Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
"Waktu saya mau ambil sepeda motor di parkiran, terlihat kok banyak kali abu vulkanik.
Setelah lihat secara detail, ternyata debu vulkanik," tutur pria berusia 25 tahun itu,
kepada VIVA.co.id.
Hujan abu terjadi sekitar pukul 13.50 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Selain abu vulkanik
menempel, peristiwa alam itu membuat pernapasan agak terganggu.
"Jadi agak sulit melihat dan bernapas. Karena abu terus turun. Jadi kita harus lebih berhati-
hati dalam berkendara," tutur Nugik.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Armen Putra membenarkan hujan abu vulkanik
di Medan. Kondisi itu karena terjadi erupsi di Gunung Sinabung tadi siang, sekitar pukul
12.07 WIB dengan ketinggian abu kolom vulkanik ribuan meter.
"Di sini anginnya kencang. Jadi material abu itu terbawa sampai ke Medan," kata Armen saat
dikonfirmasi.
Untuk menjaga kesehatan dan tidak terkena abu vulkanik dari gunung api itu. Armen
mengimbau masyarakat di Medan, untuk menggunakan masker saat mengendarai kendaraan
bermotor dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Upaya itu untuk meminimalisasi dampak
abu vulkanik terhadap kesehatan.
"Saat ini kondisi di puncak Gunung Sinabung masih tertutup kabut. Angin juga masih
berembus kencang di daerah Kabupaten Karo," katanya.
REPUBLIKA.CO.ID, MESUJI -- Sedikitnya tiga orang kritis akibat luka tembak dalam
bentrokan yang terjadi di Desa Sungai Cambai, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, antara
warga dengan pihak PT Prima Alumga. Kapolsek Mesuji Timur Iptu Ataka ketika dikonfirmasi
di Mesuji, Rabu (2/8) dini hari, membenarkan adanya konflik tersebut.
Para korban adalah dua orang dari pihak keamanan PT Prima Alumga, berinisial G dan J, dan
satu korban lainnya adalah warga Mesuji. Ia menjelaskan saat ini situasi masih mencekam.
Selain terjadi baku tembak, warga juga diduga membakar mess dan kantor PT Prima Alumga.
"Telah terjadi pembakaran mess dan kantor. Saat ini warga sedang berupaya melakukan
pemadaman," katanya lagi.
Kapolsek juga minta agar warga menahan diri untuk menjaga suasana menjadi kondusif.
Sementara itu, Suguntur (48), warga Desa Sungai Cambai mengatakan bentrokan itu terjadi
akibat adanya pemasangan portal pada jalur lalu lintas sungai yang dilakukan PT Prima Alumga
pada Selasa (1/8) malam.
"Ya saya melihat ratusan warga mendatangi pos keamanan perusahaan meminta agar portal di
jalur sungai tersebut dicabut," katanya.
Diduga tidak ada kesepakatan terkait permintaan itu, akibatnya terjadi bentrokan dan baku
tembak sehingga tiga orang mengalami kritis. Hingga berita ini diturunkan situasi di PT Prima
Alumga masih memanas, sementara Kapolres Mesuji belum bisa dikonfirmasi terkait bentrokan
tersebut.
Sumber : Antara
Petani di Aceh Gagal Panen Akibat Kekeringan
Ferdian Ananda Rabu, 19 Jul 2017 10:00 WIB
kekeringan
Seorang petani melihat kondisi sawahnya yang mengalami kekeringan di Desa Empetrieng, Kecamatan Darul Kamal,
Aceh Besar -- MI/Ferdian Ananda
Metrotvnews.com, Aceh Besar: Petani padi di sejumlah kabupaten di Aceh mengalami gagal
panen akibat kekeringan sejak sebulan terakhir. Bahkan, belasan hektare sawah di Aceh Besar
dipastikan puso.
"Sudah dari pertengan puasa tidak turun hujan di desa kami. Sehingga, perkembangan padi tidak
normal. Bahkan, padi tidak berisi," kata Zulkifli, petani di Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh
Besar, Aceh, Rabu 19 Juli 2017.
Zulkifli menjelaskan, sawah petani tidak terairi akibat sumber air kering. Sungai juga sudah kering
sejak dua pekan lalu.
"Tidak ada air sama sekali. Irigasi tidak teraliri air karena sungainya juga mengering. Kondisi sangat
merepotkan kami, apalagi hujan pun tidak turun," tambah Zulkifli.
Menurut Zulkifli, tanaman padinya yang berumur hampir dua bulan harus segera mendapatkan
aliran air. Jika dibiarkan terus kekringan, tanaman padinya dipastikan gagal panen.
"Dua minggu lalu masih bisa pompa air dari irigasi. Tetapi, sekarang tidak ada lagi air. Sedangkan
sawah harus terus basah. Jika tidak, padi akan puso," jelasnya.
Zulkifli meminta pemerintah membangun embung dan sumber air lainnya agar petanian di Aceh
Besar bisa mencapai dua kali tanam setahun.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar Tarmizi mengaku telah menanggulangi kekeringan
yang melanda Aceh Besar. Namun, kekeringan parah masih melanda kawasan sawah tadah hujan.
"Sebenarnya kekerigan ini bukan hanya di wilayah Aceh Besar, tapi seluruh Aceh. Pak bupati juga
sudah ngecek langsung. Jadi, sebenarnya ini musim tanam jagung karena tidak ada air," jelasnya.
Tarmizi menambahkan, pemerintah Aceh Besar hanya menargetkan penanaman padi di musim
kedua tahun ini, hanya berkisar 18.000 hektare. Setelah pengecekan, ternyata petani yang
menanam padi mencapai 20.000 hektare. Sehingga, kebutuhan air tidak mencukupi.
"Apalagi kawasan yang mengalami kekeringan itu jauh dari jangakauan waduk dan sungai,"
lanjutnya.
Guna meminimalisir kegagalan panen sejumlah petani di Aceh Besar, Tarmizi berkoodinasi dengan
personel babinsa dan Keujruen Blang (tetua desa yang mengatur pembagian aliran air sawah) untuk
melakukan pembagian air di sejumlah titik sumber air. "Kami akan melakukan pembagian air,
sehingga semua kebagian dan air bisa dimanfaatkan," lanjutnya.
Pemerintah Aceh Besar juga akan menyalurkan bantuan bibit bagi ratusan hektare sawah yang
gagal panen akibat kemarau panjang. "Pak bupati sudah perintahkan, nanti dibantu bibit dan pupuk
bagi petani yang mengalami puso dan gagal panen. Agar mereka bisa bergerak lagi," terangnya.