Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
SYAHBRANI
NIM. 149112
2017
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama : Syahbrani
NIM : 149112
Tanda Tangan :
Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ade
Ferdinan, M. Si., Apt. dan Bapak Hazibi, S.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing
serta Ibu Sulastri Herdaningsih, M.Farm., Apt selaku dosen penguji yang telah
1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moril maupun materil.
2. Almarhumah Ibu Dra. Dewi Sutresna TN., Apt atas jasa-jasanya terhadap
i
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak dan
keterbatasn dalam karya tulis ilmiah dapat ditingkatkan peniliti selanjutnya pada
Wassalamualaikum, wr. wb
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
Keywords: Diabetes Mellitus, Banana Male Flower Bud (Musa paradisiacal L.),
Glucose Tolerance Test
iv
DAFTAR ISI
v
2.7.3. Glibenklamid ............................................................................ 13
5.1. Kesimpulan......................................................................................... 32
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Rata-Rata Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar
pada Semua Perlakuan SD ........................................................23
Tabel 4. 2 Rata-Rata Nilai AUC0-240 SD .................................................25
Tabel 4. 3 Tabel Rata-rata Daya Hipoglikemik dari Glibenklamid dan
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok SD ................................28
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
disfungsi, dan kecacatan organ, terutama pada mata, ginjal, saraf, jantung,
menempati urutan ke empat dan diperkirakan pada tahun 2025 akan terjadi
Jantung pisang atau bunga pisang saat ini hanya diolah sebagai sayur
saja. Jantung pisang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain
kandungan seratnya yang tinggi, rendah protein dan lemak, serta merupakan
1
2
dkk., 2010). Selain itu, jantung pisang memliki aktifitas antioksidan yang
sangat tinggi dan pada sebagian besar berasal dari senyawa antosianin yang
1.2.1 Apakah ekstrak etanol jantung pisang kepok (Musa paradisiaca L.)
1.2.2 Pada dosis berapakah ekstrak etanol jantung pisang kepok (Musa
toleransi glukosa?
toleransi glukosa.
3
1.3.2 Mengetahui pada dosis berapa ekstrak etanol jantung pisang kepok
glukosa darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Musales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
4
5
sampai saat ini merupakan keturunan dari spesies pisang liar yaitu
warna daun serta tulang daun hijau tua. Bentuk jantung spherical
diameter buah 3,46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning
2012).
protein 1,2 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 7,1 g, kalsium 3,0 mg, fosfor
50 mg, zat besi 0,1 mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0,05 mg,
vitamin C 10 mg, air 90,2 g dan Berat dapat dimakan (BDD) 25%.
hewan coba yang sering dipakai untuk penelitian. Hewan ini termasuk hewan
nokturnal dan sosial. Salah satu faktor yang mendukung kelangsungan hidup
tikus putih dengan baik ditinjau dari segi lingkungan adalah temperatur dan
2.3. Diabetes
Kurangnya hormon insulin dalam tubuh yang dikeluarkan dari sel pankreas
7
gangguan signifikan. Kadar glukosa darah erat diatur oleh insulin sebagai
2. Metode Enzimatik
spektrometri.
8
3. Metode Reduksi
4. Metode Glukosameter
2011).
Uji efek antidiabetes dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
uji toleransi glukosa dan metode uji diabetes aloksan (Yayasan Pengembangan
Prinsip dari uji toleransi glukosa yaitu pada hewan uji yang telah
per oral setengah jam sesudah pemberian sediaan obat yang diuji.
melalui vena telinga kelinci atau secara intraperitoneal untuk tikus dan
2.6. Simplisia
kategori, yaitu:
tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
hewan atau bagian hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
berupa bahan-bahan pelikan (mineral) yang belum diolah atau telah diolah
pengeringan, kadar air, kadar abu, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut
air, kadar sari larut etanol serta kadar senyawa identitas. Identikasi simplisia
2.7. Ekstraksi
Ekstraksi suatu tanaman obat adalah pemisahan secara kimia atau fisika
suatu bahan padat atau bahan cair dari suatu padatan, yaitu tanaman obat
menjadi dua cara yaitu; cara dingin dan cara panas. Cara dingin terbagi
menjadi dua yaitu; maserasi dan perkolasi, sedangkan cara panas terbagi
11
menjadi empat jenis yaitu; refluks, soxhlet, digesti, infus, dan dekokta
ruangan (kamar) (Depkes RI, 2000). Maserasi berasal dari bahasa latin
bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat
penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh.
diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk kedalam cairan, telah
2.7.1. Etanol
atau alkohol saja adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
pada suhu 15C dan 0,8055 pada suhu 20C, titik didihnya 78C.
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas mudah larut dalam air, eter,
2.7.2. Air
RI, 1979).
13
2.7.3. Glibenklamid
kira 100 kali lebih kuat daripada tolbutamida sehingga sering kali
ampuh dimana obat-obat lain tidak efektif lagi. Resiko hipo juga lebih
besar dari generaasi I. Meski masa paruhnya pendek, hanya sekitar 3-5
tidak larut dalam air dan dalam eter, sukar larut dalam etanol dan
dan tidak lebih dari 9,5% natrium (Na) ditimbang terhadap zat yang
membentuk koloida, tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam
METODE PENELITIAN
glukosa meter merk Easy Touch GCU, strip tes glukosa, kandang tikus,
neraca analitik, neraca Ohaus, sarung tangan, spuit oral, kapas dan stop
watch.
jantung pisang kepok, etanol, glukosa, tablet glibenklamid, Na. CMC, dan air
suling.
Hewan model yang digunakan adalah tikus jantan putih galur wistar
Pontianak.
15
16
tanaman yang digunakan telah sesuai dan tidak terjadi kesalahan dalam
Barat.
warna putih bersih, mata jernih, tingkah laku normal dan mengalami
peningkatan berat badan dalam batas tertentu yang diukur secara rutin
(Ratimanjari, 2011).
larut yang terdispersi dalam fase cair (Depkes RI, 1995) Selain itu,
18
penelitian ini.
diberikan dengan dosis 1,35g/200g BB per oral pada hewan uji. Larutan
beri minum air. Sebelumnya diukur kadar glukosa awal sebelum diberi
perlakuan.
Na.CMC 0,5%
pengukuran kadar glukosa darah tikus pada menit ke 30, 60, 90, 120,
Dari data yang diperoleh, kemudian dihitung Area Under the Curve
(0240 )(0240 )
% Daya = x 100%
(0240 )
kemudian jantung pisang kepok tersebut dirajang, hal ini bertujuan untuk
Selanjutnya jantung pisang kepok yang sudah kering diblender, hal ini
dengan pelarut etanol 70% sampai seluruh sampel terendam merata, diaduk
sesekali selama 1x24 jam, hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
kental.
21
22
menggunakan tikus sebagai hewan uji. Hal ini disebabkan karena tikus
merupakan salah satu hewan yang memiliki faal tubuh yang mirip dengan
Tikus yang digunakan dalam penelitian adalah tikus jantan putih galur
cuplikan darah. Selain itu, tikus memiliki ukuran yang lebih besar bila
sangat tinggi pada saat pemeriksaan glukosa darah, karena hanya glukosa
oksidase. Enzim ini hanya menoksidasi glukosa yang terdapat dalam sampel
teroksidasi. Elektron yang dihasilkan akan dihitung secara otomatis oleh alat
glukosa. Pada metode uji toleransi glukosa, hewan model yang telah
dipuasakan selama lebih kurang 16-18 jam diberikan larutan glukosa per
oral setengah jam sesudah pemberian sediaan obat yang diuji. Pada awal
vena ekor dari masing-masing hewan model sebagai kadar glukosa darah
dkk., 2011 maka pengambilan cuplikan darah diambil pada menit ke 30, 60,
140
100
Kontrol (+)
80 Kontrol (-)
Dosis I
60
Dosis II
40
Dosis III
20
0
T0 T30 T60 T90 T120 T150 T180 T210 T240
dapat disebabkan oleh adanya asupan glukosa oral (Asmonie, 2013). Pada
setengah jam setelah pembebanan glukosa (t30) sebagian besar glukosa telah
peningkatan kadar glukosa darah dengan nilai yang berbeda pada tiap
perlakuan.
untuk penetapan farmakokinetika obat dalam tubuh. Oleh karena dosis obat
diukur dalam sampel biologis, salah satunya yaitu sampel darah. Nilai
uji dalam menurunkan kadar glukosa darah. Nilai AUC kadar glukosa
darah didapat dengan mengukur sampel darah yang diambil pada berbagai
jarak waktu setelah pemberian suatu produk obat. Nilai AUC dikaitkan
dengan jumlah obat yang terabsorpsi secara sistemik (Shargel, dkk. 2012).
25000
21600
19860 19820 19240
20000
15000
10000
5000
0
Kontrol (+) Kontrol (-) Dosis I Dosis II Dosis III
Kelompok Perlakuan
sebesar 25375, ekstak jantung pisang kepok dosis 3,6 mg sebesar 19820,
ekstak jantung pisang kepok 4,5 mg sebesar 21600 dan ekstak jantung
terjadi pada kelompok kontrol negatif lebih banyak merupakan hasil respon
glukosa, kadar glukosa akan meningkat pada awalnya namun akan kembali
240 diuji secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Tujuan analisis
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil yang didapat pada uji
homogen atau tidak. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 berarti bahwa varian
dari dua atau lebih kelompok data adalah homogen (Priyanto, 2009).
Lenvene statistic p= 0.590 (p < 0,05). Oleh karena p <0,05 maka dapat
penurunan kadar gula darah homogen, oleh karena itu hasil uji anova
menjadi valid, karena syarat uji anova adalah varian data harus homogen.
data akan dianalisis menggunakan ANOVA One Way. ANOVA adalah suatu
uji untuk suatu perbedaan antara dua atau lebih kelompok. ANOVA
dengan nilai p = 0.001 (p < 0,005). Uji ANOVA One Way dilanjutkan
dengan uji Post Hoc untuk mengetahui letak perbedaan penurunan kadar
glukosa darah antar perlakuan tersebut. Uji Post Hoc yang dilakukan
Keterangan:
Dosis I = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok dosis 3,6 mg
Dosis II = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok dosis 4,5 mg
Dosis III = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok dosis 5,4 mg
30.0
Nilai Rata-Rata % Daya Hipoglikemik
25.0 23.9
21.7 21.8
20.0
14.6
15.0
10.0
5.0
0.0
Kontrol (+) Eks. Eks. Eks.
200mg/kgBB 250mg/kgBB 300mg/kgBB
Perlakuan
pisang kepok dosis 3,6 mg sebesar 21.8%, ekstrak etanol jantung pisang
kepok 4,5 mg sebesar 14.6% dan ekstrak etanol jantung pisang kepok 5,4
mg sebesar 23.9%.
29
didapat hasil bahwa kontrol positif berbeda tidak bermakna dengan ekstrak
etanol jantung pisang kepok pada semua dosis dengan nilai p > 0,05. Ini
membuktikan bahwa ekstrak etanol jantung pisang kepok pada semua dosis
glibenklamid. Namun, pada nilai p>0,05 pada ekstrak etanol jantung pisang
kepok pada dosis 3,6 mg memiliki nilai signifikasi lebih tinggi dibanding
dengan dosis ekstrak etanol jantung pisang kepok 4,5 dan 5,4 mg yaitu
dengan nilai p = 0,982 (p > 0,05). Dengan demikian, ekstrak etanol jantung
ekstrak etanol jantung pisang kepok dengan dosis 4,5 dan 5,4 mg.
(ROS). Oksigen akan berikatan dengan elektron bebas yang keluar karena
bocornya rantai elektron. Reaksi antara oksigen dan elektron bebas inilah
dibandingkan dengan dosis 3,6 dan 5,4 serta kontrol positif glibenklamid.
Hal ini kemungkinan disebabkan stres nya hewan coba pada saat tiap
kadar air lebih dari 10% yang dapat mengakibatkan penurunan mutu
simplisia dan perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia
pada kadar tertentu dapat menjadi media pertumbuhan kapang jasad renik
senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
bahwa:
5.2. Saran
dari ekstrak etanol jantung pisang kepok (Musa paradisiacal L.) dengan
metode aloksan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Amtiria, R. 2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Melitus Tipe II Di Poli Penyakit Dalam RSUD DR.H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Asmonie, C. 2013. Efek Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap
Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar Yang
Dibebani Glukosa. Naskah Publikasi. Pontianak: Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Baroroh, dkk. 2011. Uji Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Kacapiring
(Gardenia augusta, Merr) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Fakultas
Farmasi. Universitas Ahmad Dahlan.
Baroroh, F., Aznam, N., dan Susanti, H,. (2011). Uji Efek Antihiperglikemik
Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus L.) Pada Tikus
Putih Jantan Galus Wistar. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 1, No. 1, Hal.
43-53.
33
Brahmachari, G., 2011, Bio- Flavonoids With Promising Antidiabetic Potentials:
A Critical Survey, Research Signpost, 187-212.
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Cetakan Keenam. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta : Depkes RI.
Dirjen POM. 1999. Pengujian Bahan Kimia Sintetik Dalam Obat Tradisional.
Jakarta : DepKes RI.
Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi Dan Terapi, Edisi IV. Bagian Farmakologia
Fakultas Kedokteran , UI, Jakarta
Gray, HH.; Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A. 2003. Lecture Notes
Kardiologi. Erlangga. Jakarta.
Gunawan, S.G, 2007. Farmakologi Dan Terapi, Edisi 5 Cetakan Ulang 2009.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Harahap AS, Herman RB, Yerizel E (2015). Gambaran glukosa darah setelah
latihan fisik pada tikus wistar diabetes melitus yang diinduksi aloksan. FK
Unand. Skripsi.
34
Jantung Pisang sebagai Peluang Wirausaha Baru bagi Masyarakat Pedesaan.
Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran, Volume 8 No.2.
Munadjad, I., 2010, Health Triad Body, Mind & System, hal 186, PT. Elex
MediaKomputindo, Jakarta.
Nofita, dkk., 2016. Efek Hipoglikemik Jantung Pisang Kepok Pada Tikus Jantan
Galur Wistar Terinduksi Aloksan. Jurnal Analis Farmasi.
Nugroho, A.E., Rais, I.R., Setiawan, I., Pratiwi, P.Y., Hadibrata, T., Tegar, M. dan
Pramono, S.. 2014. Pancreatic Effect of Andrografolid Isolated from
Andrographolis paniculata (Burm. F.) Nees. Pakistan Journal of Biological
Sciences.
Pribadi, G.A., 2008. Penggunaan Mencit Dan Tikus Sebagai Hewan Model
Penelitian Nikotin. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Rampe, dkk., 2015. Pengujian Fitokimia dan Toksisitas Ekstrak Etanol Jantung
Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) dengan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT). Jurnal Sainsmat. Vol. IV
35
Ratimanjari, D.A. 2011. Pengaruh Pemberian Infusa Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) Terhadap Glibenklamid dalam
Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan yang Dibuat
Diabetes. (Skripsi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Program Studi Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sasaki R., Nishimura N., Hoshino H., Isa Y., Kadowaki M., Ichi T et al. 2007.
Cyanidin 3-Glucoside Ameliorates Hyperglycemia and Insulin Sensitivity
due to Downregulation of Retinol Binding Protein 4 Expression In Diabetic
Mice. Journal Article. Volume 74, Issue 11, 16191627.
Tjay , T.H, & Rahardja,K. 2007. Obat-obat Penting : Khasiat, Peggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi VI. Jakarta : Elex Media Komputindo
36
Lampiran 1 Perhitungan Bahan
1. Perhitungan Dosis Terapi glibenklamid, Perhitungan Suspensi
Glibenklamid dan Volume Pemberian
Jadi, serbuk tablet yang ditimbang disuspensikan kedalam larutan Na.CMC 0,5 %
dan ditambahkan aquadest hingga 100 ml.
37
2. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiacal)
Konversi Dosis Manusia (70kg/BB)ke tikus (200g/BB)=0,018
a. Dosis I
Dosis Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (200g) = 200mg x 0,018
= 3,6mg/200g BB
b. Dosis II
Dosis Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (200g) = 250mg x 0,018
= 4,5mg/200g BB
c. Dosis III
Dosis Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (200g) = 300mg x 0,018
= 5,4mg/200g BB
3. Pembuatan larutan glukosa
1,35 g
Glukosa yang timbang = x 100 mL
5 mL
= 27 gram
Jadi, ditimbang 54 gram glukosa kemudian dilarutkan dalam air hingga 100
ml.
0,5
Na.CMC = 100 100 = 0,5 /100
38
= 10 x 0,5 gram
= 5 ml
Jadi, timbang sebanyak 0,5 g Na. CMC kemudian dikembangkan dengan air
korpus sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan air hingga 100 ml.
39
Lampiran 2 Skema Larutan Uji
1. Pembuatan Suspensi Na.CMC 0,5% kontrol (-)
Na.CMC
secukupnya,
mL.
Suspensi CMC
Glibenklamid
suspensi glibenklamid
40
3. Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Jantung Pisang
Ekstrak jantung pisang
Larutan Glukosa
41
Lampiran 3 Skema Kerja Pengujian Aktivitas Hipoglikemik
42
Lampiran 4 Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar
Tabel Pengukuran Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
43
Lampiran 5 Perhitungan AUC (Area Under The Curve) Terhadap Kadar
Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Perlakuan 1 (Suspensi Glibenklamid)
Tikus 1 = [ x 30 x (86 + 110)] + [ x 30 x (110 + 90)] + [ x 30 (90 + 80)]
+ [ x 30 (80 + 70)] + [ x 30 x (70 + 76)] + [ x 30 x (76 + 65)]
+ [ x 30 (65 + 72)] + [ x 30 (72 + 75)]
= 19305
Tikus 2 = [ x 30 x (77 + 101)] + [ x 30 x (101 + 85)] + [ x 30 (85 + 80)]
+ [ x 30 x (80 + 80)] + [ x 30 x (80 + 77)] + [ x 30 (77 + 80)]
+ [ x 30 (80 + 68)] + [ x 30 (68 + 75)]
= 19410
Tikus 3 = [ x 30 x (85 + 115)] + [ x 30 x (115 + 90)] + [ x 30 (90 + 88)]
+ [ x 30 x (88 + 87)] + [ x 30 x (87 + 85)] + [ x 30 (85 + 81)]
+ [ x 30 (81 + 70)] + [ x 30 (70 + 74)]
= 20865
AUC rata-rata perlakuan 1 = 19860
44
Tikus 2 = [ x 30 x (81 + 111)] + [ x 30 (111 + 100)] + [ x 30 x (100 + 75)]
+ [ x 30 (75 + 52)] + [ x 30 x (52+ 68)] + [ x 30 x (68 + 83)]
+ [ x 30 ( 83+ 56)] + [ x 30 (56 + 71)]
= 18630
Tikus 3 = [ x 30 x (93 + 120)] + [ x 30 (120 + 106)] + [ x 30 x (106 + 76)]
+ [ x 30 (76 + 63)] + [ x 30 x ( 63+ 70)] + [ x 30 x (70 + 81)]
+ [ x 30 ( 81+ 59)] + [ x 30 (59 + 77)]
= 19800
AUC rata-rata perlakuan 3 = 19820
45
Lampiran 6 Perhitungan Persentase Daya Hipoglikemik
Perhitungan % Daya Hipoglikemik Tiap Perlakuan pada Hewan Model:
(0180)(0180)
% Daya hipoglikemik = x 100%
0180
Keterangan :
KN : Kontrol Negatif
P : Perlakuan ( Kontrol Positif dan larutan Uji )
1. Glibenklamid
2517019305
a. Tikus 1 = x 100%
25170
= 23.3%
2388019410
b. Tikus 2 = x 100%
23880
= 18.7%
2707520865
c. Tikus 3 = x 100%
27075
= 22.9%
Rata rata% Daya Hipoglikemik = 21.7%
2388018630
b. Tikus 2 = x 100%
23880
= 22.0%
2707519800
c. Tikus 3 = x 100%
27075
= 26.9%
Rata rata% Daya Hipoglikemik = 21.8%
46
2388021570
b. Tikus 2 = x 100%
23880
= 9.7%
2707521015
c. Tikus 3 = x 100%
27075
= 22.4%
Rata rata% Daya Hipoglikemik = 14.6%
2388020550
b. Tikus 2 = x 100%
23880
= 13.9%
2707519530
c. Tikus 3 = x 100%
27075
= 27.9%
Rata rata% Daya Hipoglikemik = 23.9%
47
Lampiran 7 Perhitungan Potensi Relatif Daya Hipoglikemik Terhadap
Glibenklamid
Potensi Relatif Daya Hipoglikemik Terhadap Glibenklamid:
%
Potensi Relatif = x 100%
%
48
Lampiran 8 Hasil uji Nilai AUC0-240
Descriptive Statistics
Perlakuan AUC
N 15 15
Normal Parametersa,,b Mean 3.00 21179.00
Std. Deviation 1.464 2536.023
Most Extreme Differences Absolute .153 .190
Positive .153 .190
Negative -.153 -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .592 .736
Asymp. Sig. (2-tailed) .875 .650
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
AUC
95% Confidence Interval for
Mean
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 3 19860.00 871.937 503.413 17693.99 22026.01 19305 20865
2 3 25375.00 1607.335 927.995 21382.16 29367.84 23880 27075
3 3 19820.00 1200.125 692.892 16838.72 22801.28 18630 21030
4 3 21600.00 600.562 346.735 20108.12 23091.88 21015 22215
5 3 19240.00 1476.516 852.467 15572.13 22907.87 17640 20550
Total 15 21179.00 2536.023 654.798 19774.60 22583.40 17640 27075
AUC
.733 4 10 .590
49
ANOVA
AUC
Multiple Comparisons
LSD
Dependent Variabel: AUC
(I) Perlakuan (J) Perlakuan 95% Confidence Interval
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1 2 -5515.000* 988.256 .000 -7716.97 -3313.03
3 40.000 988.256 .969 -2161.97 2241.97
4 -1740.000 988.256 .109 -3941.97 461.97
5 620.000 988.256 .544 -1581.97 2821.97
2 1 5515.000* 988.256 .000 3313.03 7716.97
3 5555.000* 988.256 .000 3353.03 7756.97
4 3775.000* 988.256 .003 1573.03 5976.97
5 6135.000* 988.256 .000 3933.03 8336.97
3 1 -40.000 988.256 .969 -2241.97 2161.97
2 -5555.000* 988.256 .000 -7756.97 -3353.03
4 -1780.000 988.256 .102 -3981.97 421.97
5 580.000 988.256 .570 -1621.97 2781.97
4 1 1740.000 988.256 .109 -461.97 3941.97
2 -3775.000* 988.256 .003 -5976.97 -1573.03
3 1780.000 988.256 .102 -421.97 3981.97
5 2360.000* 988.256 .038 158.03 4561.97
5 1 -620.000 988.256 .544 -2821.97 1581.97
2 -6135.000* 988.256 .000 -8336.97 -3933.03
3 -580.000 988.256 .570 -2781.97 1621.97
4 -2360.000* 988.256 .038 -4561.97 -158.03
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keterangan:
Perlakuan 1 = Kontrol positif
Perlakuan 2 = Kontrol negatif
Perlakuan 3 = Dosis I (Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok 3,6 mg)
Perlakuan 4 = Dosis II (Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok 4,5 mg)
Perlakuan 5 = Dosis III (Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok 5,4 mg)
50
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Nilai Presentase Daya Hipoglikemik
Descriptive Statistics
Descriptives
Daya_Hipoglikemik
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 3 21.6521 2.54709 1.47056 15.3248 27.9795 18.72 23.30
2 3 21.7676 5.21422 3.01043 8.8148 34.7205 16.45 26.87
3 3 14.5986 6.81961 3.93730 -2.3422 31.5394 9.67 22.38
4 3 23.9094 8.69033 5.01737 2.3215 45.4974 13.94 29.92
Total 12 20.4820 6.46361 1.86588 16.3752 24.5887 9.67 29.92
Daya_Hipoglikemik
2.013 3 8 .191
51
ANOVA
Daya_Hipoglikemik
Total 459.561 11
Multiple Comparisons
Daya_Hipoglikemik
LSD
Keterangan:
Perlakuan 1 = Kontrol positif
Perlakuan 2 = Dosis I (Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok 3,6 mg)
Perlakuan 3 = Dosis II (Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok 4,5 mg)
Perlakuan 4 = Dosis III (Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok 5,4 mg)
52
Lampiran 10 Serbuk Simplisia dan ekstrak etanol jantung pisang kepok
53
Lampiran 12 Penimbangan Hewan Uji
54
Lampiran 14 Penimbangan Bahan
Eks. Jantung Pisang Kepok 3,6 mg Eks. Jantung Pisang Kepok 4,5 mg
Na-CMC Glukosa
55
56
57