Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tata Cara Memandikan Jenazah Menurut Syariat Islam Sebelum membahas tata cara
memandikan jenazah, perlu kita ketahui peralatan-peralatan yang perlu dipersiapkan
untuk memandikan jenazah, yaiut antara lain sebagai berikut.
1. Tempat tidur atau meja dengan ukuran kira-kira tinggi 90 cm, lebar 90 cm, dan
panjang 200 cm, untuk meletakkan mayit.
2. Air suci secukupnya di ember atau tempat lainnya (6-8 ember).
3. Gayung secukupnya (4-6 buah).
4. Kendi atau ceret yang diisi air untuk mewudukan mayit.
5. Tabir atau kain untuk menutup tempat memandikan mayit.
6. Gunting untuk melepaskan baju atau pakaian yang sulit dilepas.
7. Sarung tangan untuk dipakai waktu memandikan agar tangan tetap bersih, terutama
bila mayitnya berpenyakit menular.
8. Sabun mandi secukupnya, baik padat maupun cair.
9. Sampo untuk membersihkan rambut.
10. Kapur barus yang sudah dihaluskan untuk dicampur dalam air.
11. Kalau ada daun bidara juga bagus untuk dicampur dengan air.
1. Syarat-Syarat Wajib Memandikan Jenazah 12. Tusuk gigi atau tangkai padi untuk membersihkan kuku mayit dengan pelan.
Syatat-syarat wajib untuk memandikan jenazah menurut syariat agama Islam adalah sebagai 13. Kapas untuk membersihkan bagian tubuh mayit yang halus, seperti mata, hidung,
berikut telinga, dan bibir. Kapas ini juga bisa digunakan untuk menutup anggota badan
mayit yang mengeluarkan cairan atau darah, seperti lubang hidung, telinga, dan
Jenazah itu adalah orang yang beragama Islam. Apa pun aliran, mazhab, suku, dan sebagainya.
profesinya. Didapati tubuhnya walaupun hanya sedikit. Bukan mati syahid (mati dalam
peperangan dalam membela agama Islam seperti yang terjadi pada masa Nabi Muhammad Berikut ini adalah tata cara memandikan jenazah menurut syariat Islam.
saw). Yang berhak memandikan jenazah Adapun orang-orang yang memiliki hak untuk
1. Dilaksanakan di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang
memandikan jenazah menurut syariat agama Islam adalah sebagai berikut.
memandikan dan yang mengurusnya saja.
1. Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya harus laki-laki pula. Perempuan 2. Mayat hendaknya diletakkan di tempat jenazah yang tinggi seperti dipan.
tidak boleh memandikan jasad laki-laki, kecuali istri dan mahram-nya. 3. Jenazah dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka.
2. Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah ia dimandikan oleh perempuan pula, 4. Jenazah didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil
laki-laki tidak boleh memandikan jasad tersebut kecuali suami atau mahram-nya. ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar, kemudian dibersihkan dengan
3. Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya ada semua, tangan kirinya, dianjurkan mengenakan sarung tangan.
yang lebih berhak memandikannya adalah suaminya. 5. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar tidak terganggu bau kotoran si
4. Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya ada semua, mayat.
istrinya lebih berhak untuk memandikan suaminya. 6. Setelah itu, hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan
5. Kalau jenazahnya adalah anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh gigi jenazah tersebut.
memandikannya. Begitu juga kalau jenazah itu anak perempuan masih kecil, laki-laki 7. Membersihkan semua kotoran dan najisnya. Mewudhukan jenazah, setelah itu
boleh memandikannya. membasuh seluruh badannya.
8. Disunahkan membasuh jenazah sebanyak tiga sampai lima kali.
Mata Kuliah Agama tingkat 1B
31/12/2015
9. Air untuk memandikan jenazah sebaiknya dingin. Kecuali udara sangat dingin atau 1. Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan. Misalnya
terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan air hangat lebarnya 60 cm maka panjangnya 180 cm.
2. Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian dipintal dan
Catatan : Apabila jenazah berusia 7 tahun atau kurang dari itu, tidak ada batasan diletakkan dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.
auratnya, baik jenzah itu laki laki maupun perempuan. b. Cara mempersiapkan kain kafan.
3 helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu , diletakkan
1. Janin yang berusia di bawah 4 bulan, tidak perlu dimandikan, dikafan maupun
diatas usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian kepala.
dishalatkan. Cukup digali lubang dan kemudian dikebumikan.
>Cara mempersiapkan kain penutup aurat
2. Adapun janin yang berusia di atas 4 bulan sudah dianggap manusia karena roh telah
1. Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang berukuran
ditiupkan kepadanya. Jenazahnya dimandikan, seperi memandikan jenazah anak
lebar 60 cm dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya
berusia 7 tahun.
seperti popok bayi.
3. Jika jenazah mengenakan gigi palsu yang terbuat dari emas, hendaknya dibiarkan
2. Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayyit,
saja, tidak perlu ditanggalkan. kecuali jika gigi palsu itu tidak melekat kokoh.
letakkan pula potongan kapas diatasnya.
4. Hal tersebut boleh dilakukan jika mulut jenazah terbuka. Jika tidak, dibiarkan saja
3. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang
tidak perlu membukanya hanya untuk menanggalkan gigi palsu jenazah tersebut.
langsung melekat pada tubuh mayyit.
Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/08/tata-cara-memandikan-jenazah- >Cara Memakaikan Kain Penutup Auratnya
menurut.html 1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau sejenisnya.
Bubuhi anggota-anggota sujud.
2. Cara Mengkafani Jenazah 2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh seperti
ketiak dan yang lainnya.
Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah 3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana
Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.
disediakan adalah 90 cm. 1 : 3, Ukuran tinggi tubuh jenazah
1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm. >Cara Membalut Kain Kafan
2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm. 1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari
3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm. kepala sampai kaki .
4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm. 2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.
5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya >Cara mengikat tali-tali pengikat.
dan bagian bawahnya. 1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang
lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
Tata Cara Mengkafani Jenazah laki-laki 2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu
Jenazah LAKI-LAKI dibalut dengan 3 Lapis Kain Kafan. Berdasar dengan dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
hadits.Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang 3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan,
putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah
tersebut. kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.
2. Ziarah Kubur
Ziarah kubur hukumnya sunnah. Rasulullah SAW bersabda:
Ya alloh, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kpd kami janganlah engkau meluputkan
kami akan pahalanya, dan jangan-lah Engkau (Tuhan) memberi kami fitnah sepeninggalnya
dan ampunilah kami dan dia. 3. (
Artinya:
Salam kanan dan kiri Berziarahlah kamu ke kubur, karena sesungguhnya ziarah kubur itu ddapat mengingatkan
engkau kepada mati. (H.R. Muslim)
) (
Segerakanlah jenazah itu dikuburkan. Jika ia seorang yang saleh, ia akan segera cepat
mendapat ganjaran kebaikan, dan jika ia tidak saleh saleh (ahli maksiat), ia akan cepat
meninggalkan kejelelakan dari pundak-pundak kamu semua. (HR. Al-Jamaah)