Вы находитесь на странице: 1из 7

HEALTHY

fisik, akal, dan hati


Home

About

Motivasi

Medis

Referensi

Artikel

Puisi

Cerita

Log In

Monday, 13 December 2010

Kuliah PPOK

dr.Yusup Subagio Susanto

PPOK yaitu penyakit paru obstruksi kronis.

Maksudnya di sini yaitu suatu penyakit obstruksi yang terjadi di saluran nafas.

Bedanya sama asma, kalo PPOK obstruksi jalan nafasnya bersifat irreversible. Kalo asma dia
reversible (kan tadi udah disebutin kalo asma malah bisa sembuh spontan).

Kasus di Indonesia cukup tinggi. Soalnya perokok di Indonesia cukup banyak.

Perjalanan penyakit PPOK cukup lambat. Jadinya misal perokok sejak umur 20-an, pada usia
60 tahun baru muncul gejalanya.

PPOK terdiri dari bronchitis kronik dan emfisema.


Ada kasus PPOK yang hanya bronchitis kronik saja, atau emfisema saja. Tapi yang sering
dijumpai adalah kedua penyakit itu sekaligus.

Bedanya bronchitis dan emfisema

Kalo bronchitis kronis : tidak tampak gambaran radiologis di paru

Jadi ngliatnya dari anamnesis. Batuk-batuk terus, kayak gitu.

Kalo emfisema, bisa terlihat gambaran radiologisnya yang kompleks. Ada hiperlusen.

Pada gambaran radiologi

Terlihat adanya hiperinflasi


- Jantungnya menggantung
- Sela iga melebar
- Diafragma turun, mendatar.

Klasifikasi PPOK
- Ringan : baru muncul gejala saat aktivitas sedang
- Sedang : Ada gejala saat aktivitas ringan, gejala minimal saat istirahat
- Berat : saat istirahat sudah ada gejala sedang/berat, ada tanda-tanda cor pulmonal

Cor pulmonal yaitu suatu gangguan cardiovaskuler dan pulmonal.

Maksudnya karena ada gangguan di pulmo, sebagai kompensasi cor dexter akan mengalami
gangguan.

Perbedaan PPOK dan Asma, penting! Baca langsung di slide ya

PPOK dibedakan menjadi 4 stadium (stadium 0 sampai stadium 3).

Penatalaksanaan secara umum


- Edukasi : dilakukan tidak hanya pada penderita, tapi juga generasi muda. Biar ga pada
ngrokok.
- Lebih penting menggunakan anti kolinergik
- Kortikosteroid diberikan hanya bila perlu. So, ini yang membedakan dengan asma.
Kalo asma, pengobatannya dengan kortikosteroid.
Penggunaan kortikosteroid harus diawasi. Misal di awal sudah 50mg, besoknya
dikurangi. Trus misal di awal minumnya 3 x 1, besoknya 2 x 1, trus 1 x 1. Habis itu,
diganti dengan obat lain.
Kenapa kok gitu, soalnya utk menghindari akumulasi steroid di tubuh kita.
- Imunisasi. Tapi ini hanya efektif di awal saja. Misal efek imunisasinya hilang, ya bisa
sakit.
- Terapi nutrisi
- Terapi oksigen. Utk PPOK terapi oksigen di rumah termasuk penting
- Rehabilitasi. Yang diterapi termasuk psikososialnya. Soalna penderita PPOK hanya di
rumah aja. Bisa jadi bosen, sensitive, dll.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Diposkan oleh Ramadhani di 04:28


Label: Referensi

No comments:

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link

Newer PostOlder Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Search
Go
Blog Archive
2014 (2)

2013 (41)

2012 (92)

2011 (125)

2010 (136)

o December (6)

Tulisan Campur Aduk tentang Mimpi Saat Hati Campur...

Resolusi Olahraga 2011

Hidup Serba Kekurangan

Kuliah PPOK

Kuliah Asma

Ide Gila Orang Gila

o November (5)

o October (8)

o September (5)

o August (5)

o July (10)

o June (9)

o May (9)

o April (11)

o March (14)

o February (23)

o January (31)

Labels
Artikel (91)

Award (2)

catatan kuliah (1)

Cerita (117)
Film (9)

Flash fiction (2)


Lomba Blog UII (1)

Medis (18)

Motivasi (32)

Puisi (30)

Referensi (87)

Resensi (9)

Tango Waffle Crunchox (1)

Pengunjung

Web Counter

Komentar

Blogroll
Pengikut

Copyright 2009 HEALTHY. Powered by Blogger


Blogger Templates created by Templates team
Wordpress by Wpthemescreator

Вам также может понравиться