Вы находитесь на странице: 1из 12

KETUBAN PECAH DINI (KPD) DAN KADAR LEUKOSIT

PADA IBU BERSALIN

Erni Dwi Widyana


Poltekkes Kemenkes Malang
Email: diana.qonitat@gmail.com

ABSTRACT
Premature Rupture of Membrane With Levels of Maternal Leukocytes
Premature rupture of membrane is the state beforebirth and after waiting an hour the
signs of labor is not happening yet (Prawirohardjo, 2009; 677). Premature rupture
of membrane may facilitate ascending infection that one of the sign is the increased
levels of leukocytes (leukocytosis) as a form of cellular and humoral defense of the
organism. This study aims to determine the correlation of premature rupture of
membrane with levels of maternal leukocytes in hospital "Kanjuruhan" Kepanjen
Malang Regency. Design research uses analytic correlation with the survey
approach. Total population are 124 medical records and total samples are 95 (simple
random sampling). The results showed that maternal with PPROM 50.00%
leukocytosis, 42.86% normal and 7.14% leukopenia. With PROM, maternal
leukocytosis 83.95%, 14.82% normaland 1.23% leukopenia. At the Chi Squaretest ()
withd f=1, obtained a significance of 0.004 (less than 0.05), so it can be concluded
that H0 is rejected, which means that there is a correlation between premature rupture
of membrane with levels of leukocytes. By this study is expected to increase
promotional efforts and early detection of pregnancy in particular about the dangers
of the premature rupture of membrane.
Key words : premature rupture of membrane, leukocytes

Pendahuluan bayi yang dilahirkan hidup dan


Angka kematian ibu dan sehat (Prawirohardjo, 2009).
Angka Kematian Bayi di Menurut data yang tercatat oleh
Indonesia masih cukup tinggi. Depkes RI tahun 2008, ada
Salah satu usaha yang dilakukan beberapa penyebab kematian ibu,
untuk menurunkan AKI dan AKB salah satu di antaranya adalah
adalah member pelayanan pada infeksi sebesar 11% sekaligus
ibu hamil dan ibu bersalin secara menjadi urutan ketiga penyebab
cermat dan tepat. Dalam upaya kematian ibu, dimana resiko
menurunkan angka kematian ibu, infeksi pada ibu dan bayi
pemerintah menerapkan strategi meningkat pada kejadian ketuban
Making Pregnancy Safer (MPS) pecah dini. Pada kehamilan aterm
yang dimulai pada tahun 2000. insidensinya bervariasi 8-10%.
MPS mempunyai visi agar Sedangkan pada kehamilan
kehamilan dan persalinan di preterm insidensinya 1% dari
Indonesia berlangsung aman dan

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 47


semua kehamilan (Prawirohardjo, serta dalam pertahanan selular
2009). dan humoral organism terhadap
Walaupun telah diketahui benda asing dan melakukan
bahwa KPD dapat meningkatkan fungsinya di dalam jaringan ikat
angka morbiditas dan mortalitas (Leeson, 2006). Ketika selaput
pada ibu dan bayi, namun hingga ketuban pecah dan
saat ini belum ditemukan cara mikroorganisme masuk ke dalam
pasti untuk mencegah robeknya tubuh, zat-zat perantara kimiawi
selaput ketuban sebelum yang berasal dari jaringan yang
waktunya. Upaya yang mengalami infeksi atau kerusakan
digalakkan saat ini adalah dari leukosit aktif itu sendiri
pemeriksaan ANC secara teratur. mengatur kecepatan produksi
Namun demikian, saat ini data berbagai jenis leukosit. Hormon-
menunjukkan bahwa angka hormon yang analog dengan
kejadian KPD masih sangat tinggi eritropoietin mengarahkan
walaupun sudah ada peningkatan diferensiasi, proliferasi, replikasi
kesadaran ibu untuk melakukan serta pembebasan leukosit,
ANC. sehingga pada beberapa ibu
Ketuban Pecah Dini (KPD) bersalin dengan KPD akan
adalah pecahnya selaput ketuban ditemukan leukositosis.
sebelum adanya tanda-tanda Menurut penelitian yang
persalinan. Sebagian besar KPD dilakukan oleh Hartati dan
terjadi sekitar usia kehamilan 37 Malinta, leukositosis pada bayi
minggu. Ketuban pecah dini baru lahir dengan ibu KPD
menyebabkan hubungan langsung merupakan tanda awitan dini
antara dunia luar dan ruangan sepsis neonatorum, dimana
dalam rahim, sehingga semakin lama ketuban pecah akan
memudahkan terjadinya infeksi semakin tinggi kadar leukosit
asenden. Makin lama periode pada bayi baru lahir. Leukosit
laten, makin besar kemungkinan sebagai indikator awitan dini
infeksi dalam rahim (Manuaba, sepsis neonatorum, tentunya tidak
2010). Tanda-tanda infeksi lepas dari kemungkinan adanya
intrapartum adalah bila suhu ibu sepsis maternal yang dapat
lebih dari 38 C, air ketuban keruh diderita oleh ibu dengan ketuban
dan berbau, serta ditemukan pecah dini yang salah satu
leukositosis (Prawirohardjo, tandanya adalah ditemukannya
2009). kadar leukosit lebih dari nilai
Peningkatan jumlah leukosit normal (leukositosis).
(Leukositosis) menunjukkan Tujuan penelitian ini adalah
adanya proses infeksi atau radang Untuk Untuk mengetahui
akut (Prawirohardjo, 2009). hubungan Ketuban Pecah Dini
Leukosit pada umumnya ikut

48 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


(KPD) dengan kadar leukosit Pecah Dini (KPD). Sedangkan
pada ibu bersalin. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kadar
METODE PENELITIAN leukosit pada ibu bersalin.
Desain penelitian yang Instrumen yang digunakan dalam
digunakan dalam penelitian ini penelitian ini adalah pedoman
adalah analitik korelasi dengan pengamatan untuk memperoleh
pendekatan survei untuk data ibu bersalin dengan KPD dan
mengetahui sejauh mana kadar leukosit, yang diperoleh
hubungan antara variabel yang dari catatan Rekam Medik.
diteliti dengan pendekatan Tempat pelaksanaan
sistematis dalam mengumpulkan penelitian ini adalah di RSUD
data, informasi, atau keterangan Kanjuruhan Kepanjen
tentang suatu hal yang bermaksud Kabupaten Malang. Waktu
mengetahui korelasi antara pelaksanaan penelitian dilakukan
fenomena. pada bulan April Juni 2014.
Populasi pada penelitian ini Tehnik pengumpulan data
adalah semua data rekam medik dengan melihat dokumen asuhan
ibu bersalin dengan Ketuban kebidanan pada rekam medik
Pecah Dini yang dilakukan responden dan mencatat data yang
pemeriksaan darah lengkap di dibutuhkan, antara lain umur,
RSUD Kanjuruhan Kepanjen gravida, umur kehamilan, lama
Kabupaten Malang Periode bulan ketuban pecah, pemberian
Juli s/d Desember 2013 berjumlah antibiotik, kadar leukosit, dan
124 orang dengan tehnik sampel jenis persalinan. Uji statistik yang
yang digunakan adalah simple digunakan adalah uji Chi
random sampling sehingga Square().
didapatkan sampel sebanyak 95
orang dengan kriteria inklusi HASIL PENELITIAN
sebagai berikut: Ibu bersalin yang Data Umum
tercatat dalam rekam medik 1. Usia Responden
dengan diagnosa KPD tanpa Tabel 1. Distribusi Frekuensi
komplikasi lain, Ibu bersalin yang Umur Ibu bersalin
melakukan tes darah lengkap dengan KPD
sebelum persalinan (normal Umur f %
< 20 tahun 14 14,74
maupun SC) dan tercatat dalam 20 35 tahun 64 67,37
rekam medik, Ibu bersalin yang > 35 tahun 17 17,89
dalam rekam medik tidak Total 95 100
memiliki riwayat penyakit Berdasarkan tabel diatas
kelainan darah. diketahui bahwa KPD pada ibu
Variebel independen dalam bersalin lebih banyak terjadi pada
penelitian ini adalah Ketuban rentang umur 20-35 tahun

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 49


(67,37%). Sedangkan pada umur Tidak 0 0
Total 95 100
kurang dari 20 tahun sebesar
14,74% dan pada umur lebih dari Berdasarkan diatas
35 tahun sebesar 17,89%. diketahui bahwa 100% ibu
2. Gravida bersalin dengan KPD dilakukan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi pemberian antibiotik dan 0%
Gravida Ibu bersalin tidak dilakukan pemberian
dengan KPD antibiotik.
Gravida f %
5. Jenis Persalinan
1 57 60,00
23 35 36,84 Tabel 5. Distribusi Frekuensi
4 3 3,16 Jenis Persalinan pada
Total 95 100 Ibu bersalin dengan
Berdasarkan diatas diketahui KPD
bahwa 60,00% ibu bersalin Jenis f %
dengan KPD terjadi pada gravida Persalinan
Normal 31 32,63
1, sedangkan 36,84% terjadi pada Sectio 64 67,37
gravida 2-3, dan 3,16% terjadi Caesarea
pada gravida 4. Total 95 100
3. Lama Ketuban Pecah
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan tabel diatas
Lama Ketuban Pecah diketahui bahwa ibu bersalin
pada Ibu bersalin dengan KPD lebih banyak
dengan KPD melakukan persalian dengan
Lama Ketuban f % sectio caesarea (67,37%) dan
Pecah
sebagian kecil dengan persalinan
6 jam 32 33,68
> 6 jam 39 41,05 normal (32,63%).
> 12 jam 21 22,11
> 24 jam 3 3,16 6. Lama Ketuban Pecah dan
Total 95 100
Kadar Leukosit
Berdasarkan tabel 3.
diketahui bahwa lama ketuban Tabel 6. Tabel Silang Lama
pecah 6 jam sebanyak 33,68%, Ketuban Pecah dengan
> 6 jam sebanyak 41,05%, >12 Kadar Leukosit pada
jam sebanyak 22,11%, dan >24 Ibu Bersalin
jam sebanyak 3,16%. Kadar Leukosit Jumlah
4. Pemberian Antibiotik Lama
Leukosit
Ketuban Leukopenia Normal
Tabel 4. Distribusi Frekuensi osis
Pecah
Pemberian Antibiotik f % f % f % f %
pada Ibu bersalin 6 jam 1 1,05 10 10,5 21 22,1 32 33,6
dengan KPD > 6 jam
1 1,05 8 8,4 30 31,5 39 41,05
Pemberian f %
> 12 jam
Antibiotik 0 0 0 0 21 22,1 21 22,1
Ya 95 100 > 24 jam
0 0 0 0 3 3,2 3 3,2

50 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


18, 78,
Jumlah 2 2,1 18 75 95 100
9 9
3. Ketuban Pecah Dini (KPD)
Berdasarkan diatas dengan Kadar Leukosit
diketahui bahwa lama ketuban Tabel 9. Tabel Silang Kadar
pecah > 6 jam 319% mengalami Leukosit Ibu bersalin
leukositosis, sedangkan yang 6 dengan KPD
jam dan > 12 jam juga masih Kadar Leukosit Jumlah
terdapat leokositosis yaitu KPD
Leukop
Normal
Leukosit
masing-masing sebesar 22,1%. enia osis
f % f % f % f %
Data Khusus PPR 1 1,0 6 6,3 7 7,5 14 14,7
1. Kejadian KPD OM 5
Tabel 7. Distribusi Frekuensi PRO 1 1,0 12 12, 68 71, 81 85,3
KPD pada Ibu bersalin Malang M 5 6 5
Juml 2 2,1 18 18, 75 78, 95 100
Periode Bulan Juli s/d Desember ah 9 9
2013 Berdasarkan diatas diketahui
KPD f % bahwa ibu bersalin dengan
PPROM 14 14,74 PPROM 7,5% mengalami
PROM 81 85,26 leukositosis, sedangkan 6,3
Total 95 100 memiliki kadar leukosit normal.
Ibu bersalin dengan PROM
Berdasarkan diatas 71,5% mengalami mengalami
diketahui bahwa 85,26% KPD leukositosis, sedangkan 12,6
adalah PROM dan 14,74% adalah memiliki kadar leukosit normal.
PPROM.
Hasil Uji Hipotesis
2. Kadar Leukosit Pada uji statistik dengan
Tabel 8. Distribusi Frekuensi menggunkan uji Chi Square ()
Kadar Leukosit Ibu didapatkan nilai R= 8,278 dengan
bersalin dengan KPD signifikansi sebesar 0,004
Kadar
Leukosit
f % (kurang dari 0,05), sehingga
Leukopenia 2 2,10 dapat disimpulkan bahwa H0
Normal 18 18,95 ditolak, yang artinya ada
Leukositosis 75 78,95
Total 95 100
hubungan antara ketuban pecah
dini (KPD) dengan kadar leukosit.
Berdasarkan diatas
diketahui bahwa ibu bersalin Selain itu, pengujian keeratan
dengan KPD lebih banyak hubungan dengan contingency
mengalami leukositosis (78,95%). coefficien mendapatkan nilai
Sedangkan ibu bersalin dengan sebesar 0,283 yang artinya
memiliki hubungan yang rendah.
KPD yang memiliki kadar
leukosit normal sebanyak
18,95%, dan mengalami
leukopenia sebanyak 2,10%.

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 51


PEMBAHASAN daripada PROM. Sedangkan pada
Ketuban Pecah Dini adalah trimester III selaput ketuban
keadaan pecahnya selaput mudah pecah akibat pembesaran
ketuban sebelum persalinan uterus, kontraksi rahim dan gerak
(Prawirohardjo, 2009; 677) dan janin.
setelah ditunggu satu jam belum Pada penelitian ini,
dimulainya tanda persalinan. didapatkan pula data umum ibu
Manuaba (2010; 281) dan Leveno bersalin dengan Ketuban Pecah
(2009; 469) menyatakan bahwa Dini. Berdasarkan tabel 1.
ketuban Pecah dini atau diketahui bahwa sebagian besar
premature rupture of the KPD pada ibu bersalin terjadi
membranes (PROM) adalah pada rentang umur 20-35 tahun
pecahnya selaput ketuban (67,37%). Sedangkan pada umur
sebelum adanya tanda persalinan kurang dari 20 tahun sebesar
yang terjadi pada kehamilan di 14,74% dan pada umur lebih dari
atas 37 minggu. Sedangkan 35 tahun sebesar 17,89%.
preterm premature rupture of the Walaupun umur tidak termasuk
membrane (PPROM/ketuban dalam etiologi terjadinya Ketuban
pecah dini prematur) adalah Pecah Dini (KPD), namun dari
istilah yang digunakan untuk data di atas dapat diketahui bahwa
menyatakan ruptur spontan kejadian KPD lebih banyak
selaput ketuban sebelum awitan dialami oleh ibu bersalin pada
persalinan (dini) dan sebelum rentang usia 20-35 tahun, yaitu
aterm (kurang dari 37 minggu). pada usia resiko rendah untuk
Menurut Prawirohardjo hamil. Hal ini mungkin dapat
(2009; 677), pecahnya selaput disebabkan kehamilan lebih
ketuban berkaitan dengan banyak terjadi pada rentang usia
perubahan proses biokimia yang tersebut, sehingga resiko
terjadi dalam kolagen matriks terjadinya Ketuban Pecah Dini
ekstraselular amnion, korion, dan (KPD) pun meningkat. Walaupun
apoptosis membran janin. Proses pada rentang usia 20-35 tahun
biokimia ini cenderung terjadi merupakan usia resiko rendah
pada kehamilan aterm, sehingga kehamilan, namun resiko
sesuai dengan hasil penelitian terjadinya Ketuban Pecah Dini
bahwa kejadian Ketuban Pecah adalah sama untuk seluruh
Dini (KPD) lebih banyak terjadi kategori usia ibu hamil.
pada kehamilan aterm (lebih dari Selain itu, berdasarkan tabel
37 minggu). Selain itu, peneliti 2. diketahui bahwa 60,00% ibu
berpendapat bahwa selaput bersalin dengan KPD terjadi pada
ketuban masih sangat kuat pada gravida 1, sedangkan 36,84%
kehamilan muda, sehingga terjadi pada gravida 2-3 dan
insidensi PPROM lebih kecil 3,16% terjadi pada gravida 4.

52 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


Manuaba (2007; 456) sehingga dapat menimbulkan
menyebutkan bahwa salah satu infeksi. Sesuai dengan teori yang
penyebab Ketuban Pecah Dini dikemukakan oleh Sherwood
adalah grandemultipara. Namun, (2012; 431) bahwa masuknya
pada penelitian ini Ketuban Pecah kuman/infeksi menyebabkan
Dini (KPD) lebih banyak terjadi leukosit yang biasanya tinggal di
pada ibu bersalin dengan gravida dalam kelenjar limfe, sekarang
1, yaitu pada kehamilan pertama beredar dalam darah untuk
yang juga berarti pada persalinan mempertahankan tubuh dari
yang pertama. Pada penelitian ini, serangan kuman/penyakit
mungkin nutrisi menjadi salah tersebut, sehingga jumlah leukosit
satu faktor yang dapat yang ada di dalam darah akan
mengakibatkan terjadinya KPD lebih banyak dari biasanya.
pada ibu primigravida. Sesuai Pemberian antibiotik sesuai
teori Manuaba (2007; 456), pada kasus KPD sesuai dengan
rendahnya vitamin C dan ion Cu penatalaksanaan yang
dalam serum dapat dikemukakan oleh Prawirohardjo
mempengaruhi terjadinya KPD (2009; 697), bahwa ibu bersalin
karena vitamin C dan ion Cu dengan KPD dalam perawatan
berperan aktif dalam konservatif diberikan antibiotik.
pembentukan matriks dan Yang menjadi kesenjangan dalam
kolagen pada selaput ketuban. penelitian ini, walaupun seluruh
Leukosit (sel darah putih ibu bersalin dengan KPD telah
atau SDP) adalah satuan mobile diberi antibiotik, namun
pada sistem pertahanan imun kebanyakan dari mereka tetap
tubuh (Sherwood, 2012;428), mengalami leukositosis. Dalam
dimana imunitas adalah hal ini, mungkin dalam pemberian
kemampuan tubuh menahan atau antibiotik pada ibu bersalin
menyingkirkan benda asing yang dengan KPD kurang tepat
berpotensi merugikan atau sel sehingga obat kurang bekerja
abnormal. Sedangkan kadar secara maksimal. Selain itu,
leukosit didefinisikan sebagai peningkatan kadar leukosit dapat
nilai hasil pengukuran untuk pula terjadi akibat proses
menentukan jumlah leukosit (sel pencegahan infeksi yang kurang
darah putih). Jika jumlah leukosit sempurna maupun pemeriksaan
dalam darah melebihi dalam yang terlalu sering.
10.000/mm3 disebut leukositosis Adapun faktor lain seperti
dan kurang dari 5.000/mm3 personal hygiene mungkin juga
disebut leukopenia. dapat mempengaruhi terjadinya
Pada kasus Ketuban Pecah leukositosis. Ibu bersalin dengan
Dini, memungkinkan kuman hygiene yang buruk
dapat masuk ke dalam tubuh memungkinkan lebih banyak

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 53


bakteri yang masuk ke dalam dapat menembus epidermis atau
tubuh sehingga tubuh akan permukaan epitel membran
memproduksi lebih banyak mukosa, mikroba tersebut akan
leukosit untuk memfagosit menghadapi komponen-
bakteri. komponen lain pertahanan
Menurut Manuaba (2010; konstitutif pejamu. Aliran darah
283), makin lama periode laten, akan meningkat dan kapiler
makin besar kemungkinan infeksi menjadi lebih permeabel, yang
dalam rahim. Hal ini tentunya memungkinkan antibody,
berhubungan dengan lamanya komplemen, dan sel darah putih
ketuban pecah. Dari tabel silang menembus endotel dan mencapai
antara lama ketuban pecah dengan tempat yang terinfeksi. Menurut
kadar leukosit pada ibu bersalin Price (2012; 63) leukosit dalam
dengan KPD, dapat diketahui sirkulasi darah dan yang
bahwa semakin lama ketuban beremigrasi ke dalam eksudat
pecah, akan semakin peradangan berasal dari sumsung
meningkatkan kadar leukosit. tulang. Dengan dimulainya
Terbukti dari data yang diperoleh respon peradangan, sinyal umpan
peneliti, seperti pada tabel 4.6 balik pada sumsum tulang
lama ketuban pecah > 12 jam dan mengubah laju produksi dan
> 24 jam 100% mengalami pelepasan satu jenis leukosit atau
leukositosis. lebih ke dalam aliran darah.
Peneliti berpendapat bahwa
terjadinya leukositosis pada ibu Simpulan
bersalin dengan KPD dapat terjadi Pada penelitian ini
karena ketika selaput ketuban didapatkan bahwa dari 95 data
pecah, akan menimbulkan rekam medik ibu bersalin dengan
mikroorganisme masuk ke dalam Ketuban Pecah Dini (KPD) di
cavum uteri sehingga RSUD Kanjuruhan Kepanjen
menimbulkan reaksi peradangan. Kabupaten Malang terdiri dari
Reaksi peradangan ini, Preterm Premature Rupture of
menyebabkan leukosit yang Membrane (PPROM) sebanyak
biasanya tinggal di dalam kelenjar 14,7% dan Premature Rupture of
limfe, sekarang beredar dalam Membrane (PROM) sebanyak
darah untuk mempertahankan 85,3%.
tubuh dari serangan Dari 95 data ibu bersalin
mikroorganisme tersebut. Selain yang mengalami Ketuban Pecah
itu juga mempengaruhi sumsum Dini, sebagian besar mengalami
tulang untuk memproduksi leukositosis, yaitu sebanyak
leukosit lebih banyak. Sesuai 71,5%.
dengan teori McPhee (2012; 69), Terdapat hubungan yang
bahwa jika suatu mikroorganisme bermakna antara ketuban pecah

54 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


dini (KPD) dengan kadar leukosit Kebidanan, Penyakit
pada ibu bersalin. Kandungan, dan KB.
Jakarta: EGC
Saran
Diharapkan masyarakat Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007.
dapat lebih aktif dalam mencari Pengantar Kuliah
informasi mengenai tanda bahaya Obstetri. Jakarta: EGC
kehamilan dan persalinan,
khususnya Ketuban Pecah Dini McPhee, Stephen J. and William
(KPD) melalui berbagai media, F. Ganong. 2011.
sehingga sumber informasi tidak Patofisiologi Penyakit.
hanya bergantung pada konseling Jakarta: EGC
dari petugas kesehatan saja.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
DAFTAR PUSTAKA Metodologi Penelitian
Arikunto, Suharsimi. 2002. Kesehatan. Jakarta:
Prosedur Penelitian. Rineka Cipta
Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2009.
Leeson, Roland C., dkk. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Buku Ajar Histologi. EGC
Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. and Lorraine M.
Leveno, Kenneth J., dkk. 2009. Wilson. 2012.
Obstetri William. Jakarta: Patofisiologi Konsep
EGC Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta:
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, EGC
dkk. 2008. Gawat-
Darurat Obstetri- Rayburn, William F. And J.
Ginekologi & Obstetri- Christoper Carey. 2011.
Ginekologi Sosial untuk Obstetri & Ginekology.
Profesi Bidan. Jakarta: Jakarta: Widya Medika
EGC
Setiadi. 2007. Konsep dan
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Penulisan Riset
dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan.
Patologi Obstetri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2012.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Fisiologi Manusia.
dkk. 2010. Ilmu Jakarta: EGC

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016 | 55


Sinclair, Constance. 2010. Buku
Saku Kebidanan. Jakarta:
EGC.

Yulianti, Devi. 2006. Manajemen


Komplikasi Kehamilan &
Persalinan. Jakarta: EGC

56 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 3, September - Desember 2016


PEDOMAN PENULISAN
JURNAL KESEHATAN

1. Naskah yang dikirim kepada redaksi belum pernah diterbitkan dan tidak
sedang diajukan untuk dimuat pada penerbit lain.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar. Naskah
diketik dalam program ms-word dengan huruf Times New Roman
ukuran 11, jarak 1 spasi, ukuran kertas B5, margin atas 3 cm, kiri 3 cm,
bawah 3 cm, kanan 2,5 cm, dua kolom dengan jarak antar kolom 1 cm.
3. Naskah ditulis dalam 7-15 halaman dengan memenuhi sistematika
sebagai berikut :
a) Judul
b) Nama penulis
c) Institusi
d) Abstrak dan kata kunci
e) Pendahuluan
f) Metode
g) Hasil dan pembahasan
h) Kesimpulan dan saran
4. Judul naskah tidak lebih dari 12 kata. Judul yang panjang dipecah
menjadi sub judul.
5. Nama penulis (tidak disertai gelar kesarjanaan) ditulis dibawah judul,
diberi nomer dibelakang nama penulis (super script) untuk pencantuman
alamat asal institusi di bagian footnote. Penulis dianjurkan untuk
mencantumkan alamat lengkap dan e-mail untuk memudahkan
komunikasi.
6. Urutan nama penulis adalah Ketua Tim Peneliti, Anggota Peneliti 1,
Anggota Peneliti 2, dan seterusnya. Bila diantara anggota peneliti
merupakan mahasiswa, urutannya ditempatkan paling akhir.
7. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia maksimal
300 kata dan 3-10 kata kunci (key words), dengan ukuran huruf 10.
Abstrak dicantumkan dibawah nama penulis. Komponen abstrak terdiri
dari Latar belakang (Background), Tujuan (Objective), Metode
(Method), Hasil (Result) dan Kesimpulan (Conclusion).
8. Daftar pustaka menggunakan system alfabetis (Harvard style)
9. Tabel dan gambar harus diberi keterangan dan cukup. Judul tabel
ditempatkan di atas tabel, sedangkan judul gambar diletakkan di bawah
gambar.
10. Naskah harap dikirim / diserahkan ke redaksi dalam bentuk CD (1 buah)
dan print-out (2 eksemplar)
11. Pemuatan naskah atau tulisan merupakan hak sepenuhnya redaksi dan
redaksi berhak melakukan perubahan naskah dengan tidak merubah
esensi isinya.
12. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas permintaan
penilis/pengirim.

Penulis di luar institusi Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember


yang artikelnya dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak yang sudah
ditentukan redaksi.

Вам также может понравиться