Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada kesempatan ini, Nandang mempresentasikan beberapa foto yang diambil oleh voluntir
FITRA dan Photovoices sebagai fakta visual terkait rendahnya kebiasaan hidup sehat di
Kabupaten Sukabumi.
Ini ada jamban bersama di mana semua orang yang ada di lingkungan itu memakainya
bersama-sama untuk mandi, mencuci pakaian, bahkan mencuci beras. Ada juga jamban
terbuka, ada juga mandi bareng dan cuci pakaian di tempat terbuka. Ada ibu yang makan
bersama anaknya sambil memberi makan burung, tampak ibunya tersenyum-senyum. Ada
rokok bagian dari gaya hidup sementara di sekitarnya anak-anaknya menjadi perokok pasif
ujar Nandang secara gamblang.
Atas fakta-fakta ini, Nandang merefleksikan beberapa analisa. Tampak bahwa politik
anggaran Kabupaten Sukabumi berat diongkos. Alokasi anggaran kesehatan lebih banyak
untuk kuratif, pembangunan sarana fisik semacam Rumah Sakit lebih dijadikan prioritas. Ini
tentunya tak sepenuhnya salah, tetapi harus ada penyeimbang bagaimana mengalokasikan
anggaran kesehatan untuk promotif yang lebih bersifat preventif.
Ungkapan Nandang langsung ditanggapi oleh Ujang Dzulkifli dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi. Ujang tidak membantah apa yang diungkap Nandang. Ia malah
memperkuat paparan Nandang dengan menyitir pendekatan Henry Bloom mengenai
kesehatan, yakni. Tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari derajat kesehatan
lingkungan 45 %, perilaku 35, pelayanan kesehatan 10 %, keturunan 5 %. Yang lebih besar
adalah lingkungan dan perilaku, yaitu adalah 80 % ujarnya.
Ujang melanjutkan, derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai masalah
kesehatan. Yakni, kematian ibu, kasus penyakit menular seperti: rabies, diare, malaria,
demam berdarah, TBC, AIDS, flu burung, difteri, filariasis, kusta, tetanus neonatorum.
Semua penyakit ini berasal dari lingkungan. Penyebab tidak langsung dari penyakit ini, air
tidak bersih, sanitasi rendah, pola asuh keluarga tidak tepat. Kalau di Jampang anak usia 0-6
bulan dikasih makan cau jimluk. Selain itu, akses ke unit kesehatan di Kabupaten
Sukabumi kurang dan jauh sekali. Saya waktu itu jam 11 malam diberitahu, ada anak
meninggal karena jauh ke bidan. Karena di lokasi setempat tidak ada bidan. Faktor
pengetahuan,kemiskinan, itu semuanya berakar di kemiskinan, kata Ujang.
Tetapi tak semua fakta kesehatan di Kabupaten Sukabumi buruk. Ujang mencontohkan PPK
IPM (Program Pendanaan Kompetisi Akselerasi Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia),
Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat mendapat penghargaan karena dianggap terbaik. Karena
Ibu bersalin ditolong, peningkatan kualitas lingkungan yang sehat bagi ibu dan anak,
penanganan kualitas tumbuh kembang anak. PPK IPM di 28 desa datanya adalah 78/5.000
kematian bayi atau 16/1000 kematian bayi.
Deden Supandi Kepala Desa Sirnaresmi membenarkan permasalahan pada promosi. Kalau di
desa, apa yang jadi kebijakan di Dinkes untuk desa sudah diwujudkan. Di desa, dana yang
dari ADD diperuntukan untuk mendorong kader desa. Manakala menyentuh masyarakat
miskin, sebetulnya sama budayanya seperti yang terlihat di foto tadi. Di Cipanengah, di
Gunungguruh, perilaku mereka sama. Kita berharap, ada pemberdayaan RT. Harusnya ada
ragi untuk meningkatkan kesehatan. Saya harap, ada banyak sosialisasi untuk masyarakat dari
dinkes atau bidan ke lapangan ujar Deden.
Perilaku dan kemiskinan, jelaslah permasalahan kesehatan tak semata masalah dinas
kesehatan, tapi terkait beberapa dinas yang lain. Kita punya masalah kesehatan, tapi
faktanya ada di dinas yang lain. Bagaimana mensinergikannya dan kita harus bisa lihat
masalahnya. Apa, siapa yang menangani papar Ujang.
Pada titik ini, Nandang memandang sudah saatnya menentukan bagaimana berbagi peran.
Kita lihat pemetaan masalah, lalu secara bersama mengambil peran, bagaimana peran
medianya, peran dinas kesehatan serta peran masyarakat dalam mendorong kebijakan yang
pro-rakyat? Dengan demikian, elemen pemerintah, NGO, media dan masyarakat secara
kompak bermitra dan bekerjasama mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
*(Malensko)
Yessy MS says:
21-06-2010 at 11:52
apakah ada kebijakan dan aksi nyata yang mendukung pembagian peran yang Anda
paparkan?
malensko says:
30-06-2010 at 13:52
Terima kasih
malensko says:
21-07-2010 at 13:01
Terima kasih
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=291963557519587&id=121449484570996