Вы находитесь на странице: 1из 10

GOOD GOVERNMENT/GOOD GOVERNANCE

A. Pengertian.

Pada dekade awal abad ke-21, Bangsa Indonesia menghadapi gelombang


besar pada masa reformasi berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi,
desentralisasi, dan globalisasi. Sekalipun keadaan serupa pernah terjadi pada
beberapa kurun waktu yang Ialu/ namun tuntutan saat ini mangandung nuansa
yang berbeda sesuai dengan kemajuan zaman.

Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh


wilayah pemerintahan negara menuntut reformasi sistem perekonomian dan
pemerintahan, termasuk birokrasinya, sehingga memungkinkan interaksi
perekonomian antar daerah dan antarbangsa berlangsung lebih efisien. Kunci
keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing, dan kunci dari
daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, serta mutu ketepatan dan kepastian
kebijakan public.

Pemerintah atau ''Government" dalam bahasa Inggris diartikan sebagai


"The authoritative direction and administration of the affairs of men/women in a
nation, state, city, etc" (pengarahan dan administrasi yang berwenang atas
kegiatan orang-orang dalam sebuah negara, negara bagian, kota, dan
sebagainya). Ditinjau dari sisi semantik, kebahasaan governance berarti tata
kepemerintahan dan good governance bermakna tata kepemerintahan yang baik.

Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara berlainan,


sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya
kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan, Apabila
istilah ini dirujuk pada asli kata dalam bahasa Inggris: governing maka artinya
adalah mengarahkan atau mengendalikan, Karena itu good governance dapat

1
diartikan sebagai tindakan untuk mengarahkan, mengendalikan, atau
memengaruhi masalah publik. Oleh karena itu ranah good governance tidak
terbatas pada negara atau birokrasi pemerintahan, tetapi jugs pada ranah
masyarakat sipil yang dipresentasikan oleh organisasi nonpemerintah dan sektor
swasta. Singkatnya, tuntutan terhadap good governance tidak hanya ditujukkan
kepada penyelenggara negara atau pemerintah, melainkan juga pada masyarakat
di luar struktur birokrasi pemerintahan.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan


yang baik adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsur dalam
pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan,
memperoleh dukungan dari rakyat, serta terbebas dari gerakan-gerakan anarkis
yang bisa menghambat proses dan laju pembangunan. Pemerintahan juga bisa
dikatakan baik jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator
kemampuan ekonomi rakyat meningkat, baik dalam aspek produk-tivitas maupun
dalam daya belinya; kesejahteraan spiritualnya meningkal dengan indikator rasa
aman, bahagia, dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
Secara umum istilah good governance memiliki pengertian akan segala
hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Andi Faisal Bakti, istilah good
governance memiliki pengertian pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam
mengarakan warga Negara kepada masyarakat dan pemerintahan yang
berkeadaban melalui wujud pemerintahan yang suci dan damai. Senada dengan
Bakti, Santosa menjelaskan bahwa good governance adalah pelaksanaan politik,
ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah bangsa.
Pelaksanaan kewenangan tersebut bisa dikatakan baik jika dilakukan dengan
efektif dan efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, dalam suasana
demokratis, akuntabel serta transparan.Sebagai sebuah paradigm pengelolaan

2
lembaga Negara, clean and good governance dapat terwujud secara maksimal
jika ditopang oleh dua unsur yang saling terkait yaitu negara dan masyarakat
madani yang di dalamnya terdapat sektor swasta.

Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal


yang sangat mendasar:
a. Tuntutan eksternal
Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan Good
governance. Good Govermence telah menjadi ideologi baru negara dan lembaga
donor internasional dalam mendorong negara-negara anggotanya menghormati
prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan
internasional. Istilah good governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir
tahun 1990-an, seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan
negara-negara luar dan lembaga-lembaga donor yang menyoroti kondisi objektif
situasi perkembangan ekonomi dan politik daiam negeri Indonesia.
b. Tuntutan internal
Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis
multidimensional saat ini adalah terjadinya just of power yang terwujud dalam
bentuk KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dan sudah sedemikian rupa
mewabah dalam segala aspek kehidupan. Proses check and balance tidak
terwujud dan dampaknya menyeret bangsa Indonesia pada keterpurukan
ekonomi dan ancaman disintegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi di Indonesia
memperlihatkan korupsi berdampak negatif terhadap pembangunan melalui
kebocoran, \ark up yang menyebabkan produk high cost dan tidak kompetitif di
pasar global (high cost economy), merusakkan tatanan masyarakat dan ?
kehidupan bernegara. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling mencolok
kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabang-cabang
pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini mengarahkan wacana

3
pada bagaimana menggagas reformasi birokrasi pemerintahan (governance
reform).

Realitas sejarah ini menggiring kita pada wacana bagaimana


mendorongnya menerapkan nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan
tralisasi penyelenggaraan pemerintahan. Good governance ini dapat sil bila
pelaksanaannya dilakukan dengan efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan
rakyat, serta dalam suasana demokratis, akuntabel, dan transparan.

B. Prinsip-prinsip Pokok Good Governance

Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan sembilan aspek


fundamental dalam good governance yang harus diperhatikan yaitu :

1. Partisipasi (participation)
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
prinsip demokrasi yaitu kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat
secara konstruktif.

2. Penegakan Hukum (rule of law)


Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan
kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum. Tanpa ditopang
oleh sebuah aturan hukum dan penegakannya secara konsekuen, partisipasi
publik dapat berubah menjadi tindakan publik yang anarkis. Santoso menegaskan
bahwa proses mewujudkan cita-cita good governance, harus diimbangi dengan
komitmen untuk menegakkan rule of law dengan karakter-karakter sebagai
berikut :

4
a. Supremasi hukum
b. Kepastian hukum
c. Hukum yang responsitif
d. Penegakan hukum yang konsisten dan non diskriminatif
e. Independensi peradilan

3. Transparansi (transparency)
Transparansi (keterbukaan umum) adalah unsur lain yang menopang
terwujudnya good governance. Akibat tidak adanya prinsip transparansi ini,
menurut banyak ahli Indonesia telah terjerembab dalam kubangan korupsi yang
berkepanjangan dan parah. Untuk itu, pemerintah harus menerapkan
transparansi dalam proses kebijakan publik. Terdapat 8 (delapan) aspek
mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara transparan, yaitu :
a. Penetapan posisi, jabatan dan kedudukan
b. Kekayaan pejabat publik
c. Pemberian penghargaan
d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
e. Kesehatan
f. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik
g. Keamanan dan ketertiban
h. Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat
4. Responsif (responsive)
Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakat-masyarakatnya,
jangan menunggu mereka menyampaikan keinginannya, tetapi mereka secara
proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk
kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan
umum.

5. Konsesus (consesus)

5
Prinsip ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui
proses musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan keputusan tersebut,
selain dapat memuaskan sebagian besar pihak, juga akan menjadi keputusan
yang mengikat dan milik bersama, sehingga akan memiliki kekuatan memaksa
bagi semua komponen yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.

6. Kesetaraan (equity)
Clean and good governance juga harus didukung dengan asas kesetaraan,
yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Asas ini harus diperhatikan
secara sungguh-sungguh oleh semua penyelenggara pemerintahan di Indonesia
karena kenyatan sosiologis bangsa kita sebagai bangsa yang majemuk, baik etnis,
agama, dan budaya.

7. Efektivitas dan efisiensi


Konsep efektivitas dalam sektor kegiatan-kegiatan publik memiliki makna
ganda, yakni efektivitas dalam pelaksanan proses-proses pekerjaan, baik oleh
pejabat publik maupun partisipasi masyarakat, dan kedua, efektivitas dalam
konteks hasil, yakni mampu memberikan kesejahteraan pada sebesar-besarnya
kelompok dan lapisan sosial.

8. Akuntabilitas (accountability)
Asas akuntabilitas adalah pertanggung jawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan
mereka. Secara teoritik, akuntabilitas menyangkut dua dimensi yakni
akuntabilitas vertikal yang memiliki pengertian bahwa setiap pejabat harus
mempertanggung jawabkan berbagai kebijakan dan pelaksanaan tugas-tugasnya
terhadap atasan yang lebih tinggi, dan yang kedua akuntabilitas horisontal yaitu
pertanggungjawaban pemegang jabatan publik pada lembaga yang setara.

6
9. Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi
masa yang akan datang. Tidak sekedar memiliki agenda strategis untuk masa
yang akan datang, seseorang yang memiliki jabatan publik atau lembaga
profesional lainnya, harus memiliki kemampuan menganalisa persoalan dan
tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.

C. Konsepsi Good Governance

Istilah "governance" tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu


kegiatan, tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan, pengarahan,
pembinaan penyelenggaraan serta bisa juga diartikan pemerintahan. Oleh karena
itu tidak mengherankan apabila terdapat istilah public governance, private
governance, corporate governance, dan banking governance. Governance
sebagai terjemahan dan pemerintahan kemudian berkembang dan menjadi
populer dengan sebutan kepemerintahan atau tata kelola, sedangkan praktik
terbaiknya disebut kepemerintahan atau tata kelola yang baik (good
governance).

Secara konseptual, pengertian kata baik (good) dalam istilah kepeme-


rintahan yang baik (good governance) mengandung dua pemahaman:
a. Nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang
dapat
meningkatkan kemampuaan rakyat dalam mencapai tujuan (nasional)
kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial.
b. Aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.

Selanjutnya, lembaga administrasi negara mengemukakan bahwa good


governance berorientasi pada orientasi ideal negara yang diarahkan pada

7
pencapaian tujuan nasional. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu
secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional.
Orientasi pertama mengacu pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara
dengan elemen-elemen konstitusinya seperti: legitimacy (apakah pemerintah
dipilih oleh dan mendapat kepercayaan dari rakyatnya), accountability scuring of
human right, autonomy, and devolution of power dan assurance of civian
control. Sedangkan orientasi kedua, bergantung pada sejauh mana struktur serta
mekanisme politik dan administrasinya berfungsi secara efektif dan efisien.

Lembaga Administrasi Negara menyimpulkan bahwa wujud


good governance adalah menyelenggarakan pemerintahan negara yang solid dan
bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan
interaksi yang konstruktif di antara domain domain negara, sektor swasta, dam
masyarakat.

Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 merumuskan arti
good governance sebagai berikut: Kepemerintahan yang mengemban
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, ) layanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima
oleh seluruh masyarakat.

Dengan demikian, pada dasarnya pihak-pihak yang berkepentingan dalam


kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori, di antaranya:
1. Negara/Pemerintahan, konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan
kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan
kelembagaan masyarakat madani.

8
2. Sektor Swasta, pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif
dalam interaksi sistem pasar, seperti: industri pengelolaan perda-gangan,
perbankan, dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal.
3. Masyarakat Madani, kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada
dasarnya berada di antara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan
perorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat
yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi.

D. Karakteristik Dasar Good Governance


Ada tiga karakteristik dasar good governance:
1. Diakuinya Semangat Pluralism.
Artinya pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat
dielakkan sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang
abadi. Dengan kata lain, pluralitas merupakan sesuatu yang
kodrati (given) dalam kehidupan. Pluralisme bertujuan mencerdaskan umat
melalui perbedaan konstruktif dan dinamis, dan merupakan sumber dan
motivator terwujudnya kreativitas yang terancam keberadaannya jika tidak
terdapat perbedaan. Satu hal yang menjadi catatan penting bagi kita adalah
sebuah peradaban yang kosmopolit akan tercipta apabila manusia memiliki sikap
inklusif dan kemampuan (ability)menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.
Namun, dengan catatan, identitas sejati atas parameter-parameter otentik
agama tetap terjaga.

2. Tingginya Sikap Toleransi.


Sikap toleransi dilakukan baik terhadap saudara sesama agama maupun
terhadap umat agama lain. Secara sederhana, Toleransi dapat diartikan sebagai
sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain.
Senada dengan hal itu, Quraish Shihab menyatakan bahwa agama tidak semata-
mata mempertahankan kelestariannya sebagai sebuah agama, namun juga

9
mengakui eksistensi agama lain dengan memberinya hak hidup, berdampingan,
dan saling menghormati.

3. Tegaknya prinsip demokrasi.


Demokrasi bukan sekadar kebebasan dan persaingan, demokrasi juga
merupakan suatu pilihan untuk bersama-sama membangun dan
memperjuangkan perikehidupan warga dan ma-syarakat yang semakin sejahtera.
Masyarakat madani mempunyai ciri-ciri ketakwaan yangtinggi kepada Tuhan,
hidup berdasarkan sains dan teknologi, berpendidikan tinggi, menga-malkan nilai
hidup modern dan progresif, mengamalkan nilai kewarganega-raan, akhlak, dan
moral yang baik, mempunyai pengaruh yang luas dalam proses membuat
keputusan, serta menentukan nasib masa depan yang baik melalui kegiatan
sosial, politik, dan lembaga masyarakat.

10

Вам также может понравиться

  • PENGESAHAN Megawati
    PENGESAHAN Megawati
    Документ2 страницы
    PENGESAHAN Megawati
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Bab II Kajian Pustaka
    Bab II Kajian Pustaka
    Документ45 страниц
    Bab II Kajian Pustaka
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Tabel T
    Tabel T
    Документ4 страницы
    Tabel T
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • BAB II Agus
    BAB II Agus
    Документ37 страниц
    BAB II Agus
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Bab III Metode Penelitian
    Bab III Metode Penelitian
    Документ21 страница
    Bab III Metode Penelitian
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Bab II Kajian Pustaka
    Bab II Kajian Pustaka
    Документ45 страниц
    Bab II Kajian Pustaka
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • @3583 8553 2 PB PDF
    @3583 8553 2 PB PDF
    Документ16 страниц
    @3583 8553 2 PB PDF
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Harahap 2002
    Harahap 2002
    Документ37 страниц
    Harahap 2002
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Документ7 страниц
    Bab I Pendahuluan
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Chapter 10 Scott 20061 PDF
    Chapter 10 Scott 20061 PDF
    Документ16 страниц
    Chapter 10 Scott 20061 PDF
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • LB Kompensasi
    LB Kompensasi
    Документ7 страниц
    LB Kompensasi
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • ContohReview - KuANtitatif
    ContohReview - KuANtitatif
    Документ5 страниц
    ContohReview - KuANtitatif
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • BAB I Ratihh Editttt
    BAB I Ratihh Editttt
    Документ12 страниц
    BAB I Ratihh Editttt
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Tugas Senin Ini
    Tugas Senin Ini
    Документ1 страница
    Tugas Senin Ini
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Tugas Senin Ini
    Tugas Senin Ini
    Документ1 страница
    Tugas Senin Ini
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Metode Penelitian
    Bab Iii Metode Penelitian
    Документ19 страниц
    Bab Iii Metode Penelitian
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Joko
    Joko
    Документ5 страниц
    Joko
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Alalalaal
    Alalalaal
    Документ67 страниц
    Alalalaal
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Makalah Maju Besok
    Makalah Maju Besok
    Документ13 страниц
    Makalah Maju Besok
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • 1 Fix Esit
    1 Fix Esit
    Документ10 страниц
    1 Fix Esit
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Alalalaal
    Alalalaal
    Документ67 страниц
    Alalalaal
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет
  • Sukran Mau Putus
    Sukran Mau Putus
    Документ3 страницы
    Sukran Mau Putus
    Taufik Hidayat B T
    Оценок пока нет