Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Otitis Media
Oleh:
Saefanius Ovalinsky 11-2016-092
Pembimbing :
dr. Arief Priambodo Sp.A
Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada riwayat nyeri pada telinga atau adanya nanah yang keluar dari
dalam telinga (selama periode < 2 minggu). Pada pemer- iksaan, pastikan terjadi otitis
media akut dengan otoskopi. Warna membran timpani (MT) merah, meradang, dapat
sampai terdorong ke luar dan menebal, atau terjadi perforasi disertai nanah.
Gambar 1. Otitis media akut gen- dang telinga yang mem- bengkak
(dibandingkan dengan tampilan normal sebelah kiri)
Tatalaksana
Jika keadaan anak memburuk yaitu MT menonjol keluar karena tekanan pus,
mastoiditis akut, sebaiknya anak dirujuk ke spesialis THT.
Jika masih terdapat nyeri telinga atau nanah, lanjutkan pengobatan den- gan antibiotik
yang sama sampai seluruhnya 10 hari dan teruskan mem- bersihkan telinga anak.
Kunjungan ulang setelah 5 hari.
o Bila masih tampak tanda infeksi, berikan antibiotik lini kedua: Eritromisin dan
Sulfa, atau Amoksiklav (dosis disesuaikan dengan komponen amoksisilinnya).
Infeksi mungkin karena kuman penghasil betalaktamase (misalnya H. influenzae)
atau karena terdapat penyakit sistemik, misalnya alergi, rinosinusitis,
hipogamaglobulinemia.
o Bila dengan antibiotik lini kedua juga gagal, dapat dirujuk untuk kemungki- nan
tindakan miringotomi dengan atau tanpa pemasangan grommet.
OMA sembuh bila tidak ada lagi cairan di kavum timpani dan fungsi tuba Eustakius
sudah normal (cek dengan timpanometer). Kesembuhan yang tidak sempurna, dapat
menyebabkan berulangnya penyakit atau meninggal- kan otitis media efusi kronis dengan
ketulian ringan sampai berat.
Otitis media supuratif kronik adalah radang kronik telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan,
terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa
nanah. Diberikan batasan 2 bulan karena kemungkinan sudah terjadi kelainan patologik
yang ireversibel setelahnya.
Diagnosis
Riwayat otorea lebih dari 2 bulan dengan perforasi membran timpani. OMSK harus
dibedakan yang tipe aman yang peradangannya terbatas pada mukosa telinga tengah
dengan yang tipe bahaya karena terben- tuknya kolesteatoma yang akan tumbuh terus dan
mendestruksi jaringan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan komplikasi misalnya
paresis fasial, labirinitis, meningitis, abses otak.
Tipe bahaya ditandai dengan ditemukannya kolesteatoma keluar dari kavum timpani, atau
terdapat perforasi yang letaknya di postero-superior. Eradikasi kolesteatom memerlukan
tindakan operasi, lebih cepat lebih baik. OMSK menurut fasenya dibagi menjadi fase
tenang (bila kering) dan fase aktif (bila ada otorea).
Tatalaksana
Tindak lanjut
Jika telinga masih bernanah: tanyakan kepada ibu apakah masih terus
membersihkan telinga anak dan dapat diberikan antibiotik oral. Bila 3 bulan tidak
sembuh, idealnya dilakukan terapi bedah. Pemilihan antibiotik oral dapat
berdasarkan tanda klinis, bila sekret kuning keemasan kuman penyebab biasanya
Staphylococus aureus, diberikan betalaktam, bila sekret hijau kebiruan diberikan
anti Pseudomonas, bila sekret berbau busuk diberikan anti anaerob.
Idealnya bila fase aktif bertahan lebih dari3 bulan rujuk ke spesialis THT untuk
dilakukan mastoidektomi dantimpanoplasti, atau kemungkinanoperasi eradikasi
kolesteatomdan timpanoplasti jika ditemukankolesteatom.
Otitis media efusi adalah peradangan di telinga tengah dengan pengumpulan cairan di
rongga telinga tengah. Tidak terdapat tanda infeksi akut dan tidak ada perforasi MT.
Insidens tinggi pada anak, merupakan penyebab ketulian tersering pada anak. Sering
tidak diketahui sebelum didapatkan oleh orang tuanya atau gurunya bahwa pasien
mengalami gangguan pendengaran. Dokter spesialis anak dapat berperan aktif
menemukan pasien.
Diagnosis
Gejala dan tanda otitis media efusi berupa:rasa penuh di telinga dankurang pendengaran,
MT suram, keabuan atau kemerahan,Kadang-kadang tampak adanya gelembung udara
atau cairan di kavum timpani,
Tatalaksana
Obat yang dapat diberikan adalah antibiotik dan dekongestan serta mukolitik ditambah
dengan perasat Valsalva.Antihistamin diberikan bila ada tanda rinitis alergi.Miringotomi
dan pemasangan grommet bila penyakit menetap lebih dari 2 bulan. Karena evaluasi
penyakit ini memerlukan keterampilan spesialistis, pasien sebaiknya dirujuk ke THT
sejak diagnosis pertama.
Komplikasi
Mastoiditis Akut
Mastoiditis adalah infeksi bakteri pada tulang mastoid. Tanpa pengobatan yang adekuat,
dapat menyebabkan meningitis dan abses otak. Biasanya didahului oleh OMA yang tidak
mendapatkan pengobatan adekuat.
Diagnosis
Demam tinggi
Pembengkakan di mastoid.
Tatalaksana
Anak harus dirawat di rumah sakit.Beri ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis, paling sedikit selama 14 hari.Jika hipersensitif terhadap ampisilin, dapat diberikan
eritromisin ditambah sulfa kotrimoksazol sampai tanda dan gejalanya hilang.Pasien
dengan mastoiditis (apalagi jika ada tanda iritasi susunan syaraf pusat) sebaiknya dirujuk
ke spesialis THT untuk mempertimbangkan tindakan insisi dan drainase abses mastoid
atau mastoidektomi atau tatalaksana komplikasi intrakranial otogenik. Bila tidak ada
spesialis THT, insisi abses dapat dilakukan oleh dokter lain.Jika anak demam tinggi (
38,5C) yang menyebabkan anak gelisah atau rewel, berikan parasetamol.
Pemantauan
Anak harus diperiksa oleh perawat sedikitnya setiap 6 jam dan oleh dokter sedikitnya
sekali sehari. Jika respons anak terhadap pengobatan kurang baik, pertimbangkan
kemungkinan meningitis atau abses otak.