Вы находитесь на странице: 1из 9

STRUKTUR BETON BERTULANG

Makalah yang disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Struktur Beton Bertulang Semester 5/2015

Oleh
Keane (325130006)
Melvin Gouw (325130018)
Edward Untario (325130022)
Albertus Andika (325130038)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA
2015

PENGERTIAN

1. Beton

Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat (kasar dan
halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Beton yang banyak dipakai pada saat ini yaitu beton
normal. Beton normal ialah beton yang mempunyai berat isi 2200 2500 kg/m dengan
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.
Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan kuat
desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan
pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen (F.a.s) dan zat tambahan
(admixture) bila diperlukan (Alam, dkk).
Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir),
agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara.

2. Beton Bertulang

Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak
kurang dari nilai minimum.
Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat dari penggabungan dua
buah bahan, yaitu beton (PC + aggregat halus + aggregat kasar + zat aditif) dan baja sebagai
tulangan. Kita tahu bahwa keunggulan dari beton adalah kuat tekannya yang tinggi, sementara
baja tulangan sangat baik untuk menahan gaya tarik dan geser.
Penggabungan antara material beton dan baja tulangan memungkinkan pelaku konstruksi
untuk mendapatkan bahan baru dengan kemampuan untuk menahan gaya tekan, tarik, dan geser
sehingga struktur bangunan secara keseluruhan menjadi lebih kuat dan aman.
Tulangan baja juga digunakan untuk menerima tegangan tekan , karena baja sanggup
menahan kekuatan tekan seperti kekuatan tarik, sehingga pemasangan tulangan pada daerah
tekan dinamakan tulangan tekan. .
BAHAN PENYUSUN BETON

1. Portland Cement
Portland Cement (PC) atau semen adalah bahan yang bertindak sebagai bahan pengikat
agregat, jika dicampur dengan air semen menjadi pasta. Dengan proses waktu dan panas, reaksi
kimia akibat campuran air dan semen menghasilkan sifat perkerasan pasta semen. Penemu semen
(Portland Cement) adalah Joseph Aspdin di tahun 1824, seorang tukang batu kebangsaan
Inggris. Dinamakan semen Portland, karena awalnya semen dihasilkan mempunyai warna serupa
dengan tanah liat alam di Pulau Portland.
Semen portland dibuat melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan memiliki sifat
adhesif maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar karbonat atau batu gamping
dan argillaceous (yang mengandung aluminia) dengan perbandingan tertentu. Semen biasanya
dikemas dalam kantong 40 kg/ 50 kg (Sutikno, 2003:2).

Menurut SII 0031-81 semen portland dibagi menjadi lima jenis, sebagai berikut:
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus.
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang.
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras)
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat.

2. Agregat Kasar dan Agregat Halus

a. Agregat halus

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu.
Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain :
1) Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
2) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yang bisa
melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci.
Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
3) Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan
warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa
dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak
kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam
larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.

b. Agregat kasar

Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena
pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih
dahulu sebelum menggunakannya.
3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat zat yang reaktif
terhadap alkali.
4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak
melebihi 20% dari berat keseluruhan.

3. Air
Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia, dengan semen untuk
pembentukan pasta semen. Air juga digunakan untuk pelumas antara butiran dalam agregat agar
mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air dalam campuran beton menyebabkan terjadinya proses
hidrasi dengan semen. Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan beton. Namun air
yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses pencampuran yang tidak merata.
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Tidak mengandung lumpur dan benda melayang lainnya yang lebih dari 2 gram perliter.
2. Tidak mengandung garam atau asam yang dapat merusak beton, zat organik dan
sebagainya lebih dari 15 gram per liter.
3. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 1 gram per liter.
4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram per liter.

4. Bahan Tambah (Adiktif)


Bahan tambah adalah selain bahan-bahan pembentuk beton (semen, air dan agregat) yang
digunakan untuk memperbaiki dan menambah sifat beton sesuai dengan sifat beton.
Bahan tambah yang digunakan dalam beton menjadi 2 yaitu (Mulyono, 2005:120):
a. Bahan Tambah Kimia (Chemical Admixture)
Chemical Admixture adalah bahan tambahan cairan kimia yang ditambahkan untuk
mengendalikan waktu pengerasan, mempercepat atau memperlambat, mereduksi kebutuhan
air dan menambah kemudahan pengerjaan beton.
b. Bahan Tambah Mineral (additive) yaitu bahan tambahan merupakan padat yang dihaluskan
yang ditambahkan untuk memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan
kekuatannya serta keawetannya meningkat. Bahan tambahan mineral ini
misalnya pozzolanic, slag, fly ash dari batu bara, abu sekam, silica fume bahan produksi
sampingan silica, ferrosilicon.

TULANGAN BETON
Tulangan dapat berupa besi polos atau besi ulir. Notasi untuk menyatakan ukuran yaitu
besarnya diameter pada besi polos diberi notasi dan pada besi ulir (deformed) dengan notasi D
(huruf D besar).
Contoh penulisan :
212 berarti 2 batang besi polos dengan diameter 12 mm
14 200, berarti batang besi polos diameter 14 mm berjarak 200 mm
5D20, berarti 5 batang besi berulir dengan diameter 20 mm
D20 150 berarti batang besi berulir diameter 20 berjarak 150 mm

PEMASANGAN TULANGAN

1. Pemasangan Tulangan Longitudinal


Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan gaya tarik,
Oleh karena itu pada struktur balok, pelat, pondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan beton
bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal ( tulangan memanjang ) dipasang pada
serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang
menahan momen lentur besar (umumnya di daerah lapangan/tengah bentang, atau di atas
tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur
tersebut.
Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang.
2. Pemasangan Tulangan Geser
Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang dekat dengan
tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup
besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang bersangkutan.
Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka diperlukan tulangan geser yang dapat
berupa tulangan-miring/tulangan-serong atau berupa sengkang/begel. Jika sebagai penahan gaya
geser hanya digunakan begel saja, maka pada daerah dengan gaya geser besar (misalnya pada
ujung balok yang dekat tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil/rapat, sedangkan pada
daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan/tengah bentang balok) dapat dipasang begel
dengan jarak yang lebih besar/renggang.

3. Jarak tulangan pada balok


Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak tertentu
seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
4. Jumlah tulangan maksimal dalam 1 baris
Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar dan h adalah
ukuran tinggi total dari penampang struktur. Sebagai contoh dimensi balok
ditulis b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok b = 300
mm dan tinggi balok h = 500 mm
LETAK DAN CARA PEMASANGAN BETON BERTULANG

Beton bertulang biasa dipasang pada kolom struktur, maupun lantai dasar yang menumpu
pada sloof / menyatu dengan pembesia pile cap (PC), biasa juga dipakai di pembatas ruangan
atau dinding, beberapa dipasang dikamar mandi dan kamar tidur.

Dalam pengerjaannya bisa dikerjakan dengan cara dicor ditempat atau biasa dibantu
dengan bekisting untuk membentuk desain kolom seperti yang diinginkan.

Pekerjaan Beton Bertulang

Setelah Pekerjaan Pondasi selesai dikerjakan dan sudah dilakukan pengurugan kembali tanah
bekas galian, maka kita akan memulai Pekerjaan Beton Bertulang.

A. Pekerjaan Sloof dan Kolom Beton

Tahapan Pekerjaan :
Untuk melaksanakan proses Pekerjaan Sloof beton dapat dilakukan secara estafet dengan proses
pelaksanaan pekerjaan Pondasi.
Pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dimulai, dapat pula mulai dilakukan pemotongan besi
beton dan Cetakan Beton Sloof (Begisting) dari papan kayu yang murah ukuran 2/20 atau
multipleks sesuai dengan ukuran/dimensi dari Sloof dan Kolom beton yang direncanakan.
Setelah sebagaian besar pekerjaan pemotongan besi beton dilakukan, bisa dimulai dilaksanakan
pekerjaan merangkai besi beton menjadi rangka tulangan untuk Sloof
Beton kemudian rangka tulangan untuk kolom beton.
Setelah Pekerjaan Pondasi mencapai 50%, pekerjaan proses pemasangan Sloof beton dan kolom
beton bisa dimulai.
Letakkan rangkaian beton bertulang sloof yang telah dibuat diatas permukaan pondasi.
Kemudian pasang Cetakan Beton Sloof (Begisting) diatas rangkaian besi bertulang sloof.
Setelah sebagian besar rangkaian besi beton dan begisting sloof terpasang, bisa mulai dilakukan
pemasangan rangkaian besi beton dan begisting untuk kolom.
Tahap selanjutnya bisa dimulai pengecoran adukan beton untuk Sloof.
Sedangkan untuk pengecoran kolom, dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pemasangan
dinding batu bata.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Diperiksa kembali apakah Stek besi beton diameter 6 mm sudah terkait dengan kuat pada
pondasi batu kali.
Tariklah benang mulai dari ujung pondasi kesisi ujung yang satunya, gunanya untuk menentukan
ketepatan pasangan Sloof beton diatas pondasi.
Periksa ukuran/dimensi rangkaian besi beton bertulang sloof dan kolom yang sedang dibuat
maupun yang akan dipasang, sudah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja lapangan.
Pada saat pemasangan Rangkaian besi beton untuk kolom perhatikan betul posisi rangkaian besi
beton sudah terpasang tegak lurus atau siku.
Perhatikan pada saat pengecoran adukan campuran beton kedalam cetakan Sloof beton
(begisting), cetakan benar-benar terisi adukan beton dengan padat (tidak ada rongga).
kalau ada rongga di beton, akan mengurangi kekuatan Sloof.
Pada saat pengecoran adukan beton, didalam cetakan tidak boleh terdapat kotor apapun, dan
tidak boleh ada tumpahan minyak.
Cetakan (begisting) sloof jangan dibuka dulu sebelum adukan beton benar-benar kering.

DAFTAR PUSTAKA

http://syaiful-beton.blogspot.com

http://www.ilmusipil.com/agregat-halus-kasar

http://bbyuli.blogspot.com/2013/03/beton-bertulang-kolom.html

http://sukamabar.blogspot.com/2013/06/tentang-struktur-beton-bertulang.html

http://gianscarrier.blogspot.com/2010/03/pekerjaan-beton-bertulang.html

http://materipembesianbetonbertulang.blogspot.com/2014/08/pengertian-dan-penulangan-
beton.html?m=1

Вам также может понравиться