Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Laporan
Praktikum Lab Sistem Tenaga tentang Kompensasi Daya Reaktif Pada Sistem Tenaga
Listrik ini dengan baik meskipun masih menyimpan banyak kekurangan didalamnya karena
kelalaian penulis. Dan juga penulis berterima kasih pada Ibu Rohmanita Duanaputri,S.ST.,
MT. sebagai Dosen mata kuliah Lab Sistem Tenaga yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan praktikum dan makalah pada mata kuliah Lab Sistem Tenaga.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita terhadap pentanahan dan aplikasinya. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun guna mengembangkan ilmu pegetahuan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat gangguan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
2
3.3.2 Peralatan dan Bahan ........................................................................................... 15
BAB IV .................................................................................................................................... 18
4.4 Analisa....................................................................................................................... 18
BAB V ..................................................................................................................................... 20
PENUTUP................................................................................................................................ 20
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi
kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas penyedia listrik
perlu memberi perhatian terhadap isu kualitas daya listrik. Terlebih pada konsumen
perindustrian yang membutuhkan supply listrik yang baik yaitu dari segi kontinuitas dan juga
kualitas tegangan yang disupply (karena mesin-mesin pada perindustrian sensitif terhadap
lonjakan/ ketidakstabilan tegangan) perlu diusahakan suatu sistem pendistribusian tenaga
listrik yang dapat memberikan pelayanan yang memenuhi kriteria yang diinginkan
konsumennya.
Istilah kualitas daya listrik bukanlah hal yang baru melainkan sudah menjadi isu penting
pada industri sejak akhir 1980-an. Kualitas daya listrik memberikan gambaran akan baik
buruknya suatu sistem ketenagalistrikan dalam mengatasi gangguan-gangguan pada sistem
tersebut.
Hampir semua konsumen energi listrik tidak hanya membutuhkan daya aktif untuk
operasi tapi juga daya reaktif. Pada jaringan distribusi tenaga listrik, aliran daya aktif dan aliran
daya reaktif merupakan parameter yang sangat penting dalam menstabilkan tegangan. Sewaktu
waktu sistem membutuhkan daya reaktif kapasitif (leading) pada saat beban induktif terlalu
besar. Dalam menjaga tegangannya agar tidak mengalami penurunan, sumber utama daya
reaktif ini berasal dari generator, kemudian apabila generator sudah tidak mampu menyuplai
daya reaktif, maka dibutuhkan sumber daya reaktif yang lain agar dapat membangkitkan
maupun menyerap daya reaktif pada sistem distribusi. Dalam kebanyakan kasus, daya reaktif
induktif yang dibutuhkan untuk menciptakan medan magnet, contohnya seperti yang
diperlukan di semua peralatan listrik.
Seperti daya aktif, daya reaktif ini harus dihasilkan oleh generator dan dikirim ke
konsumen. Karena fakta bahwa transmisi daya reaktif juga menyebabkan kerugian daya aktif
pada ohmic Daya tahan sistem transmisi, perusahaan listrik berusaha menjaga faktor daya
konsumen setinggi mungkin (yaitu di sekitar nilai l). Bahkan nilai faktor daya kurang dari 0,9
mengarah pada kenaikan nyata arus yang nyata dan, dengan demikian, Dalam kerugian daya
aktif.
4
Suatu sistem yang baik harus memiliki nilai tegangan yang tidak melebihi batas
toleransi serta rugi-rugi daya kecil. Batas suatu toleransi yang harus diperoleh untuk suatu nilai
tegangan 5% dari nilai nominalnya. Nilai tegangan yang konstan akan mengoptimalkan unjuk
kerja dari peralatan listrik yang digunakan oleh konsumen. Rugi rugi daya kecil yang masih
memenuhi batas toleransi daya listrik dapat mengurangi kerugian kerugian yang terjadi selama
proses distribusi.
Dari latar belakang diatas rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Dari latar belakang diatas rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Arus kapasitif (IC) dari kapasitor sebagian atau seluruhnya mengkompensasi komponen
lb reaktif dari arus beban, tergantung pada nilai C.
Untuk alasan yang berkaitan dengan sisi tarif, kompensasi tidak digunakan sepenuhnya untuk
keperluan listrik.
Kompensasi hanya dilakukan untuk daya sisa reaktif Qr', di mana titik cos2' faktor
daya tepat tercapai, sehingga bila daya reaktif tidak ada maka energi tersebut perlu dibayar.
Untuk nilai-nilai daya yang tidak dikompensasi atau sebagian dikompensasi, diagram vektor
berikut ini berlaku (P, Q, S = daya aktif, reaktif dan daya aktif dari konsumen, cos2 = faktor
daya dari konsumen tanpa kompensasi dan cos2' = faktor daya dengan kompensasi).
6
Daya kompensasi Qc diperlukan untuk memperbaiki faktor daya dari sudut 2 ke sudut 2'
dapat disimpulkan dari diagram vektor di atas:
= (tan 2 tan 2 )
Dari ini kapasitansi yang diperlukan dari tiga kapasitansi individu dari sistem kompensasi yang
dihubungkan bintang dapat disimpulkan:
7
2.2 Kompensasi Seri
Tegangan drop U antara U1 pada awal baris dan U2 pada akhir baris dapat dibagi menjadi
komponen U1 sumbu langsung dan komponen quadrature Uq seperti ditunjukkan pada
Gambar. 20; komponen kuadratur selalu jauh lebih kecil dari komponen kuadratur.
Tujuan kompensasi seri untuk mencapai tegangan drop langsung sumbu yang sekecil mungkin.
Untuk kapasitansi dari kapasitor seri berikut ini berlaku ketika mengabaikan Uq dan di bawah
kondisi U1 = 0:
8
Efek dari kapasitor seri tidak bergantung pada tingkat beban, tapi tergantung pada cos2 nya.
Karena, dalam kasus konsumen dari jenis yang sama, ini tidak berubah banyak (tidak
berpengaruh banyak), kapasitor seri, tidak seperti kapasitor paralel, tidak perlu dikendalikan.
Kapasitor harus dilindungi terhadap tegangan lebih, yang dapat muncul sebagai akibat dari arus
hubung singkat tinggi yang disebabkan oleh hubungan pendek pada akhir saluran. Untuk ini,
langkah-langkah eleborate pelindung celah rangkaian seri, misalnya -yang diperlukan, yang
sering membuat penggunaan kapasitor seri tidak ekonomis.
Jenis ketiga dari sistem kompensasi adalah kemungkinan mengurangi efek kapasitansi
operasi garis beban panjang, atau garis dioperasikan dengan beban ringan, dengan
menghubungkan disebut reaktor shunt secara paralel. Dengan cara ini, bahaya kenaikan
tegangan dengan efek Ferranti dicegah.
Kesimpulannya, perhatikan bahwa yang mempengaruhi menguntungkan pada kerugian
transmisi dan pengurangan peningkatan tegangan dari garis tanpa beban dapat disebabkan tidak
hanya oleh kapasitor dan reaktor (disebut kompensasi statis). Untuk ini, mesin sinkron juga
cocok, yang dioperasikan tanpa beban di induk dan, karena negara exciter mereka, hanya
menghasilkan daya reaktif induktif atau kapasitif. Karena, dalam hal ini, sudut fase listrik dapat
dilakukan, mesin sinkron (biasanya generator dari stasiun pompa listrik) digambarkan sebagai
berputar shifter fase dalam modus operasi ini.
9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.1 Tujuan
Mengidentifikasi efek kompensasi paralel pada stabilitas tegangan saat berbeban dan
kerugian transmisi.
10
3.1.3 Gambar Rangkaian Percobaan
11
Inductive load L2 = 3.19 H Compensation capacitance C2 = 3 F
R U1 (V) I1 (A) P1 (kW) Q1 (kVAR) U2 (V) I2 (mA) cos2
R1 390 0,28 0,04 0,03 380 250
R3
R4
8. Repeat the above measurements for different inductive loads and compensation
capacitances.
Inductive load L4 = 1.27 H Compensation capacitance C4 = 8 F
R U1 (V) I1 (A) P1 (kW) Q1 (kVAR) U2 (V) I2 (mA) cos2
R1
R3
R4
12
13. Dalam rangka untuk menentukan kapasitansi yang diperlukan untuk memperbaiki
faktor daya sekitar 0,9 perubahan dalam langkah-langkah nilai-nilai kapasitansi beban
sampai faktor daya meteran membaca sekitar 0,9.
14. Pada saat ini mengukur tegangan U1, I1 saat ini, Pi aktif dan kekuatan Q1 reaktif pada
awal baris dan tegangan U2, I2 saat ini dan cos2 pada akhir line.
Compensation capacitance: F
U1 = Volt I1 =A P1 = W
Q1 = Var U2 = V I2 = A
cos 2 =
15. Membandingkan ini hasil pengukuran dengan yang diperoleh di bawah beban ohmik-
induktif yang sama pada percobaan 4, di sini juga, kita melihat peningkatan yang
signifikan dalam tegangan pada konsumen, ditambah dengan arus reduksi. Selain itu
kekuatan nilai faktor diinginkan dapat tercapai tepat.
3.2.1 Tujuan
13
Kabel penghubung secukupnya
14
diperlukan untuk model saluran udara yang mewakili panjang 360 km pada beban
dengan nilai cos2 sekitar 0,8, seperti model yang digunakan di sini.
7. Mengatur kapasitansi seri untuk 18 uF dengan menghubungkan tiga kapasitansi
individu C7 = 18 uF dalam seri untuk masing-masing konduktor baris.
Mengatur tegangan suplai untuk U nominal = 380 V.
8. Dalam rangka mempertahankan cos2 seragam, mengatur nilai-nilai ohmik dan
induktif berurutan dengan nilai masing-masing diberikan dalam tabel berikut dan
kemudian untuk setiap langkah mengukur tegangan U1, I1 saat ini, P1 aktif dan kekuatan
Q1 reaktif pada awal baris dan tegangan U2 dan I2 saat ini di akhir saluran.
9. Membandingkan tegangan diukur pada dua baris berakhir dengan yang diukur untuk
beban yang sama L dan R tanpa seri kompensasi, peningkatan tegangan pada akhir
saluran jelas sedangkan kompensasi seri berfungsi terutama untuk mengurangi drop
tegangan line .
3.3.1 Tujuan
15
3.3.3 Gambar Rangkaian
dan besarnya
|0 | = 328
16
Catatan: Dalam pandangan pengukuran akurasi dan komponen toleransi, nilai
ditentukan dengan menggunakan teknik pengukuran mungkin berbeda dari teori nol-urutan
impedansi.
17
BAB IV
Beban R-L-C
Beban R-L-C
Inductive load L4 = 1.27 H Compensation capacitance C4 = 8 F
R U1 (V) I1 (A) P1 (kW) Q1 (kVAR) U2 (V) I2 (mA) cos2
R4 400 0.9 0.175 0.129 340 0,9 0,88 lead
Uo Io
105 Volt 0.79 Ampere
4.4 Analisa
Dari data percobaan praktikum diatas dapat dianalisa bahwa dengan tetapnya
nilai kompensasi kapasitif dan nilai beban Induktif (Inductive load L4 = 1.27 H
Compensation capacitance C4 = 8 F) serta adanya fluktuasi beban resistif maka
perubahan yang signifikan terjadi pada arus yang berbanding terbalik dengan Daya
Aktif. Disisi lain nilai faktor daya (cos) tetap dalam kondisi stabil.
18
Jika dandingkan dengan data percobaan kompensasi pararel dengan nilai
tegangan, beban induktif, beban resistif, dan kompensasi kapasitif yang sama terjadi
perbedaan yang sangat signifikan pada faktor daya yaitu 0,98 lead pada kompensasi
pararel dan 0,88 lead pada kompensasi seri. Nilai pengukuran daya aktif relatif sama
sebesar 0,175kW sementara nilai daya reaktif pada kompensasi seri lebih kecil
dibanding kompensasi pararel. Hal ini terjadi karena nilai daya reaktif pada series
compensation adalah sebanding dengan kuadrat arus beban sedangkan pada
kompensasi pararel sebanding dengan kuadrat tegangan.
Berdasarkan hasil pengukuran maka dapat dihitung rumus zero impedansi sebagai
berikut :
Arus I0 = 0.79A
Tegangan V0 = 105 V
Berdasarkan rumus diatas :
0 105
Z0 = = 0.79 = 132,91 ohm
0
Nilai tahanan dari pengukuran nilainya jauh dari nilai sebenarnya hal ini dikarenakan arus
terlalu besar sehingga menyebabkan nilai zero impedansi jauh dari nilai yang ditetapkan. Hal
ini mungkin juga dapat terjadi karena pengukuran akurasi dan komponen toleransi, nilai
ditentukan dengan menggunakan teknik pengukuran mungkin berbeda dari teori nol-urutan
impedansi.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada kompensasi pararel (RLC)
dapat mengurangi daya reaktif sehingga nilai cos phi masih dalam standar tetapi pada
percobaan kompensasi pararel (RL) nilai cos phi menjadi dibawah standar karena tidak adanya
komponen kapasitif yang dapat mengurangi daya reaktif .Sedangkan pada series compensation
nilai cos phi masih dalam standar normal tetapi untuk nilai daya reaktif nya lebih besar
dibandingkan dengan kompensasi pararel karena pada kompensasi pararel nilai daya reaktifnya
sebanding dengan kuadrat tegangan sedangkan pada series compensation sebanding dengan
kuadrat arus beban.
Pemasangan peralatan kapasitor seri dan parallel pada jaringan mengakibatkan losses
akibat aliran daya reaktif pada saluran dapat dikurangi sehingga kebutuhan arus menurun dan
tegangan mengalami kenaikan sehingga kapasitas sistem bertambah. Kapasitor pada sistem
daya listrik menimbulkan daya reaktif untuk memperbaiki tegangan dan faktor daya, karenanya
menambah kapasitor sistem akan mengurangi kerugian.
Manfaat penggunaan kapasitor paralel:
mengurangi kerugian
memperbaiki kondisi tegangan
mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan
Pada percobaan zero impedance dapat diketahui nilai zero impedansi pengukuran
dengan nilai dasar yang telah ditetapkan berbeda jauh hal ini mungkin dapat terjadi karena nilai
arus yang terlalu besar selain itu mungkin juga karena pengukuran akurasi dan komponen
toleransi, nilai ditentukan dengan menggunakan teknik pengukuran mungkin berbeda dari teori
nol-urutan impedansi
Sehingga dapat disimpulkan dari ketiga percobaan diatas bahwa series compensation
tidak terlalu tergantung pada tingkat beban tetapi pada nilai cos phi nya dan biaya pemasangan
kapasitor seri jauh lebih mahal daripada kapasitor paralel, dan biasanya kapasitor seri dirancang
dengan kapasitas yang lebih besar dengan tujuan untuk mengantisipasi perkembangan beban
untuk masa-masa yang akan datang. Selain itu kapasitor seri tidak dapat digunakan secara luas
dalam saluran distribusi, karena adanya berbagai permasalahan (resonansi distribusi, resonansi
fero dalam transformator dan resonansi subsinkron selama starting motor) dan sistem yang
20
lebih komplek. Sedangkan pada kompensasi paralel kompensasi hanya dilakukan untuk daya
sisa reaktif Qr', di mana titik cos2' faktor daya tepat tercapai, sehingga bila daya reaktif tidak
ada maka energi tersebut perlu dibayar dan biasanya kompensasi pararel digunakan pada
industri.
Jadi antara kompensasi pararel maupun kompensasi seri mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing tergantung pada kebutuhan listrik yang akan digunakan
21