Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Menyetujui,
Dokter Pendamping Pelaksana Kegiatan
3. Pencahayaan
Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan atau buatan,
yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan.
Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak
menyilaukan.
4. Kualitas udara
Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut:
a. Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C
b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari
luas lantai. Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah
tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai
lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya
udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang
(cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar
seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang
hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat
kesehatan, ventilasi mutlak harus ada. Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem
ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara
lain:
a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup
tanpa oksigen dalam udara.
b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat.
c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan
mulut.
d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh penguapan
cairan oleh kulit dan pernafasan.
Berdasarkan Azwar (1990), ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu (i) Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi
yang terjadi secara alamiah dimana udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun
lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu. Proses terjadinya aliran udara ialah
karena terdapatnya perbedaan suhu, udara yang panas lebih ringan dari pada udara
yang dingin. (ii) Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk
mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air
condition.
7. Air
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan atau air
minum sesuai perundang-undangan yang berlaku.
9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran
terhadap permukaan tanah, serta air tanah.
11. Atap
Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin,
panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti: debu,
asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat
isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan.
1.3 .ISPA
1.3.1 Gambaran kejadian ISPA
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.ISPA
umumnya berlangsung selama 14 hari.Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas
bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza,
bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah
saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah Pneumonia.(WHO).
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka
kejadian yang cukup tinggi.Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari
bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut
terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Haemophylus,Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab
ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus,
Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
3). Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan
asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.
2). Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi Balita
yang besar pula. Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih
rendah, akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan penyakit ISPA.
3). Geografi
Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi daerah endemis beberapa
penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat.Pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya peningkatan kaus
maupun kemaian penderita akibat ISPA.Dengan demikian pendekatan dalam
pemberantasan ISPA perlu dilakukan dengan mengatasi semua faktor risiko dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Dalam hal ini, akan diambil contoh dari pasien kunjungan rumah yang sering
mengalami ISPA. Dari contoh kasus tersebut dapat kita lihat bagaimana kondisi
rumah penderita dan faktor apa yang mempengaruhi terjadinya penularan penyakit.
Hal ini sangat terkait dengan sanitasi lingkungan pasien dan keluarga pasien
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang akan dilakukan adalah melalui kunjungan Rumah (Home Visit)
Tujuan :
- Mengidentifikasi faktor penyebab
- Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit pasien dan
pengobatannya
Manfaat :
- Dengan kunjungan rumah, diharapkan terdapat pengobatan secara holistik
yang dapat membantu pasien dalam penyembuhan penyakitnya
- Edukasi yang baik pada keluarga diharapkan dapat memberikan lingkungan
yang kondusif terhadap pasien
Sasaran :
Keluarga Tn. Pantrimo
Nama Umur Jenis
Kelamin
Tn. Pantrimo 45th Laki-laki
Ny. Khusnul 45th Perempuan
Ny. Khotimah 17th Perempuan
Sdr. Isa 14th Perempuan
An. Viga (penderita ISPA) 11th Perempuan
BAB IV
EVALUASI
4.1 Evaluasi Hasil Kunjungan
FORMULIR PENILAIAN RUMAH SEHAT
Nama KK : Tn. Pantrimo
Alamat : Ds.Katuk 1/2
Komponen
No. Rumah yang Kriteria Nilai Bobot
Dinilai
I Komponen 31
Rumah
1 Langit-langit a. Tidak 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan 1 31
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan 2 62
bata atau batu yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air
c. Permanen(tembok/pasangan batu bata/yang 3
tidak diplester)papan kedap air
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu yang dekat dengan 1 31
tanah/plesteran yang retak/berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan/rumah 2
panggung
4 Jendela kamar a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
5 Jendela ruang a. Tidak ada 0
keluarga b. Ada 1 31
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, tetapi luasnya <10% luas lantai 1 31
c. Ada, luas ventilasi > 10% luas lantai 2
7 Lubang asap a. Tidak ada 0
dapur b. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur < 10% 1
dari luas lantai dapur
c. Ada, dengan lubang ventilasi > 10 % dari luas 2 62
lantai dapur (asap keluar dengan sempurna
atau ada exhaust fan atau ada peralatan yang
sejenis)
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak biasa dipergunakan untuk 0
membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 31
membaca dengan normal
c. Terang da tidak silau sehingga dapat 2
dipergunakan utnuk membaca dengan normal
II Sarana Sanitas 25
1 Sarana Air a. Tidak ada 0
Bersih b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak 1
(SGL/SPT/PP/ memenuhi syarat kesehatan
PU/PAH) c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi 2
syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan memebuhi 3 75
syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4
kesehatan
2 Jamban (sarana a. Tidak ada 0
pembuangan b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup 1 25
kotoran) disalurkan ke sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, di 2
salurkan ke sungai/kota
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic 3
tank
e. Ada, leher angsa, septik tank 4
3 Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur 0
Pembuangan Air di halaman rumah
Limbah (SPAL) b. Ada diserapkan mencemari sumber air (jarak 1
dengan aumber air <10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 50
d. Ada, diserapkan dan tidak dicemari sumber 3
air (jarak dengan sumber air > 10 m)
e. Ada. Dialirkan ke selokan tertutup (saluran 4
kota) untuk diolah lebih lanjut
4 Sarana a. Tidak ada 0
Pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada 1
Sampah (tempat tutup
sampah) c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 50
d. Ada, kedap air dan tertutup 3
5.2 Saran
a. Mewujudkan rumah sehat perlu dukungan dari berbagai pihak secara terus-
menerus.
b. Kegiatan kunjungan rumah ini sebaiknya dilakukan secara berkala untuk
mengevaluasi perkembangan kondisi rumah.
c. Keluarga pasien harus bisa menjaga kebersihan rumah meskipun kondisi rumah
masih belum tergolong rumah sehat.
d. Pengobatan ISPA harus dilakukan secara menyeluruh kepada seluruh anggota
keluarga hingga sembuh.