Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Deprivation in Indonesia is still utilized by families as a tool to deal with clients with
mental disorders in the houses. Based on the WHO, 41 million people in Indonesia are
experiencing a mental disorder. This is due to the deprivation of such families to
prevent violence from the clients actions whereof dangerous for themselves or others.
The aim of this research is to determine the factors that influence the families deprived
their family members with mental disorders at Menur Mental Hospital Surabaya. This
research used a cross-sectional analytic study design with the design of a retrospective
approach. The population in this research is the families doing deprivation at Menur
Mental Hospital in Surabaya. The sampling technique used is simple purposive
sampling. 10 families who were became respondents in this research. The dependent
variable of this research is the deprivation, while the independent variable is a
recurrence, the knowledge and the family economy. The data in this research obtained
through questionnaires and observations, then analyzed using multiple linear
regression that Ho is rejected and H1 is accepted by the significant value of recurrence
p = 0.023, p = 0.022 knowledge, and economic p = 0.033. The result of this research is
showed that out of 10 respondents deprived the family by reasons of families
ignorance, patients relapse, and families economics. Of the three factors, the
knowledge factor affects the deprivation events undertaken by the family due to lack
understanding of how to deal with patients with mental disorders. The relapse factors
were affecting the incidence of recurrence deprivation performed by family; family
deprivation done to avoid patients with mental disorders at the time they are run amuck.
The economic factors were affecting the deprivation events performed by the family; the
family's economic barrier to help cure patients in treatment induces the families do
deprivation to the patients.
The results of this research are the relapse of the patients, families knowledge and
economy have great influence on the deprivation carried by the families with mental
disorders at Menur Mental Hospital Surabaya.
Keywords: Family, deprivation, the knowledge and economy
17
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
18
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
19
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
pada pasien dengan alasan karena Rata-rata keluarga faktor yang mempe-
Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa ngaruhi terjadinya kejadian pemasu-
malu pihak keluarga, penyakit pasien ngan.
dengan gangguan jiwa yang tidak Berdasarkan tabel 3 diatas
kunjung sembuh, tidak adanya biaya menunjukkan bahwa Pengetahuan
pengobatan, sehingga keluarga keluarga d tentang gangguan jiwa
melakukan tindakan pemasungan untuk dengan baik yaitu sebanyak 2 responden
mengamankan pasien agar tidak terjadi (20%) cukup sebanyak 5 responden
tindakan kekerasan. Berdasarkan tabel 2 (50%) dan kurang sebanyak 3
diatas menunjukkan bahwa sebagian responden (30%). Pengetahuan
besar keluarga melakukan pemasungan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
karena pasien sering kambuh sebanyak setelah orang melakukan penginderaan
8 responden (80%), kambuh sebanyak 2 terhadap suatu objek tertentu.
responden (20%). Kambuh merupakan Penginderaan terjadi melalui panca
keadaan klien dimana muncul gejala indera manusia, yaitu indera
yang sama seperti sebelumnya dan penglihatan, pendengaran, penciuman,
mengakibatkan klien harus dirawat rasa dan raba. Sebagian besar
kembali (Andri, 2008). Periode pengetahuan manusia diperoleh mata
kekambuhan adalah lamanya waktu dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
tertentu atau masa dimana klien muncul merupakan domain yang sangat penting
lagi gejala yang sama seperti dalam membentuk tindakan seseorang
sebelumnya dan mengakibatkan klien Overt Behavior (Noto-atmodjo, 2007).
harus dirawat kembali. Kekambuhan Namun faktor pengeta-huan atau
gangguan jiwa psikotik adalah kognitif dapat dipengaruhi
munculnya kembali gejala-gejala kecenderungan seseorang untuk
pisikotik yang nyata. Angka kekam- memilih untuk melakukan atau tidak
buhan secara positif hubungan dengan melakukan suatu perilaku. Niat ini
beberapa kali masuk Rumah Sakit, ditentukan oleh sejauh mana individu
lamanya dan perjalanan penyakit. memiliki sikap positif pada perilaku
Penderita-penderita yang kambuh tertentu dan sejauh mana bila dia
biasanya sebelum keluar dari RS memilih untuk melakukan perilaku itu
mempunyai karakteristik hiperaktif, dia mendapat dukungan dari orang-
tidak mau minum obat dan memiliki orang lain yang berpengaruh dalam
sedikit keterampilan sosial, (Porkony kehidupannya. Seseorang yang
dkk, dalam Akbar, 2008). Dari hasil mempunyai niat berperilaku tinggi,
penelitian dan teori maka dapat kami maka seseorang yang bersangkutan
asumsikan bahwa ada berbagai alasan akan melakukan perilaku tersebut.
yang dikemukakan oleh para ahli untuk Namun jika seseorang yang
menjawab mengapa keluarga bersangkutan memiliki niat yang
melakukan pemasungan. Setiap rendah, maka perilaku tersebut tidak
keluarga melakukan pemasungan pada akan dilakukan atau terwujud.Menurut
pasien dengan gangguan jiwa rata-rata hasil penelitian dan teori maka dapat di
karena langsung melakukan asumsikan bahwa pengetahuan sangat
pemasungan kepada pasien dengan erat kaitannya dengan pendidikan
gangguan jiwa.Sehingga faktor dimana diharapkan seseorang dengan
kekambuhan menjadi tidur, marah- pendidikan tinggi, maka orang tersebut
marah, menarik diri, kekambuhan dari akan semakin luas pula pengetahuannya
pasien (pasien sulit berbicara sendiri). terutama pada penanganan gangguan
20
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
21
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
22
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
23
---------------------------------------------------------------------------------THE SUN Vol. 2(3) September 2015
Daftar Pustaka
Andri, 2008, Kongres Nasional
Skizofrenia V Closing The
Treathment Gap for
Schizophrenia.
Djatmiko, Y. H. 2005. Perilaku
organisasi. Bandung: Alfabeta
Hidayat, A.A.A, 2007. Metode
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data, Salemba
Medika : Jakarta.
Hidayat, A.A.A 2010, Metode
Penelitian Kesehatan Paradigma
Kuantitatif, Salemba Medika,
Jakarta
Maramis. W. F. 2006. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. EGC : Jakarta
Minas, H., & Diantri, H. 2008. Pasung,
Physical restraint &
confirehement of the mentally ill
in the community.
Murti, B. 2003. Prinsip & metode riset
epidemiologi. Edisi kedua, Jilid
pertama, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta: Jakarta
Nursalam dan Siti Pariani, 2003. Riset
Keperawatan Ilmiah, Salemba
Medika : Jakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Pererapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi 2, Salemba
Medika : Jakarta
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efectif.
Yogyakarta: Hikayat
24