Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Situs seluas sekitar 25 ha ini bisa dibilang menjadi satu-satunya situs arkeologi yang
memadukan arsitektur khas Hindu dan Budha. Terletak hanya sekitar 3 kilometer kearah
selatan Candi Prambanan, tepatnya di kecamatan Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Kira-kira 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta
Kalau kita lihat konstruksi yang masih berdiri, Ratu Boko berbeda dengan Borobudur,
Prambanan, dan candi-candi yang lain karena kesan yang kita peroleh pasti menganggap kalau
Ratu Boko adalah suatu kompleks kerajaan.
Karena berkonstruksi batu andhesit maka Kraton Ratu Boko ada pula yang menyebut sebagai
candi, namun sejatinya memang bukanlah candi.
Keistimewaan lain dari situs ini adalah adanya tempat di sebelah kiri gapura yang terdapat spot
yang dinamakan Candi Pembakaran atau bisa disebut tempat kremasi yang mana candi-candi
yang lain nggak ada yang seperti ini. Diperkirakan pula kegiatan kremasi adalah hal yang sudah
menjadi syarat mutlak jika ada kematian. Melihat juga candi pembakaran yang menyerupai
altar, menandakan upacara pembakaran mayat merupakan satu upacara yang besar pada waktu
itu karena memungkinkan upacara tersebut dihadiri seluruh penduduk.
dari Prasasti Abhayagiri Wihara yang berangka tahun 792 M yang ditemukan di situs Ratu
Boko. Dalam prasasti ini menyebut seorang tokoh bernama Tejahpurnapane Panamkarana
atau Rakai Panangkaran (746-784 M), serta menyebut suatu kawasan wihara di atas bukit yang
dinamakan Abhyagiri Wihara yang kalau diartikan ke bahasa Indonesia kira-kira bermakna
"biara di bukit yang bebas dari bahaya". Rakai Panangkaran mengundurkan diri sebagai Raja
karena menginginkan ketenangan rohani dan memusatkan pikiran pada masalah keagamaan,
salah satunya dengan mendirikan wihara yang bernama Abhayagiri Wihara pada tahun 792 M.
Rakai Panangkaran menganut agama Buddha demikian juga bangunan tersebut disebut
Abhayagiri Wihara adalah berlatar belakang agama Buddha, sebagai buktinya adalah adanya
Arca Dyani Buddha. Tapi anehnya ditemukan pula unsurunsur agama Hindu di situs Ratu
Boko Seperti adanya Arca Durga, Ganesha dan Yoni. setelah selang waktu beberapa lama,
kompleks ini kemudian diubah menjadi keraton dilengkapi benteng pertahanan bagi raja
bawahan (vassal) yang bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni.
Gerbang Utama
Terdiri dari 2 pintu di Paduraksa dengan sebuah atap berbentuk Ratna yang fungsinya sebagai
pintu masuk utama. Pintu yang pertama terbuat dari batuan andesit, namun lantai dan tembok
tangganya terbuat dari batu kapur putih halus. Panjang pintu pertama adalah 12m, lebar 6,90
m, dan tinggi 5,05 m serta memiliki 3 pintu. Sedangkan pintu yang kedua memiliki panjang
18,60 m , lebar 9 m, tinggi 4,50 m serta memiliki 5 pintu.
Pendopo
Pagarnya memiliki panjang 40,80 m , lebar 33,90 m , dan tinggi 3,45 m. Bagian dasar dan
atapnya terbuat dari batuan andesit namun bagian tubuhnya terbuat dari batuan halus kapus
halus. Ada 2 batur di dalam pagar , batur bagian utara memilik panjang 20,57 m , lebar 20,49
m, dan tinggi 1,43 m. Batur bagian selatan di Pringgitan, memiliki panjang 20,50 , lebar 7,04
m dan tinggi 1,51 m. Kedua batur tersebut terhubung pada sebuah lorong yang terbuat dari
batuan andesit. Diatas atap batur terdapat 24 umpak dan masih ada 12 umpak di
Pringgitan. Pendopo merupakan bangunan pusat yang memiliki tiang-tiang yang terbuat dari
kayu. Karena tiang, tembok, dan atap terbuat dari bahan yang mudah rusak maka hanya tiang
yang terbuat dari batu yang masih utuh sedangkan bagian bangunan yang terbuat dari kayu
sudah termakan usia.
Goa
Di situs candi Ratu Boko terdapat 2 buah goa, yang biasa disebut Goa lanang dan Goa
wadon. Dinamakan goa wadon karena terdapat sebuah relief yang melambangkan anu-nya
cewek (simbol Yoni) di atas pintu masuknya. Simbol Yoni biasanya dilengkapi juga dengan
Lingga (anu-nya cowok) yang dianggap perwakilan Siwa dalam ajaran agama
Hindu. Kesatuan antara Yoni dan Lingga dianggap membawa kesuburan dan
kesejahteraan. Goa ini diperkirakan sebagai tempat untuk bermeditasi pada zaman dahulu kala.