Вы находитесь на странице: 1из 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KETERATURAN

PEMBERIAN SUPLEMEN VITAMIN A PADA ANAK BALITA


DI POSYANDU RONG NUNGAL DESA LEPELLE
KECAMATAN ROBATAL KABUPATEN SAMPANG

Ivan Darussoleh
STIKES Insan Se Agung Bangkalan
ivandscorpio@gmail.com

ABSTRACT

Vitamin A is an eye supplements and seed cells of eye photoreceptor, and an estimated
two hundred and fifty million children in the World blind due to vitamin A deficiency. Prevention
of vitamin A deficiency are still based on the administration of high dose vitamin A capsules
every 6 Months in Februari and August. Supplementation on Posyandu Rong Nunggal, Lepelle
Village in 2016 showed that 32.5% of Toddler do not receive vitamin A capsules.
This research was conducted with observational analytic approach, the population is all
Mothers who have Toddler in Posyandu Rong Nunggal Lepelle Village. Sampling methode was
used simple random sampling with 31 respondents. Data were collected using a questionnaire
and analyzed using coefficient contingency Lambda test.
The results showed that 15 (48%) of Mothers has less knowledge, 19 (61%) Mothers
has a negative attitude and irregular as many as 15 (48%). Coefficient contingency Lambda test
results, shows there is a relationship between knowledge and giving regularity vitamin A to
Toddler in Posyandu Rong Nunggal, Lepelle (p=0.011). There is a relationship between
Mothers attitudes and giving regularity vitamin A to Toddler in Posyandu Rong Nunggal,
Lepelle (p=0.026).
Mother's knowledge in Posyandu Rong Nunggal is less, mother's attitude is negative
and almost half are irregular in giving supplements vitamin A. Suggestions for health-related
institutions to be more often provide additional education or counseling on the toddler's mother
about the importance of vitamin A supplementation on schedule.

Keywords: Knowledge, Attitude, regularity, Vitamin A

PENDAHULUAN dikhawatirkan ia akan menjadi beban pada


Latar Belakang generasi yang akan datang. Selain itu, status gizi
Gizi merupakan kebutuhan mendasar bagi sangat erat hubungannya dengan tingkat kematian
tubuh. Sebab dari gizi tubuh akan memperoleh anak di bawah 5 tahun. Sebanyak 44,7% kematian
berbagai macam manfaat, baik bagi petumbuhan, bayi dan Balita disebabkan karena berat bayi lahir
kecerdasan, dan kesehatan. Berkaitan dengan gizi, rendah (BBLR), kegagalan pemberian ASI,
di Indonesia telah terjadi berbagai macam stunting (anak Balita pendek), anak Balita kurus,
persoalan seperti gizi buruk, GAKIY, KVA, dan kekurangan vitamin A dan mineral Zink.1
kekurangan mineral zinc dan banyak lagi. Hal ini Kemudian secara garis besar masalah gizi pada
apabila dibiarkan akan berakibat pada rendahnya anak di Indonesia dapat dikelompokkan dalam tiga
SDM bangsa yang berkualitas. kategori; pertama kekurangan vitamin A dan
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa Gangguan Akibat Kurang Iyodium, kedua adalah
ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia stunting dan gizi kurang pada anak Balita dan
(SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang persoalan gizi yang ketiga ialah kelebihan gizi.
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, Menurut WHO 2016, diperkirakan 250 juta
kesehatan yang prima, serta pikiran yang cerdas. anak prasekolah mengalami kekurangan vitamin
Hal itu akan terjadi apabila kebutuhan gizi dalam A. Sekitar 250.000-500.000 diantara mereka
tubuh terpenuhi, terutama pada gizi Balita. Sebab menjadi buta setiap tahunnya, dan separuh dari
Balita merupakan calon penerus bangsa yang harus mereka akan meninggal setelah 12 bulan
dijaga. mengalami kebutaan. Keadaan kurang vitamin A
Menurut Sugihantono, asupan gizi sangat ini telah menjadi masalah kesehatan di lebih dari
mempengaruhi kecerdasan manusia. Misalnya saja setengah negara di dunia terutama di Afrika dan
seorang anak yang mengalami gangguan akibat Asia Tenggara.
kekurangan iodium, ia akan mengalami kehilangan Masalah kurang vitamin A (KVA) dapat
kecerdasan sebesar 10 - 50 IQ point dan diibaratkan seperti fenomena gunung es yakni
hanya sedikit yang muncul di permukaan, padahal anak di Indonesia memperoleh suplementasi
kekurangan vitamin A sub klnis yang ditandai vitamin A tanpa terkecuali (100%). Mengingat
dengan rendahnya kadar vitamin A dalam darah vitamin A merupakan zat gizi penting yang sangat
masih merupakan hal yang besar. Kekurangan dibutuhkan baik dalam sistem imunitas tubuh
vitamin A subklinis ini hanya dapat diketahui maupun dalam tumbuh kembang Balita.
dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah.3 Untuk data di Kabupaten Sampang, (Dinkes
Vitamin A tidak dapat dihasilkan tubuh, Sampang, 2015) dari 62.833 anak Balita terdapat
untuk itu diperlukan asupan vitamin A yang 84,21% anak Balita yang mendapatkan suplemen
banyak dari luar yakni dalam jaringan hewani. vitamin A, dan yang tidak mendapatkan
Tumbuh-tumbuhan tidak mengandung vitamin A suplementasi terdapat sekitar 15,79% (9 ribu) anak
akan tetapi banyak tumbuh-tumbuhan yang Balita. Sedangkan untuk data di desa Lepelle
mengandung pigmen yang disebut karoten yang Kecamatan Robatal pada Bulan Februari 2016,
dapat diubah dalam bentuk vitamin A sehingga bisa dibilang posyandu Rong Nunggal merupakan
dinamakan provitamin A. Saat ini dilaporkan salah satu desa dengan jumlah cakupan suplemen
adanya lebih dari 400 macam karoten, akan tetapi vitamin A yang Paling rendah, yakni hanya 67,5%.
hanya 50-60 diantaranya merupakan provitamin A. Tidak seperti di Planggaran timur dan Probungan
Provitamin A/karoten ini tidak mudah diserap yang masing masing mencapai 85,7% dan 82,98%.
tubuh, selain itu juga tidak dapat dikonversi Selain itu data yang ada hanya data cakupan
seluruhnya menjadi vitamin A. Sehingga, sebagian suplemen vitamin A, untuk data Balita yang teratur
besar karoten dan 12 g campuran karoten dalam mendapat suplementasi masih belum ada, namun
diet di samakan dengan 1 g retinol (vitamin A).4 berdasarkan hasil penelitian ini terdapat sekitar
Selain dari pangan hewani dan nabati, 51,6% anak Balita yang teratur mendapat
vitamin A bisa juga didapatkan dengan cara suplemen vitamin A.
suplementasi dimana hal ini sudah dilakukan di Supaya hasil yang maksimal dapat tercapai,
Indonesia sejak tahun 1970 dan dilakasanakan diperlukan kesadaran dari semua pihak yakni dari
setiap tahunnya yakni pada bulan Februari dan pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini adalah
Agustus. Suplementasi vitamin A dosis tinggi ini, Ibu Balita. Dimana diperlukan kesadaran dari Ibu
ditujukan untuk mencegah defisiensi vitamin A Balita untuk ikut mensukseskan program yang
beserta akibatnya selama masa tertentu dengan selama ini sudah dijalankan oleh pemerintah.
membangun cadangan vitamin tersebut di dalam Menurut L. Green, peran Ibu merupakan
hati. Pemberian suplemen vitamin A (200.000 IU ) faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi
ini, akan memberikan pengaruh pencegahan derajat kesehatan dalam hal ini kebutuhan vitamin
selama 3-6 bulan, hal ini tergantung pada A Balita.6 Supaya Ibu mau memberikan suplemen
kandungan vitamin A dalam bahan pangan dan vitamin A pada Balita-nya, maka diperlukan
kecepatan tubuh menggunakan Vitamin A pengetahuan dan kesadaran Ibu tentang manfaat
essensial untuk pemeliharaan kesehatan dan Pemberian Suplemen vitamin A pada Balita.
kelangsungan hidup.5 Untuk itu diperlukan Mengingat vitamin A merupakan zat gizi penting
pemberian suplemen vitamin A secara teratur yang sangat dibutuhkan baik dalam sistem
(sesuai jadwal) setiap tahunnya, agar seluruh anak imunitas tubuh maupun dalam tumbuh kembang
di Indonesia bisa terbebas dari kasus defisiensi Balita. Selain itu dengan ikut mensukseskan
vitamin A atau kurang vitamin A. program suplementasi vitamin A, berarti juga ikut
membantu dalam mengurangi angka kesakitan dan
Tabel 1 Cakupan Suplementasi Vitamin A pada kematian Balita akibat Kurang Vitamin A (KVA)
Anak Balita di Indonesia dan Jawa Timur di Indonesia dan juga di Dunia.
2011 2012 2014 Karena alasan itu, maka penulis ingin
Indonesia 81,8% 81,9% 85,5% melakukan penelitian pada Pengetahuan dan Sikap
Jawa Timur 89,31 76,4% 89,2% Ibu Balita sehingga penulis mengangkat judul
Sumber: profil kesehatan Indonesia 2011, 2012, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan
2014 Keteraturan Pemberian Vitamin A pada Balita di
Di Indonesia Pemberian Suplementasi Posyandu Rong Nunggal Desa Lepelle Kecamatan
Vitamin A pada tahun 2014 memiliki target Robatal Kabupaten Sampang.
cakupan 90%. Dari data di atas dapat diketahui Selama ini upaya yang telah dilakukan
bahwa target cakupan vitamin A di Indonesia dan pemerintah adalah meningkatkan konsumsi bahan
Jawa Timur masih belum tercapai. Selain itu, jika makanan sumber vitamin A melalui proses
mengacu pada UUD 1945 pasal 28 H ayat 1, maka komunikasi-informasi-edukasi (KIE). Namun
setiap Balita di Indonesia berhak mendapatkan disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera
suplemen vitamin A. Sehingga, seharusnya semua memberikan dampak nyata Oleh sebab itu
penanggulangan kekurangan vitamin A saat ini
masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A pelarut lemak. Vitamin A biasanya terdapat dalam
dosis tinggi setiap 6 bulan sekali yang diberikan bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak
oleh tenaga kesehatan di Sarana fasilitas kesehatan rantai panjang. Vitamin A berfungsi dalam
(rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu : retinol
(Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan, (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam
praktek dokter/bidan swasta), Posyandu, Sekolah retinoat (bentuk asam).12
Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk 1. Kebutuhan Vitamin A
kelompok bermain, tempat penitipan anak, dll. Tabel 2 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
pada Anak Balita
TINJAUAN PUSTAKA Golongan Golongan
Konsep Dasar Pengetahuan
AKG AKG
Umur Laki- Umur
Pengetahuan yaitu respon seseorang (RE) (RE)
laki Wanita
terhadap stimulus atau rangsangan yang bersifat 1-3 tahun 350 1-3 tahun 350
terselubung (bentuk pasif). Pengetahuan 4-6 tahun 360 4-6 tahun 360
merupakan hasil dari tahu ini terjadi setelah orang Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi.4
melakukan penginderaan terhadap sutau obyek
tertentu penginderaan terjadi melalui panca indra Menurut temuan NHANES III, bahwa
manusia, yakni indra penglihatan , pendengaran, setiap harinya anak di Negara maju mendapatkan
penciuman, rasa dan raba. asupan vitamin A sebesar 404 g/hari, sementara
Konsep Sikap di Negara berkembang hanya 33-174 g/hari.
Sikap adalah mekanisme mental yang Sehingga diperlukan pemberian vitamin A dosis
mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai tinggi pada Anak Balita di Indonesia supaya
perasaan, dan akan ikut menentukan kebutuhan vitamin A mereka dapat terpenuhi,
kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau dengan memberikan suplemen vitamin A sesuai
sesuatu yang sedang kita hadapi, bahkan terhadap dosis.11
diri kita sendiri.7 Pemberian suplemen vitamin A (200.000
Konsep Keteraturan
IU) pada anak balita, akan memberikan pengaruh
Keteraturan adalah kesamaan keadaan,
pencegahan selama 3-6 bulan. Supaya kebutuhan
kegiatan, atau proses yang terjadi beberapa kali
vitamin A pada Anak Balita dapat terpenuhi, maka
atau lebih; keadaan atau hal yang berurut dengan
diperlukan pemberian suplementasi yang teratur
tetap.8
yakni sebanyak 2 kali dalam setahun.5
Menurut Sockett, keteraturan pasien sejauh
2. Akibat Kelebihan Vitamin A
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila
yang diberikan oleh profesional kesehatan.9
Konsep Perilaku Kesehatan
memakan vitamin A sebagai suplemen dalam
Perilaku keshatan adalah suatu respons takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran
seseorang terhadap stimulus atau objek yang 16.000 RE untuk jangka waktu lama atau 40.000-
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem 55.000 RE/hari.4
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta Menurut Allen dan haskell (2002), vitamin
lingkungan. A 200.000 IU (60 mg) setiap 3-6 bulan untuk anak
Sebagian besar pengetahuan manusia usia 12-60 bulan hanya memberikan sedikit efek
diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan samping. Kejadian toksisitas vitamin A terjadi
atau kognitif merupakan proses pengamatan setelah pemberian 300.000 IU, berupa muntah dan
terhadap sesuatu (orang, barang, tempat) sehingga diare ringan.11
kita dapat mengenalnya. Penerimaan sikap dan Gejala pada orang dewasa antara lain sakit
perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kepala, pusing, rambut rontok, kulit mengering,
kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit
akan bersifat langgeng.10 pada tulang, pada wanita menstruasi berhenti dan
Konsep Vitamin A pada bayi mudah tersinggung. Kelebihan ini hanya
Vitamin adalah senyawa organik yang terjadi pada Anak yang diberikan suplemen terus-
diperlukan dalam jumlah kecil namun harus ada menerus.4
dalam tubuh untuk menjamin pertumbuhan
organisme.11
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi
penting yang larut dalam hati, berfungsi untuk
penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit.4
Vitamin A adalah suatu Kristal alkohol
berwarna kuning dan larut dalam lemak atau
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
1. Data Umum didapatkan bahwa sekitar 48,4% Ibu Balita
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Ibu memiliki pengetahuan kurang.
di Posyandu Rong Nunggal Desa Lepelle
Kecamatan Robatal Bulan Juni Tahun
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap
2016.
Ibu Balita di Posyandu Rong Nunggal Desa
Umur Frekuensi Persentase (%) Lepelle Kecamatan Robatal Bulan Juni
< 20 tahun 11 35,5 Tahun 2016.
20- 35 tahun 19 61,3 Sikap Frekuensi Persentase (%)
>35 tahun 1 3,2 Positif 12 38,7
Total 31 100 Negatif 19 61,3
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi Total 31 100
berdasarkan usia Ibu Balita di Posyandu Rong Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
Nunggal Desa Lepelle Kecamatan Robatal, didapatkan bahwa sekitar 61,3% Ibu Balita
diketahui untuk Ibu yang berusia 20-35 tahun memiliki sikap yang negatif.
sebanyak 61,3%.
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Keteraturan pemberian suplemen vitamin
ibu di Posyandu Rong Nunggal Desa Lepelle A pada anak Balita di Posyandu Rong
Kecamatan Robatal Bulan Juni Tahun 2016. Nunggal Desa Lepelle Kecamatan Robatal
Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase Bulan Juni Tahun 2016.
(%) Keteraturan Frekuensi Persentase (%)
Rendah Teratur 16 51,6
(tidak sekolah, SD, 22 71,0 Tidak Teratur 15 48,4
SMP) Total 31 100
Sedang Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
9 29,0
(SMA) didapatkan bahwa sebanyak 48,4% Anak Balita
Total 31 100 tidak teratur mendapat suplemen vitamin A.
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi di
atas, didapatkan bahwa 71,0% Ibu Balita Tabel 9 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
berpendidikan rendah. dengan Keteraturan Pemberian suplemen
Vitamin A pada anak Balita di Posyandu
Rong Nunggal Desa Lepelle Kecamatan
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Robatal.
Pekerjaan Ibu Balita di Posyandu Rong
Nunggal Desa Lepelle Kecamatan Robatal Keteraturan pemberian
Bulan Juni Tahun 2016. Suplemen vitamin A
Jenis Frekuensi Persentase (%) No Variabel
Teratur
Tidak P value
Teratur
pekerjaan n=16 % n=15 %
Petani 15 48,4 Pengetahuan Ibu
PNS 2 6,5 1 Baik 3 75 1 25
IRT 12 38,7 2 Cukup 10 83,3 2 16,7 0,011
Pedagang 2 6,5 3 Kurang 3 20 12 80
Total 31 100 Sikap Ibu
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi di 1 Positif 11 91,7 1 8,3
atas, didapatkan bahwa Ibu Balita yang bekerja 0,026
2 Negatif 5 26,3 14 73,7
sebagai petani sebanyak 48,3%. Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel bebas (Pengetahuan Ibu
2. Data Khusus
dan Sikap Ibu) dengan variabel terikat
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Pengtahuan Ibu Balita di Posyandu Rong (Keteraturan pemeberian Suplemen Vitamin A),
Nunggal Desa Lepelle Kecamatan Robatal pola hubungan positif.
Bulan Juni Tahun 2016.
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) PEMBAHASAN
Baik 4 12,9 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Cukup 12 38,7 Vitamin A Dengan Keteraturan Pemberian
Kurang 15 48,4 Vitamin A pada Anak Balita.
Total 31 100 Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh data bahwa
ibu yang berpengetahuan baik, sebagian besar
(75%) teratur dalam memberikan suplemen
vitamin A pada anak balitanya. Untuk Ibu yang keteraturan pemberian vitamin A pada balita di
berpengetahuan cukup, terdapat 83,3% Ibu teratur Posyandu Rong Nunggal Desa Lepelle Kecamatan
dalam memberikan suplemen vitamin A pada anak Robatal Kabupaten Sampang.
balitanya. Untuk Ibu yang berpengetahuan kurang, Dalam pemberian suplemen vitamin A,
terdapat 80% Ibu Balita tidak teratur dalam masih banyak Ibu yang tidak memberikan
memberikan suplemen vitamin A pada Anak suplemen vitamin A sesuai jadwal. Hal in selain
Balitanya. pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal,
Dari hasil analisis dengan menggunakan uji dipengaruhi pula oleh faktor predisposisi, faktor
Koefisien Kontingensi Lambda dengan pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi
menggunakan SPSS 16 for windows didapatkan antara lain pengetahuan, sikap, tradisi
nilai p = 0,011 < 0,05. Dengan demikian dapat kepercayaan, sistem nilai, tingkat pendidikan dan
disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima yang tingkat sosial ekonomi. Faktor pemungkin antara
berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu lain sarana dan prasarana kesehatan. Faktor
dengan keteraturan pemberian vitamin A pada penguat antara lain tokoh masyarakat, tokoh
balita di Posyandu Rong Nunggal Desa Lepelle agama, petugas kesehatan dan peraturan
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang. perundang-undangan.6
Dalam pemberian vitamin A masih banyak Dari hasil analisa di atas menujukkan
Ibu Balita yang tidak memperhatikan jadwal dalam bahwa sikap seseorang akan berpengaruh pada
pemberiannya melihat pentingnya vitamin A bagi perilakunya. Dalam hal ini, Ibu yang memiliki
tubuh. Keteraturan Ibu terhadap pemberian sikap positif, cenderung memperhatikan jadwal
suplemen vitamin A pada Balitanya dan juga untuk pemberian suplemen vitamin A pada Anak
datang ke fasilitas kesehatan termasuk Posyandu Balitanya. Sedangkan Ibu dengan sikap yang
dipengaruhi oleh Pengetahuan Ibu. Dimana hal ini negatif, cenderung tidak memperhatikan
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor kebutuhan dan keteraturan dalam pemberian
internal (usia, IQ, motivasi dan minat) dan faktor suplemen vitamin A pada Anak Balitanya.
eksternal (lingkungan, sumber informasi,
pendidikan, pekerjaan dan paritas).10 SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa di atas menujukkan Simpulan
bahwa semakin besar pengetahuan seseorang 1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan
semakin baik pula tingkah laku yang ditunjukkan ibu dengan keteraturan pemberian
seseorang terhadap suatu hal yang telah ia ketahui suplemen vitamin A pada anak balita di
manfaat dan tujuannya. Dalam hal ini, Ibu yang Posyandu Rong Nunggal Desa Lepelle
memiliki tingkat pengetahuan tinggi cenderung Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang
memperhatikan dalam pemberian suplemen 2. Ada hubungan antara Sikap ibu dengan
vitamin A pada Anak Balitanya. Sedangkan Ibu keteraturan pemberian vitamin A pada anak
dengan pengetahuan yang rendah cenderung tidak balita di Posyandu Rong Nunggal Desa
memperhatikan kebutuhan dan keteraturan dalam Lepelle Kecamatan Robatal Kabupaten
pemberian suplemen vitamin A. Sampang.
2. Hubungan Sikap Ibu Tentang Pemberian
Vitamin A Dengan Keteraturan Pemberian Saran
Suplemen Vitamin A pada Anak Balita Untuk institusi kesehatan agar selalu
Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh data bahwa memberikan tambahan edukasi atau penyuluhan
dari 12 ibu yang memiliki sikap positif, hampir pada Ibu balita tentang pentingnya pemberian
seluruhnya (91,7%) teratur dalam memberikan suplemen vitamin A sesuai jadwal.
suplemen vitamin A pada anak balitanya dan
hanya 8,3% Ibu tidak teratur dalam memberikan DAFTAR PUSTAKA
suplemen vitamin A. Sedangkan untuk Ibu yang 1. Kemenkes (2014) Kecerdasan Erat Kaitannya
memiliki sikap negatif, dari 19 Ibu terdapat 73,7% Dengan Asupan Gizi. depkes.go.id. (Diakses
yang tidak teratur dalam memberikan suplemen 15 Februari 2016).
vitamin A dan 26,3% Ibu teratur dalam 2. WHO (2016) Micronutrient Deficiencies.
memberikan suplemen vitamin A pada anak www.who.int. (Diakses 11 Januari 2016).
balitanya. 3. Depkes (2015) Hari Anak Balita Nasional,
Dari hasil analisis dengan menggunakan uji Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia, 2-
Koefisien Kontingensi Lambda dengan 3. Departemen Kesehatan. (Diakses 15
menggunakan SPSS 16 for windows didapatkan Februari 2016)
nilai p = 0,026 < 0,05. Dengan demikian dapat 4. Adriani, M. dan Wijadmadi, B. (2012)
disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha diterima yang Pengantar Gizi Masyarakat. (1st ed.). Jakarta:
berarti terdapat hubungan sikap ibu dengan Kencana Prenada Media Group.
5. Arisman, M. (2004) Gizi Dalam Daur
Kehidupan, Jakarta: EGC.
6. Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
CIpta.
7. Azwar, S. (2013) Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. (2nd ed.). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
8. Setiawan, E. (2016) KBBI ONLINE,
kbbi.web.id. (Di akses 12 Mei 2016).
9. Alung (2009) Konsep Dasar Keteraturan.
arulsmt.blogspot.in. (Diakses 16 Februari
2016).
10. Notoatmodjo, S. (2009) Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar), Jakarta:
Rineka Cipta.
11. Mayangsari, A.M. and Soetjiningsih (2013)
'Vitamin A Pada Tumbuh Kembang Anak',
dalam Soetjiningsih dan Ranuh, G.I.N. (ed.)
Tumbuh Kembang Anak, (2nd ed.), Jakarta:
EGC.
12. Almatsier, S. (2009) Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
(2nd ed.). Jakarta: Gramedia.
13. Nursalam (2010) Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan, edisi
2, Jakarta: Salemba Medika.

Вам также может понравиться