Вы находитесь на странице: 1из 16

ADM & MANAJ PENDD(Syarat Kepala

Sekolah)
Diposkan oleh Arul_Team |
undefined undefinedundefined

Bab I

Pendahuluan

Sekolah merupakan organisasi kerja yang mewadahi sejumlah orang dalam bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Berbeda dengan organisasi kerja yang lain dengan volume
dan beban kerja yang pada umumnya tidak menyangkut manusia. Sehubungan dengan itu
meskipun terdapat kesamaan dengan semua bentuk organisasi kerja yang memerlukan
pimpinan bagi sekelompok orang yang harus mewujudkan beban kerja masing-masing,
namun terdapat perbedaan didalam kepemimpinan di sekolah yang menyentuh juga objek
beban tugasnya yang terdiri dari sekelompok siswa sebagai siswa.

Kepemimpinan disekolah untuk mencapai tujuannya, tidak sekedar dipengaruhi oleh


kemampuan mengarahkan dan mendayagunakan manusia sebagai pelaksana kerja, tetapi juga
dipengaruhi oleh manusia yabg dikenai pekerjaan dan atau pelaksanaan kerja. Oleh karena
itulah maka masalah kepemimpinan sekolah menjadi rumit dari pada kepemimpinan
lingkungan organisasi kerja yang lainnya

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena
itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengtur para guru, pegawai tata usaha, dan
pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja,
melainkan juga ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan
orang tua siswa

Bab II

Pembahasan

A. Persyaratan Kepala Sekolah


Telah kita ketahui bahwa tugas kepala sekolah itu sangatlah berat dan banyak dan memiliki
tanggung jawab yang besar, maka tidaklah sembarang orang yang patut menjadi kepala
sekolah, seorang yang menjadi kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan tertentu
agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik, masing-masing persyaratan tersebut
memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, beberapa persyaratan tersebut
diantaranya.

1. Memiliki Ijazah.

Dalam peraturan yang berlaku dilingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan,


untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah yang sudah ditetapkan syarat-syaratnya untuk
pengangkatan kepala sekolah. Seperti telah kita ketahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah
TK dan SD serendah-rendahnya berijazah SGA / SPG. Untuk kepala sekolah SMTP
serendah-rendahnya berijazah sarjana muda B1. karena jenis SMTP itu bermacam-macam
(SMP, SMA, STM, SMKK, SPMA, dll), maka ijazah yang diperlukan bagi kepala sekolah
hendaknya sesuai dengan jurusan / jenis sekolah yang dipimpinnya.

2. Pengalaman Kerja.

Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat diabadikan. Bagaimana bisa
memimpin apabila ia belum mempunyai pengalaman bekerja atau menjadi guru pada jenis
yang dipimpinnya. Dalam hal pengalaman kerja, tidak ditentukan jangka waktu yang
dibutuhkan karena hal itu tergantung pada jenis sekolah. Ada sekolah yang menghendaki agar
kepala sekolahnya memiliki pengalaman kerja yangrelatif lama, sementara itu ada juga yang
sekolah yang tidak memperhatikan lamanya pengalaman kerjanya. Biasanya sekolah yang
menuntut agar kepala sekolahnya memiliki pengalaman bekerja yang relative lama adalah
sekolah-sekolah yang berkualitas yang sangat baik, yang memiliki guru-guru professional
sehingga mampu menghasilkan lulusan siswa yang memiliki pengetahuan lebih baik
dibandingkan dengan sekolah lain yang sejenis. Sebaliknya sekolah yang tidak menekankan
lamanya pengalaman bekerja kepala sekolah biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya tenaga pengajar yang ada sangat berkompeen dan memiliki banyak pengalaman
dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat melaksanakn tugasnya dengan baik, kepala
sekokolah yang lama memasuki masa pensiun, sedangkan sekolah sama sekali belum
memiliki penggantinya, atau pun penyebab lainnya. Pihak yang menempatkan kepala sekolah
ini adalah pihak yayasan pendidikan ataupun pemerintah.
3. Memiliki Kepribadaian yang Baik.

Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan
kepemimpinan yang akan dipegangnya. Segi kepribadian ini memegang peranan penting
dalam kegiatan administrasi disekolah. Seorang kepala sekolah yang tidak berpendirian,
emosional, ceroboh, pmarah, dan berbagai sifat buruk yang lainnya akan menghambat
terciptanya tujuan pendidikan organisasi sekolah. Sebaliknya, kepala sekolah yang memiliki
sifat pengayom, penyabar, tidak ceroboh, luwes, ramah,tegas tetapi tidak kaku, membantu
guru dalam menjalankan tugas-tugasnyamenyebabkan suasana sekolah menjadi tertib dan
harmonis sehingga mempercepat terwujudnya tujuan yang diharapkan, dalam hal ini pula
akan terciptanya suasana tentram, aman, dan menyenangkan dalam bekerja.

4. Memiliki Pengetahuan dan Kecakapan Tinggi

Seorang kepala sekolah harus memiliki pengetahuan dan kecakapan tinggi yang sesuai
dengan bidang tanggung jawabnya dalam sekolah tersebut. Dengan demikian dia dapat
menjalankan perannya sebagai pemimpin organisasi yang baik. Kepala sekolah juga harus
memiliki ide-ide kreatif yang dapat mengembangkan sekolah[1]

5. Memiliki Kemampuan Memimpin

kepala sekolah pelu memiliki sifat dan kemampuan memimpin, baik dikalangan guru atau
pegawai non guru maupun dilingkungan siswa. Sehubungan dengan itu kepemimpinan
sekolah diartikan sebagai proses mempersatukan buah pikiran dan pendapat untuk
diwujudkan menjadi satu kesatuan gerak yang terarah pada pencapaian tujuan dilingkungan
personil sekolah

kepemimpinan yang positif disekolah menuntut kemampuan sebagai berikut:

a. Keberanian, ketelitian dan kecepatan mengambil keputusan, yang harus dilaksanakan


atau diwujudkan sebagai pelaksanaan kerja.

b. Kemampuan mewujudkan hubungan manusiawi (human relationship) dengan para


pelaksana (orang yang dipimpin) sehingga pemimpin dirasakan sebagai bagian dari
kelompoknya yang patut didukung kebijakannya dalam mewujudkan kerja.
Kedua kemampuan itu secara sederhana mengandung makna bahwa pemimpin harus
dapat menetapkan:

1. APA (WHAT) yang harus dikerjakan apabila terjadinya suatu masalah yang dihadapi
sekolah, misalnya: apa yang harus dikerjakan siswa jika ia ketahuan berbuat rebut
dikelas
2. BAGAIMANA (HOW) mengerjakannya, misalnya: bagaimana melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru lain karena ketidakhadiran seorang guru.
Kebijaksanaan itu akan diterima dan dilaksanakan dengan baik bilamana
dikomunikasikan dengan baik atas dasar hubungan manusiawi yang positif antara
siswa dengan kepala sekolah dan dengan guru yang memberikan tugas sebagai
pengganti[2].

B. Fungsi Kepala Sekolah.

Fungsi-fungsi kepala sekolah adalah:

1. Kepala Sekolah sebagai Penanggung Jawab.

Kepala merupakan personil sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-
kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya
dengan dasar pancasila dan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;


b. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan;
c. Mempertinggi budi pekerti;
d. Memperkuat kepribadian;
e. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara
teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan linkungan sekolah dengan kondisi
dan situasi serta berhubungan dengan masyrakat sekitarnya merupakan tanggung jawab
kepala sekolah pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan
sekolah adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.
Kegiatan-kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah adalah:

a. Kegiatan mengatur proses belajar-mengajar.


b. Kegiatan mengatur kesiswaan.
c. Kegiatan mengatur personalia.
d. Kegiatan mengatur peralatan pengajaran.
e. Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan sekolah.
f. Kegiatan mengatur keuangan.
g. Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat[3]

2. Kepala Sekolah Sebagai Administrator.

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan
berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi
kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah
harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional.

a. Membuat Perencanaan.

Dalam berbagai kegiatan administrasi, membuat perencanaan mutlak diperlukan.


Perencanaan yang ditentukan oleh kepala sekolah tergantung pada berbagai faktor,
diantaranya: banyaknya sumber daya manusia yang ada, banyaknya dana yang tersedia, dan
jangka waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan rencana tersebut.

Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya menyusun program
tahunan sekolah, yang mencakup program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan,
dan penyediaan fasilitas yang diperlukan. Kemudian perencanaan itu dituangkan dalam
rencana tahunan sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester.

1. program pengajaran
Program pengajaran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah penyediaan
kebutuhan guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan berbagai fasilitas,
diantaranya penambahan laboratorium, lapangan olah raga, dan sebagainya.

2. program kesiswaan

mencakup penerimaan siswa baru, berapa banyak yang akan ditampung, apakah
perlu menambah kelas lagi, pengadaan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa
dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga bimbingan yang bersangkutan,
pelayanan kesehatan sekolah yang bekerja sama dengan rumah sakit atau
puskesmas terdekat.

3. kepegawaian

kepegawaian ini meliputi guru-guru baru, mengadakan orientasi bagi guru baru,
memberikan tugas-tugas kepada guru, petugas administrasi sekolah,petugas
kebersihan sekolah, pemutasian dan pemindahan pegawai, dan lain-lain. Bila perlu
bekerja sama dengan pihak tertentu untuk menambah kegiatan ekstrakurikuler
bagi para siswa.

4. keuangan

keuangan ini meliputi pengadaan dana bagi keseluruhan administrasi pendidikan,


diantaranya pengaturan gaji bagi seluruh pegawai sekolah, mengajukan
penambahan dana dari pihak pemerintah, yayasan dan sebagainya.

5. saran dan prasarana

ini mencakup penambahan sarana olah raga, kegiatan ekstrakurikuler,


laboratorium, perbaikan gedung sekolah, dan sebagainya.

b. Menyusun Struktur Organisasi Sekolah.

Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena merupakan


tempat pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat dari fungsinya organisasi
juga menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam melakukan tugasnya masing-masing.oleh karena itu organisasi perlu
disusun secara sisitematis agar kegiatan administrasi sekolah dapat berjalan dengan lancar.

Penyusunan organisasi merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator


pendidikan. Sebelum ditetapkan penyusunan organisasi, sebaiknya dibahas bersama-sama
dengan seluruh anggota agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan
bersama. Dengan adanya organisasi ini pula memudahkan untuk mencapai tujuan karena
seluruh anggota organisasi sekolah dengan jelas tugas-tugas mereka, kewajiban yang
dilakukan dan tanggung jawab atas tugas-tugas mereka.

Beberapa yang harus diperhatikan dalam penyusunan organisasi adalah strukturnya


disusun secara sederhana, fleksibel tetapi bersifat permanent, memiliki tujuan yang jelas,
memiliki batasan tugas dan tanggung jawab yang jelas. Selain itu pembagian tugasnya pun
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota administrasi sekolah.

c. Sebagai Koordinator dalam Organisasi Sekolah.

Betapa pun baiknya struktur organisasi yang telah disusun dan jelasnya pembagian tugas
didalamnya, bila tidak dikoordinasikan, maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai

Pengoordinasian merupakan kegiatan menghubungakan seluruh personal organisasi


dengan tugas yang dilakukannya sehingga terjalin kesatuan, keselarasan sehingga
menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang tepat. Tindakan pengoordinasian ini
meliputi pengawasan, pemberian, penilaian, pengarahan dan bimbingan terhadap setiap
personal organisasi

Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah. Untuk
itu, kecakapan kepala sekolah mutlak diperlukan. Dalam melakukan pengoordinasian ini
sebaiknya kepala sekolah juga melibatkan pihak lain, seperti bimbingan dan konseling, guru
yang menangani pengaturan kurikulum, wali kelas, petugas tata usaha, dan sebagainya.

d. Mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah

Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang


kepala sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai, mempromosikan,
menempatkan, atau memerima pegawai baru, baik guru, pegawai tata usaha, ataupun
pembimbing ekstrakurikuler.

Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah
memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan kemampuan
pelaksanaannya, misalnya berdassarkan jenis kelamin. kepala sekolah harus memperhatikan
keseimbangan tersebut agar proses kerja administrasi menjadi lancar. Selain itu, kepala
sekolah juga memperhatikan kesejahteraan pegawainya dengan menyediakan keperluan yang
mereka butuhkan.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengelola pegawainya,
diantaranya: mengadakan diskusi, membentuk koperasi, memberikan bantuan dan
kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawainya untuk meningkatkan kemampuan
mereka, dan sebagainya[4].

C. Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Dalam undang-undang Nomor 2 tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


ditegaskan bahwa pelaksanaan ketentuan yang menyangkut pengelolaan, penilaian,
bimbingan, pengawasan dan pengembangan bagi sekolah-sekolah yang diselenggarakan
pemerintah, dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Artinya mengeluarkan peraturan dan
pedoman tentang bagaimana pengelolaan, penilaian, bimbingan pengawasan dan
pengembangan pendidikan tersebut dilaksanakan.

Walaupun demikian, dalam bab dan pasal-pasal peraturan pemerintah tersebut, ditegaskan
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, dengan
demikian kepala sekolah juga mempunyai kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan
dalam arti berusaha agar pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan, dan pengembangan
pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik.

Pelaksanaan ketentuan yang sebagaimana yang diatur oleh pemerintah tersebut, secara
garis besar meliputi proses, seperti:

a. Pengelolaan
b. Penilaian
c. Bimbingan
d. Pembiayaan
e. Pengawasan
f. Pengembangan[5]

1. Pembinaan Program Pengajaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, bahwa seorang kepala sekolah dan
sekolah yang berhasil menunjukkan adanya

a. keterkaitan terhadap perbaikan pengajaran;


b. pengetahuan dari / partisipasi yang kuat didalam aktivitas kelas;
c. pemantauan terhadap penggunaan efektifitas waktu pelajaran;
d. usaha membantu program tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran
e. memiliki sikap positif kearah para guru, pustakawan, laboran, tenaga administrasi,
dan para siswa.

Oleh sebab itu betapa pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha
memperbaiki program pengajaran untuk dipahami oleh setiap kepala sekolah. Dengan
mengetahui dan memahami tahap-tahap proses perbaikan pengajaran akan membantu para
kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran.

Salah satu indikasi keberhasilan sekolah adalah keterikatan yang tinggi kepala sekolah
terhadap perbaikan pengajaran. Untuk itulah kepala sekolah sesuai dengan jenjang sekolah
yang dipimpinnya perlu memahami program pengajaran masing-masing.[6]

2. Pembinaan Kesiswaan

Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga fungsional yang lain, menyadari bahwa
titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan
kemasyarakatan serta kepentingan individu para siswa.

Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus
dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya didalam proses belajar-mengajar, melainkan
juga didalam kegiatan sekolah.
Tanggung jawab kepala sekolah dalam hal ini mengadakan pengendalian kehadiran para
siswa, penerapan disiplin, kebebasan mengemukakan pendapat dan menghormati proses hak-
hak seluruh siswa secara tepat.[7]

3. Pembinaan Staf

Yang dimaksud dengan staf adalah sekelompok sumber daya manusia yang bertugas
membantu kepala sekolah, terdiri dari para guru, laboran, pustakawan, dan kelompok sumber
daya manusia yang bertugas sebagai tenaga administrasi.

Guru atau tenaga pendidik, ialah sekelompok sumber daya manusia yang ditugasi untuk
membimbing, mengajar dan atau melatih para peserta didik, mereka adalah tenaga pengajar,
tenaga pendidik yang secara khusus diangkat dengan tugas utama mengajar pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

Para guru merupakan bagian integral dari keberadaan sumber daya manusia dan
mempunyai peranan strategis dalam kehidupan suatu sekolah. Oleh karena itu agar tugas-
tugas pembinaan bagi para guru oleh kepala sekolah dapat dilaksanakan dengan efektif.

Seorang kepala sekolah yang mempunyai arti vital dalam proses pendidikan harus mampu
mengolah dan memanfaatkan segala sumber daya manusia yang ada, sehingga tercapai
efektivitass sekolah yang melahirkan perubahan kepada anak didik.[8]

4. Anggaran Belanja Dan Fasilitas Sekolah

Keberhasilan suatu sekolah secara langsung dipengaruhi oleh ketepatan kepemimpinan


kepala sekolah dalam mengusahakan sumber daya material yang ada pada suatu sekolah.

Oleh sebab itu peranan kepala sekolah dalam kerangka manajeman, berkewajiban untuk
menjabarkan tujuan dan sasaran sekolah kedalam istilah-istilah yang pragmatik tentang:

a. permintaan anggaran yang spesifik;


b. mempersiapkan dan mempertahankan anggaran sekolah;
c. pemantauan atau monitoring terhadap pendayagunaan sumber-sumber tersedia;
d. evaluasi hasil-hasil pendidikan.
Berkaitan dengan pokok-pokok tanggung jawab seorang kepala sekolah terhadap
perencanaan gedung, operasi, dan pemeliharaannya ada satu kerangka kerja konsepsional
yang didasarkan pada teori sistem secara umum, mekanisme sekolah hubungannya dengan
lingkungan yaitu input, proses, output, feedback.[9]

5. Anggaran belanja Sekolah

Siklus anggaran belanja sekolah yang mencakup perencanaan, persiapan, pengelolaan dan
evaluasi anggaran sekolah memerlukan perhatian yang cermat dari kepala sekolah. Sebab
kecermatan kepala sekolah terhadap proses anggaran belanja sekolah akan meningkatkan
kewibawaan kepala sekolah terhadap keberhasilan sekolah.

Anggaran belanja suatu sekolah pada dasarnya, adalah:

Pernyataan sistem yang berkaitan dengan program pendidikan

Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami dan berlatih tentang jiwa administrasi
dan teknik-teknik manajeman bisnis keseluruhan proses anggaran belanja.

Secara khusus ada tiga macam pendekatan tentang penyusunan anggaran belanja yang
biasa dipergunakan disekolah, yaitu: comparative, approach, the planning programming-
budgeting-evaluating-system approach (PPBES) dan the functional opproach.

Secara singkat dari ketiga macam pendekatan tersebut , menunjukkan ciri-ciri pokok
sebagai berkut:

1. Comparative Approach

Melakukan perbandingan laporan atau catatan penerima dengan pengeluaran antara


satu tahun anggaran dengan tahun anggaran berikutnya;

Didalam keputusan anggaran belanja ini didasarkan pada peningakatan tambahan


dari satu hal pada waktunya ke hal yang lain.

2. PPBES
Menjabarkan tujuan kedalam program-program ke dalam saran-saran khusus yang
akan dicapai;

Menjabarkan kedalam berbagai alat alternatif untuk mencapai sasaran;

Menjabarkan nilai (price) dari masing-masing alternatif;

Menjabarkan biaya pelaksanaan dan evaluasi masing-masing program.

3. Fungctional Approach

Termasuk kedalam pendekatan fungsional ini adalah elemen-eleman yang dalam


terkandung pendekatan comparative dan PPBES.

Dalam pendekatan ini proses anggaran dimulai dari tujuan sekolah.

Zero based budgeting yang dimodifikasi merupakan variasi suatu dari pendekatan
fungsional, di mana program-program diuji kaitannya dengan tujuan antara putara
satu-lima tahun.[10]

Proses anggaran belanja sekolah dilukiskan sebagai berikut:

1. Perencanaan Anggaran

Menilai masyarakat, sekolah dan kebutuhan peserta didik, permasalahan dan isu-isu;

Mengadakan identifikasi dan meninjau kembali tujuan dan prioritas;

Menjabarkan tujuan yang bersifat umum kedalam pelaksanaan pencapaian sasaran


yang dapat diukur;

Mengembangkan struktur dan format program demi tercapainya sasaran;

Memberikan rekomendasi dan selaksi, alternatif pembiayaan yang paling efektif


untuk mencapai sasaran.

2. Persiapan Anggaran Belanja


seorang kepala sekolah harus menaruh perhatian terhadap mekanisme proses
persiapan anggaran.

Inventarisasi yang tepat tentang perlengkapan yang ada, material, dan barang
persediaan harud dipelihara untuk mencegah duplikasi yang tidak perlu dan
pemborosan.

Didalam menyajikan satu anggaran untuk diterima, seorang kepala sekolah harus
benar-benar siap untuk mempertahankan setiap item anggaran.

3. Pengelolaan Anggaran Belanja

setelah anggaran belanja direncanakan, dipersiapkan dan diterima, seorang kepala sekolah
bertanggung jawab untuk mengelola dan memonitor penggunaan berbagai sumber secara
efesien dan melakukan evaluasi hasil-hasil program yang berkaitan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

Pengelolaan sumber daya suatu sekolah mencakup perhatian yang cermat untuk
menyediakan laporan (pertanggungjawaban), pembelian, dan kontrol terhadap prosedur untuk
memberi kepastian bahwa dana yang disediakan telah dibukukan dan dikeluarkan sesuai
dengan anggaran.[11]

6. Evaluasi Anggaran Belanja

langkah akhir proses penganggaran adalah evaluasi bagaimana anggaran dapat melayani
dengan baik untuk meningkatkan efektivitas sekolah. Evaluasi sering menunjukkan
kemungkinan adanya perbedaan didalam: tujuan, prioritas, dan penggunaan berbagai sumber
daya yang tersedia.

Oleh karena itu tahap evaluasi, secara esensial menjawab terhadap pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:

Apakah tujuan dan sasaran yang sedang dicapai / diusahakan oleh sekolah
mempengaruhi anggaran?
Standar dan ukuran apa yang akan dipakai untuk menentukan bila tujuan dan sasaran
dapat dicapai?

Siapa yang menentukan apa yang menjadi standar keberhasilan suatu tujuan dapat
dicapai?

Biaya-biaya apa saja yang memadai untuk mencapai masing-masing tujuan dan sasaran?

Mana tujuan yang dapat diterima dengan tepat dipandang dari standar pendidikan dan
kebutuhan masyarakat?

Apa perlu program pendidikan ditambah, diperkecil, dikurangi, ditingkatkan atau


diubah?

Apakah tersedia sumber-sumber yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran?

Sumber-sumber daya tambahan apa saja yang diperlukan dan bagaimana mungkin
sumber-sumber itu dapat diperoleh?

Akibat apa yang akan bertanggung jawab terhadap berbagai sumber tambahan, siapa
yang harus memperoleh beban dalam menyediakan sumber-sumber tersebut?

Bagaimana sumber-sumber tambahan itu didistribusikan di antara program-program


didalam anggaran belanja yang lain, sehingga tujuan dan sasaran dapat dicapai dengan
efesien dan ekonomis?[12]

Bab III

Penutup

Simpulan

Sebuah organisasi itu akan dikatakan baik apabila seorang pemimpinnya baik, namun
dikatakan buruk apabila pemimpinya buruk. Jadi tidaklah sembarang orang yang patut
menjadi kepala sekolah, seorang yang menjadi kepala sekolah harus memiliki berbagai
persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik, masing-masing
persyaratan tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, beberapa
persyaratan tersebut diantaranya:

1. Memiliki ijazah

2. pengalaman kerja

3. memiliki kepribadaian yang baik

4. Memiliki Pengetahuan dan Kecakapan Tinggi

5. Memiliki kemampuan memimpin

Fungsi-fungsi kepala sekolah adalah:

1. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab


2. Kepala sekolah sebagai administrator

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang dibebankan kepada dirinya sebagaimana
yang diatur oleh pemerintah tersebut, secara garis besar meliputi proses, seperti:

a. Pengelolaan

b. Penilaian

c. Bimbingan

d. Pembiayaan

e. Pengawasan

f. Pengembangan

Dan kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab, diantaranya:

1. Pembinaan Program Pengajaran

2. Pembinaan Kesiswaan
3. Pembinaan Staf

4. Anggaran Belanja Dan Fasilitas Sekolah

5. Anggaran Belanja Sekolah

6. Evaluasi Anggaran Belanja

Daftar Pustaka

Burhanuddin, Yusak, 1998, Administrasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia

Nawawi, Hadari dkk, 1986, Administrasi Sekolah, Jakarta: Ghalia Indonesia

M. Daryanto, 2006, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Wahjosumidjo, 2002, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada

Indrafachrudi, Soekarto, dkk, 1981. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif.


Malang: CV. Ardi Manunggal Jaya

Вам также может понравиться