Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
Fatwa-fatwa Para Ulama Islam Tentang
Kewajiban Mencintai Ahlulbait as. dan Dzurriyyah,
Keturunan Nabi saw.
1
Bihr Al Anwar,93/217 bab ke 27.
2
Hormatilah anak keturunnku, yang saleh karana Allah dan yang tidak saleh karena
aku.
Empat golongan, aku lah pemberi syafaat untuk mereka; orang yang menghormati
dzurriyyahku, yang menyelesaikan/menutup kebutuhan-kebutuhan mereka, yang mengurusi
urusan-uran mereka di saat mereka membutuhkan, dan yang mencintai mereka dengan hati
dan lisannya.
Jika aku berdiri pada maqam mahmud (terpuji/maqam syafaat terbesar-pen), aku akan
meminta hak syafaat untuk pelaku dosa besar dari umatku, lalu Allah memberikannya.
Demi Allah aku tidak aka membrikan syafaat untuk orang yang menyakiti dzurriyahku.2
Jadilah engkau orang yang mencintai keturunan Muhammad walaupun ia seorang yang
fasik .3
2
Al Mamuul Fi Takriim Dzuriyati al Rasl dari Amli ash Shadq:176.
3
Lebih lanjut baca Al Maml Fi Takrm Dzuriyyati al Rasl; Sayyid Adil Alawi.
3
Fatwa-fatwa Ulama Syiah
Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali
kasih sayang kepada Al Qurba. (QS:42;23)
Dan sabda Nabi saw.:
Hormatilah anak keturunnku, yang saleh karana Allah dan yang tidak saleh karena
aku.
Empat golongan, aku lah pemberi syafaat untuk mereka; orang yang menghormati
dzurriyyahku, yang menyelesaikan/menutup kebutuhan-kebutuhan mereka, yang mengurusi
urusan-uran mereka di saat mereka membutuhkan, dan yang mencintai mereka dengan hati
dan lisannya.4
Sayyid Adil Alawi menambahkan, Dan yang juga menunjukkan keharusan
menghormati dzurriyyah adalah apa yang telah lewat dalam sabda beliau, yang
saleh karana Allah dan yang tidak saleh karena aku, dan juga ayat al-Ishthif. 5
Pada akhir risalahnya, Sayyid Adil Alawi mengatakan, Sebagai penutup saya
katakan, Sudah sewajarnya setiap Muslim dan Muslimah, Mu;min dan Muminah
untuk menghormati para sayyid yang mulia; dzurriyyah Rasulullah saw. dan
keturunan Ahlulbait as. dari silsilah Fatimah az Zahra dan Amirul Muminin Ali
as., sebab mereka adalah orang-orang yang terhormat dan termuliakan. Allah telah
menghendakinya, sebagaimana Allah menghendaki untuk memuliakan Kabah-Nya
yang hitam dan hajar aswad.
Maka sudah seharusnya bagi setiap yang berhati nurani, punya jiwa yang sadar
dan keimanan yang kokoh untuk menghormati dan memuliakan mereka serta
4
Ibid. menukil dari Fadhail al Sdt; Sayyid Asyraf Mr Dmd:277.
5
Ibdi.49.
4
menjauhkan gangguan dan menghinakan mereka walaupun dengan kata-kata uff.
Sebab sebagaimana pemuja dunia menghormati anak-anak raja-raja mereka sebagai
bentuk penghormatan kepada ayah-ayah mereka, (dan karena satu mata seribu
mata dihormati). Demikian juga pemuja akhirat dan kaum yang percaya kepada
hari kiamat untuk menghormati putra-putra para nabi dan keturunan mereka,
putra-putra para washi dan keturunan mereka, sebagai bentuk penghormatan
terhadap ayah-ayah (leluhur) mereka yang agung. Tidak terkecuali yang bersalah
dari mereka, kita harus memperhatikan tata krama dalam menasihati dan
mengingatkannya, apalagi terhadap orang-orang yang baik, para salihin dan
thayyibn dari mereka.
Dan dalam prilaku para ulama besar pendahulu kita terdapat banyak hal
mencengangkan, bagaimana mereka begitu perhatian dan konsisten terhadap
akhlak mulia ini dalam menghormati dan memuliakan dzurriyyah Rasulullahsaw.,
tidak tekecuali yang kanak-kanak dari mereka. mereka bangun ketika ada seorang
dari dzurriyyah datang sebagai rasa hormat dan pemuliaan terhadap kakek moyang
mereka yang suci as.
Coba perhatikan Ayatullah al Faqih Sardr al Kbli, penulis banyak buku
berharga dalam ilmu Falak, beliau senantia mencium tangan bocah-bocah para
sayyid.
Telah datang dalam keterangan biodata Muhaddis agung Syeikh Abbas al
Qummi penghimpun buku doa Maftih al Jinaan ra. , beliau sangat besar
penghormatannya terhadap para ahli ilmu, khususnya dari kalangan para sayyid,
putra-putra Rasulullah saw.. Dan jika di sebuah majlis ada seorang sayyid, beliau
tidak mau mendahuluinya dan tidak mengulurkan kakinya ke arahnya.6
Beberapa saat sebelum wafatnya, orang-orang membawakan jus apel kepada
Syeikh Abbas al Qummi, dan secara kebetulan di rumahnya ada seorang anak kecil
dari Saadah, maka al Muhaddis (Al Qummi) berkata, Berikan kepadnya agar ia
meminumnya terlebih dulu, setelah itu sisanya berikan kepada. Beliau melakukan
itu demi mencari berkah. Setelah bocah itu meminumnya, barulah al Qummi
meminum sisanya untuk dijadikan obat kesembuhan.
6
Smu al Ulama:215.
5
Wasiat Ayatullah al Udzma Sayid al Marasyi al Najafi ra.
Sayyid Adil melanjutkan, Termasuk wasiat guru besar kami Ayatullah Sayyid
al Marasyi ra., Hendaknya kamu menjaga dzurriyyah kenabian, berbakti kepada
hak mereka, membela mereka, menolong mereka dengan tangan dan lisan, sebab
mereka adalah titipan maqam kenabian di tengah-tangah umat manusia. Maka hati-
hatilah kamu dari menZalimi mereka, membenci mereka, buruk dalam prilaku
terhadap mereka, menyakiti mereka, acuh terhadap mereka, menghinakan mereka
dan tidak menjalankan hak mereka. hal itu semua dapat menyebabkan dicabutnya
taufiq Allah. Dan jika kamu (semoga engaku dilindungi Allah darinya) tidak
mencintai mereka dengan hatimu, maka engkau adalah orang yang sakit hatinya,
bercepat-cepatlah untuk berobat kepada para dokter jiwa (ulama salihin). Apakah
ada keraguan tentang keutamaan dan keagungan mereka serta ketinggian derajat
dan martabat mereka?! Jauhlah... Jauhlah, tiada meragukannya kecuali orang yang
buta mata hatinya dan kaku hatinya. 7
7
Qabast Min Hayati Sayyidina al Ustadz:130.
6
perhatikan karena Muhammad saw. akan berbicara kepada kalian! Maka mereka
semua diam memperhatikan, lalu bangunlah Nabi saw. dan bersabda, Wahai
sekalian manusia, barang siapa yang memiliki jasa terhadapku atau kebaikan
kepadaku hendaknya ia bangun, kami akan membalasnya. Mereka semua berkata,
Semoga ayah-ayah dan ibu-ibu kami sebagai tebusan untuk Anda, jasa dan
kebaikan apa yang kami miliki, tetapi seluruh jasa dan kebaikan atas segenap
makhluk adalah bagi Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda, Benar, kalian
berjasa. Barang siapa menampung seorang dari Ahlulbaitku, atau berbuat kebaikan
kepadanya, atau memberikan baju untuk ia kenakan, atau mengenyangkan yang
lapar dari mereka hendaknya ia bangun, aku akan membalasnya. Lalu bangunlah
sekelompok orang yang telah berbuat kebaikan itu. Kemudian datanglah seruan
dari Allah, Wahai Muhammad, wahai kekasih-Ku, Aku telah jadikan balasan
mereka di tanganmu, maka tempatkan mereka di surga terserah kehendakmu. Maka
Rasulullah saw. menempatkan mereka di maqam Wasilah, sehingga mereka tidak
terhalangi dari memandang Muhammad dan Ahlulbaitnya- semoga shalawat Allah
atas mereka semua-.
7
Hadis-hadis Riwayat Ahlusunnah
Banyak sekali hadis yang diriwayatkan ulama Ahlusunnah yang menegaskan
keharusan mencintai Ahlulbait dan dzurriyyah Rasulullah saw. sebagiannya telah
saya sebutkan sebelumnya. Di bawah ini saya akan sebutkan sebagian di antaranya:
1. Abu Syeikh meriwayatkan dengan sanad bersambung kepada Imam Ali as.,
ia berkata, Pada seuatu hari Rasulullah saw. keluar dalam keadaan marah, lalu
beliau naik mimbar. Setelah mengucap tahmid, beliau bersabda:
8
Nr al Abshr:126 dan 127.
8
Fatwa-fatwa Ulama Ahlusunnah
Jika Anda seorang Sunni maka perhatikan fatwa-fatwa ulama dan pembasar
mazhab Anda tentang keharusan menghormati dzurriyyah Rasululah saw.
Sebelumnya telah saya sebutkan beberapa fatwa ulama tentangnya, dan di bawah
ini akan saya sebutkan kembali dengan menambah beberapa fatwa lain.
Syeikh Asy Syablanji berfatwa, Dari hadis-hadis yang telah lewat diketahui
adanya kewajiban mencintai Ahlulbait dan haram membenci mereka dengan
keharaman yang sangat. Dan adanya keharusan mencintai mereka telah ditegaskan
al Baihaqi dan al Baghawi menegaskan. Bahkan Imam Syafii menaskan
(memastikan) sebagaimana dikutip darinya:
Syeikh Abdul Wahhb asy Syarni berkata,9 Wajib atas setiap muslim
mencintai keturunan Nabi kita saw., menghormati dan mengagungkan mereka.
Mereka itu adalah Hasan, Husain. dan keturunannya. Dan wajib juga untuk
menampakkan sikap tidak suka kepada orang yang mengganggu mereka, walau
pun ia seorang teman yang sangat kita agungkan, sebab Allah berfirman:
Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali
kasih sayang kepada Al Qurba. (QS:42;23)
9
Rasyfatu al Shadi, Abu Bakar ibn Syahab: 50 menukil dari Al Yawqit wa Al Jawhir.
9
As Sayyid Asy Syeikh Al Kabir Ahmad Ar Rifa'i berkata, Terangilah hati
kalian dengan kecintaan kepada keluarganya Nabi saw. yang mulia, sesungguhnya
mereka adalah lentera, cahaya wujud yang cemerlang.10
10
Ibid.
11
Mawaddatu Ahlilbait, Bahtsun Tahliliyyun Fi Tafsir Ayat al Mawaddah; penulis:65 meukil
dari Naqd Ain al Mizn:13.
12
Ibdi. Menukil dari al Asyrf:21.
10
dalam sunahnya, dan barang siapa berkhianat terhadap apa yang beliau sunahkan
maka ia telah berkhianat terhadap beliau saw.13
Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali
kasih sayang kepada Al Qurba. (QS:42;23)
13
Ibid. dari Al Futuhat al Makkiyah, bab 502.
14
Syarif, bentuk jamanya Asyrf adalah gelar yang diberikan untuk keturunan Rasulullah
saw., sama dengan sayyid, bentuk jamanya saadaah. Walaupun gelar syarif lebih seing
ditujukan untuk keturunan Rasululah saw. dari Imam Hasan as.
15
Baca Rasyfah al Shadi:11.
16
Al Ghadir.2,307.
11
Fatwa Ulama Wahhabi
Dan jika Anda seorang Wahabi (pengikut Ibn Abd. Wahhab), maka Anda juga
tidak akan menemukan fatwa ulama mazhab Anda kecuali menganjurkan Anda
bersikap baik dan menghormat terhadap dzurriyyah Rasulullah saw.
17
Lihat Fatwa-fatwa Ibn Bz yang diterbitkan koran al Madinah, tangal7/1/1403 H. (Baca
Syarah Yaquut al Nafis; Allamah Muhammad ibn Ahmad al Syathiri al Alawi al
Hadhrami,1/528.)
12
dimuliakan Allah dan dicintai Rasulullah saw, serta orang-orang yang kita
diperintahkan untuk mencintai dan menghormatinya.
Penutup
Demikialah akhir kajian kita kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.
13