akibat penjualan produk koperasi, baik
berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi.

Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak selain anggota koperasi.

Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi untuk memperoleh barang dan jasa dalam rangka
menjalankan kegiatan utama koperasi. Beban operasional terdiri dari berbagai beban, seperti beban listrik, beban telepon, gaji
pegawai, beban transportasi, dan sebagainya.

Beban Pokok adalah pengorbananekonomis yang dilakukan koperasi dalam rangka memperoleh partisipasi meto dari anggota.
Dengan kata lain, beban pokok adalah pengorbanan ekonomis yang terkait secara langsung dalam rangka menjual produk koperasi
kepada anggota.

Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.

Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan
ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban-beban tertentu akan
dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah
kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang
dilakukan anggota dengan koperasi selama periode tertentu.

Mengenai contoh transaksi di koperasi insyallah akan saya bahas di berikutnya,,, tetep stay join yach..

Jumat, 20 April 2012

PENGERTIAN OBLIGASI DAN PERBEDAAN SAHAM VS OBLIGASI

Obligasi Adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang
diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (pemodal).

Jadi disini ada 2 pengertian yach, so jangan sampe salah dalam mendefinisikan antara pihak yang membeli
dan menjual obligasi.

Pihak yang membeli (berinvestasi) obligasi adalah pihak yang meminjamkan uang, sedangkan

Pihak yang menerbitkan obligasi adalah pihak yang berhutang uang.

Obligasi merupakan bagian dari surat berharga/ efek selain saham dan efek lainnya.
Alhamdulilah kemarin kita sudah mengetahui apa itu saham bukan..?

Jenis Obligasi

Dari sisi penerbit (meminjamkan uang) :

1. Corporate Bond

Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, memiliki resiko kegagalan jika penerbit obligasi melakukan
kesalahan/berbuat masalah, resiko kegagalan berbeda-beda tergantung dari karakteristik dan jangka
waktunya, semakin tinggi tingkat resiko maka semakin tinggi tingkat suku bunga yang akan dibayarkan
penerbit.

2. Government Bond /Treasury Bond

Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat, Menkeu/BI, tidak memiliki resiko kegagalan, harga
obligasi akan turun jika suku bunga naik.

3. Municipal Bond

Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemda, memiliki resiko kegagalan, jika pemegangnya adalah penduduk
setempat maka dibebaskan dari federal pajak dan pajak Negara bagian tersebut, memiliki suku bunga yang
lebih rendah dari obligasi perusahaan dengan resiko yang sama.

4. Foreign Bond
Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah asing/perusahaan asing, dihadapkan pada resiko kegagalan,
ada tambahan resiko jika diterbitkan dalam mata uang asing.

Sistem pembayaran

1. Zero coupon bond

Yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya membayar coupon (bunga) kepada pemegangnya.

2. Coupon Bond (fixed coupon bond & Floating coupon bond)

Yaitu obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon bond)
maupun bungan mengambang (floating coupon bond).

Dari sisi Hak Penukaran :

a. Convertible Bond

Yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya (ditukar saham emiten)

b. Exchangable Bond

Yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi milik penerbit/emiten

c. Callable Bond

Yaitu Obligasu yang member hak kepada penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada wkatu
tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjuan waktu penerbitan obligasi)
d. Putable Bond

Yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta pelunasan
kepada penerbit / emiten.

Dari sisi jaminan

1. Secure Bond, yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu.

Guaranteed Bond : jika penjaminnya adalah pihak III

Mortgage Bond : jika dijamin dengan real properties (gedung)

Collateral trust bond : Jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas, receivable),

Unsecured bond (debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets tertentu.

HARGA OBLIGASI

Adalah suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual obligasi di pasar modal baik melalui transaksi
bursa maupun OTC.

Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah :

a. Nilai Nominal/Nilai Pari; yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbitan
b. Tingkat Bunga ; yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon
(bunga) obligasi
c. Suku Bunga Kupon : merupakan suku bunga tahunan yang ditetapkan atas obligasi
d. Periode pembayaran bunga; yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran kupon. Biasanya
3 bulanan atau 6 bulanan.
Jangka waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi oleh penerbitnya.
e. Peringkat Obligasi : penilaian atas resiko obligasi yang mungki terjadi kemudian.
f. Suku bunga mengambang : suku bungan yang ditentukan selama periode tertentu (6bulan) setelah itu
disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suku bunga pasar.
g. Suku Bunga nol : obligasi yang tidak diberlakukan atas bunga.
h. Tanggal Jatuh tempo : waktu dimana penerbit obligasi harus membayar obligasi.
i. Provisi Penarikan : merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan hak kepada penerbit untuk
menebus obligasi pada jangka waktu tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal. Besarnya provisi
penarikan lebih tinggi nominalnya, selisihnya disebut premi penarikan. Besarnya premi penarikan sama
dengan bunga tahun jika obligasi ditarik selama tahun pertama. Besarnya premi akan menurun pada tingkat
yang konstan sebesar INT/N setiap tahun sesuadahnya.
j. Dana pelunasan : premi dana pelunasan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang mengharuskan
penerbit untuk menarik sebagian dari obligasi setiap tahun.
k. Identure : perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan wali atau wali obligasi yang
mewakili para pemilik atau pembeli obligasi.
l. Tingkat penghasilan sekarang : rasio pembayaran tahunan terhadap harga obligasi di pasar.

PERINGKAT OBLIGASI (Standard Poors)

Pahami istilah-istilah berikut ini :

AAA
Merupakan ringkin tertinggi dari Standar and Poors dan menunjukkan kemampuan yang sangat kuat dalam
membayar pokok dan bunga.

AA

Obligasi yang dikualifikasi sebagai obligasi berkualitas tinggi, dengan perbedaan sangat kecil dari AAA.

Merupakan obligasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar pokok dan bunga walaupun
merela lebih rentan terhadap efek merugi dari perubahan situasi dan kondisi perekonomian.

BBB

Merupakan obligasi yang dianggap memiliki kemampuan yang mencukupi untuk membayar pokok dan
bunga, walaupun mereka biasanya menunjukkan parameter perlindungan yang memadai, namun kondisi
perekonomian yang merugi atau perubahan keadaan biasanya dapat melemahkan kemampuan membayar
pokok dan bunga obligasi, dibandingkan kategori A.

BB, B, CCC, CC

Merupakan pada peringlat BB, B, CCC dan CC secara berturut-turut semakin rapuh kemampuannya, obligasi
yang masuk kedalam peringkat ini mulai bersifat spekulatif dalam hal kemampuan perusahaan membayar
bunga dan pokok pinjaman.

Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dengan tidak ada bunga dibayar

D
Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal, dengan pembayaran bunga maupun pokok mengalami
kemacetan.

Peringkat obligasi dipengaruhi oleh :

a. Proporsi modal terhadap hutang

b. Tingkat profitabilitas perusahaan

c. Tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan

d. Besar kecilnya perusahaan

e. Jumlah pinjaman subordinasi yang dikeluarkan perusahaan.

PERBEDAAN SAHAM DAN OBLIGASI

SAHAM OBLIGASI
1. Tanda bukti kepemilikan perusahaan1. Merupakan bukti pengakuan utang

2. Jangka waktu tidak terbatas 2. Jangka waktu terbatas, hari jatuh


tempo ditentukan
3. Pemegang saham memperoleh
penghasilan disebut dividen dengan 3. Tingkat bunga dan periode
frekuensi tidak menentu pembayaran telah ditetapkan
4. Dividen dibayar dari laba perusahaan,4. Baik perusahaan untukng maupun
potensi laba perusahaan sulit ditaksir rugi bunga dan pokok pinjaman wajib
dibayar
5. Dari sisi perpajakan, dividen
merupakan abgian laba perusahaan 5. Bunga obligasi terlebih dahulu
setelah dikenai pajak dikeluarkan sebagai biaya sebelum
pajak diperhitungkan
6. Harga saham sangat fluktuatif dan
sangat sensitif terhadap kondisi 6. Harga obligasi relatif stabil namun
makro dan mikro sensitif terhadap tingkat bunga dan
inflasi
7. Pemegang saham memiliki hak suara
pada perusahaan (RUPS) 7. Pemegang obligasi tidak memiliki hak
suara pada perusahaan
8. Jika terjadi likuidasi (pembubaran
perusahaan) maka pemegang saham 8. Jika terjadi likuidasi (pembubaran
memiliki klaim yang inferior perusahaan) pemegang obligasi
(kebagian sisa-sisa hasil memiliki klaim terlebih dahulu
pembubaran). terhadap assets perusahaan.

Untuk penilaian dan contoh soal obligasi bisa dilihat di bab berikutnya..(Wait and see)..

Nice day and good luck for us


Kamis, 07 Maret 2013

Pengertian REKONSILIASI BANK...adalah

Merupakan laporan yang menjelaskan perbedaan antara saldo menurut rekening Koran bank dengan saldo menurut pembukuan
perusahaan pada tanggal tertentu.

Atau

Adalah suatu prosedur penyamaan atau pencocokan antara catatan perusahaan dengan catatan bank.

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :

PERUSAHAAN BANK

Transaksi yang MENAMBAH saldo : Transaksi yang MENAMBAH saldo :

a. Penerimaan yang telah dicatat oleh bank


a. Setoran penerimaan perusahaan yang sudah
tetapi belum dicatat oleh perusahaan, dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat
misalnya : oleh bank, misalnya :

Hasil inkaso bank Setoran dalam proses/dalam perjalanan/DIT


Jasa Giro
(Deposit In Transit)
Transfer Bank Penerimaan tagihan belum disetor ke bank

b. Kesalahan perusahaan mencatat pengeluaran


b. Kesalahan bank mencatat pengeluaran
perusahaan terlalu besar perusahaan terlalu besar

c. Kesalahan perusahaan mencatat penerimaan


c. Kesalahan bank mencatat penerimaan
perusahaan terlalu kecil. perusahaan terlalu kecil

d. Nota Kredit (Credit Memorandum);adalah


dokumen untuk memberitahukan debitur
(orang yang berhutang) bahwa perkiraannya
telah di kredit sejumlah tertentu.
Transaksi yang MENGURANGI saldo :
Contoh : penagihan piutang, wesel tagih dan
a. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh
bunganya yang telah ditagih bank.
perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank,
Transaksi yang MENGURANGI saldo : misalnya : cek dalam peredaran / OSC (Out
Standing Check)
1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh bank
tetapi belum dicatat oleh b.
perusahaan, Kesalahan bank mencatat pengeluaran
misalnya : perusahaan terlalu kecil

Biaya adsministrasi bank c. Kesalahan bank mencatat penerimaan


Cek ditempat
perusahaan terlalu besar.

2. Kesalahan perusahaan mencatat pengeluaran


terlalu kecil

3. Kesalahan perusahaan mencatat penerimaan


perusahaan terlalu besar

4. Setoran cek tidak cukup dana / cek kosong.

5. Nota Debet (debet Memorandum);adalah


dokumen untuk memberitahu kreditur bahwa
perkirannya telah didebet sejumlah tertentu.
Contohnya : biaya yang belum dicatat dibuku
pengeluaran kas.

Sumber : Hayono Yusuf Pengantar Dasar Akuntansi Jilid VI

Kamis, 07 Maret 2013

CONTOH SOAL REKONSILIASI BANK

Logan Bruno Company baru saja menerima laporan bank tertanggal 31 Agustus 2007 yang diiktisarkan sebagai berikut :
(Dalam Dollar)

Saldo 1 Agustus 10.050*

Ditambah :

Deposito bulan Agustus 31.348


Wesel Tagih termasuk bunga $40
1.040

32.388

42.438

Dikurangi :

Cek yang dikliring Agustus 34.500


Beban Jasa Bank 20

34.520

Saldo 31 Agustus 2007 7.918

Sedangkan Buku Besar Perusahaan menunjukkan sebagai berikut :

Tgl Keterangan D K Saldo

1 Agustus 10.050*

Penerimaan 35.000 45.050

Saldo 31/8 Pengeluaran 34.090 10.960

* Nilainya sama

Transaksi Penyesuaian atas Rekonsiliasi diatas adalah :

1. Desopito dalam perjalanan pada tgl 31 Agustus 2007 adalah $3.800

2. Cek yang masih beredar pada tgl 31 Agustus 2007 adalah $1.050

3. Kas ditangan tgl 31 Agustus 2007 adalah $ 310

4. Kesalahan pencatatan oleh perusahaan atas cek sebesar $146,50 yang seharusnya $164,50.
1. Membuat Rekonsiliasi Bank

LOGAN BRUNO COMPANY

REKONSILIASI BANK

31 AGUSTUS 2007

BANK PERUSAHAAN

Saldo 7.918 Saldo 10.960


31/8
31/8

Ditambah : Ditambah :

Deposito bulan Agustus 3.800 Koreksi kesalahan 18


lebih saji

11.718 10.978

Dikurangi : Dikurangi :

Cek beredar Agustus. (1.050) Kas ditangan tdk (310)


disetor

Saldo Bank Yang 10.668 Saldo perush Yang 10.668


disesuaikan disesuaikan
2 Membuat Jurnal penyesuaian

TGL KETERANGAN D K

31/8 Kas 18

B. Perlengkapan 18

(Koreksi Salah saji)

31/8 Untuk kas ditangan tidak ada


jurnal penyesuaian

Diposkan oleh Indahnya Belajar Akuntansi di 09.35

Selasa, 17 April 2012

APAKAH SAHAM ITU?


Surat-surat yang diperdagangkan di pasar modal disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham.

Pengertian Saham

Merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berhaga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
(Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 5).

Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli
saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut.

Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham
untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan dividend an capital, gain dalam jangka panjang, sedangkan speculator
adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang
telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu dividend an capital gain.

JENIS SAHAM

A. SAHAM BIASA (COMMON STOCK)


Saham biasa adalah efek dari pernyataan pemilikan (equity security) dari badan usaha yang berbentuk PT. saham biasa
memberikan jaminan untuk turur serta dalam pembagian laba dalam bentuk dividen, apabila perusahaan tersebut memperolah
laba.

Menurut PSAK No. 56 Saham biasa adalah instrument ekuitas yang memiliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak instrument-
instrumen ekuitas lainnya.

Ciri-ciri saham biasa :

a. Berhak atas pendapatan emiten yang berupa dividen;

b. Berhak atas harta perusahaan;

c. Berhak mengeluarkan suara;

d. Memiliki tanggung jawab terbatas;

e. Memiliki hak memesan efek terlebih dahulu;

f. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan bangktur dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi.

Menurut PSAK No. 56 disebutkan bahwa Efek/saham yang bisa dikategirikan saham biasa adalah :

1. Efek hutang (debt security) atau instrument ekuitas selain saham biasa yang dapat ditukar dengan saham biasa;

2. Waran atau opsi saham ;


Apa itu Waran..? Waran atau opsi adalah instrument keuangan yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham
biasa dengan harga tertentu dan dalam periode (jangka waktu) tertentu.

3. Kebijakan kepegawaian yang memberikan hak kepada karyawan untuk menerima saham biasa sebagai bagian dari remunerasi
atau hak untuk membeli saham dengan syarat tertentu; dan

4. Saham yang akan diterbitkan saat terpenuhinya kondisi-kondisi tertentu yang dimuat dalam suatu perjanjian, seperti kontrak
pembelian usaha atau aktiva lain.

B. SAHAM UTAMA (PREFFERED STOCK)

Atau saham preferen adalah penanaman modal atau kepemilikan pada suatu perusahaan pada tingkat terbatas. Para pemegang
saham preferen tidak memeiliki hak suara dalam RUPS, tetapi akan dijanjikan sejumlah dividen yang jumlahnya pasti dan tetap
dalam presentase tertentu (tingkat bunga yang dijanjikan perusahaan ) yang pembayarannya lebih didahulukan dibandingkan
dividen saham biasa.

Menurut PSAK no. 56 saham utama adalah saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima pembagian dividen
lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lainnya.

Ciri-ciri saham utama :

1. Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden;

2. Tidak memiliki hak suara;

3. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus;


4. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur perusahan dilikuidasi.

Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 6) :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham Biasa (common stock)

1. Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan

2. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung
oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

1. Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.

2. Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran
saham tersebut; dan membayar deviden.

3. Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari
saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

2. Ditinjau dari cara peralihannya

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

1. Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
2. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam
RUPS.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan

a. Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.

Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.

Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks

1. (Well Known)
Saham saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.

2. (Lesser Known)

Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.

Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

d. Saham Spekulasi (Speculative Stock)

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Saham Bersiklus (Counter Cyclical Stockss)

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat
dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah gabungan reksadana
terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI).

Keuntungan dan kerugian berinvestasi saham

Adapun keuntungan dan kerugian yang mungkin diterima oleh para pemodal yang membeli saham adalah :
Keuntungan :

1. Capital Gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai
beli saham.

2. Deviden, bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham.

3. Saham juga dapat dijaminkan ke Bank untuk memperoleh kredit sebagai angguan tambahan dari anggunan pokok.

4. Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan
perkembangan atau kinerja perusahaan. Pemodal jangka panjang mengandalkan kenaikkan nilai saham ini untuk meraih
keuntungan dari investasi saham.

Kerugian :

1. Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli
saham.

2. Opportunity Loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham.

3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.

abu, 18 April 2012

PENILAIAN SAHAM Pembagian Dividen (Disesuaikan Expectation Return)

SAHAM DAN PASAR SAHAM


Pasar Primer yaitu tempat dimana ada penjualan saham baru atau saham perdana diterbitkan.

Initial Public Offering (IPO) adalah penawaran pertama saham di public.

Seasoned Issue adalah penjualan saham baru oleh perusahaan yang sudah terdaftar di IPO.

Pasar Sekunder adalah dimana sekuritas yang sudah diterbitkan diperdagangkan.

Dividen adalah pembagian cash secara periodic dari perusahaan ke pemegang saham.

PER : Price per Share dividen oleh Earning Per Share.

Karakteristik Saham

1. Preferen Stock

2. Common Stock (Biasa)

Nilai saham sama seperti financial assets yang lainnya adalah present value dari aliran kas dimasa yang akan
datang.

Penilaian Saham Preferen

a. Saham yang memberikan sejumlah dividen yang tetap jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas.
b. Karena saham preferen tidak mempunyai tanggal jatuh tempo maka penialain saham preferen merupakan
suatu perpetitas.

Po = Dps/Kps

Po = Nilai Saham Preferen

Dps = Dividend Saham preferen

Kps = tingkat return yang disyaratkan pada saham preferen.

CONTOH :

PT. Liest mempunyai saham preferen dengan dividen yang dibayarkan sebesar Rp 2.000 tiap tahun. Tingkat
return yang diinginkan diinginkan investor adalah 15%. Berapa nilai sekarang saham preferen?

Jawab :

V = P0 = Dp / kp

= 2.000/0.15

= 13.333,33
Expected Return (laba yang diharapkan) merupakan prosentase laba oleh investor atas investasi pada
periode waktu tertentu. Kadang-kadang juga di sebut Holding Period return (HPR).

HPR = r = (Div1 + P1 - P0) / P0

Div1 = Dividen tahun depan

P1 = Nilai saham preferen tahun depan

P0 = Nilai saham sekarang

Untuk mencari dari nilai saham biasa ada 2 formula yang digunakan yaitu :

Dividend Yield + Capital Gain


HPR = r = (Div1 + P1 -P0) / P0

CONTOH :

PT. Liest memperkirakan aka nada pendistribusian dividen tahun depan sebesar 4.000. Harga saham PT ini
sekarang adalah 10.000 / lembar. Tahun depan diramalkan harga saham akan naik menjadi 12.000/lembar
karena perusahaan baru saja memenanagkan proyek besar dari pemerintah.
Berapakah Expected Return dr saham Pt. Liest?

JAWAB :
HPR = r = (Div1 + P1 -P0) / P0

HPR = r = 4.000/10.000 + (12.000-10.000)/10.000

HPR = 60%

Penilaian Saham Biasa

Divident Discount Model merupakan perhitungan harga saham sekarang yang menyatakan bahwa nilai
saham sama dengan present value dari semua dividen yang diharapkan di terima di masa yang akan datang.

P0 =

Div1/(1+r)pangkat1 + Div2/(1+r)pangkat2 +.......+ (DivH + PH)/(1+r)pangkatH

CONTOH :
Diramalkan bahwa PT. Liest akan membayar dividen sebesar $4, $4.5, and $5 untuk 3 tahun yang akan
datang. Pada tahun ketiga, kalian mengantisipasi menjual saham dengan harga

pasar sebesar $100. Berapakah harga saham apabila diketahui 15% expexted return?

JAWAB :
PV =
Div1/(1+r)pangkat1 + Div2/(1+r)pangkat2 +.......+ (DivH + PH)/(1+r)pangkatH

PV = 4/(1+0,15)pangkat1 + 4,5/(1+0,15)pangkat2 + (5+100)/(1+0,15)pangkat3

PV = 3,48 + 3,40 + 69,04

PV = $75.92

1. Dividen bertumbuh secara Konstan (Constant Growth Model)

a. Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan


b. Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu (g) / konstan
c. Model ini cocok untuk perusahaan yang mature dengan pertumbuhan yang stabil.
P0 = D0 (1+g)/Ks-g
Rumus Dividen Bertumbuh Konstan
Po = Do (1+g)/Ks-g
P0 = Harga Saham
D0 = Nilai dividen terakhir
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham tersebut.
Model ini disebut Gordon model ini sesuai dengan nama penemunya Myron J Gordon

CONTOH :
Apabila diketahui dividen terakhir adalah Rp 2. Tingkat pertumbuhan perusahaan diperkirakan sebesar
15%. Investor mensyaratkan return sebesar 20%, berapa harga saham nya?
JAWAB
Po = Do (1+g)/Ks-g
P0 = 2 (1+0.15)/0.2-0.15
P0 = 46

2. Dividen Tumbuh secara Tidak Konstan (Nonconstant Growth rate)

Umumnya, tingkat pertumbuhan dividen tidak konstan karena kebanyakan perusahaan-perusahaan


mengalami life cyles (early-faster growth, faster than economy, then match w/ economys growth, then slower
that economys growth).

Langkah langkah perhitungan Nonconstant Growth


a. Menentukan estimasi pertumbuhan dividend (g)
b. Menghitung present value dividen selama periode dimana dividen tumbuh tidak konstan
c. Menghitung nilai saham pada periode pertumbuhan tidak konstan
d. Menjumlahkan b dan c untuk mendapatkan P0

CONTOH

PT. Liest selama ini membagikan dividen yang jumlahnya bervariasi. Perusahaan memperkirakan kenaikan
pendapatan sebesar 10% per tahun selama 3 tahun mendatang, tetapi setelah itu pendapatan akan menurun
menjadi 5% per tahun sampai waktu tak terhingga. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 20%.
Dividen terakhir yang dibagikan adalah Rp 300/lembar. Berapakah harga saham PT. Liest sekarang?

JAWAB

D1 = D0 (1+0.1) = 300(1.1) = 330

D2 = D0 (1+0.1)2 = 300 (1.21) = 363

PV (D1,D2) = 330/(1+0.2)+363/(1+0.2)2

= 275+252,08

= 527,08

P2 = D3/Ks-g = D2(1+0,05)/0,2-0,05
= 363(1.05)/0,2-0,05

= 381,15/0,15

= 2.541

PVP2 = 2.541/(1+0,2)2

= 3.659,04

P0 = PV + PVP2

= 527.08 + 3.659,04

= 4.186,12

CONTOH 2

PT. Liesti selama ini membagikan dividen yang jumlahnya berbeda sesuai dengan pertumbuhan perusahan.
Perusahaan memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 15% per tahun selama 3 tahun mendatang tetapi
setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun untuk selamanya. Pemilik perusahaan
menginginkan return sebesar 20%. Dividen terakhir yang dibagikan adalah 2.00/lembar.

Berapakah harga saham perusahaan tersebut sekarang?


D0 = 2.00

D1 = D0 (1+0.15) = 2(1,15) = 2,3

D2 = D0 (1+0.15)2 = 2(1,3225) = 2,645

D3 = D0 (1+0.15)3 = 2(1,5209) = 3,042

D4 = 3,042(1+0.05) = 3,194

PV (D1,D2,D3) =

2,3/(1+0.2)+2,645/(1+0,2)2+3,042/(1+0,2)3 =

2,255 + 1,837 + 1,760 = 5,852

P3 = D4/Ks-g

= 3,194/(0.2-0.05)

= 21,29

PVP3 = 21,29/(1+0.2)3

= 12,32

Jadi harga saham adalah


P0 = PV(D1,D2,D3)+PVP3

= 5,852 + 12,32

= 18,172

Nice Day...Good Luck yach..

Selasa, 17 September 2013

PERBEDAAN ANTARA PREMIUM (DISCOUNT) VS AGIO (DISAGIO)

Pagi ini ketika cek email tiba-tiba banyak sekali pertanyaan dari pengunjung blog akyu, diantara pertanyaan tersebut ada yang
menanyakan apa perbedaan antara premium dan agio?

Akan saya jawab disini ya...


Istilah premium dan discount biasanya terdapat dalam penawaran (penjualan) obligasi.
Untuk pengertian obligasi dan jenis-jenisnya bisa klik disini.

Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Didalam melakukan transaksi suatu obligasi
terutama dalam menawarkan (menjual) obligasi ada beberpa kemungkinan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah :

1. PAR (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal

Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp
50 juta.
Jurnal :

Kas Rp 50 juta

Surat Berharga Obligasi Rp 50 juta

2. At PREMIUM (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal

Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51
juta.
Jurnal :

Kas Rp 51 juta
Premium Surat Berharga Obligasi Rp 1 juta

Surat Berharga obligasi Rp 50 juta

3. At DISCOUNT (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50
juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Jurnal :
Kas Rp 49 juta

Discount Surat Berharga Obligasi Rp 1 juta

Surat Berharga obligasi Rp 50 juta

Yield Obligasi:

Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang
akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi,
investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan
diterima.

Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.

1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga
obligasi tersebut.

Current yield = bunga tahunan


harga obligasi
Contoh:

Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah
98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:

Current Yield = Rp 170.000.000 atau 17%

Rp 980.000.000 98%

= 17.34%

2. Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila
memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation
atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:

YTM approximation = C+ RP
n x 100%

R+P

Keterangan:

C = kupon

n = periode waktu yang tersisa (tahun)

R = redemption value

P = harga pemeblian (purchase value)


Contoh:

Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan
jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya?

C = 16%

n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun

R = 94.25%

P = 100%

YTM approximation = 16 + 100 94.25

3.853

= 100 + 94.25

= 18.01 %

Sedangkan istilah Agio dan Disagio adalah sering kita jumpai ketika kita mempelajari bab saham. Untuk pengertian saham dan hal-
hal tentang saham bisa klik disini.

Saham yang ditawarkan untuk dijual dan kontrak penjualan saham yang ditandatangani. Ada beberapa yang timbul dalam
penjualan saham ini diantaranya pengeluaran saham dengan nilai nominal.
Nilai nominal saham adlah nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing-masing
lembar saham.

Untuk dapat menyediakan informasi yang diperlukan sehubungan dengan penerbitan saham dengan nilai nominal, akuntan harus
menyelenggarakan rekening-rekening berikut ini :

a. Modal Saham Prioritas atau saham biasa

Digunakan untuk mencatat nominal saham yang diterbitkan. Rekening ini dikredit pada saat saham mula-mula diterbitkan.
Rekening ini dikredit pada saat saham mula-mula diterbitkan. Tidak diperlukan jurnal tambahan terhadap rekening ini kecualia
adapenerbitan saham tambahan atau pembatalan saham.

b. AGIO SAHAM (Modal Disetor kelebihan Diatas nilai nominal atau Tambahan Modal Disetor).

Digunakan untuk mencatat kelebihan pembayaran harga saham oleh pembeli saham diatas nilai nominal. Kelebihan pembayaran
harga saham diatas nilai nominal merupakan bagian dari modal disetor dan pemegang saham secara individual tidak mempunyai
klain yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya atas jumlah tersebut.

Misal : PT. SUKSES menjual 10.000 lembar saham nominal Rp 100/lb dengan harga keseluruhan Rp 1.500.000

Jurnal :

Kas Rp 1.500.000

Agio Saham Biasa Rp 500.000

Modal Saham Biasa Rp 1.000.000


c. DISAGIO SAHAM

Digunakan untuk mencatat kekurangan pembayaran harga saham dibawah nilai nominalnya.

Misal : PT. SUKSES menjual 10.000 lembar saham nominal Rp 100/lb dengan harga keseluruhan Rp 800.000

Jurnal :

Kas Rp 800.000

Disagio Saham Biasa Rp 200.000

Modal Saham Biasa Rp 1.000.000

Sumber : Informasi Beranda www.idx.co.id

Pembelajaran elearning www.gunadarma.ac.id

Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro www.undip.ac.id

Rabu, 02 April 2014

PERLAKUAN SELISIH KURS VALAS


Wajib Pajak yang pembukuannya menggunakan mata uang rupiah tetapi terdapat transaksi dalam mata uang asing, maka
dari transaksi tersebut dapat timbul keuntungan atau kerugian selisih kurs karena terdapat perbedaan kurs antara tanggal
pengakuan penghasilan/biaya dengan tanggal diterima/dibayarnya penghasilan atau biaya tersebut.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs juga dapat timbul dari transaksi utang-piutang. Selisih kurs ini timbul akibat perbedaan kurs
antara tanggal pencatatan hutang atau piutang dengan kurs tanggal neraca atau tanggal akhir periode akuntansi. Perbedaan juga
timbul akibat selisih kurs mata uang asing pada tanggal neraca dengan tanggal pelunasan.
Selisih Kurs Dalam Undang-undang PPh

Dalam undang-undang pajak penghasilan, keuntungan selisih kurs merupakan salah satu bentuk penghasilan yang menjadi obyek
pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf I UU PPh. Dalam memori penjelasannya ditegaskan bahwa keuntungan yang
diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asa
sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia.

Disisi lain, kerugian selisih kurs yang dialami oleh wajib pajak dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak bagi
pajak dalam negeri dan BUT. Hal ini ditegaskan dalam pasal 6 ayat (1) huruf e Undang-undang PPh.

Pada memori penjelasannya ditegaskan bahwa Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem
pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.

Dari pasal 4 ayat (1) dan pasal 6 ayat (1) Undang-undang PPh dapat disimpulkan bahwa sebenarnya keuntungan atau kerugian
selisih kurs pada dasarnya merupakan obyek pajak dan dapat dikurangkan dengan pengakuannya berdasarkan pembukuan yang
dianut oleh WP dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan SAK.

Selisih Kurs dalam PP No. 94 Tahun 2010

Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 memperjelas perlakuan PPh atas keuntungan atau kerugian selisih kurs ini,
terutama dalam hal selisih kurs yang terkait dengan penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang bukan obyek
pajak.
Pasal 9 ayat (1) menegaskan kembali prinsip umum sebagaimana sudah dinyatakan dalam Undang-undang PPh, yaitu bahwa
keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing diakuisebagai penghasilan atau biaya berdasarkan sistem pembukuan yang
dianut dan dilakukan secara taat asa sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.

Pasal 9 ayat (2) menegaskan bahwa keuntungan atau kerugian selisih kurs yang terkait langsung dengan kegiatan usaha wajib
pajak yang dikenakan PPh final atau yang bukan obyek pajak, tidak diakui sebagaimana penghasilan atau biaya.

Sementara itu, keuntungan atau kerugian selisih kurs yang tidak berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang dikenakan PPh
final atau yang bukan obyek pajak, diakui sebagai penghasilan atau biaya sepanjang biaya tersebut dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Pengertian PPh Final menurut sumber pajak adalah :

PPh Final adalah pajak atas penghasilan tertentu dimana mekanisme pemajakannya telah dianggap selesai pada saat dilakukan
pemotongan, pemungutan atau penyetoran sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan. Pertimbangan-pertimbangan yang
mendasari diberikannya perlakukan khusus ini adalah demi kesederhanaan dalam pemungutan pajak, keadilan serta pemerataan
dalam pengenaan pajaknya agar tidak menambah beban adsministrasi bagi wajib pajak maupun Dirjen Pajak, serta
memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter.

Ada 23 jenis penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final sebagaimana yang diatur dalam pasal 4 ayat (2),
pasal 15, pasal 17 ayat (2d), pasal 19, pasal 21 dan pasal 22 Undng-undang No. 36 Tahun 008 tentang Pajak Penghasilan.
Penghasilan tersebut diantaranya : penghasilan dari hadiah undian, bunga deposito dan tabungan, penghasilan hak atas tanah dan
bangunan, penjualan saham di bursa efek, diskonto perbendaraan negara, usaha jasa kontruksi, uang pesangon yang dibayarkan
sekaligus, sekisih lebih dari revaluasi aktiva tetap, serta jenis-jenis penghasilan lainnya.

Contoh buka link ini.

CONTOH PERHITUNGAN SELISIH KURS

PT. LIST bergerak dibidang penyewaan rumah toko (ruko). Sesuai dengan kontrak, sewa ruko tiap bulan adalah sebesar USD 2.000
dan diterbitkan invoice setiap tgl 1.

Pada tanggal 1 September 2012 PT. LIST menerbitkan invoice sebesar USD 1.000 kepada penyewa.

Pada tanggal tersebut, kurs yang berlaku adalah Rp 11.000/USD. Pada tanggal 1 September 2012 tersebut PT. LIST mengakui
penghasilan atas sewa ruko sebesar :

USD 2.000 x Rp 11.000 = Rp 22.000.000


Pada tgl 15 September 2012 penyewa membayar sewa ruko. Pada tgl tersebut, kurs yang berlaku adalah Rp 10.000/USD, sehingga
nilai sewa yang dibayar adalah :

USD 2.000 x Rp 10.000 = Rp 20.000.000

Atas perbedaan waktu antara tanggal penerbitan invoice dan tanggal pembayaran timbul kerugian selisih kurs bagi PT. LIST
sebesar :

Rp 22.000.000 Rp 20.000.000 = Rp 2.000.000

Atas kerugian selisih kurs tersebut tidak diakui sebagai biaya bagi PT. LIST karena berasal dari penyewaan ruko yang telah dikenal
pajak penghasilan bersifat final.

Sementara itu, keuntungan atau kerugian selisih kurs yang tidak berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang dikenakan PPh
final atau yang bukan obyek pajak, diakui sebagai penghasilan atau biaya sepanjang biaya tersebut dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Selasa, 07 Agustus 2012

REKONSILIASI BANK
Merupakan laporan yang menjelaskan perbedaan antara saldo menurut rekening Koran bank dengan saldo menurut pembukuan
perusahaan pada tanggal tertentu.

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut :

PERUSAHAAN BANK

Transaksi yang MENAMBAH saldo : Transaksi yang MENAMBAH saldo :

a. Penerimaan yang telah dicatat oleh bank


a. Setoran penerimaan perusahaan yang sudah
tetapi belum dicatat oleh perusahaan, dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat
misalnya : oleh bank, misalnya :

Hasil inkaso bank Setoran dalam proses


Jasa Giro Penerimaan tagihan belum disetor ke bank
Transfer Bank
b. Kesalahan bank mencatat pengeluaran
b. Kesalahan perusahaan mencatat pengeluaran
perusahaan terlalu besar
perusahaan terlalu besar
c. Kesalahan bank mencatat penerimaan
c. Kesalahan perusahaan mencatat penerimaan
perusahaan terlalu kecil
perusahaan terlalu kecil.
Transaksi yang MENGURANGI saldo :

Transaksi yang MENGURANGI saldo : a. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh


perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank,
1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh bank
tetapi belum dicatat oleh perusahaan, misalnya : cek dalam peredaran
misalnya :
b. Kesalahan bank mencatat pengeluaran
Biaya adsministrasi bank perusahaan terlalu kecil
Cek ditempat
c. Kesalahan bank mencatat penerimaan
2. Kesalahan perusahaan mencatat pengeluaran
perusahaan terlalu besar.
terlalu kecil

3. Kesalahan perusahaan mencatat penerimaan


perusahaan terlalu besar

4. Setoran cek tidak cukup dana / cek kosong.

Sumber : Hayono Yusuf Pengantar Dasar Akuntansi Jilid VI

Untuk contohnya di tunggu yach insyallah secepatnyaNice day and gud luck for us

Kamis, 25 September 2014

TEORI : METODE PENILAIAN PIUTANG


Sebelum ke contoh soal baca teori berikut :

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia disebutkan piutang dagang harus di catat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa
direalisasi, yaitu jumlah kas bersih yang bisa direalisasi (Jusup, 2005).

Menurut Baridwan 2010 berpendapat bahwa penyajian neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi /Penyelesaian
(realizable/Settlement Value). Artinya piutang di neraca dilaporkan sebesar jumlah yang akan di realisir yaitu jumlah yang
diharapkan akan ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak tertagih kepada jumlah piutang.
Karena neraca disusun setiap akhir periode maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang yang
bersangkutan. Kerugian piutang ini dibebankan pada periode yang bersangkutan sehingga dapat dihubungkan antara kerugian
piutang dengan penjualan-penjualan yang menimbulkan piutang tersebut. Jusup (2005) menyatakan bahwa kerugian piutang
merupakan hal yang normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit. Kerugian piutang yang terlalu rendah member petunjuk bahwa kebijakan piutang perusahaan terlalu ketat, sebaliknya
kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.

Kapan piutang menjadi tak tertagih?? Menurut Reeve dkk (2009) berpendapat tidak ada aturan umum untuk menentukan kapan
sebuah piutang dianggap tidak tertagih. Saat piutang sudah jatuh tempo, pertama-tama perusahaan harus menghubungi si
pelanggan dan mencoba menagihnya. Jika setelah dihubungi beberapa kali si pelanggan tidak membayar, maka perusahaan dapat
menyewa jasaagensi penagihan (debt collector). Setelah agensi penagihan melakukan upaya penagihan, seluruh saldo piutang
yang tersisa dianggap tidak tertagih.

Pencatatan kerugian piutang yang dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sehingga tidak diperlukan perubahan-
perubahan dalam buku pembantu piutang. Apabila jelas bahwa piutang tidak dapat ditagih maka rekening cadangan kerugian
piutang didebet dan piutang dihapuskan. Pada saat ini buku pembantu baru dikredit. Penghapusan piutang dilakukan jika terdapat
bukti-bukti yang jelas, misalnya :

a. Debiturnya meninggal dunia;

b. Debiturnya bangkrut;

c. Ada kesepakatan antara perusahaan dan debitu bahwa sebagian piutang tidak dapat dibayar;

d. Debiturnya melarikan diri.

PENCATATAN PIUTANG YANG TIDAK DAPAT DITAGIH ADA 2 METODE YAITU :

1. METODE PENYISIHAN (CADANGAN KERUGIAN PIUTANG)


2. METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG

1. Untuk mengestimasi piutang tak tertagih dalam METODE PENYISIHAN adalah :

a. Metode Presentase Penjualan (percent of sales method) yaitu menghitung beban piutang tak tertagih sebagai persentasi
dari penjualan kredit bersih. Metode ini juga disebut metode pendekatan laba rugi, karena berfokus pada jumlah beban.
Besarnya persentase kerugian piutang tersebut berdasarkan pengalaman tahun lampau. Adapun pencatatan kerugian
piutang tersebut adalah sbb :

Beban Kerugian Piutang xxxxxx


Cadangan Kerugian Piutang xxxxxx

Piutang usaha melaporkan jumlah yang menjadi utang pelanggan perusahaan. Jika perusahaan menagih semua pelanggan ,
perusahaan akan menerima sejumlah nilai piutang. Penyisihan Piutang tak tertagih harus melaporkan jumlah piutang yang
perusahaan perkirakan tidak akan tertagih.

Contoh :

Saldo akhir piutang PT. "Ibu Bapak per 31 Desember 2000 adalah sbb :

a. Piutang Usaha adalah 100 juta (debet)

b. Penjualan 400.000.000

c. Penjualan Kredit adalah 200.000.000


d. Penetapan cadangan kerugian piutang PT. Ibu Bapak 1 Januari 2001 adalah 1% dari penjualan kredit.

1% x 200.000.000 = 2.000.000

Jurnal :

Beban Kerugian Piutang 2.000.000

Cadangan Kerugian Piutang 2.000.000

Misalnya penetapan cadangan kerugian piutang PT. Ibu Bapak 1 Januari 2001 meningkat menjadi 2% dari penjualan kredit.
Karena penyisihan yang ditetapkan di akhir tahun 2010 terlalu rendah, sehingga perusahaan perlu mengubahnya menjadi saldo
kredit yang lebih realistis. Hal tersebut memerlukan penyesuaian pada awal periode.

Jurnal :

Beban Kerugian Piutang 2.000.000

Cadangan Kerugian Piutang 2.000.000

Perhitungan : 2% x 200.000.000 = 4.000.000. Oleh karena itu cadangan kerugian piutang ditambahkan sebesar 2.000.000 (4 juta
2juta).
b. Metode Atas Dasar Jumlah Piutang

- Cadangan kerugian piutang dinaikkan hingga % tertentu dari total piutang.

Contoh :

Diketahui :

Jumlah piutang akhir tahun 2000 adalah 200.000.000,-

Saldo cadangan kerugian piutang kredit 1% yaitu 1% x 200.000.000 = Rp 2.000.000. Pada akhir tahun 2001 saldo cadangan kerugian
piutang dinaikkan menjadi 2% dari saldo piutang yakni 2% x Rp 200.000.000 = 4.000.000.

Jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Beban Kerugian Piutang 2.000.000

Cadangan Kerugian Piutang 2.000.000

Setelah jurnal penyesuaian tersebut dimasukkan dalam neraca lajur maka jumlah cadangan kerugian piutang akan menunjukkan
nilai nominal Rp 4.000.000. Piutang tetap menunjukkan nilai nominal Rp 200.000.000 dan biaya kerugian piutang tahun yang
bersangkutan Rp 2.000.000.

Bentuk Neraca Lajur :


NS AP NSP L/R Neraca
Perkiraan
D K D K D K D K D K

Piutang 200jt - - - 200jt - - - 200jt -

Cad.Ker.Piutan 2jt 2jt 4jt - - - 4jt


g

B.Ker.Piutang - - 2jt - 2jt - 2jt - - -

- Penentuan jumlah kerugian piutang dihitung dari analisa umur piutang.

Metode ini mengklasifikasikan piutang dari tiap-tiap debitur sesuai dengan umurnya. Piutang yang menunggak dipisahkan
berdasarkan lamanya menunggak. Selanjutnya saldo piutang untuk masing-masing kelompok umur dikalikan dengan taksiran
persentase kerugian piutang.

Bentuk Analisa Umur Piutang Akhir Tahun 2000

Nama Pelanggan 1 s/d 15 16 s/d 30 31 s/d 45 46 s/d 60

PT B 25 Juta

PT A 25 Juta

PT P 25juta

PT K 25Juta

Jumlah Piutang 25 Juta 25 Juta 25 Juta 25 Juta


Tngkat Resiko 1% 3% 5% 6%

Jumlah Cadangan 250.000 750.000 1.250.000 1.500.000

Jumlah Cadangan Kerugian Piutang 3.750.000

Note : Cadangan ditetapkan di awal periode adalah 2 juta.

Jurnal :

Beban Kerugian Piutang 1.750.000

Cadangan Kerugian Piutang 1.750.000

Perhitungan : 3.750.000 2.000.000 = 1.750.000

2. Untuk mengestimasi piutang tak tertagih dalam METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG .

Dalam metode penghapusan langsung setiap akhir periode tidak dibuat taksiran yang tidak tertagih, tetapi kerugian piutang diakui
langsung pada saat piutang tersebut benar-benar tidak bisa ditagih. Apabila diketahui terdapat piutang yang tidak dapat ditagih
maka dibuat jurnal sbb :

Biaya kerugian piutang xxxx

Piutang xxxx
Penerimaan Kembali piutang yan telah dihapus

Piutang kepada debitur yang telah dihapus, kemungkinan dapat diterima kembali. Jumlah yang dpat diterima kembali mungkin
hanya sebgian, mungkin seluruhnya. Penerimaan tersebut dapat terjadi ada periode dimana piutang dihapus dan juga terjadi pada
periode berikutnya.

Jurnal untuk mencatat penerimaan kembali piutang yang telah dihapus adalah sbb :

a. Jika perusahaan menggunakan metode cadangan

Piutang dagang xxxx


Cadangan Kerugian Piutang xxxx

b. Jk perusahaan menggunkan metode penghapusan langsung

1. Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada periode yang sama dengan periode dimana piutang tersebut dihapus

Piutang Dagang xxxx

Kerugian Piutang xxxx


2. Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada periode berikutnya.

Piutang Dagang xxxx

Penerimaan Kembali Piutang xxxx

Rekning Penerimaan kembali piutang adalah merupaakan rekening nominal yang saldonya dicantumkan dalam laporan laba rugi
dibawah kelompok penghasilan lain lain atau penghasilan di luar usaha.

Semoga bisa membantu

Sumber : Akuntansi Menengah "Parono Thomas"

Rabu, 20 Maret 2013

KONSEP DAN PENELUSURAN BIAYA

Perbedaan antara Biaya (Cost) dan Beban (Expense)

BIAYA (COST) BEBAN (EXPENSE)

Adalah pengorbanan sumber ekonomis yang Adalah biaa yang telah memberikan manfaat
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan sekarang telah habis. Biaya yang belum
atau kemungkinan akan terjadi untuk dinikmati yang memberikan manfaat dimasa
mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum yang akan datang dikelompokkan sebagai
habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai harta. Biaya ini dimasukkan kedalam L/R
aktiva yang dimasukkan dalam neraca. sebagai pengurang dari pendapatan.

Contoh : Contoh :

a. Persediaan bahan Baku a. Beban penyusutan


b. Persediaan produk dalam proses b. Beban pemsaran
c. Persediaan produk selesai c. Beban yang tergolong sebagai biaya operasi.
d. Supplies atau aktiva yang belum digunakan

ILUSTRASI BEBAN DAN BIAYA

a. Pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut merupakan
biaya, tetapi setelah dipakai akan menimbulkan penyusutan terhadap mesin yan akan menjadi
beban.
b. Perlengkapan kantor yang masih tinggal digolongkan sebagai biaya, sedangkan yang sudah
terpakai digolongkan sebagai beban.
c. Persdiaan bahan, persediaan produk dalam proses, produk selesai yang masih tinggak dan
belum terjual digolongkan sebagai biaya, sdangkan yang sudah terjual akan membentuk harga
pokok penjualan dan digolongkan sebagai beban.
PENELUSURAN BIAYA KE OBYEK BIAYA
1. BIAYA LANGSUNG

Biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau obyek biaya.

2. BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya yng tidak dapat ditelusuri secara langsung ke sasaran biaya atau obuek biaya.

Sebenarnya mudah didalam nenentukan biaya langsung atau biaya tidak langsung, tetapi pada hal-hal tertentu atau perusahaan
tertentu kadang kita masih dibingungkan bagaimana mengklasifikasikan mana biaya langsung atau biaya tidak langsung.

Contoh :

Jika obyek biaya yang digunakan adalah :

OBYEK BIAYA BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG

PRODUKSI a. Biaya Bahan Baku c. Biaya Overhead Pabrik


Kayu dalam pembuatan mebel;
Kain dalam pembuatan pakaian; Adalah biaya selain biaya bahan
Karet dalam pembuatan ban;
Minyak mentah dalam pmbuatan baku lanhsung dan biaya tenaga
bensin; kerja langsung tetapi membantu
Kulit dalam pembuatan sepatu; dalam mengubah bahan menjadi
Tepung dalam pembuatan terigu, dll
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung produk selesai.
Upah koki kue
Upah tukang serut dan potong kayu1. Bahan tidak langsung (bahan
dalam pembuatan mebel; pembantu dan penolong).
Tukang jahit, border, pembuatan
pola dalam pembuatan pakaian; Contoh : amplas, pola kertas,
Tukang linting rokok dalam pabrik olidan minyak pelumas, paku
rokok; sekrup, dan mur, staples,
Operator mesin jika menggunakan
accessories pakaian, vanili, garam,
mesin; dll
pelembut, pewarna.

2. Tenaga kerja tidak langsung

Contoh : gaji satpam pabrik, gaji


pengawasan pabrik, pekerja
bagian pemeliharaan,
penyimpanan dokumen pabrik,
gaji operator tel pabrik, pegawai
pabrik, pegawai bagian gudang,
gaji resepsionist, pegawai yang
menangani barang.

3. Biaya Tidak langsung lainnya

Contoh : Pajak bumi dan bangunan


pabrik, listrik, air dan telp, sewa,
penyusutan, peralatan,
pemeliharaan, gaji akuntan
pabrik, rekreasi, reparasi
mesin,dll.

PRODUK a. Biaya Bahan Baku d. Asuransi


b. Biaya Paten dan Royalty e. Sewa Pabrik
c. Biaya tenaga Kerja Langsung

BATCH a. Biaya persiapan (set up)

BIAYA PRODUKSI SECARA TREMINOLOGI BIAYA

a. Biaya utama

Gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung

b. Biaya Konversi

Biaya yang digunakan untuk merubah bahan baku langsung menjadi produk selesai. Gabungan dari biaya tenaga kerja langsung dan
BOP.

BIAYA NON PRODUKSI (Biaya Komersial/Biaya Operasi)

Adalah biaya tidak berhubungan dengan proses produksi.

1. Beban pemasaran (biaya penjualan) adalah biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ketangan
konsumen.

Cont : beban iklan, promosi, komisi penjualan, pengiriman barang, sampel barang gratis, hiburan, biaya alat tulis, gaji bag
penjualan, tel dan telegrap, biaya penjualan dll.

2. Beban adsministrasi adalah biaya dalam hubungan dengan kgiatan penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan ef eisien.
Cont : Gaji adsministrasi kantor, sewa kantor, penyusutan kantor, biaya piutang tak tertagih, biaya urusan kantor, biaya alat-alat
tulis, dll.

3. Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan. Cont : Beban bunga.

BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN VOLUME PRODUKSI

a. Biaya Variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara
per unit tetap.

Cont : Perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, sisa dan beban reklamasi, biaya pengiriman barang, royalty,
biaya komunikasi, upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik, biaya sumber tenaga, penangan bahan baku.

b. Biaya Tetap adalah biaya secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara per unit berubah.

Cont : gaji eksekutif produksi, penyusutan jika menggunakan garis lurus, pajak property, amortisasi paten, gaji supervisor,
asuransi property dan kewajiban, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan, sewa.

c. Biaya Semi adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap dan mengandung unsure variable.

1. Biaya semi variable adalah biaya didalamnya mengandung unsure tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variable
Contoh : biaya listrik, tep dan air, bensin, perlengkapan, asuransi jiwa kelompok karyawan, PPh, biaya perjalanan dinas, hiburan
dan pemeliharaan.
2. Biaya Semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara bertahap.
Contoh : gaji penyelia.

BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN DEPARTEMEN PRODUKSI


1. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen yang bersangkutan.

Contoh : gaji mandor di pabrik yang digunakan oleh departemen yan bersangkutang merupakan biaya langsung bagi dpartemen;

2. Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen yang bersangkutan.

Contoh : biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing
departemen.

BIAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN PERIODE WAKTU

1. Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat dimasa depan dan dalam jangka waktu yang
panjang dan dilaporkan sebagai aktiva.

Contoh : pembelian mesin dan peralatan

2. Biaya Pengeluaran Pendapatan adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

Contoh ; mesin dan peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan penyusutan.
Penyusutan ini disebut ebagai pengeluaran pendapatan yang akan dilaporkan sebagai beban.

BIAYA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Biaya Relevan adalah biaya masa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternative yang berbeda. Terdiri dari :
a. Biaya Diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternative pilihan. Disebut juga biaya marginal
atau biaya incremental.
Contoh : Perusahaan untuk menyalakan mesin disel akan menggunakan bensin dan solar. Jika menggunakan bensin biaya Rp
5000/liter sedangkan jika menggunakan solar biayanya Rp 7000/liter. Jadi disini ada selisih Rp 2000/liter.
b. Biaya Kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternative.
Contoh : Jika perusahaan akan menyewakan atau menjual mesin fotocopy. Apabila menjual perusahaan akan mendapatkan
pendapatan Rp 4 juta tetapi apabila disewakan akan mendpaatkan Rp 4.5 juta. Jadi apabila perusahaan apabila memilih menjual
maka akan kehilangan kesempatan sebesar Rp 500rb.
c. Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Contoh : biaya bunga
d. Biaya Nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternative.
Contoh : biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari luar.
e. Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada prosuk selesai.
Contoh : biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Biaya Tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

a. Biaya masa lalu/ biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Contoh : pembelian mesin
b. Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali
Contoh : kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan penyusutan bangunan.

Sistem Informasi Akuntansi Biaya

Adalah system yang membantu manajemen dalam menetapkan sasaran laba perusahaan, target laba departemen, mengevaluasi
efektifitas rencana perusahaan, mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan dalam bentuk tanggung jawab yang spesifik dan
menganalisis serta memutuskan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan agar tujuan atau sasaran organisasi dapat dicapai.
Pemrosesan data adalah suatu proses pengumpulan , mengelompokkan, menganalisis dan pelaporan data perusahaan.

Sumber : Akuntansi Biaya Jilid 2. Pengarang Bastian Bustami dan Nurlela (2010)

semoga bermanfaat !!!

Nice day

Selasa, 02 Oktober 2012

PENGERTIAN DASAR DASAR BIAYA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Menurut saya perusahaan manufaktur adalah

sebuah tempat usaha dan didalam melaksanakan usahanya tersebut ada unsure input proses output (Produk +
wastages/sampah).

Sebelum kita mempelajari mengenai beberap system yang ada di perusahaan manufaktur dan beberapa contoh perhitungannya,
alangkah kita mengetahu dasar-dasar biaya yang biasa digunakan didalam proses usaha manufakktur. Sehingga pada akhirnya nanti
kita terhidar dari ambigu.
Didalam proses manufaktur kita tidak akan terlepas dari apa itu akuntansi biaya. Akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang
digunakan untuk berbagai tujuan. Yaitu perencanaan dan pengendalian laba, penentuan Harga Pokok Produk atau jasa dan
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh management.

Penggolongan Biaya

1. Biaya Produksi (Factory Cost)

1. Biaya Bahan baku (direct Material Cost) ; merupakan semua unsure pembelian barang mentah yang nantinya akan diproses
produksi langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost); merupakan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi
langsung.

3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead); biasa disingkat BOP (biaya Overhead Pabrik) merupakan biaya selain biaya bahan
baku langsung dan BTKL.

2. Biaya Operasi (Commercial Expense)

a. Biaya Pemasaran (Marketing and Selling Expense)

b. Biaya Adsministrasi dan Umum (General & Administration Expense)

3. Berdasarkan Periode Akuntansi

a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).


Merupakan pengeluaran yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relative besar, dan pengeluaran ini
sifatnya tidak rutin. Jenis pengeluaran ini dikapitalisir dan dicantumkan sebagai harga perolehan.

b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)

Merupakan pengeluaran yang member manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluran ini menjadi
beban pada periode tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Pengeluaran ini jumlahnya relative kecil dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.

4. Berdasarkan Volume Kegiatan

a. Biaya Tetap (Fix Cost)

Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pda tingkatan tertentu. Biaya tetap/unit
berubah berbanding terbail dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktifitas tersebut. Yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding
dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variable.

c. Biaya Semi Variable

Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsiaonal.

5. Berdasarkan Obyek kegiatan

a. Biaya Langsung; biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diindentifikasi kepada obyek atau pusat biaya tertentu;
b. Biaya tidak langsung; biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau
biaya yang manfaatnya dinimkati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

6. Sistem Akuntansi Biaya

a. Sistem Harga pokok sesungguhnya (Actual Cost System). Yaitu system pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan
yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada system ini harga pokok produksi baru dapat
dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.

b. Sistem Harga Pokok Standar (Standard Cost System). Yaitu system pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang
dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.

7. Sistem pengumpulan Harga Pokok

a. Job Order Cost; yaitu pengumpulan harga pokok produk yang dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak.

b. Process Cost; metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Dalam metode
ini, proses produksi di perusahaan dilaksanakan secara terus-menerus, barang yang dihasilkan homogeny, dan perhitungan harga
pokok produksi didasarkan atas waktu. Biasanya dilakukan untuk memenuhi stok.

Jumat, 15 Maret 2013

Tentang AKUNTANSI BIAYA...


Sebelumnya kita sedikit tahu bab pengertian AKuntansi keuangan...

AKUNTANSI KEUANGAN

Adalah bidang ilmu akuntansi, yang mempelajari bagaimana, mencatat, dan menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi
keuangan perusahaan, kemudian disusun dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang
berkepentingan.

AKUNTANSI BIAYA

Bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya yang digunakan.
Disamping itu akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga pokok produk yang diproduksi dan diual kepada pemesan
maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual.

PERANAN AKUNTANSI BIAYA


Merupakan perangkat yang dibutuhkan manajemen untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas,
meningkatkan efisiensi serta membuat keputusan dan pengendalian, memperbaiki kualitas, meningkatkan efisiensi serta membuat
keputusan keputusan yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategis.

a. Penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran operasi perusahaan;

b. Penetapan metode dan prosedur perhitungan baya, pengendalian biaya, pembebanan biaya yang akurat, serta perbaikan mutu
yang berkesinambungan;

c. Penentuan nilai persediaan yang digunakan untuk kalkulasi biaya dan penetapan harga, evaluasi terhadap produk, evaluasi
kinerja departemen atau divisi, pemeriksanaan persediaan secara fisik;

d. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk satu periode akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat;

e. Memilih system dan prosedur dan alternative yang terbaik, guna dapat menaikkan pendapatan maupun menurunkan biaya.

PROSES PRODUKSI

adalah proses pengolahan input menjadi output. Input yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
biaya overhead yang diproses menjadi produk selesai.

1. Satu tahapan proses produksi

Suatu proses produksi yang dilakukan dalam pengolahan produk selesai melalui satu departemen atau satu tahapan proses
produksi.

2. Beberapa tahapan proses produksi


Suatu proses produksi yang dilakukan dalam pengolahan produk selesai melalui beberapa departemen atau lebih dari satu
departemen.

Sistem pengolahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dibedakan menjadi :

Jangka Waktu Produksi

a. Produksi terus-menerus (continous production)

Adalah suatu proses produksi yang dilakukan untuk mengubah bentuk produk, walaupun terjadi perubahan terhadap model tetapi
tidak merubah susunan dan fungsi alat yang digunakan.

Proses produksi ini banyak digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk secara masa, dimana produk yang dihasilkan
bersifat homogeny dan bersifat standar.

b. Produksi terputus-putus (Intermitten Production)

Adalah suatu proses produksi, dimana dalam operasinya sering kali terhenti guna mengubah peralatan yang digunakan, dan
penyesuaian secara terus menerus sesuai tuntutan produk yang dihasilkan.

Proses produksi ini sering digunakan oleh perusahaan yang bersifat permanen.

Sifat Proses Produksi

a. Proses Ekstraktif
Adalah suatu proses pengambilan langsung dari alam, seperti kayu, perikanan, dan pertambangan.

b. Proses Analitis

Adalah suatu proses memisahkan bahan-bahan, seperti penyulingan minyak mentah menjadi minyak siap digunakan.

c. Proses Pengubahan

Adalah suatu prses perubahan bentuk suatu produk, seperti peralatan rumah tangga.

d. Proses Sintetis

Adalah suatu proses pencampura dengan lain, seperti pengolahan bahan-bahan kimia.

Sifat Produk

a. Produk Standar

Adalah suatu proses produksi yang didasarkan pada sifat produk yang telah distandarisasi, yang digunakan untuk penilaian
persediaan dan penetapan biaya produk yang dijual.

Biasanya produk yang dihasilkan bersifat homogen dan diproduksi dalam jumlah banyak, seperti televisi, sabun dll.

b. Produk Pesanan

Adalah suatu proses produksi dilakukan berdasarkan sifat produk yang sesuai dengan spesifikasi pemesan, seperti percetakan, baju
dll.
Sumber : Akuntansi Biaya Jilid 2. Pengarang Bastian Bustami dan Nurlela (2010)

Untuk konsep biaya akan saya tulis setelah bab ini.. stay join

Jumat, 05 Juli 2013

ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) / TITIK IMPAS

Analisa Break Event Point (BEP) adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi
rugi. Atau BEP merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan
volume aktivitas. Masalah BEP baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan
Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya
hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap.

Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya
tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila kontribusi marginnya lebih besar
dari biaya tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya.

BEP ditinjau dari konsep kontribus margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana kontribusi margin sama besarnya dengan
total biaya tetapnya.

Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas)


- Jumlah penjualan minimal harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian;

- Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;

- Seberapa jauhkah yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;

- Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi

- Untuk mengetahu bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Asumsi dasar dalam analisa BEP antara lain :

a. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam kompunen biaya variabel dan biaya tetap;

b. Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per
unit tetap konstan.

c. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya
tetap / unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

d. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa

e. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka
perbandingan penghasilan penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap konstan.

f. Kapasitas produksi pabrik relatif konstan

g. Harga faktor produksi relatif konstan


h. Efisiensi produksi tidak berubah

i. Perubahan padapersediaan awal dan akhir jumlhanya tidak berarti

j. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

BEP dapat ditentukan dengan beberapa cara :

1. Pendekatan grafik

BEP terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan garis total biaya.

2. Metode Trial Error

3. Pendekatan Matematis

Rumusnya adalah :
a. BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit Biaya Variabel/unit).
b. BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya avriabel / total hasil penjualan)

Margin of safety adalah batas keamanan yang menyatakan sampai seberapa jauh volume penjualan yang dianggarkan boleh turun
agar perusahaan tidk menderita rugi atau dengan kata lain, batas maksimum penurunan volume penjualan yang dianggarkan, yang
tidak mengakibatkan kerugian.

MS = (Budget Sales BEP) / Budget Sales

Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan

Contoh Soal :

1. Rencana penjualan tahun 2000 meliputi kedua jenis produk adalah sbb :

a. Penjualan

Nama Produk Jumlah Unit Harga /unit Total

Produk A 15.000 Rp 1.000,- Rp 15.000.000

Produk B 10.000 Rp 750,- Rp 7.500.000

Biaya Variabel Produk A 15.000 Rp 500 Rp 7.500.000

Biaya variabel Produk B 10.000 Rp 300 Rp 3.000.000

Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000 setahun.

Dengan data tersebut saudara diminta untuk :


1. Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah
2. Menentukan BEP produk A dalam unit
3. Menentukan BEP produk B dalam unit

Jawaban :

A. Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah

Rumus :

BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total penjualan)

BEP = 5.000.000 / (1- (7.500.000+3.000.000) / (15.000.000+7.500.000)

BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47)

BEP = 5.000.000 / 0.53

BEP = Rp 9.433.962,26 dibulatkan Rp 9.433.962,-

B. Menentukan BEP produk A dalam unit

Rumus :

BEP (unit) Produk A

= Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit Biaya Variabel/unit).

BEP = 5.000.000 / (1.000 500)

BEP = 10.000 unit


C. Menentukan BEP produk B dalam unit

Rumus :

BEP (unit) Produk B

= Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit Biaya Variabel/unit).

BEP = 5.000.000 / (750 300)

BEP = 11.111,11 unit dibulatkan 11.111 unit

2. Sebuah perusahaan menjual 100.000 buah hasil produksinya dengan harga Rp 20,-/buah. Biaya variabel per buah barang adalah
Rp 14,- (yang Rp 11,- adalah biaya produksinya dan sisanya adalah biaya pemasaran). Biaya tetap, terjadinya secara merata
jumlahnya Rp 792.000 (yang Rp 500.000,- biaya produksi dan lainnya adalah biaya pemasaran.

Saya bantu buatkan tabel angka nya untuk memudahkan mengerjakan :

Total Unit Harga Jual / unit Biaya Variabel/unit B.adm & pemsran

100.000 Rp 20 Rp 11 Rp 3/unit

Biaya Tetap Rp 500.000 Rp 292.000

Note :

Menurut Wikipedia biaya tetap adalah pengaluran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang
sama. Dan biaya Variabel adalah biaya berkaitan dengan volume (dan dibayar per barang/jasa yang diproduksi). Dalam contoh
diatas B. Adsministrasi dan pemasaran ada yang dimasukkan ke unsur variabel dan sebagian masuk ke biaya tetap. Penggolongan
itu berdasarkan timbul dan besarnya pada masing-masing unsur.

Pertanyaan :

1. Tentukan BEP / rupiah dan unit


2. Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,-

Jawaban :

A. Tentukan BEP dalam unit


Rumus :
BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit Biaya Variabel/unit).
BEP = 792.000 / (20 14)
BEP = 792.000 / 6
BEP = 132.000 unit

Tentukan BEP dalam rupiah


Rumus :
BEP (Rp) =
Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total hasil penjualan)
BEP = 792.000 / (1 (1.400.000/2.000.000)
BEP = 792.000 / 0.3
BEP = Rp 2.640.000,-
B. Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,-.
LABA = HARGA JUAL TOTAL BIAYA
90.000 = X (b. Variabel + biaya tetap)
90.000 = x (1.400.000 + 792.000)
90.000 = x 2.192.000
X = 2.192.000 + 90.000
X = Rp 2.282.000,-
Jadi harga jualnya Rp 2.282.000,-.
PENGEMBANGAN FORMULA BEP (BREAK EVEN POINT)

BEP >>>>> TR = TC

Dimana :

TR = Total Revenue

TC = Total Cost

Pengembangannya dengan membentuk persamaan linier sederhana dibawah ini :

TR = TC

TR TC = 0

Langkahnya adalah sbb :

1. Menurunkan rumus TR

TR = Harga per unit x Qty

2. Menurunkan Rumus TC

TC = VC + FC

Dimana :

VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)


FC = Fixed Cost (biaya Tetap)

TC = VC + TC

TC = (Qty + Unit Variabel cost) + Fix Cost

3. Membuat persamaan Linier

TR TC = 0

(Harga per unit x Qty) ((Qty + Unit Variabel cost) + Fix Cost) = 0, ATAU

(Harga per unit x Qty) (Qty + Unit Variabel cost) - + Fix Cost = 0

Qty x (Harga per unit Unit Variabel cost) = Fixed Cost

Keterangan :

Q (Quantity ) adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan manufaktur tentunya diproduksi terlebih dahulu;

R (Revenue ) adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufaktur biasanya didominasi oleh Sales, yang mana Sales
(penjualan) adlah jumlah terjual (Qty x Unit produk yang terjual);

Unit Price (harga per unit) adalah harga per unit dari barang yang akan dijual;

VC (Variabel Cost) adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu barang, artinya segala yang cost yang terjadi untuk
memproduksi suatu barang. Seperti sebelumnya Variabel Cost akan berubah-ubah mengikuti jumlah produk yang akan
diproduksi. Semakin banyak yang diproduksi semakin besar juga biaya variabelnya, begitu juga sebaliknya.
Jika kita lihat pada Laporan Laba Rugi , Variabel Cost akan tergolong ke dalam kelompok Cost of Good Sales, atau Harga pokok
penjualan. Yang pada perusahaan manufaktur umumnya terdiri dari :

- Bahan Baku (Raw Material);

- Bahan penolong ;

- Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) atau Direct Labour Cost

- BOP (Overhead Pabrik) yang biasanya terdiri dari penyusutan Gedung Pabrik, Penyusutan Mesin yang menggunakan unit
production output, Maintenance, Listrik, pengiriman dll

- Unit Variabel Cost adlah besarnya variabel cost yang ditimbulkan untuk membuat satu unit produk tertentu, yang besarnya
diperoleh dengan cara membagi total variabel cost (Variabel Cost) dengan jumlah product yang dibuat (Qty).

- Fixed Cost adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh
banyak sedikitnya produk yang diproduksi.

Misalnya adalah Biaya operasional seperti payroll dan biaya perlengkapan kantor, biaya sewa, dan biaya penyusutan dan
amortisasi yang menggunakan metode garis lurus.

KETERBATASAN ANALISIS BREAL EVEN POINT

BEP dapat dirasakan manfaatnya apabila titik BEP dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dipertahankan
apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break
even.
Dalam kenyataannya analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab itu bagi analis perlu diketahui bahwa analisi BEP
mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu :

a. Fixed Cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu;

b. Variabel Cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan;

c. Sales Price per unit tidak berubah dalam periode tertentu;

d. Sales Mix adalah konstan.

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BEP akan bergeser atau berubah apabila :

1. Perubahan, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini ditandai dengan naik turunnya garis
FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keats atau
sebaliknya;

2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total
cost. Naiknya biaya VC per unit akan menggeser BEP ke atas atau sebaliknya;

3. Perubahan dalam Sales Price per unit

Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama
walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser ke bawah atau sebaliknya;

4. Terjadinya perubahan dalam sales mix

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk
dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadiperubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan
produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
Sumber : Laboratorium Pengembangan Akuntansi Gunadarma dan Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB

Rabu, 27 Juni 2012

TRANSAKDI DERIVATIF (Transaksi SWAP + Perhitungan)

Takbir dulu yuks..3x

Transaksi SWAP merupakan salam satu dari transaksi derivative yang digunakan untuk meminimumkan resiko terhadap depresiasi
mata uang, apakah didalam pengembalian pinjaman tersebut lebih menguntungkan dengan SWAP atau tidak menggunakan SWAP.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bagaimana langkah-langkah transaksi SWAP kita ketahui dulu apa itu transaksi
derivative.

Pengertian Transaksi Derivatif.

Merupakan pengembangan instrument keuangan baru dimana investor memiliki alternative yang lebih luas untuk berinvestasi baik
di asset riil, asset keuangan, maupun di instrument derivative.
Menurut SK Dir BI No. 28/119/KEP/DIR, 29 Desember 1995 adalah suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya
merupakan turunan dari nilai dari instrument yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, equity dan indeks, baik
yang diikuti dengan pergerakan atau tanpa pergerakan dana/instrument.

ATAU

Merupakan transaksi yang struktur dan nilainya didasarkan/bergantung pada,dan (karenanya) eksistensi atau keberadannya
merujuk pada, asset lain atau nilai asset tersebut.

Macam-macam transaksi derivative :

1. Transaksi forward : transaksi antara pembeli dan penjual yang bersepakat untuk menyerahkan non komoditi atau non asset
dalam jumlah dan mutu tertentu pada tanggal yang ditetapkan di masa mendatang.

2. Kontrak Opsi : Hak, bukan kewajiban untuk membeli (call) dan menjual (put) komoditi/asset tertentu pada tingkat harga yang
ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

3. Transaksi SWAP :perjanjian untuk membeli dan menjual secara bersamaan komoditi/asset yang sama dalam jangka panjang.

4. Transaksi Komoditi : Transaksi kontrak berjangka

Fungsinya adalah :

1. Sebagai model investasi umumnya adalah investasi jangka pendek

2. Sebagai cara lindung nilai dalam menghilangkan resiko

3. Informasi harga yaitu mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tentntu dikemdian hari.
4. Fungsi spekulatif

5. Membuat fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien. Yaitu produsen akan mendapat gambaran permintaan
dan kebutuhan pasar di masa yang akan datang terhadap produk yang dihasilkannya itu, dengan cerminan harga dipasar, sehingga
kapasitas produksi dan penyimpangan barang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

6. Untuk mencegah gejolak harga pasar yang ekstrim terhadap underlying asset. Yaitu dengan adanya perdagangan berjangka,
maka pasar akan bereaksi yang positif terhadap permintaan dan penawaran.

Nah sekarang masuk ke perhitungan SWAP..

Langkah-langkahnya adalah :

1. Penentuan Spot Rate

a. Kurs

b. Depresiasi

c. Tenor atau jangka waktu

2. Penentuan beban premi

a. Besar premi (%)

b. Tenor
c. Jumlah kewajiban pinjaman (pokok dan bunga)

3. Penentuan pengembalian pinjaman dengan premi

Menentukan pokok pinjaman yaitu bunga pinjaman + premi SWAP

4. Penentuan pengembalian pinjaman seandainya tidak menggunakan SWAP

5. Analisis selisih dengan SWAP dan tanpa SWAP

Diketahui PT. Tiyok mempunyai data sebagai berikut :

- Offshore (Plafon Kredit/Pinjaman) adalah USD 100.000

- Bunga 6% / th

- Tenor 1 tahun

- Kurs Rp 1.000/1 USD

- Depresiasi 5%/th

- Kewajiban Premi 10%, tenor 3 bulan

Jawab :

a. Menentukan spot rate


Jan 1 1.000

April 1 1.000 + (5% x(3/12 x 1000)) 1.012,5

Juli 1 1.012,5 + (5% x (3/12 x 1.012,5)) 1.025,16

Okt 1 1.025,16 + (5% x (3/12 x 1.025,16)) 1.037,97

Des 31 1.037,97 + (5% x (3/12 x 1.037.97)) 1.050,94

b. Menentukan besarnya beban premi

Premi I 10% x 3/12 x 106.000 x 1.000 2.650.000

Premi II 10% x 3/12 x 106.000 x 1.012,5 2.683.125

Premi III 10% x 3/12 x 106.000 x 1.025,16 2.716.674

Premi IV 10% x 3/12 x 106.000 x 1.037,97 2.750.620,5

Jumlah Premi 10.800.419,5

c. Perusahaan membayar pengembalian pinjaman dan premi

Pokok Pinjaman dan bunga

- Pokok pinjaman 100.000 x Rp 1.000 = Rp 100.000.000

- Bunga = Rp 10.800.419,5

JUMLAH = Rp 110.800.419,5
d. Tanpa SWAP

Perusahaan membayar :

(USD 100.000 + (100.000 x 6%)) x Rp 1.050,94 = Rp 111.399.640

Menggunakan SWAP Rp 110.800.419,5

Selisih (L) Rp 599.220,5

e. Kesimpulan

Jadi PT. Tiyok lebih diuntungkan apabila menggunakan SWAP. Dimana ada selisih sebesar Rp 599.220,5

Semoga bermanfaat and nice day.

Selasa, 25 Oktober 2011

ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN EVA (ECONOMIC VALUE ADDED)

Investasi pada sekuritas di pasar modal memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Penilaian
prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain
merupakan indicator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam
penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Tingkat profitabilitas perusahaan sapat diukur dari beberapa aspek yaitu berdasarkan ROS (Return on Sales ), EPS (Earning Per
Share), ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity). (akan dibahas pada kesempatan lain).

Tetapi penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama yaitu
mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit mengetahui apaka suatu perusahaan teah berhasil menciptakan nilai atau tidak.
Maka dikembangkannya konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added).

EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi penyandang
dana.

Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan
pemegang saham. Dimana pemegang saham didalam menginvestasikan dananya ingin mendapatkan return saham yang tinggi.
Sedangkan bagi manajamen, EVA digunakan untuk memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan
meminimumkan tingkat biaya modal sehingga perusahaan dapat dimaksimumkan.

EVA dapat digunakan untuk mengindentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada
biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek
tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil. Sebaliknya, kegiatan proyek yang tidak
menguntungkan tidak perlu diambil. Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akan mendorong para manajer untuk selalu
melakukan evaluasi atas tingkat resiko proyek yang bersangkutan.

Menurut Sidharta Utama (1997) penialaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Apabila EVA > 0, nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. Bearti ada nilai
ekonomis lebih, setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai
ekspektasinya.

2. Apabila EVA = 0, menunjukkan posisi impas atau break Event Point. Berati tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan
mampu membayarkan semua kewajibannya pada pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.

3. Apabila EVA < 0, nilai EVA negative dan menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah. Berarti perusahaan tidak mampu
membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagaimana nilai yang diharapkan ekspektasi return saham
tidak dapat tercapai.

Fungsi dari pendekatan EVA adalah adalah :

A. Indicator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi;

B. Indicator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasional ekonomisnya;

C. Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil para penyandang dana atau
pemegang saham.

Keunggulan EVA :

EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi;

Perhitungan EVA relative mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah perhitunannya biaya modal yang memerlukan
data yang lebih banyak analisa yang mendalam;
EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar atau perusahaan lain, sebagaimana
konsep penilaian dengan menggunakan analisa ratio. Dalam prakteknya data pembanding, seringkali tidak tersedia.

Kelemahan EVA

Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber
dengan tingkat biaya modal yang berbeda-beda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang.

EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal factor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalm perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali
perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

EVA jarang dipakai dalam praktek

EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis

Dengan diperhitungkannya biaya modal, EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah mencipakan nilai bagi pemilik
modal. Namun demikian, dalam prakteknya EVA dapat menimbulkan masalah, terutama karena diperlukannya estimasi atas
tingkat biaya modal. Untuk itu dalam menerapkan EVA, kita harus selalu memonitor dan mengevaluasi atas kewajaran tingkat
biaya modal yang digunakan.

LANGKAH-LANGKAH DALAM MENHITUNG EVA


EVA merupakan hasil pengurangan tota biaya modal terhadap laba operasi setelah pajak. Biaya modal sendiri dapat berupa cost of
debt dan cost of equity.

EVA = NOPAT (Capital x c) atau

EVA = (r-c) x Capital

Definisi :

NOPAT (Net Operating After Tax) adalah laba bersih (Net income after Tax) ditambah bunga setelah pajak.

C = biaya capital adalah biaya bunga pinjaman dan biaya ekuitas yang digunakan untuk menghasilkan NOPAT tersebut dan
dihitung secara rata-rata tertimbang (WACC).

R = tingkat balikan capital (Rate Of Return), yaitu NOPAT/C

C = Jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai perusahaannya.

Langkah-langkah untuk menghitung EVA

1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)

Rumus : NOPAT = Laba (Rugi) Usaha Pajak

Definisi :

Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating yang merupakan laba sebelum bunga.
Pajak disini adalah yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah pengorbanan yang dileuarkan oleh perusahaan dalam
penciptaan nilai tersebut.

2. Menghitung Invested Capital

Rumus : Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) Hutang Jangka Pendek

Definisi :

Total hutang + ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

Penjaminan janka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenal bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih dibayar,
dan lain-lain.

3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost Of Capital)

Rumus : WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]

Dimana :

Total Hutang
Tingkat Modal (D) = - x 100 %
Total Hutang dan Ekuitas
Beban bunga
Cost of Debt (rd) = x 100 %
Total Hutang

Total Ekuitas
Tingkat Modal / Ekuitas (E) = - x 100 %
Total Hutang dan Ekuitas

Laba bersih setelah pajak


Cost of Equity (re) = - x 100 %
Total Ekuitas

Beban pajak
Tingkat Pajak (Tax) = x 100 %
Laba Bersih sebelum pajak

4. Menghitung-Capital-Charges
Rumus:
Capital Charges = WACC x Invested Capital

5. Menghitung-Economic-Value-Added(EVA)
Rumus :
EVA = NOPAT Capital charges
atau
EVA = NOPAT (WACC x Invested Capital )

ATAU

LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG EVA

1. Menghitung biaya hutang (Kd)

Kd = Biaya Bunga Tahunan /Total Hutang Jangka Panjang

Kd* = Kd (1-T)

Kd* = Biaya hutang pajak

T = tarif pajak yang dikenakan

2. Mengitung biaya modal sendiri (Ke)

Dengan adanya keterbatasan dari CAPM maka dalam menghitung biaya modal sendiri (Ke) menggunakan pendekatan discounted
cash flow model, dimana dividend yield ditambah tingkat pertumbuhan yang diharapkan.

Formulanya adalah :
Ke = Dividen Yield + g

Ke = Dividen Yield + (plowback ratio x r)

Ke = Dividen Yield + [(1-Dividend Payout) x r]

Definisi :

Ke = Biaya modal sendiri

G = Tingkat pertumbuhan yang diharapkan

r = Tingkat Pengembalian

3. Menghitung struktur modal dari neraca

Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan proporsi modal sendiri dalam bentuk prosentase dari jumlah hutang
dan modal sendiri.

Proporsi hutang (Pd) diperoleh dengan :

Pd = [D / (D+E) x 100%]

Proporsi ekuitas (Pe) diperoleh dengan :

Pe = [E / (D+E) x 100%]
4. Menghitung NOPAT

NOPAT = EAT + IAT

EAT = Laba bersih (Earning After Tax)

IAT = Interest After Tax

5. Menghitung tingkat pengembalian ( r )

Perhitungan tingkat pengembalian ( r) menggunakan pendekatan laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT) dibagi modal yang
ditanamkan.

R = NOPAT / Capital

6. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (C*)

Yaitu dengan menggunakan pendekatan WACC.

WACC = (Kd* x Pd) + (Ke x Pe)

Kd* = Biaya hutang setelah pajak

Ke = biaya modal sendiri

Pd = Proporsi hutang

Pe = Proporsi modal sendiri


7. Menghitung EVA

EVA = NOPAT (c x Capital)

Nopat = Net Operating After Tax

C = Biaya modal rata-rata tertimbang

Capital = merupakan jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai usahanya, yang merupakan penjumlahan dari
total hutang dan modal saham.

Jumat, 22 Juni 2012

BEDA AKUNTANSI KEUANGAN vs AKUNTANSI MANAJAMEN (Faktor Perkembangan AM)

Sebelum baca Takbir dulu yuks...3x ...

Sebelumnya kita ketahui dulu perbedaan dari Akuntansi Manajemen vs Akuntansi Keuangan untuk mengindari pengertian yang
tumpang tindih.
No Faktor Perbedaan Akuntansi Manajemen Akuntansi Keungan

1 Tujuan Utama Pihak internal perusahaan yaitu Pihak-pihak eksternal


manajemen pada berbagai perusahaan yaitu
tingkatan kreditor, pemerintah, dan
investor

2 Dasar Penyusunan Biaya dan manfaat, hubungannya Prinsip Akuntansi Yang


Laporan dengan teori keputusan diterima Umum (GAAP)
manajamen
3 Objek yang diukur dan Prestasi para manajer pada Kondisi dan kemampuan
dikomunikasi berbagai tingkatan organisasi ekonomi perusahaan
secara keseluruhan

4 Orientasi Laporan Orientasi masa depan, prediksi Masa lalu, penilaian


dengan mempertimbangkan historical terhadap
factor ekonomi dan non ekonomi kemampuan ekonomi
masa lalu

5 Bentuk Laporan Terinci untuk setiap kegiatan, Ringkas, dan berhubungan


devisi, jenis produk, daerah dll dengan perusahaan
secara keseluruhan

6 Isi Laporan Anggaran, Laporan biaya, Laporan keuangan :


laporan perstasi, laporan analisis nerca, L/R, perubahan
khusus, dll modal

7 Tingkat Presisi Presisi dan akurasinya lebih Presisi dan akurasinya


tinggi lebih rendah, karena yang
penting cepat/tepat
waktu

8 Sifat Mandatori Tidak bersifat mandatori, yang Bersifat mandatory


penting manfaat informasi mengikuti mandate badan
atau penguasa tertentu

Dengan perkembangan bisnis yang semakin meningkat maka praktek-praktek manajemen harus ditingkatkan untuk menghadapi
terhadap tekanan persaingan global.

Factor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan akuntansi manajemen adalah :


a. Orientasi kepada pelanggan

Perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif malalui penciptaan nilai yang lebih baik bagi pelanggan pada tingkat biaya yang
sama atau lebih rendah dari pada tingkat harga para pesaingannya.

Nilai pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang pelanggan terima dengan apa yang pelanggan berikan.

Produk total adalah manfaat yang diterima pelanggan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dari membeli suatu
barang.

Pengorbanan pelanggan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk membeli
produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mencari dan mempelajari penggunaan produk tersebut dan biaya pasca
pembelian.

b. Perspektif Lintas Fungsional

Akuntan manajemen harus memahami tugas-tugas bisnis dan memahami tentang kebutuhan perusahaan yang terlibat dalam
perdagangan internasional.

Akuntansi manajemen, pemasaran dan manajemen harus ada keterkaitan karena pendekatan nilai rantai digunakan dan nilai
pelanggan diutamakan. Karena fungsi-fungsi diatas saling berkaitan.

Sebagai contoh : perusahaan manufaktur merangsang pedagang besar dan pengecer untuk membeli lebih banyak produk dari yang
mampu mereka jual dan cepat. Akibatnya persediaan menumpuk dan pedagang besar dan pengecer menghentikan pembelian
selama waktu tertentu. Dalam hal kasus diatas selain masalah pemasaran tetapi juga produksi juga berpengaruh sehingga
mengalami ketika menentukan dalam produksinya.

c. Persaingan Global
Karena sekarang ini sudah terjadi perdagangan bebas maka timbulnya adanya persaingan akan penjualan barang baik dari dalam
negeri ataupun dari luar negeri. Karena ketatnya persaingan biaya pengambilan keputusan yang buruk karena didasarkan pada
mutu informasi yang rendah telah meningkat tajam. Oleh karena itu dibutuhkan informasi akuntansi manajemen yang baik.

d. Manajemen Mutu Total (TQM)

Filosofi dari manajemen mutu total adalah dimana peusahaan berusaha menciptakan satu lingkungan yang memungkinkan
pekerjaannya menghasilkan produk sempurna (zero defect), dan menggantikan prinsip mutu yang dapa diterima di masa lalu.

e. Waktu sebagai Unsur Kompetitif

Waktu adalah unsure penting dan semua tahap value chain. Perusahaan bertaraf dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi.

Perusahaan mengirim produk dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah, waktu yang tidak berguna bagi
pelanggan

f. Kemajuan Tekhnologi Informasi

a. Berkaitan erat dengan manufaktur yang ada hubungannya dengan computer;

b. Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan, seperti tersedianya personil computer, software kertas kerja dan paket-paket grafis.

g. Kemajuan Lingkungan Manufaktur

Kemajuan d bidang teknologi dan proses produksi mempunyai dampak yang cukup besar terhadap lingkungan manufaktur seperti
kalkulasi biaya produksi, system pengendalian, perilaku dan daya lacak biaya, penganggaran modal, dll.

Sistem manufaktur tradisional adalah produksi diteruskan oleh system dan usaha-usaha selanjutnya dilakukan untuk menjual
sebanyak mungkin unit diproduksi.
System just in time adalah system yang memproduksi barang hanya ketika produk dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang
diminta oleh konsumen.

h. Pertumbuhan dan Deregulasi dalam Industri Jasa

Dalam era geregulasi, banyak isu yang dihadai industry manufaktur mulai muncul pada sector jasa, produktifitas, efisisnesi biaya,
kepuasan pelanggan dan persaingan berdasarkan waktu. Dengan kebutuhan akan informasi dan produktifitas yang lebih baik,
sector jasa akan meningkatkan permintaannya terhadap informasi akuntansi manajemen.

i. Manajemen Berdasarkan Aktifitas (ABM)

Adalah suatu system yang luas, pendekatan terintergrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktifitas dengan tujuan
meningkatkan nila pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktifitas dan analisi nilai proses.
ABM meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena melakukan penelusuran biaya aktifitas dan selanjutnya biaya produk atau
pelanggan yang mengkonsumsi berbagai aktifitas tersebut.

Semoga bermanfaat and Nice day...

Jumat, 10 Mei 2013

MENCARI NILAI FVIF (FUTURE VALUE OF $1 AT THE END OF N PERIODS) DENGAN TABEL &
KALKULATOR
FVn = PVo (1+r)pangkat n ATAU FVn = PVo (1+r/k)pangkat k x n

Ket : FVn = Nilai Masa Mendatang (Tahun ke-n)

PVo = Nilai saat ini

r = Tingkat bunga

k = frekuensi penggandaan

n = jangka waktu

Ada 2 cara mendapatkan nilai FVn diantaranya :

1. Menggunakan Tabel (maaf saya hanya memberikan contoh persentase dan periode terbatas, apabila angka diluar itu bisa
menggunakan kalkulator hitung seperti di point 2).

PER 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

1 1.0100 1.0200 1.0300 1.0400 1.0500 1.0600 1.0700 1.0800 1.0900 1.1000

2 1.0201 1.0404 1.0609 1.0816 1.1025 1.1236 1.1449 1.1664 1.1181 1.2100
3 1.0303 1.0612 1.0927 1.1249 1.1576 1.1910 1.2250 1.2597 1.2950 1.3310

4 1.0406 1.0824 1.1255 1.1699 1.2155 1.2625 1.3108 1.3605 1.4116 1.4641

5 1.0510 1.1041 1.1593 1.2167 1.2763 1.3382 1.4026 1.4693 1.5386 1.6105

6 1.0615 1.1262 1.1941 1.2653 1.3401 1.4185 1.5007 1.5869 1.6771 1.7716

7 1.0721 1.1487 1.2299 1.3159 1.4071 1.5036 1.6058 1.7138 1.8280 1.9487

8 1.0829 1.1717 1.2268 1.3686 1.4775 105938 1.7182 1.8509 1.9926 2.1436

9 1.0937 1.1951 1.3048 1.4233 1.5513 1.6895 1.8385 1.9990 2.1719 2.3579

10 1.1046 1.2190 1.3439 1.4802 1.6289 1.7908 1.9672 2.1589 2.3674 2.5937

11 1.1157 1.2434 1.3842 1.5395 1.7103 1.8983 2.1049 2.3316 2.5804 2.8531

12 1.1268 1.2682 1.4258 1.6010 1.7959 2.0122 2.2522 2.5182 2.8127 3.1384

13 1.1381 1.2936 1.4685 1.6651 1.8856 2.1329 2.4098 2.7196 3.0658 3.4523

14 1.1495 1.3195 1.5126 1.7317 1.9799 2.2609 2.5785 2.9372 3.3417 3.7975

15 1.1610 1.3459 1.5580 1.8009 2.0789 2.3966 2.7590 3.1722 3.6425 4.1772

16 1.1726 1.3728 1.6047 1.8730 2.1829 2.5404 2.9522 3.4259 3.9703 4.5950

17 1.1843 1.4002 1.6528 1.9479 2.2920 2.6928 3.1588 3.7000 4.3276 5.0545

18 1.1961 1.4282 1.7024 2.0258 2.4066 2.8543 3.3799 3.9960 4.7171 5.5599

19 1.2081 1.4568 1.7535 2.1068 2.5270 3.0256 3.6165 4.3157 5.1417 6.1159

20 1.2202 1.4859 1.8061 2.1911 2.6533 3.2071 3.8697 4.6610 5.6044 6.7275

21 1.2324 1.5157 1.8603 2.2788 2.7860 3.3996 4.1406 5.0338 6.1088 7.4002
22 1.2447 1.5460 1.9161 2.3699 2.9253 3.6035 4.4304 5.4365 6.6586 8.1403

23 1.2572 1.5769 1.9736 2.4647 3.0715 3.8197 4.7405 5.871 7.2579 8.9543

24 1.2697 1.6084 2.0328 2.5633 3.2251 4.0489 5.0724 6.3412 7.9111 9.8497

25 1.2824 1.6406 2.0938 2.6658 3.3864 4.2919 5.4274 6.8485 8.6231 10.835

26 1.2953 1.6734 2.1566 2.7725 3.5557 4.5494 5.8074 7.3964 9.3992 11.918

27 1.3082 1.7069 2.2213 2.8834 3.7335 4.8223 6.2139 7.9881 10.245 13.110

28 1.3213 1.7410 2.2879 2.987 3.9201 5.1117 6.6488 8.6271 11.167 14.421

29 1.3345 1.7758 2.3566 3.1187 4.1161 4.4184 7.1143 9.3173 12.172 15.863

30 1.3478 1.8114 2.4273 3.2434 4.3219 5.4735 7.6123 10.063 13.268 17.449

40 1.4889 2.2080 3.2620 4.8010 7.0400 10.286 14.974 21.725 31.409 45.259

50 1.6446 2.6916 4.3839 8.1067 11.467 18.420 29.457 46.902 74.358 117.39

60 1.8167 3.2810 5.8916 10.520 18.679 32.988 57.946 101.26 176.03 304.48

2. Menggunakan Kalkulator

FVn = PVo (1+r)pangkat n ATAU FVn = PVo (1+r/k)pangkat k x n


Dengan cara :

a. Mengerjakan 1+r terlebih dahulu (yg ada didalam kurung),

b. Mengalikan dengan nilai PVo;

c. Hasil dari b dipangkatkan n dengan cara menekan :

- Angka berdasarkan hasil b


- Menekan tombol INV

- Menekan tombol X pangkat Y

- Menakan angka n.

Semoga sedikit memberikan pencerahan...Good Luck !!!

Kamis, 06 September 2012

PASAR MODAL

BAPEPAM merupakan lembaga pengawas pasar modal untuk kepentingan public.

Pihak yang terlibat dalam pasar modal adalah :

a. Bapepam Capital

b. Pelaksana Bursa

c. Perusahaan efek (penjamin emisi, perantara pedagang efek, manager investasi/penasehat efek)

d. Lembaga kliring dan penjaminan, penyimpanan dan penyelesaian

e. Lembaga penunjang pasar modal

f. Profesi penunjang pasar modal


BAPMI adalah Badan Adsministrasi Pasar Modal Indonesia

STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN

BAPEPAM

1. Bursa Efek

2. Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (LPP)

3. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP)

Lembaga yang terkait dengan pasar modal adalah :

1. Bapepam

Tujuan :
a. Melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal

b. Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.

Fungsi :

1. Menyusun peraturan di bidang pasar modal

2. Menegakkan peraturan di bidang pasar modal

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan pihak
lain yang bergerak di pasar modal

4. Menetapkan prinsip keterbukaan

5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi leh bursa efek, LKP dan LPP

6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal

7. Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksnaan Menteri Keuangan

2. PERUSAHAAN

Adalah lembaga yang brtujuan untuk memperoleh dana di pasar modal melalui penawaran umum (Initial Public Offering) hak
kepemilikan atau saham, dalam hal ini perusahaan berperan sebagai emiten.
3. Self Regulatory Organizations (SRO)

Adalah organisasi yang berwenang membuat peraturan sendiri dalam kegiatan usahanya.

Bursa Efek : adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system sarana untuk perdagangan efek;

LKP : adalah lembaha yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Lembaga ini antara
lain PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (LPEI)

LPP : adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian bagi bank Kustodian, perusahaan Efek dan pihak lain.
Lembaga ini antara lain PT. KSEI (PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia)

4. Perusahaan Efek

Perusahaan yang mempunyai aktifitas :

a. Penjamin Emisi Efek; sebagai penjamin efek, perusahaan melakukan kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak dijual;

b. Perantara pedagang efek; perusahaan memperdagangkan efek untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah;

c. Manager Investasi; pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para nasabah atau mengelola portfolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank-bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

5. Penasehat Investasi
Adalah pihak yang meberikan jasa penasehat mengenai penjualan atas pembelian efek.

6. Lembaga Penunjang Pasar Modal

a. Biro Adsminsitrasi Efek

b. Kustodian

c. Wali Amanat

7. Profesi Penunjang Pasar Modal ; terdiri dari akuntan, konsultan hokum, penilai, notaries dan profesi lain yang ditetapkan
dengan PP. Untuk melakukan kegiatan pasar modal, wajib terlebih dahulu terdaftar di BAPEPAM.

Persyaratan pendaftaran profesi penunjang pasar modal diatur dalam peraturan BAPEPAM.

a. Akuntan Publik

- Melakukan pemeriksaan atas LK perusahaan dan memberikan pendapatnya;

- Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan profesi akuntansi Indonesia dan Ketentuan Bapepam

- Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik (apabila diperlukan).

b. Konsultan Hukum

- Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari segi hokum (legal audit)

- Memberikan pendapat dari segi hokum (legal opinion) terhadap emiten dan perusahaan public
c. Legal Audit

- Akta pendirian berikut perubahannya

- Permodalan

- Perizinan

- Kepemilikan asset harus atas nama perusahaan

- Perjanjian dengan pihak ketiga baik dalam negeri ataupun luar negeri

- Perkara baik perdata maupun pidana yang menyangkut perusahaan maupun pribadi direksi

- UMR

- AMDAL

d. Notaris

- Membuat berita acara RUPS

- Membuat akta perubahan anggaran dasar

- Menyiapkan perjanjian-perjanjian dalam rangka emisi efek

e. Penilai

Adalah pijak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai, yaitu pendapat atas ni;ai wajar aktif yang disusun
berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dan penilai.
Sumber :BAPEPAM

Nb ; apabila ada istilah yang belum teruraikan bisa langsung di searching ke alamat web BAPEPAM..

Semoga sedikit bermanfaat dan Happy Learning..

Jumat, 10 Mei 2013

PENENTUAN TINGKAT SUKU BUNGA

1. Pada dasarnya suku bunga merupakan harga yang dibayar untuk dana atau modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku
bunga adalah :
a. Permintaan akan dana; dan

b. Penawaran dana

2. Teori loanable Funds member penjelasan menapa suku bunga naik atau turun. Fokus teori ini ada pada penawaran (supply)
dan permintaan (demand) terhadap dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds). Kurva penawaran untuk Loanable funds (Sf)
memiliki kemiringan (slope) positif, sedangkan kurva permintaan untuk loanable funds (Df) memiliki slope negative. Perpotongan
antara Df dan Sf menentukan tigkat suku bunga pada kondisi keseimbangan (equilibrium) sera jumlah dana yang dipinjamkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suplly dari loanable funds (Sf) adalah

a. Rumah Tangga (household)


Jika suku bunga tinggi atau penghasilan meningkat, tabungan rumah tangga semakin bertambah Sf meningkat;
b. SEktor Usaha (Business)
Kelebihan kas yang dapat diinvestasikan dalam jangka pendek akan meningkat Sf;
c. Pemerintah (Government)
Pmerintah memepengaruhi suplly dana melalui Bank Sentral ini merupakan factor yang paling dominan dalam menentukan besar
kecilnya Sf. Bank Sentral mempengaruhi jumlah kredit yang tersedia da pertumbuhan penawaran uang (money suplly) melalui
operasi pasar terbuka (open market operation). Jika Bank Indoensia ingin menurunkan money suplly, ia akan menjual SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) ke masyarakat, sehingga ada rupiah yang kembali ke Bank Indonesia, penawaran uang berkurang.
Sebaliknya jika Bank Indoensia ingin menaikkan jumlah uang beredar, aia akan membeli SPBU (Surat Berharga Pasar Uang) dari
masayarakat. Di AS bank sentral disebut Federal Reserve Bank (Fed) yang melakukan open market operation dengan cara
menjual atau membeli Treasury Bills (surat Obligasi Jangka pendek dari pemerinta AS).
d. Investor Asing
Semakin banyak investor asing yang tertarok untuk memberikan pinjaman atau menginvestasikan dananya di suatu Negara, Sf akan
naik.

Ke 4 faktor diatas juga mempengaruhi permintaan akan loanable funds (Df). Yaitu jika konsumsi rumah tangga meningkat, bila
perekonomian membaik dan perusahaan memiliki banyak alternative investasi, kebutuhan modal meningkat, dan jika pemerintah
menaikkan anggaran balanja, maka Df akan meningkat pula. Begitu juga apabila investor asing membutuhkan dana dari suatu
Negara maka Df akan meningkat juga.

Kurva Sf dan Df tidak konstan tetapi berubah karena adanya perubahan pada factor-faktor yang mempengaruhinya.

Kurva Loanable Funds

a. Jika penawaran loanable funds bertambah, kurva Sf akan bergeser ke kanan (artinya pada suku bunga yang sama, semakin
banyak dana yang ditawarkan). Demikian sebaliknya.

b. Jika permintaan loanable funds bertambah, kurva Df akan bergeser ke kanan (artinya pada suku bunga yang sama, kurva Df
akan banyak dana yang minati). Demikan sebaliknya.
SUmber : Teori & Praktek "Manajemen Keuangan" oleh Lukas Setia Atmaja, Ph.D.

Selasa, 25 September 2012

BALANCED SCORECARD. Apa itu???

Menurut Ronald W. Hilton,

Pengertian Balanced Scorecard is a communication, information and learning system. Building a scorecard helps managers link
todays action with the achievement of todays priorities.

Merupakan sebuah komunikasi, informasi, dan pembelajaran system. Perkembangan sistem balance scorecard membantu para
manager dalam kegiatan operasional untuk menentukan skala prioritas.

Balanced Scorecard merupakan system management yang dalam pelaksanaannya menggunakan empat prespektive diantaranya ;

1. Keuangan (Financial) How do we look to the company?

Melihat tinjauan perusahaan dilihat dari sisi keuangan. Didalam prespektive keuangan ada beberap kunci pengukuran ( measures)
yang harus diperhatikan diantara :

a. Keuntungan (profit)

Menurut Wikipedia keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya untuk membuat suatu produk atau penyediaan
jasa sebelum dikurangi biaya overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga.
Tujuan dari berdirinya perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
perusahaan tersebut bisa berlangsung untuk masa yang akan datang (goal congruence) .

b. Pendapatan (Revenue)

Merupakan hasil yang sudah atau akan diterima atas produk atau jasa yang kita pasarkan.

c. Biaya (Cost)

Merupakan tingkat pengorbanan untuk bisa menghasilkan dan menjual produk dalam rangka mendapatkan keuntungan.

d. Volume

Adalah tingkat penjualan atas produk yang kita pasarkan untuk mendapatkan keuntungan.

2. Operasi Internal (Internal Operations) - In which activities must we excel at company

Kegiatan operasional perusahaan harus mempunyai daya saing dengan perusahaan lain dan mempunyai keunggulan yang
berorientasi kepada konsumen.

Pengukuran itu adalah :

a. Kualitas (quality)

- Ketepatan didalam pengiriman barang (Timelines of delivery),

- Merawat didalam penanganan paket (care in handling parcels).

b. Efisiensi Operations (operations efficiency)


3. Pelanggan (customers) - How do our customers view the entertainment services provided by the company

Orientasi kepada pelanggan yaitu bagaimana pelanggan melihat layanan hiburan yang disediakan oleh perusahaan. Apakah
pelanggan sudah merasa puas dan yakin terhadap produk dan jasa yang kita pasarkan.

Pengukuran pelanggan bisa dilakukan dengan cara

a. Pengaduan pelanggan (Customers claims);

Misalkan keluhan pelanggan terhadap hilangnya produk (lost parcels), barang rusak atau cacat. Dan perusahaan bisa
menyelesaikan dengan secepat mungkin tanpa membuat pelanggan terganggu.

b. Orientasi pada pelanggan (Customers concerns)

c. Data Integrity atau akurasi didalam pelacakan paket (accuracy of the parcel tracking process)

4. Pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and growth) - How we can continually improve and create value in the company

Manajer dalam menjalankan tugas sehari-hari akan menggunakan orang lain dalam operasi perusahaan , Orang lain tersebut dalam

hal ini pegawai harus diukur kinerja dari pegawai tersebut,menurut Anthony, (1997) pengukuran tersebut meliputi :

- Proses pemilihan pegawai

- Meyakinkan bahwa pegawai telah dilatih dengan cukup


- Memutuskan dan menempatan pegawai yang sesuai delam organisasi

- Memberi wewenang dan tanggung jawab

- Disiplin, memberi nasihat , dan saran

- Meyakinkan bahwa lingkungan kerja yang memuaskan

- Membantu memecehkan masalah

- Menyetujui tindakan yang diusulkan , diambil dan yang tidak boleh diambil Pegawai

- Berinteraksi dengan manajer lain

- Kerjasama dalam rangka memecahkan masalah yang menghambat pekerjaan pusat pertanggungjawaban

- Berusaha menciptakan iklim yang mendorong pekerjaan untuk berkerja secara efektif dan efisien.

Bagaimana kita dapat terus meningkatkan dan menciptakan nilai dalam perusahaan. Hal-hal yang perlu di ukur adalah :

a. Employee injuries (cidera karyawan)

b. Employee retention (retensi karyawan)

c. Employee relation index (hubungan indeks karyawan).


Sumber : Management Accounting - Ronald W. Hilton (2007)

Jumat, 24 Januari 2014

Pengertian MANAJEMEN MODAL KERJA ???

Hal terpenting didalam menentukan modal kerja adalah berapa banyak investasi yang harus dilakukan pada setiap kategori aktiva
lancar serta bagaimana investasi tersebut harus dibiayai. Tujuan modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar
agar terjamin jumlah net working capital yang layak diterima (acceptable) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha.

Modal kerja menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan
demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang
digunakan untuk melindungi aktiva lancar.

CATATAN PENTING :

Gross Working Capital (Modal Kerja Kotor)= Keseluruhan dari aktiva lancar
Net Working Capital (Modal Kerja Bersih) = Selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang
lancar

Current Assets dan current liabilities kedua-duanya merupakan short term financing.

Menurut Bambang Riyanto modal kerja dapat dibagi menurut konsep :

1. Konsep Kuantitatif (lihat contoh klik disini)

Yaitu menggambarkan keseluruhan (jumlah) dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke
bentuk semula dalam jangka waktu pendek; Konsep ini disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital).

Berdasarkan konsep tersebut diatas dapat disimpulan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana
diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

Modal besar yang besar belum tentu menggambarkan batas kemanan atua margin of safety yang baik atau tingkat kemanan para
kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik
sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.

2. Konsep Kualitatif (lihat contoh klik disini)

Merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditas; Konsep ini disebut modal kerja netto (net working
capital).

3. Konsep Fungsional (lihat contoh klik disini)


Menitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan dan
menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi pada periode masa depan.

Jadi menurut konsep ini dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan, diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar
penyusutan pada periode tersebut.

Sedangkan efek atau surat berharga dan margin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal
kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.

KATEGORI

AKTIVA LANCAR (Current Assets) HUTANG LANCAR (Current Liabities)

a. Kas e. Hutang wesel;

b. Surat-surat berharga; f. Hutang Perniagaan;

c. Piutang; g. Hutang pada bank lain kurang satu tahun

d. Inventori

IMPLIKASI :

1. Perusahaan memiliki aktiva lancar diatas hutang lancar maka perusahaan memiliki net working capital;
2. Penggunaan modal kerja, semakin besar current assets dapat menutupi current liabilities, semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya (semakin likuid).

3. Pada kenyataannnya, perputara kas masuk cast inflowa dan putaran kas keluar cast outflows tidak selalu sinkron, tetapi
perusahaan harus mempertahankan net working capital agar tetap likuid.

Masalah yang dihadapi dalam menajamen modal kerja

- Cash inflows walaupun dapat diramalkan, belum tenu seperti yang dihaapkan baik dalam pengertian jumlah uang masuk
maupun dalam pengertian waktu penerimaan kas;

- Cash outflows lebih dapat ditentukan karena baik pembelian karena kredit, jumlah dan waktu pembayrannya telah
ditentukan.

- Kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan lanba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana
perusahaan;

- Menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu memnggunakan modal kerja secara efisien;

- Jika modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Kebaikan Modal kerja

- Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan;

- Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek;

- Menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh.

- Membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo;
- Memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pmenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar;

- Memberikan pedoman yang sehingga tidak terdapat keraguab menajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.

JENIS MODAL KERJA

Menurut WB. Taylor dan Bambang Riyanto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa Jenis :

1. Modal Kerja Permanen

Modal kerja yang ada pada persahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :

a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)

Merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja
yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Modal Kerja Normal adalah modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Workig Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari :

a. Modal kerja musiman (Seasional Working Capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim;


b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtor;

c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya
pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

1. Volume Penjualan

Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan;

2. Faktor Musim dan Siklus

Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh factor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.

3. Perubahan dalam tekhnologi

Jika terjadi pengembangan tekhnologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap
kebutuhan akan modal kerja;

4. Kebijakan perusahaan

Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
Kebijakan Modal Kerja

1. Kebijakan Konservatif

Merupakan pemenuhan modal kerja yang lebih baik banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana
jangka pendek. Modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, dan
sebagian modal kerja variable lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek.

2. Kebijakan Moderat/Hedging

Perusahaan membiayai aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan perputaran aktiva tersebut yaitu
aktiva yang bersifat permanen dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang
bersifat variebal atau modal kerja variebal akan didanai dengan sumber dana jangka pendek (matching principle)

3. Kebijakan Agresif

Sebagian kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani
menanggung resiko yang cukup besar.

Cara Mengestimasi Kebutuhan Modal Kerja

1. Metode Keterikatan Dana

a. Periode terikatnya modal kerja yaitu jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal
kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja, akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan
modal kerja, demikian sebaliknya.
Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan perdagangan sbb :

KAS BARANG PIUTANG KAS

Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan industri sbb :

KAS BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI BARANG JADI PIUTANG DAGANG KAS

b. Proyeksi Kebutuhan Kas per Rata-rata per hari

Merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong, pembiayaa upah,
pembayaran biaya pemasaran dan pembayaran-pembayaran tunai lainnya.

2. Metode Perputaran Modal Kerja

Dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perpitaran piutang, dan
perputaran persediaan.
Contoh :

2012 (Rp) 2013 (Rp)

Kas 200.000 400.000

Piutang 500.000 600.000

Persediaan 700.000 800.000


Penjualan 20.000.000

LANGKAH I :

Perputaran Kas = Penjualan / Rata-rata Kas

= 20.000.000 / ((200.000+400.000)/2)

= 20.000.000 / 300.000

= 66,67 = 67 kali

Perputaran Piutang = Penjualan / Rata-Rata Piutang

= 20.000.000 / ((500.000+600.000)/2))

= 20.000.000 / 550.000

= 36,36 = 37 kali

Perputaran Penjualan = penjualan / rata-rata Persediaan

= 20.000.000 / ((700.000+800.000/2))

= 20.000.000 / 750.000

= 26,67 = 27 kali

LANGKAH II :
Menghitung periode terkait elemen modal kerja :

Kas = 360/67 = 5,37 = 5 hari

Piutang = 360/37 = 9,37 = 9 hari

Persediaan = 360/27 = 13,33 = 13 hari

TOTAL = 27 Hari

Dari perhitungan tersebut diatas didapakan periode terikat elemen modal kerjanya adalah sebesar 27 hari, sehingga perputaran
elemen modal kerja sebesar =

360 / 27 = 13,33 = 13 kali.

Jika diestimasikan tahun 2014 penjualan naik menjadi 30.000.000 maka estimasi kebutuhan modal kerja adalah 30.000.000 / 13 =
Rp 2.307.692,31

Semoga bermanfaat :)

Senin, 28 Januari 2013

RASIO KEUANGAN,.....apa itu..????


Adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan.
Kegunaan dari rasio keuangan :

a. Membimbing Investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek
pada masa datang.

b. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

c. Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah
membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

MACAM-MACAM RASIO KEUANGAN


A. RASIO NERACA

Jenis Rasio Neraca disini adalah :

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya.

Likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%.

a. Rasio Lancar (Current ratio) = Aktiva Lancar (Current Assets) / Hutang Lancar (Current Liabilities)
Current Assets adalah pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang atau siklus usaha normal yang lebih besar.
Current Liabilities adalah kewajiban yang pembayarannya kurang dari 1 tahun atau siklus operasi normal dalam usaha.
Contoh : Dik : Aktiva lancar Rp 50 juta dan Hutang Lancar Rp 40 juta, maka rasio lancarnya adalah 50 juta / 40 juta = 1.25%
Artinya setiap 1 rupiah hutang lancar bisa dijamin dengan 1 rupiah aktiva lancar.
Rasio lancar digunakan untuk mengunkapkan jaminan keamanan (margin of safety) perusahaan terhadap kredit jangka pendek.
Jika nilainya kurang dari 1% maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
Tetapi jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efisien dalam mengurus aktiva lancarnya.
b. Quick Ratio = (Aktiva Lancar Persediaan) / Kewajiban Lancar

Persediaan ini terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Hal ini
bertujuan mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum.

Rasio cepat yang mempunyai nilai 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.

c. Cash Rasio = (Kas + Efek) / Hutang Lancar


Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang
segera dapat diuangkan.

d. Acid Test Rasio = (Kas + Efek + Hutang) / Hutang Lancar

Kemampuan untuk membayar utang yg segera hrs dipenuhi. Dengan aktiva lancar yg lebih likuid.
e. Working Capital to Total Aset Rasio
= (Aktiva Lancar Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva

Likuiditas darin total aktiva dan posisi modal kerja neto.

2. Rasio Pengungkit/Leverage/Solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajibannya dengan menggunakan semua aset yang dimiliki. Hal ini terjadi jika perusahaan mengalami pailit. Beberapa
rasio ini antara lain :

a. Total Debt to Equity Ratio = Rasio Total Hutang / Modal Sendiri


Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.

b. Total Debt to Total Capital Assets


= Rasio Total Hutang / Jumlah Modal / Total asset

Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau

Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.

c. Long Term Debt To Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jk panjang.

d. TIE (Time Interest Earned) = EBIT / Bunga Hutang Jangk Panjang


Besarnya jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG

e. Tangibel Assets Debt Coverage


= Jumlah Aktiva Intangibles Hutang Lancar / Hutang Jangka Panjang

Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya

B. RASIO-RASIO ANTAR STATEMENT KEUANGAN


3. Rasio Efisiensi/Perputaran/Rasio Aktivitas

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi
perusahaan/

a. Rasio perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan / Inventory rata-rata


Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.

b. Average Days Inventory


= Inventory Rata-rata x 360 / Harga Pokok Penjualan

Periode rata-rata persediaan berada di gudang .

c. Rasio Total Asset Turnover = Penjuala Netto Jumlah Aktiva


Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang
diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.
d. Receivable Turn Over = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
e. Average Collection Period = Penjualan rata-rata x 360 / Penjualan Kredit

Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang

f. Working Capital Turn Over

= Penjualan Netto / Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan

C. RASIO LABA/RUGI

4. Rasio Profitabilitas
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

a. Gross Profit Margin (GPM) = Penjualan Netto HPP / Penjualan netto


b. Operating Profit Margin (OPM)
= Penjualan Netto HPP Biaya Adm & Umum / Penjualan Netto
c. Net Profit Margin (NPM) = Laba Operasi Bersih / Penjualan Bersih
Untuk melihat total keuntungan bersih terhadap penjualan.
d. Return to Total Asset (ROA) = Laba Bersih / Total Asset
Untuk melihat secara jauh asset dalam menghasilkan tingkat laba.
e. Return On Equity (ROE) = Laba Bersih / Ekuitas pemegang saham
Untuk meluhat tingkat keuntungan dari investasi yang sudah ditanamkan.
f. Return On Investment (ROI) = Investasi / Total Aktiva
Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari seluruh aktiva yang tersedia.
g. Operating Rasio
= HPP + Biaya Adm + B. Penjualan + Biaya umum / Penjualan Netto

5. Rasio Nilai Pasar.

Rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku Perusahaan.

a. Price Earning Ratio (PER) = Harga Pasar per lb / EPS


b. Devidend Yield = Harga beli saham / EPS
Untuk mengetahui besarnya return yang akan diperoleh dari nilai investasi.
c. Dividend Payout ratio (Rasio Pembayaran Deviden)
= (Deviden per lb saham / Laba per lb saham) x 100%
Adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk deviden
dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham.
d. PBV (Price to Book Value) = Harga saham / Nilai ekuitas per saham(BV)
BV adalah book value yang dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi nilai PBV nya maka
semakin tinggi nilai sahamnya.

Metode pendekatan Analisi Rasio Keuangan


1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach)

Yi cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang
sejenis pada saat bersamaan.

Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada diatas, berada pada rata-rata, atau berda di bawah
rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis)

Yi cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu yang dapat memperlihatkan apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.

Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

a. Rasio tersebut dibentuk dari akuntansu dan data yang dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dpat dimanipulasi;

b. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan sedang berjalan normal dan dipimpin dengan
baik;

c. Angka-angka rasio tidak dapat berdiri sendiri :

1. Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat rasio yang hampir sama;
2. Adanya analisis kecenderungan (trend)dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.

Semoga bisa memberikan sedikit manfaat..amin


BELAJAR AKUNTANSI BERSAMA LIESTIYOWATI SE.MPd.Akt.CA

Assallamualaikum Wr. Wb,


Please Welcome to "Indahnya Belajar Akuntansi" Blog's. Congratulations and Good Usefull Reading to All

Hati Riang, Akuntansi - pun Gampang...Emak-Bapak ikut Senang..

Tampilkan posting dengan label Pengertian Teori Market Value Added. Tampilkan semua posting

Jumat, 14 Juni 2013

DEFINISI MARKET VALUE ADDED (MVA)

Menurut Brigham (Terjemahan, 2006 : 6), MVA adalah

MVA = nilai pasar dari saham ekuitas modal yang diberikan pemegang saham.

=(saham beredar) x (harga saham) total ekuitas saham biasa.


Menurut Warsono (2003:47), MVA adalah

MVA = Nilai pasar ekuitas Modal ekuitas yang dipasok

Zaky dan Ary (2002:143), MVA adalah

MVA = Market Value of Equity (MVE) Book Value of Equity (BVE)

MVE = Shares Outstanding x Stockprice

BVE = Shares Outstanding x nominal value of share

Kusnan (2007:30), MVA diperoleh dengan menghitung nilai perusahaan (company/enterprise value), penjumlahan harga pasar
seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya yang dimaksudkan untuk mobilitasi capital, dikurangi nilai buku ( book
value) atau modal yang diinvestaskan. MVA merupakan net present value dari seluruh EVA yang akan datang.

Melani (2007:44) menerangkan MVA merupakan selisih antara nilai perusahaan (enterprise value) yang merupakan nilai saham
beredar ditambah dengan utang dan jumlah modal (capital) yang ditanamkan.

Capital merupakan modal sendiri dan utang setelah penyesuaian (adjustment) penyesuaian dilakukan untuk merefleksikan kondisi
ekonomi baik atas hasil usaha (laba) maupun modal, penyesuaian yang dilakukan, misalnya kelebihan kas dikeluarkan dari modal,
amortisasi goodwill ditambahkan dikeluarkan dari modal, biaya bunga dikeluarkan dalam menghitung laba usaha.
Young & Stephen (2001:26) MVA adalah

MVA = Nilai pasar modal yang diinvestasikan

MVA yang positif berani menunjukkan pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekakyaan pemegang saham dan MVA yang
negatif mengakibatkan berkurangnya nilai modal pemegang saham, jika MVA sama dengan 0 maka perusahaan tidak
meningkatkan kekayaan bagi pemegang saham. Sehingga memaksimalkan nilai MVA seharusnya menjadi tujuan utama perusahaan
dalam meningkatkan kekayaan pemegang saham (Zaky, 2002 : 139).

Kelebihan dan kelemahan MVA

KELEMAHAN KELEBIHAN

a. Menurut Zaky & Ary (2002:139) MVA hanya


b. Menurut Zaky & Ary (2002:139) MVA
dapat diaplikasikan pda perusahaan yang merupakan ukuran tunggal dan dapat
sudah go public saja. berdiri sendiri yang tidak membutuhkan
analisis trend maupun norma industri
sehingga bagi pihak manajemen dan
penyedia dana akan lebih mudah dalam
menilai kinerja perusahaan.

Hubungan EVA dan MVA

EVA dan MVA memiliki hubungan tetapi hubungan antara EVA dan MVA merupakan hubungan yang tidak langsung. Jika pada
perusahaan memiliki sejarah EVA yang bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang bagus juga. Harga saham yang
merupakan unsur utama MVA, lebih tergantung kepada ekspektasi kinerja di masa mendatang daripada suatu kinerja historis oleh
sebab itu, sebuah perusahaan dalam sejarah EVA negatif dapat saja memiliki EVA yang positif, asalkan para investornya
mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah dimasa mendatang.

Ketika EVA atau MVA digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial sebagai bagian dari program kompensasi intensif, EVA
adalah ukuran yang umum digunakan. Alasan pertama, EVA menunjukkan nilai tambah yang terjadi selama suatu tahun tertentu,
sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan sepanjang hidupnya, bahkan mungkin termasuk masa-masa sebelum manajer
yang ada sekarang dilahirkan.

Kedua, EVA dpat diterapkan pad masing-masing divisi atau unit-unit yang lain dari sebuah perusahaan besar, sedangkan MVA harus
diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan (Brigham&Weston, 2003:70).

Menurut Warsono (2003:49), MVA perusahaan selama periode tertentu, secara teoritis dapat didefinisikan sebagai nilai sekarang
dari seluruh EVA dimasa mendatang yang diharapkan (expected future EVA). Ini berarti MVA merupakan jumlah nilai sekarang dari
keseluruhan EVA dimasa yang akan datang yang diharapkan. Berdasarkan definisi ini, jika investor mengharapkan EVA nol pada
satu tahun yang akan datang, maka mereka mengharapkan tidak ada nilai yang diciptakan, sehingga saham akan dijual pada nilai
bukunya jika EVA yang diharapkan negatif.

Teknik analisa menghitung MVA

a. Menghitung besarnya nilai pasar perusahaan yang dapat melalui harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar;

b. Menghitung modal yang diinvestasikan perusahaan yang dapat melalui harga nominal saham dikalikan dengan jumlah saham beredar.
Untuk perhitungannya menyusul... insyallah masih dalam proses analisa..!!!

Selasa, 19 Juni 2012

PENGGUNAAN SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN RATE OF RETURN DALAM COST OF
EQUITY

(Study kasus dalam mengukur kinerja EVA)

Jangan lupa Shalawat dulu yuks..3x

Ada pertanyaan dari rekan kita !!!

Didalam mengukur WACC terdapat unsure Cost of equity rate yang digunakan apakah Rate Bank Indonesia ataukah rate of
return..?

Cost of Equity (Biaya Modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari
hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk menandai suatu investasi atau operasi perusahaan.

Kita ingat bahwa formula untuk mencari Cost of Equity adalah

Laba bersih setelah pajak


Cost of Equity (re) = - x 100 %
Total Ekuitas
Konsep Biaya Modal erat kaitannya dengan konsep tingkat keuntungan yang disyaratkan dimana ada perusahaan dan investor.

Bagi perusahaan cost of capital merupakan tingkat penggunaan dana yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal
tersebut.

Sedangkan bagi investor cost of capital tersebut digunakan untuk mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.

Kita bahas dulu pengertian dari :

1. Pengertian Suku Bunga Bank Indonesia

Suku Bunga BI merupakan suku bunga yang digunakan dalam mekanisme BI untuk surat Berharga Indonesia (SBI) yang dikeluarkan
dengan menggunakan system lelang.

ATAU

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik.

Fungsi

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).
Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga
kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

2. Rate Of return (ROR)

Adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor.

Menurut Sogiyanto (2003), membedakan return saham menjadi dua jenis return realisasi (realized return) dan return ekspektasi
(Expected return).

Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Hal ini penting sebagai dasar pengukuran
kinerja perusahaan, serta sebagai dasar penentuan return ekspekasi dan resiko dimasa mendatang.

Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan bersifat tidak pasti (belum terjadi).

MENJAWAB PERTANYAAN..

Dengan adanya sedikit deskripsi diatas sudah jelas perbedaan masing-masing kepentingan antara perusahaan dan investor dalam
mengetahui tingkat pengembalian investasi atas biaya modal yang sudah didapat perusahaan atau dikeluarkan oleh investor.
**baca lagi note diatas..**

Bagi perusahaan untuk rate yang digunakan adalah ROR (Rate of return) kenapa?

Bentar-bentar kita harus tahu dulu macam-macam dari ROR diantaranya adalah :

a. Average rate of Return

Adalah metode penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau atau perbandingan antara keuntungan netto tahunnan terhadap
nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi (initial
investment) atau rata-rata investasi )average investment).

b. Internal rate of Return

Internal Rate of Return dalah tingkat diskonto ( discount rate ) yang menjadikan sama antara present value dari penerimaan cash dan
present value dari nilai investasi discount rate/tingkat diskonto yang menunjukkan net present value atau sama besarnya dengan nol.

Nerusin jawaban,,Kenapa..?

Perusahaan menggunakan suku bunga rate of return adalah untuk menghasilkan perhitungan yang cepat didasarkan pada kejadian
historis atau ekspektasi dimasa depan. jadi prosentase yang dipakai adalah tidak kurang dan tidak lebih dari data sebelumnya atau
anggapan perusahaan dimasa mendatang.

Karena untuk mendapatkan modal dari investor perusahaan harus cepat dalam mengambil langkah perhitungan. Dan karena biaya modal
sangat sulit untuk diperhitungkan secara benar dan riil maka perusahaan menggunakan ekspekstasi atau data hostoris.
Bagi Investor suku bunga yang sebaiknya dipakai adalah rate suku bunga BI. Dimana rate ini adalah rate likuiditas, yang mana
memberikan tingkat suku bunga yang pasti.

Kita tahu bahwa investor ingin mengetahui tingkat resiko dari modal yang ditanamkan dengan pasti maka mereka menggunakan Rate BI
ini.

KESIMPULAN JAWABAN

Nah, kita tahu bahwa perusahaan menggunakan ROR didalam menggunakan tingkat suku bunga dan Investor menggunakan Suku Bunga
BI. Terjadi ketimpangan dalam hal ini.

Apabila perusahaan kekeh maka invetor akan lari ke perusahaan lain. Untuk menghindari ini maka perusahaan menggunakan rate of
return adjustment (tingkat suku bunga disesuaikan). Dalam hal ini perusahaan dan investor tidak ada yang merasa dirugikan karena
prosentase suku bunga di setujui oleh kedua belah pihak dengan mempertimbangkan beberapa alasan dari masing-masing

Itu menurut saya, kalau ada jawaban lain bisa di include-kan dikolom komentar artikel ini.

Semoga bisa membantu dan nice day for us..

Rabu, 12 September 2012

PROSEDUR PENJUALAN / PEMBELIAN SECARA KREDIT SURAT KONFIRMASI PEMBAYARAN


(ORDER)
Sebenarnya banyak sekali system atau prosedur penjualan yang digunakan oleh masing-masing perusahaan. Ada yang sederhana
ada juga yang rumit. Dikatakan rumit apabila perusahaan itu menggunakan system penjualan kredit dengan menggunakan surat
yang dinamakan Konfirmasi Pembayaran.

Menurut definisi penulis :

Konfirmasi Pembayaran (KP) bisa juga disebut sebagai Konfirmasi Order adalah sebuah surat yang berisikan tanggapan atas
permintaan pembelian (Purchase Order) dari konsumen (pembeli) atas barang yang akan kita jual, dimana berisikan mengenai
produk, cara pembayaran dan pengiriman barang serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kontrak penjualan.

Setelah perusahaan membuat Konfirmasi Pembayaran maka KP tersebut harus dilayangkan kepada calon pembeli. Apabila
disetujui maka langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah langsung melakukan prosedur yang sudah tertera di dalam KP.

contoh klik disini..

Konfirmasi Pembayaran (KP) ini muncul ketika ada Purchase Order (PO)

Purchase Order muncul ketika adanya Surat Penawaran Harga (SPH).

Surat Penawaran Harga (SPH) adalah Surat yang isinya untuk menawarkan barang yang akan kita jual kepada konsumen.
Didalamnya memuat jenis atau deskripsi barang yang ditawarkan, harga serta system pengiriman dan pembayaran. Serta
memuat boleh adanya nego mengenai diskon atau tidak. Serta pengenaan PPN apakah include dengan harga faktur atau exclude
harga faktur. contoh klik disini

Secara umum prosedur penjualan sebagai berikut :

1. Membuat SPH atas market ke pihak calon pembeli;

2. Apabila SPH disetujui maka calon pembeli akan membuat PO;

3. Membuat KP berdasarkan PO;

4. Kirm KP ke calon pembeli untuk meminta persetujuan mengenai hal-hal yang tercantum di KP;

5. Apabila sudah mendapat persetujuan maka dilakukan penjualan barang sesuai perjanjian;

6. Bagian piutang akan selalu memeriksa pembayaran ke bank yang sudah ditunjuk perusahaan.

7. Lunas selesai

Untuk prosedur pembelian secara kredit merupakan kebalikan dari prosedur penjualan; yi:

1. Menerima SPH dari pemilik barang;

2. Apabila sesuai dengan spek yang diinginkan maka perusahaan akan membuat PO yang akan dikirim ke perusahaan pemilik
barang;

3. Menerima KP dari perusahaan pemilik barang;


4. Apabila setuju dengan syarat/system pembelian yang ada di KP maka bisa langsung melakukan pembelian;

5. Bagian hutang harus memeriksa saldo dan termin agar tidak salah dalam hal pembayaran;

6. Lunas - selesai

Semoga sedikit bermanfaat..

enin, 08 Desember 2014

SKOP PERUSAHAAN YANG BISA DIANALISA KINERJANYA


Saya akan mencoba menjawab dari beberapa pertanyaan pengunjung blog www.akuntan-si.blogspot.com yaitu
perusahaan yang bagaimana yang bisa di nilai kinerjanya.

Perusahaan-perusahaan yang bagaimanakah yang bisa melakukan penilaian kinerja keuangan?

1. Tak hanya perusahaan yang go publik yang bisa melakukan penilaian kinerja tetapi perusahaan yang berada
pada tingkat nasional pun bisa melakukan penilaian kinerja.

Saya kutip dari bukunya Muladi, 2006 : 416 yaitu kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan manapun, kinerja sering dikaitkan dengan kondisi laporan keuangan. Maka kinerja harus
dicapai oleh setiap perusahaan, karena merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola
dan mengalokasikan sumberdaya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang sudah ditetapkan. Standar perilaku
dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

2. Perusahaan tersebut harus mengeluarkan laporan keuangan secara periodik


Kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan
pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai
penunjang. Laporan keuangan berupa neraca, laba/rugi, arus kas dan perubahan modal yang secara bersama-
sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan.

3. Perusahaan memberikan pertanggungjawaban kepada pihak ke-tiga

Menurut Brigham dan Hosuton, 2006 yaitu Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan digunakan
investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden di masa mendatang dan resiko atas penilaian
tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja keuangan dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat
ukur pertumbuhan kekayaan pemegang saham.

4. Perusahaan ingin mengetahui kinerja manajemen

Manajemen harus menetapkan sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang melalui proses
perencanaan salah satunya dengan mengindentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
Ketika dikaitkan dengan kinerja keuangan yaitu EVA maka EVA ini digunakan untuk menilai efektifitas
manajerial untuk satu tahun tertentu. Atau EVA merupakan metode pengukuran kinerja perusahaan yang
mempertimbangkan biaya modal atas penggunaan seluruh modal dalam kegiatan operasionalnya.

Pengukuran EVA melibatkan tiga kompunen yaitu

a. Modal (capital) yang menggambarkan jumlah dana yang digunakan perusahaan dalam menjalankan usahanya,

b. Keuntungan bersih hasil operasi perusahaan setelah pajak (NOPAT/Net Operating After Tax) yang
menggambarkan hasil penciptaan nilai dalam perusahaan;

c. Biaya modal (cost of capital) yang menggambarkan biaya pengorbanan dalam proses penciptaan nilai.

Untuk perhitunga EVA saya punya beberapa contoh soal bisa lihat dibawah :

Contoh 1 : Apabila EVA dikaitkan dengan penilaian saham

Contoh 2 : Apbila EVA dikaitkan dengan pertumbuhan laba

Baca juga mengenai rasio keuangan

Semoga bermanfaat, dan sedikit membantu. :)


sukses buat kita !!!

Rabu, 05 Februari 2014

TABEL NPV (PRESENT VALUE)

BrealeyMyersAllen: Principles of Corporate Finance, Eighth Edition Back Matter Appendix A: Present Value
Tables

The McGrawHill Companies, 2005

PRESENT VALUE TABLES APPENDIX A

APPENDIX TABLE 1

Discount factors: Present value of $1 to be received after t years1/(1r)t.

Number Interest Rate per Year of Years

1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 11% 12% 13% 14% 15%

1 .990 .980 .971 .962 .952 .943 .935 .926 .917 .909 .901 .893 .885 .877 .870

2 .980 .961 .943 .925 .907 .890 .873 .857 .842 .826 .812 .797 .783 .769 .756

3 .971 .942 .915 .889 .864 .840 .816 .794 .772 .751 .731 .712 .693 .675 .658
4 .961 .924 .888 .855 .823 .792 .763 .735 .708 .683 .659 .636 .613 .592 . 572

5 .951 .906 .863 .822 .784 .747 .713 .681 .650 .621 .593 .567 .543 .519 .497

6 .942 .888 .837 .790 .746 .705 .666 .630 .596 .564 .535 .507 .480 .456 .432

7 .933 .871 .813 .760 .711 .665 .623 .583 .547 .513 .482 .452 .425 .400 .376

8 .923 .853 .789 .731 .677 .627 .582 .540 .502 .467 .434 .404 .376 .351 .327

9 .914 .837 .766 .703 .645 .592 .544 .500 .460 .424 .391 .361 .333 .308 .284

10 .905 .820 .744 .676 .614 .558 .508 .463 .422 .386 .352 .322 .295.270 .247

11 .896 .804 .722 .650 .585 .527 .475 .429 .388 .350 .317 .287 .261 .237 .215

12 .887 .788 .701 .625 .557 .497 .444 .397 .356 .319 .286 .257 .231 .208 .187
13 .879 .773 .681 .601 .530 .469 .415 .368 .326 .290 .258 .229 .204 .182 .163

14 .870 .758 .661 .577 .505 .442 .388 .340 .299 .263 . 232 .205 .181 .160 .141

15 .861 .743 .642 .555 .481 .417 .362 .315 .275 .239 .209 .183 .160 .140 .123

16 .853 .728 .623 .534 .458 .394 .339 .292 .252 .218 .188 .163 .141 .123 .107

17 .844 .714 .605 .513 .436 .371 .317 .270 .231 .198 .170 .146 .125 .108 .093

18 .836 .700 .587 .494 .416 .350 .296 .250 .212 .180 .153 .130 .111 .095 .081

19 .828 .686 .570 .475 .396 .331 .277 .232 .194 .164 .138 .116 .098 .083 .070

20 .820 .673 .554 .456 .377 .312 .258 .215 .178 .149 .124 .104 .087 .073 .061

Note: For example, if the interest rate is 10 percent per year, the present value of $1 received at year 5 is $.621.

Number Interest Rate per Year of Years


16% 17% 18% 19% 20% 21% 22% 23% 24% 25% 26% 27% 28% 29% 30%

1 .862 .855 .847 .840 .833 .826 .820 .813 .806 .800 .794 .787 .78 .775 .769

2 .743 .731 .718 .706 .694 .683 .672 .661 .650 .640 .630 .620 .610 .601 .592

3 .641 .624 .609 .593 .579 .564 .551 .537 .524 .512 .500 .488 .477 .466 .455

4 .552 .534 .516 .499 .482 .467 .451 .437 .423 .410 .397 .384 .373 .361 .350

5 .476 .456 .437 .419 .402 .386 .370 .355 .341 .328 .315 .303 .291 .280 .269

6 .410 .390 .370 .352 .335 .319 .303 .289 .275 .262 .250 .238 .227 .217 .207

7 .354 .333 .314 .296 .279 .263 .249 .235 .222 .210 .198 .188 .178 .168 .159

8 .305 .285 .266 .249 .233 .218 .204 .191 .179 .168 .157 .148 .139 .130 .123

9 .263 .243 .225 .209 .194 .180 .167 .155 .144 .134 .125 .116 .108 .101 .094

10 .227 .208 .191 .176 .162 .149 .137 .126 .116 .107 .099 .092 .085 .078 .073

11 .195 .178 .162 .148 .135 .123 .112 .103 .094 .086 .079 .072 .066 .061 .056

12 .168 .152 .137 .124 .112 .102 .092 .083 .076 .069 .062 .057 .052 .047 .043

13 .145 .130 .116 .104 .093 .084 .075 .068 .061 .055 .050 .045 .040 .037 .033

14 .125 .111 .099 .088 .078 .069 .062 .055 .049 .044 .039 .035 .032 .028 .025

15 .108 .095 .084 .074 .065 .057 .051 .045 .040 .035 .031 .028 .025 .022 .020

16 .093 .081 .071 .062 .054 .047 .042 .036 .032 .028 .025 .022 .019 .017 .015

17 .080 .069 .060 .052 .045 .039 .034 .030 .026 .023 .020 .017 .015 .013 .012

18 .069 .059 .051 .044 .038 .032 .028 .024 .021 .018 .016 .014 .012 .010 .009
19 .060 .051 .043 .037 .031 .027 .023 .020 .017 .014 .012 .011 .009 .008 .007

20 .051 .043 .037 .031 .026 .022 .019 .016 .014 .012 .010 .008 .007 .006 .005

Jumat, 24 Januari 2014

TEORI HAL MENENTUKAN INVESTASI ITU DI TERIMA ATAU DITOLAK

Sebelumnya masuk ke contoh soal maka kita terlebih dahulu mengetahui pengertian-pengertian istilah dibawah ini :

A. NPV (Net Present Value)

Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital
sebagai diskon factor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan
pada saat ini.

ATAU

NPV ini memperhatikan time value of money (nilai waktu dari uang) sehingga proceed/net cash flow yang digunakan dalam
menghitung NPV adalah proceed yang didiscountokan atas dasar biaya modal (cost of capital) atau rate of return yang diinginkan.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

Dalam metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari proceeds yang diharapkan atas dasar
discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan proceeds selama usianya dikurangi dengan Present
Value dengan jumlah investasinya (initial investment).

Selisih antara PV dari keseluruhan Proceeds dengan PV dari pengeluaran modal dinamakan Net Present Value (nilai sekarang
bersih).

RUMUS :

NPV = Rt / (1+i)t

Dimana : t = waktu arus kas

I = suku bunga diskonto yang digunakan

Rt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

Arti Perhitungan NPV

Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan :

HASIL ARTINYA KEPUTUSAN

NPV > 0 Investasi yang dilakukan Proyek bisa dijalankan


memberikan manfaat bagi
perusahan

NPV < 0 Investasi yang dilakukan akan Proyek ditolak


mengakibatkan kerugian bagi
perushaan

NPV = 0 Investasi yang dilakukan tidak Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
mengakibatkan perusahaan untung dilaksanakan tidak berpengaruh pada
ataupun rugi keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan
criteria lain misalnya dampak investasi
terhadap positionin perusahaan.

B. IRR (Internal Rate of Return)

Merupakan indicator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya
(rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank,
reksadana dan lain-lain).
ATAU

IRR adalah tingkat bunga (discount) yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang proceed yang diharapkan akan diterima ( PV of
Proceed) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of Outlays).

IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi
yang dilakukan lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum attractive rate of return. Minimum acceptable
rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima ( present
value of future proceed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi.

RUMUS

Dimana :

i1 = bunga rendah

NPV1 = NPV pada bunga rendah

NPV2 = NPV pada bunga tinggi

i2 = Bunga tinggi

Untuk mencari besarnya IRR dapat dilakukan dengan metode Trial and Error (coba-coba), yaitu mencoba menggunakan suku
bunga tertentu, melakukan perhitungan, kemudian menerimanya.

Perhitungan IRR Praktis


IRR = Bunga Rendah + (NPV / (NPV pada bunga rendah NPV pada bunga tinggi) x (Bunga tinggi bunga rendah))

Bila suku bunga yang kita gunakan itu belum memberikan hasil PV of Proceed sama dengan PV of Outlays, maka dicoba lagi
sehingga diperoleh pada tingkat discount rate tertentu PV of Proceed dikurangi PV of Outlays sama dengan nol.

C. ARR (Accounting Rate of Return)

ARR dapat dihitung dengan dua cara :

a. ARR = (NI / Io) x 100%

Dimana :
NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

I0 = Initial Outlays (jumlah investasi pada awal periode)

b. ARR atas dasar Average Investment

ARR = (NI / (Io:2)) x 100%


Diaman :

NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

I0 : 2 = Initial Outlays (investasi rata-rata).

D. PAYBACK PERIOD
ADALAH SUATU PERIODE YANG DIPERLUKAN UNTUK DAPAT MENUTUP KEMBALI PENGELUARAN INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN
PROCEED ATAU NET CASH FLOW.
Cara menghitung dengan menggunakan metode ini adalah :

Jika proceed setiap tahun dari suatu proyek adalah sama selama umur proyek, dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Payback Period = (Total Investasi / Proceed rata-rata tahunan) x 1 th

ATAU

Payback Period = (Total Investasi / Kas Masuk Bersih) x 1th

E. PI (Profitability Index)

Adalah antara nilai sekarang aliran kas masuk netto (Present Value of Proceed) di masa mendatang dengan aliran kas keluar mula-
mula (Present Value of Outlays).
Profitability Index = Present Value of Proceed / Present Value of Outlays

Kriteria penilaiannya, apabila P1 sama dengan 1 atau lebih maka usulan proyek tersebut diterima, sebaliknya bila PI kurang dari 1
maka usulan proyek ditolak.

Untuk soal insyallah dilanjutkan berikutnya.. sll ikutin yach..


Rabu, 13 Februari 2013

PENGERTIAN GOING CONCERN DIDALAM STANDAR AUDITING

Artikel dibawah merupakan sedikit jawaban atas pertanyaan dari penanya blog.

Terimakasih atas kunjuangannya :B

Menurut Wikipedia

Going concern atau kelangsungan usaha adalah prinsip dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Selain itu Going Concern adalah
dimana entitas (perusahaan) biasanya dilihat sebagai berkelanjutan dalam bisnis di masa mendatang.
Dimana pentingnya perusahaan melakukan perlunya likuidasi, penghentian perdagangan atau mencari perlindungan dari kreditur
sesuai dengan undang-undang atau peraturan untuk menjaga supaya tetap going concern.

Going Concern berdasar laporan dari sisi auditor

Kita sebenarnya tahu, bahwa tugas auditor yang paling kunci adalah memeriksa dan mengevaluasi atas laporan keuangan disertai
bukti yang otentik baik dari sisi internal maupun eksternal serta memberikan opini terhadap hasil pemeriksaan tersebut.

Dalam hubungannya dengan going concern auditor mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk melajutkan kelangsungan hidup
untuk jangka waktu tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit.

Hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang auditor dalam mengevaluasi laporan keuangan entitas untuk mengetahui tingkat
adanya going concern adalah :

a. Auditor mempertimbangkan barang-barang seperti tren negatif dalam hasil operasi, kredit macet, penolakan kredit perdagangan
dari pemasok ekonomis komitmen jangka panjang, dan proses hukum dalam memutuskan jika ada keraguan substansiol atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Jika auditor yakin ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan hidup untuk jangka
waktu yang wajar, ia harus memperoleh informasi tentang rencana manajemen yang dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari
kondisi atau peristowa dan menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.

b. Auditor memberikan pedoman dalam menyediakan kerangka kerja untuk membantu direksi, komite audit dan tim keuangan
apakah sesuai untuk mengadopsi dasar kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan dan dalam membuat
pengungkapan yang seimbang, proporsional dan jelas.
Perusahaan dikatakan memenuhi standar going concern apabila didalam laporan keuangan untuk pencatatan aset dan kewajiban
adalah tepat atas dasar bahwa perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan kewajiban dalam kegiatan usaha normal.

Auditor didalam memberikan opini going concern harus mempertimbangkan atas kondisi / peristiwa keungan yang ada.

Contohnya tren-untuk Negatif misalnya, kerugian operasi berulang, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari aktivitas
operasi, merugikan rasio keuangan indikasi lain yang mungkin kesulitan keuangan-misalnya, default pada pinjaman atau mirip
perjanjian, tunggakan dalam bentuk dividen, penolakan kredit perdagangan biasa dari pemasok, restrukturisasi utang, tidak
dipenuhinya persyaratan modal hukum, perlu mencari sumber baru atau metode pembiayaan atau untuk membuang aset
substansial internal hal-misalnya, bekerja penghentian atau tenaga kerja lainnya kesulitan, ketergantungan besar pada
keberhasilan suatu proyek tertentu, tidak ekonomis komitmen jangka panjang, perlu secara signifikan merevisi operasi hal
eksternal yang memiliki terjadi-misalnya, proses hukum, undang-undang, atau hal-hal serupa yang mungkin membahayakan
kemampuan entitas untuk beroperasi; kerugian dari waralaba kunci, lisensi, atau paten, kehilangan pelanggan atau pemasok
utama, bencana yang tidak diasuransikan atau underinsured seperti kekeringan, gempa bumi, atau banjir.

Apabila auditor dalam mengevaluasi ada keraguan substansial dan hal tersebut sudah dipertimbangkan dengan rencana
manajemen, maka ia harus mempertimbangkan menyimpulkan bahwa ketidakpastian yang signifikan mengenai kemampuan entitas
untuk going concern terjadi untuk jangka waktu yang wajar dari sisa-sisa waktu, kecukupan pengungkapan tentang
ketidakmampuan kemungkina perusahaan untuk going concern. Di dalam laporan audit termasuk Paragraf Penjelasan (setelah
paragraf pendapat) untuk mencerminkan kesimpulannya.

Kesimpulan auditor tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan kelangsungan hidup harus diekspresikan melalui penggunaan
frase "ketidakpastian yang signifikan mengenai kemampuannya (entitas) untuk melanjutkan kelangsungan hidup" [atau kata-kata
serupa yang terdiri atas persyaratan substansial keraguan dan kekhawatiran akan] seperti yang digambarkan dalam ayat .13.
[Seperti diubah, efektif untuk laporan yang dikeluarkan setelah tanggal 31 Desember 1990, dengan Pernyataan Standar Auditing
No 64.]

Atau bisa klik disini.

Contoh lain :

Berikut dari paragraf penjelasan (setelah paragraf pendapat) dalam laporan auditor menggambarkan ketidakpastian tentang
kemampuan entitas untuk melanjutkan sebagai keprihatinan pergi untuk jangka waktu yang wajar. Laporan keuangan terlampir
disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan kelangsungan hidup. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan X
atas laporan keuangan, Perseroan telah berulang kali menderita kerugian operasi dan memiliki defisiensi modal bersih yang
menimbulkan keraguan substansial kemampuannya untuk kelangsungan pergi. Rencana manajemen sehubungan dengan hal ini
juga dijelaskan dalam Catatan X. Laporan keuangan tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul akibat dari ketidakpastian
ini. [Seperti diubah, efektif untuk laporan yang dikeluarkan setelah tanggal 31 Desember 1990, dengan Pernyataan Standar
Auditing No 64.] Jika auditor menyimpulkan bahwa entitas pengungkapan sehubungan dengan kemampuan entitas untuk
melanjutkan kelangsungan hidup untuk jangka waktu yang wajar tidak memadai, keberangkatan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum ada. Hal ini dapat mengakibatkan baik yang memenuhi syarat (kecuali) atau pendapat yang merugikan. Pedoman
pelaporan untuk situasi tersebut disediakan di bagian 508, Laporan Laporan Keuangan Audited. Ketidakpastian yang signifikan
mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan kelangsungan hidup untuk jangka waktu yang wajar yang muncul pada periode
saat ini tidak berarti bahwa dasar untuk keraguan tersebut ada pada periode sebelumnya dan, karena itu, seharusnya tidak
mempengaruhi laporan auditor pada laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan secara komparatif. Ketika laporan
keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya yang disajikan secara komparatif dengan laporan keuangan periode berjalan,
pelaporan petunjuk yang diberikan dalam bagian 508. Jika keraguan substansial tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan
kelangsungan hidup untuk jangka waktu yang wajar ada pada tanggal laporan periode sebelumnya keuangan yang disajikan
secara komparatif, dan keraguan yang telah dihapus pada periode saat ini, paragraf penjelasan termasuk dalam laporan auditor
(setelah paragraf pendapat) terhadap laporan keuangan periode sebelumnya tidak
harus diulang.

Berdasarkan dari sumber WIKIPEDIA bahwa Mengapa Auditor Gagal Komentar pada Pengecualian Asumsi Going Concern.

Karena penerbitan pendapat going concern dikhawatirkan menjadi self-fulfilling prophecy, yang menyatakan bahwa apabila
auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang

membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya.

Kreditor sering menganggap subjek untuk kualifikasi sebagai alasan tersendiri untuk tidak memberikan pinjaman, alasan selain
keadaan menciptakan ketidakpastian yang menyebabkan kualifikasi. Dengan demikian, kualifikasi auditor cenderung menjadi self-
fulfilling prophecy. Auditor ditempatkan di tengah dilema moral dan etika: apakah untuk mengeluarkan pendapat going concern
dan risiko meningkat dengan kesulitan keuangan klien mereka, atau tidak mengeluarkan pendapat going concern dan risiko tidak
memberitahu pihak yang berkepentingan dari kemungkinan kegagalan perusahaan. Harapannya adalah bahwa mengeluarkan
pendapat going concern mungkin mempromosikan kegiatan timelier penyelamatan. Alasan lain, lebih merisaukan bahwa auditor
mungkin gagal untuk mengeluarkan pendapat going concern telah disinggung oleh media mainstream di WorldCom dan Enron
kegagalan bisnis: kurangnya independensi auditor. Manajemen menentukan masa jabatan auditor dan remunerasi. Ancaman
menerima modifikasi going concern dapat mengirimkan manajemen untuk auditor lain, dalam sebuah fenomena yang disebut
sebagai Apalagi "belanja pendapat.", Dalam kasus ekstrim dari diri-ramalan, jika klien bangkrut, auditor kehilangan masa Audit
biaya. Ini takut kehilangan biaya masa depan dapat membahayakan kemampuan auditor untuk membuat opini yang tidak bias
pada laporan keuangan klien.

Jumat, 21 Oktober 2011

PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT


Sebenarnya saya akan membahas mengenai peran auditor di bab berikutnya setelah cukup membahas mengenai hal akuntansi
dasar dan menengah. Tetapi karena adanya permintaan dari seorang teman yang menanyakan kepada saya apa itu auditor dan
bagiamana system kerjanya serta bedanya dengan accounting?,,,,dengan senang hati akan saya bahas, dan disini saya akan bahas
sedikit demi sedikit. Sehingga pembaca paham dan lebih mudah untuk memahamiinsyallah semoga bermanfaat stay join yach

Sedikit cerita nich,

Bahwa pada bulan Juli 2002, sebuah konggres menyetujui mengenai dikeluarkannya Undang-undang Sarbanes Oxley atau
merupakan peraturan sekuritas yang signifikan sejak Undang-undang sekuritas tahun 1933 dan 1934. Konggres ini mempunyai
tujuan dimana pengendalian dalam perusahaan serta peran auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Karena pada waktu itu terjadi penyelewengan di perusahaan di Worldcom yang melibatkan puncak direktur (CEO) yaitu Bernie
Ebbers dimana dia meminta penyelianya bernama Chooper untuk tidak membocorkan masalah atas transaksi pembelian computer
yang tidak memiliki bukti senilai $500 juta. Dan pada saat itu Cooper berusaha untuk untuk menggali informasi sedalam-
dalamnya. Walaupun permintaan dari atasan chopper diminta untuk tidak memakai istilah pengendalain internal perusahaan
apabila sewaktu-waktu ditanya oleh pihak-pihak terkait. Tetapi Cooper ini menolak dan memberikan masukan kepada atasannya
itu. Tetapi tidak ditanggapi.

Akhirnya pada akhir Mei 2002 tim Cooper menemukan ketidakberesan dalam pembukuan. Dimana perusahaan sudah mengubah
kerugian sebesar $662 menjadi laba sebesar $2.4 miliar pada tahun 2001. Pada saat itu Cooper dipanggila oleh atasannya untuk
menunda pemeriksaan sampai kuartal berikutnya tetapi Cooper ini menolaknya.

Dan pada bulan Juni 2002 perusahaan mengumumkan adanya penggelembungan aktiva sebesar $3.8 miliar, suatu kecurangan
akuntansi yang sangat luar biasa pada waktu itu.

Sumber : Amanda Riplay The Night Detective (30 Desember 2002) dan Susan Pulliam dan Deborah Solomon Uncooking the
books (30 Oktober 2002).
Nah, dari cerita diatas tentunya sudah jelas bagaimana peran auditor didalam suatu perusahaan.

Pengertian Auditing

Adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
itu dan criteria yang telah ditetapkan. Dan Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Langkah-langkah Audit

a. Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan

Dalam hal ini auditor melakukan pemeriksaan secara rutin atas informasi yang dapat diukur termasuk laporan keuangan
perusahaan dan SPT PPh federal perorangan. Auditor juga mengaudit informasi yang lebih subyektif seperti efektifitas system
computer dan efisiensi operasi manufaktur.

Kriteria pemeriksaan atas laporan keuangan harus mempunyai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Oleh karena
itu KAP (kantor akuntan public) akan menentukan apakah LK itu sudah disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Untuk informasi yang lebih subyektif kriterinya ssulit untuk ditetapkan . Biasanya auditor dan entitas yang diaudit telah sepakat
mengenai criteria yang akan digunakan sebelum audit dimulai.

Missal, dalam audit atas efektifitas aspek-aspek khusus dalam operasi computer, kriterinya mungkin mencakup tingkat kesalahan
input atau output yang masih bisa ditolerir.

b. Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti

Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan
sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.
Macam-macam bukti :

1. Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)

2. Komunikasi tertulis dengan pihak luar

3. Observasi oleh auditor

4. Data elektronik dan data lain tentang transaksi

c. Orang yang kompeten dan independen

1. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami criteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta
jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu.

2. Auditor harus mempertahankan independensi yang tinggi untuk menjaga kepercayaan para pemakai yang mengandlkan laporan
mereka.

Auditor independen adalah auditor yang mengeluarkan laporan mengenai laporan keuangan perusahaan. Walaupun auditor ini
menerima fee dari perusahaan tetapi harus independen dalam melakukan audit.

d. Palaporan

Tahap terakhir yang dilakukan audtor adalah menyiapkan laporan audit (audit report), yang menyampaiakan temuan-temuan
selama melakukan audit kepada pemakai.

Laporan ini memiliki sifat yang berbeda-beda tetapi semuanya harus member tahu pembaca tentang derajat kesesuaian antara
informasi dan criteria yang telah ditetapkan. Laporan ini juga mempunyai bentuk yang berbeda dan dapat bervariasi mulai dari
jenis yang sangat teknis yang biasanya dikaitkan dengan audit laporan lisanyang sederhana dalam audit operasional atas
efektifitas suatu departemen kecil.

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DENGAN AKUNTANSI

PERBEDAAN Auditing Akuntansi


PENGERTIAN pengumpulan dan evaluasi Pencatatan, pengklasifikasian
bukti tentang informasi dan penikhtisaran peristiwa-
untuk menentukan dan peristiwa ekonomi dengan cara
melaporkan derajat yang logis bertujuan
kesesuaian antara menyediakan informasi
informasi itu dan criteria keuangan untuk mengambil
yang telah ditetapkan. keputusan.
Dan Auditing harus
dilakukan oleh orang yang
kompeten dan
independen.

TUGAS Meng-audit data akuntansi Memberikan laporan keuangan


yang disajikan oleh bagian yang sudah dibuat kepada
akuntansi dalam suatu auditor disertai bukti-bukti
entitas yang akan yang mendukung pelaporan
diperiksa

CAPABILITY Mampu menentukan Mampu menganalisa,


apakah informasi yang mengelompokkan serta
dicatat itu mencerminkan mengikhtisarkan setiap akun
dengan peristiwa2 dan membuat laporan
ekonomi selama periode keuangan
akuntansi

HASIL Laporan auditor Laporan keuangan atas bukti


independen atas hasil transaksi yang sudah diolah
pemeriksaan

INDEPENCE Tidak bergantung kepada Tergantung kepada


entitas yang diaudit perusahaan dan berusaha
untuk menampilkan LK
secantik mungkin

Sumber : Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. Auditing dan Jasa Asuransi 2008

Dibawah ini akan saya berikan contoh mengenai contoh Laporan Atas hasil Audit

LIESTIYOWATI & Rekan Izin Usaha No. XXX/KM.6/2xx6

Purwodadi-Grobogan

Semarang Jawa Tengah

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan No. : 001/EI-2010/TTS

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi

PT. EMAK-BAPAK (EM)


Kami telah mengaudit neraca PT. EM tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institit Akuntan
Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksankan audit
agar memperoleh kayakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penialaian atas
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajamen, serta
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. EM tanggal 31 Desember 2010 dan 2009,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

SEbagaimana diungkapkan dalam catatan 3 atas laporan keuangan, pada tahun 2010
perusahaan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Sehubungan dengan itu, laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 telah
disajikan kembali untuk menerapkan standar akuntansi ini. Menurut pendapat kami, penyajian
kembali tersebut telah dilakukan semestinya.

Liestiyowati, CPA

Nomor Ijin Akuntan Publik : xx.xx.xx


Semarang, 25 Maret 2011

Jumat, 15 Juni 2012

KELEBIHAN , PEMERIKSAAN & KEBERATAN PEMBAYARAN PAJAK

Istighfar dulu yuks...3 x saja kok heheh

Sumber : www.ortax.org

KELEBIHAN PEMBAYARAN

Dalam hal pajak yang terhutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit [ajak, atau dengan
kata lain pembayaran pajak yang dibayar atau dipotong atau dipungut lebih besar dari yang seharusnya terhutang,
maka wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan kembali kelebihan tersebut. Pengembalian pembayaran
pajak dapa diberikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak permohonan diterima secara lengkap.

Untuk wajib pajak masuk criteria wajib pajak patuh, pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat dilakukan
paling lambat 3 bulan PPh dan 1 bulan untuk PPN sejak permohonan diterima. Perlu diketahui pengembalian ini
dilakukan tanpa pemaksaan.
Wajib pajak dapat melakukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak melalui dua cara :

1. Dengan melalui Surat Pemberitahuan (SPT)

2. Dengan mengirimkan surat permohonan yang ditujukan kepada kepala KPP.

Apabila DJP terlambat mengembalikan kelebihan pembayaran yang semestinya dilakukan, maka WP berhak
menerima bungan 2% per bulan maksimum 24 bulan.

PEMERIKSAAN & PENYIDIKAN

Fungsi dari pemeriksaan dan penyidikan yang dilakukan DJP kepada WP adalah sebagai bentuk pengawasan
terhadap WP yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan WP.

A. PEMERIKSAAN

Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah menguji kepatuhan WP dan tujuan lain yang ditetapkan oleh DJP.
Dalam hal dilakukan pemeriksaan, WP berhak :

1. Meminta Surat Perintah Pemeriksaan

2. Melihat Tanda Pengenal Pemeriksan

3. Mendapat Penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan


4. Meminta rincian perbedaa antara hasil pemeriksaan dan SPT.

Pemeriksaan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi pemeriksaan rutin, pemeriksaan kriteria seleksi, pemeriksaan
khusus, pemeriksaan WP lokasi, pemeriksaan tahun berjalan dan pemeriksaan bukti permulaan. Pemeriksaan yang
disebutkan terakhir adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap WP yang terindikasi melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.

B. PENYIDIKAN

Adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik yaitu PNS tertentu di lingkungan DJP, untuk mencari dan
mengumpulkan bukti-bukti yang membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan.
Tindak pidana di bidang perpajakan dapat berupa kealpaan atau kesengajaan yang dilakukan oleh WP.

Kealpaan disini bermaksud WP alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidka benar
atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan Negara. Kealpaan dapat diartikan tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang mengindahkan
kewajibannya.

Kriteria kesengajaan adalah sebagai berikut :

1. Tidak mendaftarkan diri, atau penyalahgunaan NPWP atau PPKP

2. Tidak menyampaikan SPT

3. Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap

4. Menolak untuk dilakukannya pemeriksaan


5. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu

6. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku,
catatan, atau dokumen lainnya, atau

7. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan Negara.

PENETAPAN, KEBERATAN, BANDING & PENINJAUAN KEMBALI


Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan DJP, maka akan diterbitkan suatu surat Ketetapan Pajak, yang dapat
mengakibatkan pajak terhutang menjadi kurang bayar, lebih bayar atau nihil. Jika wajib pajak tidak sependapat
maka dapat mengajukan keberatan atas surat ketetapan tersebut. Selanjutnya apabila belum puas dengan
keputusan keberatan tersebut maka wajib pajak dapat mengajukan banding. Langkah terakhir yang dapat dilakukan
oleh WP dalam sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke MA.

A. PENETAPAN

Dilakukan oleg DJP. Jenis-jenis ketetapan yang dikeluarkan adalah :


SKPLB, SKPKB, SKPKBT, dan SKPN. Disamping itu dapat diterbitkan pula SUrat Tagihan Pajak (STP) dalam hal
dikenakannya sanksi adsmnistrasi dapat berupa denda, bunga, dan kenaikan.

Sanksi Adsministrasi

NO PASAL MASALAH SANKSI KETERANGAN

DENDA
1 7 (1) SPT Terlambat disampaikan:

Rp 50.000 Per SPT


a. Masa

Rp Per SPT
b. Tahunan 100.000

2 8 (3) Pembetulan sendiri dan belum 200% Dari Jumlah pajak


disidik yang kurang bayar

3 14 (4) 2%
a. Pengusaha kena PPN
tidak PKP

2%
b. Pengusaha tidak PKP
> Dari DPP
buat faktur pajak

2%
c. PKP tidak buat faktur
atau faktur tidak
lengkap

BUNGA

1 8 (2) Pembetulan SPT dalam 2 tahun 2% Per bulan, dari


jumlah pajak yang
kurang bayar

2 9 (2a) Keterlambatan pembayaran 2% Per bulan, dari


pajak jumlah pajak yang
terutang

3 13 (2) Kekurangan pembayaran pajak 2% Per bulan, dari


dalam SKPKB jumlah pajak yang
kurang bayar, max
24 bulan

4 13 (5) SKPKB diterbitkan setelah 48% Dari jumlah pajak


lewat waktu 10 th karena yang tidak mau
adanya tindak pidana atau kurang dibayar

5 14 (3) 2% Per bulan, dari


a. PPh tahun berjalan jumlah pajak yang
tidak/kurang bayar tidak/kurang bayar,
max 24 bulan

2% Per bulan, dari


b. SPT Kurang Bayar jumlah pajak yang
tidak/kurang bayar,
max 24 bulan

6 15 (4) SKPKBT diterbitkan setelah 48% Dari jumlah pajak


lewat waktu 10 tahun karena yang tidak atau
adanya tindak pidana. kurang dibayar

7 19 (1) SKPKB/T, SK Pembetulan, SK 2% Per bulan, atas


Keberatan, Putusan Banding jumlah pajak yang
yang menyebabkan kurang tidak/kurang bayar.
bayar terlambat dibayar

8 19 (2) Mengangsur atau menunda 2% Per bulan, bagian


dari bulan dihitung
penuh 1 bulan

9 (19 (3) Kekurangan pajak akibat 2% Atas kekurangan


penundaan SPT pembayaran pajak

KENAIKAN

1 9 (5) Pengungkapan ketidakbenaran 50% Dari pajak yang


SPT setelah lewat 2 tahun kurang dibayar
sebelum terbitnya SKP

2 13 (3) Apabila : SPT tidak


disampaikan sebagaimana
disebut dalam surat teguran,
PPN/PPnBM yang tidak
seharusnya dikompensasikan
atau tidak tariff 0%, tidak
terpenuhinya pasal 28 dan 29

50% Dari PPh yang


a. PPh yang tidak atau tidak/kurang
kurang dibayar dibayar
100% Dari PPh yang
b. Tidak/kurang tiak/kurang
potong/dipungut/disetor dipotong/dipungut
kan

100% Dari PPN/PPnBM


c. PPN/PPnBM tidak atau yang tidak atau
kurang dibayar kurang bayar

3 15 (2) Kekurangan pajak pada 100% Dari jumlah


SKPKBT kekurangan pajak
tersebut

B. KEBERATAN

Wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan asas suatu ketetapan pajak dengan mengajukan
keberatan secara tertulis kepada DJP paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan, dan atas dasar keberatan
tersebut DJP akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak surat
keberatan diterima.
Syarat pengajukan keberatan adalah :

1. Mengajukan surat keberatan DJP c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat atas SKPKB, SKPKBT, SKPLB,
SKPN, dan pemotongan dan pemungutan oleh pihak ketiga.
2. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak terhutang menurut
perhitungan WP dengan menyebutkan alas an-alasan yang jelas.

3. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak surat Ketetapan pajak, kecuali WP dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya.

4. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan diatas tidak dianggap sebagai Surat keberatan, sehingga tida
dipertimbangkan.

C. BANDING

Apabila WP masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas keberatan yang diajukannya, maka WP
masih dapat mengajukan banding ke Badan Peradilan Pajak. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam
bahsa Indonesia dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima dilampiri surat keputusan keberatan tersebut.
Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding. Perlu diketahui bahwa WP yang mengajukan banding
harus membayar minimal 50% dari hutang pajak yang dilakukan banding. Pengadilan pajak harus menetapkan
putusan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak surat banding diterima.
Apabila putusan pengadilan Pajak mengabulkan sebagian atau seluruh Banding, maka kelebihan pembayaran pajak
dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 bulan.

D. PENINJAUAN KEMBALI (PK)

Apabila WP masih belum puas dengan putusan banding, maka wajib pajak masih memiliki hak mengajukan PK
kepada MA. Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kepada MA melalui pengadilan
pajak.
Pengajukan permohonan PK dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya
kebohongan atau tipu mslihat atau sejak putusan Hakim Pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap atau
ditemukannya bukti tertulis baru atau sejak putusan banding dikirim.

MA mengambil keputusan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan PK diterima.

Insyallah berlanjut yach..

Nice day and Good Luck for us.

Rabu, 16 April 2014

JAWABAN TTG BUKU BESAR UNTUK SOAL AKUNTANSI KOPERASI

SOAL KLIK DISINI

BUKU BESAR
KAS 1.1.01.01

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

1 AGUS Setoran Simp 30juta 30juta


Pokok&wajib
2 biaya rapat 500rb 29,5juta
pembentukan
koperasi

4 biaya notaris 2,5juta 27juta


mengurus izin usaha
dan NPWP

8 Menerima hibah 500rb 26,5juta


berupa peralatan
komputer + printer
serta almari kaca

9 Mencatat pembelian 8,1juta 18,4juta


persediaan berupa
barang dagangan
secara tunai dan
kredit

11 Membeli tunai 7,9juta 10,5juta


persediaan barang
daganagan brupa
tape compo, kipas
angin dan magic jar

14 Setoran simpanan 750RB 11,25juta


pokok dan wajib dari
anggota baru

15 penjualan barang 530RB 11,78JUTA


dagangan berupa
beras mentari kepada
pedagang eceran
19 Pembelian Inventaris 7,8juta 3,98juta

20 Penjualan tunai 6,08juta 10,06juta


barang dagangan

30 Biaya gaji 1,5juta 8.560.000

KAS BANK SYARIAH MANDIRI 1.1.01.02

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

6 AGUS Mencatat Pencairan 293.25juta 293,25juta


Bank Syariah Mandiri

SIMPANAN POKOK 3.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

1 AGUS Setoran Simp Pokok 20juta 20juta

14 Setoran Simp Pokok 500rb 20,5juta

SIMPANAN WAJIB 3.2


Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

1 AGUS Setoran Simp wajib 10juta 10juta

14 Setoran Simp wajib 250 10,25juta

BIAYA RAPAT 5.4.01.03

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

2 AGUS biaya rapat 500rb 500rb


pembentukan
koperasi

AKTIVA LAIN-LAIN 1.3

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

4 AGUS biaya notaris 2,5juta 2,5juta


mengurus izin usaha
dan NPWP

BIAYA ADM BANK 5.4.2.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

6 AGUS Mencatat Pencairan 3JUTA 3 JUTA


Bank Syariah Mandiri

BIAYA PROVISI 5.4.2.02

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

6 AGUS Mencatat Pencairan 3,75juta 3,75juta


Bank Syariah Mandiri

BIAYA GAJI 5.2.01

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K
2007

30 AGUS Mencatat Biaya Gaji 1,5juta 1,5juta

HUTANG BANK 2.2.01

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

6 AGUS Mencatat Pencairan 300JUTA 300JUTA


Bank Syariah Mandiri

PERALATAN KANTOR 1.2.03

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

7 AGUS Menerima hibah 9JUTA 9JUTA


berupa peralatan
komputer + printer
serta almari kaca

MODAL SUMBANGAN 3.5


Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

7 AGUS Menerima hibah 9JUTA 9JUTA


berupa peralatan
komputer + printer
serta almari kaca

PERLENGKAPAN TOKO DAN ATK 1.1.04

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

8 AGUS Menerima hibah 500rb 500rb


berupa peralatan
komputer + printer
serta almari kaca

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN BERAS MENTARI 1.1.05.1

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007
9 AGUS Mencatat pembelian 10 juta 10 juta
persediaan berupa
barang dagangan
secara tunai dan
kredit

13 Penjualan secara 2,5 juta 7,5juta


tunai berupa beras

15 penjualan barang 500RB 7 juta


dagangan berupa
beras mentari kepada
pedagang eceran

20 Penjualan Beras 5juta 2 juta


Mentari

25 Penjualan kredit 1juta 1juta


beras mentari

29 Pembelian persediaan 5,5juta 6,5juta


beras mentari

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN gula pasir 1.1.05.2

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

9 AGUS Mencatat pembelian 6,2juta 6,2juta


persediaan berupa
barang dagangan
secara tunai dan
kredit

13 Penjualan secara 310RB 5,890juta


tunai berupa gula
pasir

20 Penjualan gula pasir 620rb 5,270juta

25 Penjualan kredit gula 620rb 4,650juta


pasir

29 Pembelian persediaan 750rb 5,4juta


gula pasir

HUTANG USAHA 2.1.01

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

9 AGUS Mencatat pembelian 8,1JUTA 8,1JUTA


persediaan berupa
barang dagangan
secara tunai dan
kredit

13 pembelian secara 3JUTA 11,1JUTA


kredit berupa
makanan dan
minuman untuk
dijual

14 pembelian secara 750RB 11,85juta


kredit berupa mi
instan

29 Hutang usaha 8,750rb 20,6juta

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN TAPE COMPO 1.1.05.3

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

11 AGUS Membeli tunai 4uta 4juta


persediaan barang
daganagan brupa
tape compo

15 Penjualan tape 2juta 2juta


compo

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN KIPAS ANGIN 1.1.05.4

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K
2007

11 AGUS Membeli tunai 1,4uta 1,4juta


persediaan barang
daganagan brupa
Kipas Angin

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN magic jar 1.1.05.5

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

11 AGUS Membeli tunai 2,5juta 2,5juta


persediaan barang
daganagan brupa
magic Jar

PIUTANG USAHA 1.1.03

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

13 AGUS Penjualan secara 3,125JUTA 3,125JUTA


tunai berupa beras
dan gula pasir
15 Penjualan tape 2,5juta 5,625juta
compo

25 Penjualan kredit 3,880juta 9,505juta

INVENTARIS -SEPEDA MOTOR BEKAS 1.1.04

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

19 AGUS Pembelian Inventaris 7,8JUTA 7,8JUTA

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN MAKANAN&MINUMAN 1.1.05.6

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

13 AGUS pembelian secara 3juta 3juta


kredit berupa
makanan dan
minuman untuk
dijual
25 Penjualan makanan 2juta 1juta
dan minuman

29 Pembelian persediaan 2,5juta 3,5juta


makanan dan
minuman

PERSEDIAAN BRG DAGANGAN MI INSTAN 1.1.05.7

Saldo
Tanggal Keterangan Ref D K
D K

2007

14 AGUS pembelian secara 750RB 750RB


kredit berupa mi
instan

20 Penjualan mi instan 37.500 712.500

25 Penjualan mi instan 75rb 637.500

LABA USAHA 6.1

Tanggal Keterangan Ref D K Saldo

D K
2007

13 AGUS Laba Penjualan Beras 315.000 315.000


dan gula pasir

15 Laba Usaha 30rb 345.000


penjualan beras
mentari

15 Laba penjualan tape 500rb 845.000


compo

20 Laba Penjualan Beras 422.500 1.267.500


dan gula pasir

25 Laba Penjualan 185rb 1.452.500


barang daganga
kalau tidak dijelaskan
secara tunai didalam
soal maka yg terjadi
adalah penjualan
secara kredit

Rabu, 16 April 2014

LPORAN KEUANGAN UNTUK SOAL AKUNTANSI KOPERASI

SOAL KLIK DISINI

Laporan Keuangan Koperasi


KOPERASI EMAK BAPAK

LAPORAN HASIL USAHA

Per Agustus 2007

KETERANGAN

Partisipasi Anggota :

Partisipasi Bruto Anggota 2.500.000

Beban Pokok (2.000.000)

Partisipasi Neto Anggota 500.000

Pendapatan Dari Non Anggota :

Penjualan 13.615.000

Harga Pokok Penjualan (12.662.500)

SHU Kotor dari Non ANggota 952.500

SHU Kotor 1.452.500

Beban Operasi :

Beban Usaha :

Biaya Gaji
SHU Koperasi 1.500.000 (1.500.000)

Beban Perkoperasian : (47.500)

Beban Rapat

Beban Provisi 500.000

Beban Adm Bank 3.750.000

SHU setelah beban perkoperasian (Rugi) 3.000.000 (7.250.000)

(7.297.500)

KOPERASI EMAK BAPAK

NERACA SALDO

Per Agustus 2007

KETERANGAN D (Rp) K (Rp)

Kas 8.560.000

Kas Bank Syariah Mandiri 293.250.000

Piutang Usaha 9.505.000

Perlengkapan Toko dan ATK 500.000


Persediaan Brg Dagangan :

a. Beras Mentari 6.500.000


b. Gula pasir
c. Tape Compo 5.400.000
d. Kipas Angin
e. Magic Jar
Makanan dan Minuman 2.000.000
g. Mi Instan
1.400.000
Peralatan Kantor
2.500.000
Inventaris - Sepeda Motor Bekas
3.500.000
Aktiva Lain-lain
637.500
Hutang Usaha
9.000.000
Hutang Bank
7.800.000
Simpanan Pokok
2.500.000
Simpanan Wajib
20.600.000
Modal Sumbangan
300.000.000
SHU
20.500.000

10.250.000
9.000.000

7.297.500

TOTAL 360.350.000 360.350.000

KOPERASI EMAK BAPAK

LAPORAN ARUS KAS

PERIODE AGUSTUS 2007

AKTIVITAS OPERASI

Penjualan :

Partisipasi Anggota 500.000

Pendapatan dr Non Anggota 952.500

Biaya Gaji (1.500.000)

Biaya Rapat (500.000)


Biaya Administrasi Bank (3.000.000)

Biaya Provisi (3.750.000)

Kas (Rugi) yang diterima dari kegiatan Operasi (7.297.500)

AKTIVITAS INVESTASI 0

AKTIVITAS PENDANAAN 0

Rabu, 16 April 2014

JURNAL UMUM UNTUK AKUNTANSI KOPERASI

SOAL KLIK DISINI


UNTUK JAWABAN BUKU BESAR DAN LAPORAN KEUANGAN BISA DILIHAT DI TAB/TAMPLATE TENTANG "AKUNTANSI KOPERASI"

KOPERASI EMAK BAPAK

JURNAL UMUM

31 AGUSTUS 2007

TGL KETERANGAN REF D K


F

Agustus

1 Kas 30.000.000

Simpanan Pokok 20.000.000

Simpanan Wajib 10.000.000

(Setoran simpanan pokok dan wajib dari


anggota)

Perhitungan :

Simpanan Pokok = 100.000 x 200 = 20juta

Simpana Wajib = 50.000 x 200 = 10juta

2 Biaya Rapat 500.000

Kas 500.000

(biaya rapat pembentukan koperasi)

4 Aktiva Lain-lain 2.500.000

Kas 2.500.000

(biaya notaris mengurus izin usaha dan NPWP)

6 Kas Bank Syariah Mandiri 293.250.000

Biaya Adsministrasi Bank 3.000.000

Biaya Provisi 3.750.000


Hutang Bank 300.000.000

(Mencatat Pencairan Bank Syariah Mandiri)

Perhitungan :

Biaya Adm Bank = 1% x 300juta = 3juta

Biaya Provisi =1,25% x 300jua = 3,75juta

7 Peralatan Kantor 9.000.000

Modal Sumbangan 9.000.000

(Menerima hibah berupa peralatan komputer +


printer serta almari kaca)

8 Perlengkapan Toko dan ATK 500.000

Kas 500.000

(pembelian perlengkapan toko da ATK)

9 Persediaan barang dagangan Beras Mentari 10juta

Persediaan Barang dagangan - Gula Pasir 6,2juta

Hutang Usaha 8.100.000

Kas 8.100.000

(Mencatat pembelian persediaan berupa barang


dagangan secara tunai dan kredit)

Perhitungan :
Beras mentari = 2000kg x 5.000 = 10.000.000

Gula Pasir = 1000kg x 6.200 = 6,2juta

Untuk perhitungan hutang dan kas insyallah


pengunjung paham

11 Persediaan barang dagangan Tape compo 4juta

Persediaan barang dagangan Kipas Angin 1,4juta

Persediaan barang dagangan Magic Jar 2,5juta

Kas 7.900.000

(Membeli tunai persediaan barang daganagan


brupa tape compo, kipas angin dan magic jar)

Perhitungan :

Tape compo = 2 x 2juta = 4juta

Kipas angin = 2 x 700rb = 1,4juta

Magic jar = 5 x 500rb = 2,5juta

13 Piutang Dagang 3.125.000

HPP-Persediaan barang dagangan beras 2.500.000

HPP-Persediaan barang dagangan Gula Pasir 310.000

Laba

(Penjualan secara tunai berupa beras dan gula


pasir) 315.000

Perhitungan :

HPP Beras = 500 x 5.000 = 2.500.000

Gula Pasir = 50 x 6.200 = 310.000

Laba penjualan = (2.750.000 2.500.000) +


(375.000-310.000) = 315.000

Beras = 500 x 5.500 = 2,75 juta

Gula Pasir = 50 x 7.500 = 375rb

13 Persediaan Barang Dagangan- 3.000.000


makanan&minuman

Hutang Usaha
3.000.000
(pembelian secara kredit berupa makanan dan
minuman untuk dijual)

14 Kas 750.000

Simpanan Pokok 500.000

Simpanan Wajib 250.000

(Setoran simpanan pokok dan wajib dari anggota


baru)

Perhitungan :

Simpanan Poko = 100.000 x 5 = 500rb


Simpanan wajib = 50.000 x 5 = 250.000

14 Persediaan Barang Dagangan mi instan 750.000

Hutang Usaha 750.000

(pembelian secara kredit berupa mi instan)

Perhitungan :

Mi Instan = 20 dos x 37.500 = 750rb

15 Kas 530.000

HPP barang dagangan Beras Mentari 500.000


laba
30.000
(penjualan barang dagangan berupa beras
mentari kepada pedagang eceran)

Perhitungan :

Beras Mentari (lihat transaksi tgl 9) = 100 x


(5.300-5.000) = 30rb

15 Piutang Usaha 2,5juta

HPP Persediaan barang dagangan-tape compo 2 juta

Laba Usaha

(penjualan kredit barang dagangan berupa tape 500rb


compo kepada anggota dengan biaya adm
1.5%/bln )

Perhitungan :
Mencari HPP Tape Compo (lihat transaksi tgl 11)
=

1 x 2juta = 2 juta

19 Inventaris Sepeda Motor Bekas 7.800.000

Kas 7.800.000

(Membeli sepeda motor bekas buat inventaris)

20 Kas 6.080.000

HPP barang Dagangan-Beras Mentari 5 juta

HPP barang dagangan gula pasir 620rb

HPP daganagan-mi instan 37.500

Laba 422.500

(Penjualan tunai barang dagangan)

Perhitungan :

HPP Beras Mentari (lihat transaksi tgl 9)= 1000 x


5000 = 5juta

HPP Gula Pasir (lihat trnsaksi tgl 9) = 100 x 6.200


= 620rb

HPP mi Instan (lihat transksi tgl 14) = 1 x 37.500


= 37.500

Laba Beras Mentari = 1000 x (5.300-5000)=300rb

Laba Beras gula pasir = 100 x (7.400-


6.200)=120rb

Laba Mi instan = 1 x (40.000-37.500) = 2.500

25 Piutang dagang 3.880.000

HPP barang Dagangan-Beras Mentari 1juta

HPP barang dagangan gula pasir 620rb

HPP daganagan-mi instan 75rb

HPP dagangan Minuman & makanan 2juta

Laba 185rb

(Penjualan barang daganga kalau tidak


dijelaskan secara tunai didalam soal maka yg
terjadi adalah penjualan secara kredit)

Perhitungan :

HPP Beras Mentari (lihat transaksi tgl 9)= 200 x


5000 = 1juta

HPP Gula Pasir (lihat trnsaksi tgl 9) = 100 x 6.200


= 620rb

HPP mi Instan (lihat transksi tgl 14) = 2 x 37.500


= 75rb

HPP Minuman & makanan (lihat tgl 13) = 2juta

Laba Beras Mentari = 200 x (5.300-5000)=60rb

Laba Beras gula pasir = 100 x (7.400-


6.200)=120rb

Laba Mi instan = 2 x (40.000-37.500) = 5.000

Untuk Laba Makanan& minuman = 0 karena di


soal tidak dijelaskan mengenai harga belinya.

29 Persediaan Barang Dagangan Beras Mentari 5,5juta

Persediaan Barang dagangan GulaPasir 750rb

Persediaan barang dagangan- 2,5juta


makanan&minuman

Hutang Dagang
8,750juta
Perhitungan:

Beras Mentari = 1000 x 5.500 = 5,5juta

Gula Pasir = 100 x 7.500 = 750rb

Makanan dan minuman 2.500.000

30 Biaya Gaji 1,5juta


Kas 1,5juta

(Pembayaran gaji pegawai 2 orang)

Perhitungan :

2 x 750rb = 1,5juta

Selasa, 18 Februari 2014

PENGELOMPOKAN AKUN DALAM PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN - KOPERASI


Kenapa kita harus mempelajari ini?

Meskipun laporan keuangan yang disajikan oleh koperasi hampir sama dengan laporan keuangan pada perusahaan pada umumnya,
tetapi alangkah baiknya kita mengetahui unsure-unsur mana yang membedakannya.

Berikut akan saya berikan bentuk laporan keuangan yang biasa disajikan oleh koperasi. Sebelum masuk ke laporan keuangan
koperasi, coba dilihat dengan saksama setiap pengelompokan akun-akun yang terkait.
Berikut pengklasifikasian akun-akun yang akan Nampak di neraca.

Aktiva Aktiva lancar: Kas: uang tunai dan setara uang


Surat-surat Berharga: investasi jangka
Pendek

Piutang Usaha/Piutang Nonanggota

Piutang Anggota

Piutang Karyawan

Persediaan: Barang dagangan atau


bahan baku

Biaya-biaya yang dibayar di mua:


sewa, asuransi, dan lainnya

Perlengkapan Usaha

Dan lain-lain
Adalah semua harta koperasi yang
diharpakan dapat berubah menjadi
uang dalam tempo satu tahun
Investasi Jangka Panjang: Penyertaan dalam koperasi

Adalah dana yang ditanamkan pada Pernyertaan dalan nonkoperasi


berbagai jenis aktiva yang
Investasi dalam aktiva tetap
diharapkan memberikan
berwujud: tanah dan lainnya
penghasilan bagi koperasi
Dan lain-lain

Aktiva Tetap Berwujud: Peralatan kantor


Kendaraan
Adalah semua aktiva yang berumur
lebih dari satu tahun dan memiliki Mesin
wujud fisik
Tanah

Aktiva Tetap Tidak Berwujud: Goodwiil


Hak Paten
Adalah semua aktiva yang tidak
memiliki wujud fisik tetapi Merk dagang
memiliki manfaat nyata bagi
koperasi Hak cipta

Dan lain-lain

Aktiva lain-lain: Titipan kepada penjual


Bangunan dalam pengerjaan
Adalah aktiva yang tidak dapat
dikelompokkan pada kelompok Akta Pendirian, Dan lain-lain
aktiva yang di atas

Utang Utang Lancar: Utang usaha


Utang wesel
Adalah kewajiban koperasi yang

Dana-dana

Simpanan sukarela

Utang pajak
akan jatuh tempo dalam waktu
setahun
Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Panjang: Utang bank
Obligasi
Adalah kewajiban yang jatuh tempo
lebih dari setahun. Dan lain-lain

Ekuitas Ekuitas Koperasi: Simpanan pokok


Simpanan wajib

Simpanan penyertaan partisipasi


anggota

Modal penyertaan

Modal sumbangan/donasi

Cadangan

SHU yang belum dibagi


Adalah semua kewajiban koperasi
kepada anggota koperasi

CONTOH BAGAN AKUN KOPERASI SIMPAN PINJAM

1. AKTIVA
1.1 AKTIVA LANCAR
1.1.01 Kas
1.1.01.01 Kas

1.1.02 Bank

1.1.03 Piutang

1.1.04 Penyisihan Piutang tak Tertagih

1.1.05 Pendapatan Jasa yang Akan ditagih

1.2 AKTIVA TETAP

1.2.01 Tanah

1.2.02 Gedung Kantor

1.2.03 Peralatan Kantor

1.2.04 kumulasi Penyusutan


2. KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
2.1.01 Dana Sosial
2.1.02 Dana Pendidikan
2.1.03 Dana Pembangunan Kerja Daerah
2.1.04 Dana Kesejahteraan Pegawai
2.1.05 Tabungan Idhul Fitri
KEWAJIBAN JK. PANJANG
2.2.01 Hutang Bank

3. MODAL
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
SHU
Cadangan

4. PENDAPATAN
Pendapatan Operasional
4.1.01 Pendapatan Jasa
Pendapatan Komisi
Pendapatan Lain-lain

5. BEBAN-BEBAN
beban Bunga Bank
5.1.01 Beban Bunga Bank
Beban Haji/Upah
5.2.01 Beban Gaji/Upah Karyawan Tetap
5.2.02 Beban Gaji/Upah Karyawan Kontrak
Beban RAT Tahun Buku
Beban Administrasi dan Umum
1.4.1 Beban Administrasi dan Umum
1.4.01.01 Biaya Listrik, Air dan telp.
1.4.01.02 Biaya Transportasi
1.4.01.03 Beban Rapat
1.4.01.04 Beban Penghaspusa Piutang
1.4.01.05 Beban Penyusutan Gedung Kantor
1.4.01.06 Beban Penyusutan Peralatan Kantor
1.4.01.07 Tinjangan Hari Raya
1.4.01.08 Beben Pembinaan
1.4.01.09 Pajak Penghasilan (Pph)

LAPORAN KEUANGAN - KOPERASI

1. NERACA

KOPERASI EMAK BAPAK

NERACA

PER 31 DES 2012 DAN 2013

AKTIVA 2012 2013 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2012 2013

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Aktiva Lancar : Kewajiban Jk. Pendek : xxxx xxxx

Kas dan Bank xxx xxx Utang Usaha xxx xxx

Investasi jk. pendek xxx xxx Utang Bank xxx xxx

Piutang Usaha xxx xxx Utang Pajak xxx xxx


Piutang Pinjaman non-anggota xxx xxx Utang Simpanan Anggota xxx xxx

Piutang Lain-lain xxx xxx Utang dana bagian SHU xxx xxx

Penyisihan Piutang tak tertagih xxx xxx Utang Jk. Panj akan jt.tempo xxx xxx

Persediaan xxx xxx Biaya Harus dibayar xxx xxx

Pendapatan akan diterima xxx xxx Jumlah Kew.Jk. Pendek (a) xxxx xxxx

Jumlah Aktiva Lancar (a) xxxx xxxx

Kewajiban Jk. Panjang :

Investasi Jangka Panjang : Utang Bank xxx xxx

Penyertaan pd Koperasi xxx xxx Utang jk. Panjang lainnya xxx xxx

Penyertaan pd Non Koperasi xxx xxx Jumlah Kewajiban Jk. Pnjg xxxx xxxx
(b)

Jumlah Inveatsi Jk. Panjang (b) xxxx xxxx

Aktiva Tetap : Ekuitas :

Tanah/hak atas tanah xxx xxx Simpanan Wajib xxx xxx

Bangunan xxx xxx Simpanan Pokok xxx xxx

Mesin xxx xxx Modal Penyetaraan partisipasi xxx xxx


anggota

Inventaris xxx xxx Modal Penyertaan xxx xxx

AKumulai penyusutan (xxx) (xxx) Modal Sumbangan xxx xxx

Jumlah Aktiva Tetap xxxx xxxx Cadangan xxx xxx


SHU belum dibagi xxx xxx

AKtiva Lain-lain : Jumlah Ekuitas xxxx xxxx

AKtiva Tetap dlm kontruksi xxx xxx

Beban ditangguhkan xxx xxx

Jumlah Aktiva Lain-lain (d) xxxx xxxx

JUMLAH AKTIVA (a+b+c+d) XXXXX XXXX JUMLAH KEWAJIBAN DAN XXXX XXXX
X EKUITAS (a+b+c) X X

1. LAPORAN PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA (SHU)

KOPERASI EMAK BAPAK

PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA

PER 31 DES 2012 DAN 2013

2012 (Rp) 2013 (Rp)

Partisipasi Anggota :

Partisipasi Bruto Anggota xxx xxx

Beban Pokok xxx xxx

Partisipasi Neto Anggota (a) xxxx xxxx


Pendapatan Dari Non Anggota :

Penjualan xxx xxx

Harga Pokok xxx xxx

Laba/Rug kotor dengan Non Anggota xxx xxx

Jumlah pendpatan dr Non Anggota (b) xxxx xxxx

SHU KOTOR (a+b) XXXXX XXXXX

BEBAN OPERASI

Beban Usaha (xxx) (xxx)

SHU Koperasi XXXXX XXXXX

Beban Perkoperasian (xxx) (xxx)

SHU Setelah beban perkoperasian XXXXX XXXXX

Beban lain-lain (xxx) (xxx)

XXXXX XXXXX

Pendapatan xxx xxx

SHU sebelum pos-pos luar biasa XXXXX XXXXX

Beban luar biasa (xxx) (xxx)

XXXXX XXXXX

Pendapatan luar biasa xxx xxx

SHU Sebelum Pajak XXXXX XXXXX

Pajak Penghasilan (xxx) (xxx)


SHU Setelah Pajak XXXXX XXXXX

2. LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA

KOPERASI EMAK BAPAK

LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA

PER 31 DES 2012 DAN 2013

PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN 2012 2013

Manfaat Ekonomi dari Pemasaran Produk Anggota

Pemasaran produk anggota atas dasar harga koperasi xxx xxx

Pemasaran produk anggota atas dasar harga pasar xxx xxx

Jumlah promosi ekonomi dan transaksi Pemasaran Produk Anggota xxxx xxxx
(a)

Manfaat Ekonomi dan Pengadaan barang untuk anggota

Pemasaran produk anggota atas dasar harga koperasi xxx xxx

Pemasaran produk anggota atas dasar harga pasar xxx xxx

Jumlah Promosi ekonomi dan transaksi pengadaan barang untuk xxxx xxxx
anggota (b)
Manfaat Ekonomi dari SImpan Pinjam Lewat Koperasi

Penghematan beban pinjaman anggota xxx xxx

Kelebihan balas jasa simpanan anggota xxx xxx

Jumlah Promosi ekonomi dan transaksi penyediaan jasa untuk xxxx xxxx
anggota

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama tahun Berjalan (a+b+c) XXXX XXXX

Promosi Ekonomi pada Akhir Tahun

Pembagian SHU tahun berjalan untuk anggota xxx xxx

JUMLAH PROMOSI EKONOMI ANGGOTA XXXXX XXXX


X

Rabu, 29 Januari 2014

TERMINOLOGI DALAM KOPERASI


Berikut adalah istilah-istilah yang berbeda dengan istilah yang dipakai pada
sistem koperasi.

Koperasi Konsumen Adalah koperasi yang anggotanya para


konsumen akhir atau pemakai barang/jasa.
Kegiatan atau jasa dari koperasi jenis ini
adalah melakukan pembelian bersama.
Contoh minimarket dll

Koperasi Produsen Adalah koperasi yang anggotanya tidak


memiliki perusahaan sendiri, tetapi bekerja
sama dalam wadah koperasi untuk
menghasilkan dan memasarkan barang atau
jasa. Contoh koperasi jasa konsultasi dll

Koperasi SImpan Pinjam Adalah koperasi yang kegiatan atau jasa


utamanya menyediakan dan menyimpan
uang para anggotanya

Koperasi Pemasaran Adalah koperasi yang anggotanya para


pemilik barang atau jasa dan bersama-sama
memasarkan barang atau jasa tersebut.

Modal anggota Adalah simpanan pokok dan simpanan wajib


yang harus dibayar anggota koperasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam
koperasi tersebut

Modal Sumbangan Adalah sejumlah uang atau barang modal


yang dapat dinilai dengan uang yang
diterima dari pihak lain yang bersifat hibah
dan tidak mengikat. Modal sumbangan tidak
dapat dibagikan kepada anggota selama
koperasi masih beroperasi.

Modal Penyertaan Adalah sejumlah uang atau barang modal


yang dapat dinilai dengan uang yang
ditanamkan pemodal untuk menambah dan
memperkuat struktur permodalan dan
meningkatkan usaha koperasi.

Simpanan Pokok Adalah sejumlah uang yang bersarnya sama


yang wajib dibayarkan oleh para anggota
koperasi pada saa pertama kali masuk
sebagai anggota. Simpanan jenis ini hanya
dapat diambil bila anggota tersebut
mengundurkan diri.

Simpanan Wajib Adalah sejumlah uang yang besarnya


bervariasi yang wajib dibayar anggota
kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan ini hanya
dapat diambil bila anggta tersebut
mengundurkan diri.

Cadangan Adalah bagian dari SHU yang disisihkan


sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
atau ketetapan rapat anggota.

SHU Adalah gabungan dari hasil partisipasi net


dan laba/rugi kotor dengan non anggota,
ditambah/dikurangi dengan pendapataan
dan beban lain serta beban perkoperasian
dan pajak penghasilan badan koperasi.

Partisipasi Bruto Adalah kontribusi anggota kepada koperasi


sebagai imbalan penyerahan barang dan
jasa kepada anggota yang mencakup harga
pokok dan partisipasi neto

Partisipasi Neto Adalah kontribusi anggota terhadap hasil


usaha koperasi yang merupakan selisih
antara partisipasi bruto dengan beban
pokok.

Pendapatan dari Non Anggota Adalah penjualan barang/jasa kepada non


anggota

Promosi Ekonomi Anggota Adalah peningkatan pelayanan koperasi


kepada anggotanya dalam bentuk manfaat
ekonomi yang diperoleh sebagai anggota
koperasi.

Badan Usaha Otonom Adalah bagian organisasi mandiri yang


mempunyai kegiatan dan anggota khusus
dalam sebuah koperasi sehingga unit usaha
ini setara dengan sebuah entitas akuntansi.
Contoh : sebuah koperasi mempunyai unit
usaha simpan pinjam dll

Beban perkoperasian Adalah beban sehubungan dengan gerakan


perkoperasian dan tidak berhubungan
dengan kegiatan usaha.

umat, 25 Mei 2012

PENJELASAN PSAK 16

ASET TETAP (Revisi 2007)


Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar aset tetap, dan perubahan dalam investasi
tersebut. pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di Isu utama dalam akuntansi aset
tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap.

Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi aset tetap kecuali Pernyataan lain menetapkan atau mengizinkan perlakuan
akuntansi yang berbeda.

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
(a) besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Penialaian Awal Aset menggunakan biaya perolehan apabila tidak ada nilainya maan asset tersebut menggunakan nilai wajar pada
asset tersebut diperoleh. Misal Donasi atau Hadiah.

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto
hasil pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut

Aset Tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanafaatkan oleh masayarakat umum.
Biaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk
memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau kontruksi sampai dengan asset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk dipergunakan.

Masa Manfaat adalah :

a. Periode suatu asset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan public; atau

b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh asset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan public.

Nilai Sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu asset setelah dikurangi taksiran
biaya pelepasan.

Nilai Tercatat (carrying amount) asset adalah nilai buku asset, yang dihitung dari biaya perolehan suatu asset setelah dikurangi
akumulasi penyusutan.

Nilai Wajar adalah nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar.

Penyusutan adalah penyesuaian nilia sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu asset.

KLASIFIKASI ASET TETAP

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.

a. Tanah;
Yaitu tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional perusahaan dan dalam kondisi siap dipakai.

Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya perolehan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak,
biaya pematangan, pengukuran penimbunan, dan biaya lainyya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap dipakai. Nilai tanah
juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pda tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk
dimusnahkan.

b. Peralatan dan Mesin

Mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang
nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan dalam kondisi siap dipakai.

Biaya perolehan berdssarkan jumlah pengeluaran yan telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai
siap dipakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung lainnya
untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

c. Gedung dan Bangunan;

Mencakup seluruh gedung dan bangunan dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan opersional perusahaan dan dalam kondisi
siap dipakai.

Biaya Perolehan berdsarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap dipakai. Biaya
inimeliputi harga pembelian atau biaya kontruksi, termasuk biaya pengirisan IMB, notaries dan pajak.

d. Jalan, Irigasi, dan jaringan;

Mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai pleh perusahaan dan dlaam
kondisi siap dipakai.
Biaya perolehan berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan irigasi, dan jaringan sampai siap dipakai.
Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan
tersebut siap dipakai.

e. Aset tetap lainnya; dan

Mencakup asset tetap yang tidak dikelompokkan ke dalam kelompok asset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional perusahaan dan dalam kondisi siap dipakai.

Biaya perolehan berdasarkan seluruh pengeluaran biaya sampai asset tetap itu siap dipakai.

Biaya adsministrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan kompunen biaya asset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat
diatributkan secara langsung pada biaya perolehan asset atau membawa asset ke kondisi kerjanya. Demikian juga biaya permulaan
atau biaya pra produksi.

f. Kontruksi dalam pengerjaan

Mencakup asset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan selesai seluruhnya.

Jika penyelesaian pengerjaan suatu asset tetap melebihi dan atau melewati suatu periode tahun anggaran, maka asset tetap yang
belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai kontruksi dalam pengerjaan sampai dengan asset tersebut selesai dan
siap dipakai.

PENGAKUAN ASET TETAP

a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;


Suatu entitas harus menilai manfaat ekonomik masa depan yang dapat diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidka
langsung, bagi kegiatan operasional perusahaan.

b. Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal;

c. Tidak dimasukkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan

d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan asset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat
neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan asset tetap baru, suatu
entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.

METODE PENYUSUTAN

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method); atau

b. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

c. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)

Selaian tanah dan kontruksi dalam pengerjaan, seluruh asset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik asset
tersebut.

Sumber : Aktiva tetap Pemerintahan

Ikatan Akuntan Indonesia


Selasa, 05 Juni 2012

ILUSTRASI PSAK 5

Shalawat dulu yuks..10x..yuks yuks yuks..

Sebelum kita masuk ke ilustrasi hal yang perlu kita perhatikan adalah mengenai tujuan dilakukan pelaporan segmen
operasi tersebut. Yaitu untuk memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik, menilai resiko dan imbalan
perusahaan secara lebih baik, menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai.

Segmen operasi merupakan informasi tentang jenis-jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya di wilayah
geografis berbeda.

Segmen operasi adalah kompunen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik
produk atau jasa individual maupun kelompok produk antar jasa terkait) dan kompunen itu memiliki resiko dan
imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain.

Akun-akun yang berhubungan dengan segmen operasi

a. Pendapatan segmen; pendapatan yang dilaporkan dalam laporan L/R perusahaan yang secara langsung dapat
dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara
rasional kepada suatu segmen, baik berasal dari penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari transaksi
dengan segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Dan pendapatan segmen ini tidak mencakup :

1. Pos-pos luar biasa


2. Penghasilan bunga atau dividen, termasuk bunga yang diperoleh atas uang muka pinjaman kepada segmen lain,
kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa keuangan;
3. Keuntungan penjualan investasi atau keuntungan penyelesaian utang kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa
keuangan.

Pendapatan segmen mencakup :

1. Bagian perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint ventures), atau investasi lainnya
yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut termasuk dalam pendapatan konsolidasi
atau pendapatan perusahaan keseluruhan.
2. Bagian pendapatan peserta usaha patungan (joint venture) pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan
berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK 12. Lengkapnya

b. Beban segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung dapat dikaitkan dengan segmen
tersebut dan porsi relevan beban yang dapat dialokasikan secara rasional kepada segmen tersebut, termasuk beban
yang berkaitan dengan penjualan kepada pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan transaksi kepda
segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Dan beban segmen ini tidak mencakup :

1. Pos-pos luar biasa;


2. Bunga, termasuk bunga atas uang muka atau pinjaman dari segmen lain, kecuali jika operasi utama segmen ialah
jasa keuangan;
3. Kerugian penjualan investasi atau kerugian penyelesaian utang kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa
keuangan;
4. Bagian perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang
dilaporkan berdasarkan metode ekuitas;
5. Beban pajak penghasilan atau
6. Beban umum dan adsministrasi, beban kantor pusat, dan beban lainnya yang terjadi di tingkat perusahaan dan
berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi kadang-kadang beban perusahaan terjadi untuk
kepentingan segmen. Beban tersebut merupakan beban segmen jika berkaitan dengan kegiatan operasi segmen
dan biaya-biaya tersebut dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen atau dialokasikan kepada segmen
secara rasional.

Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture) dalam beban pada entitas yang
dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK No.
12..selengkapnya

Untuk suatu segmen yang operasi utamanya dibidang jasa keuangan, pendapatan dan beban bunga,
dapat dilaporkan sebagai suatu jumlah neto untuk tujuan pelaporan segmen hanya jika pos-pos
tersebut saling dikurangkan dalam laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan.

c. Hasil Segmen adalah pendapatan segmen dikurangi beban segmen. Hasil segmen ditentukan sebelum disesuaikan
dengan hak minoritas.

d. Aset segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya dan dapat dikaitkan secara
langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke segmen tersebut secara rasional.

Jika hasil suatu segmen mencakup penghasilan bunga atau dividen, asset segmen tersebut mencakup pos-pos yang
terkait degan penghasilan bunga dan dividen tersebut seperti : piutang, pinjaman, investasi atau pendapatan lain
dari asset produktif.

Aset segmen tidak termasuk asset pajak penghasilan (misalnya PPh dibayar dimuka dan asset pajak tangguhan).

Aset mencakup mencapai :

1. Investasi yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas hanya jika laba atau rugi investasi tersebut tercakup dalam
pendapatan segmen. Asset segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture) dalam asset operasi
pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode likuidasi secara proporsional sesuai
dengan PSAK 12
2. Penentuannya dilakukan setelah dikurangi penyisihan terkait, yang dilaporkan secara saling hapus dalam neraca.

e. Kewajiban segmen adalah kewajiban operasi yang timbul dari kegiatan operasi suatu segmen dan dapat secara
langsung dengan segmen tersebut atau dapat dialokasikan kepada segmen tersebut secara rasional.

Jika hasil suatu segmen mencakup beban bunga, kewajiban segmennya mencakup kewajiban berbunga terkait.

Kewajiban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan dalam kewajiban pada entitas yang dikendalikan
bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK 12
Selengkapnya

Kewajiban segmen tidak mencakup kewajiban pajak (PPh)

f. Kebijakan akuntansi segmen adalah kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan laporan
keuangan konsolidasi kelompok atau perusahaan dan juga kebijakan akuntansi yang khusus terkait dengan
pelaporan segmen.

g. Organ perusahaan yang berwenang adalah suatu unit dalam organisasi atau perusahaan yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan perusahaan yang berlaku, mempunyai wewenang untuk
mengambil putusan tertentu dan/atau melaksanakan tindakan tertentu.

Contoh organ dalam perusahaan yang berwenang ialah Dewan Direksi, Dewan komisaris dan RUPS.

Contoh :
ASET SEGMEN KEWAJIBAN SEGMEN

Aset lancar yang digunakan dalam Hutang usaha, dan hutang lainnya,
kegiatan operasi segmen, asset tetap, hutang biaya, uang muka pelanggan,
asset sewa dan asset tidak berwujud. kewajiban diestimasi yang menyangkut
Jika penyusutan dan amortisasi
jaminan produk dan klaim lain yang
dimasukkan kedalam beban segmen,
berkaitan dengan penyediaan barang
asset terkait dengan penyusutan dan
dan jasa. Kewajiban segmen tidak
amortisasi tersebut juga dimasukkan
mencakup pinjaman dan kewajiban sewa
kedalam asset segmen. Aset segmen
leasing dan kewajiban yang ditujukan
tidak mencakup asset yang digunakan
untuk pendanaan bukan untuk operasi.
untuk kepentingan perusahaan secara
Jika beban bunga dimasukkan maka
umum atau untuk kantor pusat tetapi
kewajiban yang berkaitan juga
yang dimanfaatkan oleh dua segmen
dimasukkan kedalam kewajiban segmen.
atau lebih apabila ada dasar rasional.

PENGUKURAN ASET DAN KEWAJIBAN


Penyesuaian atas nilai tercatat sebelumnya dari asset dan kewajiban segmen
teridentifikasi yang diperoleh perusahaan melalui penggabungan usaha dengan
metode pembelian walaupun yang diperoleh perusahaan melalui penggabungan
usaha dengan metode pembelian walaupun penyesuaian tersebut dilakukan hanya
untuk tujuan penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan tidak dicatat, baik
dalam laporan keuangan induk maupun dalam laporan keuangan anak perusahaan.
Demikian juga ketika asset tetap direvaluasi setelah terjadinya akuisisi sesuai
dengan perlakuan akuntansi yang diizinkan oleh PSAK No. 16..lengkapnya.

PENENTUAN SEGMEN OPERASI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


a. Pendapatan, beban, asset atau kewajiban segmen ditentukan sebelum saldo dan
transaksi dalam kelompok perusahaan dieliminasi dalam proses konsolidasi, kecuali
untuk saldo dan transaksi didalam kelompok perusahaan yang terjadi antara
kelompok perusahaan yang berada dalam suatu segmen.

b. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan


keuangan perusahaan secara keseluruhan juga merupakan dasar kebijakan
akuntansi segmen. Dan juga memuat kebijakan khusus terkait dengan pelaporan
segmen, seperti identifikasi segmen, metode penetapan harga antar segmen, serta
dasar alokasi pendapatan dan beban ke segmen.

CARA MENGALOKASIKAN AKUN DI SETIAP SEGMEN


Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan
kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban terkait juga
dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Misalnya suatu asset dimasukkan
sebagai asset segmen jika dan hanya jika penyusutan atau amortisasi asset terkait
dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.

BENTUK PRIMER PELAPORAN


Perusahaan harus mengungkapkan pendapatan segmen untuk tiap segmen
dilaporkan. Untuk pendapatan segmen dari penjualan kepada pelanggan eksternal
pelaporannya harus dipisahkan dari pendapatan segmen hasil transaksi antar
segmen.
Perusahaan harus mengungkapkan hasil segmen untuk tiap segmen dilaporkan
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah keseluruhan nilai tercatat asset segmen
untuk setiap segmen yang dilaporkan
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah keseluruhan kewajiban segmen untuk
segmen dilaporkan
Untuk tiap segmen dilaporkan harus mengungkapkan jumlah biaya keseluruhan
terjadi selama suatu periode untuk memperoleh asset segmen (baik asset tetap
maupun asset tidak berwujud) yang diharakan akan digunakan lebih dari satu
periode. Meskipun perolehan tersebut sering kali disebut sebagai pengeluaran
modal, pengukuran yang diterapkan dalam prinsip ini menggunakan dasar akrual,
bukan dasar kas.
Untuk setiap segmen dilaporkan perusahaan harus mengungkapkan jmlah
keseluruhan beban depresiasi dan amortisasi asset segmen yang tercakup dalam
hasil segmen.
Perusahaan diharuskan mengungkapkan karakteristik dan jumlah unsure
pendapatan, dan beban segmen yang ukuran, karakterisik atau kejadiannya relevan
untuk diungkapkan dalam rangka menjelaskan kinerja tiap segmen dilaporkan pada
suatu periode.
Perusahaan juga harus mengungkapkan jumlah keseluruhan beban nonkas yang
signifikan, selain dari depresiasi dan amortisasi yang harus diungkapkan secara
terpisah. Beban non kas tersebut tercakup dalam beban segmen. Oleh karena itu,
beban tersebut dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas segmen
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah bagian laba (rugi) bersih perusahaan
asosiasi, usaha patungan atau investasi lain yang dilaporkan berdasarkan merode
ekuitas. Pengungkapan tersebut dilakukan, jika seluruh operasi perusahaan asosiasi
tersebut secara substansi berada dalam satu segmen.
Perusahaan harus menyajikan rekonsilisasi antara informasi yang diungkapkan
untuk segmen dilaporkan dan informasi agregat yang disajikan pada laporan
keuangan konsolidasian atau perusahaan. Dalam penyajian rekonsiliasi, pendapatan
segmen harus direkonsiliasi dengan pendapatan dari pelanggan eksternal
(termasuk pengungkapan jumlah pendapatan dari pelanggan eksternal yang tidak
termasuk dalam pendapatan segmen manapun), hasil segmen harus direkonsiliasi
dengan ukuran yang setara dengan laba (rugi) operasi dan dengan laba (rugi)
bersih perusahaan, asset segmen harus direkonsiliasi dengan asset perusahaan;
demikian pula kewajiban segmen harus direkonsiliasi dengan kewajiban
perusahaan.

ILUSTRASI PSAK 5

CONTOH :
Sumber PSAK Tahun 2007
TABEL A : Informasi Segmen Usaha (Dalam Jutaan)

Produk Kertas Produk Penerbitan Operasi Lainnya Eliminasi Konsolidasi


Kantor

20X2 20X1 20X2 20X1 20X2 20X1 20X2 20X1 20X2 20X1 20X2 20X1

PENDAPATAN
-Penjualan eksternal 55 50 20 17 19 16 7 7
-Penjualan
Antarsegmen
15 10 10 14 2 4 2 2 (30) (29)
-Total Pendapatan

70^ 60^^ 30^ 21* 20** 9* 9** (30)* (29)**


31^^ 100^ 91^^

HASIL
-Hasil Segmen 20^ 17^^ 10^ 7^^ 1* 1** 0 0 (1)* (1)** 30^ 24^^
-Beban perusahaan (7) (9)
yang tidak dapat
dialokasikan

-Laba Operasi 23 15
-Beban Bunga (4) (4)
-Penghasilan Bunga 2 3
-Bagian Laba bersih
6* 5** 2* 2**
perusahaan asosiasi 8* 7**
-Pajak penghasilan

(7) (4)

-Laba dari kegiatan 22 17


normal
Kerugian luar biasa :
-Kerusakan Pabrik yang (3)^ (3)^
tidak dijamin asuransi

-Laba Bersih 22 14

INFORMASI LAINNYA
Aset Segmen
-Investasi dalam
54* 50** 34* 30** 10* 10** 10* 9** 108* 99**
perusahaan Asosiasi
20^ 16^^ 12^ 10^^ 32^ 26^^
dengan metode ekuitas
-Aset perusahaan yang
tidak dapat dialokasikan
35 30

Total Aset yang 175 155


dikonsolidasikan

KEWAJIBAN SEGMEN 25* 15** 8* 11** 8* 8** 42*


-Kewajiban Perusahaan
yang tidak dapat 40
dialokasikan
-Total kewajiban yang
dikonsolidasikan
-Pengeluaran Modal 82
-Penyusutan
-Beban Nonkas selain
penyusutan

12 10 3 5 5

3
9 7 9 7 5 2
8 2 7 3 2

Note : setiap ada tanda penghubung (-) menandkan itu satu akun dan untuk melihat kejelasan hurufnya bisa menggunakan penggaris untuk
mencermati angka2nya..
Informasi tambahan :
Selain perusahaan melakukan kegiatan primer dengan 4 devisi diatas, tetapi dalam hal ini perusahaan juga
mempunyai beberapa cabang perusahaan untuk bisa menjualkan produk, dalam hal ini disebut segmen geogarfis.
Dimana segmen ini bertujuan untuk menentukan daya jual kepada pihak ke -3 atau ke-4 dst dalam satu hubungan
kerjasama. (bukan diluar segmen operasi).
Dalam hal ini yang dilakukan eliminasi adlah pada divisi penerbitan dan operasi lainnya, karena langsung
berhubungan dengan perusahaan lain dalam satu lingkup kerjasama.
Jurnal :

1. Mengeliminasi Pendapatan

Tahun 20X2

Penjualan 29

HPP 29
Tahun 20x1

Penjualan 30

HPP 30

2. Mengeliminasi Hasil

Tahun 20X2

HPP 1

Persediaan 1

Tahun 20x1

HPP 1

Persediaan 1

Sumber : IAI

PSAK Tahun 2007

Semoga Bermanfaat
Nice Day
Jumat, 10 Februari 2012

MENGENAI ARUS KAS

Pengertian

Arus kas adalah suatu bentuk laporan keuangan yang didalamnya menjelaskan mengenai arus kas baik yang masuk maupun yang
keluar. Lengkapnya bisa dilihat disini

Kegunaan Arus kas

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang.

Informasi arus kas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menungkinkan
para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa
yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indicator dari jumlah waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping
itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya
dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Kas dan Setara Kas


Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi
persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah dketahui tanpa menghadapi
risiko perubahan nilai yang signifikan.

Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga
bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.

Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai
contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.

Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktifitas pendanaan. Namun demikian, cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan.

Arus kas tidak mencakup mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas, karena kompunen tersebut lebih
merupakan bagian dari pengelolaan kas perusahaan dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Penyajian Laporan Arus Kas

Perusahaan menyajikan arus kas dari aktifitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan perusahaan
tersebut. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh
aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga
digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

Suatu transaksi dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu aktifitas. Sebagai contoh jika pelunasan
pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka bunga merupakan unsure yang dapat diklasifikasikan sebagai aktifitas
operasi dan pokok pinjaman merupakan unsure yang diklasifikasikan sebagai aktifitas pendanaan.

Aktivitas Operasi
Jumlah arus ka yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indicator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapa
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsure arus kas ke historis
bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus
kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memepengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d. Pembayaran kas kepada karyawan;

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi
lainnya;

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Perusahaan sekuritas dapat memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama dengan persediaan yang dibeli untuk dijual
kembali. Karenanya arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi atau perdagangan sekuritas tersebut
diklasifikasikan sebagai aktifitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan juga harus diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktifitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakkan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

a. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain, termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dan penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang;

c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain;

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga
keuangan);

e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contract kecuali
apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

f. Beberapa transaksi, seperti penjualan perlatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan
dalam perhitungan laba rugi bersih. Arus kas yang menyangkut transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas
investasi.

Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
pendanaan adalah :

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya;

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya;
d. Pelunasa pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan
(finance lease).

Palaporan Arus Kas

1. Aktivitas Operasi

Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini
menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak
langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh baik :

a. Dari catatan akuntansi perusahaan, atau

b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk :

1. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan;

2. Pos bukan kas lainnya; dan

3. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

Dengan metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh.

a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;

b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum
direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas dalam laba rugi konsolidasi; dan

c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas atau pendanaan.
Sebagai alternative, berdasarkan arus kas bersih dari aktifitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan
pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha, dan utang
usaha selama peride.

2. Arus Kas dari Investasi dan Pendanaan

Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran kas yang bisa diklasifikan ke dalam arus kas investasi atau pendanaan adalah :

a. Penerimaan dan pembayaran rekening giro;

b. Dana pelanggan yang dikelola oleh perusahaan investasi;

c. Sewa yang ditagih oleh pengelola dan selanjutnya disetor kepada pemilik property;

(ketiga poin diatas merupakan transaksi yang lebih mementingkan kepentingan pelanggan daripada kepentingan perusahaan)

d. Transaksi kartu kredit para nasabah;

e. Pembelian dan penjualan surat-surat berharga;

f. Pinjaman jangka pendek lain dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang

(point d-f merupakan pos-pos dengan perptaran cepat, volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity
short).

Lengkapnya lihat contoh di sub berikutnya..ditunggu yach

Sumber : PSAK
Rabu, 20 Juni 2012

ILUSTRASI PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD

Hayuuu...Takbir 3x dulu yuks...

Dalam mengindentifikasi asset tidak berwujud terdapat criteria bahwa keteridentifikasian asset tidak berwujud haus dapat
dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill) jika asset tersebut dapat dipisahkan. Maksudnya adalah jika perusahaan dapat
menyewakan, menjual, menukarkan, atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depan yang terdapat pada asset tersebut
tanpa melepaskan manfaat ekonomis di masa depan yang timbul dari asset lain yang digunakan dalam aktivitas yang sama dalam
menghasilkan pendapatan.

Didalam mengendalikan suatu asset jika perusahaan memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang
timbul dari asset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat konomis tersebut. Manfaat ekonomis
masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Perusahaan mengendalikan manfaat ekonomis
tersebut jika, misalnya perusahaan memiliki suatu pengetahuan yang dilindungi oleh hak hukum, seperti hak cipta dan
pembatasan perjanjian dagang (sepanjang diizinkan oleh peraturan) atau oleh kewajiban hukum bagi pegawai untuk menjaga
kerahasiaan.

Manfaat Ekonomis Masa Depan yang timbul dari asset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dan penjualan barang atau
jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan asset tersebut oleh perusahaan. Misalnya; penggunaan
hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya
produksi masa depan.

Jika suatu asset tidak berwujud diperoleh secara terpisah, biaya asset tidak berwujud biasanya dapat diukur secara handal. Hal
itu akan tampak jelas jika pembayarannya dilakukan dalam bentuk uang tuani atau asset moneter lainnya.

Biaya perolehan asset tidak berwujud adalah :

a. Harga beli termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak dapat direstitusi (nonrefundable)

b. Semua pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam mempersiapkan asset tersebut sehingga siap digunakan sesuai
dengan tujuannya. Misalnya imbalan professional konsultan hukum, diskonto atau rabat.

c. Jika suatu asset tidak berwujud diperoleh dengan cara menukarkannya dengan instrument ekuitas perusahaan pelopor,
biaya perolehan asset tersbut adalah nilai wajar instrument ekuitas yang diterbitkan, yaitu sama dengan nilai wajar asset
tersebut.

d. Jika pembayaran untuk aser tidak berwujud ditangguhkan sampai melebihi periode penjualan kredit yang normal, biaya
perolehannya adalah setara nilai tunainya.; selisih antara nilai tersebut dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga
selama masa kredit kecuali apabila selisih tersebut dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26..*insyallah akan sy bahas
berikutnya yach..Nice

PERTUKARAN ASET
Diperoleh melalui pertukaran atau tukar tambah dengan asset tidak berwujud yang tidak sejenis dengan asset lainnya. Biaya
perolehan asset tidak berwujud tersebut diukur sebesar nilai wajar asset yang diterima, yang sama dengan nilai wajar asset yang
diserahkan, setelah diperhitungkan dengan jumlah uang tunai atau setara kas yang diserahkan.

Suatu asset tidak berwujud mungkin diperoleh melalui pertukaran dengan asset sejenis yang memiliki kegunaan yang sama dalam
lini usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang sama pula. Dan juga mungkin dijual dengan cara mempertukarkannya dengan
kepemilikan ekuitas dalam asset yang sejenis, dalam hal diatas transaksi perolehan belum selsesai karena perusahaan belum
mengakui adalanya keuntungan dan kerugian.

Apabila nilai wajar asset yang diterima lebih rendah daripada nilai tercatat asset yang diserahkan , hal itu bisa merupakan bukti
adanya penurunan nilai sehingga perusahaan :

a. Mengakui kerugian penurunan nilai asset yang diserahkan;

b. Mengakui asset baru berdasarkan nilai tercatat asset yang diserahkan setelah memperhitungkan penurunan nilai yang
terjadi.

ASET TIDAK YANG DIHASILKAN SECARA INTERNAL


Harus melalui 2 tahapan penting yaitu :

1. Tahap Riset

Perusahaan tidak boleh mengakui asset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahap pada suatu proyek internal).
Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
2. Tahap Pengembangan

Suatu asset tidak berwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal) diakui
jika, dan hanya jika, perusahaan dapa menunjukkan semua hal berikut ini :

a. Kelayakan teknis penyelesaian asset tidak berwujud tersebut sehingga asset tersbut dapat digunakan atau dijual;

b. Niat untuk menyelesaikan asset tidak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya;

c. Kemampuan untuk menggunakan atau menjual asset tidak berwujud tersebut;

d. Cara asset tidak berwujud menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan, yaitu antara lain perusahaan harus
menunjukkan adanya pasar bagi keluaran asset tidak berwujud atau pasar atas asset tidak berwujud itu sendiri, atau jika
asset tidak berwujud itu akan digunakan secara internal, perusahaan harus mampu menunjukkan kegunaan asset tidak
berwujud tersebut;

e. Tersedianya sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan pengembangan asset tidak
berwujud dan menggunakan atau mnjual asset tersebut, atau

f. Kemampuan untuk membayar secara handal pengeluaran yang terkait dengan asset tidak berwujud selama
pengembangannya.

CONTOH :
PT. TIYOK sedang mengembangkan proses produksi baru. Selama tahun 1984, pengeluaran yang dilakukan berjumlah Rp 200juta.
Dari jumlah tersebut Rp 150juta dikeluarkan sebelum tanggal 1 Desember 1984 dan Rp 50 juta dikeluarkan antara tanggal 1
Desember 1984 sampai dengan tanggal 31 Desember 1984.
Proses produksi tersebut telah memenuhi criteria untuk diakui sebagai asset tidak berwujud. Jumlah yang diperoleh kembali dari
pengetahuan yang terkandung didalam proses tersebut (termasuk arus kas keluar masa depan menyelesaikan proses sehingga siap
digunakan) ditaksir Rp 50juta.

Jurnal yang dibuat untuk pengeluaran selama tahun 1984

Beban Rp 150 juta*

Biaya memperoleh ATB Rp 100 juta (50 juta + 50 juta)

Kas Rp 200 juta

*biaya ini bukan masuk kategori untuk memperoleh ATB jadi tdk dimasukkan kedlam biaya untuk memperoleh ATB tetapi hanya
biaya perusahaan. Pengeluaran ini tidak akan pernah menjadi bagian dari biaya perolehan proses produksi yang diakui di neraca.

Pada akhir tahun 1984, proses produksi ini diakui sebagai asset tidak berwujud dengan biaya perolehan Rp 10 juta (sebesar
pengeluaran yang dilakukan sejak criteria pengakuan dipenuhi yaitu tanggal 1 Desember 1984).

Jurnalnya yang dibuat untuk akhir tahun 1984 adalah :

ATB Rp 10 juta

Kas Rp 10 juta.
Selama tahun 1985, pengeluaran yang dilakukan berjumlah Rp Rp 200 juta. Pada akhir tahun 1985, jumlah yang didapat diperoleh
kembali dari pengetahuan yang terkandung dalam proses tersebut (termasuk arus kas keluar masa depan untuk menyelesaikan
proses sehingga siap digunakan) ditaksir rp 190 juta.

JADI, biaya pemerolehan akhir tahun 1985 adalah

200 juta + 10 juta (pengeluaran akhir tahun 1984) = 210 juta

Perusahaan juga mengakui kerugian karena penurunan nilai asset sebesar

210 juta 190 juta = 20 juta.

Dan kerugian ini akan di jurnal balik pada periode berikutnya jika ketentuan yang berlaku bagi penjurnalbalikan kerugian
penurunan nilai asset sebagaimana yang diatur dalam PSAK 48, tentang penurunan nilai asset.

PENGUNGKAPAN

Laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap golongan asset tidak berwujud, dengan membdakan antara
asset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan asset tidak berwujud lainnya.

a. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.

b. Metode amortisasi yang digunakan


c. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (yang digabungkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan
akhir priode.

d. Unsure pada laporan keuangan yang didalamnya terdapat amortisasi asset tidak brwujud dan

e. Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan :

1. Penambahan asset tidak berwujud yang terjadi, dengan mengungkapkan secara terpisah penambahan yang berasal dari
pengembangan didalm perusahan dan dari pengembangan usaha.
2. Penghentian dan pelepasan asset tidak berwujud

3. Rugi penurunan nilai yang diakui pada laporan L/R periode berjalan sesuai dengan PSAK No. 48 tentang penurunan nilai asset.

4. Rugi penurunan nilai yan dibalik pada laporan L/R periode berjalan sesuai dengan PSAK 48

5. Amortisasi yang diakui selama periode berjalan

6. Selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing

7. Perubahan lainnya dalam nilai tercatat selama periode berjalan.

Semoga bermanfaat and nice day

Rabu, 11 September 2013

DEFINISI DAN MEKANISME TAKEOVER (SUBROGASI) DALAM DUNIA PERBANKAN


Sumber foto disini

Perekonomian Indonesia sekarang ini begitu pesat, dimana bisa dilihat dari banyaknya jumlah usaha yang didirikan oleh beberapa
pihak yang ber-uang (memiliki uang). Dengan banyaknya usaha tersebut maka banyak dari pengusaha mencari tambahan dana
untuk memperlancar kegiatan usahanya supaya bisa tetap going concern.

Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari tambahan modal (dana) kepada perbankan maka ada beberapa data aset
(kekayaan) yang harus di berikan kepada bank untuk dijadikan sebagai jaminan.

Dengan memenuhi segala aturan yang sudah diberlakukan oleh bank misalnya jumlah bunga yang harus dibayar, serta jatuh tempo
pelunasan kredit, dll maka kesepakatan itu selesai. Ketika perusahaan memberikan beberapa jaminan kekayaan kepada bank
maka pihak perbankan akan melakukan penilaian atas aset atau dalam bahasa akuntansi disebut sebagai appraisal (Revaluasi).

Didalam website BPK saya membaca bahwa pengertian Appraisal adalah merupakan salah satu sub sektor jasa yang dapat
berperan penting dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan yang kita miliki. Appraisal dilakukan oleh
lembaga / perusahaan jasa eksternal yang terlepas dari lembaga keuangan yang bersifat independen dalam menilai properti suatu
perusahaan.

Tujuan dari dilakukannya appraisal bagi pihak perbankan tersebut adalah untuk menilai kekayaan perusahaan yang dikaitkan
dengan seberapa jumlah kredit yang akan diberikan kepada perusahaan yang mengajukan kredit, selain itu untuk estimasi nilai
pajak, asuransi, pendapatan dan lain-lain. Didalam melakukan appraisal bisa dilakukan secara berkala misalnya setahun sekali,
tergantung dari seberapa besar kepentingannya.

Disini saya hanya sedikit memberikan argumen bahwa ketika perusahaan melakukan perpanjangan kredit di akhir tahun maka
pihak perbankan alangkah baiknya melakukan revaluasi (penilaian) kembali atas aktiva yang sudah ditanamkan perusahaan kepada
bank. Saya kurang tahu apakah perbankan ada aturan mengenai revaluasi kembali atas aset perusahaan setalah jatuh tempo
kredit??

Sepengetahuan saya semoga saja benar, tapi kalau ada kesalahan bisa minta tolong dikoreksi :) .

Ketika di akhir periode kredit, biasanya perbankan tidak melakukan revaluasi kembali terhadap aset perusahaan. Tetapi biasanya
dari perusahaan yang meminta bank untuk dilakukannya revaluasi apabila perusahaan ingin menambah jumlah hutangnya kepda
bank.

Jadi memang harus ada komunikasi antara bank dan perusahaan ketika di akhir periode jatuh tempo kredit, mengenai revaluasi
kembali terhadap aset perusahaan. Hal ini dimaksudkan berpindahnya nasabah dalam hal ini perusahaan ke bank lain yang
memberikan nilai appraisal aset yang lebih.

Sebenarnya hal diatas tidak berpengaruh kepada perusahaan yang tidak akan menambah nominal kreditnya alias damai-damai
saja. Tetapi dengan kondisi yang ada perusahaan akan memutar otak untuk menjalankan kegiatan operasionalnya agar terus
berjalan. Yaitu salah satunya dananya berasal dari hutang bank :).
Ketika di akhir periode jatuh tempo hutang, pihak perusahaan menawarkan untuk menambah kredit bank dengan menggunakan
aset yang sama (oleh karena itu dilakukannya penilaian kembali) dan bank yang bersangkutan menolak untuk penambahan
tersebut karena ada beberapa hal maka perusahaan tersebut dimungkinkan akan lari kepada bank lain yang menawarkan jumlah
kredit yang lebih besar dengan menggunakan aset yang sama.

Istilah ini didunia bisnis perbankan dinamakan dengan istilah takeover. Menurut buku Management Kredit Bank menyatakan
bahwa takeover adalah merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan dalam hal pihak ketiga memberi kredit
kepada debitur yang bertujuan untuk melunasi hutang/kreditur kepada kreditur awal dan memberikan kredit baru kepada
debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini menggantikan kedudukan kreditur awal. Peristiwa peralihan hutang ini identik
dengan peristiwa SUBROGASI sesuai pasal 1400 KUHPerdata. Yang menyatakan bahwa subrogasi adalah pemindahan hak kreditur
kepada seorang pihak ketiga yang membayar kepada kreditor, dapat terjadi karena persetujuan atau kerena undang-undang.
Subrogasi ini bisa dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
KREDITUR AWAL - DEBITUR - PIHAK KETIGA (KREDITUR BARU)

Cara Terjadinya Subrogasi atau istilah lainnya Takeover

Ada 2 cara terjadinya Subrogasi atau istilah lainny takeover , yaitu:

a. Terjadi karena persetujuan (secara langsung)

1) inisiatif kreditur yaitu kreditur dan pihak ketiga bertemu dan sama-sama mengetahui bahwa pihak ketiga akan
menggantikan kedudukannya sebagai kreditur atas debitur yang bersangkutan, subrogasi ini dilakukan dan dinyatakan dengan
tegas bersamaan pada waktu pembayaran, hal ini sesuai dalam pasal 1401 (1) KUHPerdata.

2) inisiatif debitur yaitu pihak debitur meminjam uang kepada pihak ketiga untuk melunasi hutangnya kepada kreditur dan
menetapkan bahwa pihak ketiga tersebut akan mengambil alih posisi kreditur. Agar subrogasi jenis ini sah baik perjanjian pinjam
uang ataupun pelunasananya harus dibuat dengan akta autentik, dan dinyatakan secara jelas dan tegas bahwa tujuan pembayaran
adalah untuk melunasi hutang di kreditur awal dan secara tegas pula dalam bukti pelunasan dinyatakan bahwa pelunasan ini
berasal dari pihak ketiga. Masih terdapat pertentangan mengenai perlu tidaknya bukti pelunasan dibuat secara otentik, sebab
prinsip dari pasal 1401 ayat 2 menerangkan bahwa tidak perlu campur tangan dari pihak kreditur. Seandainya dibuat dalam bentuk
autentik, maka antara pihak debitur dan pihak ketiga serta pihak kreditur wajib untuk ikut menandatangani akta autentik
tersebut, yang berarti pihak kreditur tetap dilibatkan dalam proses subrogasi. Oleh karenanya dianggap telah cukup menjadi bukti
bahwa tanda pelunasan harus berisi keterangan bahwa pembayaran dilakukan dengan menggunakan uang yang dipinjam dari pihak
ketiga sebagai kreditur baru.34 Subrogasi ini dapat dilakukan tanpa perlu campur tangan pihak kreditur. Hal ini sesuai dalam Pasal
1401 (2) KUHPerdata.
b. Terjadi karena undang-undang (secara tidak langsung)

Subrogasi ini diatur dalam pasal 1402 KUHPerdata yang salah satu ayatnya menyatakan bahwa subrogasi terjadi pada saat seorang
kreditur yang melunasi hutang seorang debitur kepada seorang kreditur lain yang berdasarkan hak istimewa atau hipotiknya
mempunyai hak yang lebih tinggi daripada kreditur pertama.

Mekanisme Peralihan Kredit ( take over ) yang terjadi adalah :

- Dimulai dari permohonan kredit oleh debitur, penyerahan semua kelengkapan data dan syarat-syarat pengajuan kredit,
dilakukannya survey oleh Credit offficer (BI Checking, Trade Checking, wawancara debitur serta apraisal/penilaian ulang
jaminan), apabila memenuhi syarat maka dilanjutkan pembuatan proposal kredit yang akan di ajukan kepada komite kredit. Jika
proposal disetujui oleh komite kredit maka dilanjutkan dengan penandatanganan akad kredit dan pengikatan jaminan yang wajib
dihadiri pihak bank, debitur dan pasangan ( serta penjamin jika ada ). Setelah melakukan pengikatan jaminan maka debitur
dengan didampingi marketing menuju ke kreditur awal untuk melakukan pelunasan dengan dana yang diperoleh dari pihak ketiga.
Apabila pelunasan telah dilakukan, maka wajib meminta slip tanda pelunasan serta asli bukti kepemilikan jaminan untuk
selanjutnya dapat dibebani Hak Tanggungan dengan terlebih dahulu dilakukan roya (pencoretan hak) atas nama kreditur awal.

- Akibat hukum dari proses peralihan kredit tersebut adalah berakhirnya hubungan hukum antara kreditur awal dengan debitur.
Objek jaminan yang akan dijaminkan harus dilakukan roya terlebih dahulu dan kemudian baru dibebani Hak Tanggungan. Akta
Pembebanan hak Tanggungan tidak dapat langsung ditandatangani antara kreditur dan debitur dikarenakan asli jaminan belum
berada di tangan notaris. Hal yang dilakukan pada saat pengikatan jaminan didahului dengan penandatanganan Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan untuk kemudian menjadi dasar dalam penandatanganan Akta Pembebanan Hak tanggungan.
Jadi dengan adanya sistem takeover ini akan memberikan dampak positif kepada perusahaan dimana akan terbantu sistem
keuangan yang bisa digunakan untuk kegiatan operasionalnya. Dan bagi perbankan saya kurang tahu dampak dari take over ini.
Tetapi kalau saya amati dengan adanya takeover ini maka bank juga merasa diuntungkan yaitu untuk mengurangi kerugian apabila
perusahaan (debitur) tidak sanggup bayar ;).

Sumber :

http://sosok-puskopdit.blogspot.com/2007/12/manajemen-singkat-tentang-perkreditan.html

Untung Budi, Kredit Perbankan di Indonesia, Andi, Yogyakarta, 2000,hal 12

Firdaus, Rachmat, Manajemen Kredit Bank, PT Purna Sarana Lingga Utama, Bandung, 1986,

http://www.academia.edu/2563617

/PERBANKAN_DI_INDONESIA_DAN_PERANANNYA_TERHADAP_PEREKONOMIAN

http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/PenilaianAset.pdf
Rabu, 15 Februari 2017

PROSES (START UNTIL FINISH) LETTER OF CREDIT *Based on My Acknowlegment

Sebelumnya bisa baca Pengertian LC untuk memudahkan memahami penjelasan dibawah.

Beberapa waktu lalu saya berjanji memberikan pengalaman dalam menjalankan proses LC dari awal sampai pada pelunasan LC di
tangga jatuh tempo. Di kesempatan yang sejuk ini meskipun politik memanas heheh, saya akan memberikan langkah-langkah dalam
memanfaatkan proses pembayaran dengan Letter of Credit (LC) sebagai salah satu alat pembayaran internasional. Adapun manfaat
utama yang diperoleh oleh pihak importir sebagai pihak yang membeli barang adalah memudahkan pembayaran diawal dengan
memanfaatkan fasilitas kredit pada bank yang sudah ditunjuk dengan ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati. Sedangkan bagi
pihak eksportir atau pihak yang menjual barang adalah menerima pembayaran dengan cepat dari pihak importir melalui fasilitas
kredit yang dimiliki oleh pihak importir.

Berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh pihak importir untuk mendapatkan fasilitas LC dibank sampai pada proses barang
diterima di gudang importir. Menurut sepengalaman saya melakukan proses LC adalah sebagai berikut :

a. Importir harus mempunyai fasilitas kredit di bank yang ditunjuk yang menangani LC, adalah dengan garis besar seperti dibawah
langkah-langkah yang dilakukan.

Importir Bank

1. Kerjasama dengan bank, dalam hal 1. Kesepakatan dengan pihak importir dalam
pembukaan LC dengan menyertakanpembukaan LC;
2. Menentukan jumlah kerdit LC;
notaris dalam menguatkan kerjasama;
3. Menyepakati tenor pembayaran;
2. Menyepakati jumlah kredit LC dalam mata
4. Menjelaskan dampak apabila saat jatuh
uang asing;
tempo, importir belum melakukan proses
3. Menyepakati tenor pembayaran atau
pembayaran atas kredit LC sesuai dengan
jangka waktu tempo pembayaran LC dari
tenor yang ditentukan;
importir ke bank (dalam hari);
5. Membuat Akad untuk diserahkan kepada
4. Melengkapi dokumen-dokumen
importir;
perusahaan untuk memperlancar
6. Setuju maka siap dilanjutkan.
pembukaan proses LC yang ditentukan oleh
bank.
5. Mempelajari Dokumen Akad Kredit.
6. Membuat rekening dalam mata uang
asing misal USD, EURO dll sebagai rekening
transaksi;
7. Memasukkan dana sebesar prosentase
awal misal 20% dari nilai nominal LC atau
istilahnya nominal aggunan.
8. Apabila setuju maka siap dilanjutkan.

b. Importir melakukan komunikasi denngan pihak eksportir mengenai hal-hal sebagai berikut :

Importir Eksportir

1. Persetujuan mengenai bank yang 1. Idem


eksportir dan importir sepakati diawal;
2. Jatuh tempo LC harus disepakati diawal,
apakah sesuai dengan shipment date atau
delivery date. Meskipun kedua istilah diatas
hampir sama namun bagi bank dan 2. Memberikan informasi pasti mengenai

berbeda pengertian. Untuk shipment date jadwal pengiriman barang karena hal ini

adalah jadwal pengiriman berdasarkan ada kaitannya dengan pengisian dokumen

berangkatnya kapal sedangkan delivery bank. Apabila terjadi misalnya tanggal

date adalah tanggal keluarnya barang dari pengisian dokumen dibank untuk

gudang eksportir. Jadi harus dipertegas pengiriman melibihi lebih cepat dari

untuk kedua istilah diatas; pengiriman aktual barang sebenarnya maka


3. Memberikan informasi terhadap dokumen- akan dikenai amanmend atau perbaikan
dokumen yang harus di kirim ke pihak data dengan membayar denda sesuai
importir untuk dimintakan endorsment dengan ketentuan bank.
3. Idem
kepada pihak bank importir dalam
kegunaan pengambilan barang di Line
(pelayaran);
4. Dokumen-dokumen tersebut adalah
BL/AWB asli dan copy, Invoice Asli dan
Copy, Packing List asli dan copy, asuransi,
Certificate of Origin, Purchase Order. Tetapi
aktualnya dokumen-dokumen diatas adalah
tidak baku karena bisa mengalami
penambahan dokumen lain atau cukup 4. Idem
dokumen diatas sesuai kesepakatan awal.
5. Memastikan asuransi. Hal ini penting
apakah asuransi dalam hal pengiriman
barang di tanggung oleh importir atau
eksportir. Karena hal ini berhubungan
dengan pengisian dokumen ke bank.
5. idem

Ketika barang sudah masuk maka importir diwajibkan untuk menginformasikan kepada eksportir. Dan harus diingat pihak importir
harus membayar sisa nilai LC sesuai dengan tanggal jatuh tempo LC dengan cara memasukkan dana ke rekening valas sesuai
dengan sisa hutang. Karena nanti secara otomatis pihak bank akan mendebet rekening importir dengan kuasa yang sudah diberikan
oleh pihak importir.

Demikian penjelasannya , apabila ada masukan boleh email atau memasukkaanya kedalam kolom komentar.

Semoga sedikit memberikan manfaat dan Nice day

Jumat, 07 Desember 2012

DASAR-DASAR TEORI AKUNTANSI PERBANKAN

Latar Belakang
Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediate) antara pihak yang memiliki dana
dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran. Bank merupakan
sector yang sangat penting dan berpengaruh dalam dunia usaha. Dengan adanya falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank
adalah kepercayaan masyarakat.

Oleh karena itu, maka pihak perbankan banyak mengeluarkan peraturan dibidang perbankan, yaitu berkaitan dengan likuiditas
dan solvabilitas bank serta tingkat resiko relative yang melekat pada tipe usaha bank yang dijalankan. Oleh karena itu akuntansi
dan pelaporan keuangan juga berbeda.

Pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan dalam
mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Pengguna laporan keuangan bank juga berkepentingan dengan likuiditas, solvabilitas, dan resiko yang berkaitan dengan asset dan
kewajiban yang diakui dalam neraca dan unsure-unsur diluar neraca.

Likuiditas menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya kepada semua pihak yang sewaktu-waktu dapat menarik
atau mencairkan simpanan dan komitmen lainnya.

Solvabilitas menunjukkan kelebihan asset dari kewajibannya, yang berarti pula menunjukkan kecukupan modal bank.

DEFINISI

Aset Produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, efek (surat berharga),
efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo), tagihan derivative, tagihan akseptasi, penempatan dana pada bank
lain, penyertaan, dan lain-lain.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tariff hidup rakyat.

Efek adalah surat berharga, yaitu surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka, dan setiap derivative dari efek.

Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi adalah taksiran kerugian akibat tidak dipenuhinya komitmen dan kontijensi oleh
nasabah.

Kas adalah mata uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Kewajiban segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah
pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Komitmen adalah ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Kontijensi adalah kondisi atau situasi dengan hasil akhir berupa keuntungan atau kerugian yang baru dapat dikonfirmasikan
setelah terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan.

Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengerian kredit yang
diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah
yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).

Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana bank pada bank lain, baik didalam negeri maupun luar negeri, dalam
bentuk interbank call money, tabungan, deposito berjangka, dan lain-lain yang sejenis, yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan.

Penyertaan saham adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang,
baik dalam rangka pendirian maupun ikut serta dalam kerugian yang timbul sehubungan dengan penanaman dana ke dalam asset
produkstif, baik dalam rupiah maupun valuta asing.

Pinjaman diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indoensia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran
kembali sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman subordinasi dan simpanan masyarakat
tidak termasuk dalam pengertian ini.
Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang berdasarkan suatu perjanjian hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi
kewajiban tertentu dan dalam hal terjadi likuidasi hak tagihnya berlaku paling akgir dari semua simpanan dan pinjaman diterima.

Posisi devisa Neto adalah :

a. Selisih bersih asset dan kewajiban moneter dalam valas;

b. Selisih bersih tagihan dan kewajiban komitmen dan kontijensi dalam valuta asing.

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.

Simpanan dari Bank lain adalah kewajiban bank kepada bank lain, baik didalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk giro,
tabungan, interbank call money, deposito berjangka dan lain-lain yang sejenis.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Perkreditan

Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama diakui sebesar pokok kredit
yang merupakan porsi tagihan bank yang bersangkutan.
Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang resikonya ditanggung
bank.

Penyisihan kerugian kredit dibentuk sebesar estimasi kerugian kredit yang tidak dapat ditagih sesuai dengan mata uang
denominasi yang diberikan.

Jumlah kredit yang dpat dihapusbukukan adalah sebesar bagian yang tidak dapat ditagih. Agunan yang diambil alih sehubungan
dengan penyelesaian pinjaman diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.

Pengakuan pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan asset produktif lain yang nonperforming.
Pendapatn bunga dari kredit dan asset produktif lain yang nonperforming diakui saat pendapatan tersebut diterima.

Pendapatan dalam kegiatan perkreditan, antara lain terdiri atas pendapatan bunga dan pendapatan lain, seperti provisi dan
komisi.

Pada saat kredit diklasifikasikan sebagai nonperforming, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan.

Kredit nonperforming pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 hari
atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit nonperforming
terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet.

Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit.
Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.
Beban dlam perkreditan, terdiri atas beban bunga dan beban lain yang dikeluarkan dalam rangka penghimpunan dana, seperti
hadiah, premi atau diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan, dan biaya /premi program penjaminan.

Pengakuan pendapatan selain bunga dan beban selain bunga.

Pendapatan selaian bunga dan beban selain bunga yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama jangka waktu tersebut,
contohnya komisi dan provisi dari kegiatan yang berkaitan dengan perkreditan.

Apabila kredit atau komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa pendapatan dari beban diakui pada saat
penyelesaian kredit atau komitmen tersebut.

Sumber : PSAK 31 Tahun 2007

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I


Author - Mesriah Ria Date - 19:45:00 akuntansi materi kuliah
AKUNTANSIKEUANGANLANJUTANI
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

KATAPENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena buku ini dapat selesai disusun dengan lancar. Adapun buku Akuntansi
KeuanganLanjutaninidisusundengantujuanagardapatmemperluaswawasandanpengetahuanmahasiswajurusanakuntansitentangmasalah
akuntansiyangbersifatkhusus,yangtidakdibahasdalampengantarakuntansidanakuntansikeuanganmenengah.Olehkarenaitumatakuliah
akuntansi keuangan lanjutan merupakan matakuliah yang diberikan setelah mahasiswa memperoleh pemahaman dari matakuliah pengantar
akuntansidanakuntansimenengahsehinggasangatcocokuntukmahasiswatingkatatas.

Bobotmatakuliahakuntansikeuanganlanjutanadalahsebanyak3SKS(3x50menit)dengan14kalitatapmukadalamsatusemester.
Guna memperkuat praktek dan ketrampilan mahasiswa dalam menerapkan akuntansi keuangan lanjutan ini maka perlu didampingi dengan
praktikumataukelasasistensi.

SelainitutujuanmempelajariAkuntansiKeuanganLanjutanadalahagarmahasiswamampumenerapkanteoridanteknisakuntansiuntuk
masalah akuntansi khusus tersebut sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi yang mengacu pada penciptaan mahasiswa yang siap
menghadapiduniakerjamaupunmenciptakanpekerjaan.AkuntansikhususantaralainmempelajariakuntansihubungankantorPusatdanCabang
kemudianmempelajariakuntansitransaksivalutaasing,pendiriandanpembubaranFirma,pembubaranPerseroan,LaporanSegmendanInterim,
organisasinirlaba,akuntansipenjualancicilandankonsinyasi.
Padakesempataninipenulismengucapkanbanyakterimakasihkepadasemuapihakyangtelahmemberibantuandandorongandalam
bentukapapunsehinggadapattersusunbukuinidenganlancar.Namundemikianbukuinimasihjauhdarikesempurnaansehinggapintupenulis
sangatterbukabagisemuapembacayangmemberikankritik,saranataumasukanyangdapatmemperbaikibukuinidimasadatang.

Yogyakarta,Nopember2005

Penulis

BAB1

PENDAHULUAN
Mempelajarimatakuliahakuntansikeuanganlanjutansamahalnyadenganmempelajarimatakuliahakuntansilainnya,tidakhanyadengan
menghapalteoridanrumusnyatetapiharusbisamemahamidanselanjutnyadapatmenerapkanpenghitunganmaupunpembuatanjurnaldan
laporanuntuksetiapkasusberbeda.

Padabab1bukuiniakandibahaskedalamduabagian(topik)yaitu:

1. Mengenai persekutuan dimulai dari seluk beluk persekutuan seperti pengertian, karakteristik, sampai dengan isi perjanjian pembentukan
persekutuan(75menit).

2.Penghitungandanpengakuanmodalsampaidenganpembuatanjurnalpadapendirianpersekutuan.(75menit).

Dengandemikiandiharapkandapattercapaitujuandaripempelajaranbab1dalambukuiniadalah:

1.Mahasiswadapatmengertidanmemahamitentangpersekutuan.

2.Mahasiswadapatmenyebutkanisiperjanjianpersekutuan.

3.Mahasiswadapatmenyebutkankarakteristikpersekutuan.

4.Mahasiswadapatmembedakanjenisjenispersekutuan.

5.Mahasiswamampumemahamiaturanpenjurnalandalampersekutuandanmampumelakukanpenjurnalan.

6.Mahasiswamampumembedakanantarapenghitungandenganmetodebonusmaupunmetodegoodwilldanmampumenyajikanjurnalmaupun
laporankeuanganyangdiperlukan.

A.PengertianPersekutuandanUnsurPokokPersekutuan

1. PengertianPersekutuan
SecaraumumPersekutuandapatdidefinisikansebagaisuatugabunganatauasosiasidariduaindividuataulebihuntukmemilikidan
menyelenggarakansuatuusahasecarabersamadengantujuanuntukmemperolehlaba.

2. UnsurPokokPersekutuanyaitu:

Gabunganatauasosiasiparasekutu.

Sebagaisuatuasosiasidaribeberapasekutu(individu)makapersekutuantidakdapatdipisahkandengankesepakatanatauperjanjian,yaitu
perjanjianuntukmendirikan,memiliki,danmengelolapersekutuan.

Pemilikandanpengelolaanbersama.

DidalamPersekutuanharusselaludituntutadanyakebersamaan,yaitu:

a)Persekutuandimilikibersama.

b)Persekutuandikelolabersama.

c)Kalauadarisikoditanggungbersama.

d)Kalaumemperolehlabadibagibersama.

3.Tujuanuntukmemperolehlaba.
Labadibagisecaraadilmenurutrasioataumetodepembagianlabayangtelahdisepakati.

B.KetentuandidalamPerjanjianPersekutuan

Perjanjianpersekutuanakanberisiketentuanketentuanyangdisepakatiolehparasekutumengenaisegalasesuatuyangberhubungandengan
kehidupanpersekutuansampaipembubarannya.Isiperjanjianantaralain:

1.Ketentuanmengenaipersekutuan.

2.Ketentuanmengenaisekutu.
3.Ketentuanyangberhubungandenganmodalpersekutuan.

4.Ketentuanmengenaipembagianlaba.

5.Ketentuanyangberhubungandenganpembubaranpersekutuan.

6.Ketentuanmengenaipertanggungan(asuransi)terhadapmasingmasingsekutu.

Isiperjanjianpersekutuanakandipakaisebagai:

Dasarpencatatansetoranmodal.

Dasarperhitunganmodal.

Dasarpembagianlaba.

Dasarpencatatantransaksitransaksipersekutuanyangmenyangkutmodal.

Dasarpembagianaktivadalamlikuidasi.
Dari uraian diatas terlihat bahwa perjanjian mempunyai peranan yang sangat penting dalam persekutuan mulai dari pendirian hingga
pembubarannya.

C.PenggolonganPersekutuan
Persekutuandapatdikelompokkanmenjadi2,yaitu:

1.PersekutuanFirma(Fa),adalah:

Suatuusahakerjasamayangdidirikanuntukmenjalankanperusahaandenganmenggunakannamabersamadansemuasekutudalamusahatersebut
bertanggungjawabpenuh(danbiasanyaikutaktif)mengelolaperusahaan.

2. PersekutuanKomanditer(cv),adalah: Suatubentukperjanjiankerjasamauntukberusahadimanasalahsatuataulebihdarianggotanya
bertanggungjawabterbatas.

a.SekutuAktif,adalah:

Sekutuyangikutaktifmengelolaperusahaandanbertanggungjawabpenuhdenganseluruhhartapribadinya.

b.SekutuPasif(SilentPartner),adalah:

Sekutuyanghanyamenyetormodalsajatanpaikutmengelolaperusahaan.

3.JointStockCompany,adalah:

Persekutuanyangstrukturmodalnyaterbagiatassahamsahamyangdapatdipindahtangankan.Besarnyasahammasingmasingsekutudidalam
Joint Stock Company tidak menunjukkan besarnya tanggung jawab sekutu yang bersangkutan melainkan hanya menunjukkan besarnya
kepemilikan.

D.KarakteristikUtamaPersekutuan
Karakteristikutamaadalahmerupakansifatutamaataucirikhaspersekutuanyangmeliputi:

1.MutualAgency
Masingmasingsekutumerupakanagen(wakil,perantara,perpanjangantangan)daripersekutuan.

2.LimitedLife

Umurpersekutuanadalahterbatas. Halhalyangmebatasiumurpersekutuanantaralainperjanjianpersekutuan,ketentuanhukumsertaputusan
pengadilan.Sewaktuwaiktupersekutuandapatbubarkarenamasuknyasekutubaru,pengunduransekutudansebagainya.

3.UnlimitedLiability

Tanggungjawabmasingmasingsekutu(kecualisekutupasif)tidakterbataspadamodalyangtelahdisetorsaja.

4.OwnershipofanIntersetinaPartnership

Kekayaanyangtelahdisetorkedalampersekutuansudahbukanlagimiliksekutupenyetor,melainkanmiliksemuasekutu.

5.ParticipationonPartnershipProfit

Masingmasingsekutumempunyaihakdidalampembagianlabaataurugipersekutuan.

6.RighttoDisposeofaPartnershipInterest

Masingmasingsekutumempunyaihakuntukmenjualataumemindahkanhaknyaatasmodaldanhakataslabakepadaoranglain,baikkepada
anggotasekutumaupunbukan.

7.MutualLiabiliy

Semuasekutubertanggungjawabterhadaputangpersekutuan.Jadiutangpersekutuanadalahjugautangseluruhsekutu

E.AlasanPemilihanPersekutuanAtauBentukBadanUsahaLainnya

Pertimbangan untuk memilih bentuk badan usaha berupa persekutuan atau bukan adalah berdasarkan kelemahan dan kelebihan
persekutuandibandingkanbentukbadanusahalainnyasepertiperseroanterbatasdanlainlain.Olehkarenaituperludibahasmengenaikelebihan
dankelemahanpersekutuan.
KelebihanBentukUsahaPersekutuan:

1.Bentukpersekutuansepertifirmalebihmudahdalampendiriannya.

2.Bentukpersekutuansepertifirmajugalebihmudahdalampembubarannyamisalkanakanberubahmenjadibentukperseroanterbatas.

3.Bentukpersekutuanjugamempunyaikebebebasandankeluwesandalammenentukanbentukusahanya.

4.Kebebasanmasingmasingsekutudalampengambilankeputusan.

5. Persekutuan hanya wajib melaporkan pajaknya tetapi bukan pembayar pajaknya karena yang membayar pajak adalah para sekutu yang
memperolehlabapersekutuan.Pajaknyaberupapajakpenghasilan.

KelemahanBentukUsahaPersekutuan:

1.Tanggungjawabpribadisekutuakanhutangperusahaan.

2.Kelangsunganhidupperusahaanbiasanyaterbataskarenaikutditetukanolehperjanjiandalampendirianpersekutuan.

3.Kesulitandalammemindahtangankankepentinganpemilik.

F.AkuntansiDalamPersekutuan

Padapersekutuanlabaataurugiselaludibagidiantaraparasekutusesuaidenganmetodepembagianlabayangtelahdisepakati.Pembagian
laba adalah pemindahan saldo laba ( rugi ) persekutuan ke rekening modal masingmasing sekutu. Mengenai modal sekutu pada dasarnya
merupakankeseluruhandarihakparasekututerhadappersekutuan.Padaumumnyahubunganekonomisantarapersekutuandanparasekutu
ditampungdidalamtigarekening,yaitu:
1.RekeningModal
Rekeningmodalmenunjukkanbesarnyahakmodalsekutuyangbersangkutan.Modalmasingmasingsekutuberasaldarisetoranmodal
mulamula.Selanjutnyaakanbertambahdengansetorantambahanmodaldanpembagianlabasertaberkurangdenganpengambilanmodaldam
pembgianrugi.Rekeningmodalakandidebitapabilaberkurangdandikreditapabilabertambah.

AktivaKas.. XX

AktivaNonKas.. XX

ModalSekutuX
XX

ModalSekutuY
XX

ModalSekutuZ
XX

2.Rekeningprive
Rekeningprivejugadiselenggarakanuntuktiaptiapsekutu.Rekeningakandidebitapabilaterjadipengambilanhartapersekutuanuntuk
sekutu.SedangkanRekeningakandikreditdenganbagianlaba(apabilatidaklangsungditutupkerekeningmodal).

Modal. XX

Prive.. XX

Padaakhirperiodesaldorekeningpriveiniakandipindahkerekeningmodalsekutuyangbersangkutanyaitu:

Kesisidebit,apabilarekeningprivebersaldodebit.
Kesisikreditapabilarekeningprivebersaldokredit.

Jadisetelahtutupbukusaldorekeningpriveselalunol.

4.RekeningUtangKepadaSekutu
Rekening ini akan di debit apabila utang kepada sekutu berkurang dan di kredit apabila utang kepada sekutu bertambah. Dalam hal
persekutuandilikuidasimakasaldorekeninginiikutdipertimbangkandidalammenghitungbagiankassekutuyangbersangkutan.Didalamneraca
saldodisajikanpadakelompokpasiva,yaituutang.

Kas. XX

UtangSekutu. XX

4.RekeningPiutangKepadaSekutu
Rekening ini didebit apabila piutang kepada sekutu bertambah dan dikredit apabila piutang kepada sekutu berkurang. Dalam hal
persekutuandilikuidasi(dilebur)yaitumengurangihaksekutuyangbersangkutan.Didalamneracasaldorekeningdisajikandalamkelompok
aktiva,yaitupiutang.

Piutang.. XX

Kas XX
Piutangkepadapihakketiga:

PiutangDagang XX

Penjualan... XX

LATIHAN:1.1

UntukmemperdalampemahamanAndamengenaimateridiatas,silakanandamengerjakanlatihanberikutini!

1)ApayangdimaksuddenganPersekutuandalamartiluasmaupundalamartisempit?

2)Apasajayangmenjadiketentuandalamperjanjianpendirianpersekutuan?

3)Sebutkanjenispersekutuan!

4)Apayangdimaksuddengansilentpartner?

5)Sebutkankarakteristikutamadaripersekutuan!

PembentukanPersekutuan

A.PembentukanPersekutuanBaru
Yaitumerupakanpembentukanpersekutuanyangsamasekalibaruberdasarkankesepatanduaorangsekutuataulebih.

Masingmasingsekutu menyetor modal untukmendirikan perusahaanbaruyang akan dimiliki bersama. Setoran modal tersebut dapat
berupakas,aktivanonkasataubahkanaktivatidakberujudsepertikemampuanlebihyangdimilikiolehseorangsekutudiataskemampuan
sekutuyanglain.Bilaaktivaberupanonkasmakapenilaianbesarnyamodalharusdenganpersetujuanmasingmasingsekutuagarmendapatkan
nilaiyangwajardanmemenuhiprinsipkeadilansehinggabiasanyadigunakannilaipasarnyayangwajar.Penurunannilaiaktivajugaharus
ditetapkansecarabersama.
Bilaterdapatkemampuanlebihdarisekutumakaperlakuanterhadapkemampuanlebihyangdimilikisekutuada2metodepengakuan
modalyaitu:

1.MetodeBonus

2.MetodeGoodwill

MetodeBonus:

DiasumsikanbhwjumlahSetoranmodalmulamula=jumlahreratamodalmulamula

MetodeGoodwill

Mengasumsibhwjumlahsetoranmodalmulamula=jumlahreratamodalmulamuladi+goodwill

yangdiakui

A.1.SetoranModalberupaKas(contohdanpenyelesaiannya)

TuanArtha&TuanGrahasepakatmendirikanusahapersekutuanfirmadengannamaGATRA.Sebagaisetoranawalmasingmasing
sekutumenyetorkansbb:

Artha:SebesarRp240.000.000sedangkanGrahasebesarRp200.000.000
a). Bagaimanapengakuandanpencatatansetoranmodalawalpendirianpersekutuantersebutdenganmenggunakanmetodebonusdanmetode
goodwill?Buatlahjugajurnalyangdiperlukan!
JawabA.1.:

a).JurnaluntukSetoranModalkeFa.GATRAdalamRp

440.000.000,
Kas..

ModalArtha 240.000.000,

ModalGraha 200.000.000,

Biladalampendirianpersekutuantidakadaketentuanproporsipengakuanmodaldidalamperjanjian,makaproporsipengakuanmodal
denganmetodebonusbesarnyadibagirata(dibagisamabesar).DengandemikianpenyelesaiansoalA.1adalah:

MasingmasingmodaldiakuisebesarRp220.000.000,(440.000.0002)olehkarenapengakuanmodaldalamFa.GATRAdenganmenggunakan
metodeBonusmakaperhitungannyasepertiberikut:

b).PengakuanModaldenganMetodeBonus

Besarnya
Setoran Metode
Keterangan Modal Bonus Bonus

(1) (2) (12)

SetoranArtha 240.000.000 220.000.000 20.000.000*

SetoranGraha 200.000.000 220.000.000 (20.000.000)

Jumlahsetoran 440.000.000 440.000.000 0

*Jurnaluntukmencatatbesarnyabonus
ModalArtha 20.000.000,

20.000.000,
ModalGraha

NeracaFa.GATRA

Aktiva Pasiva

Kas 440.000.000, ModalArtha 220.000.000,

ModalGraha 220.000.000,

Total 440.000.000, Total 440.000.000,

c).PengakuanModaldenganMetodeGoodwill
Setoran Besarnya
Metode
Keterangan Modal Goodwill Goodwill

(1) (2) (21)

SetoranArtha 240.000.000 240.000.000 0

SetoranGraha 200.000.000 240.000.000 40.000.000

Jumlahsetoran 440.000.000 480.000.000 40.000.000

Jurnaluntukmencatatbesarnyagoodwill
Goodwill 40.000.000,

40.000.000,
ModalGraha

NeracaFa.GATRA

Aktiva Pasiva

Modal 240.000.000,
Kas 440.000.000, Artha

Modal 240.000.000,
Goodwill 40.000.000, Graha

Jumlah 480.000.000, Jumlah 480.000.000,

Demikiancontohsederhanatentangpembentukanpersekutuan(Fa)dengansetoranmodalawalnyaberupauangkas.Dalamcontohinijuga
telah dijelaskan bagaimana kita melakukan perhitungan dan perekayasaan pencatatan apabila salah satu dari anggota sekutu mempunyai
kemampuanlebihdalampersekutuan,sehinggapengakuanmodalnyaterhadapsetoranmodalparasekutudapatdiakuidenganmenggunakan2
metodeyaituBonusdanGoodwill.
SubpembahasanberikutnyaadalahpembentukanFa.dengansetoranmodalawalnyaberupaAktivaNonkas.Apabilapenyetoranmodalnya
berupaaktivanonkasmakapenilaianbesarnyamodalharusmemenuhiprinsipkeadilandanbiasanyadinilaiberdasarkanhargapasaryangwajar.
Berikutadalahcontohsederhanamengenaipenyetoranmodalberupaaktivanonkas.

A.2.PenyetoranModalberupaAktivaNonKas(contohdanpenyelesaiannya)

BapakUpin&IpinmendirikanusahadengannamaPT.MAKMUR.Masingmasingmenyetorkanmodal:Upinberupauangtunai(Kas)
Rp150.000.000.danIpinberupaGedung,TanahdanTrukdengannilaiRp225.000.000,;Rp160.000.000,danRp175.000.000,.

DariinformasiiniSaudaradiminta(a)menyusunbagaimanacaramengakuisetoranmodalawalpendirianpersekutuantersebutapabila
menggunakanmetodebonusdanmetodegoodwill?(b)buatlahjurnalyangdiperlukandanNeracaawalatassetoranperdirianfirmatersebut!

JawabA.2.:

a).JurnaluntukmencatatsetoranModalUpindanIpinkePTMAKMURadalah(Rp)

150.000.000,
Kas

225.000.000,
Gedung

160.000.000,
Tanah

175.000.000,
Truk

150.000.000,
ModalUpin
560.000.000,
ModalIpin

b).PengakuanModaldenganMetodeBonus
Setoran Metode Besarnya

Keterangan Modal Bonus Bonus

(1) (2) (12)

355.000.00 (205.000.000)
SetoranUpin 150.000.000 0 *

355.000.00
SetoranIpin 560.000.000 0 205.000.000

710.000.00
Jumlahsetoran 710.000.000 0 0

Jurnaluntukmencatatbesarnyabonus:(BonusuntukIpin)
205.000.000
ModalIpin.. ,

205.000.000
ModalUpin.. ,

NeracaawalatassetoranmodalUpindanIpin:(metodebonus)
NeracaPT.MAKMUR

Aktiva Pasiva
Kas 710.000.000, ModalUpin 355.000.000,

ModalIpin 355.000.000,

TotalAktiva 710.000.000, TotalPasiva 710.000.000,

Ataubisajugadibuatsepertiberikut:

NeracaPT.MAKMUR

Aktiva Pasiva

Kas 150.000.000, ModalUpin 355.000.000,

Gedung 225.000.000, ModalIpin 355.000.000,

Tanah 160.000.000,

Truk 175.000.000,

TotalAktiva 710.000.000, TotalPasiva 710.000.000,

c).PengakuanModaldenganMetodeGoodwill

Keterangan Setoran Metode Besarnya


Modal Goodwill
Goodwill

(1) (2) (21)

SetoranUpin 150.000.000 560.000.000 410.000.000

SetoranIpin 560.000.000 560.000.000 0

Jumlahsetoran 710.000.000 1.120.000.000 410.000.000

Jurnaluntukmencatatbesarnyagoodwill

410.000.000,
Goodwill

410.000.000,
ModalUpin

NeracaFa.GATRA

Aktiva Pasiva

Kas 710.000.000, ModalUpin 560.000.000,

Goodwill 410.000.000, ModalIpin 560.000.000,

1.120.000.000, Jumlah 1.120.000.000,


Jumlah

B.MengubahPemilikanPerusahaanPerseoranganYangSudahAda
Adanyapeluangdankerjasamadalambisnis,biasapemilikperusahaaninginmengembangankanperusahaandenganmenambah/membuka
peluangbagiorangataupengusahalainuntukbergabungdalamperusahaan.Apabilainidilakukanmakapencatatanatasbergabungnyapihaklain
tersebut akan dicatat melalui satu dari dua metode pencatatan yang digunakan, yaitu metode pembukuan lama (berdasarkan pembukuan/
pencatatandariperusahaansebelumnya)danmetodepembukuanbaru.Perlakuanatasperubahankepemilikaniniakanmengakibatkanadanyahal
halsebagaiberikut:

Penilaian(kembali)AktivaBersihyangDisetoratauRevaluasiAktiva

PenentuanModalmasingmasingSekutu

Pembukuanatauakuntansinyadisesuaikandenganmetodepembukuanyang

digunakan.

SKEMAPERUBAHANPERUSAHAANPERORANGAN

MENJADIPERSEKUTUAN


B.1.ContohSoalPendirianPersekutuanYangSudahAda:
Padaawaltahun2001UpindanIpinsepakatmendirikanPersekutuanMurahRejeki.Upinsudahmempunyaiperusahaanperseorangan
Sumber Rejeki yang bergerak di bidang servis dan perawatan kendaraan bermotor dan akan menggunakan aktiva bersih perusahaan
perseorangantersebutsebagaisetoranmodal.SedangkanIpinakanmenyetormodalberupakassebesarRp375.000.000,untukmendirikan
persekutuanbaru.NeracaperusahaanperseoranganUpinpadasaatitusebagaiberikut:

PerusahaJasaSumberRejeki

Neracaper31Desember2000

(dalamRp)

Aktiva:

Kas 37.500.000

PiutangDagang 45.000.000

PersediaanBrg.
Dagang 52.500.000

Tanah 42.000.000

Gedung 37.500.000

AkumulasiPenyusutan 22.500.000

15.000.000

MebeldanPeralatan 22.500.000

AkumulasiPenyusutan 12.000.000
10.500.000

TotalAktiva 202.500.000

Pasiva:

UtangBank 82.500.000

ModalUpin 120.000.000

TotalPasiva 202.500.000

DalamhubungannyadengansetoranUpintersebuttelahdisepakatiadanyapenyesuaiansebagaiberikut:

1.Cadangankerugianpiutangdiakuisebesar10%darisaldopiutangdagang.

2.PersediaanbarangdagangandinilaiberdasarkannilaipasarnyayaituRp60.000.000

3.DiakuinyaadanyagoodwillsebesarRp15.000.000

4.NilaitanahdisepakatisebesarRp75.000.000

5.DiakuinyaadanyautangbiayasebesarRp6.000.000

Pertanyaan:

a)AtastransaksitersebutdiatasbuatlahNeracadanpencatatanpembentukanpersekutuandenganmetodepembukuanlama(metodepembukuan
melanjutkanpencatatanpersekutanlama)?

b)AtastransaksitersebutdiatasbuatlahNeracadanpencatatanpembentukanpersekutuandenganmetodepembukuanbaru?

JawabB.1.:

a)PengakuanModalPendirianPersekutuanMurahRejekiMenggunakanMetodeBukuLama:
Persediaan:

60.000.00
NilaiPasarPersd.Brg.Dagangan 0

NilaiBuku 52.500.000

Kenaikannilaipersd.BrgDagangan 7.500.000

Tanah:

75.000.00
NilaiPasarTanah 0

NilaiBuku 42.000.000

KenaikannilaiTanah 33.000.000

PengakuanadanyaGoodwill 15.000.000


JumlahpenambahanmodalkarenaPenilaiankembali 55.500.000

(RevaluasiAktiva)

4.500.00
CadanganKerugianPiutang(10%x45.000.000) 0

UtangBiaya 6.000.000

JumlahPenguranganModalkarenapenilaiankembali (10.500.000)

KenaikanModalUpinkarenaRevaluasiAktiva 45.000.000
JurnalpenyesuaianatasRevaluasiaktiva(penilaiankembali)yaitu:

PersediaanBarangDagangan 7.500.000

Tanah 33.000.000

Goodwill 15.000.000

CadanganKerugianPiutang 4.500.000

UtangBiaya 6.000.000

ModalUpin 45.000.000

MencatatsetoranIpin:

Kas 375.000.000

ModalIpin 375.000.000

Dengandemikianuntukmengakuiadanyapenilaiankembali(revaluasi)atasaktivatetapyangdiserahkanUpintersebutkitadiwajibkan
mencatatdanmenilaikembaliuntukrekeningpersediaanbarangdagangan,Tanah,goodwillsertacadangankerugianpiutangdanutang.Sekaligus
mencatat setoranIpin berupa kas. Dan dalam metode pembukuanlama ini , neraca dari persekutuanbaruyang mereka dirikanmerupakan
gabunganantaranilaiaktivaperusahaanlama+penyesuaian+setoranmodalsekutubaru,yaitusebagaiberikut:

PerusahaJasaMurahRejeki

Neracaper1Januari2001

Aktiva:

Kas(37.500.000+375.000.000) 412.500.000

PiutangDagang 45.000.000

Cad.KerugianPiutang (4.500.000)

40.500.000

PersediaanBrg.Dagang 60.000.000

Tanah 75.000.000

Gedung 37.500.000

AkumulasiPenyusutan 22.500.000

15.000.000

MebeldanPeralatan 22.500.000

AkumulasiPenyusutan 12.000.000

10.500.000

Goodwill 15.000.000
TotalAktiva 628.500.000

Pasiva:

UtangBank 82.500.000

UtangBiaya 6.000.000

ModalUpin 165.000.000

ModalIpin 375.000.000

TotalPasiva 628.500.000
b)PengakuanModalPendirianPersekutuanMurahRejekiMenggunakanMetodeBukuBaru:
PertanyaandanLatihan

Untukmemperluascakrawalapemahamansaudaramengenaimateripembentukanpersekutuan,silahkanmengerjakanlatihanberikutini!

1.ApayangdimaksuddenganOwnershipofanInterestinaPartnership?

2.ApayangdimaksuddenganRighttoDisposeofPartnershipInterest?

3.Sebutkancarapembentukanpersekutuan!

4.Apaperbedaanpembentukanpersekutuanantarametodegoodwilldenganmetodebonus?

5.TigaorangyaituDoni,Endah(keduanyabekasfotomodel)danFerdy2001mendirikanpersekutuanyangusahanyaberupafotostudiobernama
MODEL.Merekamenyetorkanmodal,masingmasing:

DoniRp12.500.000dankursidengannilaibukuRp3.000.000dannilaipasarRp5.000.000

EndahRp15.000.000danperalatanfotodengannilaibukuRp2.500.000dannilaipasarnyaRp4.500.000.

FerdyRp2.000.000danRukodengannilaibukuRp20.000.000namunnilaipasarnyaRp23.000.000

Berapakahbesarnyasetoranmodalyangdiakuibilapersekutuanyangakandidirikanmenggunakanmetodebonus?Buatlahlaporanpengakuan
setorandanjurnaluntuksetiaptransaksiyangberkaitandengansetoranmodaltersebutdanneracanyasetelahadapemberianbonus!

6. TigaorangyaituAndi,Beni,danCindypadatahun1991mendirikanpersekutuanyangusahanyaberupacafbernamaMOGE. Mereka
menyetorkanmodalsebesar:

AndiRp.10.500.000dankursidengannilaibukuRp.3000.000dannilaipasarRp.4000.000.

BeniRp.13.000.000danperalatandapurdengannilaibukuRp.2500.000dannilaipasarnyaRp.4500.000.

CindyRp.1000.000dantanahdanbangunandengannilaibukuRp19.000.000namunnilaipasarnyaRp.21.000.000.

Berapakahbesarnyasetoranmodalyangdiakuibilapersekutuanyangakandidirikanmenggunakanmetodegoodwill?Buatlahlaporanpengakuan
setoran,jurnaluntuksetiaptransaksiyangberkaitandengansetoranmodaltersebutdanneracanyasetelahadapengakuangoodwill!
7).Perhatikanneracadariperusahaandagangdibawahini!

PerusahaandagangSANTOSO

NeracaPer31Desember2000

Aktiva:

Kas

45.000.000

PiutangDagang

77.500.000

Cad.KerugianPiutang

(5.000.000)

72.500.000

PersediaanBrg.Dagang
52.500.000

Tanah

45.000.000

Gedung

60.000.000

AkumulasiPenyusutan

(22.500.000)

37.500.000

MebeldanPeralatan

30.000.000

AkumulasiPenyusutan

(12.000.000)
18.000.000

TotalAktiva

270.500.000

Pasiva:

UtangBank

112.500.000

ModalBurhan
158.000.000

TotalPasiva

270.500.000

Pada10Januari2001TuanBurhandanTuanTeddysepakatuntukmendirikanpersekutuanbarudengannamaRUKUNSANTOSO.Tuan
BurhansebelumnyatelahmemilikiperusahaanperorangandenganneracasepertidiatasdanTuanTeddyakanmenyetorkanmodalberupakas
sebesarRp.170.000.000.Bilakemudianterdapatbeberapahaluntukpenyesuaianberikut:

1.Cadangankerugianpiutangperludiakuisebesar10%darisaldopiutangdagang.

2.PersediaandinilaidarinilaipasarnyasebesarRp.50juta,

3.DiakuiadanyagoodwillyangtimbuldariusahayangdijalankanselamainisebsarRp.15juta.

4.NilaitanahdinilaikembalisehargaRp.45juta.DiakuiadanyahutanggajisebesarRp7juta.

Buatlah system pencatatan secara lengkap untuk mendirikan persekutuan RUKUN SANTOSO dengan metode pembukuan lama
(berdasarkanneracaperusahaanSANTOSOmilikTuanBurhan).

RANGKUMAN:

Pengakuansetoranmodaldenganmetodebonusmakapenghitungannya=totalmodalsekutudibagibanyaknyasekutu.
Besarnyabonus=sebelummemperolehbonusdikurangisetelahmemperolehbonus.

Pengakuansetoranmodaldenganmetodegoodwillmakapenghitungannyamodalmasingmasingsekutudinaikkansebesarsetoranmodaltertinggi
sehinggabesarnyagoodwill=setelahpengakuangoodwilldikurangimodalmasingmasingsebelumnya.

Pembentukan persekutuan dimana salah satu sekutunya sudah mempunyai perusahaan sebelumnya: Pencatatan akuntansinya dengan metode
pembukuanlamamakaharusmelakukanpenyesuaianterhadappenilaiankembaliaktivanonkasnya,kemudianlangsungmenambahkandalam
neracanya.

TESFORMATIF1

Pilihsalahsatujawabanyangpalingtepatdaribeberapaalternatifjawabanyangdisediakan!

1)Berikutiniyangbukanmerupakanprinsippemilikandanpengelolaanbersama,adalah:

A.Pemilikanbersamadaripersekutuan

B.Bilaadaresikoditanggungbersama

C.Bilamemperolehlabadibagibersama

D.SilentPartnertidakmemperolehlaba,hanyagajisaja.

E.Tidakadajawabanyangbenar

2)Pernyataanberikutiniyangbukanmerupakanketentuanyangdiaturdidalamperjanjianpersekutuanadalah:

A.KetentuanmengenaiSekutu

B.KetentuanmengenaiPembagianHutang.

C.KetentuanmengenaiPembagianLaba
D.KetentuanmengenaiPermodalan

E.Tidakadajawabanyangbenar

3)Karakteristikpersekutuanadalahumurnyaterbatas,halinidisebutjuga:

A.UnlimitedLiability

B.MutualLiability

C.LimitedLife

D.MutualAgency

E.Tidakadajawabanyangbenar

4)KarakteristikpersekutuanyangmenyebutkanParticipationonPartnershipProfit,artinyaadalah:

A.Masingmasingsekutumempunyaihakdidalampembagianlabaataurugipersekutuan.

B.Kekayaanyangdisetorkedalamsekutusudahbukanlagimiliksekutupenyetor.

C.Tanggungjawabmasingmasingsekututidakterbatas,kecualisekutupasifsebatasmodalsaja

D.Masingmasingsekutuberpartisipasisebagaiagen(wakil)

E.Tidakadajawabanyangbenar

5)KarakteristikpersekutuanyangmenyebutkanMutualLiability,artinyaadalah:

A.Masingmasingsekutumempunyaihakdidalampembagianlabaataurugipersekutuan

B.Kekayaanyangdisetorkedalamsekutusudahbukanlagimiliksekutupenyetor

C.Tanggungjawabterhadaputangpersekutuanadalahpadasekutusekutunya

D.Tanggungjawabmasingmasingsekututidakterbatas,kecualisekutupasifsebatasmodalsaja
E.Tidakadajawabanyangbenar

6)Yangmenyebabkanmodalpersekutuandicatatdisisikreditadalah:

A.PenambahanPiutang

B.Penambahanmodaldanpembagianlaba

C.TransaksiPrive

D.Penambahanhutang

E.Tidakadajawabanyangbenar

7)Berikutinipernyataanyangbenarmengenaicaramendirikanpersekutuandenganmengubah

pemilikanperusahaanperseoranganyangsudahada:

A.PengakuanAktivaBersihyangdisetor

B.PembukuanHutangmasingmasingsekutu

C.PenilaianModalmasingmasingsekutu

D.Penentuanmodalmasingmasingsekutu

E.Tidakadajawabanyangbenar

8)YangmenyebabkanrekeningPrivedidalampersekutuandicatatdisisidebetadalah,kecuali:

A.Penerimaanlabapersekutuan

B.Pembayarangajisebagaipembagianlaba

C.Pembayaranbonussebagaipembagianlaba

D.Bagianrugiyangharusditanggungsekutu
E.Tidakadajawabanyangbenar

9)ApabilaAvindanHugesmendirikanpersekutuanGonoGinidenganperbandinganmodal1:3

dengantotalmodalRp.600jutaapabilakemudianmasuksekutubaruRezayangmenyetormodal

Rp.240jutamakabesarnyamodalbiladiakuidenganmetodebonusadalahsebesar:

A.Rp.240juta

B.Rp.300juta

C.Rp.270juta

D.Rp.280juta

E.Tidakadajawabanyangbenar

10)ApabilaAvin,HugesdanRezayangmendirikanpersekutuanGonoGinitersebutdiatas(no.9),

Modalnyadiakuidenganmetodegoodwill.AtasmasuknyaRezasebagaisekutubarumaka

besarnyagoodwillRezaadalah:

A.Rp.50juta

B.Rp.60juta

C.Rp.40juta

D.Rp.55juta

E.Tidakadajawabanyangbenar

CocokkanlahjawabanAnda denganJawabanyang benar dalam diskusi kelas dan refensi buku, dan hitunglahjumlahjawabanyangbenar.
KemudiangunakanrumusdibawahiniuntukmengetahuitingkatpenguasaandalammateriKegiatanBelajar1.
Rumus

Artitingkatpenguasaanmateri:

90%100%=baiksekali

80%89%=baik

70%79%=sedang

<70%=baiksekali

Ifyoureachingtoleveldominationofitemmorethan80%

Youcandistributetonextmodule.!!

Butyouleveldominationofitemlessthan80%

youhavetorepeatactivitylearnwhichnotyetbeenmastered.

TesFormatif1

1)D2)B3)C4)A5)C6)B7)C8)A9)D10)B

DaftarKepustakaan

AllanR.Drubin.(1999),AdvancedAccounting,5thedition,SouthWestern,reissuebyBinarupaAksara,Jakarta.

Beam,John(1998),AdvancedAccounting,5thedition,PrenticeHall,London,reissuebySalembaEmpat,Jakarta.
Suparwoto,L(1999),AkuntansiKeuanganLanjutan1,Cetakanke7,BPFE,UGM,Yogyakarta.

KalauSaudaramencapaitingkatpenguasaanmaterilebihdari80%,ituartinyaBagus!Dansaudaradapatmeneruskankemodulberikutnya.
TetapikalaunilaiAndadibawah80%,AndaharusmengulangiKegiatanBelajar,terutamayangbelumAndakuasai.

PEMBAGIANLABARUGIPERSEKUTUAN

Pendahuluan

Karakteristikutamayangkelimadaripersekutuanadalahparticipationinpartnershipprofitmakalabarugipersekutuanharusdibagikepadapara
sekutusecaraadil,artinyaadildalampembagianlabakepadamasingmasingsekutudisesuaikandengankontribusinyabaikberupawaktu,modal
dankemampuanpribadidalammenghasilkanlaba.

Disampingituadiljugaberartitidakadaperbedaanyangmencolokdaribesarnyamasingmasingbagianrugilabayangdiberikankepada
sekutu.Olehkarenaitudiperlukanmetodepenghitunganuntukpembagianlabarugiyangdisepakatibersama.Selanjutnyametodemetodeyang
dapatdigunakanakandibahaskedalamduabagianatautopik,yaitu:

mMetodePembagianLaba

bagianLabadenganPenghitunganKhusus

Tujuanyangingindidapatdaripembelajarandarimateriiniadalah:

1.Mahasiswadapatmengertidanmemahamiprinsippembagianlabarugipersekutuandanlatarbelakangnya.

2.Mahasiswadapatmenyebutkandanmemahami3metodeyangdapatdigunakandalampembagianlabarugipersekutuan.

3.Mahasiswadapatmenghitung,menjurnalsertamenyusunlaporanpembagianlabadenganmasingmasingmetodeyangada.
MetodePembagianLaba

A.PengertianMetodePembagianLaba
Metodepembagian labaadalahmetodaataucara yangdigunakan untukdasar penghitunganpembagian laba. Ada berbagai macam Metode
PembagianLabayangdigunakan:

1.Labadibagisama

2.Labadibagidenganrasiotertentu

3.Labadibagimenurutperbandinganmodal

4.Labadibagidenganmemperhitungkanbungamodaldansisanyadibagimenurutmetode1,2,atau3.

5.Labadibagidenganmemperhitungkangajidanataubonusdansisanyadibagimenurutmetode1,2atau3

6.Labadibagidenganmemperhitungkanbungamodalsertagajidanataubonusdansisanyadibagimenurutmetode1,2atau3

1.LabaDibagiSama(Kasus1)
Masingmasingsekutuselalumendapatkanbagianlabayangsama.

Misalnya:Amenyetor=Rp51.000.000

Bmenyetor=Rp54.000.000

Cmenyetor=Rp
45.000.000

JumlahmodaldisetorRp150.000.000

MakaapabilapersekutuanmemperolehlabaRp9.000.000,danmetodepembagianlabamemakaimetodedibagisamamakareratamasing
masingsekutumendapatkanlabaRp3.000.000(9.000.0003).
2.LabaDibagiDenganRasioTertentu(Kasus2)
Misalnya:SekutuA=Rp51.000.000

SekutuB=Rp54.000.000

SekutuC=Rp
45.000.000

Rp150.000.000

Labaataurugipersekutuandibagidenganrasio3:4:3,denganlabaRp9.000.000

Maka:

SekutuA=30%xRp9.000.000=Rp2.700.000

SekutuB=40%xRp9.000.000=Rp3.600.000

SekutuC=30%xRp9.000.000=Rp2.700.000

3.LabaDibagiDenganRasioModal(Kasus3)
aantaralain:

a.ModalMulamulaadalahmodalmasingmasingsekutupadasaatpersekutuanberdiri.

b.ModalAwalPeriodeadalahsaldomodalpadaawalperiodeyangbersangkutan.Padaumumnya

saldomodalmasingmasingsekutusetiapperiodenyamengalamiperubahankarenaberbagai

macamsebab,seperti:
macamsebab,seperti:

a)Setoranmodal.

b)Penarikanmodal.

c)Pemindahansaldorekeningprive.

d)Bagianlaba.

e)Pembebananbagianrugi.

c.ModalAkhirPeriodeadalahsaldorekeningModalpadaakhirperiodesebelumpemindahan

saldorekeningprivedanpembagianlabaataurugi.Padaumumnyasaldomodalakhirinisetiap

periodenyajugamengalamiperubahan.

d.ModalRatarataadalahmodalrataratamasingmasingsekutuselamasatuperiode.

e.Dalammenghitungbesarnyamodalrataratainiada2faktoryangdiperhitungkan,yaitusaldo

modaldanjangkawaktu,sehinggadapatdirumuskansebagaiberikut:


UntukmengujipemahamanSaudaramengenaimetodepembagianlabarugi(carake3)ini,silakansaudara mengerjakanlatihanberikutini.
(CermatilahcaramenghitungdananalisisnyasepertiClueyangadaditabeltersebut)

LATIHAN1

PerhatikanrekapitulasisaldomodalsekutuX,YdanZpadaTahun2000dibawahini,untuk

menjawabsoalno.1sampaidengan4!

Sekutu Periode SaldoModal

SekutuX 1/11999 Rp.64.000.000

1/51999 Rp.70.000.000

1/91999 Rp.75.000.000

SekutuY 1/11999 Rp.64.000.000

1/71999 Rp.74.000.000

SekutuZ 1/11999 Rp.60.000.000

1/41999 Rp.70.000.000

1/81999 Rp.80.000.000
Labayangdibagipadaakhirtahun1999adalahsebesarRp25.000.000

1.BerdasarkantabeldiatashitunglahpembagianrugilabapersekutuanX,YdanZberdasarkansaldomodalawal!

2.BerdasarkantabeldiatashitunglahpembagianrugilabapersekutuanX,YdanZberdasarkansaldomodalakhir!

3.Bilaadatambahaninformasisebagaiberikut:Bungamodal10%,GajiperbulanX,YdanZmasingmasingRp.600.000,Rp.600.000,danRp.
750.000,Bonus5%untukXkarenaprestasikerjanya.Pembagianlabaperusahaanpadaakhirtahun1999meningkatmenjadiRp.50.000.000,
maka:

3.1.Hitunglahpembagianlabamerekasetelahbungamodal,gajidanbonusmerekadenganmetoderasiomodalratarata.

3.2.BuatlahlaporanperubahanmodalbiladiketahuipriveX,YdanZmasingmasingRp.5.000.000,Rp.6.500.000,danRp.6.500.000.

4.Buatlahjurnaldarisemuatransaksiakuntansidarisoalno.3danlaporanperubahanmodalnya!

Langkahpengerjaankasus3,Latihan1:

(a)Hitungrasiomodalrataratanyadenganmelihatperiodenya;(b)Hitungbungamodalmasingmasing=prosentasexJmlmodalrataratanya.
(c)Hitunggajidisetahunkanuntukmasingmasingsekutu.(d)Buatlahdaftarperhitunganpembagianlabayangdisusunmulaidaribungamodal,
gajisampaipadabonus,kemudianketiganyadijumlahkan.(e)Labaperusahaantotaldikurangijumlahtersebutkemudiansisanyadibagisebesar
rasiomodalrataratanya.
PembagianLabadenganPerhitunganKhusus

Dalammetodeini,semuafaktoryangmenentukanbesarnyaandilmasingmasingsekutudidalammenghasilkanlabaataurugi.Perubahanmetode
pembagianlabainiharusdisetujuiolehparasekutu.Metodepembagiannyaadalahsebagaiberikut:

1.Labadibagidenganmemperhitungkanbungamodal

2.LabadibagidenganmemperhitungkanGajidan/atauBonus

3.LabadibagidenganmemperhitungkanBungamodal,Gajidan/atauBonus

4.PenghitunganPerubahanMetodePembagianLaba

5.JurnalPembagianLaba

1.Labadibagidenganmemperhitungkanbungamodal
Dalammetodeini,bungamodaldansisanyadibagimenurutmetodelabadibagirata,rasiotertentu,ataurasiomodal.Bungadapatdihitung
berdasarkanrasiomodalsebagaiberikut:

1.Modalmulamula

2.Modalawalperiode

3.Modalakhirperiode

4.Modalratarata

5.Kelebihanmodaldiatasjumlahtertentu.

Besarnyabagianlabamasingmasingsekutuadalahsamadenganbungamodalditambahbagiansisanya.Apabilasetelahdiperhitungkan
bungatersebutmenjadiminus,yangberartirugi,makabesarnyabagianlabamasingmasingsekutuadalahsamadenganbungamodaldikurangi
denganbagiansisarugi.Bungamodalinihanyasebagaialatpembagianlabasaja,sehinggatidakmempengaruhibesarnyalaba
2LabadibagidenganmemperhitungkanGajidan/atauBonus
Didalammetodeinilabayangadadikurangigajidanataubonusterlebihdahulubarukemudiansisanyadibagimenurutlabadibagirata,rasio
tertentuataumetoderasiomodal.

sehinggasisatersebutdapatpositifmaupunnegatif.Bilanegatifberartimengalamirugiriilmeskipunsebenarnyaadalabanamunsetelah
dikurangi gaji dan bonus menjadi rugi karena gaji dan bonusnya terlalu besar. Gaji biasanya dihitung dalam satuan waktu satu tahun
(disetahunkan)sedangkanbonusdihitungdenganprestasiatauberdasarkansetoranmodalnya.

3.LabadibagidenganmemperhitungkanBungaModal,Gajidan/atauBonus

Dalammetodeinipertamatamalabadikurangibungamodal,gajidanbonus(gabunganmetode1dan2)kemudiansisanyadibagimenurut
metodelabadibagirata,rasiotertentuataumetoderasiomodal.Dalammetodeini,semuafaktoryangmenentukanbesarnyaandilmasingmasing
sekutudidalammenghasilkanlabaataurugi.Perubahanmetodepembagianlabainiharusdisetujuiolehparasekutu.

ContohSoal:

PerhatikantabelFaXtentangrekapitulasisetoranmodalmasingmasingsekutumenurutperiodenya

Periodesetoran SekutuX SekutuY SekutuZ

1Jan2001 55.000.000 65.000.000 60.000.000

1April2001 60.000.000

1Juni2001 65.000.000 70.000.000 60.000.000

1Agustus2001 75.000.000 72.000.000 75.000.000


1Sept2001 78.000.000

ApabiladalamsatutahunoperasiFaXmemperolehlabasebesarRp36.000.000,maka

Hitunglah:

1.Pembagianlabamasingmasingsekutuberdasarkanmetoderasiotertentu!

2.Pembagianlabamasingmasingsekutuberdasarkanmetodemodalawal!

3.Pembagianlabamasingmasingsekutuberdasarkanmetodemodalakhir!

4.Pembagianlabamasingmasingsekutuberdasarkanmetodemodalratarata!

5.Buatlahjurnaluntukpencatatanlabadenganmetoderatarata!

6.Buatlahlaporanperubahanmodalsetelahpenentuanlababerdasarkanmetoderatarata!
JawabanSoalI:

Diketahuikomposisisetoranmodalmasingmasingsekutusebagaiberikut:

Periodesetoran SekutuX SekutuY SekutuZ

1Jan2001 55.000.000 65.000.000 60.000.000

1April2001 60.000.000

1Juni2001 65.000.000 70.000.000 60.000.000

1Agustus2001 75.000.000 72.000.000 75.000.000

1Sept2001 78.000.000

255.000.000 285.000.000 195.000.000

MakaperhitunganLabaRugiuntukmasingmasingmetodesebagaiberikut:

1.Metoderasiotertentu

JumlahModal Labayangdibagidengan
Proporsi
Sekutu Rasiotertentu

X255,000,000, 0,35* 36.000.000 12.489.796

Y285,000,000, 0,39 36.000.000 13.959.184

Z195,000,000, 0,27 36.000.000 9.551.020

100% 36.000.000

2.MetodeModalawal
JumlahModal Labayangdibagidengan
Proporsi
Sekutu Rasiotertentu

X55,000,000, 0,31*) 36.000.000 11.000.000

Y65,000,000, 0,36 36.000.000 13.000.000

Z60,000,000, 0,33 36.000.000 12.000.000

100% 36.000.000

3.MetodeModalAkhir

JumlahModal Labayangdibagidengan
Proporsi
Sekutu Rasiotertentu

X75,000,000, 0,33 36.000.000 11.842.105

Y78,000,000, 0,34 36.000.000 12.315.789

Z75,000,000, 0,33 36.000.000 11.842.105

100% 36.000.000

4.MetodeModalRatarata

Sekutu Periode Modal ModalRerata

X 1/11/4=3/12 55.000.000 13.750.000


1/41/6=2/12 60.000.000 10.000.000

1/61/8=2/12 65.000.000 10.833.333

1/831/12=
5/12 75.000.000 31.250.000

65.833.333

Y 1/11/6=5/12 65.000.000 27.083.333

1/61/8=2/12 70.000.000 11.666.667

1/81/9=1/2 72.000.000 6.000.000

1/931/12=
4/12 78.000.000 26.000.000

70.750.000

Z 1/11/6=5/12 60.000.000 25.000.000

1/61/8=2/12 60.000.000 10.000.000

1/831/12=
5/12 75.000.000 31.250.000

66.250.000
JumlahModal Labayangdibagidengan
Proporsi
RerataSekutu Rasiotertentu

X65,833,333, 0,32 36.000.000 11.520.000

Y70,750,000, 0,35 36.000.000 12.600.000

Z66,250,000, 0,33 36.000.000 11.880.000

100% 36.000.000

Jurnaljurnalyangdiperlukandalampembagianlaba:

Rugilaba 36.000.000,

ModalX 11.742.362

ModalY 12.440.958

ModalZ 11.816.680

LaporanPerubahanModal
Keterangan SetoranX SetoranY SetoranZ

Saldo 55.000.000 65.000.000 60.000.000

Setoran 20.000.000 13.000.000 15.000.000

Laba 11.742.362 12.440.958 11.816.680

Prive (6.000.000) (7.500.000) (6.500.000)

Modalakhir 80.692.800 82.887.600 80.419.600

Setoran=SaldoakhirSaldoawal

II.MenghitungpembagianLabadenganmemperhitungkanBungaModal,GajidanBonus

Periodesetoran SekutuX SekutuY SekutuZ

1/101 55.000.000 65.000.000 60.000.000

1/401 60.000.000

1/601 65.000.000 70.000.000 60.000.000

1/801 75.000.000 72.000.000 75.000.000

1/1101 78.000.000
LabayangdibagiRp36.000.000.Masingmasingsekutumelakukanprivesbb:

SekutuX6.000.000

SekutuY7.500.000

SekutuZ6.500.000

Diketahuiinformasisebagaiberikut:

a)labaRp40.000.000

b)gajisekutuX=Rp550.000

c)gajisekutuY=Rp700.000

d)gajisekutuZ=Rp450.000

e)bonusuntuksekutuYsebesar5%darilabatotal

f)bungamodal5%darimodalawal

g)proporsipembagianlababerdasarkanrasiomodalawal.

Pertanyaan:

Hitungberapapembagianlabarugisetelahmemperhitungkanbungamodal;gaji&bonus?
JawabanpermasalahansoalII

Keterangan Total SekutuX SekutuY SekutuZ Total

JumlahSetoranModal 180.000.00 0,3055~0,3


Awal 0 1 0,36 0,33 100%

BUNGA5%darisetoran
Modalawal 9.000.000

X. 2.750.000

Y. 3.250.000

Z. 3.000.000

Totalbunga 9.000.000

GAJI

X. 550.000 6.600.000

Y. 700.000 8.400.000

Z. 450.000 5.400.000

20.400.00
Totalgaji 0

BONUS

B.5%x40.000.000 2.000.000 2.000.000


Sisa(saldo)LABA:

40.000.00031.400.000 8.600.000

X.0,306x8.600.000 2.631.600

Y.0,361x8.600.000 3.104.600

Z.0,333x8.600.000 2.863.800

16.754.60 11.263.80 40.000.00


Labamasingmasing 11.981.600 0 0 0

By : Moch Imron, M.Si.

Share
Google Facebook Twitter More
Related Articles :

Laporan Laba Rugi Komprehensif (Statement Of Comprehensif Income) Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
MicrosoftInternetExplorer4 ...

Konsep Modal Kerja dan Macam-Macam modal Kerja Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
MicrosoftInternetExplorer4 ...

Komponen Laporan Keuangan Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 ...

Pengertian Obligasi Serta Keuntungan dan Kerugian Mengeluarkan Obligasiv\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:*
{behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default ...

Pengertian dan Perbeaan Antara Bank Syariah ( Islam ) Dengan Bank KonvensionalTerdapat beberapa perbezaan di antara
sistem perbankkan Islam dan Konvensional secara amanya dapat dilihat dari sudut seperti berikut: ...
Link ke posting ini

Create a Link

Newer Post Older Post Home

Type and c

Featured post

Cara Membuat Someone Senang dan Bangga Padamu


Popular Posts

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Contoh Soal dan Pembahasannya Termodinamika

Pengelompokan dan Kegunaan polimer

Pengertian Neraca dan Laba/rugi, dan Perbedaan Neraca dan Laba/Rugi Dalam Laporan Keuangan

Contoh Naskah Pidato Tentang Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Kategori
agama akuntansi angin astronomi bahasa indonesia biofuel biologi Eksperimen kimia fakta farmasi filsafat fisika gelombang laut geografi
geothermal hukum informatika Kata motivasi kebidanan kedokteran keperawatan kesehatan kewirausahaan kimia lingkungan makalah
matematika materi kuliah motivasi pelajaran sekolah pendidikan Pengetahuan umum pertanian pkn psikologi sastra sejarah sel surya sosiologi
statistik teknik elektro teknik geologi teknik informatika teknik kimia teknik mesin teknik pertambangan teknik planologi teknik sipil teknologi
terkini tenaga air Tips

Вам также может понравиться