Вы находитесь на странице: 1из 8

1.

HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI


Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga bisa terjadi diantara individu
(antarmanusia) maupun di dalam organisasi.

1. Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa :


2.

Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi
seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata
menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan
masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa
kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin
menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering
terjadi akibat gangguan emosional.
Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari,
terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit
diatasi.
Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik
seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah
kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap
komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai
tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.

2. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak,
dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:

Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan yang
semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah
membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal
itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting,
atau pemberian respons yang tidak akurat.
Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam
organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat
pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga
pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada
pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena
telah dipotong atau dibuang.
Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka
merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya
kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi.
Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau
horisontal dalam sebuah organisasi. Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala
bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya
masalah yang terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi.

HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN

a. Hambatan pada sumber


Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas. Hal
ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam tahap ini bisa
berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan konsumen.

b. Hambatan dalam sistem Encoding


Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses encoding.Misalnya, copy
writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil dari pada focus
pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive advertising) juga bisa
digolongkan sebagai hambatan dalam proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan
konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.

c. Hambatan dalam Transmisi Pesan


Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau kelompok
sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti menyesuaikan ciri-ciri
demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau
pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator
adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang
makin banyak disebabkan karena:

Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak

Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada penjualan.

Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.

Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive
clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih lama.
Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan
tak punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).
d. Hambatan dalam Proses Decoding
Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen juga akan
menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada decoding juga
mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive clutter selain merupakan
hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding karena bisa membuat pemirsa
makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian inattantion.
advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan
konsumen yang sudah merasa familiar dengan kampanye iklan tersebut.
Di dalam Bab Pembahasan ini kami akan menjelaskan beberapa faktor yang sangat berpengaruh
terhadap berkomunikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terdiri ada beberapa
macam baik secara umum, maupun secara khusus (komunikasi dalam keperawatan).
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi secara umum
Adapun faktor yang mempengaruhi setiap unsur komunikasi secara umum terbagi dua
yaitu yang bersifat positif maupun negatif

1. Faktor yang bersifat positif


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap unsur komunikasi baik bersifat positif maupun
negatif. Faktor tersebut yaitu :
a) Kredibilitas
Kredibiilitas terdapat dan berpengaruh pada sumber (komunukator) dalam keberhasilan proses
komunikasi , karena hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan sasaran terhadap pesan yang
disampaikan.
b) Isi Pesan
Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang bermanfaat bagi kebutuhan klien atau
yang dapat memecahkan masalah klien.
c) Kesesuain dengan Kepentingan Sasaran
Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan kepentingan sasaran. Karena itu dalam
berkomunikasi dengan klien perawat harus memahami terlebih dahulu permasalahan klien.
d) Kejelasan
Pesan yang tidak jelas akan membuat sasaran bingung sehingga tidak terjadi perubahan perilaku
dan klien tidak melakukan pesan yang diberikan oleh perawat.
e) Kesinambungan dan Konsistensi
Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan brkesinambungan, seorang perawat perlu
membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan intervensi atau berkomunikasi dengan
klien. Disamping itu perlu adanya pemahaman yang sama antara tenaga kesehatan yang
tergabung dalam tim agar informasi yang diberikan kepada klien sama atau konsisten agar terjadi
perubahan perilaku klien.
f) Saluran
Saluran terdapat dan berperan pada media. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan
pesan yang ingin disampaikan. Pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan pemahaman
klien sehingga perubahan yang diharapkan dapat tercapai.
g) Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas sasaran terdapat pada komunikan dalam menyampaikan pesan, komunikator harus
memeperhitungkan kemampuan sasaran dalam menerima pesan yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya dan sebagainya.
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi komunikasi adalah :
Faktor psikologis
seperti sikap, pengalaman hidup, motivasi, kepribadian dan konsep diri.
Faktor Sosial
Seperti usia, jenis kelamin, kelas sosial, suku, bahasa, kekuasaan dan peran sosial.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN
Menurut Perry dan Potter (1987), beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya pengiriman dan
penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan antara lain :

a) Persepsi
Merupakan cara seseorang menyerap tentang sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Pada
umumnya terkait dengan fungsi pancaindra manusia yang mencakup proses penyerapan
rangsangan yang diorganisasikan dan diinterpretasikan dalam otak kemudian dijadikan persepsi.
Persepsi juga merupakan kerangka tujuan yang diharapkan dan hasil setelah mengobservasi
lingkungan.
b) Nilai
Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang yang sangat dekat dengan masalah etika.
Komunikasi yang terjadi antara perawat dan perawat atau kolega lainnya mungkin terfokus pada
bahassan tentang upaya peningkatan dalan memberikan pertolongan tentang masalah kesehatan.
Sedangkan, komunikasi dengan klien hendaknya lebih mengarah pada memberikan support dan
dukungan nasehat dalam rangka mengatasi masalah klien.
c) Emosi
Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi disekelilingnya.
Kekuatan emosi seorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan atau kesanggupan seseorang
dalam berhubungan dengan orang lain. Komunikasi akan berjalan dengan lancar dan efektif
apabila perawat dapat mengelola dengan emosinya.Kemampuan profesional seseorang dapat
diketahui dari emosinya dan menjadi ukuran awal seseorang dalam merasakan,bersikap dan
menjalankan hubungan dengan klien.
d) Latar Belakang Sosial Budaya.
Faktor ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dijadikan pegangan bagi perawat
dalam bertutur kata,bersikap dalam berkomunikasi dalam klien.
e) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan produk atau hasil dari perkembangan pendidikan. Perawat diharapkan
dapat berkomunikasi dari berbagai tingkat pengetahuan yang dimiliki klien. Dengan demikian
perawat dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pertumbuhan dan perkembangan
klien.
f) Peran dan Hubungan
Dalam berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan siapa dia kasih. Kemajuan
hubungan perawat dan klien adalah bila hubungan tersebut saling menguntungkan dalam
menjalin ide dan perasaannya. Komunikasi efektif bila partisipan mempunyai efek dan dampak
positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan perannya masing-masing.
g) Kondisi Lingkungan
Komunikasi berkaitan dengan lingkungan sosial tempat komunikasi berlangsung. Lingkungan
yang kacau akan dapat merusak pesan yang dikirim oleh kedua pihak. Seorang perawat
mempunyai wewenang untuk mengontrol kondisi lingkungan ketika klien datang. Perawat harus
dengan tenang dan jelas dalam memberikan informasi kepada klien atau keluarganya.
Sumber: Mundakir.(2006). Komunikasi keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu
Suryani, S.Kp, MHSc.2006

Вам также может понравиться