Вы находитесь на странице: 1из 132

TESIS

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN


ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

DWI HARYADI NUGRAHA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
TESIS

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN


ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

DWI HARYADI NUGRAHA


NIM 1491661022

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN
TEKANAN ANGGARAN WAKTU SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


pada Program Magister, Program Studi Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana

DWI HARYADI NUGRAHA


NIM 1491661022

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

ii
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL

Pembimbing I, Pembimbing II

Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, M.Si.
NIP. 19590510 199003 1 001 NIP. 19690115 199402 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi Direktur


Program Pasca Sarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, MSBA, Ak. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 19590510 199003 1 001 NIP. 19690115 199402 2 001

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI

TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada


Tanggal

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor


Universitas Udayana, No. : ., Tanggal.

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA

Anggota :
1. Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi
2. Dr. I.D.G Dharma Suputra, SE, MSi., Ak.
3. Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak.
4. Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE., MSi., Ak.

iv
PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA TULIS TESIS

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis dengan

judul Pengaruh Locus of Control Dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Audit

Dengan Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi adalah benar

hasil karya saya sendiri dan belum pernah digunakan untuk memperoleh gelar

keilmuan dimanapun. Tesis ini sepenuhnya hasil karya saya, kecuali kutipan-

kutipan yang telah disebutkan sumbernya dalam daftar pustaka. Oleh karena itu,

semua isi tesis ini menjadi tanggung jawab saya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah pemikiran saya sendiri, saya

bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Denpasar,

Yang Membuat Pernyataan,

Dwi Haryadi Nugraha

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur


kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya, tesis ini dapat
diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA
selaku Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan selama penulis mengikuti program
pascasarjana, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE,
M.Si. selaku Pembimbing II yang memberikan bimbingan, semangat, dan saran
kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.
A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi
mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga
ditujukan kepada Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi dan Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
pendidikan di Program Magister Akuntansi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
penguji tesis, yaitu: Dr. I.D.G Dharma Suputra, SE, MSi., Ak., Dr. I Made
Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak., dan Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE.,
MSi., Ak., yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran, sehingga tesis ini
dapat terwujud.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
Dosen Pengajar Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang

vi
memberikan bimbingan kepada penulis selama mengikuti pendidikan, serta para
pegawai yang telah membantu dalam proses pendidikan selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan adik yang
telah banyak memberikan motivasi, doa, dan semangat. Ucapan terima kasih juga
kepada teman-teman seangkatan di Program Magister Akuntansi Universitas
Udayana angkatan XIV, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidka
langsung dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan teori,
referensi peneliti berikutnya, serta diharapkan mampu memberikan kontribusi
berupa informasi hasil penelitian bagi Kantor Akuntan Publik di Bali.

Denpasar,

Penulis,

vii
ABSTRAK

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI


PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN
WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Penelitian ini bertujuan menguji model perilaku audit dengan


mengintegrasikan karakteristik individual auditor (locus of control dan komitmen
organisasi) dengan tekanan anggaran waktu audit. Model perilaku audit yang diuji
adalah perilaku reduksi kualitas audit. Secara spesifik penelitian ini menguji,
(1) pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada tekanan anggaran
waktu audit, (2) pengaruh locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan
anggaran waktu audit pada perilaku audit, dan (3) tekanan anggaran waktu audit
sebagai variabel yang memediasi pengaruh locus of control dan komitmen
organisasi pada perilaku audit.
Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan menyebarkan
kuesioner kepada 35 auditor yang bekerja di KAP di Bali. Metode penentuan
sampel adalah sampel jenuh. Kuesioner yang dapat digunakan berjumlah 35
kuesioner. Analisis data dilakukan dengan model analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan locus of control eksternal berpengaruh
positif signifikan pada tekanan anggaran waktu audit dan perilaku reduksi kualitas
audit. Komitmen organisasi berpengaruh negatif signifikan pada tekanan anggaran
waktu audit dan perilaku reduksi kualitas audit. Tekanan anggaran waktu audit
berpengaruh positif signifikan pada perilaku reduksi kualitas audit. Tekanan
anggaran waktu audit merupakan variabel yang memediasi pengaruh locus of
control pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil lainnya, tekanan anggaran waktu
audit bukan merupakan variabel yang mediasi pengaruh komitmen organisasi pada
perilaku reduksi kualitas audit.

Kata Kunci: Perilaku Audit, Tekanan Anggaran Waktu Audit, Locus of Control,
Komitmen Organisasi.

viii
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND ORGANIZATIONAL


COMMITMENT ON AUDIT BEHAVIORS WITH AUDIT TIME
BUDGET PRESSURE AS INTERVENING VARIABLE

This study exams audit behaviors model by relating auditors individual


characteristic (locus of control and organizational commitment) and audit time
budget pressure. The audit behaviors model examined are audit quality reduction
behaviors. Specifically, the primary purposes of this study is to examines:
(1) influence of locus of control and organizational commitment on audit time
budget pressure, (2) influence of locus of control, organizational commitment, audit
time budget pressure on audit behaviors, and (3) the audit time budget pressure is
an intervening variable of influence of locus of control and organizational
commitment on audit behaviors.
This study conducted with survey method by distributing questionnaires to
35 auditors working in audit firms in Bali. Method of sampling is sampling
saturated. The questionnaire can be used as many as 35 questionnaires. Data
analysis is done by path analysis model.
The result of this study suggest external locus of control has positive and
significant influence on audit time budget pressure and audit quality reduction
behaviors. Organizational commitment has negative and significant influence on
audit time budget pressure and audit quality reduction behaviors. The audit time
budget pressure has positive and significant influence on audit quality reduction
behaviors. The audit time budget pressure is an intervening variable of influence
of locus of control on audit quality reduction behaviors. Other result, audit time
budget pressure is not an intervening variable of influence of organizational
commitment on audit quality reduction behaviors.

Keyword: Audit Behaviors, Audit Time Budget Pressure, Locus of Control,


Organizational Commitment.

ix
RINGKASAN

Perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit merupakan faktor


penting yang memengaruhi kualitas audit yang dihasilkan KAP. Pelaksanaan
prosedur audit secara cermat dan seksama sebagaimana tercantum dalam program
audit, membantu KAP untuk dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas.
Namun, hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan terdapat ancaman atas
penurunan kualitas audit sebagai akibat tindakan audit disfungsional yang kadang-
kadang dilakukan auditor dalam menyelesaikan tugas audit. Perilaku disfungsional
auditor yang yang diuji dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi kualitas audit.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh locus of control
dan komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit; pengaruh locus of
control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran waktu audit pada perilaku
reduksi kualitas audit; serta tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel yang
memediasi pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori atribusi dan
teori model stres kerja. Variabel bebas penelitian ini adalah locus of control dan
komitmen organisasi. Variabel terikat adalah perilaku reduksi kualitas audit. Serta,
variabel mediasi adalah tekanan anggaran waktu audit.
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di
Bali dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada auditor yang minimal
menjadi ketua tim dalam penugasan audit. Metode penentuan sampel adalah sampel
jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang. Kuesioner yang dapat digunakan
berjumlah 35 kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa
instrumen variabel locus of control, komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu
audit, dan perilaku reduksi kualitas audit seluruhnya valid dan reliabel. Analisis
yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa locus of control berpengaruh
positif signifikan pada tekanan anggaran waktu audit sedangkan komitmen
organisasi berpengaruh negatif signifikan pada tekanan anggaran waktu audit.
Locus of control dan tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada
perilaku reduksi kualitas audit sedangkan komitmen organisasi berpengaruh negatif
signifikan pada perilaku reduksi kualitas audit. Tekanan anggaran waktu audit
merupakan variabel yang memediasi pengaruh locus of control pada perilaku
reduksi kualitas audit. Hasil lainnya, tekanan anggaran waktu audit bukan
merupakan variabel yang mediasi pengaruh komitmen organisasi pada perilaku
reduksi kualitas audit.
Peneliti berikutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
karakteristik individual auditor lainnya yang mungkin berpengaruh pada perilaku
reduksi kualitas audit seperti kesadaran etis individu auditor. Sedangkan faktor-
faktor situasional lainnya dapat menggunakan efektivitas kontrol mutu di KAP dan
gaya kepemimpinan.

x
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ........................................................................................ i


PRASYARAT GELAR ................................................................................. m ii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TESIS .............................. n v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
n

RINGKASAN ................................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10


2.1 Landasan Teori ................................................................... 10
2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory) ........................ 10
2.1.2 Teori Model Stres Kerja .......................................... 11
2.1.3 Perilaku Audit ......................................................... 13
2.1.5 Karakteristik Personal Auditor ............................... 16
2.1.4 Tekanan Anggaran Waktu Audit ............................ 20
2.2 Penelitian Sebelumnya ........................................................ 22

xi
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ............................................................................. 26
3.1 Kerangka Berpikir .............................................................. 26
3.2 Konsep Penelitian ............................................................... 27
3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................ 28
3.3.1 Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ........................................... 28
3.3.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ........................................... 29
3.3.3 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi
Kualitas Audit ......................................................... 30
3.3.4 Pengaruh Komitmen Organisasi ada Perilaku
Reduksi Kualitas Audit ........................................... 30
3.3.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada
Perilaku Reduksi Kualitas Audit ............................. 31
3.3.6 Pengaruh Locus of Control dan Komitmen
Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Melalui Tekanan Anggaran Waktu Audit ................ 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 33


4.1 Rancangan Penelitian .......................................................... 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 34
4.3 Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 35
4.4 Data Penelitian .................................................................... 35
4.4.1 Jenis Data ................................................................ 35
4.4.2 Sumber Data ............................................................ 36
4.5 Populasi dan Sampel ............................................................ 36
4.6 Variabel Penelitian .............................................................. 38
4.6.1 Identifikasi Variabel ................................................ 38
4.6.2 Definisi Operasional Variabel ................................. 38
4.7 Metode Pengumpulan Data ................................................. 44

xii
4.8 Teknik Analisis Data .......................................................... 45
4.8.1 Pengujian Intrumen ................................................. 45
4.8.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ................................. 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 51


5.1 Gambaran Umum Responden dan Data Penelitian ............ 51
5.1.1 Deskripsi Responden .............................................. 51
5.1.2 Profil Responden ..................................................... 51
5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ................................. 53
5.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................ 55
5.2.1 Uji Validitas ............................................................ 55
5.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................ 56
5.3 Pengujian Hipotesis Dengan Analisis Jalur ........................ 56
5.3.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis
Jalur ......................................................................... 57
5.3.2 Evaluasi Terhadap Validitas Model ........................ 58
5.3.3 Hasil Analisis Regresi ............................................. 59
5.3.4 Hasil Pengujian Variabel Mediasi .......................... 62
5.3.5 Pengujian Hipotesis ................................................ 63
5.4 Pembahasan ........................................................................ 65
5.4.1 Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ........................................... 65
5.4.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan
Anggaran Waktu Audit ........................................... 67
5.4.3 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi
Kualitas Audit ......................................................... 68
5.4.4 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku
Reduksi Kualitas Audit ........................................... 70
5.4.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada
Perilaku Reduksi Kualitas Audit ............................. 72

xiii
5.4.6 Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel
Mediasi Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku
Reduksi Kualitas Audit ........................................... 73
5.4.7 Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel
Mediasi Pengaruh Komitmen Organisasi Pada
Perilaku Reduksi Kualitas Audit ............................. 75

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 77


6.1 Simpulan ............................................................................. 77
6.2 Saran ................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79


LAMPIRAN .................................................................................................... 85

xiv
DAFTAR TABEL

4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 37


4.2 Indikator-Indikator Konstruk Perilaku Reduksi Kualitas Audit ............. 39
4.3 Indikator-Indikator Konstruk Locus of Control...................................... 41
4.4 Indikator-Indikator Konstruk Komitmen Organisasi ............................. 42
4.5 Indikator-Indikator Konstruk Tekanan Anggaran Waktu Audit ............ 43
5.1 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Penelitian ............................ 51
5.2 Profil Responden ................................................................................... 52
5.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel ......................................................... 53
5.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ............................................................ 55
5.5 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ........................................................ 56
5.6 Ringkasan Model Linier ........................................................................ 57
5.7 Ringkasan Koefisien Jalur ..................................................................... 59
5.8 Koefisien Hubungan Langsung, Tidak Langsung, dan Total
Antarvariabel .......................................................................................... 60

xv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Model Teori Stres Kerja ......................................................................... 12


3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 27
3.2 Konsep Penelitian Rumusan Masalah I dan II ....................................... 28
3.3 Konsep Penelitian Rumusan Masalah III .............................................. 28
4.1 Skema Rancangan Penelitian ................................................................. 34
4.2 Model Statistik ........................................................................................ 46
5.1 Koefisien Jalur Locus of Control, Komitmen Organisasi,
Tekanan Anggaran Waktu Audit, dan Perilaku Reduksi Kualitas
Audit ....................................................................................................... 60

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................. 85


Lampiran 2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya .......................................... 91
Lampiran 3 Statistik Deskriptif Data Uji .................................................... 97
Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Penelitian .......................................... 98
Lampiran 5 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................................... 108
Lampiran 6 Hasil Olahan Curva Fit dan Regression .................................. 112

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor

independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

kewajaran laporan keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti

audit yang cukup dan tepat yang diperoleh melalui pelaksanaan serangkaian

prosedur audit. Hal ini sesuai dengan Standar Audit (SA 500 tentang Bukti Audit)

yang menyatakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat mencakup

inspeksi, observasi, konfirmasi, penghitungan kembali, pelaksanaan ulang

(reformance), dan prosedur analitis, serta sering kali memadukan beberapa

prosedur sebagai tambahan atas prosedur permintaan keterangan dari manajemen

(IAPI, 2013).

Dalam rangka mendapatkan bukti audit kompeten dan cukup, maka

sebelum melaksanaan audit kantor akuntan publik (KAP) terlebih dahulu

menyusun program audit dan anggaran waktu audit. Program audit merupakan

kumpulan dari prosedur audit yang harus dilaksanakan selama proses audit,

sedangkan anggaran waktu audit merupakan taksiran atau estimasi waktu yang

dialokasikan untuk pelaksanaan setiap prosedur audit (Fleming, 1980; Otley dan

Pierce, 1996). Penyusunan program audit dan anggaran waktu audit merupakan

wujud kepatuhan KAP terhadap Standar Audit (SA 300 tentang Perencanaan

1
2

Suatu Audit Atas Laporan Keuangan), yang mensyaratkan auditor harus

merencanakan audit agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif (IAPI,

2013).

Kepercayaan para pemakai laporan keuangan auditan terhadap profesi

akuntan publik sangat bergantung pada kualitas audit yang dihasilkan KAP.

Kualitas audit merupakan probabilitas auditor dapat menemukan dan melaporkan

kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diaudit

(DeAngelo, 1981). Probabilitas auditor menemukan kekeliruan dan

ketidakberesan dalam laporan keuangan yang diaudit dipengaruhi kemampuan

teknis auditor (pendidikan, pengalaman, profesionalisme), independensi, dan

perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit (DeAngelo, 1981;

Raghunathan, 1991).

Perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit merupakan faktor

penting yang memengaruhi kualitas audit yang dihasilkan KAP (Raghunathan,

1991; Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996). Pelaksanaan

prosedur audit secara cermat dan seksama sebagaimana tercantum dalam program

audit, membantu KAP untuk dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas

(McDaniel, 1990; Malone dan Robert, 1996). Namun, hasil-hasil penelitian

terdahulu menunjukkan terdapat ancaman atas penurunan kualitas audit sebagai

akibat tindakan audit disfungsional yang kadang-kadang dilakukan auditor dalam

menyelesaikan tugas audit (Alderman dan Deitrick, 1982; Kelley dan Seiler,

1982; Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996a; Herrbach, 2001;

Coram et al., 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).


3

Perilaku disfungsional auditor merupakan setiap tindakan yang dilakukan

auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat menurunkan kualitas audit

secara langsung maupun tidak langsung. Tindakan-tindakan yang dilakukan

auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat menurunkan kualitas audit

secara langsung disebut sebagai perilaku reduksi kualitas audit (audit quality

reduction behaviors), sedangkan yang dapat menurunkan kualitas audit secara

tidak langsung disebut perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim,

1990; Otley dan Pierce, 1996).

Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan yang dilakukan

auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-bukti

audit yang dikumpulkan (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996,

Pierce dan Sweeney, 2004). Perilaku reduksi kualitas audit dapat dilakukan

dengan berbagai tindakan misalnya; penghentian prematur prosedur audit, review

yang dangkal atas dokumen klien, tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan

akuntansi yang diterapkan klien, penerimaan atas penjelasan klien yang tidak

memadai, mengurangi pekerjaan audit dari yang seharusnya dilakukan, dan tidak

memperluas ruang lingkup pengauditan ketika terdeteksi transaksi atau pos yang

meragukan (Kelley dan Margheim, 1990; Malone dan Robert, 1996; Otley dan

Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004). Perilaku reduksi kualitas audit

merupakan ancaman serius terhadap kualitas audit karena bukti-bukti audit yang

dikumpulkan selama pelaksanaan prosedur audit tidak kompeten dan cukup

sebagai dasar memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat mengenai


4

kewajaran laporan keuangan yang diaudit (Otley dan Pierce, 1996; Herrbach,

2001).

Perilaku tidak etis yang dilakukan individu dalam organisasi dapat

diakibatkan oleh karakteristik personal, situasional maupun interaksi antara

faktor-faktor tersebut (Trevino, 1986). Pendapat tersebut didukung oleh Ford dan

Rhichardson (1994) dalam telaah empiris pengambilan keputusan etis yang

menjelaskan bahwa salah satu determinan penting dalam pengambilan keputusan

etis adalah faktor-faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat

keputusan. Karena perilaku audit disfungsional dapat dikategorikan sebagai

perilaku yang tidak etis, maka kecenderungan auditor melakukan tindakan

tersebut dapat dipengaruhi karakteristik individual auditor (Silaban, 2009).

Karakteristik personal auditor (faktor internal) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah locus of control. Locus of control menggambarkan tingkat

keyakinan seseorang tentang sejauh mana mereka dapat mengendalikan faktor-

faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya (Rotter,

1966). Seseorang yang meyakini keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya

berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus of control internal, sedangkan

yang di luar kontrolnya disebut memiliki locus of control eksternal (Lefcourt,

1982).

Penelitian sebelumnya, Nadirsyah dan Zuhra (2009); Wijayanti (2009);

dan Tanjung (2013) menunjukkan locus of control berpengaruh signifikan positif

terhadap perilaku disfungsional auditor. Penelitian Kurnia (2009); Silaban (2009);

Hartati (2012); Gustati (2012); Triono dkk., (2012); Hidayat (2012); Sudirjo
5

(2013), memberikan hasil bahwa locus of control eksternal berpengaruh terhadap

penerimaan perilaku disfungsional auditor. Hasil penelitian yang berbeda, yaitu

penelitian Andani dan Mertha (2014) menemukan bahwa locus of control

berpengaruh negatif signifikan pada penghentian prematur prosedur audit.

Penelitian lainnya, Aisyah dkk., (2014) menunjukkan tidak terdapat pengaruh

antara locus of control eksternal dengan perilaku disfungsional auditor.

Selain locus of control, karakteristik personal lainnya yang digunakan

dalam penelitian ini adalah komitmen auditor terhadap organisasinya. komitmen

organisasi merupakan tingkat dimana seseorang pekerja mengidentifikasi sebuah

organisasi, tujuan, dan harapannya untuk tetap menjadi anggota (Robbins dan

Timothy, 2015:46). Auditor yang memiliki komitmen organisasional akan

memiliki tingkat loyalitas yang lebih baik dan lebih bersedia melakukan pekerjaan

melebihi apa yang seharusnya dikerjakan (Irawati dkk., 2005).

Penelitian sebelumnya, Wijayanti (2009); Triono dkk., (2012); Aisyah

dkk., (2014) menunjukkan komitmen organisasi berpengaruh negatif signifikan

terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Tingginya komitmen

organisasional akan meminimalkan keinginan untuk pindah kerja yang akan

berdampak pada rendahnya penerimaan perilaku disfungsioanal auditor. Berbeda

dengan Harini dkk., (2010) yang menyebutkan bahwa komitmen organisasi tidak

mempunyai hubungan langsung dengan perilaku disfungsional audit.

Faktor situasional dalam penelitian ini adalah kendala anggaran waktu

audit. Kendala anggaran waktu merupakan faktor utama yang mendorong auditor

melakukan tindakan audit disfungsional (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan
6

Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004). Kendala anggaran waktu merupakan

suatu kondisi dimana auditor menghadapi keterbatasan waktu dalam pelaksanaan

program audit. Keterbatasan waktu tersebut timbul dari adanya batas waktu yang

ditetapkan KAP dalam menyelesaikan suatu prosedur audit. (Fleming, 1980;

McNair, 1991).

Kompetisi yang intensif pada pasar audit menuntut KAP melakukan

efisiensi melalui pengendalian biaya audit. Untuk meningkatkan efisiensi salah

satu cara yang sering ditempuh KAP adalah dengan menetapkan anggaran waktu

audit secara ketat (McNair, 1991; Arens dan Loebecke, 2002). Anggaran waktu

audit yang ketat dapat mengakibatkan auditor merasakan tekanan dalam

pelaksanaan prosedur audit karena ketidakseimbangan antara waktu yang tersedia

dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas audit, dan selanjutnya

kondisi tersebut dapat mendorong auditor melakukan tindakan audit disfungsional

(Kelley dan Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988). Hal ini terjadi karena pada

umumnya auditor meyakini bahwa penyelesaian prosedur audit dalam batas

anggaran merupakan faktor penting untuk mendapatkan laba dari suatu perikatan

audit dan kelangsungan karir mereka di KAP (Kelley dan Seiler, 1982; Lightner et

al., 1982).

Hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tekanan anggaran

waktu audit berpengaruh positif pada perilaku disfungsional adalah Simanjuntak

(2008); Nadirsyah dan Zuhra (2009); Kurnia (2009); Manullang (2010); Tanjung

(2013); dan Kholidiah dan Murni (2014). Semakin tinggi tekanan anggaran waktu

yang dirasakan auditor dalam pelaksanaan program audit, maka semakin


7

meningkat kecenderungan auditor melakukan tindakan disfungsional (Kelley dan

Seiler, 1982; Lightner et al., 1982; Otley dan Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney,

2004).

Tekanan anggaran waktu menjadi variabel mediasi dalam penelitian ini,

yang memediasi pengaruh karakteristik personal auditor (locus of control dan

komitmen organisasi) pada perilaku audit. Penelitian sebelumnya yang

menggunakan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi dalam

pengaruh karakteristik personal auditor pada perilaku audit adalah Silaban (2009)

dan Sudirjo (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

tidak langsung locus of control terhadap perilaku reduksi kualitas audit melalui

tekanan anggaran waktu yang dirasakan. Sedangkan penelitian yang menguji

pengaruh tidak langsung komitmen organisasi terhadap perilaku reduksi kualitas

audit melalui tekanan anggaran waktu audit belum ditemukan.

Subjek penelitian ini adalah auditor KAP di Bali, yang pemilihannya

dimotivasi karena belum ditemukan penelitian serupa sebelumnya yang subjek

penelitiannya adalah auditor KAP di Bali. Subjek penelitian Silaban (2009) adalah

auditor KAP di Jakarta, Medan, dan Surabaya; Hartati (2012) adalah auditor KAP

di Jawa Tengah; Triono dkk., (2012) dan Sudirjo (2013) adalah auditor KAP di

Semarang; Tanjung (2013) adalah auditor KAP di Kota Padang dan Pekanbaru;

Kholidiah dan Murni (2014) adalah auditor KAP di Jawa Timur. Dengan lokasi

yang berbeda, maka akan memunculkan karakteristik yang berbeda karena setiap

daerah mempunyai budaya organisasi yang berbeda pula. Budaya organisasi akan

memengaruhi karakteristik personal individu (Susanti dan Subroto, 2015).


8

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penelitian ini menguji

pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit KAP di

Bali dengan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka rumusan masalah

disusun sebagai berikut:

1) Apakah locus of control dan komitmen organisasi berpengaruh pada tekanan

anggaran waktu audit?

2) Apakah locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran waktu

audit berpengaruh pada perilaku audit?

3) Apakah tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel yang memediasi

pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh locus of control dan komitmen

organisasi pada tekanan anggaran waktu audit.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh locus of control, komitmen

organisasi, dan tekanan anggaran waktu audit pada perilaku audit.


9

3) Untuk mendapatkan bukti empiris tekanan anggaran waktu audit sebagai

variabel yang memediasi pengaruh locus of control dan komitmen organisasi

pada perilaku audit.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diberikan melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

pengembangan ilmu akuntansi keperilakuan khususnya studi tentang faktor-

faktor yang memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit.

Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti

berikutnya dalam menghadapi permasalahan yang sejenis.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pimpinan KAP

dalam mengevaluasi kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang

kondusif bagi auditor dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja yang

kondusif dalam pelaksanaan tugas dapat menghindari kemungkinan

terjadinya perilaku reduksi kualitas audit oleh auditor dalam pelaksanaan

program audit, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas audit yang

dihasilkan oleh KAP.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait

secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper

dan Schindler, 2006:54). Kajian teori merupakan dasar berpikir yang bersumber

dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk

memecahkan permasalahan dalam penelitian.

2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory)

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang

menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya. Teori atribusi

dikembangkan oleh Fritz Heider yang mengargumentasikan bahwa perilaku

seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal, yaitu faktor-faktor

yang berasal dari dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal, yaitu faktor-faktor

yang berasal dari luar diri seseorang (Suartana, 2010:181).

Gordon dan Graham (2006) menjelaskan situasi di sekitar yang

menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial disebut dengan

dispositional attributions dan situational attributions. Dispositional attributions

merupakan penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual yang

ada dalam diri seseorang, misalnya kepribadian, persepsi diri, kemampuan, dan

motivasi. Sedangkan situational attributions merupakan penyebab eksternal yang

10
11

mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat memengaruhi perilaku, misalnya

kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan teori atribusi untuk menjelaskan dan

memrediksi pengaruh karakteritik personal auditor, yaitu locus of control dan

komitmen organisasi pada perilaku audit dalam pelaksanaan program audit.

2.1.2 Teori Model Stres Kerja

Stres adalah suatu keadaan yang menekankan diri dan jiwa seseorang di

luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi maka ini

akan berdampak pada kesehatannya. Stres tidak timbul begitu saja namun sebab-

sebab stres timbul umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang memengaruhi

kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi diluar dari kemampuannya sehingga

kondisi tersebut telah menekankan jiwanya (Fahmi, 2014:256-257).

Faktor yang menyebabkan stres adalah kondisi pekerjaan individu,

tekanan peran, kesempatan pelibatan diri dalam tugas, tanggung jawab individu,

dan faktor organisasi (Tosi, 1971). Pada dasarnya, sumber stres merupakan hasil

interaksi dan transaksi antara individu dan lingkungannya. Dalam pembahasan ini

lingkungan individu tersebut dapat digolongkan menjadi dua faktor sebagai

sumber dari stres, yaitu faktor-faktor pekerjaan dan faktor-faktor di luar pekerjaan

itu sendiri (Wijono, 2010:148).

Pada latar belakang penelitian telah diuraikan bahwa keterbatasan atau

kendala anggaran waktu dapat mengakibatkan auditor merasakan suatu tekanan

dalam mengerjakan tugas audit tertentu, dan kondisi tersebut selanjutnya dapat

memengaruhi perilaku audit dalam pelaksanaan program audit. Hal tersebut sesuai
12

dengan literatur stres yang berkaitan dengan pekerjaan (stres-kerja) yang

menjelaskan bahwa penyebab stres yang dihadapi individual dalam lingkungan

kerja dapat mengakibatkan individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan

pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku

individual (Silaban, 2009). Model teori stres kerja dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Penyebab stres Stres Konsekuensi

Karakteristik
Personal

Gambar 2.1
Model Teori Stres Kerja

Sumber: Diadopsi dari Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1995)

Auditor dapat menghadapi berbagai penyebab stres, baik yang berasal

dari dalam maupun dari luar KAP. Penyebab stres yang berasal dari dalam KAP,

misalnya: beban tugas, konflik peran, kendala anggaran waktu dan kondisi fisik

lingkungan kantor. Sedangkan penyebab stres yang berasal dari luar KAP,

misalnya: keadaan keluarga dan tuntutan dari klien, kompetisi pada pasar audit,

dan tuntutan ligitasi.

Lazarus (1995) dengan teori proses transaksional menyatakan stres yang

dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab

stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Hubungan antara individu

dengan lingkungannya adalah bersifat dinamis, bergantung pada kondisi tertentu

dan konteks personal. Secara spesifik dinyatakan bahwa stres yang berdampak

pada sikap, intensi dan perilaku individual dipengaruhi oleh karakteristik personal.
13

Dengan kata lain, tingkat stres yang dirasakan serta tindakan yang dipilih auditor

untuk mengatasi penyebab stres dipengaruhi oleh karakteristik personal auditor

tersebut.

Penelitian ini menggunakan teori model stres kerja, yaitu untuk

menjelaskan stressor yang berasal dari dalam KAP serta dipengaruhi oleh

karakteristik personal seorang auditor, menyebabkan auditor mengalami stres

yang selanjutnya akan memengaruhi perilaku audit. Penyebab stres yang berasal

dari dalam KAP pada penelitian ini, yaitu tekanan anggaran waktu audit yang

dihadapi auditor dalam pelaksanaan program audit.

2.1.3 Perilaku Audit

Perilaku dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi yang dimiliki oleh

seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihat, dirasa, dan dipahami untuk

selanjutnya terbentuk dalam perbuatan dan sikap. Dalam konteks ilmu perilaku

dijelaskan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam

menilai dan memahami setiap keadaan apalagi jika itu dituangkan dengan latar

belakang (background) yang pernah dijalaninya. Aplikasi tergambarkan pada

setiap keputusan yang dibuat, termasuk keputusan itu bisa memberi pengaruh

pada organisasi tempat ia bernaung (Fahmi, 2014:34). Tingkah laku seseorang

salah satunya dipengaruhi oleh faktor situasional dan kepribadian (Allen, Guy,

dan Edgley, 1980).

Perilaku auditor merupakan faktor penting yang memengaruhi kualitas

audit yang dihasilkan KAP (Raghunathan, 1991; Kelley dan Margheim, 1990;

Malone dan Robert, 1996). Perilaku auditor yang menurunkan kualitas audit
14

secara langsung maupun tidak langsung disebut perilaku disfungsional audit.

Perilaku disfungsional audit terdiri dari perilaku reduksi kualitas audit dan

perilaku underreporting of time (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce,

1996).

Perilaku audit yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi

kualitas audit. Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan-tindakan yang

dilakukan auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas

bukti-bukti audit yang dikumpulkan (Malone dan Robert, 1996). Alderman dan

Deitrick (1982) dan Raghunathan (1991) memfokuskan pada satu tipe perilaku

reduksi kualitas audit yang dianggap paling serius adalah penghentian prematur

atas prosedur audit (premature sign-off). Penghentian prematur atas prosedur audit

merupakan tindakan yang dilakukan auditor dengan tidak melaksanakan atau

mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang disyaratkan, namun auditor

mendokumentasikan semua prosedur audit telah diselesaikan secara lengkap

(Alderman dan Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991). Hasil penelitiannya

mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang menemukan respondennya

mengakui mereka kadang-kadang melakukan penghentian prematur atas prosedur

audit.

Temuan-temuan dari penelitian lainnya, Kelley dan Margheim (1990),

Malone dan Robert (1996), Otley dan Pierce (1996), Herrbach (2001) dan Pierce

dan Sweeney (2004) menunjukkan selain penghentian prematur prosedur audit,

berbagai bentuk tindakan lainnya yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan

program audit yang berpotensi mereduksi kualitas audit adalah sebagai berikut:
15

1) Review yang dangkal terhadap dokumen klien. Hal ini merupakan tindakan

auditor tidak memberi perhatian yang memadai atas keakuratan dan validitas

dokumen klien.

2) Pengujian terhadap sebahagian item sampel. Hal ini merupakan tindakan

auditor tidak melaksanakan prosedur audit pada seluruh item sampel yang

didesain dalam program audit.

3) Tidak menginvestigasi lebih lanjut item yang diragukan. Hal ini merupakan

tindakan auditor tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi

suatu transaksi atau pos yang mencurigakan.

4) Penerimaan atas penjelasan klien yang lemah. Hal ini merupakan tindakan

auditor menerima penjelasan klien sebagai pengganti suatu bukti audit yang

tidak diperoleh selama pelaksanaan audit.

5) Tidak meneliti prinsip akuntansi yang diterapkan klien. Hal ini merupakan

tindakan auditor tidak meneliti lebih lanjut kesesuaian perlakuan akuntansi

yang diterapkan klien dengan prinsip akuntansi.

6) Pengurangan pekerjaan audit pada tingkat yang lebih rendah dari yang

disyaratkan dalam program audit. Hal ini merupakan tindakan auditor

mengurangi pekerjaan audit yang dilakukan dari yang seharusnya

dilaksanakan sesuai dengan program audit.

7) Penggantian prosedur audit dari yang ditetapkan dalam program audit. Hal ini

merupakan tindakan auditor yang tidak mengikuti prosedur yang ditetapkan

dalam program audit.


16

8) Pengandalan berlebihan terhadap hasil pekerjaan klien. Hal ini merupakan

tindakan auditor mengandalkan bukti audit atas hasil pekerjaan yang

dilakukan klien.

9) Pendokumentasian bukti audit yang tidak sesuai dengan kebijakan KAP. Hal

ini merupakan tindakan auditor tidak mendokumentasikan bukti audit atas

pelaksanaan suatu prosedur audit yang disyaratkan sesuai program audit yang

ditetapkan oleh KAP.

Perilaku reduksi kualitas audit merupakan ancaman serius terhadap

kualitas audit karena bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan

prosedur audit tidak kompeten dan cukup sebagai dasar memadai bagi auditor

untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diaudit

(Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001).

2.1.4 Karakteristik Personal Auditor

Karakteristik personal merupakan ciri yang membedakan seseorang

dengan orang lain. Karakteristik personal yang membedakan setiap individu

meliputi kepribadian, gender, kebangsaan dan hasil-hasil dari proses sosialiasi dan

pengembangan sumber daya manusia seperti komitmen organisasional dan

komitmen profesional (Ford dan Rhichardson, 1994). Pada penelitian ini

karakteristik individual auditor yang dikaji adalah adalah locus of control dan

komitmen auditor terhadap organisasinya. Kedua karakteristik individual auditor

ini mengacu pada sikap dan keyakinan individu auditor yang diduga berpengaruh

pada persepsi auditor atas anggaran waktu audit serta perilaku audit dalam

pelaksanaan program audit.


17

1) Locus of Control

Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian

(personility). Kepribadian merupakan jumlah total cara-cara dimana

seseorang individu beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain (Robbins

dan Timothy, 2015:81). Locus of control didefinisikan sebagai keyakinan

individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri

(Kreitner dan Kinicki, 2005). Seseorang yang meyakini keberhasilan atau

kegagalan yang dialaminya berada dalam kontrolnya disebut memiliki locus

of control internal, sedangkan yang diluar kontrolnya disebut memiliki locus

of control eksternal (Lefcourt, 1982).

Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang

berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda.

Pada umumnya, individu yang memiliki locus of control internal memandang

kejadian atau pengalaman adalah saling berkaitan dan mereka belajar dari

pengalaman yang berulang, sedangkan individu yang memiliki locus of

control eksternal cenderung memandang suatu kejadian atau pengalaman

tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya dan mereka tidak belajar dari

pengalaman (Lefcourt, 1982).

Individu yang memiliki locus of control internal cenderung

memandang suatu keadaan atau kondisi sebagai peluang atau kondisi yang

tidak menimbulkan tekanan, sedangkan individu yang memiliki locus of

control eksternal menganggap sebagai ancaman atau menimbulkan tekanan.

Ketika individu yang ber-locus of control internal menghadapi stres potensial,


18

mereka sebelumnya akan mempelajari terlebih dahulu peristiwa-peristiwa

yang dianggap mengancap dirinya, kemudian ia bersikap tertentu secara

rasional dalam menghadapi stres kerja tersebut. Sebaliknya, individu yang

ber-locus of control eksternal menganggap bahwa segala peristiwa yang ada

dalam lingkungan kerja di sekitarnya amat memengaruhi dirinya (Wijono,

2012:158).

Individu yang memiliki locus of control eksternal, sikap hidupnya

amat dikendalikan oleh faktor lingkungan. Mereka mempunyai perasaan

cemas, mudah stres, depresi, neurosis, pekerjaan dan hidupnya selalu

ditentukan oleh nasib yang mengendalikan dirinya (Wijono, 2012:158).

Dengan demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal diprediksi

lebih cenderung menerima perilaku disfungsional dibandingkan dengan

auditor yang memiliki locus of control internal (Donnelly et al., 2003; Irawati

dkk., 2005).

2) Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah perasaan keterkaitan atau keterikatan

psikologis dan fisik pegawai tempat ia bekerja atau orang dimana ia menjadi

anggota (Wirawan, 2013:713). Definisi lain, komitmen organisasi merupakan

tingkat dimana seseorang pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan,

dan harapannya untuk tetap menjadi anggota (Robbins dan Timothy,

2015:46). Komitmen dibutuhkan oleh organisasi agar sumber daya manusia

yang kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik

(Suparman, 2007). Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri
19

setiap individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan

maksimal. Komitmen yang kuat sangat berhubungan erat dengan rasa

memiliki individu setiap organisasi.

Komitmen organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan

kecenderungan disfungsional (Triono dkk., 2012). Seiring dengan

peningkatan komitmen, organisasi tidak dipandang sebagai musuh dan

manipulasi tidak diperlukan untuk mendapatkan yang diinginkan. Seseorang

yang memiliki keyakinan kuat terhadap organisasi dan bersedia untuk bekerja

keras untuk mencapai tujuan organisasi, akan kurang menerima perilaku

disfungsional untuk mencapai tujuan pribadi (Triono dkk., 2012).

Komitmen organisasi memiliki peran penting lainnya, yaitu dapat

mencerminkan perbedaan dalam motivasi antara individu yang memiliki

komitmen organisasi tinggi dan yang rendah (Nouri dan Parker, 1996).

Lincoln dan Kalleberg (1990) berpendapat bahwa Individu yang

berkomitmen tinggi terhadap organisasinya akan mengupayakan demi

kesuksesan organisasi, walaupun upaya tersebut tidak langsung berkontribusi

kepada kompensasi atau peluang karir individu. Sebaliknya, bila individu

memandang beberapa perilaku sebagai perilaku disfungsional, individu

tersebut akan kurang menerima aktivitas tersebut. Individu dengan komitmen

organisasional yang rendah, mungkin akan lebih tertarik untuk mengejar

kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan organisasi. Dengan

demikian, seseorang yang memiliki komitmen organisasi yang rendah lebih


20

cenderung untuk melihat perilaku disfungsional sebagai sesuatu yang dapat

diterima, demi kepentingan pribadi (Triono dkk., 2012).

2.1.5 Tekanan Anggaran Waktu Audit

Dalam Standar Audit (SA 300 tentang Perencanaan Suatu Audit Atas

Laporan Keuangan), mensyaratkan auditor harus merencanakan audit agar audit

tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif (IAPI, 2013). Untuk memenuhi standar

audit tersebut, salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan anggaran

waktu audit. Anggaran waktu audit merupakan perkiraan waktu yang dialokasikan

untuk pelaksanaan tugas audit dalam suatu penugasan (Fleming, 1980). Anggaran

waktu audit memiliki manfaat sebagai berikut:

1) Sebagai dasar untuk memperkirakan biaya audit.

2) Sebagai dasar untuk membagi tugas setiap personil tim

3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja personil auditor.

Kompetisi yang intensif pada pasar audit menuntut KAP untuk dapat

beroperasi secara efektif dan efisien. KAP diharuskan mengumpulkan bukti

kompeten yang cukup dalam memenuhi standar professional, dan sisi lain KAP

diharuskan melakukan efisiensi melalui pengendalian biaya audit (Arens dan

Loebecke, 2002). Sebagian besar biaya audit ditimbulkan oleh waktu audit, maka

untuk meningkatkan efisiensi salah satu usaha yang sering ditempuh KAP adalah

menetapkan anggaran waktu audit secara ketat (McNair, 1991). Anggaran waktu

audit yang ketat dapat mengakibatkan auditor merasakan tekanan dalam

pelaksanaan prosedur audit karena ketidakseimbangan antara waktu yang tersedia

dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas audit (Kelley dan
21

Seiler, 1982; Cook dan Kelley, 1988; Kelley dan Margheim, 1990). Akers dan

Eaton (2003) mengemukakan jika auditor merasakan terdapat tekanan anggaran

waktu dalam pelaksanaan tugas audit, maka auditor mungkin bertindak dengan

salah satu dari cara berikut:

1) Melaksanakan proses audit sebagaimana mestinya dan melaporkan waktu

sebenarnya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Dalam hal ini

auditor menanggulangi tekanan anggaran waktu dengan cara fungsional.

2) Melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi memanipulasi

catatan waktu dengan tidak melaporkan waktu sebenarnya yang digunakan

untuk pelaksanaan tugas audit. Dalam hal ini auditor menanggulangi tekanan

anggaran waktu dengan melakukan perilaku underreporting of time.

3) Tidak melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi auditor

mengklaim bahwa prosedur audit telah dilakukan sebagaimana mestinya.

Dalam hal ini auditor menanggulangi ketekanan anggaran waktu dengan

melakukan perilaku reduksi kualitas audit.

Meskipun auditor dapat menanggulangi kendala anggaran waktu dengan

cara fungsional (misalnya dengan meminta tambahan anggaran waktu), bukti

empiris dari hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan auditor kadang-kadang

merespon kendala anggaran waktu dengan melakukan perilaku reduksi kualitas

audit atau underreporting of time (Cook dan Kelley, 1988; Otley dan Pierce,

1996; Coram et al. 2003; Pierce dan Sweeney, 2004).


22

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009), variabel yang digunakan

adalah locus of control, komitmen professional, tekanan anggaran waktu audit,

posisi auditor, tipe KAP, perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of

time. Sampel penelitian, yaitu 1.500 responden di 90 KAP di Kota Jakarta,

Medan, dan Surabaya. Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik individual auditor

(locus of control dan dimensi komitmen profesional) berpengaruh terhadap

tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit disfungsional (RKA

dan URT); Selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh

terhadap perilaku audit disfungsional; serta posisi auditor di KAP dan tipe KAP

berpengaruh terhadap model perilaku audit disfungsional (RKA dan URT).

Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus

of control, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas audit.

Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen organisasi, serta

waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Gustati (2012), variabel yang digunakan

adalah locus of control eksternal, locus of control internal, dan perilaku

disfungsional audit. Populasi penelitian adalah seluruh Pejabat Fungsional

Auditor (PFA) dan yang pernah menjabat sebagai PFA yang masih aktif di

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of

control internal tidak berpengaruh terhadap penerimaan perilaku disfungsional

audit, sedangkan locus of control eksternal berpengaruh terhadap penerimaan

perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel


23

yang digunakan sama, yaitu locus of control eksternal, locus of control internal,

dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak

menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang

digunakan berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Triono dkk., (2012), variabel yang

digunakan adalah locus of control, komitmen organisasional, posisi auditor di

KAP, dan perilaku disfungsional audit. Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control

berpengaruh negatif signifikan terhadap komitmen organisasional; locus of

control berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional

audit; posisi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasional; posisi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan

perilaku disfungsional audit; komitmen organisasional berpengaruh negatif

signifkan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit; locus of control,

posisi auditor, dan komitmen organisasional mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Persamaan dengan

penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus of control,

komitmen organisasi, dan perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah

penelitian ini tidak menggunakan tekanan anggaran waktu audit, serta waktu dan

tempat penelitian yang digunakan berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Sudirjo (2013), variabel yang digunakan

adalah locus of control, komitmen professional, tekanan anggaran waktu audit,

perilaku reduksi kualitas audit, dan underreporting of time. Populasi yang

digunakan dalam penelitian adalah 230 auditor pada akuntan publik di Semarang.
24

Hasil penelitiannya, yaitu: locus of control dan komitmen profesional berpengaruh

terhadap tekanan anggaran waktu yang dirasakan dan perilaku audit (RKA dan

URT); Selanjutnya tekanan anggaran waktu yang dirasakan berpengaruh terhadap

perilaku audit (RKA dan URT). Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel

yang digunakan sama yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan

perilaku reduksi kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak

menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang

digunakan berbeda.

Penelitian yang digunakan oleh Tanjung (2013), variabel yang digunakan

adalah karakteristik personal auditor, time budget pressure, dan perilaku

disfungsional auditor. Variabel karakteristik personal auditor terdiri dari

subvariabel: locus of control, harga diri, ketelitian dan kemantapan emosional.

Hasil penelitiannya, yaitu: karakteristik personal auditor berpengaruh signifikan

positif terhadap perilaku disfungsional auditor dan time budget pressure

berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku disfungsional auditor pada KAP

di Kota Padang dan Pekanbaru. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel

yang digunakan sama, yaitu locus of control, tekanan anggaran waktu audit, dan

perilaku disfungsional audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak

menggunakan komitmen organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang

digunakan berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Wintari (2015), variabel yang digunakan

adalah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, locus of control

eksternal, komitmen profesional, dan perilaku penurunan kualitas audit. Hasil


25

penelitiannya, yaitu: tekanan anggaran waktu berpengaruh positif terhadap

perilaku penurunan kualitas audit; locus of control internal berpengaruh negatif

pada perilaku penurunan kualitas audit sedangkan locus of control eksternal

berpengaruh positif pada perilaku penurunan kualitas audit; serta komitmen

profesional berpengaruh negatif pada perilaku penurunan kualitas audit.

Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan sama, yaitu locus

of control eksternal, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku penurunan

kualitas audit. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak menggunakan komitmen

organisasi, serta waktu dan tempat penelitian yang digunakan berbeda.


BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antarvariabel

yang disusun dari beberapa teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-

teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan

sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang

diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk

merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2014:60-61)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi, seperti yang

dijelaskan di latar belakang penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut

kemudian dirumuskanlah suatu permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dan

manfaat penelitian berperan sebagai arah penelitian ini ke depan.

Sebelum menentukan hipotesis atau dugaan sementara dari rumusan

masalah yang diteliti, terlebih dahulu mengetahui teori-teori yang mendukung

(kajian teori) dan hasil penelitian sebelumnya (kajian empiris). Kajian teori dan

kajian empiris menjadi dasar penelitian di dalam menjelaskan hubungan kausalitas

antarvariabel penelitian. Selanjutnya, kajian teori dan kajian empiris ini menjadi

penentu dan pendukung dalam menentukan hipotesis.

Hipotesis yang telah disusun diuji dengan alat bantu statistik untuk

memperoleh hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini dibandingkan dengan

hipotesis, kemudian dapat menarik suatu kesimpulan secara menyeluruh mengenai

26
27

penelitian yang dilakukan serta saran yang dapat diberikan. Kerangka berpikir

dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Fenomena

Rumusan
Masalah

Kajian Teori Kajian Empiris:


Hipotesis
Teori-Teori 1. Silaban (2009)
- Teori Atribusi 2. Gustati (2012)
- Teori Model Stres Kerja 3. Triono dkk., (2012)
4. Sudirjo (2013)
Uji Statistik
Penjelasan Konseptual 5. Tanjung (2013)
- Perilaku Reduksi Kualitas 6. Wintari (2015)
Audit
- Locus of Control
- Komitmen Organisasi
- Tekanan Anggaran Waktu Hasil dan
Audit Pembahasan

Kesimpulan
dan Saran

Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
Keterangan:
: prosedur
: membandingkan

3.2 Konsep Penelitian

Konsep penelitian menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian

ini. Konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
28

Locus of Control H2a


(X1)
H1a Tekanan Anggaran Perilaku Reduksi
Waktu Audit (X3) H2c Kualitas Audit (Y)
H1b
Komitmen
Organisasi (X2) H2b

Gambar 3.2
Konsep Penelitian Rumusan Masalah I dan II

Locus of Control H3a


(X1)
Tekanan Anggaran Perilaku Reduksi
Waktu Audit (X3) Kualitas Audit (Y)
Komitmen
Organisasi (X2) H3b

Gambar 3.3
Konsep Penelitian Rumusan Masalah III

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2014:64). Berdasarkan kajian teori dan kajian

empiris, maka dapat disusun suatu hipotesis sebagai berikut:

3.3.1 Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan Anggaran Waktu Audit

Pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit didasarkan

pada teori model stres kerja, yang menyatakan bahwa stres yang dirasakan

individu merupakan interaksi antara faktor situasional (stressor) dan karakteristik

individual seperti locus of control. Auditor yang memiliki locus of control

eksternal cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit yang ketat sebagai

tekanan dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of control internal.


29

Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Wintari (2015); dan Sudirjo

(2013) menunjukkan locus of control eksternal berpengaruh positif signifikan

dengan tekanan anggaran waktu yang dirasakan. Hasil penelitian ini

mengindikasikan auditor yang memiliki locus of control eksternal lebih cenderung

mempersepsikan anggaran waktu audit sebagai tekanan. Dengan demikian, dapat

dihipotesiskan sebagai berikut:

H1a: Locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran

waktu audit.

3.3.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan Anggaran Waktu

Audit

Pengaruh komitmen organisasi pada tekanan anggaran waktu audit

didasarkan pada teori model stres kerja, yang menyatakan bahwa stres yang

dirasakan individu merupakan interaksi antara faktor situasional (stressor) dan

karakteristik individual seperti komitmen organisasi. Auditor yang memiliki

komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung berusaha bekerja dengan

sebaik-baiknya untuk pencapaian tujuan perusahaan dan mereka juga menganggap

anggaran waktu adalah sesuatu yang harus diterima karena untuk kepentingan

organisasinya. Sedangkan auditor yang memiliki komitmen organisasi yang

rendah cenderung menganggap anggaran waktu audit yang ketat sebagai tekanan.

Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H1b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu

audit.
30

3.3.3 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Pengaruh locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit didasarkan

pada teori atribusi, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh

kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Locus of control

merupakan kekuatan internal yang memengaruhi perilaku seseorang. Individu

yang memiliki locus of control eksternal adalah individu yang percaya bahwa

mereka tidak dapat mengontrol kejadian-kejadian dan hasil. Locus of control

eksternal adalah perasaan yang dialami individu bahwa perilakunya ditentukan

oleh faktor-faktor di luar pengendaliannya.

Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Gustati (2012); Triono dkk

(2012); Sudirjo (2013); Tanjung (2013); dan Wintari (2015) menunjukkan locus

of control eksternal berpengaruh positif signifikan dengan perilaku disfungsional

audit. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H2a: Locus of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku reduksi

kualitas audit.

3.3.4 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas

Audit

Pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit

didasarkan pada teori atribusi, dimana komitmen organisasional merupakan

kekuatan internal individu yang memengaruhi bagaimana berperilaku. Komitmen

organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan kecenderungan

berperilaku disfungsional. Seseorang yang memiliki komitmen kuat terhadap

organisasinya dan bersedia untuk bekerja keras untuk mencapai


31

tujuan organisasinya, akan kurang menerima perilaku disfungsional untuk

mencapai tujuan pribadi. Hal ini bertolak belakang dengan seseorang yang

memiliki komitmen yang rendah.

Penelitian sebelumnya, Triono dkk., (2012) menunjukkan komitmen

organisasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan perilaku

disfungsional audit. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H2b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi kualitas

audit.

3.3.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada Perilaku Reduksi

Kualitas Audit

Pengaruh tekanan anggaran waktu audit pada perilaku reduksi kualitas

audit didasarkan pada teori model stres kerja. Anggaran waktu audit yang ketat

dapat menimbulkan auditor merasakan tekanan (stres) dalam melakukan

pekerjaan, dan selanjutnya dapat memengaruhi sikap, intensi dan perilaku audit

dalam pelaksanaan program audit.

Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Sudirjo (2013); Tanjung (2013);

dan Wintari (2015) menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu audit

berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Dengan demikian,

dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H2c: Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku reduksi

kualitas audit.
32

3.3.6 Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku

Reduksi Kualitas Audit Melalui Tekanan Anggaran Waktu Audit

Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) dalam penelitiannya menemukan

bahwa terdapat pengaruh tidak langsung locus of control eksternal terhadap

perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu yang dirasakan.

Pengaruh tidak langsung tersebut dapat memperkuat hubungan antara

karakteristik individual auditor dengan perilaku audit disfungsional (Silaban,

2009). Sedangkan pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku

reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit didasarkan pada teori

model stres kerja. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H3a: Tekanan anggaran waktu audit merupakan variabel yang memediasi

pengaruh locus of control eksternal pada perilaku reduksi kualitas audit.

H3b: Tekanan anggaran waktu audit merupakan variabel yang memediasi

pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana kerja terstruktur yang

mengarahkan proses dan hasil riset yang valid, objektif, efektif dan efisien.

Rancangan penelitian ini diawali dengan fenomena, dimana seorang auditor bisa

berperilaku disfungsional ketika menerima suatu tekanan. Penelitian ini

menggunakan desain causal explanatory untuk mengetahui hubungan diantara

variabel locus of control, komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan

perilaku audit.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, masingmasing akan

diuraikan dalam indikator yang sesuai untuk kemudian diturunkan menjadi item

pertanyaan dalam instrumen penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang

dilanjutkan dengan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil analisis kemudian

diinterpretasikan dan tahap terakhir adalah pemberian kesimpulan dan saran.

Secara ringkas, rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1

33
34

Latar
Belakang

Rumusan Tujuan Manfaat


Masalah Penelitian Penelitian

Kajian
Pustaka dan
Penelitian
Sebelumnya
Data
Penelitian
Hipotesis Rancangan
Penelitian Penelitian
Variabel
Penelitian

Hasil Uji
Pengujian Statistik

Kesimpulan
dan Saran
Gambar 4.1
Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:
: prosedur
: membandingkan

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada KAP yang terdaftar di Bali berdasarkan

Directory Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang diterbitkan oleh

Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015. Waktu penelitian adalah

tahun 2015.
35

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Bidang ilmu untuk penelitian ini adalah Akuntansi Keperilakuan.

Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang

mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi

Keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan

akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi dan fungsi auditing terhadap

perilaku (Suartana, 2010:1). Ruang lingkup penelitian ini adalah auditor KAP di

Bali yang memiliki pemahaman dan bertanggungawab dalam pelaksanaan

program audit.

4.4 Data Penelitian

4.4.1 Jenis Data

Berikut adalah jenis data untuk keperluan analisis dan menguji hipotesis.

Terdapat dua jenis data penelitian, yaitu:

1). Data kuantitatif adalah tipe data penelitian yang menunjukkan jumlah atau

banyaknya sesuatu (Ruslan, 2003:282). Data kuantitatif dalam penelitian ini,

yaitu jumlah KAP di Bali dan jumlah responden penelitian.

2). Data kualitatif adalah tipe data penelitian yang dikategorikan tidak

berdasarkan jumlah atau banyaknya sesuatu (Ruslan, 2003:282). Data

kualitatif dalam penelitian ini, yaitu persepsi responden mengenai locus of

control, komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku

audit.
36

4.4.2 Sumber Data

Berikut adalah sumber data untuk keperluan analisis dan menguji

hipotesis. Terdapat dua sumber data penelitian, yaitu:

1). Data primer adalah data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli

(tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti

untuk menjawab penelitian (Ruslan, 2003:282). Data primer dalam penelitian

ini, yaitu jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner

penelitian.

2). Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (dicatat pihak lain), umumnya berupa

bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam bentuk arsip atau

dokumen (Ruslan, 2008:282). Data sekunder dalam penelitian ini, yaitu

Directory Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang diterbitkan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

4.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: satu obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor KAP di Bali yang minimal menjadi

ketua tim audit dalam penugasan audit.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014:81). Penentuan sampel dalam penelitian ini


37

adalah teknik sampel jenuh. Teknik sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014:85). Jadi

sampel dalam penelitian ini adalah semua auditor KAP di Bali yang minimal

menjadi ketua tim dalam penugasan audit. Sampel penelitian dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No KAP Alamat Populasi Sampel
1 KAP I Wayan Jl. Rampai No. 1 A Lantai 2 2
Ramantha 3 Denpasar Bali
2 KAP Drs. Ida Bagus Jl. Hassanuddin No. 1 0 0
Djagera Denpasar Bali
3 KAP Johan Malonda Jl. Muding Indah I No. 5 6 6
Mustika & Rekan Kuta Utara, Kerobokan
Denpasar
4 KAP K. Gunarsa Jk Tukad Banyusari Gang 6 6
II No. 5 Panjer Denpasar
Bali
5 KAP Drs. Ketut Perumahan Padang Pesona 6 6
Budiartha Graha Adhi Blok A 6,
Jl Gunung Agung
Denpasar Barat
6 KAP Rama Wendra Pertokoan Sudirman 0 0
(Cab) Agung Blok A No. 43,
Jl. PB Sudirman Denpasar
Bali
7 KAP Drs. Sri Marmo Jl. Gunung Muria No. 4 6 6
Djogosarkoro & Monang Maning Denpasar
Rekan
8 KAP Drs. Wayan Jl. Pura Demak I Gang 6 6
Sunasdyana Buntu No. 89 Teuku Umar
Barat, Pemecutan Kelod
Denpasar
9 KAP Drs. Ketut Gedung Guna Teknosa, Jl. 3 3
Muliartha R.M & Drupadi No. 25 Renon,
Rekan Denpasar
Jumlah 35 35
Sumber: Directory KAP Tahun 2015 dan survei jumlah auditor per Nopember
2015
38

4.6 Variabel Penelitian

4.6.1 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari atau ditarik kesimpulannya (Noor, 2015:47). Jenis-jenis variabel yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah variabel bebas, variabel terikat, dan variabel

mediasi.

1). Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014:39). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah locus of control (X1) dan komitmen

organisasi (X2).

2). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:39). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah perilaku reduksi kualitas audit (Y).

3). Variabel mediasi merupakan variabel yang secara teoritis memengaruhi

hubungan antara variabel bebas dengan terikat menjadi hubungan yang tidak

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2014:39). Variabel

mediasi dalam penelitian ini adalah tekanan anggaran waktu audit (X3).

4.6.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat

diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel.

Dimensi (indikator) ini dapat berupa perilaku, aspek, atau sifat/karakteristik.

Definisi operasional lebih menekankan kepada hal-hal yang dapat dijadikan


39

sebagai ukuran/indikator dari suatu variabel, dan ukuran/indikator tersebut tidak

abstrak, namun mudah diukur (Noor, 2015:97).

1). Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Perilaku reduksi kualitas audit merupakan tindakan yang dilakukan

auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang mereduksi efektivitas bukti-

bukti audit yang dikumpulkan. Variabel ini mengukur seberapa sering

responden melakukan sekelompok tindakan-tindakan yang dapat mengurangi

efektivitas bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama pelaksanaan program

audit. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur konstruk perilaku

reduksi kualitas audit adalah menggunakan indikator yang dirangkum oleh

Silaban (2009) yang diadopsi dari Alderman dan Deitrick (1982);

Raghunathan (1991); Kelley dan Margheim (1990); Malone dan Robert

(1996); Otley dan Pierce (1996); Herrbach (2001); Pierce dan Sweeney

(2004). Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2
Indikator-Indikator Konstruk Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Kode Indikator
RKA 1 Penghentian prematur prosedur audit
RKA 2 Review yang dangkal terhadap dokumen klien
RKA 3 Pengujian terhadap sebagian item sampel
RKA 4 Tidak memperluas ruang lingkup pengujian ketika terdeteksi
suatu pos atau akun yang meragukan
RKA 5 Menerima penjelasan klien yang memadai
RKA 6 Tidak menginvestigasi kesesuaian perlakuan akuntansi yang
diterapkan klien
RKA 7 Mengurangi pekerjaan audit dari program audit
RKA 8 Merubah atau mengganti prosedur audit
RKA 9 Pengandalan lebih bertahap hasil pekerjaan klien
RKA 10 Mengurangi dokumentasi bukti audit
Sumber: Diadopsi dari Silaban (2009)
40

Instrumen ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan skala likert 5 poin,

yaitu sangat tidak sering (STS), tidak sering (TS), kadang-kadang (K), sering

(S), dan sangat sering (SS). Responden diminta menunjukkan seberapa sering

mereka melakukan setiap tindakan mereduksi kualitas dalam pelaksanaan

program audit. Skor yang tinggi pada skala likert mengindikasikan frekuensi

perilaku reduksi kualitas audit pada tingkat yang lebih tinggi, dan sebaliknya

skor yang rendah mengindikasikan frekuensi perilaku reduksi kualitas audit

pada tingkat yang lebih rendah.

2). Locus of Control

Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian

(personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu

tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri. Variabel ini mengukur keyakinan

individual atas faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan maupun

kegagalan yang dialaminya. Indikator-indikator yang digunakan untuk

mengukur konstruk locus of control adalah menggunakan indikator yang

dirangkum oleh Silaban (2009) yang diadopsi dari Spector (1988). Indikator-

indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.3.


41

Tabel 4.3
Indikator-Indikator Konstruk Locus of Control
Kode Indikator
LOC 1 Pekerjaan merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil
LOC 2 Hasil dari suatu pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan
LOC 3 Pekerjaan dapat terlaksana dengan baik jika ada perencanaan
yang baik
LOC 4 Seorang bawahan harus selalu memberi saran atau pendapat
kepada atasannya
LOC 5 Memperoleh pekerjaan yang sesuai adalah suatu
keberuntungan
LOC 6 Memperoleh penghargaan adalah suatu keberuntungan
LOC 7 Suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik jika
dilakukan secara sungguh-sungguh
LOC 8 Untuk memperoleh pekerjaan harus ada teman atau kenalan
yang membantu
LOC 9 Promosi merupakan suatu keberuntungan
LOC 10 Untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai, kenalan atau teman
lebih penting daripada kemampuan
LOC 11 Promosi diberikan kepada karyawan yang kinerjanya baik
LOC 12 Untuk mendapatkan yang diinginkan, seseorang harus kenal
dengan orang yang tepat
LOC 13 Untuk dapat berprestasi diperlukan keberuntungan
LOC 14 Karyawan yang bekerja dengan baik akan mendapat imbalan
yang sepadan
LOC 15 Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap atasannya lebih
besar dari yang dipikirkan karyawan bersangkutan
LOC 16 Keberuntungan merupakan faktor yang membedakan orang
yang berhasil dan gagal
Sumber: Diadopsi dari Silaban (2009)

Instrumen ini terdiri 16 butir pertanyaan dengan menggunakan skala

likert 5 poin, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak ada

pendapat (TAP), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Delapan pertanyaan

disusun dengan skor terbalik, yaitu pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 7, 11, 14, dan

15. Responden diminta untuk mengidentifikasi hubungan antara hasil yang

diperoleh (outcome) dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Skor yang

lebih tinggi pada skala pengukuran mengindikasikan locus of control


42

eksternal dan skor yang lebih rendah mengindikasikan locus of control

internal. Pada pertanyaan dengan skor terbalik, skor yang tinggi pada skala

pengukuran mengindikasikan locus of control internal, sedangkan skor yang

rendah mengindikasikan locus of control eksternal.

3). Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai keterikatan individu di

dalam suatu kelompok atau organisasi, dimana individu tersebut bekerja.

Variabel ini mengukur komitmen auditor terhadap organisasinya atau KAP

tempat mereka bekerja. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur

konstruk komitmen organisasi adalah menggunakan indikator yang

dirangkum oleh Suparman (2007) yang diadopsi dari Meyer et al., (1993).

Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4
Indikator-Indikator Konstruk Komitmen Organisasi
Kode Indikator
KO 1 Terikat secara emosional
KO 2 Merasakan
KO 3 Kebutuhan dan keinginan
KO 4 Biaya (pengorbanan)
KO 5 Percaya (setia)
KO 6 Loyalitas
Sumber: Diadopsi dari Suparman (2007)

Instrumen ini terdiri dari 6 pertanyaan dengan skala likert 5 poin,

yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), tidak ada pendapat (TAP),

setuju (S), dan sangat setuju (SS). Responden diminta menunjukkan seberapa

tinggi komitmen mereka untuk tetap bertahan di dalam organisasi. Skor yang

tinggi pada skala likert mengindikasikan auditor memiliki komitmen yang


43

kuat terhadap organisasinya, dan sebaliknya skor yang rendah

mengindikasikan auditor memiliki komitmen yang rendah terhadap

organisasinya.

4). Tekanan Anggaran Waktu Audit

Tekanan anggaran waktu audit merupakan stres yang dirasakan oleh

auditor dalam pelaksanaan prosedur audit yang ditimbulkan karena ketatnya

anggaran waktu audit. Variabel ini mengukur seberapa sering responden

merasakan terdapat tekanan dalam pelaksanaan suatu prosedur audit tertentu

yang ditimbulkan anggaran waktu audit. Indikator-indikator yang digunakan

untuk mengukur konstruk tekanan anggaran waktu audit adalah indikator

yang dirangkum oleh Silaban (2009) yang diadopsi dari Kelley dan Seiler

(1982); Otley dan Pierce (1996); Coram et al., (2003); Pierce dan Sweeney

(2004). Indikator-indikator tersebut tersaji dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Indikator-Indikator Konstruk Tekanan Anggaran Waktu Audit
Kode Indikator
TAWA 1 Merasakan suatu kewajiban untuk melaksanakan atau
menyelesaikan suatu prosedur audit tertentu pada batas
anggaran waktu
TAWA 2 Merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas
anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting untuk
dicapai
TAWA 3 Merasakan anggaran waktu audit sebagai kendala untuk
pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit tertentu
TAWA 4 Merasakan pelaksanaan atau penyelesaian prosedur audit
tertentu dalam batas anggaran waktu audit sulit untuk dipenuhi
TAWA 5 Merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan suatu
prosedur audit tertentu tidak mencukupi
TAWA 6 Merasakan anggaran waktu audit untuk pelaksanaan prosedur
audit tertentu sangat ketat
Sumber: Diadopsi dari Silaban (2009)
44

Instrumen yang digunakan mengukur tekanan anggaran waktu yang

dirasakan terdiri dari 6 item pertanyaan dengan skala likert 5 poin, yaitu

sangat tidak sering (STS), tidak sering (TS), kadang-kadang (K), sering (S),

dan sangat sering (SS). Responden diminta untuk memberikan respon atas

enam pertanyaan yang mengindikasikan keadaan dimana responden

merasakan terdapat tekanan anggaran waktu pada pelaksanaan program audit.

Skor yang tinggi pada skala likert mengindikasikan auditor merasakan

tekanan anggaran waktu audit pada tingkat yang lebih tinggi, dan sebaliknya

skor yang rendah mengindikasikan auditor merasakan tekanan anggaran

waktu audit pada tingkat yang lebih rendah.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cross sectional survey

yang merupakan metode pengumpulan data dimana informasi dikumpulkan hanya

dapat digunakan sekali dalam suatu periode. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah menggunakan kuesioner yang berisi jenis pertanyaan tertutup

kepada auditor yang menjadi responden dengan menggunakan skala likert.

Kuesioner untuk mengukur variabel locus of control, tekanan anggaran waktu

audit, dan perilaku reduksi kualitas audit, menggunakan kuesioner yang

digunakan oleh Silaban (2009). Sedangkan kuesioner untuk mengukur variabel

komitmen menggunakan kuesioner digunakan oleh Suparman (2007).


45

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Pengujian Instrumen

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan

reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2014:121).

1). Pengujian Validitas Instrumen

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid bila pernyataan kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian

validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar skor item instrumen

dalam suatu faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif

dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.

Jadi berdasarkan analisis faktor dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut

memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2014:126).

2). Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat menghasilkan

data yang sama (konsisten) bila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap

obyek yang sama. Walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel,

tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan karena reliabilitas

instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen (Sugiyono,


46

2014:122). Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbachs alpha

lebih besar dari 0,6 (Noor, 2015:165).

4.8.2 Analisis Jalur (Path Analysis)

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan model

analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan program SPSS

20. Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan

antarvariabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel bebas pada variabel terikat. Adapun alasan

mengapa analisis jalur lebih tepat digunakan adalah: analisis jalur mampu menguji

suatu hubungan berantai yang membentuk model yang besar, seperangkap prinsip

dasar, atau suatu teori secara keseluruhan (Utama, 2014:122).

Langkah-langkah dalam pengujian analisis jalur dilakukan melalui

beberapa tahapan (Utama, 2014:123-126), adalah sebagai berikut:

1). Merancang model berdasarkan konsep dan teori

Berdasarkan hubungan antarvariabel secara teoritis dapat dibuat model

statistik berikut:

e2
Locus of Control b3
(X1) b1

Tekanan Anggaran b5 Perilaku Reduksi


e1
Waktu Audit (X3) Kualitas Audit (Y)

Komitmen b2
Organisasi (X2) b4

Gambar 4.2
Model Statistik
47

Berdasarkan Gambar 4.2 dibuat sistem persamaan struktural sebagai berikut:

a) Pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada tekanan

anggaran waktu audit dengan persamaan sebagai berikut:

X3 = b1X1 + b2X2 + e1

b) Pengaruh locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran

waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit dengan persamaan

sebagai berikut:

Y = b3X1 + b4X2 + b5X3 + e2

Keterangan:
b1 = Koefisien jalur locus of control dengan tekanan anggaran waktu audit
b2 = Koefisien jalur komitmen organisasi dengan tekanan anggaran waktu
audit
b3 = Koefisien jalur locus of control dengan perilaku reduksi kualitas audit
b4 = Koefisien jalur komitmen organisasi dengan perilaku reduksi kualitas
audit
b5 = Koefisien jalur tekanan anggaran waktu audit dengan perilaku reduksi
kualitas audit

2). Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi

a) Di dalam model analisis jalur, hubungan antarvariabel adalah linier dan

aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip

parsimony yaitu bilamana menggunakan curve fit dan menerapkan

parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan

berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.

b) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran

kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal

resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur.

c) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.


48

d) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliabel).

e) Model yang dianalisis dispensifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan.

3). Pendugaan parameter atau koefisien jalur

Di dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat

pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan

koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak

langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang

dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung.

4). Pemeriksaan validitas suatu kesalahan model

Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi atau tidaknya

asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model di dalam

analisis jalur yaitu koefisien determinasi total dan theory trimming.

a) Koefisien Determinasi Total

Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan:

R2m = 1 P2e1P2e2P2ep .. (1)

Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2m sama dengan interprestasi

koefisien determinasi (R) pada analisis regresi. P2ei yang merupakan

standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus:

P2ei = 1-R2 (2)


49

b) Theory Trimming

Uji validasi koefiisen jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung

adalah sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p-value)

dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan

secara parsial. Berdasarkan theory trimming, maka jalur yang

nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh

data empiris, kecuali model tertentu yang didukung oleh konsep atau

teori.

5). Pengujian variabel mediasi

Pengujian hipotesis mediasi dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan

oleh Sobel pada tahun 1982 dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel test). Uji

Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung

variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) melalui variabel

mediasi (X3) (Utama, 2014:44).

a) Jalur X1 ke X3 dengan X3 ke Y atau b1b5

Koefisien regresi tidak standar X1 ke X3 dan X3 ke Y ditulis dengan b1

dan b5, sedangkan standard error-nya ditulis dengan Sb1 dan Sb5.

Besarnya standard eror tidak langsung X1 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis

dengan Sb b , dihitung dengan rumus sebagai berikut:


1 5

Sb b = b52Sb12 + b12Sb52 ... (3)


1 5

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka menghitung

nilai t dari koefisien X1 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis dengan z1,

menggunakan rumus sebagai berikut:


50

b1b5
z1 =
Sb b
1 5 (4)

b) Jalur X2 ke X3 dengan X3 ke Y atau b2b5

Koefisien regresi tidak standar X2 ke X3 dan X3 ke Y ditulis dengan b2

dan b5, sedangkan standard error-nya ditulis dengan Sb2 dan Sb5, besarnya

standard eror tidak langsung X2 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis dengan

Sb b , dihitung dengan rumus sebagai berikut:


2 5

Sb b = b52Sb22 + b22Sb52 ... (5)


2 5

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka menghitung

nilai t dari koefisien X2 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis dengan z2,

menggunakan rumus sebagai berikut:

b2b5
z2 =
Sb b
2 5 (6)

Untuk mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesis H3a dan H3b, maka

dilakukan dengan cara membandingkan p value dan alpha (0,05), dengan

ketentuan sebagai berikut: (a) p value alpha (0,05) atau zhitung ztabel, berarti

X3 bukan variabel mediasi, dan (b) p value < alpha (0,05) atau zhitung > ztabel,

berarti X3 merupakan variabel mediasi.

6). Interprestasi Hasil Analisis

Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah melakukan interprestasi hasil

analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan

mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat yaitu dengan

membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Responden dan Data Penelitian

5.1.1 Deskripsi Responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 auditor. Dari 35 kuesioner

yang disebar, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35

kuesioner (seratus persen). Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner

penelitian disajikan dalam Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1
Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Penelitian
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 35 100%
Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
Kuesioner yang kembali 35 100%
Kuesioner yang gugur/tidak lengkap 0 0%
Kuesioner yang dapat digunakan 35 100%
Tingkat pengembalian: 35/35 x 100% = 100%
Tingkat pengembalian yang digunakan = 35/35 x 100% = 100%
Sumber: Data diolah, 2015

5.1.2 Profil Responden

Profil responden memaparkan mengenai jenis kelamin, pendidikan

terakhir, register akuntan, lama bekerja sebagai auditor di KAP, pendidikan,

lamanya responden bekerja sebagai auditor, dan jumlah penugasan audit yang

pernah ditangani. Tabel 5.2 menunjukkan profil responden yang berpartisipasi

dalam penelitian ini:

51
52

Tabel 5.2
Profil Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
1. Laki-Laki 24 68,57%
2. Perempuan 11 31,43%
Jumlah 35 100,00%

Pendidikan Terakhir
1. Strata Satu 32 91,43%
2. Strata Dua 3 8,57%
3. Strata Tiga 0 0,00%
4. Lainnya 0 0,00%
Jumlah 35 100,00%

Register Akuntan
1. Ada 20 57,14%
2. Tidak ada 15 42,86%
Jumlah 35 100,00%

Jabatan
1. Manajer 0 0,00%
2. Supervisor 6 17,14%
3. Senior 16 45,71%
4. Junior 13 37,14%
Jumlah 35 100,00%

Lama Bekerja
1. 1 tahun sampai dengan 2 tahun 5 14,29%
2. 2 tahun sampai dengan 5 tahun 18 51,43%
3. Di atas 5 tahun 12 34,29%
Jumlah 35 100,00%

Jumlah Penugasan
1. Kurang dari 10 penugasan 2 5,72%
2. 11 sampai dengan 20 penugasan 6 17,14%
3. 21 sampai dengan 30 penugasan 6 17,14%
4. Lebih dari 30 penugasan 21 60,00%
Jumlah 35 100,00%
Sumber: Data diolah, 2015

Berdasarkan profil responden, sampel penelitian ini dipertimbangkan cukup

representatif karena anggota sampel memiliki karakteristik demografi beragam,


53

baik dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, register akuntan, jabatan, lama

bekerja, dan jumlah penugasan.

5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik variabel

penelitian seperti: jumlah amatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata

dan standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai terkecil atau terendah pada suatu

gugus data, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai terbesar atau nilai

tertinggi pada suatu gugus data. Nilai rata-rata dari suatu gugus data merupakan

suatu ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil sampai yang

terbesar atau sebaliknya. Penggunaan nilai rata-rata merupakan cara yang paling

umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data yang

diteliti. Standar deviasi merupakan ukuran penyimpangan sejumlah data dari nilai

rata-ratanya. Hasil statistik deskriptif variabel dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3
Hasil Statistik Desktiptif Variabel
Nilai
Nilai Nilai Standar
Variabel N Minimu
Maksimum Rata-Rata Deviasi
m
Locus of control (X1) 35 16 62 27,42 14,59
Komitmen Organisasi (X2) 35 5 21 16,24 4,59
Tekanan Anggaran Waktu Audit (X3) 35 6 25 11,67 5,40
Perilaku Reduksi Kualitas Audit (Y) 35 11 39 18,28 9,12
Valid N 35
Sumber: data diolah (Lampiran 3), 2015

Berdasarkan data pada Tabel 5.3 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Locus of control memiliki nilai terendah 16, nilai tertingginya 62, nilai rata-

rata sebesar 27,42 dan standar deviasinya 14,59. Nilai rata-rata sebesar 27,42

menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung mengarah ke


54

nilai terendah yang artinya responden cenderung memiliki locus of control

eksternal yang rendah.

2). Komitmen organisasi memiliki nilai terendah 5, nilai tertingginya 21, nilai

rata-rata sebesar 16,24 dan standar deviasinya 4,59. Nilai rata-rata sebesar

16,24 menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung mengarah

ke nilai tertinggi yang artinya responden cenderung memiliki komitmen

organisasi yang tinggi.

3). Tekanan anggaran waktu audit memiliki nilai terendah 6, nilai tertingginya

25, nilai rata-rata sebesar 11,67 dan standar deviasinya 5,40. Nilai rata-rata

11,67 sebesar menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung

mengarah ke nilai terendah yang artinya responden cenderung pernah

merasakan tekanan anggaran waktu audit dalam pelaksanaan program audit.

4). Perilaku reduksi kualitas audit memiliki nilai terendah 11, nilai tertingginya

39, nilai rata-rata sebesar 18,28 dan standar deviasinya 9,12. Nilai rata-rata

18,28 sebesar menunjukkan secara rata-rata jawaban responden cenderung

mengarah ke nilai terendah yang artinya responden cenderung kurang

menerima tindakan reduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.

5.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian

5.2.1 Uji Validitas

Pengujian validitas kuesioner penelitian dengan menghitung korelasi

antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.

Hasil uji validitas disajikan dalam Tabel 5.4.


55

Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No Variabel Butir Koefisien Keterangan
Pertanyaan Korelasi
1. Locus of Control X1.1 0,891 Valid
X1.2 0,907 Valid
X1.3 0,928 Valid
X1.4 0,894 Valid
X1.5 0,914 Valid
X1.6 0,889 Valid
X1.7 0,921 Valid
X1.8 0,941 Valid
X1.9 0,911 Valid
X1.10 0,916 Valid
X1.11 0,927 Valid
X1.12 0,903 Valid
X1.13 0,922 Valid
X1.14 0,890 Valid
X1.15 0,932 Valid
X1.16 0,901 Valid
2. Komitmen Organisasi X2.1 0,904 Valid
X2.2 0,904 Valid
X2.3 0,943 Valid
X2.4 0,925 Valid
X2.5 0,868 Valid
X2.6 0,946 Valid
3. Tekanan Anggaran Waktu Audit X3.1 0,882 Valid
X3.2 0,901 Valid
X3.3 0,896 Valid
X3.4 0,897 Valid
X3.5 0,906 Valid
X3.6 0,920 Valid
4. Perilaku Reduksi Kualitas Audit Y1.1 0,932 Valid
Y1.2 0,909 Valid
Y1.3 0,908 Valid
Y1.4 0,918 Valid
Y1.5 0,900 Valid
Y1.6 0,890 Valid
Y1.7 0,990 Valid
Y1.8 0,926 Valid
Y1.9 0,911 Valid
Y1.10 0,938 Valid
Sumber: data diolah (Lampiran 4), 2015
56

Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dijelaskan bahwa semua butir pertanyaan kuesioner

mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.

5.2.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan nilai cronbachs

alpha untuk mengukur derajat kehandalan masing-masing variabel. Hasil uji

reliabilitas disajikan dalam Tabel 5.5.

Tabel 5.5
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbachs Keterangan
Alpha
1. Locus of Control 0,986 Reliabel
2. Komitmen Organisasi 0,963 Reliabel
3. Tekanan Anggaran Waktu Audit 0,953 Reliabel
4. Perilaku Reduksi Kualitas Audit 0,977 Reliabel
Sumber: data diolah (Lampiran 5), 2015

Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dijelaskan bahwa semua instrumen mempunyai nilai

cronbachs alpha lebih besar dari 0,6. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian yang digunakan adalah reliabel.

5.3 Pengujian Hipotesis Dengan Analisis Jalur

Berdasarkan hasil olahan data dengan SPSS hubungan locus of control,

komitmen organisasi, tekanan anggaran waktu audit, dan perilaku reduksi kualitas

audit dapat dianalisis sebagai berikut.


57

5.3.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur

Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur

perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur

adalah sebagai berikut.

1). Di dalam model analisis jalur hubungan antara variabel adalah linier dan

aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip

parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan,

berarti dapat ditetapkan seluruh model berbentuk linier. Berdasarkan olahan

data seperti ditampilkan pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa semua

hubungan antar variabel penelitian menunjukkan hubungan linier. Oleh

karena itu, model analisis yang dibuat layak untuk diterapkan.

Tabel 5.6
Ringkasan Model Linier
2
Hubungan R Fhitung df1 df2 P.Value Keterangan
X1 X3 0,183 7,378 1 33 0,010 Signifikan
X2 X3 0,114 4,226 1 33 0,047 Signifikan
X1 Y 0,263 11,798 1 33 0,002 Signifikan
X2 Y 0,192 7,825 1 33 0,009 Signifikan
X3 Y 0,504 33,511 1 33 0,000 Signifikan
Sumber: data diolah (Lampiran 6), 2015

Keterangan:
X1 adalah locus of control
X2 adalah komitmen organisasi
X3 adalah tekanan anggaran waktu audit
Y adalah perilaku reduksi kualitas audit

2). Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Seperti yang disajikan pada

Gambar 4.2 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu

arah, tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan.


58

3). Ukuran variabel endogen dan eksogen yang dianalisis berskala ukur interval.

Oleh karena itu, analisis jalur layak digunakan dalam penelitian ini.

4). Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliabel).

5). Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan

konsep-konsep yang relevan (Bab II dan III).

5.3.2 Evaluasi Terhadap Validitas Model

Menguji validitas model di dalam analisis jalur, yaitu dengan

menggunakan rumus 4.1 dan 4.2. Hasil perhitungannya dapat dilihat sebagai

berikut.

1). Hasil Perhitungan Standard Error

P2ei = 1-R2

P2e1 = 1- 0,299

= 0,837

P2e2 = 1- 0,623

= 0,614

2). Perhitungan Koefisien Determinasi Total

R2m = 1 P2e1P2e2

R2m = 1 (0,837)2 (0,614)2

R2m = 0,736

P2ei merupakan standard error of estimate dari model regresi, P2e1 sebesar 0,837,

dan P2e2 sebesar 0,614. Koefisien determinasi total persamaan struktural dari

model penelitian sesuai dengan perhitungan pada Lampiran 6 diperoleh nilai


59

R2m = 0,736. Koefisien determinasi total sebesar 0,736 mempunyai arti bahwa

sebesar 73,6 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang

dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu 26,4 persen dijelaskan oleh variabel lain di

luar model yang dibentuk.

5.3.3 Hasil Analisis Regresi

Berdasarkan hasil olahan data regresi dapat diringkas koefisien jalur

sebagai yang ditampilkan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7
Ringkasan Koefisien Jalur

Regresi Koefisien Koefisien Standard thitung P. Value Keterangan


Regresi Regresi Error
Tidak Standar Standar
X1 X3 (b1) 0,159 0,430 0,055 2,904 0,007 Signifikan
X2 X3 (b2) -0,402 -0,341 0,174 -2,304 0,028 Signifikan
X1 Y (b3) 0,192 0,308 0,078 2,484 0,019 Signifikan
X2 Y (b4) -0,549 -0,276 0,237 -2,319 0,027 Signifikan
X3 Y (b5) 0,819 0,485 0,222 3,682 0,001 Signifikan
Sumber: data diolah (Lampiran 6), 2015

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa locus of control eksternal

berpengaruh positif dan signifikan pada tekanan anggaran waktu audit, sedangkan

komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan pada tekanan anggaran

waktu audit. Pada persamaan lainnya, locus of control eksternal dan tekanan

anggaran waktu audit berpengaruh positif dan signifikan pada perilaku reduksi

kualitas audit, sedangkan komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan

pada perilaku reduksi kualitas audit (Y). Berdasarkan ringkasan koefisien jalur

pada Tabel 5.7 dapat dibuat gambar sebagai berikut.


60

0,308 e2
Locus of Control
(X1) 0,430 0,614

0,837 Tekanan Anggaran 0,485 Perilaku Reduksi


e1
Waktu Audit (X3) Kualitas Audit (Y)

Komitmen 0,341
Organisasi (X2) 0,276

Gambar 5.1
Koefisien Jalur Locus of Control, Komitmen Organisasi,
Tekanan Anggaran Waktu Audit dan Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Persamaan struktural untuk model tersebut adalah:

Model persamaan 1: X3 = 0,430 X1 - 0,341 X2 + e1

Model persamaan 2: Y = 0,308 X1 - 0,276 X2 + 0,485 X3 + e1

Koefisien pada Gambar 5.1 merupakan koefisien hubungan langsung

antarvariabel. Pengaruh locus of control pada tekanan anggaran waktu audit lebih

besar dibandingkan dengan komitmen organisasi, yaitu sebesar 0,430 berbanding

dengan 0,341. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dihitung hubungan tidak langsung

dan total seperti Tabel 5.8.

Tabel 5.8
Koefisien Hubungan Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel
Variabel X1 X2 X3
PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT
X3 0,430 - 0,430 0,341 - 0,341 - - -
Y 0,308 0,209 0,517 0,276 0,165 0,441 0,485 - 0,485
Sumber: data diolah (Tabel 5.7), 2015

Keterangan:
PL: Pengaruh Langsung
PTL: Pengaruh Tidak Langsung
PT: Pengaruh Total
61

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung

variabel locus of control pada tekanan anggaran waktu audit adalah 0,430. Tidak

ada pengaruh tidak langsung diantara variabel tersebut, sehingga pengaruh

totalnya tetap sebesar 0,430. Sedangkan pengaruh langsung komitmen organisasi

pada tekanan anggaran waktu audit sebesar 0,341 dan pengaruh totalnya 0,341.

Pengaruh langsung locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit

adalah 0,308. Pengaruh tidak langsung locus of control pada perilaku reduksi

kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit diperoleh dari (b1 x b5) yaitu

(0,430 x 0,485) = 0,209. Sehingga pengaruh total locus of control pada perilaku

reduksi kualitas audit (0,308 + 0,209) =0,517.

Pengaruh langsung komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas

audit adalah 0,276. Pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada perilaku

reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit diperoleh dari

(b1 x b5) yaitu (0,341 x 0,485) = 0,441. Sehingga pengaruh total komitmen

organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit (0,276 + 0,165) = 0,441.

Pengaruh langsung tekanan anggaran waktu audit pada perilaku reduksi

kualitas audit adalah 0,485. Tidak adanya pengaruh tidak langsung diantara

variabel tersebut, sehingga pengaruh totalnya tetap/berubah sebesar 0,485.

5.3.4 Hasil Pengujian Variabel Mediasi

Kriteria pengujian untuk masing-masing model jalur adalah sebagai

berikut: (a) zhitung 1,96, berarti tekanan anggaran waktu audit (X3) bukan

merupakan variabel mediasi, dan (b) zhitung > 1,96, berarti tekanan anggaran waktu

audit (X3) merupakan variabel mediasi.


62

1) Jalur X1 ke X3 dengan X3 ke Y atau b1b5

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui sebagai berikut:

b1 = 0,819
b5 = 0,055
Sb1 = 0,159
Sb5 = 0,222

Besarnya Sb b dan z1 adalah sebagai berikut:


1 5

Sb b = b52Sb12 + b12Sb52
1 5

Sb b = (0,819)2 (0,055)2 + (0,159)2 (0,222)2


1 5

Sb b = 0,057
1 5

b1b5
z1 =
Sb b 1 5

0,819 x 0,159
z1 =
0,057
z1 = 2,28

2) Jalur X2 ke X3 dengan X3 ke Y atau b2b5

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui sebagai berikut:

b1 = 0,819
b5 = 0,174
Sb1 = 0,402
Sb5 = 0,222

Besarnya Sb b dan z2 adalah sebagai berikut:


2 5

Sb b = b52Sb22 + b22Sb52
1 5

Sb b = (0,819)2 (0,402)2 + (0,174)2 (0,222)2


1 5

Sb b = 0,331
1 5

b2b5
z2 =
Sb b 2 5

0,819 x 0,174
z2 =
0,331
z2 = 0,43
63

5.3.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

1). Hipotesis 1a

H1a: Locus of control eksternal berpengaruh positif pada tekanan anggaran

waktu audit.

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari locus of

control pada tekanan anggaran waktu audit adalah sebesar 0,430 dengan taraf

signifikansi 0,007 < 0,050. Artinya, locus of control eksternal berpengaruh

positif dan signifikan pada tekanan anggaran waktu audit. Hasil penelitian ini

menerima hipotesis 1a.

2). Hipotesis 1b

H1b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran

waktu audit.

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari komitmen

organisasi pada tekanan anggaran waktu audit adalah sebesar -0,402 dengan

taraf signifikansi 0,028 < 0,050. Artinya, komitmen organisasi berpengaruh

negatif dan signifikan pada tekanan anggaran waktu audit. Hasil penelitian ini

menerima hipotesis 1b.


64

3). Hipotesis 2a

H2a: Locus of control eksternal berpengaruh positif pada perilaku reduksi

kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari locus of

control pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar 0,192 dengan taraf

signifikansi 0,019 < 0,050. Artinya, locus of control eksternal berpengaruh

positif dan signifikan pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini

menerima hipotesis 2a.

4). Hipotesis 2b

H2b: Komitmen organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi

kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari komitmen

organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar -0,549 dengan

taraf signifikansi 0,027 < 0,050. Artinya, komitmen organisasi berpengaruh

negatif dan signifikan pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini

menerima hipotesis 2b.

5). Hipotesis 2c

H2c: Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif pada perilaku

reduksi kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari tekanan

anggaran waktu audit pada perilaku reduksi kualitas audit adalah sebesar

0,819 dengan taraf signifikansi 0,001 < 0,050. Artinya, tekanan anggaran
65

waktu audit berpengaruh positif dan signifikan pada perilaku reduksi kualitas

audit. Hasil penelitian ini menerima hipotesis 2c.

6). Hipotesis 3a

H3a: Locus of control eksternal berpengaruh pada perilaku reduksi kualitas

audit melalui tekanan anggaran waktu audit.

Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi menunjukkan bahwa zhitung 2,28

lebih besar dari 1,96, yang berarti tekanan anggaran waktu audit merupakan

variabel yang memediasi pengaruh locus of control pada perilaku reduksi

kualitas audit. Hasil penelitian ini menerima hipotesis 3a.

7). Hipotesis 3b

H3a: Komitmen organisasi berpengaruh pada perilaku reduksi kualitas audit

melalui tekanan anggaran waktu audit.

Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi menunjukkan bahwa zhitung 0,43

lebih kecil dari 1,96, yang berarti tekanan anggaran waktu audit bukan

merupakan variabel yang memediasi pengaruh komitmen organisasi pada

perilaku reduksi kualitas audit. Hasil penelitian ini menolak hipotesis 3b.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Pengaruh Locus of Control Pada Tekanan Anggaran Waktu Audit

Hipotesis 1a memprediksikan terdapat hubungan positif antara locus of

control eksternal dengan tekanan anggaran waktu audit. Hasil pengujian hipotesis

menunjukkan hipotesis 1a diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa

auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung mempersepsikan


66

anggaran waktu sebagai tekanan dalam pelaksanaan program audit dibandingkan

dengan auditor yang memiliki locus of control internal. Dengan kata lain, semakin

eksternal locus of control individu auditor, maka semakin cenderung

mempersepsikan anggaran waktu audit sebagai tekanan.

Alasan atas diterimanya hipotesis 1a dapat diuraikan sebagai berikut.

Dalam literatur psikologi dijelaskan bahwa individu yang memiliki locus of

control eksternal meyakini bahwa mereka memiliki kemampuan yang terbatas

untuk melakukan kontrol terhadap keadaan (Lefcourt, 1992). Mereka cenderung

mempunyai perasaan cemas, mudah stres, dan depresi (Wijono, 2012). Dengan

demikian, auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung memandang

anggaran waktu sebagai tekanan dalam pelaksanaan program audit. Kondisi

demikian terjadi disebabkan oleh tuntutan kepada auditor untuk menyelesaikan

tugas audit dalam waktu yang sedikit. Sementara mereka memiliki kemampuan

yang terbatas atas anggaran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan audit.

Diterimanya hipotesis 1a dalam penelitian ini memberikan dukungan

terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013),

bahwa locus of control eksternal memiliki pengaruh pada tekanan anggaran waktu

yang dirasakan. Hasil ini sekaligus mendukung teori model stres kerja, bahwa

auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung mengalami stres kerja

pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of

control internal. Tekanan anggaran waktu audit merupakan stres yang dirasakan

oleh auditor dalam pelaksanaan program audit sebagai akibat penilaian atau

persepsi mereka terhadap anggaran waktu audit. Teori model stres kerja
67

menyatakan bahwa stres yang dialami seseorang dalam lingkungan kerja

dipengaruhi oleh karakteristik individual. Dengan demikian, locus of control

auditor yang merupakan karakteristik personal auditor memberikan pengaruh pada

tekanan anggaran waktu audit (stres) dalam pelaksanaan program audit.

5.4.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Tekanan Anggaran Waktu

Audit

Hipotesis 1b memprediksikan terdapat hubungan negatif antara

komitmen organisasi dengan tekanan anggaran waktu audit. Hasil pengujian

hipotesis menunjukkan hipotesis 1b diterima. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki komitmen yang rendah terhadap

organisasinya cenderung merasakan tekanan anggaran waktu pada level yang

tinggi dalam pelaksanaan program audit dibandingkan dengan auditor yang

memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya. Dengan kata lain,

semakin rendah komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya maka

semakin tinggi tekanan anggaran waktu audit yang dirasakan.

Alasan atas diterimanya hipotesis 1b dapat diuraikan sebagai berikut.

Komitmen organisasi menciptakan kekuatan untuk menyeimbangkan

kecenderungan berperilaku disfungsional. Komitmen organisasi yang tinggi yang

dimiliki auditor cenderung menghindari perilaku disfungsional walaupun ada

faktor situasional yang menganggu. Auditor yang memiliki komitmen yang

rendah terhadap organisasinya akan lebih mudah merasakan stres ketika

mengalami tekanan anggaran waktu audit, yang kemudian akan berdampak pada
68

perilakunya yang menyimpang. Mereka cenderung tidak sejalan dengan tujuan

dan nilai-nilai organisasi, karena lebih mementingkan kepentingan pribadi.

Penelitian-penelitian terdahulu belum ada yang menguji hubungan

komitmen organisasi dengan tekanan anggaran waktu audit seperti yang diuji

dalam penelitian ini. Meskipun demikian, hasil penelitian ini konsisten dengan

hasil penelitian yang mirip oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2013) yang

menggunakan variabel komitmen profesional, yang menunjukkan bahwa

komitmen berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu audit. Tekanan

anggaran waktu yang dirasakan merupakan stres yang dirasakan auditor dalam

pelaksanaan program audit sebagai akibat kendala anggaran waktu.

Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan empiris terhadap teori

model stres kerja yang menyatakan bahwa stres yang dialami seseorang dalam

lingkungan kerja dipengaruhi oleh karakteristik individual. Dengan demikian,

komitmen organisasi yang dimiliki auditor yang merupakan karakteristik personal

auditor memberikan pengaruh pada tekanan anggaran waktu audit (stres) dalam

pelaksanaan program audit.

5.4.3 Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Hipotesis 2a memprediksikan terdapat hubungan positif antara locus of

control eksternal dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis

menunjukkan hipotesis 2a diterima. Temuan penelitian ini mengindikasikan

semakin eksternal locus of control individu auditor, maka semakin cenderung

melakukan tindakan mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.


69

Alasan atas diterimanya hipotesis 2a dapat diuraikan sebagai berikut.

Individu yang memiliki locus of control eksternal meyakini keberhasilan dan

kegagalan diluar kontrol atau kemampuan mereka atas kondisi atau keadaan yang

mereka hadapi. Mereka cenderung memilih strategi berfokus emosi dalam

menanggulangi suatu kendala. Auditor yang memiliki locus of control eksternal

menghadapi anggaran waktu audit yang sempit, dimana mereka meyakini tidak

dapat melakukan kontrol atas anggaran waktu tersebut, mereka cenderung

memilih strategi berfokus emosi yang diwujudkan melalui tindakan mereduksi

kualitas audit untuk menghadapi kendala tersebut.

Selain berfokus pada emosi, individu yang memiliki locus of control

eksternal cenderung kurang mempertimbangkan konsekuensi atau akibat dari

suatu tindakan yang mereka lakukan. Ketika menghadapi kendala, mereka

cenderung melakukan perilaku disfungsional. Mereka menjadi kurang

bertanggungjawab atas tugas yang dikerjakan.

Diterimanya hipotesis 2a dalam penelitian ini memberikan dukungan

terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2009); Silaban (2009);

Hartati (2012); Gustati (2012); Hidayat (2012); dan Sudirjo (2013), bahwa auditor

yang memiliki locus of control eksternal lebih menerima perilaku disfungsional.

Penelitian ini juga mendukung teori atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider

bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal

dalam hal ini adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu locus of

control, dan kekuatan eksternal dalam hal ini adalah tekanan anggaran waktu

audit. Diterimanya hipotesis 2a ini sejalan dengan Gordon dan Graham (2006)
70

yang menjelaskan situasi di sekitar yang menyebabkan perilaku seseorang dalam

persepsi sosial yaitu dispositional attributions dalam hal ini adalah karakteristik

personal yang dimiliki auditor yaitu locus of control, dan situational attributions

dalam hal ini adalah tekanan anggaran waktu audit.

Hasil penelitian ini menunjukkan locus of control individu auditor

memiliki pengaruh pada keyakinan auditor dalam melakukan kontrol atas kendala

anggaran waktu yang dihadapi pada pelaksanaan program audit. Hal tersebut

mengindikasikan auditor yang memiliki locus of control eksternal cenderung

memilih strategi berfokus emosi untuk menanggulangi kendala anggaran waktu

yaitu dengan tindakan mereduksi kualitas audit. Mereka cenderung tidak memilih

strategi berfokus masalah dalam menghadapi suatu kendala yaitu dengan cara

fungsional. Dengan demikian, locus of control auditor yang merupakan

karakteristik personal auditor memberikan pengaruh pada perilaku reduksi

kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.

5.4.4 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas

Audit

Hipotesis 2b memprediksikan terdapat hubungan negatif antara

komitmen organisasi dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian

hipotesis menunjukkan hipotesis 2b diterima. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki komitmen yang rendah terhadap

organisasinya cenderung melakukan tindakan reduksi kualitas audit dalam

pelaksanaan program audit dibandingkan dengan auditor yang memiliki komitmen

yang tinggi terhadap organisasinya. Dengan kata lain, semakin rendah komitmen
71

yang dimiliki auditor terhadap organisasinya maka semakin tinggi penerimaan

perilaku reduksi kualitas audit.

Alasan atas diterimanya hipotesis 2b dapat diuraikan sebagai berikut.

Auditor yang memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasinya tidak

memiliki keinginan yang kuat untuk mempertahankan diri dalam organisasi.

Mereka cenderung tidak berusaha mengikuti semua aturan organisasi dan kurang

mengupayakan kesuksesan organisasi. Mereka lebih mengutamakan kepentingan

pribadinya dibandingkan kepentingan organisasi. Dengan demikian, seseorang

yang memiliki komitmen organisasi yang rendah lebih cenderung untuk melihat

perilaku disfungsional sebagai sesuatu yang dapat diterima, demi kepentingan

pribadi.

Diterimanya hipotesis 2b dalam penelitian ini memberikan dukungan

terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2009); Triono dkk.,

(2012); Aisyah dkk., (2014), bahwa auditor yang memiliki komitmen yang rendah

terhadap organisasinya lebih menerima perilaku disfungsional. Semakin rendah

komitmen organisasi yang dimiliki auditor semakin tinggi untuk berperilaku

menyimpang.

Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan empiris terhadap teori

atribusi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan

internal dalam hal ini adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu

komitmen organisasi, dan kekuatan eksternal dalam hal ini adalah tekanan

anggaran waktu audit. Diterimanya hipotesis 2a ini sejalan dengan Gordon dan

Graham (2006) yang menjelaskan situasi di sekitar yang menyebabkan perilaku


72

seseorang dalam persepsi sosial yaitu dispositional attributions dalam hal ini

adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor yaitu komitmen organisasi, dan

situational attributions dalam hal ini adalah tekanan anggaran waktu audit.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa auditor yang memiliki

komitmen yang rendah terhadap organisasinya cenderung melakukan tindakan

reduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit dibandingkan dengan

auditor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya. Dengan

demikian, semakin rendah komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya

maka semakin tinggi penerimaan perilaku reduksi kualitas audit.

5.4.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Audit Pada Perilaku Reduksi

Kualitas Audit

Hipotesis 2c memprediksikan terdapat hubungan positif antara tekanan

anggaran waktu audit dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hasil pengujian

hipotesis menunjukkan hipotesis 2c diterima. Hasil penelitian mengindikasikan

bahwa semakin meningkat tekanan anggaran waktu audit yang dirasakan pada

pelaksanaan program audit, maka semakin meningkat kecenderungan auditor

melakukan tindakan reduksi kualitas audit dalam menyelesaikan tugas audit.

Alasan atas diterimanya hipotesis 2c dapat diuraikan sebagai berikut.

Pada umumnya auditor merasakan suatu tuntuntan untuk menyelesaikan tugas

audit dalam batas anggaran waktu yang telah ditentukan. Ketika auditor

memandang pelaksanaan tugas audit sulit atau tidak mungkin diselesaikan dalam

batas anggaran waktu yang ditentukan, maka untuk memenuhi anggaran waktu
73

mereka menempuh jalan pintas dengan melakukan tindakan mereduksi kualitas

audit dalam pelaksanaan program audit.

Diterimanya hipotesis 2c dalam penelitian ini memberikan dukungan

terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak (2008); Nadirsyah dan

Zuhra (2009); Kurnia (2009); Silaban (2009); Manullang (2010); Sudirjo (2013);

dan Tanjung (2013), bahwa terdapat hubungan searah antara tekanan anggaran

waktu audit yang dirasakan dengan perilaku disfungsional. Semakin sempit

anggaran watu audit, maka semakin cenderung auditor untuk mereduksi kualitas

audit dalam pelaksanaan program audit.

Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan empiris terhadap teori

model stres kerja yang menyatakan bahwa stres yang dialami individu dalam

lingkungan kerja mempengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual. Kendala

anggaran waktu merupakan faktor utama yang menimbulkan terjadinya stres yang

dirasakan auditor, sehingga auditor lebih melakukan perilaku reduksi kualitas

audit untuk menanggulanginya.

5.4.6 Tekanan Anggaran Waktu Audit sebagai Variabel Mediasi

Pengaruh Locus of Control Pada Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Penelitian terdahulu oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2010) menguji

locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan anggaran

waktu yang dirasakan sebagai variabel mediasi. Namun, penelitian sebelumnya

lebih membandingkan besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung melalui

variabel mediasi. Penelitian ini menguji apakah tekanan anggaran waktu audit
74

merupakan variabel yang memediasi pengaruh locus of control pada perilaku

audit seperti dalam rumusan masalah nomor tiga.

Hipotesis 3a yang merupakan jawaban sementara untuk rumusan masalah

nomor tiga, Hipotesis 3a memprediksikan bahwa tekanan anggaran waktu audit

merupakan variabel yang memediasi pengaruh locus of control pada perilaku

reduksi kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi, tekanan

anggaran audit mampu menjadi variabel yang memediasi pengaruh locus of

control pada perilaku reduksi kualitas audit, sehingga hipotesis 3a diterima.

Diterimanya hipotesis 3a ini mendukung teori model stres kerja bahwa penyebab

stres yang dihadapi individual dalam lingkungan kerja dapat mengakibatkan

individu merasakan tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan, dan selanjutnya

dapat mempengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual. Ketika auditor yang

memiliki locus of control eksternal mengahadapi tekanan anggaran waktu audit,

akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya mempengaruhi perilaku

auditor untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.

Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan atas teori proses

transaksional oleh Lazarus (1995) yang menyatakan bahwa stres yang dirasakan

seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal (penyebab stres) dan

faktor-faktor internal (karakteristik personal). Interaksi antara locus of control

sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu audit sebagai faktor

situasional, dapat menimbulkan stres yang dirasakan oleh auditor yang kemudian

akan mempengaruhi perilakunya.


75

5.4.7 Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi

Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Perilaku Reduksi Kualitas

Audit

Penelitian terdahulu oleh Silaban (2009) dan Sudirjo (2010) menguji

komitmen profesional pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan

anggaran waktu yang dirasakan sebagai variabel mediasi. Saat ini, belum

ditemukan penelitian-penelitian terdahulu yang menguji pengaruh komitmen

organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit dengan tekanan anggaran waktu

sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menguji apakah tekanan anggaran waktu

audit merupakan variabel yang memediasi pengaruh komitmen organisasi pada

perilaku audit seperti dalam rumusan masalah nomor tiga.

Hipotesis 3b yang merupakan jawaban sementara untuk rumusan

masalah nomor tiga, memprediksikan bahwa tekanan anggaran waktu audit

merupakan variabel yang memediasi pengaruh pengaruh komitmen organisasi

pada perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit.

Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasi, tekanan anggaran audit tidak

mampu menjadi variabel yang memediasi pengaruh komitmen organisasi pada

perilaku reduksi kualitas audit, sehingga hipotesis 3b ditolak.

Menurut teori model stres kerja bahwa stres yang berkaitan dengan

pekerjaan (stres-kerja) yang menyatakan bahwa penyebab stres yang dihadapi

individual dalam lingkungan kerja dapat mengakibatkan individu merasakan

tekanan (stres) dalam melakukan pekerjaan, dan selanjutnya dapat mempengaruhi

sikap, intensi dan perilaku individual. Ketika auditor yang memiliki komitmen
76

yang rendah terhadap organisasinya mengahadapi tekanan anggaran waktu audit,

akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya mempengaruhi perilaku

auditor untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.

Teori proses transaksional oleh Lazarus (1995) yang menyatakan bahwa

stres yang dirasakan seseorang akibat dari interaksi antara faktor-faktor eksternal

(penyebab stres) dan faktor-faktor internal (karakteristik personal). Interaksi

antara komitmen organisasi sebagai faktor internal dan tekanan anggaran waktu

audit sebagai faktor situasional, dapat menimbulkan stres yang dirasakan oleh

auditor yang kemudian akan mempengaruhi perilakunya.

Hasil penelitian terkait pengaruh tidak langsung ini, belum dapat

mendukung sepenuhnya teori model stres kerja dan teori proses transaksional

tersebut. Artinya, tekanan anggaran waktu audit tidak mampu memberikan

pengaruh yang besar hubungan komitmen organisasi terhadap perilaku reduksi

kualitas audit. Hal ini disebabkan karena besarnya pengaruh tidak langsung

komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit melalui variabel mediasi

jauh lebih rendah dan tidak mampu lebih kuat dari pengaruh langsungnya.

Seharusnya keberadaan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi

mampu memperkuat pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas

audit.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

hipotesis dari permasalahan yang diteliti telah dijelaskan pada bab sebelumnya

maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut.

1) Locus of control eksternal dan komitmen organisasi berpengaruh pada

tekanan anggaran waktu audit yang dirasakan. Locus of control eksternal

berpengaruh positif signifikan pada tekanan anggaran waktu audit sedangkan

komitmen organisasi berpengaruh negatif pada tekanan anggaran waktu audit.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin eksternal locus of control auditor maka

semakin cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit sebagai tekanan.

Serta, semakin rendah komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya

maka semakin tinggi tekanan anggaran waktu audit yang dirasakan.

2) Locus of control eksternal dan komitmen organisasi, serta tekanan anggaran

waktu audit berpengaruh pada perilaku reduksi kualitas audit. Locus of

control eksternal dan tekanan anggaran waktu audit berpengaruh positif

signifikan pada perilaku reduksi kualitas audit sedangkan komitmen

organisasi berpengaruh negatif pada perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin eksternal locus of control auditor maka

semakin cenderung melakukan tindakan reduksi kualitas audit; semakin

rendah komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya maka semakin

77
78

tinggi penerimaan perilaku reduksi kualitas audit; serta semakin tinggi

tekanan anggaran waktu audit maka semakin tinggi penerimaan perilaku

reduksi kualitas audit.

3) Tekanan anggaran waktu audit merupakan variabel yang memediasi pengaruh

locus of control eksternal pada perilaku reduksi kualitas audit. Hasil berbeda,

tekanan anggaran waktu audit bukan merupakan variabel yang memediasi

pengaruh komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit.

5.2 Saran

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pimpinan KAP

dalam mengevaluasi kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang

kondusif bagi auditor dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja yang

kondusif dalam pelaksanaan tugas dapat menghindari kemungkinan terjadinya

perilaku reduksi kualitas audit oleh auditor, dan pada akhirnya dapat

meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP. Penelitian ini masih

menarik untuk diteliti untuk mengetahui pengaruh interaksi karakteristik

individual auditor dengan faktor-faktor situasional pada perilaku reduksi kualitas

audit. Peneliti berikutnya dapat dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menguji karakteristik individual auditor lainnya yang mungkin berpengaruh pada

perilaku reduksi kualitas audit seperti kesadaran etis individu auditor. Sedangkan

faktor-faktor situasional lainnya dapat menggunakan efektivitas kontrol mutu di

KAP (Malone dan Robert, 1996) dan gaya kepemimpinan (Kelley dan Margheim,

1990; Pierce dan Sweeney, 2004).


79

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, R. N., Sukirman., dan Suryandini, D. 2014. Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Perilaku Disfungsional Audit: Penerimaan Auditor BPK RI
Jateng. Accounting Analysis Journal, 3 (1) (2014).

Akers, M. D., and Eaton, T. V. 2003. Underreporting of Chargeable Time: The


Impact of Gender and Characteristic of Underreporters. Journal of Managerial
Issues, Vol. XV. No. 1. p.82-89.

Alderman, C.W., and Deitrick, J.W. 1982. Auditors Perceptions of Time Budget
Pressure and Premature Sign-0ffs: A Replication and Extension. Auditing:
A Journal of Practice and Theory. Vol. 1 No. 2, p.54-58.

Allen, Donald R., Guy, RebeccPPa F., Edgley, Charles K. 1980. Social
Psychology as Social Process. In: Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Sosial.
Cetakan ke 3 (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. p.163.

Andani, Ni Made S., dan Mertha, I Made. 2014. Pengaruh Time Pressure, Audit
Risk, Professional Commitment Dan Locus of Control Pada Penghentian
Prematur Prosedur Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014),
p.185-196.

Arens, A., A., and Loebbecke, J. K., 2002. Auditing and Integrated Approach.
Eight Edition. New Jersey: Prentice-Hall.

Cook, E. and Kelley, T. 1988. Auditor Stress and Time Budgets. The CPA
Journal, Vol. 58, No. 7, p.83-86.

Cooper, D and Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1. Edisi ke-9.
(Budjanto, Djunaedi, D., dan Sihombing, D., (Pentj). Jakarta: PT Media Global
Edukasi.

Coram, P., Juliana, Ng, J., and Woodliff, D. 2003. A Survey of Time Budget
Pressure and Reduced Audit Quality Among Australian Auditors. Australian
Accounting Review, Vol. 13 No. 1, p.38-45.

DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting


and Economics, Vol. 3, No. 3, p.183-199.

Donnely, P. D., Quirin J. J., and OBryan D. 2003. Auditor Acceptance of


Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors Personal
Caracteristics. Behavioral Research In Accounting, Vol. 15, p.87-110.

Fahmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi (Teori, Aplikasi, dan Kasus). Cetakan
kedua Juli 2014. Bandung: Alfabeta.
80

Ford, Robert C. and Rhicardson D. 1994. Ethical Decision Making: A Review of


The Empirical Literature. Journal of Business Ethics, Vol. 13. pp. 205-221.

Fleming, M.K. 1980. Budgeting Practices in Large CPA Firms. The Journal of
Accountancy, May, p.55-62.

Gibson, J., L., Ivancevich, J.M., and Donnelly, J. H. 1995. Organizations. Eight
Edition, Richrad D. Irwin.

Gordon, L. M., Graham, S. 2006. Attribution theory, The Encyclopedia of Human


Development. Thousand Oaks: Sage Publications, 1, p.142-144.

Gustati. 2012. Persepsi Auditor Tentang Pengaruh Locus of Control Terhadap


Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Survey pada Auditor BPKP
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat). Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 7
No. 2 Desember 2012 ISSN 1858-3687, p.46-68.

Harini. D., Wahyudin, A., Anisykurlillah., I. 2010. Analisis Penerimaan Auditor


Atas Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal
Auditor. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.

Hartati, Nian L. 2012. Pengaruh Karakteristik Internal dan Eksternal Auditor


Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Atas Prosedur Audit. Accounting
Analysis Journal 1 (2) (2012).

Herrbach, O. 2001. Audit Quality, Auditor Behaviour and the Psychological


Contract. European Accounting Review, Vol. 10 No. 4, p.787-802.

Hidayat, Widi. 2012. ESQ dan Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan
Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit pada Badan
Pengawas Daerah (BAWASDA) Jawa Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol. 3, No. 1, April 2012, p.50-74.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2015. Directory Kantor Akuntan Publik
dan Akuntan Publik 2015. Jakarta.

________. 2013. Standar Audit (SA 300) Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

________. 2013. Standar Audit (SA 500) Bukti Audit. Jakarta: Salemba Empat.

Irawati, Y., Petrolina, A. T., dan Mukhlasin. 2005. Hubungan Karakteristik


Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam
Audit. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.
81

Kelley, T. and Margheim, L. 1990. The Impact of Time Budget Pressure,


Personality and Leadership Variabel on Dysfunctional Behavior. Auditing: A
Journal of Practice and Theory, Vol. 9. No. 2, p21-41.

_________ and Seiler, R. E. 1982. Auditor Stress and Time Budget. The CPA
Journal, December, p.24-34.

Kholidiah dan Murni, S. A. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Terjadinya Penghentian Prematur (Prematur Sign Off) Atas Prosedur
Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Timur). Simposium
Nasional Akuntansi XVII Lombok.

Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta: Salemba
Empat.

Kurnia. 2009. Pengaruh Tekanan Waktu Audit dan Locus of Control Terhadap
Tindakan yang Menurunkan Kualitas Audit. Ekuitas, Vol. 15 No. 4 Desember
2011 ISSN 1411-0393, p.456 476.

Lazarus, R. S. 1995. Psycological Stress in the Work Place. In: Crandall, R and
Perrewe, P.L., editors. Occupational Stress: A Handbook. Washington, DC:
Taylor & Francis, p.3-14.

Lefcourt, H. 1982. Locus of Control: Current Trends in Theory and Research.


Second Edition. Hillsdale: Lawrence Erlbaum.

Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. 1982. The Influence of Situasional,


Ethical and Expentancy Theory Variables on Accountants Underreporting
Behavior. Auditing: Journal of Practice and Theory, Vol. 2, p.1-12.

Lincoln, J. And Kalleberg, A. 1990. Culture, Control, and Commitment.


Cambridge: Cambridge University Press.

Malone, C.F, dan R.W Robberts. 1996. Factors Assosiated With The Incidence of
Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing: A Journal Practice and Theory, Vol.
15. No 2, p.49-64.

Manullang, Asna. 2010. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Resiko


Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (The Influence of Time Budget
Pressure and Risk of Error to Reduced Audit Quality). Fokus Ekonomi, Vol. 5 No.
1 Juni 2010, p.81 94.

McDaniel, L. S. 1990. The Effect of Time Pressure and Audit Program Structure
on Audit Performance. Journal of Accountancy Research, Vol. 28, p267- 285.
82

McNair, C.J. 1991. Proper Compromises: The Management Control Dilemma in


Public Accounting and Its Impact on Auditor Behavior. Accounting,
Organizations and Society, Vol. 16 No. 7, p.635-653.

Nadirsyah dan Zuhra I. M. 2009. Locus of Control, Time Budget Pressure dan
Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 2
No. 2 Juli 2009, p.104-116.

Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan


Karya Ilmiah. Cetakan ke-5. Jakarta: Prenada Group.

Nouri, H. and Parker, R. J. 1996. The Effect of Organizational Commitment on


the Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack. Behavioral
Research in Accounting. Vol. 8. p.74-90.

Otley, D. T., and Pierce, B. J. 1996. Audit Time Budget Pressure: Consequence
and Antecendents. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1,
p.31-58.

Pierce, B, and Sweeney, B. 2004. Cost-Quality Conflict in Audit Firms: An


Empirical Investigation. Europan Accounting Review. Vol. 13. No. 1, p.412-441.

Raghunathan, B. 1991. Premature Signing-Off of Auditor Procedure an Analysis.


Accounting Horizon, Vol. 5. No. 2, p.71-79.

Robbins, S. P. dan Timothy, A. J. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. (Ratna


Saraswati dan Febriella Sirait, Pentj). Jakarta: Salemba Empat.

Rotter, J. B. 1966. Generalized Expectancies For Internal Versus External Control


of Reinforcement. Psychological Monographs, Vol. 80, p.1-28.

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relationship dan Komunikasi.


Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Silaban, Adanan. 2009. Perilaku Disfungsional Auditor Dalam Pelaksanaan


Program Audit (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik) (disertasi). Semarang:
Universitas Diponegoro.

Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality) (Studi Empiris pada
Auditor KAP di Jakarta" (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Teori dan Implementasi.


Denpasar: Andi Yogyakarta.
83

Sudirjo, Frans. 2013. Perilaku Auditor Dalam Pelaksanaan Program Audit (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Serat AcityaJurnal Ilmiah.
(UNTAG) Semarang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-
21 Desember 2014. Bandung: CV Alfabeta.

Suparman. 2007. Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan, Motivasi dan


Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai (Studi pada Pegawai di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukamara di Propinsi Kalimantan Tengah) (tesis). Semarang: Universitas
Diponegoro.

Susanti, M. dan Subroto, B. 2015. Penerimaan Auditor Terhadap Penyimpangan


Perilaku Audit Melalui Pendekatan Karateristik Personal Auditor. JIMFEB. (serial
online), [diunduh 11 Nopember 2015 jam 22.40]. Available from: URL:
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1844.

Tanjung, Roni. 2013. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor dan Time Budget
Pressure Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Empiris pada KAP di
Kota Padang dan Pekanbaru) (artikel). Padang: Universitas Negeri Padang.

Tosi, H. L. 1971. Organizational Stress as a Moderator of The Relationship


Between Inference and Role Response. Academic of Management Journal, 14,
p.7-12.

Trevino, L. K., 1986. Ethical Decision Making in Organizations: A Person


Situation Interactionist Model. Academy of Management Review, Vol. 11 No. 3,
p.601-617.

Triono, H., Anton, dan Setiawan. D. 2012. Pengaruh Locus of Control, Komitmen
Organisasional, dan Posisi Terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit
(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang). Prosiding Seminar
Nasional Forum Bisnis & Keuangan I, ISBN: 978-602-17225-0-3, p.152-165.

Wijayanti, Provita. 2009. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap


Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor
Pemerintah Yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta). JAI, Vol.5, No.2, Juli 2009, p.251-271.

Utama, Suyana. 2014. Aplikasi Analisis Kuantitatif (Edisi Keempat). Modul


Statistika Bisnis (Materi 8 s/d 14). Denpasar: Universitas Udayana.

Wijono, Sutarto. 2012. Psikologi Industri & Organisasi. Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber daya Manusia. Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
84

Wintari, Intan. 2015. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, dan
Komitmen Profesional Pada Perilaku Penurunan Kualitas Audit (tesis) Denpasar:
Universitas Udayana.

Wirawan. 2013. Kepemimpinan (Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi,


dan Penelitian). Cetakan kesatu Juni 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
p.713.
Lampiran 1 85

UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

SURAT PENGANTAR

Yth. Bapak/Ibu/Sdr.
Di-
Tempat

Dengan hormat,
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner dalam rangka
penelitian saya yang berjudul:

Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Audit Dengan
Tekanan Anggaran Waktu Audit Sebagai Variabel Mediasi

Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pernyataan. Perlu Bapak/Ibu/Sdr ketahui bahwa
keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Sdr dalam menjawab
kuesioner. Atas partisipasi dan kerja samanya, saya mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.

Hormat saya,

Dwi Haryadi Nugraha


NIM. 1491661022
86

Bagian A: Demografi
Untuk setiap pertanyaan berikut, mohon beri tanda silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai
dengan pilihan Bapak/Ibu/Sdr atau mengisi data yang sesuai pada tempat yang disediakan.

1. Nama: .
2. Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan
3. Pendidikan Terakhir:
Strata Tiga Strata Satu
Strata Dua Lainnya ..
4. Apakah Bapak/Ibu/Sdr memiliki nomor register akuntan?
Ya Tidak
5. Jabatan atau posisi Bapak/Ibu/Sdr di KAP saat ini sebagai:
Manajer Senior
Supervisor Junior
6. Lama bekerja sebagai auditor di KAP: tahun bulan.
7. Berapa jumlah penugasan audit yang pernah Bapak/Ibu/Sdr tangani sampai dengan
sekarang?
Kurang dari 10 penugasan 21 sampai dengan 30 penugasan
11 sampai dengan 20 penugasan Lebih dari 30 penugasan

Bagian B: Locus of Control


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana
Bapak/Ibu/Sdr mempertautkan antara keberhasilan atau kegagalan dalam suatu lingkungan
pekerjaan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Kami mohon beri
tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada
tempat yang tersedia.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
TAP = Tidak Ada Pendapat
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
No. Pertanyaan STS TS TAP S SS
1 Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang atau
sesuatu yang berguna bagi kehidupannya.
87

2 Dalam kebanyakan pekerjaan, seseorang dapat


memperoleh yang diharapkannya atau
diinginkannya seperti yang dia rencanakan
sebelumnya.
3 Suatu tugas dapat dikerjakan dengan baik, apabila
didukung perencanaan yang baik.
4 Jika seorang bawahan merasa tidak puas dengan
keputusan yang dibuat atasannya, maka bawahan
tersebut sebaiknya tetap melakukan usaha (seperti
memberi usulan atau masukan kepada atasannya).
5 Untuk memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai
dengan yang diharapkan memerlukan suatu
keberuntungan.
6 Jika seseorang mendapatkan uang atau
penghargaan, hal tersebut merupakan suatu
keberuntungan.
7 Pada umumnya seseorang dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik bila mereka berusaha dengan
sunguh-sungguh.
8 Dalam upaya memperoleh suatu pekerjaan atau
posisi yang lebih baik, seseorang harus mempunyai
anggota keluarga atau teman yang menduduki posisi
penting.
9 Promosi dalam karier merupakan suatu
keberuntungan.
10 Dalam memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai,
kenalan atau teman lebih penting daripada
kemampuan yang kita miliki.
11 Promosi diberikan kepada karyawan yang dapat
melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik.
12 Untuk dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan
seperti uang atau kekayaan, seseorang harus
mempunyai kenalan atau teman yang tepat
13 Untuk menjadi karyawan yang berprestasi
diperlukan suatu keberuntungan
14 Pada umumnya, karyawan yang melaksanakan
suatu pekerjaan dengan baik akan mendapatkan
imbalan atau penghargaan yang sepadan
15 Pengaruh yang diberikan karyawan terhadap
atasannya lebih besar daripada pengaruh yang
dipikirkan karyawan tersebut.
88

16 Keberuntungan merupakan faktor utama yang


membedakan orang yang berhasil dan gagal dalam
tugasnya.

Bagian C: Komitmen Organisasi


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai komitmen
Bapak/Ibu terhadap KAP tempat bekerja saat ini. Mohon beri tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada tempat yang tersedia.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
TAP = Tidak Ada Pendapat
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
No. Pertanyaan STS TS TAP S SS
1 Saya merasa terikat secara emosional pada KAP
ini.
2 Saya benar-benar merasakan seakan-akan
permasalahan di dalam KAP adalah juga
permasalahan saya sendiri.
3 Saat ini saya tetap bekerja di KAP ini merupakan
kebutuhan sekaligus juga keinginan saya.
4 Salah satu alasan utama saya melanjutkan bekerja
untuk KAP ini adalah bahwa meninggalkan
organisasi akan membutuhkan pengorbanan pribadi
yang besar, organisasi lain mungkin tidak akan
sesuai dengan keseluruhan manfaat yang saya
dapat di sini.
5 Saya dididik untuk percaya terhadap nilai kesetiaan
pada satu organisasi.
6 Salah satu alasan utama untuk melanjutkan bekerja
pada KAP ini adalah bahwa saya percaya loyalitas
adalah penting dan oleh karena itu saya merasa
tetap bekerja di organisasi ini merupakan
kewajiban moral.

Bagian D: Anggaran Waktu Audit


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan
pengalaman Bapak/Ibu atas anggaran waktu pada pelaksanaan audit. Mohon beri tanda silang
(X) pada kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu.
89

STS = Sangat Tidak Sering


TS = Tidak Sering
K = Kadang-kadang
S = Sering
SS = Sangat Sering
No. Pertanyaan STS TS K S SS
1 Seberapa sering bapak/ibu merasakan terdapat suatu
kewajiban untuk melaksanakan prosedur audit
tertentu pada batas anggaran waktu yang
ditetapkan?
2 Seberapa sering bapak/ibu merasakan pelaksanaan
prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu
merupakan hal yang sangat penting untuk dipatuhi
atau dicapai?
3 Seberapa sering bapak/ibu merasakan anggaran
waktu audit sebagai kendala untuk pelaksanaan atau
penyelesaian suatu prosedur audit tertentu?
4 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan pelaksanaan
prosedur audit tertentu pada anggaran waktu yang
dialokasikan sulit untuk dilakukan?
5 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan anggaran
waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
prosedur audit tertentu tidak mencukupi?
6 Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan anggaran
waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan
prosedur audit tertentu sangat ketat?

Bagian E: Perilaku Audit


Pertanyaan dalam bagian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan
tindakan-tindakan tertentu yang Bapak/Ibu lakukan pada pelaksanakan prosedur audit atas
audit umum laporan keuangan. Kami mohon beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu pada tempat yang disediakan.
STS = Sangat Tidak Sering
TS = Tidak Sering
K = Kadang-kadang
S = Sering
SS = Sangat Sering
No. Pertanyaan STS TS K S SS
1 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melaksanakan atau
mengabaikan satu atau beberapa prosedur audit yang
ditentukan dalam program audit?
90

2 Seberapa sering Bapak/Ibu kurang memberi


perhatian terhadap validitas dan keakuratan dokumen
klien?
3 Seberapa sering Bapak/Ibu melakukan pengujian
hanya pada sebagian item sampel dari item sampel
yang ditentukan pada program audit?
4 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak memperluas ruang
lingkup pengujian ketika terdeteksi suatu pos atau
akun yang meragukan?
5 Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan penjelasan
klien sebagai pengganti bukti yang tidak dapat
diperoleh selama pelaksanaan audit?
6 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melakukan
investigasi lebih lanjut atas kesesuaian perlakuan
akuntansi yang diterapkan klien dengan Standar
Akuntansi Keuangan?
7 Seberapa sering Bapak/Ibu mengurangi pekerjaan
audit dari yang seharusnya dilaksanakan
sebagaimana ditetapkan pada program audit?
8 Seberapa sering Bapak/Ibu merubah atau mengganti
prosedur audit dari ketentuan yang ditetapkan pada
program audit?
9 Seberapa sering Bapak/Ibu mengandalkan hasil
pekerjaan klien sebagai pengganti prosedur audit
yang ditetapkan pada program audit?
10 Seberapa sering Bapak/Ibu tidak melakukan
dokumentasi bukti audit atas pelaksanaan suatu
prosedur audit yang disyaratkan sesuai program
audit?
Lampiran 2 91

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun), Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian


dan Judul
1 Silaban (2010) Variabel Bebas: Pengujian hipotesis - Locus of control
- Locus of control menggunakan berhubungan positif
Perilaku Disfungsional eksternal Structural signifikan dengan
Auditor Dalam - Komitmen Equation Model tekanan anggaran
Pelaksanaan Program profesional afektif (SEM) dengan waktu yang dirasakan
Audit - Komitmen bantuan program dan perilaku audit
profesional kontinu AMOS. disfungsional (RKA
- Komitmen dan URT).
profesional normatif - Komitmen profesional
afektif berhubungan
Variabel Mediasi: negatif signifikan
- Tekanan anggaran dengan perilaku RKA,
waktu yang dirasakan tetapi hubungannya
dengan tekanan
Variabel Terikat: anggaran waktu yang
- Perilaku Reduksi dirasakan dan perilaku
Kualitas Audit URT tidak signifikan.
(RKA) - Komitmen profesional
- Perilaku kontinu dengan
Underrepoting of tekanan anggaran
Time (URT) waktu yang dirasakan
dan perilaku audit
Variabel Dikotomi: disfungsional (RKA
- Posisi auditor dan URT) tidak
- Tipe Kantor Akuntan signifikan.
Publik (KAP) - Komitmen profesional
normatif berhubungan
negatif signifikan
dengan tekanan
anggaran waktu yang
dirasakan dan perilaku
audit disfungsional
(RKA dan URT).
- Tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
berhubungan positif
signifikan dengan
perilaku audit
disfungsional (RKA
dan URT).
- Hubungan positif
antara locus of
control dengan
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
lebih kuat pada
auditor yang
menduduki posisi level
bawah (junior dan
senior) dibandingkan
dengan auditor yang
menduduki posisi level
atas (supervisor,
manajer, dan partner).
92

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun), Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian


dan Judul
auditor yang
menduduki posisi level
bawah (junior dan
senior) dibandingkan
dengan auditor yang
menduduki posisi level
atas (supervisor,
manajer, dan partner).
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional normatif
dengan perilaku URT
lebih kuat pada
auditor auditor yang
menduduki posisi
level atas (supervisor,
manajer, dan partner)
dibandingkan auditor
yang menduduki
posisi level bawah
(junior dan senior).
- Hubungan positif
signifikan locus of
control eksternal
dengan perilaku RKA
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Non-Afiliasi.
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional
afektif dengan perilaku
RKA lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Non-Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Afiliasi.
- Hubungan negatif
antara komitmen
profesional normatif
dengan perilaku RKA
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Non-Afiliasi.
93

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun), Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian


dan Judul
dibandingkan dengan
KAP Non-Afiliasi.
- Hubungan positif
antara tekanan
anggaran waktu yang
dirasakan dengan
perilaku RKA lebih
kuat pada auditor
yang bekerja di KAP
Non-Afiliasi
dibandingkan dengan
KAP Afiliasi.
- Hubungan positif
signifikan locus of
control dengan
perilaku URT yang
lebih kuat pada
auditor yang bekerja
di KAP Afiliasi
dibandingkan dengan
di KAP Non-Afiliasi.
- Hasil analisis pengaruh
langsung karakteristik
individual auditor
(locus of control dan
dimensi komitmen
profesional) terhadap
perilaku audit
disfungsional (RKA
dan URT) dan
pengaruh tidak
langsung yaitu melalui
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
menunjukkan
pengaruh langsung
lebih kuat
dibandingkan dengan
pengaruh tidak
langsung.
94

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun), Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian


dan Judul
2 Gustati (2012) Variabel Bebas: Pengujian secara - Secara parsial tidak
- Locus of control parsial terdapat pengaruh
Persepsi Auditor internal menggunakan locus of control
Tentang Pengaruh - Locus of control Simple Regression internal terhadap
Locus Of Control eksternal Model (SRM). penerimaan perilaku
Terhadap Penerimaan disfungsional audit.
Perilaku Disfungsional Variabel Terikat: Pengujian secara - Locus of control
Audit (Survey Pada - Perilaku Disfungsional simultan eksternal berpengaruh
Auditor BPKP Audit menggunakan positif terhadap
Perwakilan Provinsi Multiple penerimaan perilaku
Sumatra Barat) Regression Model disfungsional audit.
(MRM). - Secara simultan,
locus of control
internal dan eksternal
berpengaruh secara
signifikan terhadap
penerimaan perilaku
disfungsional audit.

3 Triono, dkk., (2012) Variabel Bebas: Analisis Jalur (Path - Pengaruh locus of
- Locus of control Analysis). control terhadap
Pengaruh Locus Of eksternal komitmen
Control , Komitmen - Posisi auditor di KAP organisasional
Organisasional, Dan berpengaruh secara
Posisi Terhadap Variabel Mediasi: negatif dan signifikan.
Penerimaan Perilaku - Komitmen - Pengaruh locus of
Disfungsional Audit organisasional control terhadap
penerimaan perilaku
Variabel Terikat: disfungsional audit
- Perilaku disfungsional berpengaruh positif
audit dan signifikan.
- Posisi auditor
mempunyai hasil yang
postif namun tidak
signifikan terhadap
komitmen
organisasional.
- Pengaruh posisi
auditor terhadap
penerimaan perilaku
disfungsional audit
berpengaruh secara
negatif dan signifikan.
- Pengaruh komitmen
organisasional
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit secara negatif
dan signifikan.
95

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun), Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian


dan Judul
secara negatif dan
signifikan.
- Locus of control ,
posisi auditor, dan
komitmen
organisasional
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap penerimaan
perilaku disfungsional
audit.

4 Sudirjo (2013) Variabel Bebas: Pengujian hipotesis - Locus of control


- Locus of control menggunakan eksternal berpengaruh
Perilaku Auditor eksternal Structural positif signifikan
Dalam Pelaksanaan - Komitmen Equation Model dengan tekanan
Program Audit (Studi profesional afektif (SEM). anggaran waktu yang
Empiris Pada Kantor - Komitmen dirasakan dan perilaku
Akuntan Publik Di profesional kontinu audit (RKA dan
Semarang) - Komitmen URT).
profesional normatif - Komitmen profesional
afektif berhubungan
Variabel Mediasi: terbalik dengan
- Tekanan anggaran perilaku RKA, tetapi
waktu yang dirasakan hubungannya dengan
tekanan anggaran
Variabel Terikat: waktu yang dirasakan
- Perilaku Reduksi dan perilaku URT
Kualitas Audit tidak signifikan.
(RKA) - Pengaruh komitmen
- Perilaku profesional kontinu
Underrepoting of terhadap tekanan
Time (URT) anggaran waktu yang
dirasakan dan perilaku
audit (RKA dan URT)
tidak signifikan.
- Komitmen profesional
normatif berhubungan
terbalik dengan
tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
dan perilaku audit
(RKA dan URT).
- Tekanan anggaran
waktu yang dirasakan
berpengaruh positif
signifikan dengan
perilaku audit (RKA
dan URT).
96

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun), Variabel Teknik Analisis Hasil Penelitian


dan Judul
dengan perilaku audit
(RKA dan URT).

5 Tanjung (2013) Variabel Bebas: Metode analisis - Karakteristik personal


- Karakteristik data menggunakan auditor berpengaruh
Pengaruh Karakteristik personal auditor analisis regresi positif terhadap
Personal Auditor Dan - Time budget berganda. perilaku disfungsional
Time Budget pressure auditor.
Pressure Terhadap - Time budget
Perilaku Disfungsional Variabel Terikat: pressure berpengaruh
Auditor (Studi Empiris - Perilaku disfungsional signifikan positif
Pada KAP Di Kota auditor terhadap perilaku
Padang Dan disfungsional auditor.
Pekanbaru)

6 Wintari (2015) Variabel Bebas: Analisis data - Tekanan anggaran


- Tekanan anggaran penelitian dilakukan waktu berpengaruh
Pengaruh Tekanan waktu dengan regresi linear positif pada perilaku
Anggaran Waktu, - Locus of contol berganda. penurunan kualitas
Locus Of Control , internal audit.
Dan Komitmen - Locus of contol - Locus of control
Profesional Pada eksternal internal berpengaruh
Perilaku Penurunan - Komitmen negatif pada perilaku
Kualitas Audit profesional penurunan kualitas
audit.
Variabel Terikat: - Locus of control
- Perilaku penurunan eksternal berpengaruh
kualitas audit positif pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
- Komitmen profesional
berpengaruh negatif
pada perilaku
penurunan kualitas
audit.
Lampiran 3 97

3
Statistik Desktiptif Data Uji

Descriptive Statistics
Standard
N Minimum Maksimum Mean
Deviation
X1 35 16,00 62,19 27,4200 14,58899
X2 35 5,00 20,96 16,2374 4,58643
X3 35 6,00 25,04 11,6671 5,40041
Y 35 11,76 38,56 18,2834 9,12154
Valid N (listwise) 35
Lampiran 4 98

Uji Validitas Variabel Locus of Control

Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 Total
X1.1 Pearson
1 ,794** ,822** ,816** ,833** ,777** ,793** ,825** ,775** ,760** ,832** ,738** ,876** ,718** ,772** ,851** ,891**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.2 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,794 1 ,829 ,835 ,784 ,839 ,803 ,797 ,832 ,806 ,837 ,771 ,808 ,763 ,857 ,876 ,907**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.3 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,822 ,829 1 ,738 ,852 ,810 ,909 ,831 ,930 ,834 ,871 ,813 ,840 ,856 ,802 ,799 ,928**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
X1.4 #NAME? ,816 ,835 ,738 1 ,759 ,832 ,776 ,839 ,782 ,764 ,844 ,780 ,808 ,790 ,824 ,854 ,894**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.5 Pearson
,833** ,784** ,852** ,759** 1 ,764** ,858** ,882** ,808** ,862** ,862** ,809** ,852** ,801** ,848** ,758** ,914**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.6 Pearson
,777** ,839** ,810** ,832** ,764** 1 ,784** ,810** ,778** ,819** ,734** ,869** ,787** ,707** ,825** ,842** ,889**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.7 Pearson
,793** ,803** ,909** ,776** ,858** ,784** 1 ,851** ,914** ,812** ,875** ,790** ,840** ,817** ,869** ,741** ,921**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
(Lanjutan) 99

X1.8 Pearson
,825** ,797** ,831** ,839** ,882** ,810** ,851** 1 ,786** ,895** ,873** ,891** ,862** ,851** ,889** ,847** ,941**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.9 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,775 ,832 ,930 ,782 ,808 ,778 ,914 ,786 1 ,807 ,873 ,748 ,849 ,830 ,826 ,765 ,911**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.10 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,760 ,806 ,834 ,764 ,862 ,819 ,812 ,895 ,807 1 ,804 ,875 ,819 ,846 ,885 ,783 ,916**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.11 Pearson
,832** ,837** ,871** ,844** ,862** ,734** ,875** ,873** ,873** ,804** 1 ,767** ,899** ,829** ,842** ,790** ,927**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.12 Pearson
,738** ,771** ,813** ,780** ,809** ,869** ,790** ,891** ,748** ,875** ,767** 1 ,776** ,831** ,900** ,829** ,903**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.13 Pearson
,876** ,808** ,840** ,808** ,852** ,787** ,840** ,862** ,849** ,819** ,899** ,776** 1 ,806** ,820** ,807** ,922**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.14 Pearson
,718** ,763** ,856** ,790** ,801** ,707** ,817** ,851** ,830** ,846** ,829** ,831** ,806** 1 ,811** ,756** ,890**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X1.15 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,772 ,857 ,802 ,824 ,848 ,825 ,869 ,889 ,826 ,885 ,842 ,900 ,820 ,811 1 ,832 ,932**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
(Lanjutan) 100

X1.16 Pearson
,851** ,876** ,799** ,854** ,758** ,842** ,741** ,847** ,765** ,783** ,790** ,829** ,807** ,756** ,832** 1 ,901**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Total Pearson
,891** ,907** ,928** ,894** ,914** ,889** ,921** ,941** ,911** ,916** ,927** ,903** ,922** ,890** ,932** ,901** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
101
(Lanjutan)

Rekapitulasi

Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Nomor1 ,891** 0,000 35
Nomor2 ,907** 0,000 35
Nomor3 ,928** 0,000 35
Nomor4 ,894** 0,000 35
Nomor5 ,914** 0,000 35
Nomor6 ,889** 0,000 35
Nomor7 ,921** 0,000 35
Nomor8 ,941** 0,000 35
Nomor9 ,911** 0,000 35
Nomor10 ,916** 0,000 35
Nomor11 ,927** 0,000 35
Nomor12 ,903** 0,000 35
Nomor13 ,922** 0,000 35
Nomor14 ,890** 0,000 35
Nomor15 ,932** 0,000 35
Nomor16 ,901** 0,000 35
Total 1 35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,891,
nomor2=0,907, nomor3=0,928, nomor4=0,894, nomor5=0,914, nomor6=0,889,
nomor7=0,921, nomor8=0,941, nomor9=0,911, nomor10=0,916, nomor11=0,927,
nomor12=0,903, nomor13=0,922, nomor14=0,890, nomor15=0,932, dan nomor16=0,901.
102
Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi

Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 Total
X2.1 Pearson
1 ,833** ,824** ,848** ,726** ,910** ,904**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X2.2 Pearson
,833** 1 ,760** ,856** ,676** ,869** ,904**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X2.3 Pearson
,824** ,760** 1 ,875** ,834** ,848** ,943**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X2.4 Pearson
,848** ,856** ,875** 1 ,683** ,835** ,925**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X2.5 Pearson
,726** ,676** ,834** ,683** 1 ,783** ,868**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X2.6 Pearson
,910** ,869** ,848** ,835** ,783** 1 ,946**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
Total Pearson
,904** ,904** ,943** ,925** ,868** ,946** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
103
(Lanjutan)

Rekapitulasi

Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Nomor1 ,904** 0,000 35
Nomor2 ,904** 0,000 35
Nomor3 ,943** 0,000 35
Nomor4 ,925** 0,000 35
Nomor5 ,868** 0,000 35
Nomor6 ,946** 0,000 35
Total 1 35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,904,
nomor2=0,904, nomor3=0,943, nomor4=0,925, nomor5=0,868, dan nomor6=0,946.
104
Uji Validitas Variabel Tekanan Anggaran Waktu Audit

Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 Total
X3.1 Pearson
1 ,741** ,813** ,756** ,690** ,752** ,882**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X3.2 Pearson
,741** 1 ,720** ,804** ,835** ,777** ,901**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X3.3 Pearson
,813** ,720** 1 ,694** ,754** ,854** ,896**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X3.4 Pearson
,756** ,804** ,694** 1 ,805** ,788** ,897**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X3.5 Pearson
,690** ,835** ,754** ,805** 1 ,802** ,906**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
X3.6 Pearson
,752** ,777** ,854** ,788** ,802** 1 ,920**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
Total Pearson
,882** ,901** ,896** ,897** ,906** ,920** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
105
(Lanjutan)

Rekapitulasi

Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Nomor1 ,882** 0,000 35
Nomor2 ,901** 0,000 35
Nomor3 ,896** 0,000 35
Nomor4 ,897** 0,000 35
Nomor5 ,906** 0,000 35
Nomor6 ,920** 0,000 35
Total 1 35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,882,
nomor2=0,901, nomor3=0,896, nomor4=0,897, nomor5=0,906, dan nomor6=0,920.
106
Uji Validitas Variabel Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Total
Y.1 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 ,803 ,805 ,873 ,802 ,779 ,800 ,872 ,863 ,881 ,932
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.2 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,803 1 ,792 ,860 ,837 ,786 ,791 ,829 ,786 ,824 ,909
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.3 Pearson
,805** ,792** 1 ,749** ,865** ,788** ,781** ,845** ,773** ,895** ,908**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.4 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,873 ,860 ,749 1 ,769 ,816 ,796 ,805 ,870 ,813 ,918
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.5 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** **
,802 ,837 ,865 ,769 1 ,816 ,764 ,804 ,736 ,849 ,900**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.6 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** **
,779 ,786 ,788 ,816 ,816 1 ,793 ,788 ,764 ,797 ,890**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.7 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** **
,800 ,791 ,781 ,796 ,764 ,793 1 ,758 ,839 ,815 ,889**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.8 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,872 ,829 ,845 ,805 ,804 ,788 ,758 1 ,866 ,867 ,926
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.9 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** **
,863 ,786 ,773 ,870 ,736 ,764 ,839 ,866 1 ,802 ,911**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.10 Pearson
,881** ,824** ,895** ,813** ,849** ,797** ,815** ,867** ,802** 1 ,938**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Total Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
,932 ,909 ,908 ,918 ,900 ,890 ,889 ,926 ,911 ,938 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
107
(Lanjutan)

Rekapitulasi

Correlations
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Nomor1 ,932** 0,000 35
Nomor2 ,909** 0,000 35
Nomor3 ,908** 0,000 35
Nomor4 ,918** 0,000 35
Nomor5 ,900** 0,000 35
Nomor6 ,890** 0,000 35
Nomor7 ,889** 0,000 35
Nomor8 ,926** 0,000 35
Nomor9 ,911** 0,000 35
Nomor10 ,938** 0,000 35
Total 1 35

Pada tabel di atas tampak bahwa seluruh indikator (Nomor1 sampai dengan Nomor 16)
dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yakni nomor1=0,932,
nomor2=0,909, nomor3=0,908, nomor4=0,918, nomor5=0,900, nomor6=0,890,
nomor6=0,889, nomor6=0,926, nomor6=0,911, dan nomor6=0,938.
Lampiran 5 108

Uji Reliabilitas Variabel Locus of Control

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,986 16

Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,986 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Variance Corrected Cronbach's
if Item if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
X1.1 29,4571 334,667 ,874 ,986
X1.2 29,3143 337,163 ,894 ,986
X1.3 29,3714 335,417 ,817 ,985
X1.4 29,3714 340,123 ,979 ,986
X1.5 29,2857 337,151 ,902 ,985
X1.6 29,3143 338,810 ,874 ,986
X1.7 29,4286 335,252 ,909 ,985
X1.8 29,3143 334,634 ,932 ,985
X1.9 29,4571 339,138 ,899 ,985
X1.10 29,1429 339,950 ,904 ,985
X1.11 29,3714 337,652 ,917 ,985
X1.12 29,2000 339,635 ,890 ,986
X1.13 29,4857 339,139 ,911 ,985
X1.14 29,1714 340,734 ,876 ,986
X1.15 29,2286 334,064 ,922 ,985
X1.16 29,3714 336,887 ,886 ,986
109

Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Organisasi

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,963 6

Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,963 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Variance Corrected Cronbach's
if Item if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
X2.1 19,0857 33,257 ,904 ,953
X2.2 19,1429 35,126 ,865 ,957
X2.3 18,9429 33,232 ,903 ,953
X2.4 19,0000 34,176 ,891 ,954
X2.5 19,0857 35,375 ,793 ,964
X2.6 19,1714 32,499 ,930 ,950
110

Uji Reliabilitas Variabel Tekanan Anggaran Waktu Audit

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,953 6

Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,953 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Variance Corrected Cronbach's
if Item if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
X3.1 10,6286 29,593 ,825 ,947
X3.2 10,8286 30,382 ,858 ,943
X3.3 10,7429 29,667 ,848 ,944
X3.4 10,6000 29,953 ,850 ,944
X3.5 10,7429 29,079 ,859 ,943
X3.6 10,6000 29,835 ,883 ,940
111

Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Reduksi Kualitas Audit

Case Processing Summary


N %
Valid 35 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 35 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,977 10

Hasil perhitungan menunjukkan nilai Cronbachs Alpha = 0,977 yang lebih besar
dari 0,60 berarti instrumen penelitian dikatakan reliabel

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Variance Corrected Cronbach's
if Item if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Deleted Correlation Deleted
Y.1 18,9714 117,676 ,914 ,974
Y.2 18,7429 121,785 ,889 ,975
Y.3 18,7143 120,328 ,886 ,975
Y.4 18,9143 116,963 ,895 ,974
Y.5 18,9714 123,146 ,879 ,975
Y.6 18,7429 120,608 ,863 ,975
Y.7 18,8286 123,323 ,866 ,975
Y.8 18,8857 118,516 ,907 ,974
Y.9 18,9143 119,198 ,889 ,975
Y.10 18,8000 115,988 ,920 ,974
Lampiran 6 112

Hasil Olahan Curva Fit

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Tekanan Anggaran Waktu Audit
Model Summary Parameter Estimates
Equation
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear ,183 7,378 1 33 ,010 7,328 ,158
The independent variable is LOC.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Tekanan Anggaran Waktu Audit
Model Summary Parameter Estimates
Equation
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear ,114 4,255 1 33 ,047 18,129 -,398
The independent variable is KO.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Model Summary Parameter Estimates
Equation
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear ,263 11,798 1 33 ,002 9,485 ,321
The independent variable is LOC.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Model Summary Parameter Estimates
Equation
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear ,192 7,825 1 33 ,009 32,422 -,871
The independent variable is KO.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Perilaku Reduksi Kualitas Audit
Model Summary Parameter Estimates
Equation
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear ,504 33,511 1 33 ,000 4,295 1,199
The independent variable is TAWA.
113

Regression 1
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
1 LOC, KOb . Enter
a. Dependent Variable: TAWA
b. All requested variables entered.

Model Summary
Model R R Square Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
1 ,547a ,299 ,255 4,66067
a Predictors: (Constant), LOC, KO

ANOVAa
Model Sum of
df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 296,490 2 148,245 6,825 ,003b
Residual 695,101 32 21,722
Total 991,590 34
a. Predictors: (Constant), LOC, KO
b. Dependent Variable: TAWA

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Beta Std. Error Beta
1 (Constant) 13,823 3,290 4,201 ,000
LOC ,159 ,055 ,430 2,904 ,007
KO -,402 ,174 -,341 2,304 ,028
a. Dependent Variable: TAWA
114

Regression 2
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
2 LOC, KO, TAWAb . Enter
a. Dependent Variable: PRKA
b. All requested variables entered.

Model Summary
Model R R Square Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
2 ,789a ,623 ,587 5,86485
a Predictors: (Constant), LOC, KO, TAWA

ANOVAa
Model Sum of
df Mean Square F Sig.
Squares
2 Regression 1762,595 3 587,532 17,081 ,000b
Residual 1066,290 31 34,396
Total 2828,885 34
a. Predictors: (Constant), LOC, KO, TAWA
b. Dependent Variable: PRKA

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Beta Std. Error Beta
2 (Constant) 12,366 5,157 2,398 ,023
LOC ,192 ,078 ,308 2,484 ,019
KO -,549 ,237 -,276 -2,319 ,027
TAWA ,819 ,222 ,485 3,682 ,001
a. Dependent Variable: PRKA

Вам также может понравиться