Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Sakit kepala merupakan gejala yang paling sering di keluhkan oleh seorang
pasien saat berkunjung ke seorang dokter. Namun karena sering di dengar dan
biasanya di kemukakansecara samar-samar, maka keluhan ini justru termasuk
keluhan atau gejala yang pada umumnyamasih dianggap ringan dan tidak di
tanggapi secara tepat.

Migren merupakan salah satu keluhan nyeri kepala yang banyak dijumpai di
masyarakat. Hal ini pastilah sangat mengganggu, bukan hanya menimbulkan rasa
tidak nyaman atau sakit, tapi juga menghambat produktifitas di kehidupan sehari-
hari. Migren dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti stres, perubahan
hormon, makanan, faktor fisik, dll.

Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala


dengan serangan nyeri yang berlansung 4 72 jam. Nyeri biasanya unilateral,
sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan diperhebat oleh
aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.

Migren merupakan ganguan yang bersifat familial dengan karakteristik


serangan nyeri kepala yang episodic (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi
dan lamanya yang berbeda-beda. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral,
umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI

Migren merupakan gangguan nyeri kepala berulang, serangan berlangsung


selama 4-72 jam dengan karakteristik khas: berlokasi unilateral, nyeri berdenyut
(pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fi sik rutin, dan
berhubungan dengan mual dan/atau fotofobia serta fonofobia.

Menurut Blau, Migren di definisikan sebagai nyeri kepala yang berulang-


ulang dan berlangsung 2-72 jam dan bebas nyeri antara serangan nyeri kepalanya
harus berhubungandengan gangguan visual atau gastrointestinal atau kedua-
duanya2.

II.2 EPIDEMIOLOGI

Migren dialami oleh lebih dari 28 juta orang di seluruh dunia. Diperkirakan
prevalensinya di dunia mencapai 10%; wanita lebih banyak daripada pria.
Beberapa studi menunjukkan bahwa prevalensi seumur hidup (lifetime
prevalence) pada wanita sebesar 25%, sedangkan pada pria hanya sebesar 8%.6
Usia penderita terbanyak sekitar 25-55 tahun. Total biaya langsung dan tak
langsung (direct and indirect costs) diperkirakan 5,6 hingga 17,2 milyar dolar
Amerika berdasarkan hilangnya waktu kerja dan produktivitas akibat migren.
Migren menduduki peringkat ke-19 di antara semua penyakit penyebab hendaya
(disability) atau cacat di dunia, dan peringkat ke-12 di antara wanita di seluruh
dunia9.

2
II.3 ETIOLOGI

Penyebab terjadinya migraine masih belum diketahui secara pasti, namun


ada beberapa faktor atau pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya migraine5.

1. Riwayat penyakit migren dalam keluarga. 70-80% penderita migraine


memiliki anggota keluarga dekat dengan riwayat migraine juga.
2. Perubahan hormone (esterogen dan progesterone) pada wanita,
3. khususnya pada fase luteal siklus menstruasi.
4. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur merah, natrium nitrat)
vasokonstriktor (keju, coklat) serta zat tambahan pada makanan.
5. Stres
6. Faktor fisik, tidur tidak teratur
7. Rangsang sensorik (cahaya silau dan bau menyengat)
8. Alkohol dan Merokok

II.4 KLASIFIKASI

Secara garis besar migraine di klasifikasikan menjadi dua oleh International


Headache Society (IHS) 1988, yaitu migren tanpa aura atau common migraine
dan migren dengan aura atau classic migraine. Yang paling sering terjadi adalah
migren tanpa aura yaitu sekitar 80% dari semua pengidap migren.

1. Migrain dengan aura atau classic migraine


diawali dengan adanya deficit neurologi fokal atau gangguan fungsi saraf/aura,
terutama visual dan sensorik bebauan seperti melihat garis bergelombang,
cahaya terang, bintik gelap, diikuti nyeri kepala unilateral, mual dan kadang
muntah kejadian ini umumnya berurutan dan manifestasi nyeri biasanya tidak
lebih dari 60 menit.
2. Migrain tanpa aura atau common migraine
Nyeri pada salah satu bagian sisi kepala dan bersifat pulsatile dengan disertai
mual, fotofobi dan fonofobi, intensitas nyeri sedang sampai berat, nyeri
diperparah saat aktivitas dan berlangsung selama 4 sampai 72 jam5.

3
II.5 PATOFISIOLOGI

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan
terjadinya sakit kepala migraine. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini
telah banyak penelitian yang menjelaskan patomekanisme terjadinya migraine.
Paling tidak ada 3 teori yang diyakini dapat menjelaskan mekanisme migraine7.

1. Teori Vascular

Teori vaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh


darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai pada
korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjutan dan
menyebabkan fase nyeri kepala dimulai.

2. Teori Neurovascular-Neurokimia (Trigeminovascular)

Adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO akan


merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan
CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel
mast meningens dan akan merangsang pengeluaran mediator inflamasi sehingga
menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja pada arteri serebral dan otot
polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain itu, CGRP akan
bekerja pada post junctional site second order neuron yang bertindak sebagai
transmisi impuls nyeri. Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan
mengaktifkan lokus sereleus sehingga terjadi peningkatan kadar epinefrin. Selain
itu, sistem ini juga mengaktifkan nukleus dorsal rafe sehingga terjadi peningkatan
kadar serotonin. Peningkatan kadar epinefrin dan serotonin akan menyebabkan
konstriksi dari pembuluh darah lalu terjadi penurunan aliran darah di otak.
Penurunan aliran darah di otak akan merangsang serabut saraf trigeminovaskular.
Jika aliran darah berkurang maka dapat terjadi aura. Apabila terjadi penurunan
kadar serotonin maka akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah intrakranial dan
ekstrakranial yang akan menyebabkan nyeri kepala pada migren.

4
3. Teori Cortical Spreading Depresion

Dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah
terjadi eksitasi neuron lalu berlaku short-lasting wave depolarization oleh
pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan kalium) sehingga
menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yang memanjang. Selanjutnya,
akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas neuron ketika
melewati korteks serebri6.

5
II.5 MANIFESTASI KLINIK

Secara keseluruhan manifestasi klinis pemderita migraine bervariasi tiap


individu. Terdapat 4 fase umum yang terjadi pada penderita migraine. Tetapi tidak
semuanya harus dialami oleh tiap individu.

1. Fase Prodormal.

Fase ini dialami sekitar 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa


perubahan mood, irritable, depresi atau euphoria, perasaan lemah, tidur berlebihan
dan menginginkan jenis makanan tertentu. Gejala ini muncul beberapa jam atau
hari sebelum nyeri kepala.

2. Fase Aura

Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau


menyertai serangan migren. Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura
dapat berupa sensasi motoric, sensorik, visual atau gabungan diantaranya. Aura
visual 64% muncul pada pasien dan merupakan gejala neurologis yang paling

6
umum. Aura pada migren biasanya hilang beberapa menit dan kemudian muncul
nyeri kepala.

3. Fase Nyeri Kepala

Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral dan biasanya berawal di


daerah frontotemporalis dan ocular. Kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara
difus kearah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa
dan pada anak-anak biasanya 1-48 jam. Intensitas nyeri sedang sampai berat dan
menggangu aktivitas sehari-hari.

4. Fase Postdormal atau Pemulihan

Pasien merasa lelah, irritable, konsentrasi menurun dan terjadi perubahan


mood. Pasien dapat tertidur dalam jangka waktu panjang8.

II.6 DIAGNOSIS

Anamnesis

Dalam anamnesis perlu digali lokasi, penjalaran, intensitas, kualitas, gejala


premonitory, aura, gejala penyerta, faktor pencetus, faktor peringan/perberat dan
riwayat keluarga.Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti ketepatan
diagnosis migren mencapai 95%. Apabila didapatkan kelainan neurologis saat
serangan migren, untuk membedakan dengan kelainan neurologis lain perlu
dilakukan pemeriksaan ulang saat bebas serangan, sebelum dilakukan
pemeriksaan penunjang lebih lanjut3.

Pemeriksaan Fisik dan Neurologis

Disamping pemeriksaan fisik secara umum, dilakukan pemeriksaan


neurologis yang meliputi: Nervus kranialis, pupil, lapangan pandang, gerakan bola
mata, funduskopi untuk evaluasi keadaan n. II, retina dan pembuluh darah retina,
kekuatan otot, tonus dan koordinasi,reflex fisiologis dan patologis, sensorik
terutama sensorik kortikal (stereognosis), gait, bising orbita, palpasi arteri
superfisialis temporalis.

7
Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk membantu menegakkan


diagnosis.Pemeriksaan penunjang diperlukan bila dicurigai adanya kelainan
struktural yang mempunyai gejala seperti migren.

a. EEG
Gambaran abnormal yang sering dijumpai adalah perlambatan aktifitas
listrik, peningkatan gelombang teta dan delta di daerah kepala belakang,
pada sisi nyeri kepala kadang-kadang didapatkan gelombang tajam yang
tidak spesifik
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
(Igarashi, 1998), melakukan pemeriksaan MRI pada 91 penderita migren
dan 98 kontrol, didapatkan lesi kecil di substansia alba pada 15 dari 51
penderita (29,4%), sedangkan pada kontrol 11 dari 98 orang (11,2%) dan
ini mempunyai perbedaan bermakna.
c. PET (Positron Emission Tomography)
Sachs membangkitkan serangan migren pada 5 penderita dengan injeksi
reserpin subkutan, kemudian dilakukan pemeriksaan PET 1,5 jam setelah
pemberian, terjadi penurunan yang bermakna pada metabolisme glukosa
pada penderita migren4.

8
9
II.7 DIAGNOSIS BANDING

Migrain dapat di diagnosis banding dengan penyakit cephalgia lainnya, baik nyeri
kepala primer ataupun nyeri kepala sekunder7.
1. Tension type headache
2. Cluster headache
3. Tumor Intracranial
4. Infeksi Intracranial

II.8 PENATALAKSANAAN

Pengobatan simptomatik

Willinson (1988), menganjurkan pada waktu serangan migren sebagai berikut :

a. Mencegah pemberian obat-obat yang mengganggu tidur


b. Obat-obat anti mual seperti metoklopramid. Obat anti mual dapat memicu
aktivitas normal pencernaan (gastrointestinal) yang terganggu saat serangan
migren.
c. Analgetika sederhana. Misalnya aspirin atau parasetamol dapat
menghilangkan nyeri kepala bila sebelumnya diberi yang memicu aktivitas
gastrointestinal.
d. Ergotamin tartrat. Cara kerja obat ini bifasik, bergantung pada tahanan darah
yang telah ada sebelumnya.

Pengobatan abortif

Harus diberikan sedini mungkin, tetapi sebaiknya saat timbul nyeri kepala. Obat
yang dapat digunakan:

a. Ergotamin tartrat dapat diberikan tersendiri atau dicampur dengan obat


antiemetik, analgesik, atau sedatif.
b. Dihidroergotamin (DHE) merupakan agonis reseptor serotonin yang aman
dan efektif untuk menghilangkan serangan migren dengan efek samping mual
yang kurang dan lebih bersifat vasokonstriktor.

10
c. Sumatriptan suksinat merupakan agonis selektif reseptor 5- Hidroksi
triptamin (5-HT1D) yang efektif dan cepat menghilangkan serangan nyeri.

Pengobatan pencegahan

Pengobatan pencegahan diberikan bila terdapat lebih dari 2 kali serangan

dalam sebulan. Obat pencegah migren adalah :

a. Beta-blocker
b. Antagonis Ca
c. Antiserotonin dan antihistamin
d. Antidepresan trisiklik
e. NSAID

Pengobatan non-medik.

Karena faktor pencetus tidak selalu bisa dihindari, maka dianjurkan


pengobatan non- medik, oleh karena hal ini dapat mengurangi banyaknya obat
migren sehingga efek samping dari obat-obatan dapat dikurangi.Termasuk dalam
pengobatan non-medik adalah latihan relaksasi otot1.

1. Meliputi pemberian edukasi dan menenangkan pasien pada saat serangan.


Pasien sebaiknya menghindari stimulasi sensoris yang berlebihan.
2. Pendidikan pasien tentang gangguan, mekanismenya, pendekatan untuk
pengobatan, dan perubahan gaya hidup yang terlibat dalam menghindari
pemicu migrain.
3. Tidur yang teratur, makan teratur, olahraga, menghindari puncak stres dan
palung relaksasi, dan menghindari makanan pemicu migraine. Pesan penting
adalah bahwa pasien harus bertujuan untuk keteraturan tertentu kebiasaan,
daripada mematuhi daftar panjang larangan makanan dan kegiatan.
4. Bila memungkinkan, beristirahat di tempat gelap dan tenang dengan
dikompres dingin pada kepala.
5. Terapi perilaku sangat berperan dalam mengatasi nyeri kepala. Termasuk di
dalamnya adalah terapi relaksasi, cognitive-behaviour, biofeedback. Ada pula

11
yang mengusulkan terapi alternatif seperti meditasi, hipnosis, akupunktur dan
fitofarmako8.

II.9 KOMPLIKASI

1. Status Migren

Serangan migren dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam walaupun telah
diobati sebagaimana mestinya. Telah diupayakan memberi obat yang
berlebihan namaun demikian nyeri kepala tidak kunjung berhenti. Contoh
pemberian obat yang berlebihan misalnya minum ergotamin setiap hari
lebih dari 30 mg tiap bulan, aspirin lebih dari 45 gr, morfin lebih dari 2
kali per bulan, dan telah mengkonsumsi lebih dari 300 mg diazepam atau
sejenisnya setiap bulannya.

2. Infark Migren

Penderita termasuk dalam kriteria migren dengan aura. Serangan yang


terjadi sama tetapi defisit neurologik tetap ada setelah 3 minggu dan
pemeriksaan CT scan menunjukkan hipodensitas yang nyata. Sementara
itu penyebab lain terjadinya infark dapat disingkirkan dengan pemeriksaan
angiografi, pemeriksaan jantung dan darah3.

II.10 PROGNOSIS

Prognosis migren dapat sembuh sempurna dengan menghindari faktor


pencetus dan meminum obat yang teratur. Tetapi berdasarkan penelitian dalam
beberapa tahun terakhir risiko untuk menderita stroke pada pasien riwayat migren
meningkat. Sekitar 19% dari seluruh kasus stroke terjadi pada orang dengan
riwayat migraine1.

12
BAB III

KESIMPULAN

Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyeri kepala


dengan serangan nyeri yang berlansung 4 72 jam. Nyeri biasanya unilateral,
sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan diperhebat oleh
aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia. Merupakan
penyebab nyeri kepala primer kedua terbanyak setelah Tension Type Headache
(TTH). Migrain ditandai dengan nyeri kepala yang umumnya unilateral dengan
sifat nyeri yang berdenyut, dan lokasi nyeri umumnya di daerah frontotemporal.

Migrain secara umum dibagi menjadi 2 yaitu migren tanpa aura atau
common migraine dan migren dengan aura atau classic migraine. Yang paling
sering terjadi adalah migren tanpa aura yaitu sekitar 80% dari semua pengidap
migren. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10
40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun.

Diagnosis migraine dapat ditegakkan dengan anamnesis yang cermat dengan


memperhatikan ciri-ciri khusus dari beberapa klasifikasi migraine menggunakan
kriteria diagnosis International Headache Socety, Selain itu jika ada indikasi
diperlukan menggunakan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan, MRI atau
Lumbal Punksi untuk menyingkirkan diagnosis banding. Penatalaksanaan
mencakup penatalaksanaan abortif dan preventif/profilaktif baik secara
farmakologi maupun non farmakologi. Prinsip pengobatan adalah untuk
mengurangi serangan migraine dan mencegah serangan berikutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono.2003. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua, Jakarta: EGC.


2. Headache Classifi cation Subcommittee of the International Headache
Society. The International Classifi cation of Headache Disorders: 2nd
edition. Cephalalgia 2004.
3. Jenie MN. 2002. Kumpulan Makalah Utama Temu Regional Neurologi.
4. Lance JW. 2003. Mechanism and Management of Headache, 5th ed
5. Price, Sylvia dan Lorraine M.Wilson. 2003. Patofisiologi edisi 6.Jakarta:
EGC.
6. Reuter, Uwe et al. 2001. Delayed Inflamation in rat meninges : implication
for migraine pathofisiology. Oxford university press.
7. Sjahrir, Hasan. 2004. Nyeri Kepala. Kelompok Studi Nyeri Kepala.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
8. Suharjanti, Isti. 2013. Strategi Pengobatan Akut Migrain. Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga.
9. World Health Organization. Mental Health: New Understanding, WHO:
New Hope, Geneva, 2001.

14

Вам также может понравиться