Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Batu Kuarsa
Nama batu kuarsa diambilkan dari bahasa slav yang memiliki arti keras. Batu kuarsa
ini memang memiliki bentuk fisik yang keras. Ini ditunjukan pada besarnya skala kekerasan
pada batu ini yang memiliki tingkat kekerasan sebesar 7 mohs. Batu kuarsa ini seringkali kita
temukan, namun tidak sedikit batu yang memiliki skala sebesar 7 mohs ini merupakan batu
sintetis alias buatan manusia. Batu kuarsa yang asli jarang sekali ditemukan, karena batu ini
amat langka. Seperti batu-batu akik lainnya, kuarsa juga dianggap banyak memiliki khasiat.
Khasiat batu kuarsa dimaksud adalah seperti misal diyakini bisa meningkatkan rasa
optimisme, bisa dijadikan jimat, dapat menambah keharmonisan rumah tangga, dapat
menjadi alat penyembuh penyakit dan lain sebagainya.
2. Batu Genes
Batu Genes (Gneiss) adalah batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh
"bands" (garis-garis) dan lensa dari berbagai komposisi mineral. Band-band dalam batuan ini
biasanya mengandung mineral yang bertekstur granular, yang memperlihatkan orientasi
memanjang (penjajaran) dari mineral penyusunnya. Penampilan dan tekstur seperti inilah
yang menjadi penciri utama batuan genes. Dengan kata lain, suatu batuan
yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari teksturnya, bukan dari
komposisi mineral penyusunnya.
3. Batu Granit
Pengertian batu granit adalah salah satu dari jenis batuan beku dalam. Batu granit
terbentuk melalui pendinginan magma yang terjadi dalam bumi. Batu granit memiliki sifat
yang asam. Selain itu batu granit memiliki tekstur yang kasar.
Batu granit rata- rata berwarna terang seperti abu- abu, coklat, atau kemerahan. Batu
granit adalah batu yang rata- rata berbentuk besar. Selain besar, batu granit memiliki tekstur
yang kuat, bahkan dikatakan batu granit memiliki kekuatan sama atau melebihi kekuatan
baja. Karena batu granit adalah salah satu batu yang kuat, maka kepadatan batu granit
tergolong besar.
Kepadatan batu granit adalah 2.75 gr/ cm3, dengan jangkauan 1,74 dan 2,80. Batu
granit adalah salah satu batu yang mudah dan umum di jumpai. Batu granit dapat dijumpai
disekitar gunung api. Batu granit memiliki ciri- ciri antara lain terbentuk melalui mineral
kuarsa dan filedspar. Kedua meniral ini membentuk granit menjadi besar, karena mineral
yang membentuk granit adalah mineral dengan ukuran yang besar.
4. Batu Obsidian
5. Batu Basah
rupakan salah satu jenis batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma
di permukaan bumi yang bersifat basa. Pengertian lain dari batu basal adalah batuan
beku ekstrusif yang memiliki butiran kristal halus, warna gelap dan mempunyai
komposisi utama berupa mineral olivin. Sedangkan pengertian batu basal menurut
ahli adalah batuan beku aphanitic yang mempunyai kandungan kuarsa tidak lebih dari
20 persen, kadar feldspathoid kurang dari 10 persen dan prosentase mineral felspar
dalam bentuk plagioklas sebesar 65 persen.
Batu basal berwarna abu- abu hingga hitam, bersifat keras dan padat (masif).
Selain itu juga mempunyai tekstur afanatik yang tersusun dari mineral piroksin,
amfibol, plagioklas dan gelas vulkanik (baca : Pengertian Vulkanisme). Keberadaan
mineral gelas vulkanik hanya terdapat pada pada batu basal dengan nama gabbro.
6. Batu Andesit
Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan andesit banyak
ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di pegunungan Andes terbentuk
sebagai lava interbeded bersamaan dengan deposit abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi
stratovulcano yang curam.
Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang tersusun
atas mineral yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan silica yang lebih tinggi
dari batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan felsite.
7. Batu apung
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih
yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan
gelas volkanik silikat.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang mengeluarkan
materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi
sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung
jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung
di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam
breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah
feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.
Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu
apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.
Didasarkan pada cara pembentukan, distribusi ukuran partikel (fragmen), dan material
asalnya, batu apung diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: sub-areal, sub-aqueous,
new ardante, dan hasil endapan ulang (redeposit).
Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3,
Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH
5, bobot isi ruah 480 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8
gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi,
konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai
dengan 6 jam.
Keterdapatan batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi berumur Kuarter
sampai Tersier. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau Lombok, dan Pulau
Ternate.
8. Batu pasir
Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral
berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat
butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks (lanau atau lempung) yang
menempati ruang antar butiran pasir. Batu pasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang
paling umum dan banyak ditemukan dalam cekungan sedimen di seluruh dunia. Batu pasir
sering ditambang untuk digunakan sebagai bahan konstruksi. Di bawah permukaan, batu
pasir sering berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk atau sebagai reservoir minyak dan gas
alam.
9. Batu breksi
Batu Breksi adalah salah satu jenis batuan sedimen yang memiliki ukuran butiran-
butiran dengan diameter lebih dari 2 mm. Karena Terbentuk akibat pelapukan batuan beku
maka Batu Breksi termasuk ke dalam kelompok Batuan Sedimen Klasti. Batu
Breksi memiliki Fragmen fragmen (pecahan) yang bertekstur kasar dan menyudut (tajam).
Ruang antar fragmen merupakan partikel atau mineral pengikat (semen) yang merekatkan
fragmen tersebut satu sama lain. Umumnya terbentuk dari fragmen-fragmen yang berasal dari
pecahan gunung berapi. Warna Batu ini biasa merah, keemasan, atau coklat, dan sering
dimanfaatkan sebagai hiasan atau dijadikan kerajinan tangan.
Serpih adalah batuan sedimen berbutir halus yang terbentuk dari pemadatan lumpur
dan lempung. Ukuran partikel mineralnya biasa kita sebut sebagai "lumpur". Komposisi yang
demikian meyebabkan banyak orang yang memasukan serpih kedalam kategori batuan
sedimen "batulumpur" (mudstones). Tetapi sebenarnya serpih dibedakan dari batulumpur
karena karena karakternya yang "fissile" dan "laminated". "Laminasi" berarti bahwa batuan
terdiri dari banyak lapisan tipis, sedangkan "Fisil" artinya batuan itu gampang terbelah
menjadi potongan-potongan tipis disepanjang laminasi-nya.
11. Batu gamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium
karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batu gamping sering disebut
juga dengan istilah batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa disebut "limestone". Batu
gamping paling sering terbentuk di perairan laut dangkal.
Batusabak (slate) adalah batuan metamorf homogen berbutir halus yang berfoliasi dan
berasal dari batuan asal berupa batuan sedimen bertipe menyerpih yang terdiri dari lempung
atau abu vulkanik yang mengalami metamorfisme regional berderajat rendah. Ini adalah
batuan metamorf foliasi berbutir paling halus.Foliasi mungkin berhubungan dengan
perlapisan sedimen asal, namun berbentuk bidang - bidang yang tegak lurus dengan arah
kompresi metamorfik.
13. Batu kolongmerat