Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif, akibat dari nekrosis
hepatoselular.
ETIOLOGI
a. Alkohol
Sirosis ini paling sering disebabkan oleh alkoholisme kronis dan merupakan tipe
sirosis yang paling sering ditemukan di negara Barat. Sirosis yang disebabkan oleh
alkohol juga disebut sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan
parut secara khas mengelilingi daerah portal. Ingesti alkohol yang kronik dapat
menyebabkan terjadinya sirosis hati. Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari
penyakit-penyakit hati; dari hati berlemak yang sederhana dan tidak rumit ( steatosis
), ke hati berlemak yang lebih serius dengan peradangan ( steatohepatitis atau
alcoholic hepatitis ), ke sirosis. Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan
keteraturan dari konsumsi alkohol. Konsumi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi
dan kronis melukai sel-sel hati. 30% dari individu yang meminum setiap harinya
paling sedikit 8 -16 ounces minuman keras (hard liquor) atau yang sama dengannya
untuk 15 tahun atau lebih akan mengembangkan sirosis.
c. Biliaris
Cedera atau adanya obstruksi berpanjangan sistim bilier intra atau ekstrahepatik dapat
menyebabkan terjadinya sirosis.Kerusakan sel hati yang dimulai di sekitar duktus
biliaris akan menimbulkan pola sirosis yang dikenal sebagai sirosis biliaris. Penyebab
tersering adalah obstruksi biliaris pasca hepatik. Sirosis biliaris di bagi menjadi dua
yaitu
Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan kerusakan yang kronis
dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati, bersifat intrahepatik. Pembuluh-
pembuluh empedu adalah jalan-jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus.
Pada (SBC) , terdapatnya obstruksi total atau parsial yang berkepanjangan pada
duktus ekstrahepatik yaitu COMMON BILE DUCT atau cabangnya.Dapat
disebabkan oleh adanya batu empedu ataupun pada pasca operasi striktura kandung
d. Kardiak
Sirosis dapat terjadi akibat daripada gagal jantung kongestif kanan yang
berpanjangan, Ini terjadi disebabkan adanya perubahan fibrotik dalam hati yang
terjadi sekunder terhadap anoksi dan nekrosis sentrilibuler.
Sindrom Fanconi
Defisiensi 1-antitripsin
Galaktosemia
Penyakit Gaucher
Hemokromatosis
Tirosinemia Herediter
Penyakit Wilsona.
KLASIFIKASI
a. Mikronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, di dalam septa parenkim hati
mengandung nodul halus dan kecil merata tersebut seluruh lobul. Sirosis
mikronodular besar nodulnya sampai 3 mm.Dapat ditemukan pada
alkoholisme,hemokromatosis,obstruksi bilier dan obstruksi vena
b. Makronodular
Sirosis hepatis dekompensata : dikenal dengan Sirosis hati aktif, dan stadium ini
biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.
Hati dapat terlukai oleh berbagai macam sebab dan kejadian, kejadian tersebut
dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau dalam keadaan yang kronis atau
perlukaan hati yangterus menerus yang terjadi pada peminum alcohol aktif. Hati
kemudian merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk ekstraselular matriks
yang mengandung kolagen,glikoprotein, dan proteoglikans. Sel stellata berperan
dalam membentuk ekstraselular matriks ini. Pada cedera yang akut sel stellata
membentuk kembali ekstraselular matriks ini sehingga ditemukan pembengkakan
pada hati. Namun, ada beberapa parakrine faktor yang menyebabkan sel stellata
menjadi sel penghasil kolagen. Faktor parakrine ini mungkin dilepaskan oleh
hepatocytes, sel Kupffer, dan endotel sinusoid sebagai respon terhadap cedera
berkepanjangan. Sebagai contoh peningkatan kadar sitokin transforming growth
factor beta 1 ( TGF-beta1) ditemukan pada pasien dengan Hepatitis C kronis dan
pasien sirosis.TGF-beta1 kemudian mengaktivasi sel stellata untuk memproduksi
kolagen tipe 1 dan pada akhirnya ukuran hati menyusut.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari Sirosis hati disebabkan oleh satu atau lebih hal-hal yang
tersebut di bawah ini :
b. Hipertensi porta
c. Asites.
e. Ensefalophati hepatik
Sclera ikterik dan buang air kecil berwarna gelap (warna teh)
Ascites dan edema anasarka Perdarahan saluran cerna bagian atas (hematemesis
melena)
Pruritus
edema
ikterus
koma
kerusakan hati
asites
varises oesophagus
splenomegali
gastropati
hipertensi porta
caput medusa
asites collateral
vein hemorrhoid/hematoschezia
Tanda Hiperestrogenemia
Hiperpigmentasi
Jerawat
Ginekomastia
Spider naevi
Eritema palmar
Fetor hepatikum sebagai bau napas yang khas pada pasien sirosis disebabkan
peningkatan konsentrasi dimetil sulfid akibat pintasan porto sistemik yang
berat.
Diagnosa yang pasti ditegaskan secara mikroskopis dengan melakukan biopsi hati.
Dengan pemeriksaan histopatologi dari sediaan jaringan hati dapat ditentukan
keparahan dan kronisitas dari peradangan hatinya, mengetahui penyebab dari
penyakit hati kronis, dan mendiagnosis apakah penyakitnya suatu keganasan ataukah
hanya penyakit sistemik yang disertai hepatomegali Tes fungsi hati meliputi
aminotransferase, alkali fosfatase, gammaglutamil transpeptidase, bilirubin, albumin,
dan waktu protrombin.
b. Alkali fosfatase meningkat kurang dari 2 sampai 3 kali batas normal atas.
c. GGT konsentrasinya tinggi pada penyaki hati alkoholik kronik, karena alkohol
selain menginduksi GGT mikrosomal hepatik, juga bisa menyebabkan bocornya
GGT dari hepatosit.
d. Bilirubin dapat normal pada sirosis kompensata dan meningkat pada sirosis lanjut.
KOMPLIKASI
Pada sirosis hati, jaringan fibrosis menghalangi aliran darah yang kembali ke
jantung dari usus-usus dan meningkatkan tekanan dalam vena portal
(hipertensi portal).Ketika tekanan dalam vena portal menjadi cukup tinggi, ia
menyebabkan darah mengalir di sekitar hati melalui vena vena dengan
tekanan yang lebih rendah untuk mencapai jantung. Vena-vena yang paling
umum yang dilalui darah untuk melewati hati adalah vena-vena yang melapisi
bagian bawah dari esophagus dan bagian atas dari lambung.
Sebagai suatu akibat dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan
tekanan yang diakibatkannya, vena-vena pada esofagus yang lebih bawah dan
lambung bagian atas mengembang dan mereka dirujuk sebagai esophageal
varices dan gastric varices ; lebih tinggi tekanan portal, lebih besar varises-
varises dan lebih mungkin seorang pasien mendapat perdarahan dari varises-
varises ke dalam esophagus atau gaster.
Perdarahan dari varises-varises biasanya adalah parah/berat dan, tanpa
perawatan segera, dapat menjadi fatal. Gejala gejala dari perdarahan varises-
varises termasuk hematemesis (muntahan dapat berupa darah merah
bercampur dengan gumpalan-gumpalan atau "coffee grounds" dalam
penampilannya, yang belakangan disebabkanoleh efek dari asam pada darah),
mengeluarkan tinja/feces yang hitam dan bersifat ter disebabkan oleh
perubahan-perubahan dalam darah ketika ia melewati usus (melena),dan
orthostatic dizziness atau membuat pingsan (disebabkan oleh suatu
kemerosotan dalam tekanan darah terutama ketika berdiri dari suatu posisi
berbaring).
d. Hepatic encephalopathy
Saat terjadi sirosis, sel-sel hati tidak dapat berfungsi secara normal karena
rusak atau kehilangan hubungan normal dengan darah. Sebagai tambahan,
beberapa dari darah dalam vena portal memlewati hati melalui vena-vena lain.
Akibat dari kondisi ini, zat toksik tidak dapat dikeluarkan oleh sel-sel hati,
dan, sebagai gantinya, zat ini berakumulasi dalam darah.
Ketika zat toksik berakumulasi secara cukup dalam darah, fungsi dari otak
terganggu,suatu kondisi yang disebut hepatic encephalopathy. Tidur waktu
siang hari daripada pada malam hari (kebalikkan dari pola tidur yang normal)
adalah diantara gejala-gejala paling dini dari hepatic encephalopathy. Gejala-
gejala lain termasuk sifat lekas marah, ketidakmampuan untuk konsentrasi
atau melakukan perhitungan-perhitungan,kehilangan memori, kebingungan,
atau tingkat-tingkat kesadaran yang tertekan.Akhirnya, hepatic
encephalopathy yang parah/berat menyebabkan koma dan kematian.
Zat toksik juga membuat otak pasien dengan sirosis sangat peka pada obat-
obat yang dimetabolisme dan dieliminasi secara normal oleh hati. Dosis-dosis
dari banyak obat-obat yang secara normal dieksresi oleh hati harus dikurangi
untuk mencegah suatu penambahan toksik pada sirosis, terutama obat-obat
penenang (sedatives) dan obat-obat tidur. Secara alternatif, obat-obat mungkin
digunakan yang tidak perlu dieliminasi oleh hati, contohnya, obat-obat yang
dihilangkan/dieliminasi oleh ginjal-ginjal.
e. Hepatorenal syndrome
Pasien-pasien dengan sirosis yang memburuk dapat menyebabkan
hepatorenalsyndrome. Sindrom ini adalah suatu komplikasi yang serius
dimana fungsi dari ginjal-ginjal berkurang. Itu adalah suatu persoalan fungsi
dalam ginjal-ginjal, yaitu, tidak ada kerusakan fisik pada ginjal-ginjal.
Sebagai gantinya, fungsi yang berkurang disebabkan oleh perubahan-
perubahan dalam cara darah mengalir melalui ginjal-ginjalnya. Hepatorenal
syndrome didefinisikan sebagai kegagalan yang progresif dari ginjal-ginjal
untuk membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan jumlah-
jumlah urin yang memadai walaupun beberapa fungsi-fungsi penting lain dari
ginjal-ginjal, seperti penahanan garam, dipelihara/dipertahankan. Jika fungsi
hati membaik atau transplantasi hati dilakukan ke pasien dengan hepatorenal
syndrome, ginjal-ginjal biasanya mulai bekerja secara normal. Ini menyatakan
bahwa fungsi ginjal berkurang adalah akibat dari akumulasi zat toksik dalam
darah ketika terjadi kegagalan hati. Adadua tipe dari hepatorenal syndrome.
Satu tipe terjadi secara perlahan-lahan. Yangl ainnya terjadi secara cepat
melalui waktu dari satu atau dua minggu.
f. Hepatopulmonary syndrome
a. Simtomatis
b. Supportif
Istirahat yang cukup : Diet rendah protein : diet hati III : protein 1g/BB, 55g
protein,2000 kalori. Bila ascites : diet rendah garam II : 600-800mg atau III :
1000-2000mg.Bila proses tidak aktif : diet tinggi kalori : 2000-3000 kalori
atau tinggi protein (80-125g/hari)
Terapi dosis IFN tiap hari :Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar
pemberian IFN dengan dosis 3 jutaatau 5 juta unit tiap hari sampai
HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.
c. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi
komplikasi seperti.
Ascites
Istirahat
Diet rendah garam : untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat
dan diet rendah garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila
gagal maka penderitaharus dirawat.
Diuretik
Terapi lain
Infeksi cairan dapat terjadi secara spontan, atau setelah tindakan parasintese.
Tipe yang spontan terjadi 80% pada penderita sirosis hati dengan asites,
sekitar 20% kasus.Keadaan ini lebih sering terjadi pada sirosis hati stadium
kompesata yang berat. Pada kebanyakan kasus penyakit ini timbul selama
masa rawatan. Infeksi umumnya terjadi secara blood borne dan 90%
Monomicroba. Pada sirosis hati terjadi permiabilitas usus menurun dan
mikroba ini berasal dari usus.Pengobatan SBP dengan memberikan
cefalosporin generasi III (Cefotaxime), secara parental selama lima hari, atau
quinolon secara oral. Mengingat akan rekurennya tinggi maka untuk profilaxis
dapat diberikan norfloxacin (400mg/hari) selama 2-3minggu.
Hepatorenal Sindrome
Kasus ini merupakan kasus emergensi dan penanganan awal adalah penting.
Prinsip penanganan yang utama adalah tindakan Resusitasi sampai keadaan
pasien stabil,dalam keadaan ini maka dilakukan :
Ensefalopati Hepatik
2. Sutadi, Sri Mulyani, USU Digitalized library, Sirosis Hepatis dari Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara, 2003.
7. SutadI ,Sri Mulyani, dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera
Utara USU Di gitalized library,Sindrom Hepatorenal, 2003.