Вы находитесь на странице: 1из 4

Idea Nursing Journal Vol. VII No.

2 2016
ISSN : 2087-2879
MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN KONJUNGTIVITIS BAKTERI AKUT

Muhammad Abdurrauf
RSU Lirboyo Kediri
E-mail: formatio.retikularis@gmail.com

ABSTRAK
Konjungtivitis adalah penyakit mata yang sering dijumpai oleh dokter umum. Konjungtivitis bakteri akut adalah
jenis konjungtivitis yang paling sering didapatkan. Penanganan yang tepat diperlukan untuk menghindari
komplikasi yang dapat mengancam penglihatan. Konjungtivitis bakteri akut mudah menyebar dari mata satu ke
mata yang lain dan ke orang lain. Untuk memutus mata rantai ini penting dilakukan edukasi ke pasien tentang
penularan konjungtivitis secara langsung dan benda yang kontak dengan mata penderita agar dapat diambil
tindakan pencegahan dari rute penularan tersebut. Dilaporkan satu kasus laki laki 14 tahun datang ke RSU
Lirboyo Kediri dengan keluhan kedua mata merah sejak empat hari yang lalu. Keluhan mata merah ini disertai
dengan rasa mengganjal seperti kemasukan pasir, banyak mengeluarkan kotoran mata dan pagi hari saat bangun
tidur pasien susah membuka mata dan terasa seperti lengket. Pasien menceritakan bahwa sebelum sakit teman
sebangku sekolah pasien menderita sakit mata merah. Pada pemeriksaan klinis didapatkan VOD 6/6 VOS 6/6,
tidak didapatkan blepharospasme, didapatkan hiperemi konjungtiva, kornea jernih, bilik mata depan kesan
dalam, pupil bulat isokor 3mm/3mm. Pasien diberikan terapi antibiotik topikal spektrum luas, analgesik oral
serta diberi edukasi.

Kata kunci: konjungtivitis bakteri akut, penularan, edukasi

ABSTRACT
Conjunctivitis is the eye disease most common seen by general practitioner. Acute bacterial conjunctivitis is the
most frequent type of conjunctivitis. Right treatment is necessary to prevent complication that can threat the
vision. Acute bacterial conjunctivitis is easily spread from one eye to another and another person. To cut the
spreading chain education to patient about spreading route is essential to take preventive step. Reported male 14
years old came to RSU Lirboyo Kediri with chief complain redness of the eye since 4 days ago. It also followed
by grittiness, discharge and in the morning when patient wakes the eyes felt sticky and difficult to be opened.
Before the patient had this illness his friend next to him in school had sick with red eye. From the clinical
evaluation VOD 6/6, VOS 6/6, blepharospasm is unavailable, there is hyperemic conjunctiva, cornea is clear,
anterior chamber is deep, pupil round isochor 3mm/3mm. Patient was given topical broad spectrum antibiotic,
oral analgesic and educated properly about the disease.

Keyword: Acute bacterial conjungtivitis, infection, education

PENDAHULUAN dan orang dewasa yang aktif berhubungan


Konjungtivitis adalah proses inflamasi seksual. Konjungtivitis bakteri hiperakut
akibat infeksi atau non-infeksi pada ditandai dengan onset yang mendadak, sekret
konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi yang profus kental dan berwana kuning
vaskular, infiltrasi seluler, dan eksudasi kehijauan, hiperemi konjungtiva yang hebat
(Vaughan, D. dan Asbury, T., 2015). Di dan kemosis. Jika tidak ditangani secara tepat
Indonesia konjungtivitis menduduki peringkat maka konjungtivitis bakteri hiperakut ini dapat
10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada menyebabkan kekeruhan kornea, perforasi
tahun 2009. Dari 135.749 pasien yang kornea dan endoftalmitis (Hvding., G., 2008).
berkunjung ke poli mata, 73% adalah kasus Pada konjungtivitis bakteri kronis tanda dan
konjungtivitis (Kemenkes RI., 2010). gejala timbul lebih dari 3 minggu dan sering
Berdasarkan penyebabnya konjungtivitis terjadi kekambuhan. Hiperemi dan sekret yang
dibagi menjadi konjungtivitis bakteri, timbul biasanya ringan sampai sedang
konjungtivitis virus, dan konjungtivitis alergi. (Rubenstein, J., B., 1999).
Konjungtivitis bakteri dibagi berdasarkan onset Konjungtivitis bakteri akut didefinisikan
dan keparahannya menjadi hiperakut, akut dan sebagai konjungtivitis yang berlangsung
kronis. Neisseria gonorrhoeae merupakan kurang dari 3 minggu, dan merupakan penyakit
penyebab utama konjungtivitis bakteri mata yang paling sering ditemui oleh dokter
hiperakut yang biasanya mengenai neonatus umum (Dart, J., K., G., 1986; McDonnell, P.,
J., 1988). Konjungtivitis bakteri akut dapat

62
Idea Nursing Journal Muhammad Abdurrauf

disebabkan oleh S. aureus, Staphylococcus viral tetapi kemudan menjadi mukopurulent


epidermidis, H. influenzae, (Kanski, J. J., 2007).
Streptococcus pneumoniae, Streptococus Konjungtivitis bakteri akut hampir
viridans, Moraxella catarrhalis dan bakteri selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi
gram negative dari usus (Wald, E., R. dapat berlangsung selama 10-14 hari,
dkk.,2001; Normann, E., K. dkk., 2002; sedangkan jika diobati memadai berlangsung
Buznach, N.dkk.,2005). Penyebab 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus
konjungtivitis bakteri paling sering di dunia (yang dapat berlanjut menjadi
adalah S. aureus (Mannis, M., J. dan Plotnik, blefarokonjungtivitis dan memasuki fase
R., D., 2005). Sindroma imunodefisiensi dan kronis).
imunosupresi sistemik dapat menjadi Konjungtivitis bakteri akut dapat
predisposisi dari konjungtivitis bakteri akut menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani
(Franklin, R., M. dkk.,1977; Friedlaender, M., secara tepat. Komplikasi yang dapat timbul
H. dkk., 1980; Sharma, T. dkk., 2004). seperti keratitis, ulkus kornea dan uveitis yang
Konjungtivitis bakteri mudah menular dapat menyebabkan kebutaan. Ulserasi kornea
dari satu mata ke mata sebelahnya dan juga dapat terjadi pada infeksi N. kochii, N.
mudah menular ke orang lain melalui kontak meningitides, H. aegyptius, S. aureus, dan M.
langsung dan benda yang kontak dengan mata catarrhalis. Bahkan pada kasus konjungtivitis
(Ilyas, S., Yulianti, S., 2014). Sebuah meninges dapat berakhir menjadi sepsis dan
penelitian dilakukan di Poli Mata Bagian meningitis yang mengancam jiwa karena
Infeksi Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung konjungtiva merupakan gerbang masuk
tahun 2010 mengidentifikasi adanya hubungan meningokokus ke dalam darah dan meninges
antara perilaku pasien dengan kejadian (Vaughan, D. dan Asbury, T., 2015).
konjungtivitis. Penelitian ini didasari karena Terapi spesifik konjungtivitis tergantung
peningkatan kejadian konjungtivitis dari 7.176 pada temuan antigen mikrobiologisnya. Dokter
orang pasien pada tahun 2008 meningkat dapat memulai terapi dengan antibiotika
menjadi 7.228 pasien pada tahun 2009. topikal spectrum luas, sambil menunggu hasil
Penelitian ini melibatkan 225 pasien sebagai laboratorium. (misal polymixin-trimethoprim).
responden. Perilaku pasien yang diteliti Pada sekret yang purulent selain pemberian
meliputi kebiasaan cuci tangan, penggunaan terapi farmakologis, saccus konjungtiva harus
handuk secara bersama-sama, penggunaan dibilas dengan larutan saline agar dapat
sapu tangan secara bergantian, dan penggunaan menghilangkan sekret konjungtiva (Vaughan,
bantal atau sarung bantal secara bersama-sama. D. dan Asbury, T., 2015).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara perilaku pasien KASUS .
dengan kejadian konjungtivitis. Hal ini dapat Pasien laki laki 14 tahun datang ke RSU
diartikan bahwa responden yang memiliki Lirboyo Kediri dengan keluhan kedua mata
perilaku beresiko tersebut memiliki merah sejak empat hari yang lalu. Pasien
kemungkinan menderita konjungtivitis lebih bercerita pada awalnya hanya mata kiri yang
tinggi dari responden yang tidak memiliki merah, kemudian 1 hari yang lalu mata kanan
perilaku berisiko. Berkaitan dengan hal ini, menjadi merah. Keluhan mata merah ini
perlu upaya-upaya yang dilakukan untuk disertai dengan rasa mengganjal seperti
mengurangi makin meluasnya penularan kemasukan pasir dan banyak mengeluarkan
konjungtivitis (Nurhayati, S., 2014). kotoran mata. Ketika pagi hari saat bangun
Beberapa tanda dan gejala yang timbul tidur pasien susah membuka mata dan terasa
pada konjungtivitis bakteri akut adalah onset seperti lengket. Tidak didapatkan keluhan mata
yang akut dari kemerahan, rasa mengganjal, berair dan tidak silau saat melihat sumber
perih dan timbul secret; mengenai kedua mata cahaya. Pasien menceritakan bahwa sebelum
meskipun biasanya satu mata terinfeksi 1-2 sakit teman sebangku sekolah pasien menderita
hari sebelum mata yang lain; pada saat bangun sakit mata merah. Tidak didapatkan riwayat
tidur kelopak mata sering lengket dan susah trauma mata.
untuk membuka mata akibat sekret yang Pada pemeriksaan klinis didapatkan
menumpuk; hiperemi konjungtiva yang difus; VOD 6/6 VOS 6/6, tidak didapatkan
sekret pada awalnya berair mirip konjungtivitis blepharospasme, didapatkan hiperemi

63
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2 2016

konjungtiva, kornea jernih, bilik mata depan seperti handuk, saputangan, sprei dan bantal
kesan dalam, pupil bulat isokor 3mm/3mm. dari anggota keluarga yang lain.
Pasien diberikan terapi antibiotik topikal
spektrum luas dan analgesik oral serta diberi DAFTAR PUSTAKA .
edukasi. Buznach, N., Dagan, R., Greenberg, D.,
(2005). Clinical and Bacterial
PEMBAHASAN Characteristics of Acute Bacterial
Keluhan pasien pada kasus ini berupa Conjunctivitis in Children in The
mata merah, rasa mengganjal, dan Antibiotic Resistance Era. Pediatr
mengeluarkan sekret yang sesuai dengan gejala Infect
konjungtivitis bakteri akut. Pada pasien ini
konjungtivitis bakteri akut belum Dart, J., K., G. (1986). Eye Disease at a
mengakibatkan komplikasi ke kornea, ditandai Community Health Centre. Br Med
tidak didapatkan keluhan epifora dan J 293: 1477 1480.
blepharospasme yang merupakan gejala khas
dari keratitis. Penatalaksanaan medikamentosa Franklin, R., M., Winkelstein, J., A., Seto,
pada pasien ini diberikan antibiotik spektrum D., S., Y. (1977). Conjunctivitis
luas dan analgesik oral untuk mengurangi rasa and Keratoconjunctivitis
nyeri pada mata. Associated with Primary
Terdapat persepsi yang tidak tepat pada Immunodeficiency Diseases. Am J
sebagian masyarakat, misalnya konjungtivitis Ophthalmol 84: 563 566.
ditularkan dengan menatap mata orang yang
sakit. Konjungtivitis bakteri akut menular ke Friedlaender, M., H., Masi, R., J., Osumoto,
mata yang sehat melalui tangan yang M., Smolin, G, & Ammann, A., J.
mengandung mikroorganisme penyebab (1980). Ocular Microbial Flora in
konjungtivitis. Mikroorganisme ini berpindah Immunodeficient Patients. Arch
melalui mata yang tidak disadari diusap oleh Ophthalmol 98: 289294.
penderita dan selanjutnya mengakibatkan
kontaminasi pada barang yang terpegang oleh Hvding., G. (2008). Acute Bacterial
penderita dan dipakai bersama oleh orang yang Counjunctivitis. Acta Ophthalmol
sehat. (Copenh) 86: 517
Dalam upaya untuk memutus rantai
penularan konjungtivitis edukasi oleh tenaga Ilyas, S., Yulianti, S. (2014). Ilmu Penyakit
medis kepada pasien, keluarga pasien maupun Mata. Edisi 5. Jakarta : FKUI.
masyarakat penting dilakukan, antara lain
menjaga hygiene mata, rajin mencuci tangan, Kanski, J. J., 2007. Clinical Ophthalmology;
menghindari untuk memegang mata dan tidak a Systemic Approach. 6th. Elsevier.
memakai bersama barang barang yang kontak New York.
dengan mata penderita seperti sapu tangan,
sarung bantal dan handuk. Kemenkes RI. (2010). 10 Besar Penyakit
Rawat Jalan Tahun 2009. Profil
KESIMPULAN DAN SARAN . Kesehatan Indonesia Tahun 2009,
Konjungtivitis bakteri akut merupakan diakses 06 Juni 2015, dari
kasus mata tersering yang dihadapi oleh dokter http://www.Depkes.go.id.
umum. Penangan yang tepat diperlukan untuk Mannis, M., J., Plotnik, R., D. (2005).
menghindari komplikasi yang mengancam Bacterial Conjunctivitis. In:
penglihatan. Selain pengobatan yang tepat Tasman M & Jaeger EA (eds)
edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan Duanes Clinical Ophthalmology,
masyarakat penting dilakukan untuk memutus vol. 4. Philadelphia: Lippincott,
mata rantai penularan dari konjungtivitis Williams & Wilkins, 111.
bakteri akut. Edukasi yang diberikan meliputi
menjaga kebersihan mata, cuci tangan sebelum McDonnell, P., J. (1988). How Do General
dan setelah meneteskan obat, tidak memegang Practitioners Manage Eye Disease
mata dan memisahkan barang barang pribadi in The Community?, Br J
Ophthalmol 72: 733736.

64
Idea Nursing Journal Muhammad Abdurrauf

Normann, E., K., Bakken, O., Peltola, J., Sharma, T., Grewal, J., Gupta, S., Murray,
Andreasson, B., Buhl, S., Sigg, P., P., I. (2004). Ophthalmic
& Nielsen, K. (2002). Treatment of Manifestations of Acute Leucemias:
Acute Neonatal Bacterial The Ophthalmologists Role. Eye
Conjunctivitis: a Comparison of 18: 663672.
Fusidic Acid to Chloramphenicol Vaughan, D., Asbury, T. (2015). Vaughan &
Eye Drops. Acta Ophthal- mol Asbury Oftalmologi Umum.
Scand 80: 183187. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Nurhayati, S., Hamzah, A., Tika, A., (2014).
Hubungan antara Perilaku Pasien Wald, E., R., Greenberg, D., Hoberman, A.
dengan Kejadian Konjungtivitis di (2001). Short Term Oral Cefixime
Rumah Sakit Mata Cicendo Therapy for Treatment of Bacterial
Bandung. Jurnal Penelitian Conjunctivitis. Pediatr Infect Dis J
Kesehatan Suara Forikes; 4 (2): 95- 21: 10391042.
100.

Rubenstein, J., B. (1999). Disorders of The


Conjunctiva and Limbus. In:
Yanoff M & Du- ker JS (eds)
Ophthalmology. St Louis: Mosby,
1218.

65

Вам также может понравиться