Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Sakit kepala merupakan gejala yang paling sering di keluhkan oleh seorang
pasien saat berkunjung ke seorang dokter. Namun karena sering di dengar dan
biasanya di kemukakansecara samar-samar, maka keluhan ini justru termasuk
keluhan atau gejala yang pada umumnyamasih dianggap ringan dan tidak di
tanggapi secara tepat.
Migren merupakan salah satu keluhan nyeri kepala yang banyak dijumpai di
masyarakat. Hal ini pastilah sangat mengganggu, bukan hanya menimbulkan rasa
tidak nyaman atau sakit, tapi juga menghambat produktifitas di kehidupan sehari-
hari. Migren dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti stres, perubahan
hormon, makanan, faktor fisik, dll.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
II.2 EPIDEMIOLOGI
Migren dialami oleh lebih dari 28 juta orang di seluruh dunia. Diperkirakan
prevalensinya di dunia mencapai 10%; wanita lebih banyak daripada pria.
Beberapa studi menunjukkan bahwa prevalensi seumur hidup (lifetime
prevalence) pada wanita sebesar 25%, sedangkan pada pria hanya sebesar 8%.6
Usia penderita terbanyak sekitar 25-55 tahun. Total biaya langsung dan tak
langsung (direct and indirect costs) diperkirakan 5,6 hingga 17,2 milyar dolar
Amerika berdasarkan hilangnya waktu kerja dan produktivitas akibat migren.
Migren menduduki peringkat ke-19 di antara semua penyakit penyebab hendaya
(disability) atau cacat di dunia, dan peringkat ke-12 di antara wanita di seluruh
dunia9.
2
II.3 ETIOLOGI
II.4 KLASIFIKASI
3
II.5 PATOFISIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan
terjadinya sakit kepala migraine. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini
telah banyak penelitian yang menjelaskan patomekanisme terjadinya migraine.
Paling tidak ada 3 teori yang diyakini dapat menjelaskan mekanisme migraine7.
1. Teori Vascular
4
3. Teori Cortical Spreading Depresion
Dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah
terjadi eksitasi neuron lalu berlaku short-lasting wave depolarization oleh
pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan kalium) sehingga
menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yang memanjang. Selanjutnya,
akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas neuron ketika
melewati korteks serebri6.
5
II.5 MANIFESTASI KLINIK
1. Fase Prodormal.
2. Fase Aura
6
umum. Aura pada migren biasanya hilang beberapa menit dan kemudian muncul
nyeri kepala.
II.6 DIAGNOSIS
Anamnesis
7
Pemeriksaan Penunjang
a. EEG
Gambaran abnormal yang sering dijumpai adalah perlambatan aktifitas
listrik, peningkatan gelombang teta dan delta di daerah kepala belakang,
pada sisi nyeri kepala kadang-kadang didapatkan gelombang tajam yang
tidak spesifik
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
(Igarashi, 1998), melakukan pemeriksaan MRI pada 91 penderita migren
dan 98 kontrol, didapatkan lesi kecil di substansia alba pada 15 dari 51
penderita (29,4%), sedangkan pada kontrol 11 dari 98 orang (11,2%) dan
ini mempunyai perbedaan bermakna.
c. PET (Positron Emission Tomography)
Sachs membangkitkan serangan migren pada 5 penderita dengan injeksi
reserpin subkutan, kemudian dilakukan pemeriksaan PET 1,5 jam setelah
pemberian, terjadi penurunan yang bermakna pada metabolisme glukosa
pada penderita migren4.
8
9
II.7 DIAGNOSIS BANDING
Migrain dapat di diagnosis banding dengan penyakit cephalgia lainnya, baik nyeri
kepala primer ataupun nyeri kepala sekunder7.
1. Tension type headache
2. Cluster headache
3. Tumor Intracranial
4. Infeksi Intracranial
II.8 PENATALAKSANAAN
Pengobatan simptomatik
Pengobatan abortif
Harus diberikan sedini mungkin, tetapi sebaiknya saat timbul nyeri kepala. Obat
yang dapat digunakan:
10
c. Sumatriptan suksinat merupakan agonis selektif reseptor 5- Hidroksi
triptamin (5-HT1D) yang efektif dan cepat menghilangkan serangan nyeri.
Pengobatan pencegahan
a. Beta-blocker
b. Antagonis Ca
c. Antiserotonin dan antihistamin
d. Antidepresan trisiklik
e. NSAID
Pengobatan non-medik.
11
yang mengusulkan terapi alternatif seperti meditasi, hipnosis, akupunktur dan
fitofarmako8.
II.9 KOMPLIKASI
1. Status Migren
Serangan migren dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam walaupun telah
diobati sebagaimana mestinya. Telah diupayakan memberi obat yang
berlebihan namaun demikian nyeri kepala tidak kunjung berhenti. Contoh
pemberian obat yang berlebihan misalnya minum ergotamin setiap hari
lebih dari 30 mg tiap bulan, aspirin lebih dari 45 gr, morfin lebih dari 2
kali per bulan, dan telah mengkonsumsi lebih dari 300 mg diazepam atau
sejenisnya setiap bulannya.
2. Infark Migren
II.10 PROGNOSIS
12
BAB III
KESIMPULAN
Migrain secara umum dibagi menjadi 2 yaitu migren tanpa aura atau
common migraine dan migren dengan aura atau classic migraine. Yang paling
sering terjadi adalah migren tanpa aura yaitu sekitar 80% dari semua pengidap
migren. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10
40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun.
13
DAFTAR PUSTAKA
14