Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RETRAKSI GINGGIVA
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut
Di RSI Sultan Agung Semarang
Disusun oleh:
Muhammad Joni Chandra
01.204.4842
PENDAHULUAN
Periodontitis adalah infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak dan tulang yang
menyangga gigi .Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada
gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga
menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal. Bila ini terjadi, gusi dapat
mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat dan sensitivitas gigi terhadap panas dan
Pada manula atau orang-orang yang menyikat gigi dengan cara yang kurang benar,
biasanya ditemukan adanya retraksi gingiva atau abrasi yang terdapat pada daerah servikal gigi.
Ini dapat menyebabkan sensitivitas gigi pada daerah tersebut meningkat terhadap rangsangan
termis (panas maupun dingin). Abrasi pada daerah servikal yang banyak ditemukan pada orang
yang menyikat gigi dengan cara yang kurang benar maupun retraksi gingiva yang sering
ditemukan pada lanjut usia. Hal tersebut bisa menimbulkan peridontitis yang banyak di derita
penyakit periodontal dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik.Faktor lokal dan faktor sistemik sangat erat hubungannya dan berperan sebagai
periodontal adalah faktor lokal, keadaan ini dapat diperberat oleh keadaan sistemik yang kurang
dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor iritasi lokal dan fungsi lokal.Yang dimaksud dengan
faktor lokal adalah plak bakteri sebagai penyebab utama. Dan faktor-faktor lainnya antara lain
adalah bentuk gigi yang kurang baik dan letak gigi yang tidak teratur, maloklusi, over hanging
Faktor sistemik sebagai penyakit periodontal antara lain adalah pengaruh hormonal pada
masa pubertas, kehamilan, menopause, defisiensi vitamin, diabetes mellitus dan lain-lain. Dalam
hal ini dikemukakan bahwa hormon kelamin berperan penting dalam proses pathogenesis
penyakit periodontal
BAB II
DISKRIPSI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. M
Umur : 60 tahun
Alamat : Semarang
No. CM : 00.18.724.00
Pasien mengeluh gigi bagian kiri atas sakit sejak seminggu yang lalu. Gigi
Pasien belum pernah mencoba membeli obat di apotik. Karena sudah tidak tahan,
- Sistemik : Disangkal
III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Ekstra Oral
Pipi : Simetris
Bibir : Normal
Wajah : Simetris
3. Intra Oral
a. Jaringan Lunak
Gigi 27
Sondage :-
Perkusi : (+)
Tekanan : (+)
o Pemeriksaan Lab :
27 medikamentosa
VIII. TERAPI
Antibiotik Amoxicillin
Antpiretik/analgetik parasetamol
1.8 1.71.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
4.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
2.7: peridontitis marginalis oleh karena calculus
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi dan jika tidak diobati
gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses
inflamasi. Inflamasi berasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses
berlanjut maka akan menginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket
yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga
gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik
pada jaringan lunak dari gigi, kehilangan jaringan ikat secara progresif dan kehilangan
tulang.Definisi ini menggaris bawahi tanda-tanda klinis dan etiologi dari penyakit,
susunan mikrobial plak, inflamasi periodontal dan hilangnya jaringan ikat serta hilangnya
tulang alveolar.
Gambar 1. Periodontitis kronis
Sumber :http://i.ehow.com/images/GlobalPhoto/Articles/5098170/232728-main_Full.jpg
etiologi penyakit periodontal dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu faktor
lokal dan faktor sistemik.Faktor lokal dan faktor sistemik sangat erat hubungannya dan
penyebab utama penyakit periodontal adalah faktor lokal, keadaan ini dapat diperberat
Faktor lokal adalah faktor yang berakibat langsung pada jaringan periodonsium
serta dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor iritasi lokal dan fungsi lokal.Yang
dimaksud dengan faktor lokal adalah plak bakteri sebagai penyebab utama. Dan faktor-
faktor lainnya antara lain adalah bentuk gigi yang kurang baik dan letak gigi yang tidak
Akumulasi plak dan kalsifikasi kalkulus (tartar) diatas (supra) dan/atau dibawah
c. Capnocytophaga
e. Eikenella corrodens
f. Campylobacter rectus(C.rectus)
Reaksi inflamasi yang diawali dengan adanya plak yang berhubungan dengan kehilangan
yang progressif dari ligament periodontal dan tulang alveolar, dan pada akhirnya akan
c. Celah yang abnormal (poket) yang berkembang antara gigi dan gingiva.
a. Merokok
c. Depresi imun
d. Diabetes
e. Osteoporosis
inflamasi kronis pada marginal gingival, kemunculan poket periodontal dan kehilangan
perlekatan secara klinis. Penyebab periodontal ini besifat kronis, kumulatif, progresif dan
bila telah mengenai jaringan yang lebih dalam akan menjadi irreversible. Secara klinis
pada mulanya terlihat peradangan jaringan gingiva disekitar leher gigi dan warnanya
lebih merah daripada jaringan gingiva sehat.Pada keadaan ini sudah terdapat keluhan
pada gusi berupa perdarahan spontan atau perdarahan yang sering terjadi pada waktu
menyikat gigi.
Bila gingivitis ini dibiarkan melanjut tanpa perawatan, keadaan ini akan merusak
jaringan periodonsium yang lebih dalam, sehingga cement enamel junction menjadi
rusak, jaringan gingiva lepas dan terbentuk periodontal poket. Pada beberapa keadaan
sudah terlihat ada peradangan dan pembengkakan dengan keluhan sakit bila tersentuh.
Bila keparahan telah mengenai tulang rahang, maka gigi akan menjadi goyang
Sumber :http://www.implantdentist.co.nz/assets//Periodontitis%2525201.jpg&zoom
a. Umumnya terjadi pada orang dewasa namun dapat juga terlihat pada remaja.
g. Dapat dihubungkan dengan faktor predisposisi lokal (seperti relasi gigi atau
faktor iatrogenik).
i. Dapat dimodifikasi oleh faktor selain kelainan sistemik seperti merokok dan
stres emosional.
Test Diagnostik:
Perkusi : sakit(+)
Periodontitis disebut age associated,bukan age-related. Dengan kata lain, bukan usia dari
individu yang meningkatkan prevalensi penyakit tetapi durasi dari jaringan periodontal
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan
jaringan periodontal. Ada beberapa hal yang terjadi pada pasien diabetes sehingga
Bacterial Pathogens
Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada pasien diabetes
dapat mengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi perubahan kualitatif bakteri yang
Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi.Hal ini dihipotesiskan sebagai akibat
adherence, dan defek phagocytosis.Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol
terjadi pula gangguan pada fungsi PMN (Polymorphonuclear Leukocytes) dan monocytes
Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi kronis
Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan
terbentuknya advanced glycation and products (AGE) non enzimatik pada makromolekul
jaringan. AGE merupakan senyawa yang berasal dari glukosa, secara kimiawi irreversible
kadar glukosa darah. Penumpukan AGE bisa terjadi di dalam plasma dan jaringan
Sel-sel pada endotelial, otot polos, neuron dan monosit mempunyai sisi pengikat (binding
site) AGE pada permukaannya, yang diberi nama reseptor AGE (RAGE). Terikatnya
kemotaksis dan aktivasi monosit yang disertai peningkatan jumlah sitokin proinflamatori
yang dilepas, seperti TNF-, IL-1, dan IL-6. Ikatan AGE dengan RAGE pada fibroblas
menyebabkan terganggunya remodeling jaringan ikat, sedangkan ikatan AGE dengan
kontrol gula darah dan meningkatnya pembentukan AGE menginduksi stress oksidan
dengan adanya peningkatan kadar sel radang dalam cairan saku gusi, menyebabkan
merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh
darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran
periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.Jadi, infeksi bakteri
terkontrol atau kurang baik kontrolnya disertai oleh peningkatan kerentanan terhadap
infeksi, termasuk periodontitis kronis.Periodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih
parah pada individu diabetik yang disertai komplikasi sistemik yang lebih parah.
Taylor et.al melaporkan bahwa kehilangan perlekatan adalah lebih sering dan lebih
banyak pada pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2 yang kontrol diabetesnya sedang sampai
buruk.Kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang signifikan lebih tinggi pada pasien
terkontrol baik.Demikian juga pada pasien diabetes melitus tipe 2, kedalaman saku dan
kehilangan perlekatan adalah signifikan lebih parah pada kelompok yang diabetesnya
dengan diabetes melitus tipe 1 dan 2. Dilaporkan bahwa penderita diabetes melitus tipe 1
meningkat risikonya menderita periodontitis kronis sejalan dengan pertambahan usia dan
Pada pasien diabetik dewasa dengan diabates yang tidak terkontrol baik, terjadi
kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang yang lebih banyak dibandingkan pasien
dengan diabetes yang terkontrol baik, meskipun mereka dalam memelihara mulutnya
adalah setara. Dilaporkan pula bahwa penderita DM tipe 2 adalah berisiko 4,2 kali
3.6 Penatalaksanaan
Karang gigi, saku gigi, food impaction dan penyebab lokal lainnya harus dibersihkan /
diperbaiki.
Penderita dianjurkan berkumur selama 1 menit dengan larutan povidon 1%, 3 kali /
hari.
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan gigi sebelah kiri atas belakang terasa sakit sejak 1 minggu yang
lalu.Sakit terasa lebih parah saat mengunyah makanan.Dan pasien datang ke Puskesmas
Pandanaran Semarang.
Dari pemeriksaan
2. Sondage :-
4. Perkusi : (+)
5. Tekanan : (+)
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan subyektif, pemeriksaan obyektif, dan teori yang ada, dapat
disimpulkan bahwa pasien datang dalam keadaan peridontitis marginalis yang disebabkan oleh
kalkulus dan retraksi ginggiva. Akibat oral hygene yang kurang baik maka akan tertimbun debris
sehingga terbentuk kalkulus, kalkulus yang ada di marginal ini menyebabkan terjadinya
peradangan periodontal gigi sehingga menimbulkan rasa sakit ketika mengunyah makanan
BAB V
KESIMPULAN
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien didiagnosa peridontitis
marginalis oleh karena kalkulus dan retraksi ginggiva 27 serta kalkulus pada rahang kiri atas.
Kondisi klinis pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan tidakan medis, karena pasien
mengeluh nyeri dan GDS 100 mg/dl saat diperiksa dan tampak adanya tanda peradangan,
2. Daliemunthe SH. 2003. Hubungan timbal balik antara periodontitis dengan diabates melitus. Dentika
3. Willlman DE, Gehrig, Nield JS. 1990.. Foundations of periodontics. Philadelpia: Wolters Kluwer
Company, 103-6.
4. Daliemunthe SH. , 2008, Etiologi penyakit gingiva dan periodontal. Dalam: Daliemunthe SH. eds
Revisi Periodonsia. Medan: Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara: 138-9.