Вы находитесь на странице: 1из 100

Sepintas anatomi rangka manusia

dan beberapa kepentingan klinisnya


Oleh: Santoso Gunardi
Kerangka
Dibagi 2 kelompok:
# Skeleton axiale: tulang
tengkorak (cranium),
columna vertebralis, costae,
sternum dan pelvis,
# Skeleton appendiculare:
tulang extremitas superior
dan inferior
Tersusun dari tulang rawan
dan tulang.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Columna vertebralis dilihat dari lateral

7 vertebrae cervicales
12 vertebrae thoracicae
5 vertebrae lumbales
5 vertebrae sacrales yang
menyatu menjadi sacrum,
vertebrae coccygeae yang
bervariasi jumlahnya,
biasanya 4, menyatu
menjadi coccyx.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Anatomi permukaan
processus spinosus V. C2: teraba tonjol tulang yang
terletak paling superior pada garis tengah di bawah
cranium.
Processus spinosus V. C7 terlihat sebagai tonjol pada
garis tengah di dasar leher, bila leher flexi.
Processus spinosus T1 terlihat sebagai tonjol pada
garis tengah, dan lebih mencolok dibanding
processus spinosus C7.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Anatomi permukaan
Pangkal spina scapulae terletak setinggi processus
spinosus V. T3
Angulus inferior scapulae terletak setinggi
processus spinosus V. T7.
Processus spinosus V. T12 terletak setinggi titik tengah
garis vertikal yang menghubungkan
angulus inferior scapulae dengan crista iliaca

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Anatomi permukaan
Garis horizontal antar titik tertinggi crista iliaca
masing-masing sisi memotong processus spinosus V.
L4.
Lekukan pada daerah sacral/sacral dimples
menandai posisi spina iliaca posterior superior,
terletak setinggi processus spinosus V. S2.
Ujung coccyx dapat dipalpasi pada dasar columna
vertebralis di antara kedua tonjolan bokong

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Foramen intervertebrale

Dibentuk oleh incisura vertebralis inferior pada


pediculus vertebra di atasnya dengan incisura
vertebralis superior pada pediculus vertebra di
bawahnya

Dilewati N. spinalis dan pembuluh darah.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Sendi antar vertebrae

symphysis: sendi antar corpus vertebrae,


sendi synovialis (sendi zygapophysialis): antar
processus articularis.
Sebuah vertebra memiliki 6 sendi dengan vertebra di
dekatnya: 4 sendi synovialis (2 di atas dan 2 di
bawah) dan 2 symphysis (1 di atas dan 1 di bawah).
Tiap symphysis mencakup 1 discus intervertebralis.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Discus intervertebralis

terdiri atas annulus fibrosus di bagian luar, yang


mengelilingi nucleus pulposus di bagian
tengahnya
Perubahan degeneratif pada annulus fibrosus
dapat menyebabkan herniasi nucleus
pulposus. Herniasi ke arah posterolateral
menekan radix nervus spinalis di dalam
foramen intervertebralis
Kurvatura columna vertebralis

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Kelainan lengkung columna vertebralis
Skoliosis: lengkung abnormal
ke lateral. Skoliosis yang
sesungguhnya melibatkan
kurvatura dan elemen
vertebra yang satu berotasi
pada elemen yang lain.
Kifosis: cekung berlebihan ke
arah anterior pada daerah
thoracal punggung
bungkuk

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Ligamenta
Sendi antar vertebrae diperkuat dan ditopang oleh
sejumlah ligamenta, yang melintas di antara corpus
vertebrae dan komponen-komponen arcus
vertebrae.
Ligamenta longitudinale anterius dan posterius/
membrana tectoria
Ligamenta flava
Ligamentum supraspinosum
Ligamentum nuchae
Ligamentum interspinosum
Neiter: Interactive Atlas of Human Anatomy
Neiter: Interactive Atlas of Human Anatomy
Neiter: Interactive Atlas of Human Anatomy
Neiter: Interactive Atlas of Human Anatomy
Neiter: Atlas of anatomy
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
ARTICULATIONES ATLANTO-OCCIPITALES

1. persendian antara facies articulares superiores


atlantis (C1) dan condyli occipitales.
2. Aksi: menganggukkan kepala dan memiringkan
kepala ke samping
3 merupakan sendi synovialis dan tidak memiliki
discus intervertebralis.
4.Membrana atlanto-occipitalis anterior dan posterior
membatasi gerak berlebihan pada sendi
ARTICULATIONES ATLANTOAXIALIS
# persendian antara atlas (C1) dan axis (C2); meliputi
2 articulatio atlantoaxialis lateralis, antara facies
inferior C1 dan facies superior C2; dan 1 articulatio
atlantoaxialis mediana, antara arcus anterior C1 dan
dens C2.
# Aksi: menolehkan kepala dari sisi ke sisi.
# Tidak memiliki discus intervertebralis.
# Ligg. Alaria, yang membentang dari sisi dens
menuju tepi lateralis foramen magnum, membatasi
gerak berlebih sendi
Gerak columna vertebralis

Meliputi flexi, extensi, lateroflexi, rotasi, dan


circumduksi.
Gerak vertebrae pada daerah spesifik
(cervicalis, thoracalis, dan lumbalis)
ditentukan oleh bentuk dan orientasi
permukaan sendi pada processus articularis
dan corpus vertebrae.
Tes Schober memeriksa fleksi

Tandai kulit pada garis tengah setinggi spina iliaca posterior superior (L5),
melewati art. Sacroiliaca (tanda A)
Buat garis B, 10 cm di sebelah atas dan garis C, 5 cm di sebelah bawah
Suruh penderita menyentuh jari kaki. Jarak B C meningkat lebih dari 20 cm.
Ankylosing spondilitis

Penderita berusaha
menyentuh jari kaki
Dislokasi (subluksasi) atlantoaxialis

karena Lig. transversum atlantis robek akibat trauma


atau rheumatoid arthritis. mobilitas dens di dalam
canalis vertebralis beresiko bagi bagian cervicalis
medulla spinalis (menimbulkan quadriplegia)
dan/atau medulla (paralisis pernapasan kematian
mendadak)
CEDERA HYPEREXTENSI (WHIPLASH)

Karena hyperextensi daerah cervical (komponen


extensi whiplash pada tabrakan mobil dari
belakang, kecelakaan mobil bila dagu atau dahi
membentur dasbor, atau benturan kepala pada
pertandingan sepakbola). Cedera whiplash yang
umum: ketegangan otot paravertebralis dan leher.
Cedera yang lebih berat: Lig. longitudinale anterius
dan tempat lekat bagian anterior discus
intervertebralis robek serta pelebaran celah
intervertebrale.
Thorax

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004


# Barrel-shaped COPD/PPOK

# Kyphoscoliosis chilhood
poliomyelitis or spinal tuberculosis

# pectus carinarum (pigeon chest) +


sulcus Harrison hyperinflation
(asthma, osteomalacea and rickets) +
contraction of diaphragm

#Pectus excavatum (funnel chest)


deformity with a localised depression
of the lower end of the sternum
Pelvis dan ikat-ikatnya

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004


Pelvis

Terdiri atas tulang coxae (ilium, ischium, pubis) kanan


dan kiri, sacrum, dan coccyx.
Ke arah superior sacrum bersendi dengan vertebra L5
pada articulatio lumbosacralis.
Ke arah posterior coxae bersendi dengan sacrum pada
sendi sacroiliaca
Ke arah anterior bersendi dengan sisi lawannya pada
symphysis pubis

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Abduksi pelvis

Abduksi oleh Mm.


glutaeus medius dan
minimus
Extremitas inferior (pandangan ventral)

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004


Art coxae
Art. spheroidea
memungkinkan gerak fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, rotasi interna/eksterna dan gabungan gerak
sirkumduksi.
Seiring umur, terjadi pembatasan gerak pada ekstensi
dan rotasi internal, selanjutnya abduksi
Ligamenta articulatio coxae

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004


Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Gerak art coxae dan memeriksanya
Patah tulang collum femoris
Suplai darah untuk caput dan collum didapat dari
cincin arteri yang terbentuk di sekitar pangkal collum
femoris. Patah tulang collum femoris dapat
mengganggu pembuluh-pembuluh darah tersebut
dan menyebabkan nekrosis caput femoris.
Sering pada perempuan tua dengan osteoporosis
Terjadi tepat di sebelah distal caput femoris (yakni,
lokasi subcaput). Extremitas inferior berotasi ke arah
luar dan tungkai lebih pendek

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisii bahasa Indonesia


Pendarahan extremitas inferior

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human


Anatomy; 2004
Dislokasi articulatio coxae

ke arah anterior ke arah posterior

Jarang terjadi. Caput femoris karena trauma (mis. lutut


menyangkut pada Lig. terbentur saat flexi). Caput
iliofemorale. Extremitas femoris menyangkut di
inferior berotasi ke arah luar posterior terhadap Lig.
dan abduksi. A. femoralis iliofemorale dan tepi
dapat terganggu posterior acetabulum dapat
fraktur. Extremitas inferior
berotasi ke arah dalam,
adduksi, dan tungkai lebih
pendek
Articulatio genu dan ligamenta

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Tes klinis untuk robekan pada ligamenta
cruciata genus

Anterior drawer positif apabila caput tibiae bagian


proximal pasien yang terlentang dapat ditarik ke arah
anterior pada femur.
Genus diflexikan 90 dan calcaneus dan plantar pedis
diletakkan di atas suatu alas. Apabila tibia bergerak ke
arah depan ligamentum cruciatum anterius robek.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Tes klinis untuk robekan pada ligamenta
cruciata genus (2)

Posterior drawer test positif apabila caput tibiae


bagian proximal pasien yang terlentang dapat
didorong ke arah posterior pada femur.
Genus diflexikan mendekati 90 dengan pedis dalam
posisi netral. Apabila dataran tibia bergerak ke arah
posterior ligamentum cruciatum posterius robek

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Memeriksa ligg. cruciata
Memeriksa ligg. collaterale tibiale dan fibulare
Tendo Achilles putus

Tes Thomson (Simmond): pijat


betis tepat di sebelah distal
diameter maksimum betis. Jika
tendo Achilles baik, terjadi
plantar fleksi kaki
Cincin Art. talocruralis
Bagian atas cincin dibentuk oleh ujung distal fibula
dan tibia, sendi tibiofibularis distalis, Ligg.
tibiofibulare, dan sendi talocruralis .
Sisi cincin dibentuk oleh ligamenta yang
menghubungkan malleolus medialis dan malleolus
lateralis menuju tulang tarsi.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Articulatio talocruralis (2)

Lig. Mediale (deltoideum) terdiri atas pars tibiotalaris


anterior, tibiotalaris posterior, tibiocalcaneus, dan
tibionavicularis.
Lig. laterale terdiri atas : Lig. talofibulare anterius, Lig.
calcaneofibulare, dan Lig. talofibulare posterius.
Bagian bawah cincin bukan bagian sendi talocruralis,
namun terdiri atas sendi subtalaris dan ligamenta
terkait.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Ligamenta talocruralis

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004


Ligamentum mediale dan laterale

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Cedera articulatio talocruralis
Dapat berupa patah tulang atau disrupsi ligamentum.
Sering terjadi karena inversi sendi Lig. talofibulare
anterius dan Lig. calcaneofibulare dari ligamentum
laterale mengalami disrupsi. Sekali mengalami
disrupsi, mengakibatkan regio talocruralis menjadi
inversi seringkali menyebabkan patah tulang pada
malleolus medialis atau robekan parsial Lig. mediale
(deltoideum)

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Articulatio intertarsale

Art. Subtalaris
Art talocalcaneonavicularis
Art. Calcaneocuboidea

2 sendi terakhir disebut


sendi tarsi transversa

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Articulatio intertarsale
untuk inversi, eversi, supinasi, dan pronasi kaki

Inversi dan eversi adalah memutar seluruh regio


plantaris pedis, masing-masing ke arah dalam dan ke
luar.
Pronasi adalah memutar bagian depan kaki ke
arah lateral, relatif terhadap regio dorsalis pedis;
supinasi adalah gerak sebaliknya

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Patah tulang talus

Rentan menimbulkan kerusakan suplai darah. Suplai


darah utama memasuki talus melalui canalis tarsi
berasal dari A. tibialis posterior. Pembuluh darah
tersebut menyuplai sebagian besar collum dan corpus
tali.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Hallux valgus menumpang di atas jari kaki kedua

Pembengkakan bursa
(bunion) berkembang
pada bonggol capitulum
metatarsal I. Akibat
pemakaian sepatu dan
aktivitas, seperti menari
balet
Berjalan

Merupakan pola siklis gerak yang membawa tubuh ke depan. Sifat


langkah normal: halus, simetris dan ekonomis secara ergonomis
Mempunyai dua fase: berdiri dan mengayun. Fase berdiri mulai dari
kaki menyentuh lantai sampai jari terangkat. Ketika berada di lantai,
kaki menahan beban. Fase mengayun mulai dari jari kaki terangkat
sampai kaki menyentuh lantai. Bilamana kedua kaki berada di tanah,
hal ini adalah posisi berdiri ganda.
melangkah normal

otot abductor panggul tungkai yang berdiri,


mengangkat separuh panggul sisi
kontralateralnya.
Tanda Trendelenburg

Tanda Trendelenburg terjadi pada orang dengan


kelemahan atau paralisis musculi abductores
(glutaeus medius dan glutaeus minimus)
pelvis.
pasien berdiri pada satu extremitas. Apabila
berdiri pada extremitas yang sakit, pelvis
tampak turun saat extremitas inferior yang
sehat diangkat/berayun
Langkah Trendelenberg
Pada langkah
Trendelenberg, fungsi
otot abductor jelek ketika
beban berat ditahan pada
sisi yang terganggu
separuh pelvis sisi
kontralateral akan turun
Sebab langkah Trendelenberg:
1. Kelemahan otot abductor panggul,
misalnya paresis N. glutaeus superior
2. Masalah art coxae: dislokasi coxae
kongenital
3. Masalah nyeri art coxae: osteoarthritis.
Foot drop terjadi pada kelumpuhan N. peroneus communis.
Langkah kaki diangkat tinggi untuk menyembunyikan
kelemahan kaki.
Penderita dengan perbedaan panjang tungkai dapat berjalan
pada ujung jari kaki (talipes equinus) sisi tungkai yang lebih
pendek, dengan kompensasinya fleksi panggul dan lutut pada
sisi tungkai yang lebih panjang.
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Dislokasi articulatio sternoclavicularis

Karena trauma pada ujung medial clavicula


Dislokasi ke anterior atau posterior. Dislokasi
clavicula ke posterior dapat mengenai pembuluh-
pembuluh darah besar
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Patah tulang clavicula
sering patah karena tulang ini
kecil dan gaya besar disalurkan
dari extremitas superior menuju
tubuh.
Lokasi: sepertiga tengah,
proximal dari perlekatan Lig.
coracoclavicularis.
Akibatnya: pergeseran fragmen
proximal ke atas karena tarikan
M. sternocleidomastoideus dan
pergeseran fragmen distal ke
bawah karena tarikan M.
deltoideus dan gravitasi.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Dislokasi art. acromioclavicularis
Trauma kecil merobek
capsula articularis dan Lig.
sendi acromioclavicularis
art. acromioclavicularis
terpisah.
Trauma berat memutus Lig.
conoideum dan Lig.
trapezoideum dari Lig.
coracoclavicularis clavicula Tampak: lengan menggantung lebih
elevasi dan subluksasi ke rendah; pembuncitan puncak bahu
atas. karena perpindahan clavicula ke atas;
penekanan ke bawah ujung lateral
clavicula dan melepaskannya,
menyebabkan pantulan kembali ( tanda
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia tuts piano)
Palpasi daerah sekitar bahu

acromion dan processus coracoideus: 2 cm di


sebelah inferior dan medial terhadap ujung
lateral clavicula

spina scapulae

tendon M. biceps brachii pada sulcus bicipitalis.


Gerak scapula
Wing scapula /scapula alata

Karena kerusakan N. thoracalis longus yang


mempersarafi M. serratus anterior
Articulatio glenohumerale (humeri)
Sangat mobil, jangkauan geraknya luas.
Cavitas glenoidalis relatif kecil, dibantu oleh
jaringan fibrocartilago labrum glenoidalis dan
penyangga ligamenta yang kurang kokoh
stabilitas sendi kurang mudah dislokasi

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Gerak art. humeri
Abduksi art. Humeri

Mengangkat tangan menjauhi sisi tubuh.

Bentangan abduksi sebesar 50-70% terjadi pada art


humeri (selebihnya bersama gerak scapula pada
dinding dada).

Abduksi meningkat bila scapula dibuat rotasi


eksternal
Dislokasi art. humeri
Dislokasi ke anteroinferior dan terkait dengan trauma. Caput
humeri terletak di sebelah antero inferior terhadap
processus coracoideus scapulae.

Kontur bulat bahu hilang, teraba lekukan di bawah acromion,


dan caput humeri teraba pada axilla.

N. dan A. axillaris serta divisi dan fasciculus plexus brachialis


dapat cedera karena kompresi oleh caput humeri
Efek pemanjangan humerus dapat meregangkan N. radialis
yang melekat di dalam sulcus nervi radialis kelumpuhan
N. radialis wrist drop
Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Dislokasi art humeri dextra ke arah anterior

Deformitas dislokasi art. Humeri ke arah anterior


tampak jelas.
Dislokasi art humeri ke arah posterior hanya tampak
bila dilihat pada bahu penderita yang duduk
Patah tulang humerus

N. radialis dan A. profunda brachii bisa


teregang atau terputus , menyebabkan
kerusakan dan hilangnya fungsi.
Gejala: kelemahan sendi radiocarpea (wrist
drop, akibat hilangnya persarafan untuk
musculi extensorum) dan perubahan sensoris
kulit dorsum manus

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Patah tulang humerus proximal

Biasanya terjadi di sekitar


collum chirurgicum humeri.
N. axillaris dan A. circumflexa
humeri posterior dapat
mengalami kerusakan,
namun jarang terjadi.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004
Articulatio cubiti

1. Art. Humeroulnaris
flexi dan extensi lengan
bawah
2. Art. Humeroradialis
flexi dan extensi lengan
bawah
3. Art. Radioulnaris
pronasi dan supinasi
lengan bawah

Grant: Atlas of Anatomy


Ligamenta articulatio cubiti

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Siku tertarik

Terjadi pada anak di bawah 5 tahun.


Disebabkan tarikan keras tangan anak
Capitulum radii yang belum berkembang dan
kelemahan Lig. annulare radii memungkinkan
capitulum radii mengalami subluksasi dari jaringan
ligamentum ini.
Tanda klinis: anak datang dengan lengan bawah flexi
dan pronasi ditahan dekat tubuhnya

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Dislokasi siku

Yang paling sering: dislokasi radius dan ulna ke


arah posterior terhadap ujung distal humerus.

Bergantung pada besar dan arah kekuatan


dislokasi, dapat terjadi fraktur humerus bagian
distal, processus coronoideus ulnae, atau
capitulum radii.
Colles fracture

Fraktur bagian distal radius.


Gambaran klinis : deformitas seperti garpu makan
Articulatio radiocarpea

Persendian ujung distal radius yang konkaf


dengan ossa carpalia scaphoideum dan lunatum.

Aksi flexi/extensi dan abduksi/adduksi tangan


Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia
Gerak art. Carpometacarpale I
Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004
Lekuk antar Bonggol artt. Metacarpophalangeae
hilang karena pembengkakan sendi ini
Fraktur phalanx

Deformitas fraktur
phalanx menimbulkan
rotasi.
Normal jari tangan tidak
bersilangan pada fleksi
jari-jari di art MCP dan
IP. Jari-jari mengarah ke
os scaphoideum.
Patah tulang scaphoideum

Paling umum akibat trauma pergelangan tangan


Tulang scaphoideum 10% individu memiliki satu suplai
darah dari A. radialis, yang masuk melalui bagian
distal tulang. Saat patah tulang, bagian proximal
mengalami nekrosis avaskuler.
Klinis: nyeri tekan pada tabatier anatomic/foveola
radialis (yang dibatasi oleh tendines M. Extensor
pollicis longus, M. extensor pollicis brevis, dan M.
abductor pollicis longus)

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Tulang kepala

Arthur F.D., Douglas J.G: Grants Dynamic Human Anatomy; 2004


Anatomi permukaan capitulum mandibulae
Berada di anterior dari daun
telinga dan posteroinferior
dari ujung posterior arcus
zygomaticus.
Capitulum mandibulae
ditemukan dengan cara
membuka dan menutup
rahang dan merabanya saat
struktur ini maju ke depan
menuju tuberculum
articulare dan kemudian
masuk kembali ke fossa Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia

mandibularis
Anatomi permukaan bagian belakang kepala

Processus mastoideus dapat


diraba di sebelah posterior
dari aspek inferior meatus
acusticus externus.
Protuberantia occipitalis
externa diraba di sebelah
posterior, pada garis tengah,
saat kontur cranium
membelok ke depan secara
tajam.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Patah tulang bagian pterion

Pterion adalah daerah melingkar pada aspek lateral


cranium, tempat tulang frontale, parietale,
sphenoidale, dan temporale bertemu. Di sebelah
dalam dari pterion terdapat A. meningea media.

Cedera pada titik ini dapat merusak arteria tersebut


hematoma extradurale yang dapat berakibat
fatal.

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Perkiraan posisi A. meningea media

Ref: RL Drake et al: Gray Dasar-dasar Anatomi edisi bahasa Indonesia


Intracranial hemorrhage

99
Terima kasih

Вам также может понравиться

  • Makalah TB
    Makalah TB
    Документ29 страниц
    Makalah TB
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • METABOLISME BILIRUBIN Ey
    METABOLISME BILIRUBIN Ey
    Документ16 страниц
    METABOLISME BILIRUBIN Ey
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Afasia
    Afasia
    Документ79 страниц
    Afasia
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Afasia
    Afasia
    Документ20 страниц
    Afasia
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Torch PPT Pediatri 2018
    Torch PPT Pediatri 2018
    Документ41 страница
    Torch PPT Pediatri 2018
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Документ18 страниц
    Patofisiologi
    zakiahf
    Оценок пока нет
  • Afasia
    Afasia
    Документ20 страниц
    Afasia
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Herpes Simpleks - Herpes Zoster
    Herpes Simpleks - Herpes Zoster
    Документ24 страницы
    Herpes Simpleks - Herpes Zoster
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Pengantar Epidemiologi
    Pengantar Epidemiologi
    Документ12 страниц
    Pengantar Epidemiologi
    Eko Saputra
    Оценок пока нет
  • Urogenital
    Urogenital
    Документ6 страниц
    Urogenital
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Makalah Blok 26 Alvin
    Makalah Blok 26 Alvin
    Документ82 страницы
    Makalah Blok 26 Alvin
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • TB Paper
    TB Paper
    Документ6 страниц
    TB Paper
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Pengantar Biostatistik
    Pengantar Biostatistik
    Документ35 страниц
    Pengantar Biostatistik
    Elsa Novita
    Оценок пока нет
  • Undang-Undang No.: 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
    Undang-Undang No.: 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
    Документ111 страниц
    Undang-Undang No.: 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
    abd. hadi kadarusno
    Оценок пока нет
  • Soal Ujian MCQ THT 2012
    Soal Ujian MCQ THT 2012
    Документ14 страниц
    Soal Ujian MCQ THT 2012
    Mutiara Dita Putri
    Оценок пока нет
  • Lengkap Tentang Luka Bakar
    Lengkap Tentang Luka Bakar
    Документ42 страницы
    Lengkap Tentang Luka Bakar
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Walk Through Di Bandara Internasional
    Walk Through Di Bandara Internasional
    Документ39 страниц
    Walk Through Di Bandara Internasional
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Kuliah Gizi
    Kuliah Gizi
    Документ16 страниц
    Kuliah Gizi
    Elsa Novita
    Оценок пока нет
  • Hiperkes KELOMPOK A1
    Hiperkes KELOMPOK A1
    Документ14 страниц
    Hiperkes KELOMPOK A1
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Makalah Otitis Media Akut (OMA)
    Makalah Otitis Media Akut (OMA)
    Документ21 страница
    Makalah Otitis Media Akut (OMA)
    Opi
    Оценок пока нет
  • Syok-Dehidrasi 28-4-16L
    Syok-Dehidrasi 28-4-16L
    Документ3 страницы
    Syok-Dehidrasi 28-4-16L
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Monitoring Pasien Anestesi
    Monitoring Pasien Anestesi
    Документ12 страниц
    Monitoring Pasien Anestesi
    fifah
    Оценок пока нет
  • 29 Ihd 17-5-16L
    29 Ihd 17-5-16L
    Документ6 страниц
    29 Ihd 17-5-16L
    Aswin Dwi Prayudi
    Оценок пока нет
  • Kejang Pada Neonatus
    Kejang Pada Neonatus
    Документ37 страниц
    Kejang Pada Neonatus
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Kuliah Antitrombotik Trombolitik Antikoagulan
    Kuliah Antitrombotik Trombolitik Antikoagulan
    Документ34 страницы
    Kuliah Antitrombotik Trombolitik Antikoagulan
    Dio Sukardi
    Оценок пока нет
  • Alur Resusitasi
    Alur Resusitasi
    Документ1 страница
    Alur Resusitasi
    Hendervan
    Оценок пока нет
  • Makalah Transfusi Darah
    Makalah Transfusi Darah
    Документ22 страницы
    Makalah Transfusi Darah
    Gitaq Tri Yatma
    75% (16)
  • Fraktur Haivan
    Fraktur Haivan
    Документ43 страницы
    Fraktur Haivan
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • Tranfusi Darah 20-12-17L
    Tranfusi Darah 20-12-17L
    Документ5 страниц
    Tranfusi Darah 20-12-17L
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет
  • 4039 - Dasar Anemia 28-11-18
    4039 - Dasar Anemia 28-11-18
    Документ47 страниц
    4039 - Dasar Anemia 28-11-18
    Fenshiro Lesnussa
    Оценок пока нет