Вы находитесь на странице: 1из 9

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2009

terhadap 34 responden tentang tingkat peengetahuan wanita usia subur tentang

infertilitas di desa karang rejo kecamatan stabat tahun 2009, maka haasil penelitian

tersebut disajikan dalam bentuk table berikut.

4.1.1 Tabel distribusi pengetahuan

TABEL IV.I
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG
INFERTILITAS BERDASARKAN TINGKAT
PENGETAHUAN DI DESA KARANG REJO
KEC. STABAT TAHUN 2009
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
1 Baik 4 11,76 %
2 cukup 12 35,29 %
3 kurang 18 52,94 %
Total 34 100 %

Table di atas menunjukkan bahwa dari 34 resonden di desa karang rejo

kec. Stabat mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang

(52,94%), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,76%).


22

4.1.2 Tabel distribusi pengetahuan berdasarkan umur

TABEL IV.II
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG
INFERTILITAS BERDASARKAN UMUR DI DESA
KARANG REJO KEC. STABAT TAHUN 2009

Pengetahuan
Jumlah
Umur Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
< 20 tahun 0 0 1 2,94 1 2,94 2 5,88
20-35 tahun 4 11,76 11 32,35 17 50 32 94,11
> 35 tahun 0 0 0 0 0 0
Total 4 11,76 12 35,29 18 52,94 34 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden di desa kerang rejo kec.

Stabat mayoritas responden berumur 20-35 tahun yaitu 32 orang (94.11%) dimana

mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 17 orang (50%), dan minoritas

berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,76%) sedangkan minoritas pada usia

kurang dari 20 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,88%) dimana responden yang

berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (2,94%) dan berpengetahuan kurang juga 1

orang (2,94%).

4.1.3 Tabel distribusi pengetahuan berdasarkan pendidikan

TABEL IV.III
23

DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG


INFERTILITAS BERDASARKAN PENDIDIKAN
DI DESA KARANG REJO KEC. STABAT
TAHUN 2009

Pengetahuan
Jumlah
Pendidikan Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
SD 0 0 0 0 2 5,88 2 5,88
SMP-SMU 1 2,94 11 32,35 16 47,06 28 82,35
PT 3 8,82 1 2,94 0 0 4 11,76
Total 4 11,76 12 35,29 18 53,94 34 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden di desa karang rejo kec.

Stabat mayoritas responden berpendidikan SMP-SMU yaitu sebanyak 28 orang

(82,35%) dimana mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (47,06%), dan

minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (2,94%). Dan minoritas responden

berpendidikan SD yang seluruhnya berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 2 orang

(5,88%).

4.1.4 Tabel distribusi pengetahuan berdasarkan sumber informasi

TABEL IV.IV
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG
INFERTILITAS BERDASARKAN SUMBER INFORMASI DI DESA
KARANG REJO KEC. STABAT
24

TAHUN 2009

Sumber Pengetahuan
Jumlah
Baik Cukup Kutang
Informasi f % f % f % f %
Media cetak 3 8,82 6 17,65 4 11,76 12 35,29
Media elektronik 0 0 2 5,88 0 0 2 5,88
Non media 1 2,94 4 11,76 14 41,18 20 58,8
Total 4 11,76 12 35,29 18 52,94 34 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden di desa karang rejo kec.

Stabat mayoritas responden mendapatkan informasi dari non media sebanyak 20

orang (58,8%). Dan minoritas mendapat informasi dari media elektronik sebanyak 2

orang (5,88%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan

Setelah melakukan penelitian Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

Tentang Infertilitas di Desa Karang Rejo Kecamatan Stabat tahun 2009. Dengan

jumlah respondern 34 orang, maka diperoleh tingkat pengetahuan responden tentang


25

infertilitas mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang (52,94%),

berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (35,29%), dan minoritas berpengetahuan

baik sebanyak 4 orang (11,76%).

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2003), yang mengatakan bahwa

pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman dan informasi

seperti media cetak, media elektronik dan lainnya.

Menurut asumsi penulis, pengetahuan yang diperoleh dari responden didasari

oleh rasa ingin tahu yang besar sehingga mereka mencari informasi dari buku, teman,

keluarga, serta tenaga kesehatan yang banyak mengatahui tentang infertilitas. Hal ini

terbukti dari empat orang responden yang berpengetahuan baik mengatakan mendapat

informasi dari buku-buku kesehatan dan mendengar dari keluarga yang mengerti

tentan infertilitas. Sedangkan dari 18 orang (52,94%) yang berpengetahuan kurang

mengatakan jarang mendengar masalah infertilitas.

4.2.2 Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mayoritas

responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 32 orang (94,11%) dimana mayoritas

berpengetahuan kurang sebanyak 17 orang (50%), dan minoritas yang

berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,76%). Sedangkan minoritas responden


26

yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,88%).yang

berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (2,94%) dan berpengetahuan cukup juga 1

orang (2,94%).

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Notoatmodjo (2003), bahwa umur

sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin

bertambahnya umur seseorang semakin banyak pula pengetahuan yang didapatnya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa faktor umur mempunyai pengaruh

terhadap baik, cukup dan kurangnya pengetshusn seseorang.

Menurut penulis penelitian ini sesuai dengan teori. Dari hasil penelitian ini

dijelaskan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang maka mereka memiliki

banyak pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang infertilitas. Dari tabel

distribusi diketahui ada 4 orang responden (11,76%) yang berpengetahuan baik pada

usia 20-30 tahun sedangkan pada usia kurang dari 20 tahun tidak ada yang

berpengetahuan baik.

4.2.3 Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa tingkat

pengetahuan responden berdasarkan pendidikan yaitu responden yang berpendidikan

perguruan tinggi mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (8,82%), dan


27

minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (2,94%). Responden yang

berpendidikan SMP-SMU mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang

(47,96%), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 1 orsng (2,94%). Sedangkan

responden yang berpendidikan SD mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak

2 orang (5,88%).

Menurut survei demografi dan kesehatan mengatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

serta lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997).

Menurut penulis, penelitian ini sesuai dengan teori. Dari hasil penelitian

dimana responden yang berpengetahuan baik mayoritas berpendidikan perguruan

tinggi dan responden yang berpengetahuan kurang mayoritas berpendidikan SMP-

SMU. Dari penelitian ini juga dapat dijelaskan bahwa responden yang berpendidikan

lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan

yang berpendidikan rendah. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan banyak

bertanya dan lebih banyak mendapat informasi tentang hal-hal yang tidak mereka

ketahui. Dalam hal ini bukan berarti responden yang berpendidikan lebih rendah tidak

memiliki pengetahuan yang baik. Ini terbukti dari hasil penelitian dari 4 orang yang

berpengetahuan baik ada 1 orang yang berpendidikan SMU.

4.2.4 Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mayoritas

responden yang berpengetahuan baik mendapatkan informasi dari media cetak yaitu
28

buku, sebanyak 3 orang (8,82%). Dan mayoritas responden yang berpengetahuan

kurang mendapatkan informasi dari non media yaitu keluarga dan tenaga kesehatan

sebanyak 14 orang (41,18%). Dan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup

mendapatkan informasi dari media cetak yaitu sebanyak 6 orang (17,65%).

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan notoatmodjo (2003), bahwa sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan umumnya

datang dari pengalaman juga informasi seperti media cetak, media elekronik, dan

lainnya.

Menurut penulis, dilihat dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas

responden yang berpengetahuan kurang mendapat informasi dari non media yaitu

tenaga kesehatan. Menurut survei yang dilakukan penulis diketahui bahwa di desa

karang rejo kecamatan stabat tersebut tenaga kesehatan masih sangat kurang sehingga

mereka kurang mendapat informasi mengenai infertilitas. Sedangkan dari 4 orang

yang berpengetahuan baik, 3 orang diantaranya mendapat informasi dari media cetak

seperti buku-buku. Hal ini karena rasa ingin tahu responden yang sangat besar tentang

infertilitas sehingga berusaha mencari tahu dengan membaca buku.

Pada umumnya sumber informasi merupakan segala sesuatu yang nenjadi

perantara dalam menyampaikan informasi dan pesan. Merangsang pikiran dan

kemampuan responden yang dapat mempengaruhi pengeahuan responden tentang

sesuatu hal.
29

Вам также может понравиться