Вы находитесь на странице: 1из 18

MAKALAH

PESTISIDA

OLEH

1. GILANG ANDHIKA S (1610.13251.246)


2. PUPUT PUTRI UTAMI (1610.13251.252)
3. FIKAR ATHARIQ PRASETYO (1610.13251.244)
4. FERDINANDUS SANDRIAN (1610.13251.243)
5. FLORIA RUDANG (1408.13251.140)

PRODI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pestisida.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya terhadap semua pihak
yang telah membantu kami, sehingga makalah ini dapat tersesaikan. Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami selaku penulis mengharapkan banyak
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang kami buat di masa depan.

Semoga makalah yang kami susun dapat berguna untuk semua permbaca. Kami mohon
maaf apabila dalam penyajian makalah terdapat kata kata yang kurang berkenan.

Malang, 28 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGATAR.................................................................................................................... I
DAFTAR
ISI..................................................................................................................................... II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3.Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
pestisida................................................................................................................ 3
2.2 Kegunaan
Pestisida............................................................................................................... 4
2.3 Jenis jenis
Pestisida............................................................................................................... 4
2.4 Dampak Penggunaan
Pestisida............................................................................................................... 6
2.5 Penanggulangan Bahaya
Pestisida............................................................................................................... 8
BAB III
PEBUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................ 13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Intensifikasi pertanian merupakan kebijakan yang di ambil oleh pemerintah dalam


rangka memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sejalan dengan laju pertambahan penduduk
yang semakin meningkat pesat dan tuntutan pendapatan negara dari non migas. Komoditi
pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan perolehan devisa. Ketaguhan peran tersebut di era globalisasi perdagangan
dunia dihadapkan pada persaingan mutu komoditi, baik pasar domestik maupun mancanegara.
Era ini ditandai dengan semakin bebasnya perdagangan komoditi antar negara di dunia
termasuk komoditi sayuran.

Pestisida merupakan pilihan utama cara mengendalikan hama, penyakit dan gulma,
karena membunuh langsung jasad pengganggu. Kegiatan mengendalikan jasad pengganggu
merupakan pekerjaan yang memakan banyak waktu, tenaga dan biaya. Kemanjuran pestisida
dapat diandalkan, penggunaanya mudah, tingkat keberhasilanya tinggi, ketersedianya
mencukupi dan mudah di dapat serta biayanya relatif murah. Manfaat pestisida memang faktor
produksi penentu tingginya hasil dan kualitas produk.

Akan tetapi pestisida tidak hanya memberikan manfaat terhadap pertanian, namun juga
memberikan dampak negatif. Dampak negatif penggunaan pestisida telah banyak di laporkan
dalam berbagai penelitian. Dampak tersebut dapat berupa ketidakstabilan ekosistem, adanya
residu pada hasil panen dan bahan olahanya, pencemaran lingkungan dan keracunan bahkan
kematian pada manusia.

1.2.RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian pesetisida?
B. Apa kegunaan dari pestisida?
C. Apa jenis jenis dari pestisida?
D. Apa dampak pestida bagi lingkungan dan kesehatan?
E. Bagaiamana cara penanggulangan bahaya pestisida?

1
1.3.TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian dari pestisida.
B. Untuk mengetahui kegunaan dari pestisida.
C. Untuk mengetahui jenis jenis pestisida.
D. Untuk mengetahui dampak dari pestisida.
E. Untuk mengetahui cara penanggulangan bahaya pestisida.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang di
gunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Aurand dkk (1987:645-646) mendefinisikan
pestisida sebagai produk berupa zat atau campuran zat yang berbetuk gas, cair atau padat yang
digunakan untuk membunuh, melindungi, mengontrol, mencegah, atau mengurangi bentuk
bentuk kehidupan tanaman atau hewan atau virus ( kecuali virus, jamur, bakteri, pada atau
dalam lingkungan kehidupan manusia dan kehidupan lainya). Di Indonesia untuk keperluan
perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga
kwartal 1 tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan di izinkan penggunaanya. Sedangkan
bahan aktif yanan airg terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam Peraturan Pemerintah NO.7 Tahun 1973 yang disebut sebagai pestisida adalah
semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dapat di gunakan untuk
memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau
hasil pertanian, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan,
mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanman, kecuali yang tergolong
dalam pupuk, memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan
periaraan,,memberantas atau mencegah hama air, memberantas atau mencegah binatang dan
jasad renik dalam rumah tangga, mencegah dan memberantas binantang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang di lindungi, dengan penggunaan pada
tanaman, tanah, dan air. Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan
termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut di buat, diedarkan atau disimpan
untuk maksud penggunaan tersebut di atas.

Menurut The United States Federal Enviromental Pesticide Control Act,


pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau
mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma,

3
virus, bakteri, jasad renik yang dianggap sebagain hama kecuali virus, bakteria atau
jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainya. Atau semua zat atau
campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau
pengering tanaman.

2.2 Kegunaan Pestisida

Berdasarkan SK Mentri Pertanian RI Nomor


434.1/KPTS/TP.270/7/2001, tentang syarat dan Tata Cara Pendaftaran
Pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia atau bahan
lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk :

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak


tanaman, bagian tanaman, atau hasil hasil pertanian.
2. Memberabntas rerumputan.
3. Mamtikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
bagian tanaman (tetapi tidak termasuk golongan pupuk).
5. Memberantas atau mencegah hama hama luar pada hewan
periaraan da ternak.
6. Memberantas hama hama air
7. Memberantas atau mencegah binatang binatang san jasad jasad
renik dalam rumah tangga, bangunan, dan dalam alat alat
pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah bintang binatang yang bisa
menyebabkan penyakit pada manusia.

2.3 Jenis jenis Pestisida Berdasarkan Organisme Sasaran

Gangguan pada tanaman bisa disebabkan oleh faktor abiotik maupun biotik. Faktor
abiotik diantaranya keadaan tanah (struktur tanah, kesuburan tanah, kekurangan unsur hara);
tata air (kekurangan, kelebihan air, dan pencemaran air; keadaan udara (pencemaran udara);
dan faktor lain. Gangguan ini bisa diatasi dengan tindakan pengoreksian. Sebagai contoh,
kekurangan unsur bisa diatasi dengan penambhan jumlah unsur yang kurang. Gangguan abiotik
tidak bisa dikoreksi dengan penggunaana pestisida.

4
Sementara itu, fdaktor biotik (makhluk hidup) yang menyebabkan gangguan pada
tanaman disebut dengan istilah organisme pengganggu tanaman (OPT). Dalam pengertian
sehari hari, OPT dibagi menjadi tiga kelompok berikut.

1. Hama (serangga, tunnmggau, hewan menyusui, burung dan moluska).


2. Penyakit (jamur, bakteri, virus, dan nematoda).
3. Gulma atau tumbuhan pengganggu.

Gangguan yang disesbabkan oleh OPT inilah yang bisa dikendalikan dengan
pestisida. Bersasarkan OPT sasaranya, pestisida dikelompokan dalam beberapa jenis berikut
:

a. Insektisida, yang digunakan untuk mengendalikan hama berupa serangga.


Kelompok insektisida dibefakan menjadi dua, yaitu ovisuda (mengendalikan
telur serangga) dan larvasida mengendalikan larve serangga.
b. Akarsida, yang digunakan untuk mengendalikan akarinai (tungau atau mises.
c. Molusksida, yang digunakan untuk mengendalikan hewan darin bangsa siput
(moluska)
d. Rodentisida, yang digunakan untuk mengendalikan hewan pengerat seperti
tikus.
e. Nematisida, digunakan untuk mengendsalikan nematoda.
f. Fungisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang
disebabkan oleh cendawan (jamur atau fungi).
g. Bakterisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang
disebabkan oleh bakteri.
h. Herbisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman yang
disebabkan oleh gulma (tumbuhan pengganggu).
i. Algisida, digunakan untuk mengendalikan alga.
j. Piskisida, digunakan untuk mengendalikan ikan buas.
k. Avisda, digunakan untuk meracuni burung perusak hasil pertanian.
l. Repelen, pestisida yang tidak bersifat membunuh hanya bersifat mengusir
hama.
m. Atrakan, digunakan untuk menarik atau mengumpulkan serangga.

5
n. ZPT, digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman yang efeknya bisa
memicu pertumbuhan atau menekan pertumbuhan.
o. Plant activator, digunakan untuk merangsang timbulnya kekebalan tumbuhan
sehingga tahan terhadap penyakit tertentu.

Pengetahuan tentang pengelompokan pestisida berdasarkan


jasad sasarnya ini sangat penting sebagai pengetahuan dasar untuk
memilih pestisida yang tepat.

2.4 Dampak Penggunaan Pestisida


Pestisida merupakan bahan kimia, campuran bahan kimia, atau bahan bahan lain
yang bersifat bioaktif. Pada dasarnya, pestisida itu bersifat racun. Oleh sebab sifatnya sebagai
racun itulah pestisida dibuat, dijual, dan digunakan untuk meracuni OPT. Setiap racun
berpotensi mengandung bahaya. Oleh karena itu, ketidakbijaksanaan dalam penggunaan
pestisida bisa menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak negatif dalam penggunaan
pestisida adalah sebagai berikut :
a. Dampak Bagi Keselamatan Pengguna

Penggunaan pestisida bisa mengontaminasi pengguna secara langsung


sehingga mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracun bisa
dikelpmpokan menjadi 3 kelompok, yaitu keracunan akut ringan, akut berat,
kronis.

Keracunan akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit


ringan, bada terasa sakit dan diare. Keracunan akut berat menimbulkan gejala
mual, menggigil, kejang perut, sulit bernapas, keluar air liur, pupil mata
mengecil, dan denyut nadi meningkat. Selanjutnya, keracunan yang sangat
berat dapat mengakibatkan kematian.

Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan
tidak segera menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, keracunan
kronis dalam jangka lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa
gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida
diantarnya iritasi mata, iritasi kulit, kanker, keguguran, cacat pada bayi, serta
gangguan saraf, hati, ginjal, dan pernapasan, namun ada kalanya kliam tersebut
sulit dibuktikan secara pasti dan menyakinkan.

6
b. Dampak Bagi Konsumen

Dampak pestisida bagi konsumen umumnya berbentuk


keracunan kronis yang tidak segera terasa. Namun, dalam jangka
waktu lama mungkin bisa menimbulkan gangguan kesehatan.
Meskipun sangat jarang, pestisida dapat pula menyebabkan
keracunan akut, misalnya dalam hal konsumen mengonsumsi
produk pertanian yang mengandung residu dalam jumlah besar.

c. Dampak Bagi Kelestarian Lingkungan

Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan bisa di


kelompokan menjadi dua kategori.

1. Bagi Lingkungan Umum


- Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara)
- Terbunuhnya oragnisme non target karena terpapar
secara langsung.
- Terbunuhnya organisme non target karena pestisida
memasuki rantai makanan.
- Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh
organisme melalui rantai makanan (bioakumulasi).
- Penyederhanaan rantai makanan alami.
- Penyederhanaan keragaman hayati.
- Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara
tidak langsung.
- Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara
tidak langsung melalui rantai makanan.
2. Bagi Lingkungan Pertanian (Agro-ekosistem)
- OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul
resistensi OPT terhadap pestisida).
- Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan
pestisida (resusjensi hama).

7
- Timbulnya hama baru, bisa hama yang selama ini di
anggap tidak penting maupun hama yang sama sekali
baru.
- Terbunuhnya musuh alami hama.
- Perubahan flora, khusus pada penggunaan herbisida.
- Fitotoksik (meracuni tanaman)
d. Dampak Sosial Ekonomi
- Penggunaan pestisida yang tidak terkendali
menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi.
- Timbulnya hambatan perdagangan, misalnya tidak
bisa ekspor karena residu pestisida tinggi.
- Timbulnya biaya sosial, misalnya biaya pengobatan
dan hilangnya hari kerja jika terjadi keracunan.
- Publikasi negatif di media masa.
2.5 Penanggulangan Bahaya Pestisida
Penggunaan pestisida pada kooditas pertanian di Indonesia nampaknya
sulit untuk ditiadakan sama sekali, karena di samping bayaknya organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) yang sangat mengancam produksi, juga belum
adanya teknik pengendalian lain non pestisida yang sama efektifnya dengan
penggunaan pestisida. Di samping itu penggunaan pestisida tertentu, misalnya
aplikasi hibrida sangat menguntungkan bagi oetani dibanding cara pengendalian
lainya. Upaya untuk menaggulingi adanya residu pestisida pada kakao, antara
lain adalah.

1. Pengunaan Pestisida Yang Rasional


Penggunaan pestisida secara rasional, baik rasional dari segi
OPT yang akan di kendalikan maupun rasional dalam hal pestisidanya.
Bateman (2008) menyatkan bahwa penggunaan pestisida secara
rasioanal lebih menitikberatkan penggunaan pestisida yang tepat sasaran
pada OPT yang di tuju sebagai bagian dari strategi pengendalian hama
terpadu (THP). Tiga elemen pentimg yang perlu diperhatikan dalam
aplikasi pestisida secara rasional adalah pengembangan selektivitas
jenis pestisida yang digunakan, ketepatan aplikasi baikn aspek ruang
atau waktu. Aspek lain yang perlu di perhatikan dalam aplikasi pestisida

8
secara rasional adalah penekanan biaya (baik untuk haraga pestisida
maupun tenaga kerja), peningkatan keamanan/keselamatan dan
dampaknya terhadap lingkungan.
Wilis (1986) mengatakan keuntungan yang diperoleh dari sistem
ini adalah :
- Metode ini merupakan pengendlian hama terpadu
- Kondisi lingkungan yang terdampak negatif akibat
penggunaan pestisida sangat kecil, karena rata rata
areal yang diaplikasikan kurang dari 10 % dari total
area
- Sangat kecil kemungkinanya terjadi lesdakan
hama/penyakit karena pengamatan dilakukan terus
menerus.
- Sistem ini memungkinkan untuk memonitor fluktuasi
panen sehingga bermanfaat untuk aplikasi
pemupukan.

2. Penyuluhan Kepada Petani yang Insentif

Pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida rata rata msih


sangat rendah. Petani rata rata mengagnggap pestisida dalah obat
pertanian dibanding sebgai racun. Penyuluhan kepada petrani terutama
sangatvdi perlukan terutama dalam aspek penggunaan pestisida secara
rasional dan dampak negatifnya terhadap produk yang dihasilkan,
keselamatan petani itu sendiri dan terhadap kerusakan lingkungan.

3. Mempercepat Pengembanagan Cara Pengendalian Non Pestisida

Cara pengendalian non pestisida pada pertanian saat ini telah banyak
di kembangkan, meskipun hanya beberapa yang dapat diimplemnetasikan
di lapangan dalam segala praktek. Suatu slogan dalam zaman pra
kemerdekan mengenai penanganan hama di pertanian di jawa tengah bisa
menjadi contohnya. Slogan tersebut berbunyi ZOONDER
ZWARTEMIEREN GEEN CACAO atau WHITOUT BLACK ANTS NO
COCOA atau TANPA SEMUT HITAM TIDAK ADA KAKAO. Slogan

9
ini menunjukan keberhasilan pengendalian hayati menggunakan musuh
alami hama, terutama Helopeltis spp. Dan penggerek buah kakao
mengunakan semut hitam (Dolichederus bituberculattus= D
thoracius)(Giesbirger,1983).

Selaian penggunaan musuh alami berupa semut hitam, agen hayati


lain yang potensial untuk mengulangi OPT adalah jamur beuvaria bassiana
untuk hama Hellopeltis spp. Dan PBK, jamur Trichoderma SPP. Untuk
penyakit busuk buah Phytophtyra palmivora (sri sukanto &
D.Pujiastuti,2004).

4. Monitoring Tinggkat Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian

Negara agraris hendaknya memiliki institusi atau laboratorium


untuk menganalisis residu pestisida pada hasil pertanianya. Laboratorium
ini hendaknya juga telah terakreditasi sehingga hasilnya telah di akui oleh
dunia internasional. Hal ini sangat penting untuk mengetahui kandungan
bahan aktif pestisida yang mungkin tertinggal pada hasil pertanian.

5. Sosialisasi Bahaya Pestisida

Semua jenis pestisida yang digunakan dalam mengendalikan OPT


adalah senyawa kimia yang bersifat racun, hanya tingkat daya racunya
berbeda beda. Oleh karena itu dalam penggunaanya apabila tidak
digunakan secara benar n hati hati akan berakibat pada kesehatan
pengguna dan tertinggal pada produk pertanian yang diaplilkasi.

Efek jangka panjang yang timbul pada penggunaan pestisida


kebanyakna kurang disadari oleh manusia, lebih lebih tingkat pengetahuan
tentang pestisida kurang. Maka dari itu perlu diadakanya sosialisasi bahaya
pestisida, negara negara maju yang kebanyakan konsumen dari bahan
pertanian sudah mulai melakukan sosiaslisasi tentang baahaya pestisida.

6. Penerapan Sertifikasi Pada Perkebunan

Saat ini telah berkembang cukup baanyak lembaga sertifikasi pada


lahan perkebunan. Antara lain Rainforest Allience, Fairtrade, UTZ Certified
dan Organic Certification. Sertifikasi bertujuan untuk menjamin bahwa

10
produk yang di hasilkan perkebunan dapat berlangsung secara terus
menerus dengan menjaga dan memelihara lingkungan semaksimal
mumgkin dan mendorong pekebun mendapatkan kesejahteraan yang layak.

Semua model sertifikasi pada umumya sengat membatasi


penggunaan bahan kimia yang berbahaya, seperti pestisida. Sebagai contoh
sertifikasi UTZ Certified melatrang penggunaan herbisida berbahan aktif
parakuat untuk kakao yang di ekspor ke Uni Eropa (Anonim,2011). Dengan
insentifya sertifikasi pada hasil perkebunan, diharapkan penggunaan
pestisida juga akan di batasi, terutama jenis jenis pestisida yang kurang
berbahay saja yang di gunakan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
1. Pestisida adalah produk berupa zat atau campuran zat yang berbetuk gas, cair
atau padat yang digunakan untuk membunuh, melindungi, mengontrol,
mencegah, atau mengurangi bentuk bentuk kehidupan tanaman atau hewan
atau virus ( kecuali virus, jamur, bakteri, pada atau dalam lingkungan kehidupan
manusia dan kehidupan lainya) (Aurand dkk 1987 :645-646).
2. Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk memberantas atau mencegah hama
dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil hasil
pertanian, memberantas rerumputasn, mematikan daun dan mencegah
pertumbuhan yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang pertumbuhan
tanaman atau bagian bagian tanaman, memberantas atau mencegah hama
hama luar pada hewan periaraan dan ternak, memberantas hama hama air,
memberantas atau mencegah binatang binatang dan jasad jasad renik dalam
rumah tangga, bangunan dan dalam alat alat pengangkutan dan memberantas
atau mencegah binatatang binatnag yang bisa mneyebabkan penyakit pada
manusia.
3. Jenis jenis pestisida adalah insektisida, akarsida, moluskisida, rodentisida,
nematisida, fungisida, bakterisida, herbisida, algisida, piskisida, avisida,
repelen, atraktan, zpt dan plant activator.
4. Pestisida pada pertanian dapat menimbukan dampak terhadap keselamatan
pengguna, dampak bagi konsumen, dampak bagi kelestarian lingkungan dan
dampak sosial ekonomi.
5. Cara penanggulangan bahaya pestisida adalah penggunaan pestisida yang
rasional, penyuluhan kepada petani yang insentif, mempercepat pengembangan
cara penanggulangan non pestisida, sosialisasi bahaya pestisida, monitoring
tingkat residu pestisida dan penerapan sertifikasi pada perkebunan.
3.2.Saran
Harus segera melakukan sosialisaisasi ke para petani tentang cara
penanggulangan bahaya pestisida.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djoyo sumarto,punut.2008.Pestisida dan Aplikasinya.Jakarta: Agromedia Pustaka

Wahyuni,sri.2010. Perilaku Petani Bawang Merah Dalam Penggunaan dan Penanggulangan


Pestisida Serta Dampaknya Pada Lingkungan. Progam Magister Ilmu Lingkungan Progam
Pasca Sarjan Universitas Diponegoro Semarang.

Windyatri,Suorapto.2013.Residu Pestisida Pada Biji Kakau Indonesia Serta Produk


Varianya Serta Upaya Peananggulanganya. Review Penelitian Kakako 1 Hal.40-62.

13

Вам также может понравиться