Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
Murni (1210070100040 )
Muhammad Delfin ( 1310070100048)
Zeniana Rahayu ( 1310070100052)
Novika Gemalasari ( 1310070100055)
Sila Walfadilia ( 1310070100057)
PEMBIMBING:
Dr. Yufi Permana M, M. Ked(OG), Sp. OG(K)
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan judul Gambaran Waktu Persalinan Kala II Pasien di Bagian
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Periode 24 April 8 juli
2017 . Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada dr.Yufi Permana M,
M. Ked (OG) , Sp.OG selaku pembimbing kami dalam menyelesaikan penelitian
ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang .................................................................................1
1.2.
Tujuan ...............................................................................................2
1.3.
Manfaat .............................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kala II persalinan.............................................................................3
2.1.1. Pengertian kala II persalinan...................................................3
2.1.2.Perubahan Fisiologis Pada Kala II Persalinan.......................3
2.1.2.1. Perubahan Kontraksi Otot-Otot Persalinan...............3
2.1.2.2. Perubahan Anatomi Uterus...........................................5
2.1.3. Gejala dan TandaPersalinan Kala Dua .................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................2
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme persalinan........................................................................6
1
DAFTAR TABEL
2
BAB I
PEDAHULUAN
3
anemia, seperti abortus, Partus prematurus, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, gangguan his, partus lama karena inersia uteri, perdarahan
postpartum karena atonia uteri, syok infeksi baik intrapartum serta anemik yang
berat (Hb < 69/100 ml) dapat menyebabkan decompensasi cordis (Winkjosastro,
2007).
Status gizi ibu sangat penting untuk tercapainya kesejahteraan ibu dan janin.
Metode yang sering digunakan untuk mengetahui status gizi pada seseorang
adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh(IMT). Perbedaan antropometri
ibu pada tiap populasi menyebabkan terjadinya masalah gizi kurang atau masalah
gizi lebih secara epidemis dan mempengaruhi keluaran maternal danperinatal.
(Winkjosastro, 2007).
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama
kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung, selain itu gizi ibu hamil menentukan berat badan bayi
yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
penting dilakukan. Hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan persalinan yaitu passage (jalan lahir) dan passage
(janin). (Winkjosastro, 2007).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi memberikan
dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu :
1. Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat
agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang
kuat secara terus-menerus.
2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama
kontraksi.
3. Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah placenta sehinggah bila secara terus menerus
berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin.
Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat
memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik.
Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada
saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya.
Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas
kuat /lemah. Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi sampai muncul
kontraksi berikutnya. Pada saat memeriksa durasi/ lama kontraksi, perlu
diperhatikan bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi
pada perut. Karena bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin
saja kurang akurat.
Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum siap
menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses
persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat
kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah siap
menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses persalinan,
mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan, didampingi
keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang professional, dapat
menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi,maka selama kontraksi yang kuat
tidak akan berteriak.
Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa
atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah dilakukan,
6
tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila dipantau dengan
monitor janin, kontraksi uteru yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak
akan melebihi 40 mmHg.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:
7
Mekanisme persalinan melalui beberapa tahap yang dikenal juga dengan 7
gerakan kardinal. Gerakan kardinal ini berlangsung secara sequensial atau
berurutan, namun demikian juga berlangsung secara bersamaan dan tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri. Contohnya saat kepala mengalami engagement maka juga
terjadi fleksi dan decent pada kepala janin, karena engagement tidak akan bisa
komplit tanpa adanya fleksi dan decent (turunnya kepala janin). Proses gerakan
kardinal ini juga dipengaruhi sikap badan janin yang akan semakin terjadi fleksi
sehingga hampir membentuk silinder, sikap badan janin ini sangat dipengaruhi
oleh adanya kontraksi uterus yang baik.
1. Engagement.
Yaitu tahap masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul (PAP). Pada
primigravida kepala sudah masuk PAP pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan
pada multigravida kepala masuk PAP pada awal persalinan.Menurut definisi,
engagement terjadi bila diameter terbesar dari bagian terbawah janin telah masuk
pintu atas panggul (pada letak kepala adalah diameter biparietal).
Gambar 1. Gerakan-gerakan pokok pada mekanisme persalinan dan pelahiran, posisi ubun-
ubun kecil anterior kiri (kiri). Sinklitismus dan asinklitismus (kanan)
8
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus
ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.
Namun kepala janin dalam memasuki PAP dapat juga terjadi keadaan :
2. Penurunan.
Setelah kepala masuk PAP, kepala semakin turun ke bawah atau semakin maju.
Pada primigravida kemajuan ini baru mulai pada kala II, sedangkan pada multipara
masuk dan majunya kepala terjadi hampir bersamaan.
3. Fleksi.
Kepala janin masuk PAP dengan sedikit fleksi, maka dengan majunya kepala
fleksi juga akan bertambah. karena adanya tahanan dari jalan lahir dan dorongan
yang kuat dari HIS maka kepala janin akan tertahan dan terjadi fleksi maksimal
dimana dagu akan menempel ke dada janin.
Dengan fleksi, kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling
kecil yakni dengan diameter suboksipito- bregmatika (9,5 cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipito- bregmatika (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala
dalam fleksi maksimal.
9
Gambar 2. Kerja pengungkit menyebabkan fleksi kepala: konversi diameter
oksipitofrontalis menjadi suboksipito bregmatika biasanya mengurangi diameter
anteroposterior dari hampir 12 menjadi 9,5 cm
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam ialah putaran dari bagian
depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke
depan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah
adalah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke bawah
simfisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran
paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.Putaran paksi
dalam tidak terjadi sendirinya tetapi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak
terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala
sampai didasar panggul.
10
5. Ekstensi.
Ekstensi kepala terjadi setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di
dasar panggul. Ekstensi terjadi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas. Setelah kepala berada di dasar panggul dengan
ubun-ubun kecil di bawah simpisis (sebagai hipomoklion), kepala akan ekstensi
berturut turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
7. Ekspulsi
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring menyesuaikan dengan
bentuk panggul, sehingga di dasar panggul bahu berada dalam posisi depan-
belakang, setelah kepala telah lahir bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian
bahu belakang dan diikuti oleh seluruh badan bayi.
Menurut Mochtar, 1998 dalam buku Sinopsis obstetri Jilid I bahwa lama
kala II dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jalan lahir, janin, tenaga atau
kekuatan, psikis ibu penolong. Persalinan lama adalah his tidak efisien (adekuat),
faktor janin (mal presentasi, malposisi, janin besar), faktor jalan lahir yaitu
panggul sempit, kelainan serviks, vagina dan tumor. (Syaifuddin dkk, 2001).
Salah satu faktor dari lama kala II adalah faktor tenaga dari ibu, kekuatan ibu
meneran merupakan tenaga yang utama untuk mengeluarkan janin dari jalan lahir
dan pimpinan persalinan yang benar sangat menentukan lamanya kala II
persalinan.Terlebih lagi jika ibu dalam keadaan anemia maka akan
mempengaruhi lama kala II.
11
Kadar hemoglobin ibu inpartu berpengaruh pada lama Kala II persalinan,
pada kadar hemoglobin rendah dapat menyebabangangguan his primer dan
sekunder, gangguan kekuatan mengejan, terjadi partus terlantar, dapat terjadi
kelelahan, data sering memerlukan tindakan, operasi kebidanan, Kala III di ikuti
dengan retensio plasenta dan perdarahan karena atonia uteri (Manuaba, 1998).
Sedangkan menurut Winkjosastro (2007) anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik pada ibu, baik pada kehamilan, persalinan maupun
nifas.Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia, seperti abortus, paritas
prematuris, gangguan his. Partus lama karena inersia uteri, penderita post partum
karena atonia uteri.
Menurut pedoman diagnosis dan terapi Lab/UPF Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan (1994), persalinan lama di sebabkan karena faktor panggul
yaitu kesmepitan panggul, faktor anak yaitu kelainan letak dan anak besar, faktor
tenaga yaitu Hipotonia dan kelainan mengejan, faktor penolong yaitu pimpinan
yang salah. Kadar hemoglobin normal diperlukan dalam proses persalinan untuk
tenaga melahirkan bayi dan mencegah terjadi kala II lama(Wirakusumah, 1999).
Kadar hemoglobin normal mengoptimalkan fungsi darah sebagai
pembawa oksigen untuk disalurkan keseluruh tubuh, maka tubuh tidak akan
cepat lelah, lemah letih lesu muka akan tampak lebih cerah dan kinerja tubuh
akan meningkat (Wirakusuma, 1999). Pada waktu persalinan dibutuhkan kadar
hemoglobin yang optimal untuk menghadapi proses persalinan. Kadar
hemoglobin dalam darah ibu inpartu berpengaruh pada keadaan tubuh ibu agar
tidak lelah dan letih sedangkan Kala II persalinan sangat membutuhkan kekuatan
mengejan dari ibu. Kadar hemoglobin yang rendah membuat tubuh ibu menjadi
lemah dan letih sehingga mengganggu kekuatan mengejan ibu sehingga
berpengaruh pada lama kala II. Maka terdapat hubungan antara kadar
hemoglobin ibu inpartu dengan lama kala II persalinan.sangat membutuhkan
kekutan mengejan dari ibu.
12
Salah satu cara memantau status gizi orang dewasa adalah dengan
menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).IMT ialah indeks antropometri yang
terdiri dari kombinasi parameter berat badan dan tinggi badan. IMT sangat
penting karena mempengaruhi interpretasi status gizi. Penggunaan IMT
hanya dapat digunakan pada orang dewasa usia lebih dari 18 tahun,
penggunaan IMT bagi <18 tahun dipengaruhi oleh umur (IMT/U). IMT tidak
dapat digunakan pada bayi, balita, anak-anak, ibu hamil, dan olahragawan.
Selain itu IMT juga tidak dapatdigunakan pada kondisi-kondisi khusus
(penyakit) seperti adanya asites, edema, dan hepatomegali.5,6
13
Peningkatan berat badan selama kehamilan yang bersifat terus menerus
sehingga IMT akan 1-3 kg/m2 berhubungan dengan peningkatan risiko yang
signifikan terhadap hipertensi gestasional, preeklampsia, diabetes gestasional,
seksio sesaria, dan makrosomia. Peningkatan berat badan hamil yang melebihi
rekomendasi dapat mempengaruhi kondisi ibu dan janin. Bagi janin,peningkatan
berat badan hamil yang berlebih dapat menyebabkan ukuran bayi lebih besar
dibanding usia kehamilannya. Hal ini dapat menjadi faktor penyulit dalam
persalinan. Akibatnya, lama persalinan dapat memanjang hingga lebih dari 12
jam.Menurut Mochtar, 1998 dalam buku Sinopsis obstetri Jilid I bahwa lama kala
II dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jalan lahir, janin, tenaga atau kekuatan,
psikis ibu penolong. Persalinan lama adalah his tidak efisien (adekuat), faktor
janin (mal presentasi, malposisi, janin besar), faktor jalan lahir yaitu panggul
sempit, kelainan serviks, vagina dan tumor. (Syaifuddin dkk, 2001).
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
c. Dilakukan perhitungan waktu persalinan kala II semua ibu hamil yang
melahirkan di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Solok dalam satuan
menit
d. Setelah itu dilakukan pengukuran kadar HB meggunakan uji laboratorium
e. Dilakukan pengukuran IMT ibu berdasarkan BB dan TB ibu yang diukur
menggunakan timbangan dan meteran
f. Kemudian dilakukan pengukuran berat badan janin menggunakan dacin
g. Setelah itu membandingkan waktu persalinan kala II dengan kadar HB,
IMT, dan Berat Badan Bayi
BAB IV
16
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Ibu Hamil menurut Kadar Hb, BMI Ibu dan BB Bayi dan
Lama Kala II
17
kg / m2 m2
25 29,9 kg / 25,1 kg /
6 12
m2 m2
Total 50 100
<2500 gr 5 10 2188 gr
2500-2999 gr 18 36 2722 gr
BB Bayi 3000-3499gr 21 42 3224 gr
3500-3999 gr 4 8 3700 gr
>4000 gr 2 4 4160 gr
Total 50 100
1 18 36 -
Paritas 24 26 52 -
>4 6 12 -
Total 50 100
18
Hb > 11 gr/dl. Ibu hamil dengan kadar Hb > 11 gr/dl merupakan nilai yang aman
untuk kehamilan dan persalinan karena dengan kadar hemoglobin normal
mengoptimalkan fungsi darah sebagai pembawa oksigen untuk disalurkan
keseluruh tubuh, maka tubuh tidak akan cepat lelah, lemah letih lesu muka akan
tampak lebih cerah dan kinerja tubuh akan meningkat (Wirakusuma, 1999). Hal
ini akan mempermudah dalam proses persalinan pada Kala II. Kadar Hb < 8 gr/dl
merupakan resiko tinggi kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayi.
Hal ini disebabkan ibu akan kekurangan tenaga pada saat mengedan dan
mempengaruhi lama kala II.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh salah
satu rumah sakit di San Diego (2009) yang menunjukkan bahwa karakteristik ibu
hamil menurut kadar Hb mayoritas sebesar 2.475 orang (60%) dari 4.126 sampel
dengan kadar Hb >11 gr/dl
19
bayi dengan berat yang besar dapat menjadi faktor penyulit dalam persalinan.
Akibatnya, lama persalinan dapat memanjang hingga lebih dari 12 jam. Menurut
Mochtar, 1998 dalam buku Sinopsis obstetri Jilid I bahwa lama kala II
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah satunya adalah faktor janin yaitu mal
presentasi, malposisi, dan janin besar. (Syaifuddin dkk, 2001).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh salah
satu rumah sakit di San Diego (2009) yang menunjukkan bahwa karakteristik ibu
hamil menurut BB Bayi mayoritas sebesar 3.011 orang (73%) dari 4.126 sampel
dengan BB Bayi 3.000-3.499gr
Tabel 2. Tabulasi silang Karakteristik Ibu Hamil pada Primi Gravida menurut
Kadar Hb, BMI Ibu dan BB Bayi dan Lama Kala II di RSUD Solok
20
Lama Kala II Primigravida
<30 30-59 60 120 >120 Mean
Kategori
menit menit menit menit
F % F % F % F %
< 8 gr/dl - 0 - 0 - 0 - 0 -
21
dengan kadar HB > 11 gr/dl , 3 orang dari 4 sampel (75%) dengan BMI 18,5
24,9 kg / m2 (normoweight), dan BB bayi 2500 gr dengan 2500 2990 gr
seimbang dengan presentasi 50 % ( 2 dari 4 sampel). Sedangkan ibu hamil yang
mengalami persalinan kala II 60- 120 menit sebanyak 1 orang dari 1 sampel
(100%) dengan kadar HB 8-11 gr/dl , 1orang dari 1 sampel (100%) dengan BMI
18,5 24,9 kg / m2 ( normoweight) , dan 1 orang dari 1 sampel (100%) dengan
berat badan bayi 3.000-3.499 gr.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh salah
satu rumah sakit di San Diego (2009) yang menunjukkan bahwa karakteristik ibu
hamil dengan lama kala II 30 59 menit berdasarkan Hb adalah dengan kadar Hb
>11 gr/dl sebanyak 1.600 orang (80%) dari 2.000 sampel, dan karakteristik ibu
hamil dengan lama kala II 30 59 menit berdasarkan BMI adalah 18,5 24,9 kg /
m2 sebanyak 1.200 orang (60%) dari 2.000 sampel, dan karakteristik ibu hamil
dengan kala II 30 59 menit berdasarkan BB bayi adalah 2.500-2.999 gr
sebanyak 1.300 orang ( 65%) dari 2.000 sampel.
Tabel 3. Tabulasi silang Karakteristik Ibu Hamil pada Multi Gravida menurut
Kadar Hb, BMI Ibu dan BB Bayi dan Lama Kala II di RSUD Solok
Kategori Mean
Lama Kala II MULTIGRAVIDA
<30 30-59 60 >120
22
120
menit menit menit
menit
F % F % F % F %
< 8 gr/dl - 0 - 0 - 0 - 0 -
23
dengan kadar HB > 11 gr/dl , 5 orang dari 5 sampel (100%) dengan BMI 18,5
24,9 kg / m2 (normoweight), dan 5 orang dari 5 sampel (100%) dengan BB bayi
2500 2990 gr. Sedangkan ibu hamil yang mengalami persalinan kala II 60- 120
menit sebanyak 2 orang dari 2 sampel (100%) dengan kadar HB >11 gr/dl , 2
orang dari 2 sampel (100%) dengan BMI 18,5 24,9 kg / m2 ( normoweight) ,
dan 2 orang dari 2 sampel (100%) dengan berat badan bayi > 4.000 gr.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh salah
satu rumah sakit di San Diego (2009) yang menunjukkan bahwa karakteristik ibu
hamil dengan lama kala II 30 59 menit berdasarkan Hb adalah dengan kadar Hb
>11 gr/dl sebanyak 2.625 orang (75%) dari 3.500 sampel, dan karakteristik ibu
hamil dengan lama kala II 30 59 menit berdasarkan BMI adalah 18,5 24,9 kg /
m2 sebanyak 2.030 orang (58%) dari 3.500 sampel, dan karakteristik ibu hamil
dengan kala II 30 59 menit berdasarkan BB bayi adalah 3.000-3.499 gr
sebanyak 2.275 orang ( 65%) dari 3.500 sampel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijelaskan,
maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
24
1. Karakteristik ibu hamil menurut lama kala II sebagian besar dengan
dengan lama kala II 30 59 menit, sebanyak 38 orang (76%) dari 50 sampel,
menurut kadar Hb sebagian besar dengan kadar Hb > 11 gr/dl, sebanyak
37 orang (74%) dari 50 sampel, menurut BMI sebagian besar dengan BMI
18,5 24,9 kg / m2, sebanyak 44 orang (88%) dari 50 sampel, menurut
BB bayi sebagian besar dengan BB bayi 3000 3499 gr, sebanyak 21
orang (42%) dari 50 sampel, dan menurut paritas sebagian besar dengan
paritas 2 4, sebanyak 26 orang (52 % ) dari 50 sampel
2. Karakteristik ibu hamil bersarkan BMI dengan kala II 30 59 di Bangsal
Kebidanan RSUD Solok sebanyak 13 orang (primigravida) dan 25 orang
(multigravida), ibu hamil dengan lama kala II 30 59 menit tertinggi
terjadi pada BMI 18,5 24,9 kg / m2.
3. Lama kala II berdasarkan BMI dengan lama kala II < 30 menit di Bangsal
Kebidanan RSUD Solok sebanyak 4 orang (primigravida) dan 5 orang
(multigravida)
4. Lama kala II berdasarkan BMI dengan lama kala II 60 120 menit di
Bangsal Kebidanan RSUD Solok sebanyak 1 orang (primigravida) dan 2
orang (multigravida)
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penelti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pembelajaran
bagi dokter muda yang melaksanakan kepaniteraan klinik senior di
bagian kebidanan RSUD Solok.
2. Hasil penelitian ini diharapkan agar ibu hamil lebih termotivasi untuk
melakukan pemeriksaan kadar HB, BMI ibu, dan tafsiran berat janin
DAFTAR PUSTAKA
25
Cunningham, Gary. Et al. 2010. William obstetrics.23th edition. USA: McGraw
Hill Companies, Inc.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
26
27