Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan dan
pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan
yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam
keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan
divisi keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur
yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian
tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk
setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan
orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi
perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu
rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana
yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari,
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
8
d. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana
e. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya
terutama fungsi keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi
dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
9
keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat
bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis/tipe,
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
pasien. (Fisbach, 1991 dalam Tyo, 2009).
2.4.1 Tujuan Dokumentesi Keperawatan
Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter, 1989 dalam
Tyo, 2009):
- Alat komunikasi anggota tim
- Biling keuangan
- Bahan pendidikan
- Sumber data dalam menyusun NCP
- Audit keperawatan
- Dokumen yang legal
- Informasi statistik
- Bahan penelitian
sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi
tren pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang
lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus,
modifikasi metode tim-primer.
2.5.1 Metode fungsional
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode
ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior
menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien
diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah,
tidak dapat menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak
memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat
cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
Kepala Ruangan
Pasien/klien
Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
Kepala Ruangan
Perawat Primer
Pasien / Klien
Kepala Ruangan
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya,
melibatkan mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
31
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection
Tugas Pokok :
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
32
BAB 3
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM MANAJEMEN RUANGAN
RAFFLESIA/PAVILLIUN RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
Sejalan dengan hal tersebut maka pada tanggal 26 Januari 1972 rumah
sakit paru-paru yang dulunya berdiri sendiri masuk menjadi bagian dari
Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan. Sesuai dengan surat keputusan
Gubernur kepala daerah Sumatera Utara no. 43/XII/654 tahun 1972.
Pada tahun 1972 sesuai dengan surat keputusan Gubernur Sumatera
Utara No.150 tahun 1979 tanggal 25 juni 1979 RSU Pusat Provinsi Medan
diberi nama Dr. Pirngadi Medan, berasal dari nama seorang putra bangsa
Indonesia pertama menjadi pemimpin rumah sakit ini.
Sejak berdirinya Fakultas Kedokteran USU tanggal 20 agustus 1952
maka rumah sakit Dr. Pirngadi Medan otomatis di pakai sebagai tempat
kepanitraan klinik mahasiswa FK USU dengan RSUD Dr. Pingadi Medan
sebagai teaching hospital (rumah sakit pendidikan). FK USU baru
dilaksanakan pada tanggal 20 mei 1968.
Tidak diperoleh data yang pasti kapan RSUD Dr. Pingadi Medan ini
diserahkan kepemiliknya dari pemerintah pusat ke Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara, tetapi yang jelas sejalan pelaksanaan otonomi daerah pada
tanggal 27 desember 2001, RSUD Dr. Pirngadi Medan diserahkan
kepemiliknya dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara ke Pemerintah Kota
Medan.
Urutan pimpinan RSUD Dr. Pirngadi Medan sejak tahun 1930 sampai
sekarang yaitu:
Dr. W. Boys
Dr. A.A Messing
Dr. Pirngadi gonggo putro
Dr. Ahmad sofyan
Dr. H.A. darwis datu batu besar
Dr. Muhammad arifin
Dr. Parahum daulaye
Dr. Zainal rasyid siregar,SKM
Dr. J.E sudidyo sp B
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
37
2) Rumus Depkes
Keterangan :
*:berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan
jumlah Jam Perawatan Diruangan/hari
= jam efektif perawat
123,96
= 7
=17,70 = 18
+ +
= x jumlah perawat tersedia
52 + 12 + 14
= x18
286
= 4,90 = 5
18 + 4,90
= x25
100
= 4,22= 4 orang
525
= x 100%
26 x 30
= 67,30
561
= 26 x 30 x 100%
= 71,92
396
= 26 x 30 x 100%
= 50,76
Jadi, rata- rata jumlah BOR periode bulan Mei Juli tahun 2015 di
ruangan Rafflesia/Pavilliun yaitu:
jumlah BOR bulan Mei + BOR bulan Juni + BOR bulan Juli
BOR =
3
67,30+71,92+50,76
BOR = 3
189,98
BOR =
3
BOR = 63,32
d. Deskripsi Kerja
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan
dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepala perawat sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
45
Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawab
nya
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi perawatan,meliputi:
- Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta lain
sesuai dengan kebutuhan
- Merencanakan jumlah jenis peralatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
- Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat
- Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku.
- Melaksanakan program oerientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat
hanya didampingi oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka
jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak
20% dan klien tersebut termasuk klien dengan tingkat
ketergantungan minimal serta klien lainnya menjadi tanggung
jawab PA penetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu
untuk membimbing dan membantu PA dibawha tanggung
jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan keperawatan,apakah sesuai dengan SOP.
- Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
- Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan ddan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA.
- Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
- Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA.
- Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung
jawabnya,bila PP tidak ada visite di dampingi oleh PA sesuai
dengna timnya.
- Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
- Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien). bila PP cuti atau libur, tugas-
tugas PP di delegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil
PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat.
- Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau pun
keluarga.
- Membuat perencanaan pulang.
4) CI (clinical instruktur)
Uraian tugas
- Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik.
- Melakukakan pre conference dan membahas laporan
pendahuluan.
- Memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam
medis pasien.
- Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi
terapeutik.
- Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan.
- Melakukan bed side teaching.
- Melakukan ronde keperawatan.
- Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik dalam
situasi tertentu.
- Melakukan post conference yang membahas tentang kegiatan
peserta didik dalam melakukan asuhan keperawatan.
- Membimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek
disuatu tempat/ruang.
- Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada
diklat apabila peserta didik tidak hadir, memberi bimbingan
peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikanya dalam hal
melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses
keperawatan, membimbing pembuatan laporan kasus.
- Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik sesuai
dengan tempat tugasnya.
- Mengkoordinasikan tugas bimbingan kepada penanggung jawab
sore dan malam.
e. Lingkungan Kerja
Proses asuhan keperawatan dan proses manajerial supaya
terlaksana secara optimal maka ruangan Rafflesia/pavilliun RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan dibagi menjadi ruangan 4 lantai. Dengan jumlah
bed yang tersedia 26 buah di lantai 1 ada 8 bed, lantai 2 ada 6 bed,
lantai 3 ada 6 bed dan lantai 4 ada 6 bed.
Kepuasan pasien
Frequency Percent
Valid Tidak puas 2 11.1
Cukup puas 3 16.7
Sangat puas 13 72.2
Total 18 100.0
Frequency Percent
puas 20 80.0
Total 25 100.0
2. METODE
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa
raungan rafflesia/pavilliun tidak memiliki visi, misi, motto dan
falsafah tersendiri dimana visi, misi, motto, falsafah yang diterapkan
diruangan selalu berpedoman pada visi, misi, motto dan falsafah
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Adapun falsafah, tujuan, fungsi,
visi, misi, motto dan norma RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah:
Tujuan Khusus
Terciptanya peningkatan peran rumah sakit sebagai tempat
berlindung upaya pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman di
tempat mana penderita memperoleh kepercayaan dan harapan.
Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang
kesehatan.
Tim Manajemen Keperawatan Kelompok II
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Sumatera Utara
Medan, 2015
55
Kepala ruangan
Ns. Suratun,S.Kep
b. Pengorganisasian
Lt. 5. Gudang
Lantai 4
L N.S
K. 4.1 K. 4.2 K. 4.3 K. 4.4 K. 4.5 K. 4.6
Lantai 3
I N.S
K. 3.1 K. 3.2 K. 3.3 K. 3.4 K. 3.5 K. 3.6
Lantai 2
F N.S
K. 2.1 K. 2.2 K. 2.3 K. 2.4 K. 2.5 K. 2.6
Lantai 1
K. 1.1 K. 1.2 K. 1.3 T Nurse station K.1.5 K. 1.6
28 SP 3 cc 3 pcs
29 SP 10 cc 3 pcs
30 SP 60 cc 3 pcs
31 NGT No 18 3 pcs
32 NGT No 16 3 pcs
33 URIN BAG 2 pcs
34 ABB No 18 2 pcs
35 ABB No 20 2 pcs
36 ABB No 22 2 pcs
37 ABB No 24 2 pcs
17 Lap piring
18 Masker
19 Duk
20 Duk bolong
Daftar Alat Rumah Tangga, Jumlah dan Standar yang tersedia di ruangan
Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan:
No Nama barang Jumlah Standar Keterangan
1 Kursi roda
2 Lemari obat emergency
3 Meja pasien
4 Standar infuse
5 Standar waskom double
6 Waskom mandi
7 Lampu sorot
8 Kunci duplikat
9 Tempat fungsional
10 Troly obat
11 Troly pispot
12 Troly suntik
13 Timbangan BB/TB
14 Dorongan oksigen
15 Tempat sampah pasien
16 Tempat sampah tertutup
4. MONEY
Ruang di ruangan Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh Direktorat
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan baik untuk pelayanan pendanaan
kesehatan bagi petugas kesehatan. Setiap pegawai di ruangan
Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mendapatkan gaji
dan uang makan perbulan berdasarkan golongan.dalam sebulan diterima
diakhir bulan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan
BPJS dari Depkes. Selain itu, perawat juga mendapat insentif (jasa
medic). Dalam hal pembagian jumlah insentif semua perhitungan diatur
oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja perawat dan diserahkan proses
pembagiannya kepada kepala ruangan.
Setiap kegiatan di ruangan diatur langsung oleh instalasi, ruangan
hanya memberikan laporan mengenai apa yang ingin dilakukan termasuk
untuk renovasi ruangan, sedangkan untuk pendanaan operasional dan
fasilitas kesehatan diatur langsung oleh instalasi sarana dan prasarana.
Para pegawai ruangan Rafflesia/Pavilliun mempunyai anggaran Serikat
Tolong Menolong untuk membantu pegawai yang terkena bencana
seperti anggota keluarga yang sakit, system STM hanya menanggung
para anggota, suami dan anak saja. Ruangan Raflesia/Pavilliun juga
memberlakukan punishment kepada pegawai yang tidak hadir tanpa
keterangan dengan melaporkan ke kapokja, pegawai yang salah
menggunakan pakaian dinas dengan memberi teguran, pegawai yang
izin sakit harus ada keterangan yang jelas dan pegawai yang
menggunakan sandal pada saat dinas juga memberi teguran.
Apabila ada anggota yang pesta, perawat ruangan akan
bermusyawarah terlebih dahulu dan dari hasil musyawarah tersebutlah
didapat hasil diskusi iuran perorangnya dan jika perawat yang mengalami
kemalangan maka akan dikutip uang seihklas mungkin.
3.3 Analisa SWOT di Ruangan Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
3.3.1 MAN
Strenght Weakness Opportunity Threatened
Adanya orientasi kepada pegawai baru selama Masih adanya perawat (1orang) Adanya mahasiswa yang Adanya tuntutan
3 bulan. yang memiliki tingkat sedang praktek belajar di masyarakat yang
Jumlah tenaga perawat di Ruangan pendidikan SPK. RSUD Dr. Pirngadi Kota tinggi untuk
Rafflesia/Pavilliun berjumlah 25 orang, Berdasarkan wawancara tanggal Medan mendapatkan
dengan jenjang pendidikan S1 keperawatan 12 28 agustus 2015 dengan salah pelayanan yang
RSUD Dr. Pirngadi Kota
orang, DIII keperawatan 7 orang, DIV satu perawat di Ruangan lebih
Medan Merupakan
kebidanan 2 orang, DIV Keperawatan 1 orang, Raflesia/Pavilliun, menyatakan professional.
Rumah Sakit Tipe B dan
DIII kebidanan 2 orang dan SPK 1 orang. belum adanya pelatihan khusus
menjadi RS rujukan di
Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan dalam bidang pencegahan RJP.
Sumatera Utara.
keperawatan yang diberikan oleh perawat Berdasarkan hasil observasi
sudah sesuai dengan SOP. didapatkan ketidaksesuaian
Adanya pelatihan yang telah dilakukan kepada pembagian kerja sesuai dengan
perawat yaitu Infeksi Nosokomial. latar belakang pendidikan.
Perawat di Ruangan Rafflesia/Pavilliun Berdasarkan observasi masih
diberikan kesempatan untuk melanjutkan adanya perawat yang tidak
3.3.2 METODE
Strength Weakness Oppurtunity Threat
Memiliki Visi, Misi, Falsafah, Motto RSUD Sudah terdapat format RSUD Dr. Pirngadi Kota Adanya tuntutan
Dr. Pirngadi Kota Medan yang berlaku di pengkajian sistem checklist di Medan merupakan salah akan pelayanan
Ruangan Rafflesia/Pavilliun. Ruangan Rafflesia/Pavilliun satu Rumah Sakit keperawatan
Kepala ruangan melakukan supervise terhadap namun belum disosialisasikan. pemerintah di sumatera yang lebih baik.
pegawai dan logistic di Ruangan Discharge planning untuk utara dengan tipe B.
Rafflesia/Pavilliun. pendidikan kesehatan belum
Kepala ruangan telah melakukan fungsinya terdokumentasi secara optimal.
sesuai dengan peran pada fungsi pengendalian Format checklist intervensi sudah
dan evaluasi. Hal ini dilihat dari adanya operan ada namun belum
pre dan post conference disosialisasikan.
3.3.3 MATERIAL
Strength Weakness Opportunity Threatened
Ruang Ruangan Rafflesia/Pavilliun telah Terdapat beberapa lemari pasien RSUD Dr. Pirngadi Kota Adanya
memberikan fasilitas gelang tangan sebagai yang terlihat kurang rapi. Medan merupakan persaingan mutu
identitas pasien sebagai pengganti papan Belum tersedianya kotak saran rumah sakit tipe B yang pelayanan antar
nama identitas pasien. yang dapat dimanfaatkan memungkinkan untuk Rumah Sakit
Ruang Rafflesia/Pavilliun telah memiliki sebagai masukan bagi ruangan memperoleh fasilitas yang secara
pembagian ruagan yang jelas untuk lantai 1, yang bisa diisi oleh semua pihak yang lengkap sehingga langsung
lantai 2, lantai 3, dan lantai 4. guna meningkatkan mutu ruang memiliki maupun tidak
Ruangan Rafflesia/Pavilliun telah memiliki pelayanan di Ruangan kesempatan yang besar langsung
pembagian alat medis dan alat tenun yang Rafflesia/Pavilliun. untuk melengkapi mempengaruhi
terpisah anatara lantai 1, lantai 2, lantai 3, dan Tidak terdapat label nama alat fasilitas kesehatan yang aspek pelayanan
lantai 4. medis dan obat medis di lemari belum tersedia. kesehatan.
Telah terdapat petunjuk teknik cuci tangan alat dan lemari obat.
yang benar yang diletakkan di dekat tempat
desinfektan untuk cuci tangan di Ruangan
Rafflesia/Pavilliun yang dapat dimanfaatkan
oleh semua pihak baik perawat, mahasiswa,
3.3.4 MONEY
Strenght Weakness Opportunity Threatened
pegawai Ruangan
rafflesia/pavilliun
dilakukan langsung
kebagian keuangan
RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan.
3.4.1 Man
belum optimal
secara optimal
dilakukan optimal
3.4.3 Material
masukan bagi ruangan yang diisi oleh semua pihak guna meningkatkan
Tidak terdapat label nama alat medis dan obat medis di lemari alat dan
lemari obat.
3.5 Planning Of Action Management Kep Profesi Ners STIKes Su di Ruang Rafflesia/Pavilliun
Rafflesia/Pavilliun
Material
Melakukan penataan ruangan dengan 25-26 Januari 2012 Tiara juliati
Terdapat beberapa lemari pasien
membersihkan lemari serta mengalasi Siti epa maulina
yang terlihat kurang rapi.
bagian atas lemari pasien dengan Tusma yumita sari
menggunakan taplak plastic. Irma maya
BAB 4
PEMBAHASAN
tidak ada (0%) pasien yang tidak puas dengan pelayanan keperawatan yang
telah dilakukan oleh kelompok.
Maka kelompok dapat menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan
yang diberikan dengan sikap caring dan komunikasi terapeutik akan
meningkatkan kepuasan pasien dan tentunya proses pemberian asuhan
keperawatan akan berjalan lebih baik. Kelompok mengharapkan agar
ruangan Rafflesia/Pavilliun ke depannya dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan mengaplikasikan teori caring dan komunikasi
terapeutik. Untuk itu diperlukan penyegaran tentang teori caring dan teknik
komunikasi terapeutik dari seorang yang berpengalaman atau ahli.
Dari hasil observasi kelompok selama 3 minggu, kelompok masih
menjumpai PA yang sering datang terlambat dan kinerjanya kurang
memuaskan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya
kurangnya motivasi kerja. Untuk itu kepala ruangan perlu memberikan
motivasi terhadap PA agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dengan baik. Menurut Nursalam (2002), terdapat beberapa prinsip-prinsip
dalam motivasi kerja bawahan, yaitu:
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Ruangan Rafflesia/
Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dimulai pada tanggal 27 Aguatus
s/d 19 September 2015. Kelompok melakukan pengkajian selama 3 hari dari
tanggal 27 Agustus s/d 19 September 2015 kemudian data diolah/analisa dan
merumuskan masalah dimana kelompok menemukan beberapa masalah yang
perlu diintervensi. Dari masalah masalah tersebut kelompok sudah
melakukan intervensi yaitu :
1. Mempelajari format pengkajian sistem checklist yang sudah terdapat di
ruang Rafflesia/Pavilliun, kemudian melakukan sosialisasi format
pengkajian tersebut kepada perawat ruangan dan melakukan role play
penggunaan format pengkajian tersebut dengan pasien di ruang kelolaan
Rafflesia/Pavilliun.
2. Melakukan perencanaan pembuatan media pendidikan kesehatan sesuai
dengan kasus terbanyak yang ditemukan di ruangan Rafflesia/Pavilliun
kemudian membuat media yang dapat digunakan untuk melakukan
pendidikan kesehatan dimana media tersebut dapat digunakan oleh semua
profesi kesehatan baik perawat, dokter maupun mahasiswa yang sedang
praktek belajar di Ruang Rafflesia/Pavilliun, mensosialisasikan kepada
perawat ruangan mengenai manfaat dan kegunaan dari media penddidikan
kesehatan yang telah disediakan oleh kelompok setelah itu memberikan
pendidikan kesehatan (penyuluhan) kepada pasien dan keluarga pasien.
3. Melakukan penataan r uangan dengan membersihkan lemari serta
mengalasi bagian atas lemari pasien dengan menggunakan taplak plastik.
Beberapa masalah lain yang ditemukan kelompok di ruangan
Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, tidak dapat diintervensi
karena keterbatasan kemampuan kelompok dalam mengatasi masalah
tersebut, seperti perekrutan tenaga perawat dan peningkatan SDM untuk
94
5.2 Saran
1. Pihak Rumah Sakit
Menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan bahan logistik fisik
dan material yang dibutuhkan beberapa ruangan Rafflesia/Pavilliun RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan.
2. Pihak perawat ruangan
a. Perawat Rafflesia/Pavilliun melaksanakan pendokumentasian dengan
baik dan benar demi terpenuhinya kebutuhan pasien
b. Sebaiknya Rafflesia/Pavilliun tetap menjalankan metode primer supaya
kebutuhan pasien terpenuhi serta menjalankan peran sesuai dengan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang menjadi standarisasi
metode primer.
c. Perawat dapat mengadakan penyuluhan kesehatan secara berkala
dengan memanfaatkan leaflet pendidikan kesehatan yang telah
disediakan oleh kelompok untuk ruangan Rafflesia/Pavilliun.
d. Diharapkan adanya penambahan alat logistik untuk mempermudah
kerja perawat di Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
e. Mengusulkan kepada pimpinan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
melalui Kapokja untuk membuat sanksi yang tegas terhadap perawat
yang tidak disiplin dalam bekerja dan memberikan penghargaan kepada
perawat yang berdedikasi tinggi dalam bekerja.
f. Menjalankan format pengkajian checklist untuk memudahkan perawat
mengisi pendokumentasian Asuhan keperawatan.
g. Pendokumentasian asuhan keperawatan sebaiknya dilanjutkan dengan
SAK sebagai standart pendokumentasian Askep
h. Mengaktifkan mahasiswa yang dinas di ruangan Rafflesia/Pavilliun
untuk melengkapi Asuhan keperawatan.
95
DAFTAR PUSTAKA
Swansburg, R.C. (1995). Nursing Staff Development. Jones and Bartlett Publisher,
Toronto