Вы находитесь на странице: 1из 5

1.

Berat Kering dan Karbon


Pertumbuhan suatu tumbuhan dapat diukur melalui berat bering dan laju
pertumbuhan relatifnya. Berat kering tumbuhan yang berupa biomassa total.
Biomassa tumbuhan meliputi hasil fotosintesis, serapan unsur hara dan air. Berat
kering dapat menunjukkan produktivitas tanaman karena 90% hasil fotosintesis
terdapat dalam bentuk berat kering (Gardner dkk, 1991). Ketersediaan air yang
cukup tinggi akan mempengaruhi turgor sel, turgor sel akan mempengaruhi
pembentangan sel sehingga akan menentukan tingkat pertumbuhan (akumulasi
biomassa/berat kering) (Solichatun dkk, 2005).
Berdasarkan pengukuran berat kering dan cadangan karbon diperoleh data
pengukuran untuk akar, batang dan daun. Secara keseluruhan pada Jagung berat
kering tertinggi dari tanaman terdapat pada daun dan yang terkecil pada akar.
Berat daun tertinggi dari semua umur tanaman paling tinggi dimiliki oleh tanaman
berumur 29 hari dengan perlakuan volume air 200 ml. Sedangkan berat daun
terendah dimiliki oleh tanaman berumur 5 hari dengan perlakuan volume air 100
ml.

Berat Kering Jagung


1
Berat Kering (gram)

0.8
Berat Kering (g)
Akar
0.6
Berat Kering (g)
0.4 Batang
Berat Kering (g)
0.2 Daun
Linear (Berat Kering
0 (g) Akar)
50

50

50

50
100
100
200

100
200

100
200

200

0 Hari 5 Hari 17 Hari 29 Hari

Grafik 1. Berat kering Jagung


Berat Kering Cabe
1
Berat Kering (gram) 0.9
0.8
Berat Kering (g)
0.7 Akar
0.6
0.5 Berat Kering (g)
0.4 Batang
0.3 Berat Kering (g)
0.2 Daun
0.1 Linear (Berat Kering
0 (g) Akar)
50

50

50

50
100
100
200

100
200

100
200

200
0 Hari 5 Hari 17 Hari 29 Hari

Grafik 2. Berat Kering Cabai

Data berat kering tanaman jagung secara keseluruhan dipengaruhi oleh


umur tanaman, karena berhubungan dengan ketahanan tanaman terhadap
perlakuan volume air yang diberikan. Semakin tua umur tanaman, maka
ketahanan terhadap perlakuan volume air lebih tinggi dibandingkan dengan umur
tanaman yang lebih muda. Sedangkan pada tanaman Cabai, data sulit untuk
dibandingkan. Beberapa tanaman Cabai mati selama masa percobaan, sehingga
tidak diperoleh data berat tanaman.

Cadangan Karbon Jagung


0.5
Berat Karbon (gram)

0.4

0.3 Cadangan Karbon Akar

0.2 Cadangan Karbon


Batang
0.1 Cadangan Karbon Daun

0
50

50

50

50
100
200

100
200

100
200

100
200

0 Hari 5 Hari 17 Hari 29 Hari


Cadangan Karbon Cabe
0.5
Berat Karbon (gram) 0.45
0.4
0.35
0.3 Cadangan Karbon Akar
0.25
0.2 Cadangan Karbon
0.15 Batang
0.1 Cadangan Karbon Daun
0.05
0
50
50

50

50
100
200

100
200

100
200

100
200
0 Hari 5 Hari 17 Hari 29 Hari

Berdasarkan data pengukuran biomassa dapat disimpulkan bahwa


distribusi biomassa tanaman dan cadangan karbon dialokasikan paling banyak ke
bagian daun dibandingkan ke bagian tanaman yang lain. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Perhitungan
cadangan karbon tanaman diperoleh dari nilai berat kering tanaman dibagi dua

2. Tinggi Tanaman

Jagung
30
Rata-rata Tinggi Minggu
25
Tinggi Tanaman (cm)

1
Rata-rata Tinggi Minggu
20
2

15 Rata-rata Tinggi Minggu


3
10 Rata-rata Tinggi Minggu
4
5 Rata-rata Tinggi Minggu
5
0 Expon. (Rata-rata Tinggi
50 100 200 50 100 200 50 100 200 50 100 200 Minggu 2)
0 Hari 5 Hari 17 Hari 29 Hari
Hasil pengukuran tinggi tanaman jagung menunjukkan bahwa tanaman
tertinggi dimiliki oleh tanaman umur 17 hari, dengan perlakuan volume air 200 ml
pada pengamatan minggu ke-5. Sedangkan tinggi tanaman terendah dimiliki oleh
tanaman umur 0 hari, dengan perlakuan volume air 50 ml pada pengamatan
minggu ke-2.

Cabe
30
Rata-rata Tinggi Minggu
25
Tinggi Tanaman (cm)

1
Rata-rata Tinggi Minggu
20
2

15 Rata-rata Tinggi Minggu


3
10 Rata-rata Tinggi Minggu
4
5 Rata-rata Tinggi Minggu
5
0 Expon. (Rata-rata Tinggi
50 100 200 50 100 200 50 100 200 50 100 200 Minggu 2)
0 Hari 5 Hari 17 Hari 29 Hari

Hasil pengukuran tinggi tanaman Cabai menunjukkan bahwa tanaman


tertinggi dimiliki oleh tanaman umur 5 hari, dengan perlakuan volume air 100 ml
pada pengamatan minggu ke-3. Sedangkan tinggi tanaman terendah dimiliki oleh
tanaman umur 0 hari, dengan perlakuan volume air 50 ml dan 100 ml pada
pengamatan minggu ke-2.

Gardner, F.P., Perace, R.B., dan Mitchell, R.L. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Penerjemah: Susilo, H. Jakarta: UI Press.
Solichatun, E. Anggarwulan dan W. Mudyantini. 2005. Pengaruh Ketersediaan
Air terhadap pertumbuhan dan Kandungan Bahan Aktif Saponin
Tanaman Gingseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.).
Biofarmasi 3 (2): 47-51, Agustus 2005

Вам также может понравиться