Вы находитесь на странице: 1из 21

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Kunjungan Rumah Pasien ISPA (menilai rumah


sehat)
Pelaksana Kegiatan : dr. Sukma Dewi MMP
Jenis Kegiatan : Kesehatan Lingkungan
Kode Kegiatan : F2

Menyetujui,
Dokter Pendamping Pelaksana Kegiatan

Dr. Wahyu Widiyanti Dr. Sukma Dewi MMP


NIP. 197807162005012009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia
dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan hampir
separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan sangat
berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Rumah seharusnya menjadi tempat yang
bebas dari gangguan, rasa kebersamaan. Rumah yang sehat mampu melindungi dari
panas dan dingin yang ekstrim, hujan dan matahari, angin, hama, bencana seperti
banjir dan gempa bumi, serta polusi dan penyakit. Rumah sehat menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2005), merupakan bangunan tempat tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat
dari tanah.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, didapatkan bahwa kondisi perumahan
yang tidak sehat berhubungan dengan kejadian penyakit. Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) dan tuberkulosis erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan
yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan sanitasi lingkungan yang tidak
memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap penyakit diare (penyebab kematian
urutan nomor empat) dan penyakit kecacingan yang menyebabkan produktivitas
kerja menurun.

1.2 Rumah Sehat


1.2.1 Definisi Rumah Sehat
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan. Menurut Wicaksono, rumah adalah sebuah tempat tujuan
akhir dari manusia. Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi
lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang
kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia.
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi
seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya
dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor-
faktor yang dapat merugikan kesehatan. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.

1.2.2 Kriteria Rumah Sehat


Kriteria rumah sehat yang diajukan oleh dalam Entjang (2000) dan
Wicaksono (2009) yang dikutip dari Winslow antara lain:
1. Harus dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Harus dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut American Public Health
Asociation (APHA), yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan dasar fisik
Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti:
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara
atau dipertahankan temperatur lingkungan yang penting untuk mencegah
bertambahnya panas atau kehilangan panas secara berlebihan. Sebaiknya
temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4C dari
temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22C
- 30C sudah cukup segar.
b. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya
matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya
(penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran
udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari
luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka
dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi
10% dari luas lantai ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang
masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
d. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung
maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul
antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan
mental seperti mudah marah dan apatis.
e. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk
anak-anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan
bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan
lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau
tempat lain yang membahayakan.
2. Memenuhi kebutuhan dasar psikologis
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan
dasar psikologis penghuninya, seperti:
a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni,
seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun
masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di
atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur.
Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana
anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuanya.
c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang
memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan
orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin.
d. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi
lalu lintas dalam ruangan.
e. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan
terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila
terasa ingin buang air besar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus
antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti
sungai atau kebun.
f. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman
bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih,
sehingga menyenangkan bila dipandang.
3. Melindungi dari penyakit
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuninya dari kemungkinan penularan penyakit atau zat-zat yang membahayakan
kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat adalah rumah yang di dalamnya
tersedia air bersih yang cukup dengan sistem perpipaan seperti sambungan atau pipa
dijaga jangan sampai sampai bocor sehingga tidak tercemar oleh air dari tempat lain.
Rumah juga harus terbebas dari kehidupan serangga dan tikus, memiliki tempat
pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta pembuangan tinja yang
memenuhi syarat kesehatan.

4. Melindungi dari kemungkinan kecelakaan


Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni
dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan
ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin,
terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan
keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain
sebagainya.

1.2.3 Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat


Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), lingkup
penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana
sanitasi dan perilaku penghuni.
1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela
kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan
kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka
jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja
bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah.
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah
sebagaimana yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
1. Bahan bangunan
Syarat bahan bangunan yang diperbolehkan antara lain:
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti debu total tidak lebih dari 150 g/m3,
asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam, dan timah hitam tidak
melebihi 300 mg/kg.
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah


Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis seperti berikut:
a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Menurut Sanropie (1989),
lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan
akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap
penghuninya. Oleh karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air
seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain. Untuk
mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-
kira 20 cm dari permukaan tanah.
b. Dinding, dengan pembagian: (i) Untuk di ruang tidur dan ruang keluarga
dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara; (ii)
Untuk di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan. Berdasarkan Sanropie (1989), fungsi dinding selain sebagai
pendukung atau penyangga atap, dinding juga berfungsi untuk melindungi
ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan dan angin, juga melindungi
dari pengaruh panas danangin dari luar. Bahan dinding yang paling baik
adalah bahan yang tahan api, yaitu dinding dari batu.
c. Langit-langit
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
d. Bubungan rumah yang memiliki tinggi 10 m atau lebih harus dilengkapi
dengan penangkal petir.
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan ruang
bermain anak.
Menurut Sanropie (1989), banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya
tergantung kepada jumlah penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan
menuntut jumlah ruangan yang banyak terutama ruang tidur. Tetapi pada umumnya
jumlah ruangan dalam suatu rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut,
seperti:
a. Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur)
Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur ini
biasanya digunakan sekaligus untuk ruang ganti pakaian, dan ditempatkan di
tempat yang cukup tenang, tidak gaduh, jauh dari tempat bermain anak-anak.
Diusahakan agar ruang tidur mendapat cukup sinar matahari. Agar terhindar dari
penyakit saluran pernafasan, maka luas ruang tidur minimal 9 m2 untuk setiap
orang yang berumur diatas 5 tahun atau untuk orang dewasa dan 4 m2 untuk
anak-anak berumur dibawah 5 tahun. Luas lantai minimal 3 m2 untuk setiap
orang, dengan tinggi langit-langit tidak kurang dari 2 m.
b. Ruang tamu
Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu, biasanya
diletakkan di bagian depan rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah dengan ruang
duduk yang dapat dibuka/ditutup atau dengan gorden, sehingga tamu tidak dapat
melihat kegiatan orang-orang yang ada di ruang duduk.
c. Ruang duduk (ruang keluarga)
Ruang duduk harus dilengkapi jendela yang cukup, ventilasi yang memenuhi
syarat, dan cukup mendapat sinar matahari pagi. Ruang duduk ini sebaiknya
lebih luas dari ruang-ruang lainnya seperti ruang tidur atau ruang tamu karena
ruang duduk sering digunakan pula untuk berbagai kegiatan seperti tempat
berbincang-bincang anggota keluarga, tempat menonoton TV, kadang-kadang
digunakan untuk tempat membaca/belajar dan bermain anak-anak. Selain itu
ruangan ini juga sering digunakan sekaligus sebagai ruang makan keluarga.
d. Ruang makan
Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan yang khusus, ruangan tersendiri,
sehingga bila ada anggota keluarga sedang makan tidak akan terganggu oleh
kegiatan anggota keluarga lainnya. Tetapi untuk suatu rumah yang kecil/sempit,
ruang makan ini boleh jadi satu dengan ruang duduk.
e. Ruang dapur
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil pembakaran
dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur harus
memiliki ventilasi yang baik agar udara/asap dari dapur dapat teralirkan keluar
(ke udara bebas). Luas dapur minimal 4 m2 dan lebar minimal 1,5 m. Di dapur
harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat memasak, tempat cuci
peralatan serta tempat penyimpanannya. Tersedia air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan dan mempunyai sisitem pembuangan air kotor yang baik, serta
mempunyai tempat pembuangan sampah sementara yang baik/tertutup. Selain itu
dapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan atau makanan yang
siap disajikan. Tempat ini harus terhindar dari gangguan serangga (lalat) dan
tikus. Oleh karena itu ruangan harus bebas serangga dan tikus.
f. Kamar mandi/W.C
Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air dan selalu terpelihara
kebersihannya agar tidak licin. Dinding minimal setinggi 1 m dari lantai.
Setiap kamar mandi dan jamban yang letaknya di dalam rumah, diusahakan salah
satu dindingnya yang berlubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan
bagian luar rumah. Bila tidak, ruang/kamar mandi dan jamban ini harus
dilengkapi dengan alat penyedot udara untuk mengeluarkan udara dari kamar
mandi dan jamban tersebut keluar, sehingga tidak mencemari ruangan lain (bau
dari kamar mandi dan W.C.) Jumlah kamar mandi harus cukup sesuai dengan
jumlah penghuni rumah. Selain itu kebersihannya harus selalu terjaga. Jamban
harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dipergunakan untuk lebih dari 7
orang.
g. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau bahan-bahan
lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain, seperti alat-alat untuk
memperbaiki rumah (tangga, dan lainlain).

3. Pencahayaan
Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan atau buatan,
yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan.
Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak
menyilaukan.
4. Kualitas udara
Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut:
a. Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C
b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai. Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah
tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai
lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya
udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang
(cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar
seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang
hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat
kesehatan, ventilasi mutlak harus ada. Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem
ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara
lain:
a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup
tanpa oksigen dalam udara.
b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat.
c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan
mulut.
d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh penguapan
cairan oleh kulit dan pernafasan.
Berdasarkan Azwar (1990), ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu (i) Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi
yang terjadi secara alamiah dimana udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun
lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu. Proses terjadinya aliran udara ialah
karena terdapatnya perbedaan suhu, udara yang panas lebih ringan dari pada udara
yang dingin. (ii) Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk
mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air
condition.

6. Binatang penular penyakit


Di dalam rumah tidak boleh ada tikus yang bersarang.

7. Air
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan atau air
minum sesuai perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.

9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran
terhadap permukaan tanah, serta air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur


Luas ruang tidur minimal 9 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari
dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun.

11. Atap
Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,
panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti: debu,
asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat
isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan.

1.3 .ISPA
1.3.1 Gambaran kejadian ISPA
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.ISPA
umumnya berlangsung selama 14 hari.Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas
bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza,
bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah
saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah Pneumonia.(WHO).
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka
kejadian yang cukup tinggi.Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari
bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut
terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Haemophylus,Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab
ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus,
Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.

1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya scabies


a. Faktor Pencetus ISPA
1). Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit
ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya
tahan tubuhnya lebih rendah.

2). Status Imunisasi


Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik
dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.

3). Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan
asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.

b. Faktor Pendukung terjadinya ISPA


1). Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan
berdampak peningkatan penduduk miskin disertai dengan kemampuannya
menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat mendorong peningkatan jumlah
Balita yang rentan terhadap serangan berbagai penyakit menular termasuk ISPA.
Pada akhirnya akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA dan Pneumonia pada
Balita.

2). Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi Balita
yang besar pula. Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih
rendah, akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan penyakit ISPA.

3). Geografi
Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi daerah endemis beberapa
penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat.Pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya peningkatan kaus
maupun kemaian penderita akibat ISPA.Dengan demikian pendekatan dalam
pemberantasan ISPA perlu dilakukan dengan mengatasi semua faktor risiko dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

4). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


PHBS merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA.Perilaku
bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan
penduduk. Dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat
diperkirakan akan berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam
menjaga kesehatan Balita agar tidak terkena penyakit ISPA yaitu melalui upaya
memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat.

5) Lingkungan dan Iklim Global


Pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana
transportasi dan polusi udara dalam rumah merupakan ancaman kesehatan terutama
penyakit ISPA. Demikian pula perubahan iklim gobal terutama suhu, kelembapan,
curah hujan, merupakan beban ganda dalam pemberantasan penyakit ISPA.
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan.Ada beberapa jenis kuman yang merupakan
penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus,
haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka
kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air
susu ibu. Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh
didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit
maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan
nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi
antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung
mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim,
tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
BAB II
PERMASALAHAN DI KELUARGA, MASYARAKAT, MAUPUN KASUS

Dalam hal ini, akan diambil contoh dari pasien kunjungan rumah yang sering
mengalami ISPA. Dari contoh kasus tersebut dapat kita lihat bagaimana kondisi
rumah penderita dan faktor apa yang mempengaruhi terjadinya penularan penyakit.
Hal ini sangat terkait dengan sanitasi lingkungan pasien dan keluarga pasien
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang akan dilakukan adalah melalui kunjungan Rumah (Home Visit)
Tujuan :
- Mengidentifikasi faktor penyebab
- Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit pasien dan
pengobatannya
Manfaat :
- Dengan kunjungan rumah, diharapkan terdapat pengobatan secara holistik
yang dapat membantu pasien dalam penyembuhan penyakitnya
- Edukasi yang baik pada keluarga diharapkan dapat memberikan lingkungan
yang kondusif terhadap pasien
Sasaran :
Keluarga Tn. Pantrimo
Nama Umur Jenis
Kelamin
Tn. Pantrimo 45th Laki-laki
Ny. Khusnul 45th Perempuan
Ny. Khotimah 17th Perempuan
Sdr. Isa 14th Perempuan
An. Viga (penderita ISPA) 11th Perempuan
BAB IV
EVALUASI
4.1 Evaluasi Hasil Kunjungan
FORMULIR PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK : Tn. Pantrimo
Alamat : Ds.Katuk 1/2

Komponen
No. Rumah yang Kriteria Nilai Bobot
Dinilai
I Komponen 31
Rumah
1 Langit-langit a. Tidak 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan 1 31
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan 2 62
bata atau batu yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air
c. Permanen(tembok/pasangan batu bata/yang 3
tidak diplester)papan kedap air
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu yang dekat dengan 1 31
tanah/plesteran yang retak/berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan/rumah 2
panggung
4 Jendela kamar a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
5 Jendela ruang a. Tidak ada 0
keluarga b. Ada 1 31
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, tetapi luasnya <10% luas lantai 1 31
c. Ada, luas ventilasi > 10% luas lantai 2
7 Lubang asap a. Tidak ada 0
dapur b. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur < 10% 1
dari luas lantai dapur
c. Ada, dengan lubang ventilasi > 10 % dari luas 2 62
lantai dapur (asap keluar dengan sempurna
atau ada exhaust fan atau ada peralatan yang
sejenis)
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak biasa dipergunakan untuk 0
membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 31
membaca dengan normal
c. Terang da tidak silau sehingga dapat 2
dipergunakan utnuk membaca dengan normal

II Sarana Sanitas 25
1 Sarana Air a. Tidak ada 0
Bersih b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak 1
(SGL/SPT/PP/ memenuhi syarat kesehatan
PU/PAH) c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi 2
syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan memebuhi 3 75
syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4
kesehatan
2 Jamban (sarana a. Tidak ada 0
pembuangan b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup 1 25
kotoran) disalurkan ke sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, di 2
salurkan ke sungai/kota
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic 3
tank
e. Ada, leher angsa, septik tank 4
3 Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur 0
Pembuangan Air di halaman rumah
Limbah (SPAL) b. Ada diserapkan mencemari sumber air (jarak 1
dengan aumber air <10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 50
d. Ada, diserapkan dan tidak dicemari sumber 3
air (jarak dengan sumber air > 10 m)
e. Ada. Dialirkan ke selokan tertutup (saluran 4
kota) untuk diolah lebih lanjut
4 Sarana a. Tidak ada 0
Pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada 1
Sampah (tempat tutup
sampah) c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 50
d. Ada, kedap air dan tertutup 3

No. Komponen Kriteria Nilai Bobot


Rumah yang
Dinilai
III Perilaku 44
Penghuni
1 Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 0
jendela kamar b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2

2. Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 0


jendela ruang b. Kadang-kadang 1
keluarga c. Setiap hari dibuka 2

3 Membersihkan a. Tidak pernah 0


rumah dan b. Kadang-kadang 1 44
halaman c. Setiap hari dibersihkan 2
4 Membuang tinja a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
ke jamban b. Kadang-kadang dibuang ke jamban 1 44
c. Setiap hari ke jamban 2

5 Membuang a. Dibuang ke sungai/kebuh/kolam/sembarangan 0


sampah pada b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 44
tempat sampah c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah 2

Hasil penilaian = Nilai x bobot


= 642 (Rumah tidak sehat)

Rumah sehat = 1068 1200


Rumah tidak sehat = < 1068
Berdasarkan hasil kunjungan rumah tersebut, rumah pasien tidak memenuhi
kriteria rumah sehat. Kondisi rumah yang tidak sehat seperti ventilasi rumah yang
kurang, pencahayaan yang kurang, beberapa lantai dan tembok yang tidak kedap air
menyebabkan kondisi rumah terasa begitu lembab. Disamping itu usaha keluarga
yang membuka warung kopi sehingga tiap hari terpapar polusi udara oleh asap rokok
menyebabkan udara disekitar tidak begitu sehat untuk dihirup. Hal ini jelas dapat
meningkatkan frekuensi terjadinya penyakit ISPA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Rumah sehat perlu diwujudkan sebagai salah satu upaya untuk pencegahan
penyakit.
b. Kondisi rumah pasien yang tidak sehat mendukung ternjadinya penularan
penyakit, dalam hal ini ISPA.
c. Kunjungan rumah disertai sosialisasi membantu mengubah pemahaman
keluarga pasien dan orang sekitar (tetangga) tentang pentingnya rumah sehat.

5.2 Saran
a. Mewujudkan rumah sehat perlu dukungan dari berbagai pihak secara terus-
menerus.
b. Kegiatan kunjungan rumah ini sebaiknya dilakukan secara berkala untuk
mengevaluasi perkembangan kondisi rumah.
c. Keluarga pasien harus bisa menjaga kebersihan rumah meskipun kondisi rumah
masih belum tergolong rumah sehat.
d. Pengobatan ISPA harus dilakukan secara menyeluruh kepada seluruh anggota
keluarga hingga sembuh.

Вам также может понравиться

  • f3 Kia KB Implan Chooey
    f3 Kia KB Implan Chooey
    Документ22 страницы
    f3 Kia KB Implan Chooey
    JP
    Оценок пока нет
  • F5 p2m TB
    F5 p2m TB
    Документ5 страниц
    F5 p2m TB
    dianagam
    Оценок пока нет
  • 415 - Borang Ukm Nidy
    415 - Borang Ukm Nidy
    Документ18 страниц
    415 - Borang Ukm Nidy
    Nidya Tiaz Putri Azhari
    Оценок пока нет
  • Ukm Irfana Efendi
    Ukm Irfana Efendi
    Документ5 страниц
    Ukm Irfana Efendi
    Irfana Efendi
    Оценок пока нет
  • Laporan Ukm PKM Bulan - f4 Gizi
    Laporan Ukm PKM Bulan - f4 Gizi
    Документ17 страниц
    Laporan Ukm PKM Bulan - f4 Gizi
    Rendi Rafsanjani
    Оценок пока нет
  • F3 Borang
    F3 Borang
    Документ8 страниц
    F3 Borang
    tikabdullah
    Оценок пока нет
  • Borang Ukm
    Borang Ukm
    Документ14 страниц
    Borang Ukm
    Novtiara Dwita Putri
    Оценок пока нет
  • f3 LAPORAN PUSKESMAS DOKTER INTERNSHIP
    f3 LAPORAN PUSKESMAS DOKTER INTERNSHIP
    Документ10 страниц
    f3 LAPORAN PUSKESMAS DOKTER INTERNSHIP
    Rossa Indah Rahmawati
    100% (1)
  • F3 Pemasangan KB Implan
    F3 Pemasangan KB Implan
    Документ4 страницы
    F3 Pemasangan KB Implan
    AniRafikaBullatz
    Оценок пока нет
  • Laporan F2 Kesling - Rumah Sehat - Internsip
    Laporan F2 Kesling - Rumah Sehat - Internsip
    Документ40 страниц
    Laporan F2 Kesling - Rumah Sehat - Internsip
    Nadia Indri
    Оценок пока нет
  • Laporan Kegiatan F1-F6 Friska
    Laporan Kegiatan F1-F6 Friska
    Документ22 страницы
    Laporan Kegiatan F1-F6 Friska
    Frizka Kusuma
    Оценок пока нет
  • Borang UKM F2 Kesling - Pengawasan Rumah Sehatdocx
    Borang UKM F2 Kesling - Pengawasan Rumah Sehatdocx
    Документ5 страниц
    Borang UKM F2 Kesling - Pengawasan Rumah Sehatdocx
    Laura Cintya
    Оценок пока нет
  • f2 Kesling Pemberantasan Sarang Nyamuk 2
    f2 Kesling Pemberantasan Sarang Nyamuk 2
    Документ6 страниц
    f2 Kesling Pemberantasan Sarang Nyamuk 2
    Tatik Handayani
    Оценок пока нет
  • Ukm Iship
    Ukm Iship
    Документ8 страниц
    Ukm Iship
    Satrya Wirawan
    Оценок пока нет
  • Borang Ukm: F1 (Upaya Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat) 1. Penyuluhan Corona Virus Latar Belakang
    Borang Ukm: F1 (Upaya Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat) 1. Penyuluhan Corona Virus Latar Belakang
    Документ22 страницы
    Borang Ukm: F1 (Upaya Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat) 1. Penyuluhan Corona Virus Latar Belakang
    syairozi_hidayat
    100% (1)
  • Laporan TB Ukm
    Laporan TB Ukm
    Документ18 страниц
    Laporan TB Ukm
    Mega Indah Sari
    Оценок пока нет
  • F3 Bias
    F3 Bias
    Документ11 страниц
    F3 Bias
    Edy Wang
    Оценок пока нет
  • Laporan UKM
    Laporan UKM
    Документ42 страницы
    Laporan UKM
    Vivi Rumahlatu
    Оценок пока нет
  • Laporan F3 Marissa
    Laporan F3 Marissa
    Документ9 страниц
    Laporan F3 Marissa
    mirandada
    Оценок пока нет
  • UKM F2 - Kesling - Skabies
    UKM F2 - Kesling - Skabies
    Документ9 страниц
    UKM F2 - Kesling - Skabies
    Iqbal Wachidi
    Оценок пока нет
  • F4 Borang
    F4 Borang
    Документ13 страниц
    F4 Borang
    Arindra Adi Rahardja
    Оценок пока нет
  • Borang UKM
    Borang UKM
    Документ4 страницы
    Borang UKM
    Risa N H
    Оценок пока нет
  • Borang UKM
    Borang UKM
    Документ39 страниц
    Borang UKM
    Putri Balqissy
    Оценок пока нет
  • F2. Ukm Kesling (Penyuluhann Sampah)
    F2. Ukm Kesling (Penyuluhann Sampah)
    Документ4 страницы
    F2. Ukm Kesling (Penyuluhann Sampah)
    shinta
    Оценок пока нет
  • Borang UKM Kesling
    Borang UKM Kesling
    Документ2 страницы
    Borang UKM Kesling
    dhani
    Оценок пока нет
  • Borang Ukm
    Borang Ukm
    Документ32 страницы
    Borang Ukm
    marera retnaning tyas
    Оценок пока нет
  • F3 Anc
    F3 Anc
    Документ12 страниц
    F3 Anc
    Okkie Mharga Sentana
    Оценок пока нет
  • f5 Pencegahan Penyakit Menular Dan Tidak Menular
    f5 Pencegahan Penyakit Menular Dan Tidak Menular
    Документ14 страниц
    f5 Pencegahan Penyakit Menular Dan Tidak Menular
    rnurdiany
    Оценок пока нет
  • Borang Gizi Anak
    Borang Gizi Anak
    Документ2 страницы
    Borang Gizi Anak
    Rafa Naufalin
    Оценок пока нет
  • Contoh Borang UKM Program KIAKB BIAS
    Contoh Borang UKM Program KIAKB BIAS
    Документ1 страница
    Contoh Borang UKM Program KIAKB BIAS
    Sony Neov
    0% (1)
  • F4 Kiki
    F4 Kiki
    Документ8 страниц
    F4 Kiki
    Faridae Imuetzs
    Оценок пока нет
  • Borang Ukm f5 Hiv
    Borang Ukm f5 Hiv
    Документ2 страницы
    Borang Ukm f5 Hiv
    silka reslia riswanto
    100% (1)
  • Borang F1-F5
    Borang F1-F5
    Документ30 страниц
    Borang F1-F5
    Yogi Arta Suarlin
    Оценок пока нет
  • Laporan UKM F6 Posyandu Lansia
    Laporan UKM F6 Posyandu Lansia
    Документ1 страница
    Laporan UKM F6 Posyandu Lansia
    fajri
    Оценок пока нет
  • F5-tb Paru
    F5-tb Paru
    Документ8 страниц
    F5-tb Paru
    Dika Maharani
    Оценок пока нет
  • Borang Ukm f3
    Borang Ukm f3
    Документ9 страниц
    Borang Ukm f3
    Winny Dilafarah
    100% (1)
  • Borang Ukm f4
    Borang Ukm f4
    Документ7 страниц
    Borang Ukm f4
    Winny Dilafarah
    Оценок пока нет
  • F2 Upaya Kesling Jamban Sehat
    F2 Upaya Kesling Jamban Sehat
    Документ3 страницы
    F2 Upaya Kesling Jamban Sehat
    johjoss
    Оценок пока нет
  • F3 Agus - Bumil Risti
    F3 Agus - Bumil Risti
    Документ6 страниц
    F3 Agus - Bumil Risti
    Mutiara Chandra Dewi
    Оценок пока нет
  • f2 Upaya Kesehatan Lingkungan Sonia
    f2 Upaya Kesehatan Lingkungan Sonia
    Документ14 страниц
    f2 Upaya Kesehatan Lingkungan Sonia
    Sonia Putri
    Оценок пока нет
  • Uks-Dokcil-Borang Ukm
    Uks-Dokcil-Borang Ukm
    Документ1 страница
    Uks-Dokcil-Borang Ukm
    larisarap
    Оценок пока нет
  • Revisi Ukm
    Revisi Ukm
    Документ53 страницы
    Revisi Ukm
    Natasya Saraswati
    Оценок пока нет
  • F 3
    F 3
    Документ6 страниц
    F 3
    Arief Kamil
    Оценок пока нет
  • F2 Kunjungan TB
    F2 Kunjungan TB
    Документ9 страниц
    F2 Kunjungan TB
    Sigit Dwi Mulyo
    100% (1)
  • Borang UKM Imunisasi Dasar Lengkapdocx
    Borang UKM Imunisasi Dasar Lengkapdocx
    Документ2 страницы
    Borang UKM Imunisasi Dasar Lengkapdocx
    nadira
    Оценок пока нет
  • F2 Upaya Kesehatan Lingkungan - Dr. Arsyad
    F2 Upaya Kesehatan Lingkungan - Dr. Arsyad
    Документ3 страницы
    F2 Upaya Kesehatan Lingkungan - Dr. Arsyad
    Abdurrahman Arsyad As Siddiqi
    Оценок пока нет
  • F2.2 Ukm
    F2.2 Ukm
    Документ2 страницы
    F2.2 Ukm
    gheny irawan
    Оценок пока нет
  • Mini Project KB
    Mini Project KB
    Документ20 страниц
    Mini Project KB
    nengahdarmawan
    Оценок пока нет
  • Borang UKM KB
    Borang UKM KB
    Документ7 страниц
    Borang UKM KB
    Muhammad Muttaqin
    Оценок пока нет
  • F1 PHBS
    F1 PHBS
    Документ4 страницы
    F1 PHBS
    Muh. Wirasto ismail
    Оценок пока нет
  • Laporan Mini Project Skabies Dr. Fanny Eprilia Tika
    Laporan Mini Project Skabies Dr. Fanny Eprilia Tika
    Документ31 страница
    Laporan Mini Project Skabies Dr. Fanny Eprilia Tika
    Muhammad Riza Fahlawi
    Оценок пока нет
  • Borang Skabies F6
    Borang Skabies F6
    Документ2 страницы
    Borang Skabies F6
    AstarinaIndahApsari
    Оценок пока нет
  • Ukm Anc
    Ukm Anc
    Документ2 страницы
    Ukm Anc
    nadira
    Оценок пока нет
  • Borang Portfolio TB
    Borang Portfolio TB
    Документ37 страниц
    Borang Portfolio TB
    Gesty Zenerra
    Оценок пока нет
  • Borang Upload UKM F1 Penyuluhan Cuci Tangan
    Borang Upload UKM F1 Penyuluhan Cuci Tangan
    Документ7 страниц
    Borang Upload UKM F1 Penyuluhan Cuci Tangan
    Hana Shabrina Purnama
    Оценок пока нет
  • Ta Rumah Sehat
    Ta Rumah Sehat
    Документ53 страницы
    Ta Rumah Sehat
    maya
    Оценок пока нет
  • Promkes Rumah Sehat Final
    Promkes Rumah Sehat Final
    Документ20 страниц
    Promkes Rumah Sehat Final
    Ari Yesika Bahen
    Оценок пока нет
  • Rumah Sehat
    Rumah Sehat
    Документ8 страниц
    Rumah Sehat
    Risya Rivai
    Оценок пока нет
  • Chapter II - 2 Rumah Sehat
    Chapter II - 2 Rumah Sehat
    Документ25 страниц
    Chapter II - 2 Rumah Sehat
    Eirich Hazerule
    Оценок пока нет
  • Makalah Rumah Sehat
    Makalah Rumah Sehat
    Документ14 страниц
    Makalah Rumah Sehat
    Marlina Leuntiikk Campeurtiikk
    100% (1)
  • 03 Klinik & Praktek Dokter
    03 Klinik & Praktek Dokter
    Документ40 страниц
    03 Klinik & Praktek Dokter
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Asuhan Dan Skrining Gizi
    Asuhan Dan Skrining Gizi
    Документ2 страницы
    Asuhan Dan Skrining Gizi
    Mahresya Kamajaya
    100% (1)
  • Lab
    Lab
    Документ3 страницы
    Lab
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • LHK Hiv
    LHK Hiv
    Документ4 страницы
    LHK Hiv
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Документ5 страниц
    Cara Kerja
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет