Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Pengertian Definisi: Diabetes mellitus tipe II merupakan kumpulan gejala yang ditandai
oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan
sekresi insulin atau kedua-duanya.
Faktor risiko:
Berat badan lebih dan obese (IMT 25 kg/m2)
Riwayat penyakit DM di keluarga
Mengalami hipertensi (TD 140/90 mmHg atau sedang dalam
terapi hipertensi)
Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau pernah
didiagnosis DM Gestasional
Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome)
Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) / TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu)
Aktifitas jasmani yang kurang
Manifestasi Klinis:
Keluhan klasik DM: polifagia, poliuri, polidipsi, penurunan berat
badan yang tidak jelas sebabnya.
Keluhan tidak khas dapat berupa lemah, kesemutan (rasa baal di
ujung-ujung ekstremitas), gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada
pria, pruritus vulvae pada wanita, luka yang sulit sembuh
Pemeriksaan Fisik:
1. Penilaian berat badan
2. Mata : Penurunan visus, lensa mata buram
3. Extremitas : Uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen
Pemeriksaan Penunjang: Gula darah puasa, gula darah 2 jam Post
Prandial, urinalisis, funduskopi, pemeriksaan fungsi ginjal, EKG, Xray
thoraks.
Diagnosis Klinis:
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma
sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir ATAU
2. Gejala Klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya
8 jam ATAU
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO)> 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75 gram
yang dilarutkan dalam air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka
dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
atau Gula Darah Puasa Teranggu (GDPT) tergantung dari hasil yang
diperoleh
TATALAKSANA KASUS
DIABETES MELITUS TIPE II
No. Dokumentasi :
014/SOP/UKP/P.UMUM/SUSUT I/2017
No Revisi :
TanggalTerbit : 20 Pebruari 2017
Halaman : 2/5
Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-5 kali seminggu
selama kurang lebih 30-60 menit minimal 150 menit/minggu intensitas
sedang). Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun, harus tetap dilakukan.
Kriteria Rujukan:
Untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
1. DM tipe 2 dengan komplikasi
2. DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
3. DM tipe 2 dengan infeksi berat
Prognosis: prognosis umumnya adalah dubia. Karena penyakit ini adalah
penyakit kronis, quo ad vitam umumnya adalah dubia ad bonam, namun
quo ad fungsionam dan sanationamnya adalah dubia ad malam.
5. Persiapan 1. Alat
a. Stetoskop
b. Thermometer
c. Tensimeter
d. Glukometer sederhana
2. Bahan
a. Alat Perlindungan Diri
b. Stick GDS
6. Langkah-langkah Anamnesa Pasien
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien
- Menanyakan keluhan utama pasien yang dapat berupa keluhan
klasik diabetes atau yang tidak khas, riwayat perjalanan penyakit
hingga keluhan menggunakan konsep Sacred seven dan
Fundamental Four
Menanyakan riwayat kesehatan terdahulu seperti, hipertensi, diabetes
melitus, jantung, asthma,obat obatan yang dikonsumsi, riwayat
kesehatan keluarga serta riwayat sosial yang berkaitan dengan
penyakit dan komplikasi yang saat ini diderita pasien
TATALAKSANA KASUS
DIABETES MELITUS TIPE II
No. Dokumentasi :
014/SOP/UKP/P.UMUM/SUSUT I/2017
No Revisi :
TanggalTerbit : 20 Pebruari 2017
Halaman : 4/5
Pemeriksaan Fisik
- Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan.
- Petugas cuci tangan dan menggunakan APD
- Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
- Petugas melakukan fisik menyeluruh
- Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana
- Petugas melakukan cuci tangan
- Penegakan diagnose dan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM,
evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan
Tatalaksana Kasus
- Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal
2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
- Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
- Golongan Inhibitor glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
- Insulin : short acting atau long acting
- Konseling dan edukasi sesuai dengan terapi non farmakologis dan
efek samping obat
Pencatatan rekam medis dan register
Rujuk apabila menemukan komplikasi atau tanda-tanda infeksi berat
7. Diagram Alir
Pasien datang
Anamnesa
Penegakan Diagnosa
Pulang