Вы находитесь на странице: 1из 3

Bidang Kegamaan

Nama Kegiatan Pengajian Rutin Mingguan


Tujuan Kegiatan Meningkatkan pengetahuan keagamaan
Lokasi Kegiatan Masjid Darul Quran
Masjid Asyuro
Masjid Al-Ikhlas
Masjid Al-Hikmah
Masjid Darul Hasanah
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Ustadz setempat
Sasaran Warga setempat
Bentuk Kegiatan Pengajian
Kerjasama Kerjasama dengan ustadz setempat dan tokoh
masyarakat
Hasil Kegiatan Masyarakat mendapatkan banyak pengetahuan
tentang ilmu keagamaan
Metode Pendekatan

Adapun metode pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini senantiasa melibatkan peran
serta berbagai elemen masyarakat Desa Mangkalaya.

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan guna melaksanaan kegiatan di lapangan lebih lanjut, maka
terlebih dahulu dilaksanakan beberapa pendekatan baik bermula dari tetangga, di mana kami
ditempatkan sampai kunjungan dari rumah ke rumah sebagai upaya mencari dukungan masyarakat
dan masukan-masukan dalam penyusunan program kerja lapangan. Penyusunan lainnya misalnya:

- Rapat dengan aparat desa


- Rapat dengan tokoh agama
- Rapat dengan tokoh masyarakat
- Wawancara dengan sekdes, tokoh agama dan masyarakat Desa Mangkalaya secara umum.

Secara umum hal ini dilakukan untuk mendapat informasi yang lebih lengkap. Pendekatan dilakukan
melalui beberapa cara antara lain melalui wawancara secara langsung, observasi lokasi serta
pertemuan dengan tokoh agama, pemuka masyarakat yang dilakukan di Masjid.

Hasil dan Pembahasan

- Terjalinnya silaturahim antara peserta KKN dengan masyarakat.


- Pelaksanaan pengajian rutin dengan nuansa baru yang konstruktif dengan hadirnya peserta
KKN sebagai mustami (pendengar) dan penceramah.
- Pendataan jumlah masjid jami, mushola dan pesantrten di Desa Mangkalaya.

Dari hasil yang dicapai di atas ada beberapa hal yang ditemukan oleh peserta KKN yang berupa
peluang dan hambatan dari proses peningkatan kualitas keberagaman masyarakat di Desa
Mangkalaya, di antaranya:

Peluang/kemudahan
- Jumlah majelis talim yang cukup banyak mempermudah masyarakat untuk mencari tempat
memperdalam agama.
- Tingkat intelektual mubaligh yang memadai sehingga terciptanya pemahaman masyarakat
yang sesuai kontek zaman terhadap ajaran agama.
- Jumlah mubaligh yang banyak sehingga tercipta sinergitas keilmuan masyarakat.
- Antusias anak-anak terhadap pengajian, keagamaan yang besar.

Hambatan
- Animo masyarakat terhadap pengajian yang kurang antusias.
- Tidak ada regenerasi jamaah sehingga cenderung didominasi oleh kaum tua (orang tua).
- Beberapa keseharian masyarakat yang berbenturan dengan jadwal pengajian, terutama di
sekitaran perumahan (perum).
- Kurangnya keseimbangan antara jumlah jamaah laki-laki dan perempuan.
- Kurangnya kepengurusan DKM.
Permasalahan
- Jumlah rekal (tempat duduk Al-Quran) yang sedikit sehingga Al-Quran ditempatkan bukan
pada tempatnya.
- Kurangnya pengajar bagi pengajian anak-anak.
- Tidak adanya papan tulis untuk membantu proses pengajian anak anak.

Вам также может понравиться