Вы находитесь на странице: 1из 133

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran


kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan, serta pengutamaan manfaat dengan
perhatian khusus pada kelompok yang rentan antara lain ibu, bayi, balita, ibu
hamil, ibu melahirkan, usia lanjut dan keluarga miskin.

Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional menghendaki arah dan tujuan kebijakan
pembangunan diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip
kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
kemandirian dan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.

Perencanaan pembangunan Daerah merupakan bagian integral dari


perencanaan pembangunan nasional yang disusun secara sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan dalam rangka
menjawab permasalahan yang ada di daerah. Untuk menghasilkan suatu
rancangan pembangunan daerah yang baik diperlukan tatanan perencanaan
pembangunan yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan selanjutnya dijabarkan dalam Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan bahwa setiap
Pemerintahan Daerah dalam rangka mengimplementasikan Visi Misi,
diwajibkan menyusun RPJMD dan Renstra paling lambat 4 bulan setelah
pelantikan. Penyusunan RPJMD dan Renstra dilaksanakan secara simultan,
walaupun kedudukan Renstra merupakan penjabaran dari RPJMD.

Agenda utama pembangunan yang telah dilaksanakan dalam periode


Tahun 2008 2013 yang meliputi peningkatan kualitas sumberdaya manusia,
revitalisasi pemerintahan, pembangunan ekonomi, pemantapan
pembangunan kebudayaan daerah dan mempercepat pembangunan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -1-


infrastruktur kewilayahan. Kelima agenda ini akan dilanjutkan pada periode
2013-2018 dengan penekanan pada upaya peningkatan nilai tambah
sumberdaya alam untuk memperkokoh kemandirian dan daya saing daerah.
Sedangkan pembangunan infrastruktur pada kawasan strategis ditujukan
untuk mendukung program nasional Masterplan Percepatan dan
Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Dalam upaya kesinambungan dan keberlangsungan agenda


pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara, serta menjawab tantangan dan
kebutuhan masyarakat, maka visi pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013 2018 ditetapkan, Mewujudkan Sulawesi Tenggara
Sejahtera, Mandiri, dan Berdaya Saing. Visi tersebut diarahkan untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyempurnaan
program BAHTERAMAS dan mendorong kemandirian dan daya saing daerah
melalui peningkatan nilai tambah sumberdaya alam yang difokuskan pada
kawasan strategis provinsi dan Kabupaten/Kota. Sedangkan misi yang
diemban adalah (1) peningkatan kualitas sumberdaya manusia, (2)
revitalisasi pemerintahan daerah, (3) pembangunan ekonomi, (4)
memantapkan pembangunan kebudayaan, (5) percepatan dan pemerataan
pembangunan infrastruktur dasar, kewilayahan serta infrastruktur pada
kawasan strategis.

Pembangunan kesehatan merupakan penjabaran dari salah satu pilar


utama dalam strategi pembangunan yang bertumpu pada manusia, dengan
kebijakan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan kebijakan
meningkatkan kualitas iptek dan imtaq melalui peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.

Mencermati visi, misi, strategi dan kebijakan dalam RPJMD tahun 2013-
2018, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai SKPD yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan program pembangunan kesehatan di
Sulawesi Tenggara, berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra)
yang dapat menjabarkan program kegiatan yang akan dilaksanakan selama
kurun waktu lima tahun kedepan. Renstra ini akan berfungsi sebagai
perencanaan taktis, yang bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap
diletakkan pada jangkauan jangka panjang.

-2- Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Penyusunan dokumen rencana strategis ini mengacu pada lampiran IV
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan, Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.

Dalam proses penyusunan renstra ini, merujuk kewenangan


pemerintah dalam bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah
Nomor 3 Tahun 2008 tentang pembagian urusan pemerintahan. Penyusunan
renstra juga berkaitan dengan renstra kementerian kesehatan, pencapaian
standar pelayanan minimal, komitmen nasional dan internasional di bidang
kesehatan.

Pada bagian lain, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


juga berfungsi sebagai kontrak kerja penilaian kinerja Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun, yang
selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai landasan pokok penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).

1.2. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tenggara, dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun
1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2687);

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -3-


c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang pemeriksaan Keuangan
Negara;

d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310);

f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah
diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);

h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);

i. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

j. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004, tentang Rencana Kerja


Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

k. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja


Pemerintah;

-4- Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


l. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Negara Republik Indonesia Nomor 4406);

m. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan


dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

n. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara


Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4663);

o. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan


Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4664);

p. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

q. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara


Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;

r. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

s. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah.

t. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara
Penyusunan, Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah

u. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 3 Tahun 2004 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2004-2019.

v. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 3 Tahun 2007 tentang


Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 Nomor 3).

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -5-


w. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Perubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara;

x. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-
2018;

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renstra ini adalah tersedianya dokumen perencanaan


kesehatan yang dapat dijadikan pedoman Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara serta seluruh penyelenggara pemerintahan daerah dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan kesehatan.
Penyusunan Rencana Strategis ini juga dimaksudkan sebagai pedoman dalam
pengukuran pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
yang dituangkan dalam Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(LAKIP). Adapun tujuan penyusunan Renstra ini adalah sebagai berikut:

a) Terjabarkannya lebih lanjut visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi


Tenggara serta kebijakan lainnya dengan merumuskan program kegiatan
dan pembangunan sebagai langkah dan strategi untuk mencapai visi, misi
serta tujuan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara;
b) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan di bidang Kesehatan
dalam jangka waktu lima tahun dari tahun 2013 sampai dengan 2018 yang
akan menjadi pedoman pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara;
c) Tersusunnya tujuan dan sasaran pembangunan di bidang Kesehatan;
d) Tersusunnya berbagai Kebijakan di Bidang Kesehatan yang akan menjadi
pedoman bagi penyusunan rencana pembangunan di bidang kesehatan
dalam kurun waktu satu tahun sampai lima tahun.

1.4. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

Pada bab ini memuat tentang latar belakang, landasan hukum,

-6- Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


maksud dan tujuan serta sistimatika penulisan.

Bab II. Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada Bab ini memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi)
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas
SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya,
dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai
perlu diatasi melalui Renstra ini.

Bab III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi

Pada bab ini menjelaskan identifikasi permasalahan, telaahan visi,


misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, telaahan Renstra
Kementerian Kesehatan, telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis.

Bab IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Pada Bab ini memuat tentang pernyataan visi dan misi Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Di samping itu, juga memuat
sasaran, strategi dan kebijakan dalam program pembangunan kesehatan.

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran, dan Pendanaan Indikatif

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator


kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

Bab VI. Indikator Kinerja SKPD yang Mengatur pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD

Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja yang secara langsung


menunjukan kinerja yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -7-


Bab VII. Penutup

Pada Bab ini memuat penegasan kembali tentang pentingnya Renstra,


arah kebijakan pembangunan kesehatan dalam Renstra serta evaluasi untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan melalui Renstra.

-8- Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Dinas Kesehatan merupakan perangkat daerah Pemerintah Propinsi


dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Pemerintah Propinsi di bidang
pelayanan kesehatan.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam
melaksanakan kewenanganan wajib Pemerintahan di bidang kesehatan
yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan PP Nomor 38
Tahun 2007, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di
bidang kesehatan sesuai dengan PP nomor 7 Tahun 2007, melaksanakan
tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan tugas-tugas
Dinas Kesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Pasal
3, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
- melaksanakan pembinaan gizi, kesehatan ibu dan anak
- melaksanakan pembinaan pengendalian penyakit dan kesehatan
lingkungan
- melaksanakan pembinaan Upaya kesehatan dan kefarmasian
- melaksanakan pembinaan sumberdaya kesehatan dan promosi
kesehatan
- melaksanakan kegiatan kesekretariatan bidang kesehatan
- dan melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai
dengan fungsi Dinas Kesehatan.
(1) Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 11 Tahun 2012, tentang Perubahan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara, maka struktur Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 2.1.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -9-


Gambar 2.1.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara

Dinas Kesehatan juga mempunyai 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis Dinas


(UPTD) yang terdiri atas UPTD Balai Laboratorium Kesehatan (Balabkes)
dan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes). Di samping itu, Dinas
Kesehatan juga mempunyai staf fungsional yang bekerja sebagai tenaga
fungsional kesehatan yang dikelompokkan berdasarkan keahlian dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Ketua Kelompok Jabatan
Fungsional.

- 10 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


2.2 Sumber Daya

2.2.1. Sumber Daya Manusia


Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh sumberdaya manusia yang
memadai. Jumlah SDM yang bekerja di Dinas Kesehatan Proivinsi Sulawesi
Tenggara dan UPT Balai Pelatihan Kesehatan serta Balai Laboratorium
Kesehatan sampai dengan tahun 2012 adalah sebanyak 363 yang terdiri dari
27 pejabat struktural, dan 325 orang staf.

Tabel. 2.1. Jumlah Tenaga Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Dinas
Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara
Kantor
No Pendidikan Labkes Bapelkes Jumlah
Dinkes
Dokter
1 - Umum 2 0 0 3
- Gigi 1 0 0 1
Pascasarjana (S2):
2 - Kesehatan 30 3 7 40
- Umum 6 0 1 7
Sarjana S1/DIV:
3 - Kesehatan 77 6 9 92
- Umum 37 4 8 49
Diploma III:
4 - Kesehatan 39 17 1 57
- Umum 3 0 1 4
5 Diploma I 8 2 0 10
6 SLTA 60 16 16 92
7 SLTP 8 0 0 8
Sumber: Data Kepagawaian Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012 jumlah
pegawai yang bekerja di Dinas Kesehatan kualifikasi pendidikan di bidang
kesehatan 203 orang (56,08%), hal ini berarti bahwa lebih dari setengah
pegawai Dinas Kesehatan adalah tenaga teknis yang profesional di bidangnya,
sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih
terarah.

2.2.2. Sarana Prasarana Penunjang


Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menempati gedung eks
Kantor KPU (Gedung Dinas Sosial) yang terletak di Jalan Balai Kota III No. 43
Kendari Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Gedung

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 11 -


Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas lahan seluas 4.400
m2 dan terdiri dari tiga Bangunan kantor, satu bangunan tempat ibadah
(masjid), dua garasi kendaraan roda empat, satu kantin, dan satu gudang.
Bila dilihat dari bentuk bangunan, terdapat dua bangunan kantor bertingkat
dan satu tidak bertingkat. Perkantoran ini mempunyai jaringan listrik PLN
dengan daya 15.400 Watt, Air bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan
mencapai rata-rata 30 m3, dan mempunyai Enam line jaringan telepon
(telkom). Disamping itu, Dinas kesehatan juga mempunyai pergudangan yang
terletak di Kantor eks. Dinas Kesehatan (Jalan Dr. Ratulangi No.147 Kendari).
Pergudangan tersebut adalah gudang kesehatan dan perbekalan kesehatan,
Gudang Vaksin, Gudang Peralatan Kesehatan. Kendaraan roda 4 (empat)
tercatat 29 unit dan kenderaan roda 2 (dua) tercatat 24 unit. Berbagai
peralatan lain yang dimiliki Dinas Kesehatan adalah peralatan meubiler (230
meja, 182 kursi, 44 lemari arsip), peralatan komputer (PC, Laptop, Printer,
LCD/infokus, dan layar), mesin ketik, brankas, sound system, mesin fax, dan
AC.
Balai Laboratorium Kesehatan sebagai UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
terletak di Jalan Dr. Ratulangi No. 149
Kendari Kelurahan Kemaraya, Kec. Kendari
Barat, Kota Kendari. Total luas tanah
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara 695 m2. Laboratorium Kesehatan
mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya
41.500 Watt, Air bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai rata-
rata 30 m3, dan mempunyai dua line jaringan telepon (telkom). Bangunan
Kantor Laboratorium Kesehatan terdiri dari ruang kantor, ruang laboratorium
serta ruang pelayanan Pasien. Disamping itu Balai Laboratorium Kesehatan
juga mempunyai kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 3 (tiga) unit dimana
salah satu kendaraan merupakan Kendaraan laboratorium Operasional Mini
bus beserta peralatan pendukungnya yang merupakan bantuan dari Dirjen
pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI pada tahun 2009, Kendaraan roda
2 sebanyak 1 unit, peralatan meubiler (meja, kursi dan lemari), peralatan
kebersihan kantor, AC.

- 12 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Balai Laboratorium Kesehatan sebagai UPT Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara terletak di Jalan Dr. Ratulangi No. 149 Kendari Kelurahan
Kemaraya, Kec. Kendari Barat, Kota Kendari. Total luas tanah Laboratorium
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 695 m2.

Berbagai jenis peralatan laboratorium dimana dari tahun 2008-2010 dari


dana APBD dialokasikan untuk pengadaan Peralatan laboratorium berupa
Peralatan Spektropotometer, Peralatan Meditron Junior II dan Peralatan
Mycobakterium Tubercolosis. Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) merupakan
UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang terletak di Jalan Ahmad
Yani No.91 Wua-Wua Kendari. Luas areal Bapelkes 10.000 m2 dan luas
bangunan 1000 m2. Bapelkes mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya
30.100 Watt, Air bersih (PDAM), dan mempunyai empat line jaringan telepon
(telkom). Bapelkes mempunyai gedung perkantoran 1 unit, kendaraan
operasional roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) masing-masing 1 unit, asrama 5
unit, rumah makan dan dapur, rumah dinas 1 unit, auditorium 1 unit, ruang
belajar, ruang kelas 3 unit, tower air asrama 1 buah, ruang genset dan hidran,
unit instalasi air 1 set, pompa air 1 buah, kereta dorong 2 buah, alat kantor
547 set, alat rumah tangga 4.904 buah, alat studio 22 buah, peralatan
komputer (PC, Laptop, Printer, LCD/ infokus, dan layar), mesin ketik, brankas,
sound system, mesin fax, dan AC dan alat komunikasi 19 buah.

2.3 Kinerja Pelayanan

Pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada


prinsipnya merujuk pada indikator kinerja kunci seperti yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Panduan Penyusunan Renstra. Adapun pencapaian Kinerja dapat dijelaskan
seperti berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 13 -


2.3.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.3.1.1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Angka kelangsungan Hidup Bayi memberikan gambaran kemampuan


seorang anak dalam periode usia di bawah 12 bulan. Angka kelansgungan
hidup merupakan indikator yang memberikan gambaran tingkat
kesejahteraan masyarakat. Angka ini selain memberikan gambaran kondisi
ekonomi juga memberikan gambaran tentang kemampuan keluarga
tersebut mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas
khususnya pada ibu hamil. Hasil estimasi yang dilakukan berdasarkan SDKI
tahun 2007 dan laporan kematian bayi menunjukan bahwa AKHB di Provinsi
Sulawesi Tenggara menunjukan peningkatan yakni dari 959 per 1000 KH
menjadi 965 per 1000 KH. Secara rinci disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2.2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara


tahun 2007-2012.
Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Target 967,6 969,6 971,6 974 976 978


Kelangsungan
Capaian 959*) 960,2 961,4 962,6 963,8 955*)
Hidup Bayi per
1000 KH Ratio 99 99 99 99 99 99
Sumber Data : *) SDKI, 2007, 2012 dan Estimasi berdasarkan Laporan Kabupaten/Kota

Pada Tabel juga menjelaskan bahwa capaian kinerja Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara melalui indikator kelangsungan hidup bayi
dikategorikan sangat baik dengan ratio di atas 99 atau indeks di atas 90
persen.

2.3.1.2. Angka Harapan Hidup

Umur harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada umur


harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada penurunan kematian
bayi. Oleh karena itu umur harapan hidup sangat peka terhadap
perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga
perbaikan derajat kesehatan tercermin kenaikan angka harapan hidup
pada waktu lahir dan penurunan AKB. Meningkatnya umur harapan hidup
secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

Proyeksi umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Sulawesi

- 14 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Tenggara tahun 2001 2020 ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2
Proyeksi Umur Harapan Hidup
di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2007 2011

Sumber : Sultra Dalam Angka Tahun 2011

Gambar 2.2. menunjukkan angka proyeksi umur harapan hidup


penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun 2007 umur harapan
diproyeksikan sebesar 69,29 tahun dan tahun 2011 sebesar 70,01 tahun
dengan rata-rata peningkatan 0,17 tahun. Angka tersebut masih rendah dari
proyeksi umur harapan hidup nasional tahun 2011 yaitu 70,6 tahun.

2.3.1.3. Kematian Ibu

Kematian Ibu juga merupakan indikator yang meggambarkan aspek


kesejahteraan. Hal ini tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan, juga
masalah sosial ekonomi. Jumlah kasus kematian ibu dalam 5 tahun terakhir
menunjukan penurunan yakni dari 92 kasus tahun 2007 menjadi 68 kasus
tahun 2012. Adapun kecenderungan penurunan setiap tahun seperti pada
Gambar berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 15 -


Gambar 2.3
Kecenderungan Kasus Kematian Ibu
Tahun 2007-2012

Penyebab kematian ibu meliputi perdarahan sebesar 27,4%, eklamsia


sebesar 38,3% dan sisanya adalah infeksi, serta penyakit lainnya yang
tidak terdiagnosa. Secara rinci digambarkan pda grafik berikut.
Gambar 2.4
Sebaran Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota dan Penyebabnya pada
Tahun 2012

Pada gambar diatas juga menjelaskan bahwa penyumbang jumlah


kematian ibu di Proinsi Sulawesi Tenggara pada Tahun 2012 yakni
Kabupaten Kolaka sebanyak 15 kasus dan Kabupaten Buton sebanyak 12
kasus.

- 16 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


2.3.1.4. Kematian Anak

Pada tahun 1991, angka kematian balita (AKABA) mencapai 97


kematian per 1.000 kelahiran hidup; pada tahun 2002/2003 angka
kematian tersebut jauh menurun menjadi 46 kematian per 1.000 kelahiran
hidup; pada tahun 2007 turun menjadi 44 kematian per 1.000 kelahiran
hidup dan pada tahun 2012 menjadi 43 per 1000 KH (SDKI).

Saat ini, Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar


62 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007), menurun menjadi 55 per 1000
KH pada Tahun 2012 (SDKI, 2012). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari
angka nasional, tetapi lebih rendah dibanding dengan Sulawesi Tengah
sebesar 69 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007) dan 85 per 1000 KH
Tahun 2012 (SDKI 2012).

Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 41


per 1000 KH (SDKI, 2007) dan 45 per 1000 KH Tahun 2012 (SDKI, 2012).
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari angka nasional yakni 34 per 1000 KH
dan 34 per 1000 KH. Kondisi ini merupakan salah satu akibat dari
rendahnya kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta keadaan gizi.

Jumlah kasus kematian bayi cenderung menunjukan penurunan dari


518 kasus tahun 2007 menjadi 209 kasus tahun 2012, begitu pula
kematian anak balita juga cenderung menurun yakni dari 151 kasus tahun
2007 menjadi 89 kasus tahun 2012. Secara rinci penurunan dari tahun ke
tahun ditunjukan pada Gambar berikut.
Gambar 2.4
Kecenderungan Kasus Kematian Anak
Tahun 2007-2012

Kasus Kematian Bayi Kasus Kematian anak Balita

518 518 487


422 429

250
212 2
151 141 126 8

Th Prov.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2007 Th 2008
Sultra 2013-2018 Th 2009- 17 Th
- 2010 Th 2011 Th2012
Berbagai faktor penyebab kematian anak diantaranya penyakit ISPA,
Pneumono, Diare, Campak, Kelainan saluran pencernaan dan lainnya.

Sebab-Sebab Kematian Bayi Sebab-Sebab Kematian Anak Balita

2.3.1.5. Persentase Balita Gizi Buruk


Keadaan gizi berdasarkan indikator BB/U menjelaskan bahwa
persentase balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun
2010 mencapai 22,8 %, lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional
sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara
sebesar 6,5 % lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 4,9 %.
Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3 % masih lebih tinggi
dengan angka nasional sebesar 15,0 %.
Bila dilihat dari jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan oleh Petugas
Gizi di Puskesmas, juga menunjukan tren penurunan yang sangat
bermakna, yakni dari 2662 kasus tahun 2007 menjadi 327 kasus tahun
2012. Adapun kecenderungan kasus dari tahun ke tahun disajikan pada
gambar di bawah ini :

- 18 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Gambar 2.5
Perkembangan Kasus Gizi Buruk
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012

Sumber Data : Laporan Kasus Gizi Buruk Kabupaten/Kota 2007 2012

2.3.1.6. Angka Kesakitan


2.3.1.6.1. Penyakit Menular

Penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Provinsi Sulawesi


Tenggara, yaitu penyakit Malaria, TB paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB (wabah), Rabies,
Filariasis, dan Frambusia.

2.3.1.6.1.1. Malaria

Pada tahun 2007 jumlah kasus 37.417 (API 0.79), tahun 2008
jumlah kasus 29.734 (API 0,30), namun di tahun 2009-2010 jumlah
kasus cenderung menurun dari tahun 2009 jumlah kasus 28.372 (API
0,71), tahun 2010 jumlah kasus 28.205 (API 1,04) dan pada Tahun
2011 jumlah kasus yakni sebesar 32.039 (API 1,45) serta tahun 2012

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 19 -


kasus malaria yakni sebesar 29.457 (API 0,88). Angka kesakitan karena
malaria pada tahun 2010 mengalami peningkatan disebabkan karena
adanya kegiatan penguatan intensifikasi pengendalian malaria secara
terpadu yang dimulai pada tahun 2010.

Angka kesakitan Malaria dikatakan tinggi apabila angka Annual


Parasite Insidens (API) > 5 per 1.000 penduduk, sedang apabila API 1-4
per 1.000 penduduk dan rendah apabila API < 1 per 1.000 penduduk. Jika
diperhatikan API selama 5 tahun terakhir, terlihat bahwa angka kesakitan
Malaria tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi peningkatan pada tahun
2010 dan 2011 yaitu 1,04 dan 1,45. Dengan demikian wilayah
endemisitas malaria di Sulawesi Tenggara dan di kategori sedang dengan
API 1-4 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2012 angka kesakitan karena
malaria mengalami penurunan dengan nilai API 0,88, dengan demikian
wilayah endemisitas malaria di Sulawesi Tenggara di katagorikan rendah.

Gambar 2.6
API Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 20072012

Sumber: Laporan Penemuan & Pengobatan Malaria Kab/Kota Tahun 2007-2012

Gambar 2.6. menunjukkan exponetial trendline API malaria tahun


2008 2011 cenderung mengalami peningkatan, namun pada tahun 2012
angka kesakitan karena malaria mengalami menurun. Oleh karena itu
upaya program pengendalian penyakit malaria terus ditingkatkan dari
semua level baik lintas program maupun lintas sektor sehingga program
Eliminasi Malaria dapat tercapai di Sulawesi Tenggara pada tahun 2020
dengan nilai API > 1 dan Indonesia tahun 2030.

- 20 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


2.3.1.6.1.2. TB Paru

Penemuan kasus TB Paru/Case Detection Rate (CDR) dilakukan di


unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, Pustu, dan RS). Berdasarkan profil
kesehatan kabupaten/kota CDR TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara
pada tahun 2011 penemuan kasus TB menunjukan peningkatan yakni dari
67,1% pada tahun 2010 menjadi 78,3% di tahun 2012. Dengan demikian
CDR TB Paru sudah mencapai target yang ditetapkan, yaitu >70%.
Gambaran CDR TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008 2012
ditunjukkan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7

CDR (Case Detection Rate) TB Paru


di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2008 2012

Sumber Profil Dinkes Prov. Sultra Tahun 2007 2012

Gambar 2.6 menunjukkan exponential trendline CDR TB Paru di


Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 20072012 cenderung meningkat.
Diharapkan efektivitas penjaringan kasus TB Paru dapat terus ditingkatkan
sehingga semakin banyak kasus yang dapat ditemukan, maka pemutusan
rantai penyebarannya akan semakin cepat.

2.3.1.6.1.3. HIV/AIDS

Kegiatan penemuan kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara sampai


tahun 2010 dilaksanakan melalui kegiatan zero survei terhadap kelompok
berisiko, baik yang berisiko tinggi maupun rendah, tetapi tahun 2011
penemuan kasus telah menggunakan metode VCT dan PITC dengan
berfungsinya jejaring rujukan rumah sakit di Sulawesi Tenggara.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 21 -


Berdasarkan laporan program, jumlah penderita HIV/AIDS tahun 2011
berjumlah 53 kasus dan tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah kasus
HIV/AIDS sebanyak 102 kasus yang terdiri dari 39 kasus HIV dan 63 kasus
AIDS. Perkembangan jumlah kasus dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan. Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 20072011
ditunjukkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.8
Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2007 2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2007-2012

Gambar 2.6 menunjukkan, kasus HIV/AIDS tahun 2007 berjumlah 18


kasus, tahun 2008 berjumlah 10 kasus, tahun 2009 berjumlah 14 kasus,
tahun 2010 berjumlah 14 kasus, tahun 2011 berjumlah 53 kasus dan
tahun 2012 sebanyak 102 kasus. Berdasarkan exponensial trendline
jumlah penemuan kasus AIDS cenderung meningkat dibandingkan dengan
kasus HIV, dengan demikian dalam waktu jangka panjang peningkatan
penemuan kasus HIV akan disertai dengan penurunan jumlah kasus AIDS,
hal ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat populasi risiko tinggi
untuk memeriksakan status HIV nya lebih baik karena sejalan dengan
semakin meningkatnya pengetahuan komprehensif HIV-AIDS di kalangan
populasi risiko tinggi maupun risiko rendah. Deteksi kasus HIV secara dini
yang dilakukan perawatan dukungan serta pengobatan secara langsung
menekan terjadinya peningkatan kasus AIDS.

Peningkatan serta lebih intensifnya kegiatan mobile VCT pada


kalangan populasi risiko tinggi adalah cara yang terbaik dalam penemuan

- 22 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


kasus secara dini untuk mencegah penularan lebih luas pada populasi
umum.

2.3.1.6.1.4.Kusta

Angka Prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun


2011 dilaporkan sebesar 1,45 per 10.000 penduduk (lebih tinggi dari
target nasional < 1 per 10.000 penduduk). Total kejadian kasus tahun
2011 berjumlah 331 penderita yang terdiri dari laki-laki 198 penderita,
perempuan 133 penderita. Dari 331 penderita kusta tahun 2011 terdiri
dari 36 penderita kusta type PB (Pausi Basiler) dan 295 penderita type MB
(Multi Basiler).

Dari 36 kasus type PB 33 kasus (93,94%) diantaranya dinyatakan


telah selesai melakukan pengobatan tepat waktu (RFT=Release from
Treatment) dan dari 295 penderita type MB, 189 penderita (87,50%)
diantaranya juga dinyatakan (RFT). Berdasarkan data tersebut tahun 2011
RFT Kusta Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target yang telah
ditetapkan (> 90%) khususnya pada type MB.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,


prevalensi penderita Kusta tahun 20072011 cenderung berfluktuasi. Tahun
2007 (1,5), tahun 2008 (1,33), tahun 2009 (1.33), tahun 2010 (1,50) dan
tahun 2011 (1,45). Gambaran Prevalensi penyakit Kusta ditunjukkan pada
gambar 2.8.
Gambar 2.9
Prevalensi Penderita Kusta per 10.000 penduduk
di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2007 2011
1,5 1,5 1,45
1,5 1,33 1,33

1 1 1 1 1
1

0,5

0
2007 2008 2009 2010 2011

KUSTA TARGET
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 23 -


Gambar 2.7 menunjukkan prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi
Tenggara dari tahun 20072011 belum dapat mencapai target yang telah
ditetapkan, yaitu < 1/10.000 penduduk.

Kurun waktu 20072011, angka prevalensi penyakit kusta secara


nasional juga belum menunjukkan penurunan, tahun 2007 sebesar menjadi
1,05 per 10.000 penduduk, tahun 2008-2009 menurun menjadi 1,33 per
10.000 penduduk, tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 1,5 per 10.000
penduduk dan tahun 2011 mengalami penurunan dengan angka prevalensi
1,45 per 10.000 penduduk. Dengan demikian prevalensi kusta di Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2007 2011 masih di atas prevalensi kusta
secara nasional.

2.3.2. Cakupan Pelayanan Kesehatan

2.3.2.1. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

1). Sarana dan Prasarana Kesehatan

Bila dilakukan pengelompokan bahwa jenis sarana pelayanan kesehatan dimaksud


dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yakni fasilitas pelayanan kesehatan rujukan dalam hal
rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling) dan fasilitas pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).

a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan


Keadaan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara
secara kuantitatif menunjukan peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada
beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan misalnya saja pada tahun 2012 jumlah sakit
sebanyak 25 unit lebih banyak dibanding tahun 2007 sebanyak 21 Rumah Sakit sebagai
pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten/ Kota. Rumah Sakit Umum Provinsi
sebagai pusat rujukan tertinggi berkembang pesat dan pada saat ini sedang tahap
pembangunan gedung baru (relokasi) yang direncanakan akan mulai dimanfaatkan pada
tahun 2012. Jumlah tempat tidur yang tersedia juga menunjukan peningkatan yakni dari
1032 TT tahun 2007 menjadi 2987 TT tahun 2012.

- 24 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Tabel 2.3. Perkembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2007-2012
Perubahan
No Sarana Kesehatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Persen
4 Jumlah RS 16 20 20 21 25 25 9 56,25
2 Rumah Sakit Jiwa 1 1 1 1 1 1 0 0
3 Jumlah TT 1032 1163 141 1607 1811 2.987 1955 189,44
Jumlah TT Kls III 660 710 799 908 943 1.081 421 63,79

Indikator yang digunakan untuk menilai ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan meliputi ratio posyandu persatuan balita, ratio Puskesmas, poliklinik dan Pustu
persatuan penduduk dan ratio Rumah Sakit Persatuan Penduduk.

Tabel 2.4 Perkembangan Ratio Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2007-2012

No Sarana Kesehatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012


Jumlah RS 16 20 20 21 25 25
1
Ratio per 150.000 pddk 1,2 1,5 1,5 1,54 1,7 1,7

Jumlah TT 1032 1163 141 1607 1811 2.987


2
Ratio terhadap 1500 pddk 0,8 0,9 1 1,1 1,2 2,04

Jumlah TT Kls III 660 710 799 908 943 1.081

3 Rasio terhdp 1500 pddk


sasaran jamkesmas + 0,7 0,7 0,8 0,9 1 1,42
Bahteramas

Hal yang menarik adalah pengembangan sistem rujukan antara regional.


Bila akses rujukan yang dilakukan mengikuti alur transportasi secara regional,
hal ini akan berdampak terhadap resiko yang sangat besar terhadap kematian.
Sehubungan dengan pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan rujukan, telah
dilakukan regionalisasi penataan sistem rujukan. Dalam penataan tersebut
dijelaskan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi geografis, dimana sebanyak 8
Kabupaten kota berada berada di jazirah Sulawesi dan sebanyak 6 kabupaten kota
merupakan kepulauan, maka penguatan fasilitas kesehatan rujukan direncanakan sebagai
berikut:

a). Pelayanan kesehatan rujukan dari Pustu Puskesmas Puskesmas Rawat Inap di
setiap kabupaten kota berada di RSUD Kabupaten Kota;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 25 -


b). Berdasarkan pertimbangan kondisi geografis, dan ketersediaan transportasi, maka
untuk mendukung pelayanan rujukan di wilayah kepulauan direncanakan akan
dikembangkan RSU Raha Type C di Kabupaten Muna untuk menyangga rujukan dari
wilayah Kabupaten Buton Utara. RSU Baubau Type C untuk menyangga rujukan
pasien dari wilayah Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Buton. Demikian juga untuk
menyangga rujukan pasien dari Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Bombana
direncanakan pada BLUD RSU Benyamin Guluh Kab. Kolaka Type C.

c). Rujukan tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah BLUD RSU Provinsi type B
Non Pendidikan, yang berada di Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Rumah sakit
ini dapat diakses oleh seluruh Kabupaten/Kota. Adapun gambaran kondisi
sistem rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat Gambar
berikut.

No Nama RS Rujukan Lokasi RS Kab/Kota yang diampuh Jumlah Penduduk


Rujukan Provinsi
1 RSU BLUD Prov. Sultra Kendari 1. Regeonal RSUD Abunawas 2.307.618 Jiwa
Kota Kendari
2. Regeonal RSUD Kota BauBau
3. Regeonal RSUD Kab Muna
4. Regeonal BLUD RSU Benyamin
Guluh Kab. Kolaka
5. Regeonal RSUD Unaaha
Rujukan Regional
1 RegeonaL BLUD RSUD Prov. Kendari 1. Sebagian Wilayah RSUD 757.386 Jiwa
Sultra dan RSUD Abunawas Unaaha

- 26 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


No Nama RS Rujukan Lokasi RS Kab/Kota yang diampuh Jumlah Penduduk
2. Sebagian wilayah SUD
Bombana
3. Sebagian wilayah RSUD
Kabupaten Konawe Utara
4. Sebagian wilaytah RSUD
Konawe Selatan
5. RS Palang Merah
6. Sebagian Wilayah RSUD Buton
Utara
7. RSUD Kab Konawe Kepulauan
8. RS Aliyah Kendari
9. RS Dewi Sartika
10. RS Permata Bunda
11. RS Hati Mulia
12. RS Griya Husada
13. RS Sarlina Saff
2 Regeonal RSUD Kota BauBau 1. RSUD Kab Wakatobi 506.428 Jiwa
BauBau 2. RSUD Kab Buton
3. RS Bhayangkara BauBau
4. Sebagian Wilayah RSUD Kab
Buton Utara
5. Sebagian Wilayah RSUD Kab
Bombana
6. RS Murhum
7. RS BHakti Medika
3 Regeonal RSUD Kabupaten Raha 1. Sebagian wilayah RSUD Kab. 329.711 Jiwa
Muna Buton Utara
4 Regeonal BLUD RSU Kolaka 1. RSUD Kab. Kolaka Utara 460.513 Jiwa
Benyamin Guluh Kab. Kolaka 2. RS Antam Pomalaa
3. Sebagian wilayah RSU
Bombana
4. Sebagian Wilayah RSU Kab
Koltim
5. RSIA Mekongga
5 Regeonal BLUD RSU Unaaha 1. Sebagian wilayah RSUD 377.357 Jiwa
Unaaha Kabupaten Kolaka Timur
2. Sebagian wilayah RSU Kab
Konut
3. Sebagian wilayah RSU Kab.
Konsel
4. RS Sakinah Idaman

b. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar


Sejalan dengan tuntutan masyarakat dalam akses pelayanan kesehatan,
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar juga menunjukan perkembangan.
Jumlah Puskesmas Perawatan tahun 2007 sejumlah 63 unit meningkat menjadi 75 unit
pada tahun 2012. Puskesmas non perawatan juga mengalami peningkatan dari 144 Unit
tahun 2007 menjadi 177 unit pada 2012. Begitu pula Puskesmas keliling juga
mengalami peningkatan dari 89 unit tahun 2007 menjadi 207 unit tahun 2012.

Tabel 2.5. Perkembangan Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi


Tenggara Tahun 2007-2012
Perubahan
No Sarana Kesehatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Persen

1 Jumlah Puskesmas 172 207 223 240 252 252 80 46,51

Jumlah Puskesmas
2 471 589 586 491 499 499 28 5,94
Pembantu

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 27 -


Berdasarkan hasil evaluasi, kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
menunjukan kinerja yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat Rasio Puskesmas per 30000
penduduk yang cenderung semakin baik yakni dari setiap 12.000 satu Puskesmas
menjadi 7.500 orang setiap Puskesmas. Begitu pula bila dibandingkan dengan standar
menurut Kementerian Kesehatan RI (1 : 30.000 penduduk) dapat dijelaskan bahwa
ketersediaan Puskesmas bukan merupakan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan. Perkembangkan rasio Puskesmas persatuan penduduk menunjukan
penikangkatan pesat yakni dari 2,5 persatuan penduduk tahun 2007 menjadi 3,34
persatuan penduduk tahun 2012.

Tabel 2.6.
Perkembangan Ratio Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar
di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012

No Sarana Kesehatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012


Jumlah Puskesmas 172 207 223 240 248 252
1 Rasio Puskesmas per 30.000
2,5 2,99 3,16 3,2 3,34 3,34
pddk

Jumlah Puskesmas Pembantu 471 589 586 491 499 499


2
Rasio Pustu per 10.000 pddk 2,32 2,8 2,7 2,2 1,9 1,9

Adapun distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota dijelaskan seperti pada


Tabel berikut.

Tabel 2.7. distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012

Jenis Puskesmas
No. KAB/KOTA
Perawatan Non Perawatan Jumlah

1 BUTON 16 16 32
2 MUNA 6 30 36
3 KONAWE 4 26 30
4 KOLAKA 6 15 21
5 KONAWE SELATAN 9 13 22
6 BOMBANA 6 16 22
7 WAKATOBI 7 12 19
8 KOLAKA UTARA 7 9 16
9 KONAWE UTARA 2 11 13
10 BUTON UTARA 4 5 9
11 KOTA KENDARI 5 10 15
12 KOTA BAU-BAU 3 14 17
Jumlah 75 177 252

- 28 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ketersediaan sarana Prasarana
pelayanan kesehatan di Puskesmas, dapat dijelaskan bahwa dari 252 Puskesmas yang
dikategorikan baik sebanyak 162 unit (64,3%).

Di samping ratio sarana pelayanan kesehatan terhadap penduduk,


ketersediaan sarana juga dapat diukur dari cakupan terhadap wilayah.
Cakupan puskesmas memberikan gambaran ketersediaan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat di dalam 2-3 wilayah desa/kelurahan. Indikator
yang digunakan adalah disetiap 2 -3 desa diharapkan terdapat 1 unit
Puskesmas Pembantu. Puskesmas pembantu adalah jejaring Puskesmas
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan
hasil evaluasi data dalam kurun waktu tahun 2007-2012, diperoleh
gambaran bahwa cakupan Puskesmas Pembantu sebesar 28,1% tahun 2009
dan 21,2% tahun 2011. Hal ini seperti dijelaskan pada Gambar berikut.

Gambar. 2.9
Cakupan Puskesmas Pembantu Tahun 2009-2011
di Provinsi Sulawesi Tenggara

Ratio desa/kelurahan terhadap Puskesmas Pembantu sebesar 3-5


desa/kelurahan, yang artinya bahwa setiap Puskesmas Pembantu memiliki
wilayah Kerja 3-5 desa/kelurahan.

c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Disamping sarana pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan dasar,


upaya pendekatan pelayanan kesehatan terus dilakukan melalui Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat. Keberhasilan pengembangan UKBM juga dapat dilihat
dengan semakin tahun jumlah UKBM semakin bertambah. Pada tahun 2007 jumlah
Polindes dan Poskesdes sebanyak 536 unit bertambah menjadi 896 unit pada tahun 2011.
Begitu pula jumlah Posyandu aktif juga bertambah yakni dari 2241 unit pada tahun 2007

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 29 -


menjadi 2869 Unit tahun 2011. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat perkembangan
UKBM di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2007 hingga 2011.

Perkembangan UKBM

2822 2876 2869


3000 2701

2500 2241

2000

1500
902 896
1000 755
536
414
500

0
2007 2008 2009 2010 2011
Polindes+Poskesdes Posyandu

Jumlah UKBM pada Tahun 2012 (September 2012) sebanyak 3.715 unit, yang
terdiri dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebanyak 757 unit, Pos Kesehatan
Pesantren sebanyak 21 unit, Posyandu sebanyak 2891, Pos Obat Desa sebanyak 15
unit dan Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK) sebanyak 31 unit.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat. Posyandu merupakan entry point keterlibatan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara ratio


Posyandu terhadap Desa adalah 1,36, yang
artinya terdapat Desa yang memiliki sampai 2
(dua) Posyandu. Bila dibandingkan dengan
jumlah Balita dapat dijelaskan bahwa rata-rata
setiap Posyandu memiliki 86 89 balita atau
dengan kata lain bahwa sampai dengan tahun
2012 ratio Posyandu per 1.000 balita 12.

Pencapaian ini sudah cukup baik, karena dalam satu Posyandu idealnya 100
orang balita. Dengan demikian indeks ratio capaian kinerja sudah di atas
>100.

- 30 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Tabel 2.8. Ratio Posyandu Per 1.000 Balita dalam Kurun Waktu 2007-2012
Provinsi Sulawesi Tenggara
Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Posyandu 2.701 2.701 2.822 2.876 2.869 2.869


Ratio Posyandu
terhadap balita Jumlah Balita 231.987 232.286 237.048 247.346 249.603 255.341
(per 1000)
Ratio 11,6 11,6 11,9 11,6 11,5 11,2

Adapun ketersediaan sarana pelayanan kesehatan kesehatan di


desa/Kelurahan disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2.14. Gambaran ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan Di


Desa/Kelurahan Tahun 2010

2.3.2.2. Tenaga Kesehatan


2.3.2.2.1. Ratio Medis persatuan penduduk
Keberadaan tenaga medis merupakan faktor yang sangat utama
penting dalam pelayanan kesehatan. Tenaga medis yang dimaksudkan
adalah dokter, dokter spesialis dan dokter gigi. Jumlah tenaga yang bekerja di
pelayanan kesehatan terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2007 jumlah
tenaga kesehatan sebanyak 3.851 orang menjadi 7.941 tahun 2012, terjadi
penambahan sebanyak 4090 orang (106,21%). Persentase Penambahan yang paling
besar adalah tenaga bidang (239,12%) dan tenaga farmasi sebesar 203,82%, dokter
gigi 125,86% dan dokter umum sebesar 112,38%. Perkembangan jumlah Tenaga
Kesehatan di Sulawesi Tenggara disajikan pada Tabel berikut

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 31 -


Tabel.2.11.Perkembangan Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2007-2012.
N Pencapaian Perubahan
Tenaga Kesehatan
o 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah %
Jumlah Dokter
1 47 51 54 60 70 75 28 59,57
Spesialis
2 Jumlah Dokter Umum 202 300 299 352 444 429 227 112,38

3 Jumlah Dokter Gigi 58 78 77 85 131 131 73 125,86


4 Jumlah Perawat 2.017 3.069 2.999 3.153 3.349 3.531 1514 75,06
5 Jumlah Bidan 662 1.144 1.244 1.500 1.779 2.245 1583 239,12
Jumlah Tenaga Farmasi
6 157 124 155 199 477 477 320 203,82
dan Apoteker
7 Jumlah Ahli Gizi 385 443 507 576 581 583 198 51,43
8 Jumlah Tenaga Sanitasi 323 421 491 489 464 470 147 45,51

Sehubungan dengan ketersediaan tenaga kesehatan dapat dijelaksan melalui


indikator seperti berikut pada Tabel Berikut.

Tabel.2.12.Ratio Tenaga Medis di Provinsi Sulawesi Tenggara per 100.000 penduduk


tahun 2007-2012.

No Tenaga Kesehatan Pencapaian


2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Dokter Spesialis 47 51 54 60 70 75

Rasio Dokter Spesialis (4 2,31 2,4 2,55 2,69 3,07 3,2


Per-100.000 Penduduk)

2 Jumlah Dokter Umum 202 300 299 352 444 429


Rasio Dokter (25 Per-100.000 9,94 14,4 14,12 15,77 19,5 19,6
Penduduk)

3 Jumlah Dokter Gigi 58 78 77 85 131 131

Rasio Dokter Gigi (6 Per- 2,31 3,75 3,63 3,81 5,75 5,75
100.000 Penduduk)

Pada tabel juga dijelaskan bahwa ratio tenaga medis di Provinsi


Sulawesi Tenggara menunjukan peningkatan yakni dokter spesialis dari
2,31 tahun 2007 menjadi 3,2 tahun 2012, dokter umum dari 9,94 tahun
2007 menjadi 19,6 per 100.000 pddk tahun 2012, dokter gigi meningkat
dari 2,31 tahun 2007 menjadi 5,75 per 100.000 pddk tahun 2012.

Capaian tersebut memberikan gambaran,


bahwa masih ada fasilitas pelayanan
kesehatan yang belum memiliki tenaga

- 32 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


dokter. Kondisi ini tentunya akan menjadi hambatan di masa yang akan
datang khususnya persiapan menyongsong SJSN tahun 2014.

2.3.2.2.2. Ratio Tenaga Kesehatan persatuan Penduduk

Keberadaan tenaga kesehatan di luar tenaga medis juga sangat


dibutuhkan, tenaga medis tanpa ditunjang tenaga para medis (tenaga
kesehatan) tidak akan dapat bekerja secara optimal. Di bawah ini disajikan
tentang ratio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk pada Tabel 2.12.

Tabel 2.3 Ratio Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun
waktu 2007-2011.

No Tenaga Kesehatan Pencapaian


2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Perawat 2.017 3.069 2.999 3.153 3.349 3.531
Rasio Perawat (158 99,3 147 141,6 141,2 147 161
Per-100.000
Penduduk)
2 Jumlah Bidan 662 1.144 1.244 1.500 1.779 2.245
Rasio Bidan (75 Per- 32,6 55,4 58,7 67,2 78,1 102
100.000 Penduduk)
3 Jumlah Tenaga 157 124 155 199 477 477
Farmasi dan Apoteker
Rasio Tenaga 2,7 2,6 4,1 6,1 20,9 20,9
Kefarmasian (28 Per-
100.000 Penduduk)
4 Jumlah Ahli Gizi 385 443 507 576 581 433
Rasio Ahli Gizi (25 19 21,3 23,9 25,8 25,5 19,8
Per-100.000
Penduduk)
5 Jumlah Tenaga 323 421 491 489 464 370
Sanitasi
Rasio Tenaga 15,9 29,3 23,2 21,9 20,4 16,9
Sanitarian (30 Per-
100.000 Penduduk)

Pada tabel dijelaskan bahwa beberapa


jenis tenaga kesehatan masih sangat
dibutuhkan yakni ratio tenaga
keperawatan per 100.000 penduduk baru
mencapai 147 standar 158 per 100.000
pddk, tenaga kefarmasian 20,9 standar
25 per 100.000 pddk. Rasio Tenaga
sanitarian per 100.000 penduduk baru mencapai 20,4 standar 30,0 per
100.000 pddk. Sedangkan tenaga kesehatan yang lainnya yakni Ahli Gizi,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 33 -


dan Bidan dan Tenaga Kesehatan Masyarakat sudah melebih standar
kebutuhan.

2.3.2.2.3. Cakupan Program Kesehatan Ibu

Untuk mengetahui keberhasilan pelayanan kesehatan ibu, ada


beberapa indikator yang cakupan kunjungan ibu hamil (ANC), cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan penanganan
komplikasi kebidanan, cakupan pelayanan ibu nifas dan cakupan peserta KB
aktif (CPR). Berdasarkan hasil evaluasi dalam 5 terakhir (2007-2012)
kinerja capaian program dapat dikategorikan baik yakni antara 80-100. Di
sisi lain, beberapa indikator menunjukan kecenderungan peningkatan
cakupan. Pada tabel berikut disajikan target, capaian dan indeks ratio
capaian program Kesehatan Ibu Tahun 2007-2012.

Tabel 4.7. Cakupan Program Kesehatan Ibu Tahun 2007-2012 Provinsi Sulawesi
Tenggara
Tahun
No Indikator
2007 2008 2009 2010 2011 2012

Target 82 84 86 88 90 92
Cakupan kunjungan ibu
1 Capaian 70,75 75,76 84,32 85,87 82,09 80,21
hamil K4
Ratio 86,28 90,19 98,05 97,58 91,21 87,2

Target 25 30 35 40 45 67
Cakupan komplikasi
Capaian 21,49 29,14 11,91 25,43 46,83 49,59
2 kebidanan yang
ditangani 104,0 74
Ratio 85,96 97,13 34,03 63,58
7

Target 84 85 86 87 88 88,5
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga 77,45
Capaian 71,45 80,38 84,32 85,87 89,03
3 kesehatan yang
memiliki kompetensi
101,1 87,5
kebidanan Ratio 85,06 94,56 98,05 98,70
7

Target 83 84 85 86 87 88,85
Cakupan pelayanan Ibu
4 Capaian 74,89 58,32 64,07 84,38 83,77 77,45
Nifas
Ratio 90,23 69,43 75,38 98,12 96,29 87,5

Target 17 26 35 44 54 68
Cakupan peserta KB
5 Capaian 33,79 62,53 50,98 35,03 42,43 70,85
aktif
Ratio 198,76 240,50 145,66 79,61 78,57 104,2

Cakupan pelayanan ibu hamil berkualitas (K4) meningkat dari 70,75%


tahun 2007 menjadi 80,21% tahun 2012. Begitu pula cakupan pertolongan

- 34 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan ibu nifas, penanganan
komplikasi dan peserta KB aktif juga menunjukan peningkatan.

2.3.2.2.4. Program Kesehatan Anak

Program kesehatan anak pada prinsipnya meliputi kegiatan pelayanan


neonatal, kegiatan pelayanan kesehatan bayi, kegiatan pelayanan kesehatan
balita. Sehubungan dengan hal tersebut, maka indikator untuk menilai
keberhasilan program kesehatan anak meliputi cakupan kunjungan neonatal,
cakupan penanganan neonatal komplikasi, cakupan kunjungan bayi, cakupan
pelayanan kesehatan anak balita dan cakupan penjaringan SD dan setingkat.
Hasil evaluasi dalam kurun waktu 2007-2012, menunjukan peningkatan
capaian setiap indikator. Hal ini seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.8. Cakupan Program Kesehatan Anak Tahun 2007-2012 Provinsi Sulawesi
Tenggara

Tahun
No Indikator
2007 2008 2009 2010 2011 2012

Target 84 85 86 87 88 90
Cakupan Kunjungan Neonatal
1 Capaian 82,59 78,47 79,47 86,35 91,43 88,12
Pertama (KN1)
Ratio 98,32 92,32 92,41 99,25 103,90 97,9

Target 15 18 21 24 38 21,02
Cakupan neonatus dengan
3 Capaian 5,00 14,76 6,21 10,12 34,21 67
komplikasi yang ditangani
Ratio 33,33 82,00 29,57 42,17 90,03 31,4

Target 83 84 85 86 87 90

4 Cakupan kunjungan bayi Capaian 69,58 56,19 76 85,62 90,69 89,25

Ratio 83,83 66,89 89,41 99,56 104,24 99,2

Target 58 62 66 70 74 83

5 Cakupan pelayanan anak balita Capaian 35,40 37,2 40,36 66,70 65,40 54,71

Ratio 61,03 60,00 61,15 95,29 88,38 65,9

Target 24 28 32 36 51 80
Cakupan penjaringan SD dan
6 Capaian 15,60 15,6 18,7 21,70 50,33 80,8
setingkat
Ratio 65,00 55,71 58,44 60,28 98,69 101

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 35 -


Kunjungan neonatal lengkap menunjukan peningkatan yakni 74,89%
tahun 2007 menjadi 87,71% tahun 2012. Begitu pula cakupan penanganan
komplikasi walaupun belum mencapai target, tetapi capaiannya cenderung
meningkat.

4). Cakupan Pelayanan Gizi

Kegiatan program perbaikan gizi difokuskan dalam rangka pencapaian


indikator utama program perbaikan gizi yang meliputi cakupan pemantauan
pertumbuhan balita di Posyandu, dan cakupan balita gizi buruk yang
mendapatkan perawatan. Kedua indikator tersebut merupakan indikator
utama dalam kegiatan program gizi. Hal ini seperti dijelaskan pada tabel
berikut.

Tabel 2.13. Cakupan indikator Pelayanan Gizi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2007-2012
Tahun
No Indikator
2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Target 50 55 60 65 70 75
Pemantauan Capaian 51,6 48,4 45,9 66,7 70,3 67,4
Pertumbuhan
Balita Ratio 103,20 88,00 76,50 102,62 100,43 89,87

2 Cakupan Balita Target 100 100 100 100 100 100


Gizi Buruk yang di
rawat Capaian 100 100 100 100 100 100

Ratio 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Cakupan pemantauan pertumbuhan balita


walaupun ratio capaian kinerja menunjukan
penurunan dari 103,2% pada tahun 2012
menjadi 89,87% pada tahun 2012, tetapi
pencapaian cakupan indikator ini
menunjukan peningkatan yakni dari 51,6%
tahun 2007 menjadi 67,4% tahun 2012.
Sedangkan cakupan balita gizi buruk yang dirawat, ratio capaian kinerjanya
sangat baik yaitu 100. Hal ini menunjukan bahwa penderita gizi buruk yang
ditemukan semuanya dirawat.

- 36 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


5). Program Pengendalian Penyakit

a) Cakupan Pelayanan Imunisasi

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi


umur 0 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita
Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DPT dan
kelas 2-3: TT). Imunisasi tambahan diberikan atas dasar ditemukannya
masalah seperti desa non UCI, potensial KLB, dan lainnya sesuai kebijakan
teknis program.

Dalam hal ini desa/kelurahan dikatakan telah mencapai target UCI


apabila > 80% bayi telah mendapat imunisasi lengkap. Gambaran desa/
kelurahan UCI di Sulawesi Tenggara tahun 2007 2011 ditunjukkan pada
gambar 2.11

Gambar 2.11
Pencapaian UCI di tingkat Desa/Kelurahan
di Sulawesi Tenggara tahun 2007-2011

Gambar 2.11 menunjukkan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi


Sulawesi Tenggara tahun 2007 (72,98%), tahun 2008 (56,02%), 2009
(53,10%), tahun 2010 (51,92%) dan tahun 2011 (63,5%). Berdasarkan
exponential trendline cakupan desa UCI di Provinsi Sulawesi Tenggara
cenderung menurun, dan belum mencapai target yang telah ditetapkan
(>80%).

b). Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakt TBC BTA+

Indikator untuk evaluasi pelaksanaan program P2 TB ada 3 (tiga)


yaitu Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate, CDR); Angka Konversi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 37 -


dan Angka Kesembuhan (Cure Rate, CR). Namun demikian, yang akan
dievaluasi sebagai indikator kinerja kunci adalah penemuan kasus. Pada
Gambar 2.12 dijelaskan bahwa cakupan penemuan kasus TB BTA+
berfluktuasi. Pada tahun 2009 terjadi penurunan dari 79% tahun 2007
menjadi 49%, kemudian menunjukan peningkatan menjadi 79% tahun
2012. Bila dianalisis dari aspek kinerja (rasio pencapaian) dapat dikatakan
sudah cukup yakni 98,8%. Pada gambar berikut disajikan kecenderungan
penemuan kasus TB BTA+ selama kurun waktu 2007-2012.

Gambar 2.12
Cakupan Penemuan Kasus TB BTA+ kurun waktu 2007-2012
Provinsi Sulawesi Tenggara

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja petugas kesehatan semakin


meningkat dengan menemukan sebanyak-banyaknya penderita yang
kemudian harus diobati sampai sembuh, terutama pada tahun 2011 dimana
target yang diharapkan dapat tercapai, bahkan untuk tingkat Nasional
Provinsi Sulawesi Tenggara menempati posisi 3 (tiga) besar.

c). Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Kasus DBD di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif cukup tinggi, ini


ditunjukkan dengan IR yang masih di atas 20/100.000 penduduk, berturut-
turut sejak tahun 2007 ampai 2011 adalah 50,19; 50,4 ; 30,21, 45,27 dan
45,27 dengan angka CFR tertinggi pada tahun 2009 yaitu 1,73.

6). Program Kesehatan Lingkungan

Keberhasilan pelaksanaan program penyehatan lingkungan diukur melalui


kemampuan masyarakat mengakses sanitasi yang baik. Indikator yang

- 38 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


digunakan diantaranya persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air
minum berkualitas, persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat.
Adapun pencapaian indikator program kesehatan lingkungan disajikan pada tabel
berikut.

Tabel 4.9. Cakupan Program Kesehatan Lingkungan ahun 2007 2012

Tahun
No Indikator
2007 2008 2009 2010 2011 2012

Target 75 75 75 75 75 75
Presentase Penduduk yang
1 memiliki akses terhadap Capaian 44,77 65,56 62,6 62,6 62,62 54,62
air minum berkualitas
Ratio 0,60 87,41 83,47 83,47 83,47 72,8

Target 80 80 85 90 95 95
Persentase Kualitas air
2 minum yang memenuhi Capaian 39,9 25 25 25 25 45,45
syarat
Ratio 50 31 29 28 28 47,84

Secara nasional kondisi proporsi rumah tangga dengan akses


berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan pada 2010
mencapai 68,8%, meningkat dari 47,71% pada tahun 2009 (Susenas, 2009).

Sedangkan kondisi proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan


terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan di Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah sebesar 67,3 %, dengan perincian di wilayah perkotaan sebesar
61.9% dan wilayah pedesan sebesar 72.7% (Riskesdas 2010). Capaian
pelayanan air minum layak tersebut tergolong cukup baik di atas capaian
pelayanan nasional.

7). Pelayanan Kefarmasian dan perbekalan kesehatan

Pelaksanaan program pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan kesehatan


diukur dengan menggunakan indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin.
Hasil evaluasi terhadap capaian kegiatan ini menunjukan penurunan. Kondisi
ideal terjadi pada tahun 2010, dimana hampir tidak ada obat yang dimusnahkan.
Adapun kecendeungan capaian indikator ini disajikan pada gambar berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 39 -


Gambar 4.5
Cakupan pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2007-2012

8). Program Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan

Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diukur dengan


menggunakan indikator cakupan peningkatan Rumah Tangga ber-PHBS,
Pengembangan UKBM Posyandu dan pengembangan Desa Siaga. Hasil evaluasi
menunjukan beberapa indikator menunjukan peningkatan cakupan. Hal ini
seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.15. Cakupan Program Promkes Tahun 2007 2012

Tahun
No Indikator
2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Prosentase Rumah Tangga Ber-PHBS 19.73 21.9 26.4 38.54 38.72 47,1

2 Pembentukan Desa Siaga (Komulatif) 130 380 1041 1490 1666 1666

Prosentase Sekolah Dasar yang Mempromosikan 40,56


3 0 37.77 37.95 38.56 40.56
Kesehatan

4 Prosentase Posyandu Purnama dan Mandiri 33.3 35.5 39.2 36.1 49.48 49,8

Capaian program Rumah Tangga ber-PHBS pada tahun 2008 sebesar


21,9 % dan pada tahun 2011 sebesar menjadi 38,72%, dengan sasaran
target 70% pada tahun 2014. Terjadinya peningkatan Rumah Tangga Ber-
PHBS dikarenakan adanya berbagai kegiatan seperti peningkatan kapasitas
tenaga promosi puskesmas sebanyak 24 orang, penyebarluasan informasi
PHBS melalui media cetak, elektronik dan penyuluhan langsung, pembinaan
yang terintegrasi dengan lintas sektor, lintas program dan organisasi
kemasyarakatan sampai ke tingkat tatanan paling bawah dengan dukungan
Biaya Operasional Kesehatan di puskesmas.

- 40 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Capaian Posyandu Purnama dan Mandiri pada tahun 2008 sebesar
35,5% meningkat menjadi 49,48 pada tahun 2011, dengan sasaran target
60% pada tahun 2014. Peningkatan ini dapat dicapai melalui Pembinaan dan
pelatihan kader Posyandu, pertemuan Pokjanal Posyandu dan Revitalisasi
Posyandu.

Capaian program desa siaga secara kuantitas pada tahun 2008 sudah
terbentuk sebanyak 380 desa (20,72%) dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 1.666 desa (83.3%). Sedangkan secara kualitatif baru mencapai
10,94% dari desa siaga yang terbentuk dengan sasaran target 35 % pada
tahun 2014. Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung pengembangan
desa siaga antara lain TOT kalakarya bagi fasilitator provinsi 1 orang, TOT
bagi fasilitator kabupaten/kota 20 orang, TOT bagi fasilitator puskesmas 430
orang, pelatihan kader dan tokoh masyarakat dalam pengembangan desa
siaga di 1.286 desa masing-masing 2 orang kader dan 1 tokoh masyarakat,
penguatan kelembagaan forum desa siaga di provinsi dan kabupaten/kota,
pembinaan puskesmas ke desa dan pertemuan koordinasi dalam rangka
evaluasi pengembangan desa siaga.

6) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu program


prioritas pemerintah saat ini termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil
evaluasi menunjukan bahwa cakupan pelayanan kesehatan dasar masih
jauh dari target. Hal ini seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.14
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin Dalam Kurun Waktu 2007 2012

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 41 -


Pada gambar dijelaskan bahwa walaupun cakupan pelayanan
kesehatan rujukan bagi masyarakat miskin masih jauh di bawah target
(100%), namun demikian cenderung menunjukan peningkatan yakni dari
5% tahun 2007 menjadi 53,38% tahun 2012.

13). Pembebasan Biaya Pengobatan (PBP) Bahteramas

Anggaran yang digunakan untuk kegiatan pelayanan pembebasan


biaya pengobatan pada tahun 2008 masih sangat terbatas yakni Rp.
428.449.085,-. Hal ini disebabkan pada tahun 2008, kegiatan pelayanan
baru dilakukan mulai 1 September 2008 di RSUD Provinsi, sedangkan di
kabupaten/kota belum diberlakukan. Pada tahun 2009, kegiatan pelayanan
mulai diberlakukan di seluruh RS kabupaten/kota, dan jumlah anggaran
yang digunakan sebanyak Rp. 1,087.467.992,-. Kegiatan pelayanan
semakin meningkat pada tahun 2010 tidak hanya di RS tetapi juga di
Puskesmas, jumlah anggaran yang digunakan sebesar Rp. 3.129.016.271,-.
Untuk tahun 2011, anggaran yang sudah dibayarkan mencapai Rp
4,506,632,996. Dengan demikian jumlah anggaran yang telah digunakan
untuk program pembebasan biaya pengobatan hingga tahun 2011 ini
mencapai Rp 9,151,260,344. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
di bawah ini.

Anggaran Jamkesmas dan Program Pembebasan Biaya Pengobatan-Bahteramas

80.000.000.000
70.000.000.000
60.000.000.000
Anggaran (Rp)

50.000.000.000
40.000.000.000
30.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000
-
2008 2009 2010 2011
Jumlah (Rp) 33.809.046 46.188.598 58.828.579 71.240.330
Bahtermas 428.449.08 1.087.467. 3.129.016. 4.506.326.

Jumlah sasaran program pembebasan biaya pengobatan meningkat


dari 89.112 jiwa pada tahun 2008, menjadi 90.383 jiwa pada tahun 2010
dan pada tahun 2011 bertambah menjadi 91.583 jiwa. Peningkatan ini
merupakan penambahan quota sasaran yang juga mencakup anak-anak di
Panti Asuhan, dan adanya quota kepesertaan di setiap rumah sakit. Pada

- 42 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


grafik di bawah ini dapat dilihat perkembangan kepesertaan jamkesmas
dan pembebasan biaya pengobatan.

Gambar 2.15
Kepesertaan Jamkesmas dan Pembebasan Biaya Pengobatan
Tahun 2008-2011

1.200.000

1.000.000

800.000
Jumlah Peserta

600.000

400.000

200.000

-
2008 2009 2010 2011
Jamkesmas 1.144.447 1.144.447 1.144.447 1.144.447
Bahteramas 89.112 89.112 90.383 91.583

Pada tahun 2008, pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di
Puskesmas belum dilaksanakan, dan baru dimulai pada tahun 2009 dengan
jumlah kunjungan sebanyak 794 kunjungan rawat jalan tingkat lanjut. Pada
tahun 2010, terdapat 18,685 kunjungan rawat jalan tingkat lanjut dan 160
rawat inap tingkat lanjut. Sedangkan pada tahun 2011 menunjukkan kenaikan
yang cukup pesat menjadi 43,354 RJTL dan 52 RITL. Sehingga total
kunjungan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan melalui program
pembebasan biaya pengobatan bahteramas di Puskesmas sejak tahun 2009
sampai tahun 2011 sudah mencapai 63.045 pasien.

Untuk kunjungan pelayanan kesehatan yang menggunakan fasilitas


pembebasan biaya pengobatanbahteramas di seluruh RS di Sulawesi
Tenggara sejak tahun 2008 sampai September 2011 sebanyak 12.853
kunjungan. Jumlah kunjungan pada tahun 2008-2009 sebanyak 4.142
kunjungan, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 4.050 kunjungan. Kenaikan
tersebut pada umumnya sebagai akibat dari semakin tersosialisasinya
program ini di tengah masyarakat Sulawesi Tenggara. Pada grafik di bawah ini
dapat dilihat perkembangan pelaksanaan pemanfaatan Jamkesmas dan
Pembebasan Biaya Pengobatan-Bahteramas tahun 2008-2013.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 43 -


Pemanfataan Jamkesmas dan Pembebasan Biaya Pengobatan-Bahteramas

900.000
800.000
700.000

Jumlah Kunjungan
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
2008 2009 2010 2011
RI-Jamkesmas 1.745 16.636 23.432 15.922
RI-Bahtermas 430 430 1.189 1.142
RJ-Jamkesmas 367.648 899.487 791.450 630.440
RJ-Bahteramas 16.411 2.435 22.316 46.314
Ket: RI = Rawat Inap; RJ= Rawat Jalan

2.3.3. Pengelolaan Keuangan

1). Gambaran Pengelolaan Keuangan

Dinas Kesehatan sebagai unsur teknis pemerintah Provinsi Sulawesi


Tenggara memberikan berkontribusi bagi pendapatan daerah. Kontribusi ini
berupa restribusi jasa pelayanan kesehatan melalui Balai Laboratorium
Kesehatan, restribusi jasa pemakaian kekayaan negara melalui Balai
Pelatihan Kesehatan, restribusi jasa ketatausahaan berupa leges untuk
perizinan dan restribusi lainnya. Perkembangan penerimaan sejak tahun
2007 hingga 2011 dapat dilihat pada grafik berikut.

Penerimaan PAD Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2008-2011


Penerimaan (Rp)

2007 2008 2009 2010 2011


Penerimaan 242946409 615441425 788221550 625675810 925168000

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan


mendapat pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

- 44 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


(APBD). Pembiayaan tersebut digunakan untuk membiayai belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Jumlah dana yang dialokasikan untuk
pelaksanan kegiatan kesehatan bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi
Tenggara menunjukan penurunan dari tahun 2008.

Grafik 2.16
Perkembangan APBD Dinkes Sultra
Tahun 2007-2012

Pada tahun 2008 jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp.


23.616.865.100,- mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar Rp.
24.082.809.400,- menurun pada tahun 2010 sebesar Rp. 19.398.156.924,-
begitu pula pada tahun 2011 sebesar Rp. 19.088.290.800,-.

Penurunan ini disebabkan oleh karena alokasi anggaran untuk klaim


pembebasan biaya pengobatan dipindahkan dari DPA-SKPD Dinas Kesehatan
ke DPA-Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui pos
bantuan. Kondisi ini menunjukan bahwa ketergantungan pada dana APBN
dalam pembangunan kesehatan masih sangat tinggi.

2). Kerangka Pendanaan Pelaksaanaan Pembangunan Kesehatan

Disamping mengelola dana APBD, Dinas Kesehatan juga menerima dana


dari Kementrian Kesehatan berupa dana dekonsentrasi dan dana hibah
bantuan luar negeri yang dimanfaatkan untuk membiayai program strategis
kementrian kesehatan di Sulawesi Tenggara. Dana bantuan sosial berupa
pembiayaan jaminan kesehatan (Jamkesmas) juga diperoleh untuk membiayai
kegiatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dinas

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 45 -


Kesehatan Kabupaten/Kota, dan juga pembayaran klaim pelayanan
Jamkesmas ke seluruh rumah sakit yang bekerjasama melaksanakan program
Jamkesmas di Sulawesi Tenggara.
Dana untuk membiayai pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan
melalui dana dekonsentrasi, dana bantuan sosial/jaminan kesehatan
masyarakat dan bantuan luar negeri serta dana tugas pembantuan secara
keseluruhan menunjukan peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah dana tersebut
sebesar Rp. 60.720.285.000,- meningkat menjadi Rp. 97.803.152.000,- pada
tahun 2012.
Bila dilakukan analisis menurut sumber anggaran terlihat bahwa dana
untuk kegiatan jaminan kesehatan masyarakat menunjukan peningkatan yang
signifikan yakni dari Rp. 33.809.046.000,- tahun 2008 menjadi Rp.
71.240.417.000. Dana dekonsentrasi menurun yakni Rp. 42.878.240.000,-
tahun juta tahun 2007 menjadi Rp. 7.678.278.000,- selanjutnya mengalami
peningkatan menjadi Rp. 20.871.685.000,- tahun 2012. Dana
dekonsentrasi yang dialokasikan digunakan untuk melakukan penguatan di
kabupaten/kota, konsolidasi dan koordinasi serta hal-hal yang berkaitan
dengan kewenangan pemerintah provinsi di bidang kesehatan. Adapun rincian
anggaran APBN tahun 2008-2012 menurut sumber pembiayaan seperti pada
grafik berikut.

Grafik. 2.17
Rincian anggaran APBN Tahun 2007-2012 menurut Sumber Pembiayaan (dalam
ribuan rupiah)

- 46 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Dana dekonsentrasi yang dialokasikan digunakan untuk melakukan
penguatan di kabupaten/kota, konsolidasi dan koordinasi serta hal-hal yang
berkaitan dengan kewenangan pemerintah provinsi di bidang kesehatan.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

2.4.1.Tantangan Pengembangan Pelayanan Kesehatan

Dalam pengembangan pelayanan kesehatan di Provinsi Sulawesi


Tenggara, berbagai macam tantangan baik yang bersifat ekonomi, sosial
maupun budaya termasuk kebijakan-kebjiakan yang terkait dengan
pelaksanaan pembangunan dan anggaran.

a. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan masih kurang


b. Kurangnya pengetahuan masyaraklat terkait PHBS, tingkat ekonomi
masyarakat masih rendah, tingkat pendidikan masyarakat masih rendah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum
optimal
d. Masih rendahnya tingkat partisipasi laki-laki, keluarga dan masyarakat
mengenai hak reproduksi perempuan
e. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
kesehatan ibu dan anak
f. Kebijakan pemerintah kabupaten/kota dalam penempatan pegawai yang
tidak berdasarkan pada kompetensi dasar yang dimiliki.
g. Kesiapan fasilitas, tenaga dan sistem pelayanan dalam menyongsong
SJSN.

2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan Kesehatan

a. Implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang SJSN


memberikan jaminan kepesertaan semesta terhadap seluruh masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. Kebijakan pemerintah provinsi tentang pembebasan biaya pengobatan bagi
masyarakat yang tidak mampu;
c. kebijakan pemerintah pusat tentang bantuan operasional kesehatan;
d. Keadaan infrastruktur penunjang berupa kemudahan akses antar wilayah.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 47 -


BAB III

ISU - ISU STRATEGIS


BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

3.1.1. Keadaan Gizi Masyarakat yang relatif masih rendah

Keadaan balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada


tahun 2010 mencapai 22,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan angka
nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 6,5% lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar
4,9%. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3% masih lebih
tinggi dengan angka nasional sebesar 15,0%. Bila dilakukan
pengkategorian, dapat dijelaskan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara berada
pada kategori tinggi (Prevalensi 20 29% dikategorikan tinggi). Dengan
demikian, dilihat dari persentase balita kekurangan gizi, balita gizi buruk,
dan balita gizi kurang di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif masih
merupakan masalah kesehatan.

Faktor utama terjadinya balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi


Tenggara disebabkan oleh permasalahan ekonomi atau kemiskinan. Hal ini
sangat berkorelasi mengingat makin tinggi angka kemiskinan yang
tercermin dari rendahnya tingkat pendapatan, makin tinggi pula potensi
terjadinya balita gizi buruk. Penyebab lain terjadinya balita gizi buruk
adalah pola asuh anak yang salah serta akibat penyakit terutama infeksi.
Oleh karenanya upaya penurunan terjadinya balita gizi buruk harus linier
dengan upaya penurunan kemiskinan, dalam artian bahwa keberhasilan
menurunkan angka kemiskinan akan berdampak pula terhadap penurunan
terjadinya balita gizi buruk.
Keadaan konsumsi rumah tangga diukur melalui konsumsi energi dan
protein. Secara kuantitatif dijelaskan melalui tingkat konsumsi energi,
sedangkan secara kualitatif melalui konsumsi protein. Proporsi penduduk
dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum di Provinsi

- 48 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Sulawesi Tenggara menunjukkan angka yang belum menggembirakan.
Hasil Susenas Tahun 2007 menjelaskan bahwa kecukupan konsumsi kalori
<1.400 kkal mencapai 16,55% dari angka kecukupan lebih tinggi
dibanding dengan angka nasional sebesar 14,47%.

Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010 dijelaskan bahwa Rerata


tingkat konsumsi energi Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 84,8% dari
AKG (2.100 kkal) lebih tinggi dibanding rerata nasional sebesar 84,2%.
Sedangkan rerata tingkat konsumsi protein sebesar 114,2% dari AKG,
lebih tinggi dibanding dengan rerata nasional sebesar 105,8%.

Persentase rumah tangga dengan konsumsi energi di bawah angka


minimal (<70%) dari AKG, sebesar 45,5% lebih tinggi dibanding dengan
angka nasional sebesar 40,7%. Sedangkan rumah tangga konsumsi
protein di bawah angka minimal <80% dari AKG sebesar 31,9% lebih
rendah dibanding angka nasional sebesar 37,0%.

3.1.2. Angka Kematian Ibu dan Anak yang masih tinggi

1). Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk


melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan
salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
millennium, pad tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan ibu dimana
target yang adalah penurunan Angka Kematian Ibu yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian
ibu. Penyebab kematian ibu meliputi perdarahan sebanyak 33 kasus
(43,2%), Hipertensi dalam kandungan (HDK) sebanyak 18 kasus (23,7%)
dan sisanya adalah infeksi, serta penyakit lainnya yang tidak terdiagnosa.
Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2007
sebesar 312 per 100.000 KH.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 49 -


Gambar 3.2

Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI)


Tahun 1994-2015
(Dalam 100.000 Kelahiran Hidup) di Indonesia

2). Angka Kematian Anak

Angka kematian pada anak diukur dengan menggunakan indikator


Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi, Angka Kematian
Anak Balita dan Angka Kematian Anak.

Berdasarkan Hasil SDKI, 2012, AKN di Provinsi Sulawesi Tenggara


sebesar 25 per 1000 KH lebih tinggi dibanding dengan AKN Nasional sebesar
20 per 1000 KH atau peringkat 12 secara nasional dan peringkat 3 regeonal
Sulawesi. Angka Kematian Postneonatal (AKP) sebesar 20 per 1000 KH lebih
tinggi dibanding dengan AKP Nasional sebesar 14 per 1000 KH atau
peringkat 12 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka
Kematian Bayi sebesar 45 per 1000 KH (SDK 2007, 42 per 1000 KH) lebih
tinggi dibanding angka nasional sebesar 34 per 1000 KH tau peringkat 14
secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka Kematian anak
sebesar 10 per 1000 KH sama dengan angka nasional 10 per 1000 KH tau
peringkat 8 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka
kematian balita 55 per 1000 KH (SDK 2007 62 per 1000 KH) lebih tinggi
dibanding angka nasional yakni 43 per 1000 KH tau peringkat 12 secara
nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi.

- 50 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Selanjutnya berdasarkan laporan program, secara umum penyebab
kematian balita di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah ISPA, diare, malaria,
demam berdarah dan lain-lain, namun demikian diharapkan pada tahun 2015
target AKABA Provinsi Sulawesi Tenggara dapat tercapai.

3.1.3. Angka Kematian Akibat Penyakit Masih Tinggi

Menurut laporan WHO tahun 2010, 50% penyebab kematian pada balita
adalah karena penyakit infeksi yakni ISPA 19%, Diare 19%, campak 7% dan
Malaria 5%. Hasil laporan WHO ini tidak berbeda dengan laporan puskesmas
yang menjelaskan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama
kematian pada balita. Namun demikian, jika dilihat kematian secara umum,
maka peringkat pertama penyebab kematian adalah penyakit-penyakit yang
sifatnya tidak menular atau penyakit-penyakit tidak infeksi. Menurut laporan
WHO global tahun 2010 menyimpulkan bahwa 63% kematian disebabkan karena
penyakit-penyakit tidak menular

3.1.4. Masih tingginya penyebaran penyakit menular seperti malaria, ISPA,TB


Paru, HIV/Aids, dan semakin meningkatnya Penyakit Tidak Menular,
seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan sebagainya.

Prevalensi HIV dari total populasi yang berusia 15 45 tahun di


Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 0,2% sama dengan angka nasional,
karena kasus yang dilaporkan secara rutin melalui Dinas Kesehatan belum
dapat menggambarkan kondisi HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Untuk memperoleh gambaran HIV/AIDS perlu dilakukan survey, namun
demikian Provinsi Sulawesi Tenggara tetap menetapkan target yang
diuraikan setiap tahun dan diharapkan pada tahun 2015 prevalensinya <
0,5. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan sampai dengan bulan
Juni 2010 menunjukkan bahwa angka kumulatif HIV dan AIDS dari 33
provinsi di Indonesia mencapai 21.770 kasus AIDS, dan 60.600 kasus HIV.

Berdasarkan data Riskesdas 2010 yang dikeluarkan oleh


Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa proporsi jumlah penduduk
yang berusia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara jumlahnya masih rendah yaitu
sekitar 14,1%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 51 -


Hasil SDKI 2012 menjelaskan bahwa persentase wanita yang
mendengar informasi lengkap HIV-AIDS lebih besar dibanding pria. Sebesar
64,5% wanita usia 15-49 tahun yang menjadi responden pernah mendengar
HIV-AIDS sedangan pria hanya 59,4%.

Gambaran ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi


Tenggara dengan menyusun program untuk melakukan penyuluhan secara
gencar kepada kelompok-kelompok remaja sebagai salah satu tindakan
preventif untuk menurunkan dan mencegah naiknya angka prevalensi HIV
dan AIDS. Kerjasama antar dinas terkait termasuk ormas dan organisasi
kepemudaan sangat diperlukan untuk melakukan penyuluhan tentang HIV
dan AIDS baik melalui sekolah maupun masyarakat.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun


2010, menunjukkan bahwa penyakit malaria telah menurun secara signifikan
dengan tingkat kematian 2 persen, dan kasus malaria terbanyak ditemukan
di kabupaten Buton dengan penemuan penderita 6187 orang dan SD (+)
729 selanjutnya berturut-turut Kota Bau-bau sebanyak 634 penderita,
Kabupaten Muna sebanyak 342 penderita dan Kabupaten Bombana sebanyak
238 penderita. Pada tahun 2010 total kasus malaria di seluruh Provinsi
Sulawesi Tenggara sebanyak 2385 kasus. Berdasarkan data tersebut maka
fokus kegiatan untuk penanggulangan malaria sebaiknya diarahkan pada
Kabupaten dengan endemisitas tinggi tanpa mengabaikan daerah-daerah lain
yang mempunyai potensi untuk malaria, mengingat perubahan iklim yang
terjadi pada saat ini memberikan kemungkinan tumbuh atau berkembangnya
malaria.

Angka kejadian, prevalensi dan kematian akibat tuberkolosis di


Provinsi Sulawesi Tenggara tidak memiliki data yang representatif. Oleh
karena itu masih mengikuti hasil survey untuk angka nasional. Jika dilihat
perkembangan pada penemuan TBC di Provinsi Sulawesi Tenggara,
terdapat peningkatan penemuan kasus dibandingkan tahun 2009 (49,2%),
meskipun pencapaian masih rendah yaitu 70,2% jika dibandingkan dengan
angka nasional (77,3%) pada tahun 2010. Demikian pula dengan angka
kesembuhan menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2009 yang

- 52 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


sebesar 83,5% menjadi sebesar 94.3% pada tahun 2010 atau dengan kata
lain lebih tinggi dari angka nasional yaitu sebesar 89.7% pada tahun yang
sama.

3.1.5. Keadaan Sanitasi Lingkungan yang masih rendah

Secara nasional akses penduduk terhadap sanitasi yang layak di


Indonesia pada saat ini (2010) sebesar 62,41% dengan proporsi lebih tinggi di
perkotaan yaitu 76,82% dibandingkan dengan di pedesaan, yaitu 55,55%.
Berdasarkan data Riskesdas (2010) pada saat ini, proporsi rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak perkotaan dan
perdesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 45,2%, dengan
perincian di wilayah perkotaan sebesar 58,8% dan di wilayah perdesaan
adalah sebesar 31,6%.

Secara nasional kondisi proporsi rumah tangga dengan akses


berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan pada 2010
mencapai 68,8%, meningkat dari 47,71% pada tahun 2009 (Susenas, 2009).
Sedangkan kondisi proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum layak perkotaan dan pedesaan di Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah sebesar 67,3 %, dengan rincian di wilayah perkotaan
sebesar 61,9 % dan wilayah pedesan sebesar 72,7% (Riskesdas 2010).

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakili Gubernur Sulawesi
Tenggara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) 2013-2018


merupakan kelanjutan dari RPJMD 2008-2013. Pada periode Pemerintahan
2013-2018, visi misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih
menitikberatkan pada peningkatan kesejahteran masyarakat, melalui program
bahteramas, mendorong kemandirian dan daya saing. Sehubungan dengan
kemandirian dan daya saing dimaksud, pembangunan SDM merupakan agenda
utama.

Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu pilar yang


sangat penting dalam membangun SDM yang sehat, cerdas, produktif dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 53 -


panjang umur. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan
salah satu SKPD yang diberikan kewenangan untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan pembangunan di bidang Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi dan program pembangunan di
bidang kesehatan sesuai arah kebijakan pembangunan pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara. Berbagai faktor yang akan menjadi pendorong dan
penghambat dalam pelaksanaan pembangunan di antaranya.

a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan belum optimal, sehingga


kurang mendukung dan menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan yang sifatnya kompleks;

b. Sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan medis dan non


medis masih terbatas dan belum memadai baik dari segi kualitas maupun
kuantitas sehingga pelaksanaan tugas belum mencapai tingkat maksimal;

c. Penyebaran tenaga medis dan paramedis di kabupaten/kota di Sulawesi


Tenggara belum merata yang mengakibatkan kesejangan pelayanan
kesehatan;

d. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang rendah khususnya pada


daerah terpencil, pesisir dan kepulauan;

e. Ketersediaan obat dan pengawasan obat-makanan masih terbatas;

f. Pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan


masyarakat masih terbatas;

g. Manajemen pembangunan kesehatan belum efektif.

Selain itu juga, pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan


dipengharuhi oleh faktor sosial, ekonomi, pendidikan dan perilaku masyarakat
yang kurang mendukung dalam pelayanan kesehatan masih belum
mendukung. Adapun faktor-faktor dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan;

b. Kurangnya pengetahuan masyarakat terkait PHBS, tingkat ekonomi


dan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif masih rendah;

c. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum optimal;

- 54 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


e. Masih rendahnya tingkat partisipasi laki-laki, keluarga dan masyarakat
mengenai hak reproduksi perempuan;

f. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya


kesehatan ibu dan anak;

Secara ringkas permasalahan pelaksanaan Visi Misi Gubernur dan Wakil


Gubernur serta faktor pendukung dan penghambatnya disajikan pada Tabel
berilkut.

Tabel 3.1. Permasalahan Pelaksanaan Visi Misi Gubernur Sulawesi Tenggara


Tahun 2013-2018
Visi: Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera, Mandiri dan Berdaya Saing
Misi dan Program Faktor
Permasalahan Pelayanan
NO Gubernur dan Wakil
Kesehatan Penghambat Pendorong
Gubernur Sultra
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Misi 1 : Peningkatan
kualitas sumber daya
manusia
1.1 Program Peningkatan 1.1.1 Masih ditemukan a Masih kurangnya a Dukungan dana
Derajat Kesehatan masyarakat komitmen dekonsentrasi, tugas
Masyarakat dengan beban pemerintah dalam pembantuan, Bantuan
pembiayaan pembiayaan Operasional Kesehatan,
kesehatan yang kesehatan Jamkesmas/Jampersal
masih tinggi serta Pembebasan Biaya
Pengobatan

1.1.2 Masih rendahnya b Terbatasnya b


derajat kesehatan kualitas fasilitas Tersedia Regulasi dan
masyarakat pelayanan Norma Sosial yang
kesehatan mendukung
1.1.3 Masih tingginya c Masih rendahnya c
angka kesakitan partisipasi
akibat penyakit masyarakat
menular dalam Kebijakan Pemerintah
pembangunan Provinsi terkait dana block
kesehatan grant
1.1.4 Masih rendahnya d Terbatasnya d Jumlah tenaga yang
kualitas jumlah dan mutu btersedia untuk
lingkungan tenaga kesehatan dioptimalkan
e Ternbatasnya e
dukungan
manajemen dan Kebutuhan masyarakat
kelembagaan yang semakin tinggi
pelayanan terhadap pelayanan
kesehatan kesehatan
f Visi Misi Gubernur dan
Wakil Gubernur yang
menjadikan Kesehatan
sebagai pilar utama dalam
peningkatan SDM

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI dan Renstra Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI, sasaran menengah yang


ingin dicapai adalah :

1). Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat yang ditandai dengan:

Meningkatnya UHH dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 55 -


Menurunnya AKI melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000 KH;

Menurunnya AKB dari 34 per 1000 KH tahun 2007 menjadi 24 per 1.000 KH;

Menurunnya AKN dari 19 per 1000 KH tahun 2007 menjadi 15 per 1.000 KH;

Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dari
18,4% tahun 2010 menjadi kurang dari 15%

Menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% tahun 2010 menjadi
kurang dari 32%;

2). Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang ditandai dengan :

Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000


penduduk;

Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per


1.000 penduduk;

Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari


0,5%;

Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk


3). Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan
antar tingkat sosial ekonomi serta gender;

4). Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka


mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk
terutama penduduk miskin;

5). Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat Rumah Tangga
dari 50% menjadi 70%;

6). Terpenuhinya kebutuhan tenaga strategis di Daerah Terpensil Perbatasan dan


Kepulauan (DTPK);

7). Seluruh Provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular;

8). Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan SPM.

Sehubungan dengan sasaran menengah Renstra Kementerian Kesehatan


tersebut, maka beberapa indikator yang sesuai akan menjadi acuan dalam
perumusan kebijakan pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Faktor
yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program sesuai dengan sasaran Renstra
Kementerian Kesehatan diantaranya penyebaran SDM Kesehatan yang belum
merata, kualitas pelayanan kesehatan yang masih rendah, manajemen pelayanan
kesehatan yang belum baik serta faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya. Dalam
upaya mengantisipasi permasalahan tersebut, kementerian kesehatan juga

- 56 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


megeluarkan kebijakan penempatan bidan di desa, penempatan khusus tenaga
kesehatan, peningkatan kapasitas melalui dana dekonsentrasi, penyediaan sarana
dan prasarana penunjang pelayanan melalui dana tugas pembantuan serta
pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Sehubungan dengan hal
tersebut, secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.2.Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Kesehatan beserta faktor
penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya
NO Sasaran Jangka Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor
Menengah Renstra
Kementerian Kesehatan
RI Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Menurunnya Prevalensi 1.1. Cakupan pelayanan gizi 1.1.1 Pelaksanaan program Ketersediaan Sarana
Kekurangan Gizi dari yang relatif masih perbaikan gizi masih bersifat dan Prasarana
18,4% menjadi 15,0 rendah: sektoral
- jumlah kasus gizi
buruk yang masih banyak
- Cakupan pemantauan
anak di Posyandu masih 1.1.2 Paket kegiatan intervensi Tersedia Regulasi dan
rendah gizi sudah Norma Sosial yang
ditentukan,smentara kondisi mendukung
masing-masing daerah
berbeda

1.1.3 Jangkauan pelayanan gizi Dukungan kebijakan


masyarakat belum maksimal Pemerintah Pusat
melalui Gerakan
Nasional Scalling Up
Nutrition
1.1.4 Kemampuan petugas gizi Dukungan kebijakan
yang relatif belum optimal Pemerintah Pusat
melalui Gerakan
Nasional Scalling Up
Nutrition
1.1.5 Peran Stake holder yang Dukungan Pembiayaan
belum optimal Pemerintah Pusat
melalui Bantuan
Operasional Kesehatan

1.1.6 Sistem kelembagaan Semua


pangan dan gizi yang belum Desa/Kelurahan
optimal tersedian Posyandu

1.1.7 Partisipasi masyarakat yang Dukungan Kader PKK


relatif rendah

1.1.8 Kemampuan sosial ekonomi Pengembangan Rumah


masyarakat yang relatif Pemulihan Gizi
masih rendah

1.1.9 Partisipasi masyarakat yang Jumlah tenaga gizi


relatif rendah yang sudah tersedia
setiap Puskedsmas

1.1.10 Kemampuan sosial ekonomi


masyarakat yang relatif
masih rendah

2 Menurunnya Angka 2.1 Pelayanan kesehatan ibu 2.1.1 Kemampuan masyarakat Kebijakan Pemerintah
Kematian Ibu dan anak yang sesuai untuk mencapai akses Provinsi terkait dana
melahirkan dari 228 standar masih terbatas yankes masih relatif rendah block grant
menjadi 118 per
100000KH

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 57 -


NO Sasaran Jangka Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor
Menengah Renstra
Kementerian Kesehatan
RI Penghambat Pendorong

Menurunnya AKB dari 34 2.1.2 Belum semua desa terdapat Kebijakan Pemerintah
menjadi 24 per 1000 KH sarana pelayanajn Pusat melalui dana
kesehatan yang memadai DAK dan TP yang
memberikan prioritas
penyediaan sarana
pelayanan kesehatan
pada daerah - daerah
sulit

Menurunnya Angka 2.1.3 Belum semua desa memiliki Kebijakan Pemerintah


Kematian Neonatal dari Bidan yang kompeten dan melakukan
19 menjadi 15 per 1000 terlatih penempatan Bidan di
KH Desa
Meningkatnya 2.1.4 Kemampuan petugas yang Jumlah Polindes dan
Persentase Ibu bersalin belum memadai Poskesdes
yang ditolong oleh
tenaga kesehatan
terlatih sebesar 90%
Cakupan kunjungan 2.1.5 Sistem rujukan yang belum Puskesmas Perawatan
neonatal lengkap berjalan secara optimal dan PONED
sebesar 90%

2.1.6 Belum semua sarana dan Pengembangan Kelas


prasarana pelayanan Ibu Hamil dan Balita
kesehatan di Puskesmas
memiliki fasilitas penunjang
pelayanan KIA sesuai
standar

3 Program Bina Upaya 3.1 Terbatasnya aksesibilitas 3.1.1 Belum semua daerah sulit Kebijakan Pemerintah
Kesehatan : pelayanan kesehatan memiliki sarana dan Pusat melalui dana
Semua Puskesma rawat yang berkualitas prasarana pelayanan yang DAK dan TP yang
inap mampu PONED terutama pada kelompok berkualitas memberikan prioritas
100% rentan seperti penduduk penyediaan sarana
miskin, daerah terpencil pelayanan kesehatan
dan kepulauan pada daerah - daerah
sulit

Semua RS 3.1.2 Sistem pelayanan kesehatan Kebijakan Pemerintah


Kabupaten/Kota yang rujukan belum berjalan Provinsi terkait dana
melaksanakan mampu block grant
PONEK sebesar 100%
3.1.3 Akses infrastruktur Kebijakan Pemerintah
penunjang kurang Provinsi melalui
mendudukung khususnya Program Pembebasan
yang menghubungkan Biaya Pengfobatan
antara wilayah

Kebijakan Pemerintah
melalui Penerapan
SJSN
6 Terpenuhinya kebutuhan 6.1 Belum terpenuhinya 6.1.1 Komitmen penenmpatan Pemberian bantuan
tenaga strategis di jumlah, jenis, kualitas tenaga dokter spesialis yang beasiswa pendidikan
Daerah Tertinggal, serta penyebaran masih rendah melalui program
perbatasan dan sumberdaya manusia Cerdas Sultraku
kepulauan kesehatan yang memiliki
kompetensi

6.1.2 Lemahnya koordinasi antara Peningkatan peran


pemangku kepentingan Majelis Tenaga
terkait dengan reqruitmen Kesehatan Provinsi
dan pengembangan (MTKP)
kepegawaian

- 58 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


NO Sasaran Jangka Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor
Menengah Renstra
Kementerian Kesehatan
RI Penghambat Pendorong

6.1.3 Reqruitmen tenaga tidak Pemberlakuan sistem


didasarkan pada analisis penerimaan tenaga
kebutuhan kesehatan melalui uji
kompetensi dan Surat
Tanda Registrasi

7 Meningkatnya 7.1 Belum terlindunginya 7.1.1 Data Kepesertaan Jamkesda Adannya ketersediaan
penyediaan anggaran masyarakat secara belum akurat Pendanaan Pemerintah
publik untuk kesehatan maksimal terhadap Provinsi untuk
dalam rangka beban pembiayaan Program Bahteramas
mengurangi risiko pelayanan kesehatan
finansial akibat
gangguan kesehatan
bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk
miskin
7.1.2 Pengetahuan, pengguna Dukungan Kebijakan
Jamkesmas, Bahteramas Pemerintah Provinsi
menyakut Prosedur melalui Peraturan
Pelayanan masih rendah Gubernur tentang
sehingga mempengaruhi Pembebasan Biaya
tingkat efektifitas dan Pengobatan
efisiensi Pelayanan

7.1.3 Masih ada sejumlah Tersedianya Tenaga


Pelayanan yang tidak Medis dan Para Medis
dijamin dan terbatas untuk mendukung
terhadap Penguna Program Jamkesmas
Jamkesmas dan Bahteramas dan Bahteramas
dalam mendapatkan
Pelayanan Kesehatan yang
diperlukan

Kebijakan Pemerintah
melalui Penerapan
SJSN

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh


hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi juga ditentukan oleh kontribusi
pemangku kepentingan lainnya, disamping tanggung jawab individu dan keluarga.
Untuk optimalisasi hasil kerja serta kontribusi positif tersebut, wawasan kesehatan
perlu dijadikan salah satu asas pokok program pembangunan di daerah, yang
dalam pelaksanaannya seluruh unsur atau sub sistem dari sistem pembangunan
berperan sebagai penggerak utama pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara
berwawasn kesehatan yang dituangkan dalam bentuk program-program dalam
RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam pembangunan kesehatan,


diperlukan pemikiran yang inovatif, kreatif serta pola pikir yang rasional mengenai
kebijakan program pembangunan kesehatan dalam upaya memutuskan mata
rantai faktor penyebab masalah kesehatan, terutama yang berada di luar domain
sektor kesehatan. Reformasi kesehatan masyarakat yang meliputi reformasi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 59 -


kebijakan SDM Kesehatan, reformasi pembiayaan kesehatan, reformasi kebijakan
pelayanan kesehatan dan reformasi untuk kebijakan yang terkait dengan
terselenggaranya Good Governance sudah harus dilakukan.

Akar permasalahan yang ada, perlu mendapatkan perhatian serius


diantaranya faktor sosial ekonomi yang menentukan situasi dimana masyarakat
tumbuh, belajar, hidup, bekerja dan terpapar, serta rentan terhadap masalah gizi,
penyakit dan komplikasinya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan
mencapai target RPJMN, RPJMD, MDGs dan SPM.

Hubungan antara status sosial ekonomi dan kesehatan berlaku secara


universal. Tingkat kematian dan tingkat kesakitan serta kurang gizi secara
konsisten didapatkan lebih tinggi pada kelompok dengan sosial ekonomi rendah.
Perlu upaya sungguh-sungguh dalam mengurangi disparitas masyarakat terhadap
akses pendidikan, pekerjaan, partisipasi sosial dan pelayanan publik.

Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan dan gizi, pemberdayaan


masyarakat lebih diarahkan agar masyarakat berdaya dan mandiri untuk ikut aktif
memelihara kesehatannya sendiri dan melakukan upaya pro-aktif tidak menunggu
sampai jatuh sakit, karena ketika sakit sebenarnya telah kehilangan nilai produktif.
Upaya promotif dan preventif perlu ditingkatkkan untuk mengendalikan angka
kesakitan yang muncul dan mencegah hilangnya produktivitas serta menjadikan
sehat sebagai fungsi produksi yang dapat memberi nilai tambah.

Kondisi geografis antar regional juga perlu menjadi pertimbangan dalam


menata sistem pelayanan kesehatan rujukan. Sehubungan dengan pengembangan
sistem pelayanan rujukan satelit (Cluster) wilayah dan pengembangan sistem
pelayanan gugus pulau menjadi salah satu alternatif.

Perlu juga diperhatikan adanya perkembangan lingkungan strategis baik


dalam lingkup internasional, nasional maupun lokal yang akan mempengaruhi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Pembangunan kesehatan pada prinsipnya merupakan bagian itegral dari


pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan sifatnya multidimensional yang
tidak bisa terlepas dari dinamika internasional/global, nasional dan regional (lokal).

- 60 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Berbagai isu strategis yang masih harus dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan
antara lain:

3.5.1. Isu Internasional

Isu globalisasi masih merupakan hal yang sangat mendasar dalam


mempengaruhi dinamika pembangunan internasional yang sekaligus akan
memberikan dampak terhadap pembangunan nasional dan regional. Implementasi
WTO, APEC dan AFTA dengan segala resiko deregulasi dan perizinan perlu
diantisipasi. Di samping itu, pemanasan global, biosecurity, bioterrosim,
penggunaan teknologi high cost, global epidemic deseases, global stratgey on diet,
physical activity, Millinium Development Goals (MDGs), krisis ekonomi global, krisis
bahan pangan, komitmen ASEAN dan internasional lainnya, komitmen bilateral
dengan negara perbatasan, terbukanya peluang lapangan kerja kesehatan secara
global, serta masuknya investasi dan tenaga kerja/kesehatan dari negara lain.
Harmonisasi regulasi dan implementasi AFTA dan kesepakatan global, termasuk
tenaga kesehatan.

3.5.2. Isu Strategis Nasional

Isu strategis nasional yang akan dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan
antara lain desentralisasi, penyakit new emerging desease, reformasi dan
demokratisasi, dinamika politik nasional, krisis ekonomi dan keterbatasan dana
pemerintah, pengurangan anggaran pusat, peningkatan anggaran pusat,
peningkatan anggaran daerah, deregulasi di berbagai perizinan, pengurangan
beban pemerintah, privatisasi pelayanan kesehatan, pembedayaan masyarakat,
IPM dan kualitas SDM yang rendah, kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup,
standar kompetensi tenaga, penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN),
pemilihan umum (Pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden).

3.5.3. Isu Strategis Lokal

Isu strategis yang bersifat lokal yang harus diantisipasi dalam 5 (lima) tahun
diantaranya disparitas pelayanan kesehatan, pemilihan kepala daerah,
pembebasan biaya pengobatan bahteramas, dinamika politik daerah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka di bawah ini akan disajikan


matriks isu-isu global, nasional dan lokal eksternal seperti berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 61 -


Tabel 3.3. Isu-isu global, nasional dan lokal eksternal
No Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-
Lain

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Implementasi WTO, APEC dan AFTA Desentralisasi Disparitas pelayanan kesehatan

2 Pemanasan Global Penyakit New Emerging Deseases Dinamika Politik Daerah

3 Biosecurity Reformasi danemokratisasi Dinamika penganggaran daerah

4 Bioterorisme Dinamika politik nasional Bantuan Keuangan Pemerintah


Provinsi kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota
5 Penggunaan teknologi yang High Krisis ekonomi dan keterbatasan Pembebasan Biaya Pengobatan
Cost dana pemerintah

6 Global Epidemic Deseases Dinamika penganggaran Mutasi dan Rekruitmen pegawai


tidak berdasarkan pada kompetensi

7 Global strategy on diet Deregulasi berbagai perizinan Migrasi tenaga kerja akibat
terbukanya lapangan kerja di
Sulawesi Tenggara

8 Physical Activity Pengurangan beban pemerintah Daerrah sasaran wisatawan manca


negara dan lokal

9 Millineum Development Goals Privatisasi pelayanan kesehatan Akses transportasi antar wilayah

10 Krisis ekonomi global Pemberdayaan masyarakat


11 Krisis bahan pangan IPM dan kualitas SDM rendah
12 Terbukanya peluang lapangan kerja Kerusakan dan pencemaran
kesehatan secara global lingkungan hidup

13 Masuknya investasi dan tenaga Standar kompetensi tenaga


kerja/kesehatan dari negara lain

14 Komitmen ASEAN dan Internasional Penerapan Sistem Jaminan Sosial


lainnya Nasional (SJSN)

Berdasarkan isu-isu dan dinamika tersebut di atas, maka dalam rangka


mengantisipasi dinamika pembangunan kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
dijabarkan isu pokok sebagai berikut :

a. Terbatasnya aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama pada


kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah terpencil, kepulauan dan
pesisir;
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas;
c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh;
d. Masih tingginya kematian akibat kesakitan penyakit menular dan tidak
menular;
e. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban

- 62 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


pembiayaan;
f. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya
manusia kesehatan dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi
ketenagaan kesehatan;
g. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan ketersediaan
obat essensial, penggunaan obat yang tidak rasional dan penyelenggaran
kefarmasian yang berkualitas;
h. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan meliputi
pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan;
i. Belum optimalnya pelaksanaan manajerial dalam sinkroisasi perencanaan
kebijakan program dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi.

Secara ringkas isu-isu pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara


seperti berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 63 -


BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,


STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan isu-isu strategis dalam pembangunan kesehatan dan visi misi Gubernur
Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 yakni Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera
Mandiri dan Berdaya Saing dan dalam rangka mendukung Visi Kementerian Kesehatan RI
2010-2014 yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, maka Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara merumuskan visi yakni, Mewujudkan Masyarakat Sulawesi
Tenggara Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat. Sedangkan misi yang diemban adalah:

1. Meningkatkan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan;


2. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas;
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kesehatan;

1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara

1.2.1. Tujuan

Secara umum tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara


adalah mewujudkan kesehatan masyarakat Sulawesi Tenggara seperti yang telah
dituangkan dalam Visi Dinas Kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan
pembangunan kesehatan adalah:

1. Mewujudkan tatakelola administrasi perkantoran secara efektif;


2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
3. Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan masyarakat
tertentu;
4. Meningkatkan kesadaran kemauan dan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat;
5. Meningkatkan ketersediaan SDM Kesehatan sesuai dengan kebutuhan;

1.2. Sasaran Strategis

- 64 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Sasaran strategis jangka menengah yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut :

1). Terlaksananya tatakelola administrasi perkantoran secara efektif;


2). Menurunnya AKI melahirkan dari 312 menjadi 221 per 100.000 KH dan
AKB dari 41 menjadi 21 per 1000 KH;
3). Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang ditandai
dengan :
Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per
100.000 penduduk;
Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2
menjadi 1 per 1000 penduduk;
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang
dari 0,5%;
Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk;
4). Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk)
dari 23,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 15% tahun 2018 dan
menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% menjadi kurang
dari 32%;
5). Meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat
tertentu.
6). Meningkatnya Desa Siaga Aktif dari 14,2% menjadi 65 %
7). Terpenuhinya SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi di fasilitas
pelayanan kesehatan

1.3 Strategi

Strategi yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan


sebagai berikut:
(1) Melakukan penatakelolaan administrasi perkantoran secara efektif
(2) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak
(3) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
(4) Meningkatkan mutu dan akses upaya pelayanan kesehatan Primer dan
upaya kesehatan rujukan;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 65 -


(5) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian di fasilitas
pelayanan kesehatan;
(6) Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi masyarakat
(7) Mengembangkan sistem jaminan kesehatan yang berkeadilan terjangkau
seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara
(8) Mengembangkan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat
untuk Hidup Sehat
(9) Meningkatkan jumlah, mutu dan distribusi sumberdaya manusia
kesehatan.

1.4 Arah Kebijakan

Untuk tercapainya tujuan tersebut, kebijakan pembangunan kesehatan


diarahkan pada:
(1) Penatakelolaan administrasi perkantoran melalui pelayanan administrasi
perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana aparatur, peningkatan
dan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja, perencanaan dan
evaluasi, pengembangan kajian dan hukum kesehatan, pengembangan
sistem informasi, pengembangan kelembagaan laboratorium dan
Bapelkes,
(2) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui program
bina kesehatan ibu dan KB serta bina kesehatan anak
(3) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit melalui pemberian
imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular,
pencegahan penanggulangan penyakit tidak menular dan penyehatan
lingkungan;
(4) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui
pemantapan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat dan penataan
pelayanan kesehatan rujukan;
(5) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian melalui
penyediaan, pendistribusian dan pengawasan obat, vaksin dan
perbekalan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan;

- 66 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


(6) Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi melalui upaya
pencegahan dan penanggulanan kekurangan gizi
(7) Pengembangan jaminan kesehatan melalui perluasan program
pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya.
(8) Pengembangan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat melalui peningkatan peran serta dan pemberdayaan
masyarakat dalam PHBS dan Desa Siaga .
(9) Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
dani daerah sulit dan terpencil serta difailitas pelayanan kesehatan
melalui Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 67 -


Tabel 4.1 Sinkronisasi Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018

Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan Manajemen dan Mewujudkan tatakelola Terlaksananya tatakelola Melakukan penatakelolaan Penatakelolaan administrasi
Kelembagaan Pelayanan administrasi perkantoran administrasi perkantoran secara administrasi perkantoran secara perkantoran melalui
Kesehatan secara efektif efektif efektif perencanaan dan evaluasi,
pengembangan kajian dan
hukum kesehatan,
pengembangan sistem
informasi, penyediaan gaji
pegawai, pengembangan
kelembagaan laboratorium dan
Bapelkes, pelayanan
administrasi perkantoran,
penyediaan sarana dan
prasarana aparatur,
peningkatan dan
pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja

Meningkatkan Upaya Pelayanan Meningkatkan derajat Menurunnya AKI Meningkatkan akses pelayanan Meningkatkan akses pelayanan
Kesehatan yang Berkualitas kesehatan masyarakat melahirkan dari 312 kesehatan ibu dan anak kesehatan ibu dan anak melalui
menjadi 221 per 100.000 program bina kesehatan ibu
KH; dan KB serta bina kesehatan
Menurunnya AKB dari 41
anak
menjadi 21 per 1000 KH;

- 68 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Menurunnya Angka Kesakitan Meningkatkan upaya Meningkatkan upaya


Akibat Penyakit Menular yang pengendalian penyakit pengendalian penyakit melalui
pemberian imunisasi,
ditandai dengan :
pencegahan dan
Menurunnya prevalensi penanggulangan penyakit
Tuberclosis dari 235 menular, pencegahan
penanggulangan penyakit tidak
menjadi 224 per 100.000
menular dan penyehatan
penduduk; lingkungan;
Menurunnya kasus
Meningkatkan mutu dan akses Meningkatkan akses dan mutu
Malaria (Anual Paracite
upaya pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan melalui
Index-API) dari 2 menjadi Primer dan upaya kesehatan pemantapan manajemen
1 per 1000 penduduk; rujukan pelayanan kesehatan
masyarakat dan penataan
Terkendalinya prevalensi
pelayanan kesehatan rujukan
HIV pada populasi dewasa
sampai kurang dari 0,5%; Meningkatkan akses dan mutu Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kefarmasian di pelayanan kefarmasian melalui
fasilitas pelayanan kesehatan penyediaan, pendistribusian
dan pengawasan obat, vaksin
dan perbekalan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan

Menurunnya prevalensi Meningkatkan mutu dan akses Meningkatkan mutu dan akses
kekurangan gizi (gizi kurang dan pelayanan gizi masyarakat pelayanan gizi melalui upaya
gizi buruk) dari 23,8% tahun pencegahan dan
2010 menjadi kurang dari 15%

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 69 -


Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

tahun 2018 dan menurunnya penanggulanan kekurangan gizi


prevalensi anak balita pendek
dari 36,8% menjadi kurang dari
32%

Meringankan beban Meningkatkan akses pelayanan Mengembangkan sistem Pengembangan jaminan


pembiayaan kesehatan pada kesehatan pada golongan jaminan kesehatan yang kesehatan melalui perluasan
golongan masyarakat tertentu masyarakat tertentu. berkeadilan terjangkau seluruh program pembebasan biaya
masyarakat Sulawesi Tenggara pengobatan dan sistem jaminan
kesehatan lainnya.

Meningkatkan Kemandirian Peningkatan kesadaran Meningkatnya Desa Siaga Aktif Mengembangkan kesadaran, Pengembangan kesadaran,
Masyarakat untuk Hidup Sehat kemauan dan kemandirian dari 14,2% menjadi 65 % kemauan dan kemandirian kemauan dan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat masyarakat untuk Hidup Sehat masyarakat untuk hidup sehat
melalui peningkatan peran
serta dan pemberdayaan
masyarakat dalam PHBS dan
Desa Siaga .

Meningkatkan Kualitas SDM Meningkatkan ketersediaan Terpenuhinya SDM Kesehatan Meningkatkan jumlah, mutu Peningkatan ketersediaan
Kesehatan SDM Kesehatan sesuai dengan yang memiliki kompetensi di dan distribusi sumberdaya tenaga kesehatan yang memiliki
kebutuhan Daerah Sulit dan terpencil serta manusia kesehatan. kompetensi dani daerah sulit
fasilitas pelayanan kesehatan dan terpencil serta difailitas
pelayanan kesehatan melalui
Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan.

- 70 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


.BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,


KELOMPOK SASARAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN
INDIKATIF

5.1. Kebijakan dan Program

Kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya


peningkatan status kesehatan melalui upaya promotif dan preventif
tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Sehubungan
dengan arah kebijakan tersebut, maka dikembangkan kebijakan yang
sifatnya operasional.
Dalam kurun waktu 2013 2018, kebijakan pembangunan
kesehatan akan meliputi peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu;
meningkatkan upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif melalui
pengembangan promosi dan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan, lingkungan, penyediaan obat dan vaksin serta perbekalan
farmasi dan peningkatan akses pelayanan dasar (Puskesmas dan
jaruingannya) dan pelayanan kesehatan rujukkan (rumah sakit); upaya
pencegahan dan penanggulangan kekurangan gizi; Peningkatan
ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di daerah sulit
dan terpencil serta difailitas pelayanan kesehatan melalui Pengembangan
dan Pemberdayaan SDM Kesehatan; Pengembangan ketersediaan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan melalui peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat,
peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas dan Jaringannya), peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan rujukan (Rumah Sakit); Pengembangan jaminan kesehatan
melalui perluasan program pembebasan biaya pengobatan dan sistem
jaminan kesehatan lainnya; Penatakelolaan administrasi perkantoran
melalui perencanaan dan evaluasi, pengembangan kajian dan hukum
kesehatan, pengembangan sistem informasi, penyediaan gaji pegawai,
pengembangan kelembagaan laboratorium dan Bapelkes, pelayanan
administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -71-


Tabel 5.1. Kebijakan Umum dan Program Bidang Kesehatan

Capaian Kinerja
Prog. Pemb. Bidang
Tujuan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator kinerja (outcome) Kondisi SKPD P.Jawab
Kondisi Akhir Daerah Urusan
awal
Persentase pelayanan 100 100 Program Urusan Dinas Kesehatan
administrasi perkantoran pelayanan Wajib
(persen) administrasi
perkantoran
Persentase keterpenuhan 100% 100% Program Urusan Dinas Kesehatan
sarana prasarana Peningkatan Wajib
perkantoran (persen) sarana dan
prasarana
aparatur
Cakupan sumber daya 100% 100% Program Urusan Dinas Kesehatan
aparatur yang memenuhi Peningkatan Wajib
standar/kaidah disiplin Disiplin Aparatur
aparatur (persen)
Cakupan laporan kinerja dan 100% 100% Program Urusan Dinas Kesehatan
Tujuan 1. keuangan yang terselesaikan peningkatan dan Wajib
Penatakelolaan administrasi tepat waktu (persen) pengembangan
Peningkatan
perkantoran melalui perencanaan dan Sistem Pelaporan
manajemen
evaluasi, pengembangan kajian dan Capaian Kinerja
kelembagaan
Sasaran 1. Mewujudkan tata hukum kesehatan, pengembangan Cakupan dokumen 100% 100% Program Wajib Dinas Kesehatan
pelayanan
kelola manajemen yang good sistem informasi, pengembangan perencanaan yang disusun Perencanaan,
kesehatan yang
governance kelembagaan laboratorium dan dan dievaluasi (persen) Monitoring dan
terakreditasi
Bapelkes, pelayanan administrasi Evaluasi
dan menjadi
perkantoran, penyediaan sarana dan Kesehatan
Badan Layanan
prasarana
Umum (BLU)

Peresentase ketersediaan 100% 100% Program Kajian Wajib Dinas Kesehatan


dokumen hasil kajian dan dan Kebijakan
rumusan dokumen Kesehatan
kebijakan(persen)
Persentase Kabupaten/Kota 100% 100% Program Wajib Dinas Kesehatan
dan fasyankes yang pengembangan
mengembangkan Sistem Sistem Informasi
Informasi Kesehatan (persen) Kesehatan
Terpadu dan
Sistem Kesehatan
Provinsi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -72-


Capaian Kinerja
Prog. Pemb. Bidang
Tujuan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator kinerja (outcome) Kondisi SKPD P.Jawab
Kondisi Akhir Daerah Urusan
awal
Program
Persentase UPT Dinkes yang 35%
0 Standarisasi dan Wajib Dinas Kesehatan
terkareditasi (persen)
Mutu Kesehatan
Program
Pengembangan
Persentase UPT Dinkes Kelembagaan
menjadi Badan Layanan 0 35% Laboratorium Wajib Dinas Kesehatan
Umum (BLU) (persen) Kesehatan,
Bapelkes dan
Instalasi Farmasi
Sasaran 2 Program
Cakupan Kunjungan Neonatal Urusan
Menurunkan Angka 83,9% 85,1% Peningkatan Dinas Kesehatan
lengkap (Persen) Wajib
Kematian Ibu (AKI) dari Meningkatkan akses pelayanan Pelayanan Anak
312 menjadi 221 per kesehatan ibu dan anak melalui
Program
100.000 KH; program bina kesehatan ibu dan KB Cakupan Pelayanan Ibu
Peningkatan Urusan
Menurunnya AKB dari serta bina kesehatan anak Hamil minimal 4kali selama 82,1% 84% Dinas Kesehatan
Keselamatan Ibu Wajib
41 menjadi 21 per 1000 kehamilan (K4) (Persen)
Melahirkan
KH;
Program
Pencegahan dan
Meningkatkan upaya pengendalian Cakupan pelayanan imunisasi
Sasaran 3. Menurunnya Penanggulangan Urusan
penyakit melalui pemberian imunisasi, dasar lengkap anak usia 0-11 71,50% 100% Dinas Kesehatan
Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular Wajib
pencegahan dan penanggulangan bulan (Persen)
Penyakit Menular yang dan Tidak
Tujuan 2 ditandai dengan : penyakit menular, pencegahan Menular
Meningkatkan penanggulangan penyakit tidak menular
Cakupan Rumah Tangga Program
derajat Menurunnya prevalensi dan penyehatan lingkungan Urusan
dengan air bersih yang layak 54,4% 62,9% Pengembangan Dinas Kesehatan
kesehatan Tuberclosis dari 235 Wajib
(Persen) Lingkungan Sehat
masyarakat menjadi 224 per
100.000 penduduk; Persentase Puskesmas yang
Program Upaya Dinas
Menurunnya kasus Meningkatkan akses dan mutu melaksanakan kegiatan
85% 100% Kesehatan Wajib Kesehatan,
Malaria (Anual Paracite pelayanan kesehatan melalui Minilokakarya program
Masyarakat Bappeda
Index-API) dari 2 pemantapan manajemen pelayanan (Persen)
menjadi 1 per 1000 kesehatan masyarakat dan penataan Persentase Fasyankes Program Upaya Dinas
penduduk; pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit & Puskesmas) 25% 100% Kesehatan Wajib Kesehatan,
Terkendalinya yang terakreditasi (Persen) Masyarakat Bappeda
prevalensi HIV pada Meningkatkan akses dan mutu
populasi dewasa pelayanan kefarmasian melalui
sampai kurang dari Persentase ketersediaan Program Obat Dinas
penyediaan, pendistribusian dan
0,5%; obat, Perbekalan Kesehatan 70% 86% dan Perbekalan Wajib Kesehatan,
pengawasan obat, vaksin dan
dan vaksin (Persen) Kesehatan Bappeda
perbekalan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -73-


Capaian Kinerja
Prog. Pemb. Bidang
Tujuan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Indikator kinerja (outcome) Kondisi SKPD P.Jawab
Kondisi Akhir Daerah Urusan
awal
Sasaran 4. Menurunnya
prevalensi kekurangan gizi
(gizi kurang dan gizi buruk)
dari 23,8% tahun 2010 Cakupan Pemantauan Program Dinas
Meningkatkan mutu dan akses
menjadi kurang dari 15% Pertumbuhan Balita di 70,3% 73,3% Perbaikan Gizi Wajib Kesehatan,
pelayanan gizi masyarakat
tahun 2018 dan menurunnya Posyandu (Persen) Masyarakat Bappeda
prevalensi anak balita pendek
dari 36,8% menjadi kurang
dari 32%
Tujuan 3
Dinas
Peningkatan
Sasaran 5. Meningkatnya Desa Pengembangan kesadaran, kemauan Promosi Kesehatan,
kesadaran
Siaga Aktif dari 14,2% menjadi dan kemandirian masyarakat untuk Persentase Desa/Kelurahan Kesehatan dan Rumah Sakit,
kemauan dan Urusan
65 % hidup sehat melalui peningkatan peran yang mengembangkan UKBM 85% 100% pemberdayaan Badan
kemandirian Wajib
serta dan pemberdayaan masyarakat aktif (Persen) masyarakat Pemberdayaan
masyarakat
dalam PHBS dan Desa Siaga . Perempuan,
untuk hidup
KPID dan BKKBN
sehat
Tujuan 4
Program
Meringankan
Pembebasan
beban Sasaran 6. Meningkatkan Pengembangan jaminan kesehatan Persentase masyarakat tidak Dinas
biaya pengobatan
pembiayaan akses pelayanan kesehatan melalui perluasan program mampu yang mendapat Urusan Kesehatan,
100% 100% dan sistem
kesehatan pada pada golongan masyarakat pembebasan biaya pengobatan dan jaminan pelayanan Wajib RSUD, BPKAD,
jaminan
golongan tertentu. sistem jaminan kesehatan lainnya. kesehatan BPS, Bappeda
kesehatan
masyarakat
lainnya.
tertentu

Tujuuan 5
Sasaran. 7 Terpenuhinya Peningkatan ketersediaan tenaga Cakupan SDM Aparatur yang
Meningkatkan Program
tenaga yang memiliki kesehatan yang memiliki kompetensi lulus pendidikan kompetensi Dinas
ketersediaan Pengembangan Urusan
kompetensi di Daerah Sulit difasilitas pelayanan kesehatan melalui spesifik tupoksi/profesi 100% 100% Kesehatan, BKD,
SDM Kesehatan SDM/SD Aparatur Wajib
dan terpencil serta fasilitas Pengembangan SD Manusia/Sumber (Persen) Biro Ortala.
sesuai Kesehatan
pelayanan kesehatan Daya Aparatur Kesehatan;
kebutuhhan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -74-


5.2. Program, Kegiatan dan Kebutuhan Pendanaan

Program pembangunan bidang kesehatan pada prinispnya meliputi program yang


berhubungan dengan pengelolaan administrasi dan perkantoran dan program yang sifatnya
teknis. Jumlah dana yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian target kinerja sasaran dan
target kinerja program dalam kurun waktu 2013-2018 sejumlah Rp.79.33.983.000 hal ini
dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 5.2. Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan selama 5 Tahun (2013 2018)
Jumlah Dana
Sumber
Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikatif
Pembiayaan
(Rp.000)
Program pelayanan administrasi
1 02 01 10.828.928 APBD
perkantoran
Program Peningkatan sarana dan
1 02 02 35.089.289 APBD
prasarana aparatur
Program Peningkatan Disiplin
1 02 03 1.036.835 APBD
Aparatur
Program Peningkatan
1 02 06 Pengembangan Sistem Pelaporan 51.535 APBD
Capaian Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan Kapasitas
1 02 05 2.070.000 APBD
Sumber daya Aparatur
Program Peningkatan Sistem
1 02 07 79.585 APBD
Perencanaan SKPD
Program Obat dan Perbekalan
1 02 15 4.707.796 APBD
Kesehatan
Program Upaya Kesehatan
1 02 16 2.873.073 APBD
Masyarakat
Program Promosi Kesehatan dan
1 02 19 4.744.924 APBD
Pemberdayaan Masyarakat
1 02 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1. 879.543 APBD
Program Pengembangan Lingkungan
1 02 21 884.435 APBD
Sehat
Program Pencegahan dan
1 02 22 2.603.813 APBD
Penanggulangan Penyakit Menular
Program Standarisasi Pelayanan
1 02 23 464.975 APBD
Kesehatan
Program Peningkatan Kapasitas
1 02 28 20.000 APBD
Perempuan
Program Peningkatan Pelayanan
1 02 29 762.320 APBD
Kesehatan Anak Balita

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -75-


Jumlah Dana
Sumber
Kode Rekening Program dan Kegiatan Indikatif
Pembiayaan
(Rp.000)
Program Peningkatan Keselamatan
1 02 32 1.631.599 APBD
Ibu Melahirkan
Program Peningkatan Yankes
1 02 33 Perorangan Bebas Biaya 1.433.679 APBD
(BAHTERAMAS)
Program Upaya Kesehatan
1 02 34 3.275.206 APBD
Perorangan
Program pengembangan Sistem
1 02 35 Informasi Kesehatan Terpadu dan 303.282 APBD
Sistem Kesehatan Provinsi
Program Kebijakan dan Manajemen
1 02 48 3.902.059 APBD
Pembangunan Kesehatan
Program Pengembangan
Kelembagaan Laboratorium
1 02 49 525.580 APBD
Kesehatan, Bapelkes dan Instalasi
Farmasi
Jumlah 79.433.983

Rencana kebutuhan dana pembangunan kesehatan Provinsi Sulawesi


Tenggara dilakukan secara bertahap. Secara rinci pentahapan pendanaan berdasarkan
kegiatan indikatif dijelaskan pada Tabel berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 -76-


BAB VI
INDIKATOR KINERJA

Indikator Kinerja dalam Rencana Strategis sehubungan sasaran dan tujuan


RPJMD Tahun 2013-2018 dikelompokkan atas indikator dampak (derajat
kesehatan) atau biasa juga disebut indikator sasaran dan indikator kinerja
program (indikator outcome).

6.1. Indikator Kinerja Sasaran dan Target yang ingin dicapai

Indikator kinerja sasaran adalah indikator yang pencapaiannya tergantung


oleh capaian program dan kegiatan. Jenis indikator meliputi :
1). Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) sebesar <15%;

2) Angka Kematian Ibu melahirkan 221 per 100.000 KH;

3). Angka Kematian Bayi 21 per 1.000 KH;

4). Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular:

Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000


penduduk;

Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per


1.000 penduduk;

Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari


0,5%;

5). Usia Harapan Hidup 72 tahun.

6.2. Indikator Kinerja Program dan Target Pencapaiannya

6.2.1. Aspek Kesejahteraan Umum


Indikator kesejahteraan pada prinsipnya adalah indikator dampak yang
meliputi kematian ibu dan anak, keadaan gizi dan angka kesakitan. Adapun
pentahapan pecapaian indikator kesejahteraan setiap tahunnya digambarkan
seperti pada Tabel berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 131 -


Tabel . Pentahapan Rencana Pencapaian Indikator Aspek Kesejahteraan Bidan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
2013-2018

Kondisi Kinerja Awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja


Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan
RPJMD (Tahun 2011) 2013 2014 2015 2016 2017 2018 pada akhir
Daerah
periode Renstra
Usia harapan Hidup 70,1 70,44 70,61 70,78 70,95 72 72,3 72

Presentase balita Kurang Gizi 23,8 20,6 19,0 17,4 15,8 14,2 12,6 14,2

Tingkat kematian ibu (per 100.000) 312 (SDKI 2007) 249 228 221 221

Tingkat kematian anak (1 - 5 tahun)/1000 62 (SDKI 2007) 48 43 32 32

Tingkat kematian bayi (per 1.000) 41 (SDKI 2007) 34 32 21 21

Penurunan Angka Kesakitan

Menurunnya prevalensi Tuberclosis per 100.000 penduduk; 235 233,2 231,4 229,6 227,8 224 221 224

Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) per 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 <1 1
1000 penduduk

Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (%); 0,20% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5%

Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk 55 54,2 53,4 52,6 51,8 51 50,2 51

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 131 -


- 132 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
6.2.2. Aspek Pelayanan Umum

Indikator ini meliputi indikator cakupan pelayanan dan


indikator sumberdaya pelayanan dalam pelayanan. Jenis
indikator dan target pencapaiannya serta penjabarannya
setiap tahunnya dijelaskan pada tabel berikut.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 131 -


Tabel . Pentahapan Rencana Pencapaian Indikator Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018

Target Kinerja Program


Data Capaian
Indikator Kinerja Tahun Kondisi Akhir
pada tahun Awal
Program (Outcome) 1 Tahun -2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5 Tahun -6 periode
Perencanaan
Renstra
Tertatanya layanan 100 100 100 100 100 100 100 100
administrasi perkantoran
sesuai kebutuhan (Persen)
Persentase ketersediaan 100 100 100 100 100 100 100 100
sarana prasaranaaparatur
sesuai kebutuhan
Persentase pegawain yang 100 100 100 100 100 100 100 100
mamiliki kedisiplinan
sesuai dengan Peraturan
Tersedianya informasi 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian kinerja dan
keuangan Dinas
Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
(persen)
Tersedianya Renstra, 100 100 100 100 100 100 100 100
Renja dan RKA Dinas
Kesehatan dan UPT
(persen)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 131 -


Target Kinerja Program
Data Capaian
Indikator Kinerja Tahun Kondisi Akhir
pada tahun Awal
Program (Outcome) 1 Tahun -2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5 Tahun -6 periode
Perencanaan
Renstra
Persentase ketersediaan 0 100 100 100 100 100 100 100
dokumen hasil kajian dan
rumusan dokumen
kebijakan (dokumen)
Terlaksananya penataan 0 0 100 100 100 100 100 100
administrasi dan kepastian
hukum di bidang
kesehatan (persen)
Persentase 100 100 100 100 100 100 100 100
Kabupaten/Kota dan
Fasyakes yang
mengembangkan Sistem
Informasi Kesehatan
Persentase Fasilitas 20 30 35 50 100 100 100 100
pelayanan kesehatan
terakridasi
Terbentuknya Labkes, 0 0 50 100 100 100 100 100
Bapelkes menjadi BLU
(persen)

Cakupan Kunjungan 83,9 85,1 86,3 90 90 90 90 90


Neonatal lengkap

- 132 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


Target Kinerja Program
Data Capaian
Indikator Kinerja Tahun Kondisi Akhir
pada tahun Awal
Program (Outcome) 1 Tahun -2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5 Tahun -6 periode
Perencanaan
Renstra
Cakupan Pelayanan Ibu 82,1 84 88 90 90 90 90 90
Hamil minimal 4kali selama
kehamilan
Cakupan Pelayanan 71,5 85 90 100 100 100 100 100
Imunisasi Dasar anak usia
0-11 bukan
Cakupan Rumah Tangga 54,4 62,9 71,4 80 85 90 90 90
dengan air bersih yang
layak
Persentase ketersediaan 78 100 100 100 100 100 100
Obat, perbekalan
kesehatan dan Vaksin
Persentase Puskesmas 85 100 100 100 100 100 100 100
yang melaksanakan
minilokakarya program
Persentase RS dan 25 25 50 75 100 100 100 100
Fasyankes yang
terakreditasi
Cakupan pemantauan 70,3 73,3 79,2 85 85 85 85 85
pertumbuhan balita di
Posyandu (D/S)
Cakupan Rumah Tangga 38,7 52,5 66,24 80 85 90 90 90
PHBS

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018 - 133 -


Target Kinerja Program
Data Capaian
Indikator Kinerja Tahun Kondisi Akhir
pada tahun Awal
Program (Outcome) 1 Tahun -2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5 Tahun -6 periode
Perencanaan
Renstra
Persentase masyarakat 100 100 100 100 100 100 100 100
miskin yang mendapatkan
penjaminan pembiayaan
Pelayanan Kesehatan
Rasio ketersediaan dokter 3,07 4 4,2 4,5 5 6 6 6
spesialis per 100.000
pendudul

- 134 - Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018


REVISI/PERBAIKAN RUMUSAN INDIKATOR DAN DESKRIPSI META INDIKATOR SASARAN RENSTRA DINAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013-2018

Meta Indikator (Rumusan pecapaian


Sasaran Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Ket.
indikator)

Sasaran 1

Mewujudkan Tata Kelola Manajemen Persentase terlaksananya Pengelolaan


- 100 100 100 100 100 100 Sebelum
Kesehatan yang Good Governance administrasi yang good governance

Mewujudkan Tata Kelola Manajemen Persentase terlaksananya Pengelolaan


Jumlah pelaksanaan kegiaitan pengelolaan
Kesehatan yang Good Governance administrasi yang good governance
administrasi yang terealisasi dalam satu sesudah
Persen 100 100 100 100 100 100
tahun dibagi jumlah keseluruhan kegiatan perubahan
pengelolaan administrasi dikali 100

Sasaran 2

Angka Kematian Anak dan Ibu Melahirkan Sebelum

Menurunkan Angka Kematian Ibu dan


Jumlah kasus kematian ibu (hamil &
Anak (AKI) dari 312 menjadi 221 per 100.000
Angka Kematian Ibu Melahirkan melahirkan) dibagi jumlah seluruh kelahiran 249 238 228 224 221 207
100.000 KH dan Angka Kematian Bayi KH
hidup (KH) dikali 100.000 sesudah
(AKB) dari 41 menjadi 21 per 1.000 KH
perubahan

Jumlah kasus kematian bayi (0-11 bulan)


Angka Kematian Bayi 1.000 KH 34 33 32 26 21 18
dibagi jumlah kelahiran hidup dikali 1.000
Meta Indikator (Rumusan pecapaian
Sasaran Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Ket.
indikator)

Sasaran 3

Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi Jumlah penderita TB dibagi jumlah penduduk
100.000 233,2 231,4 229,6 227,8 224 224
224 per 100.000 penduduk; dikali 100.000

Prevalensi Malaria (Anual Paracite Index- Jumlah penderita positif malaria dibagi
permil 1,80 1,60 1,40 1,20 1 <1 Sebelum
API) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk; jumlah penduduk dikali 1.000 per mil

Jumlah kumulatif penderita HIV dan AIDS


Prevalensi HIV pada populasi dewasa
dibagi jumlah penduduk dikali 10.000 dikali Persen < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5%
Menurunkan Angka Kesakitan Akibat sampai kurang dari 0,5%;
100
Penyakit Menular
Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi Jumlah penderita TB dibagi jumlah penduduk
100.000 233,2 231,4 229,6 227,8 224 224
224 per 100.000 penduduk; dikali 100.000

Prevalensi Malaria (Anual Paracite Index- Jumlah penderita positif malaria dibagi Sesudah
permil 1,80 1,60 1,40 1,20 1 <1
API) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk; jumlah penduduk dikali 1.000 per mil Perubahan

Jumlah kumulatif penderita HIV dan AIDS


Prevalensi HIV pada populasi dewasa
dibagi jumlah penduduk dikali 10.000 dikali Persen < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5%
sampai kurang dari 0,5%;
100

Sasaran 4

Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan


gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi 20,6 19,0 17,4 15,8 14,2 12,6 Sebelum
Menurunkan Prevalensi Kekurangan
kurang dari 15% tahun 2018
Gizi (Gizi Kurang & Gizi Buruk) menjadi
kurang dari 15% dan prevalensi Anak
Balita Pendek menjadi kurang dari 32% Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan Jumlah Balita kekurangan gizi dibagi jumlah sesudah
gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi Persen 20,6 19,0 17,4 15,8 14,2 12,6
balita yang ditimbang di Posyandu dikali 100 perubahan
kurang dari 15% tahun 2018
Meta Indikator (Rumusan pecapaian
Sasaran Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Ket.
indikator)

Sasaran 5

52,5 66,2 80 85 90 90 Sebelum


Meningkatnya Desa Siaga Aktif dari
14,2 % menjadi 65%
Jumlah Desa siaga Aktif dibagi jumlah seluruh sesudah
Persentase Desa Siaga Aktif Persen 52,5 66,2 80 85 90 90
desa dikali 100 perubahan

Sasaran 6

Persentase masyarakat miskin yang


100 100 100 100 100 100 Sebelum
mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan Akses Pelayanan
Kesehatan pada Golongan Masyarakat Jumlah masyarakat miskin yang sakit dan
Tertentu (Miskin) mendapatkan pelayanan kesehatan di
Persentase masyarakat miskin yang sesudah
fasyankes dibagi jumlah masyarakat miskin Persen 100 100 100 100 100 100
mendapatkan Pelayanan Kesehatan perubahan
yang sakit dan memiliki kartu Jaminan
Kesehatan dikali 100

Sasaran 7

Terpenuhinya Sumber Daya Manusia Rasio dokter per 100 ribu penduduk 20,6 19,0 17,4 15,8 14,2 12,6 Sebelum
Kesehatan yang memiliki kompetensi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah dokter dibagi jumlah penduduk dikali sesudah
Rasio dokter per 100 ribu penduduk 100.000 20,6 19,0 17,4 15,8 14,2 12,6
100.000 perubahan

Kendari, 27 November 2015

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

dr. H.Asrum Tombili, M.Kes


Pembina Utama Madya, IV/c
NIP.19580130 198703 1 003
Tabel 1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Kesehatan Provinsi Sulawei Tenggara Periode 2013 2018

Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)


Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase


Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan Program pelayanan
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang Persentase pelayanan Dinas
1 2 1 administrasi 100 100 1.210.775 100 1.257.450 100 2.728.423 100 1.669.557 12 1.841.329 12 2.121.394 100 10.828.928 Kendari
pelayanan Good Governance good governance administrasi perkantoran (%) Kesehatan
perkantoran
kesehatan yang
terakreditasi dan
menjadi badan
layanan umum
Jumlah benda pos dan jasa
Penyediaan Jasa Surat Dinas
1 2 1 1 pengiriman paket yang 1.317 1.317 9.150 1.517 5.600 2.467 11.150 2.837 18.000 3.262 24.000 3.751 30.000 15151,71 97.900 Kendari
Menyurat Kesehatan
tersedia (unit)

Penyediaan Jasa Jumlah jenis jasa pendukung


Dinas
1 2 1 2 Komunikasi, Sumber adminstrasi perkantoran yang 3 3 237.100 3 234.450 3 327.351 4 412.351 4 497.351 4 582.351 21 2.290.954 Kendari
Kesehatan
daya air dan Listrik tersedia (Jenis)

Jumlah orang yang


Penyediaan Jasa mendapatkan jasa Dinas
1 2 1 7 27 27 111.000 27 96.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kendari
administrasi keuangan administrasi keuangan Kesehatan
(Orang)

Jumlah UPT Dinkes yang


Penyediaan Jasa Dinas
1 2 1 8 mendapatkan jasa cleaning 3 3 60.000 3 87.000 3 120.044 4 152.088 4 174.901 4 201.136 21 795.169 Kendari
Kebersihan Kantor Kesehatan
service (UPTD)

Penyediaan Alat Tulis Jumlah jenis alat dan bahan Dinas


1 2 1 10 100 100 64.325 100 90.000 100 87.882 100 95.633 100 103.633 100 110.625 600 552.098 Kendari
Kantor ATK yang tersedia (Jenis) Kesehatan

Penyediaan barang Jumlah barang cetakan dan


Dinas
1 2 1 11 cetakan dan penggandaan yang tersedia 1.548 1.548 77.050 3.058 94.000 3.692 156.166 4.246 108.775 4.883 123.043 56.600 141.499 74025,2 700.533 Kendari
Kesehatan
penggandaan (lembar)
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase


Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya
Penyediaan peralatan Jumlah peralatan dan
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan Dinas
1 2 1 13 dan perlengkapan perlengkapan kantor yang 0 0 0 0 170.000 120 1.032.112 130 9.750 140 78.956 150 90.800 540 1.381.618 Kendari
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang Kesehatan
kantor tersedia (Unit)
pelayanan Good Governance good governance
kesehatan yang
terakreditasi dan
menjadi badan Jumlah Surat Kabar/Majalah
layanan umum Penyediaan bahan
dan Buku Peraturan Dinas
1 2 1 15 bacaan & peraturan 80 80 10.850 100 9.100 120 11.725 160 24.840 200 220 240 20.874 900 77.609 Kendari
Peruandang-Undangan yang Kesehatan
perundang-undangan
tersedia (Buah)

Penyediaan bahan Jenis Bahan Logistik yang Dinas


1 2 1 16 2 2 28.000 2 33.300 2 60.919 2 12.000 2 44.714 2 51.421 12 217.627 Kendari
logistik kantor tersedia (Unit) Kesehatan

Jumlah penyelenggaraan
Penyediaan makanan Dinas
1 2 1 17 makan minum tamu dan rapat 130 130 33.000 144 52.500 182 111.724 209 52.500 241 60.227 277 69.261 1183,596 379.212 Kendari
dan minuman Kesehatan
yang tersedia (Kali)

Jumlah Perjalanan dinas


Rapat-rapat koordinasi Dinas
1 2 1 18 dalam daerah dan luar daerah 65 65 425.100 50 384.900 88 513.900 101 527.820 117 494.284 134 568.427 555 2.914.431 Kendari
dan konsultasi Kesehatan
yang tersedia (Kali)

Penyusunan Laporan Jumlah dokumen laporan


Dinas
1 2 1 26 Pertanggungjawaban pertanggungjawaban bulanan 0 0 0 0 0 1 132.480 1 173.400 1 160.000 1 170.000 4 635.880 Kendari
Kesehatan
Bulanan SKPD Dinas Kesehatan (Dokumen)

Penyusunan Laporan Jumlah dokumen laporan


Dinas
1 2 1 28 Aset Triwulanan dan Aset yang tersedia 0 0 0 0 0 2 64.800 2 68.400 2 80.000 2 85.000 8 298.200 Kendari
Kesehatan
Semester SKPD (Dokumen)

Peningkatan
Pelayanan Jumlah sasaran pemeriksaan Dinas
0 48 155.200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 155.200 Kendari
Pemeriksaan kesehatan (Org) Kesehatan
Kesehatan
Penyediaan jasa
Jumlah kendaraan
pemeliharaan dan Dinas
dinas/operasional yang 0 0 0 8 2.100 0 0 0 0 0 0 0 0 8 2.100 Kendari
perizinan kendaraan Kesehatan
dilakukan pemeliharaan (Unit)
dinas/operasional
Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase
Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya Jumlah kegiatan layanan
Penyediaan jasa Dinas
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan periklanan kesehatan 0 0 0 1 15.000 0 0 0 0 0 0 0 0 1 15.000 Kendari
publikasi/periklanan Kesehatan
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang (kegiatan)
pelayanan Good Governance good governance
kesehatan yang
terakreditasi dan
menjadi badan
layanan umum
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya Penanggung
(Outcome/Output) Awal
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang
pelayanan Good Governance good governance
Tujuan 1. Penyediaan komponen
kesehatan yang Jumlah fasilitas
Peningkatan instalasi Dinas
terakreditasi dan listrik/penerangan yang 0 0 0 0 0 0 0 3 14.000 3 15000 3 16000 9 45.000 Kendari
manajemen dan listrik/penerangan Kesehatan
menjadi badan tersedia (Unit)
kelembagaan bangunan kantor
layanan umum
pelayanan
kesehatan yang
terakreditasi dan Penyediaan peralatan Jumlah peralatan rumah Dinas
0 0 0 0 0 0 98.170 0 0 0 0 0 0 0 98.170 Kendari
menjadi badan rumah tangga tangga yang tersedia (Unit) Kesehatan
layanan umum

Program Peningkatan Persentase Keterpenuhan


Dinas
1 2 2 sarana dan prasarana Sarana Prasarana 100 100 1.828.100 100 3.596.587 100 11.547.036 100 7.503.142 100 5.188.963 100 5.425.458 100 35.089.286 Kendari
Kesehatan
aparatur Perkantoran (%)

Pembangunan gedung Jumlah pembangunan Dinas


1 2 2 3 1 1 1.627.200 1 3.251.057 1 10.923.566 1 1.668.115 1 1.672.963 1 1.692.458 6 20.835.359 Kendari
kantor gedung kantor (Unit) Kesehatan

Jumlah Kendaraan Dinas dan


Pengadaan Kendaraan Dinas
1 2 2 5 Operasional yang disediakan 0 0 0 0 0 0 0 1 950.000 1 450.000 1 450.000 3 1.850.000 Kendari
dinas/operasional Kesehatan
(Unit)

Pengadaan Jumlah Perlengkapan


Dinas
1 2 2 7 perlengkapan gedung Gedung Kantor yang 0 0 0 0 0 150 20.000 250 1.260.187 300 1.270.000 300 1.275.000 1000 3.825.187 Kendari
Kesehatan
kantor disediakan (Unit)

Pengadaan Peralatan Jumlah Peralatan Gedung Dinas


1 2 2 9 1 1 19.000 0 0 0 0 3 2.256.515 3 1.125.000 3 1.225.000 10 4.625.515 Kendari
Gedung Kantor Kantor yang disediakan (Unit) Kesehatan

Pemeliharaan
Jumlah Gedung Kantor yang Dinas
1 2 2 22 rutin/berkala gedung 3 3 41.000 3 100.000 3 165.689 4 150.000 4 115.000 4 120.000 21 691.689 Kendari
dilakukan pemeliharaan (Unit) Kesehatan
kantor

Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase


Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya Jumlah Kendaraan Dinas dan
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan Pemeliharaan
Operasional yang Dinas
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang 1 2 2 24 rutin/berkala kendaraan 3 3 102.400 7 171.500 7 193.080 7 236.700 7 120.000 7 125.000 38 948.680 Kendari
mendapatkan pemeliharaan Kesehatan
pelayanan Good Governance good governance dinas/operasional
(Unit)
kesehatan yang
terakreditasi dan

Pemeliharaan Jumlah Peralatan Gedung


Dinas
1 2 2 28 rutin/berkala Peralatan Kantor yang mendapatkan 3 3 38.500 0 0 3 79.471 4 185.000 4 86.000 4 88.000 18 464.958 Kendari
Kesehatan
gedung kantor pemeliharaan (Unit)
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan
Rehabilitasi
manajemen dan Jumlah Gedung Kantor yang Dinas
1 2 2 42 Sedang/Berat Gedung 0 0 0 0 0 1 165.230 1 796.625 1 350.000 1 450.000 4 1.761.855 Kendari
kelembagaan direhabilitasi (Unit) Kesehatan
Kantor
pelayanan
kesehatan yang
terakreditasi dan
menjadi badan
layanan umum Pengadaan Sarana Jumlah pengadaan alat Dinas
0 0 0 1 74.030 0 0 0 0 0 0 0 0 1 74.030 Kendari
Kesehatan pemeriksaan kesehatan (Unit) Kesehatan

Cakupan SDM Aparatur yang


Program Peningkatan
1 2 3 memenuhi standar/kaidah 0 0 0 100 259.760 0 0 100 387.075 100 390.000 100 0 100 1.036.835 Dinkes Kendari
Disiplin Aparatur
disiplin aparatur (%)

Pengadaan pakaian
Jumlah Pakaian Dinas yang
1 2 3 2 dinas beserta 0 0 0 382 152.800 0 0 397 188.575 400 190.000 0 0 1179 531.375 Dinkes Kendari
tersedia (Set)
perlengkapannya

Pengadaan pakaian
Jumlah Pakaian Khusus yang
1 2 3 5 khusus hari-hari 0 0 0 0 106.960 0 0 397 198.500 400 200.000 0 0 797 505.460 Dinkes Kendari
tersedia (Set)
tertentu

Program Peningkatan
dan Pengembangan Cakupan Laporan Kinerja dan
Dinas
1 2 6 Sistem Pelaporan Keuangan yang terselesaikan 100 100 6.375 100 7.000 100 8.160 100 10.000 100 10.000 100 10.000 100 51.535 Kendari
Kesehatan
Capaian Kinerja dan Tepat Waktu (%)
Keuangan

Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase


Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya Penyusunan laporan
Jumlah Dokumen LAKIP yang
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan capaian kinerja dan Dinas
1 2 6 1 disusun tepat waktu 4 2 5.000 2 2.500 2 4.450 2 5.000 2 5.000 2 5.000 12 26.950 Kendari
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang ikhtisar realisasi kinerja Kesehatan
(Dokumen)
pelayanan Good Governance good governance SKPD
kesehatan yang
Jumlah Dokumen laporan
terakreditasi dan Penyusunan pelaporan Dinas
1 2 6 4 keuangan akhir tahun 1 1 1.375 1 4.500 1 3.710 1 5.000 1 5.000 1 5.000 6 24.585 Kendari
menjadi badan keuangan akhir tahun Kesehatan
(Dokumen)
layanan umum

Program Peningkatan Cakupan Dokumen


Dinas
1 2 7 Sistem Perencanaan Perencanaan yang disusun 100 100 19.350 100 14.000 100 5.000 100 5.000 100 26.235 100 10.000 100 79.585 Dinkes
Kesehatan
SKPD dan dievaluasi (%)

Jumlah Dokumen Renstra


Penyusunan Rencana Dinas
1 2 7 1 dan Evaluasi Renstra yang 1 0 13.000 1 14.000 0 0 0 0 0 0 1 5.000 2 32.000 Kedari
Strategis SKPD Kesehatan
diselesaikan (Dokumen)
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Jumlah Dokumen Renja dan
Peningkatan Penyusunan Rencana Dinas
1 2 7 2 RKA yang diselesaikan 2 4 6.350 0 0 4 5.000 4 5.000 4 26.235 4 5.000 20 47.585 Kendari
manajemen dan Kerja SKPD Kesehatan
(Dokumen)
kelembagaan
pelayanan Program Kebijakan dan
Persentase Ketersediaan
kesehatan yang Manajemen Dinas
1 2 48 dokumen hasil kajian dan 100 100 32.675 100 356.550 100 1.170.206 100 791.944 100 762.644 100 788.040 100 3.902.059 Kendari
terakreditasi dan Pembangunan Kesehatan
rumusan dokumen kebijakan
menjadi badan Kesehatan
layanan umum
Jumlah dokumen
Pertemuan Rapat
kesepakatan konsolidasi
koordinasi Dinas
1 2 48 1 pelaksanaan Program 0 0 0 1 240.050 1 230.773 1 577.780 1 580.000 1 585.000 5 2.213.603 17 Kab/Kota
Pembangiunan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan di
Kesehatan Daerah
Prov. Sultra (Dokumen)

Pendampingan Jumlah dokumen


Dinas
1 2 48 2 Musrembangda dan Musrembagda dan 0 0 0 0 0 2 80.760 2 97.684 2 102.644 2 118.040 8 399.128 17 Kab/Kota
Kesehatan
Rakerkesda Kabupaten Rakerkesda Kab/Kota

Monitoring dan Jumlah dokumen hasil monev


Dinas
1 2 48 3 evaluasi pencapaian pencapaian MDGS dan SPM 0 0 0 1 116.500 1 858.673 1 75.880 1 80.000 1 85.000 5 1.216.053 17 Kab/Kota
Kesehatan
MDGs dan SPM Bidang Kesehatan (Dokumen)

Penyusunan Rencana
Kerja dan Jumlah dokumen rencana dan
Dinas
Penganggaran anggaran pembangunan 1 32.675 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 32.675 17 Kab/Kota
Kesehatan
Pembangunan kesehatan
KesehatanTerpadu
Analisa Data dan
Perencanaan Kegiatan
Pencegahan dan Jumlah dokumen data
Dinas
Pengendalian perencanaan dan 0 0 - 0 0 0 0 1 40.600 0 0 0 0 1 40.600 17 Kab/Kota
Kesehatan
konsumsi rokok dan pengendalian konsumsi rokok
produk tembakau
lainnya
Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase
Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya Program
Persentase Kabupaten/Kota
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan Pengembangan Sistem
dan Fasyakes yang Dinas Provinsi, 17
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang 1 2 35 Informasi Kesehatan 0 0 0 0 0 100 0 100 104.380 100 91.538 100 107.364 100 303.282
mengembangkan Sistem Kesehatan Kab/Kota
pelayanan Good Governance good governance Terpadu dan Sistem
Informasi Kesehatan (%)
kesehatan yang Kesehatan Provinsi
terakreditasi dan
menjadi badan
Pengembangan Jumlah Kab/Kota yang
layanan umum
Pemetaan dan mengembangkan pemetaan
Dinas
1 2 35 1 pendampingan sistem sistem informasi kesehatan 14 0 0 0 0 0 0 17 90.880 17 75.000 17 90.000 51 255.880 17 Kab/Kota
Kesehatan
informasi kesehatan di berbasis elektronik/website
Kab/Kota (Kab/Kota)

Desiminasi informasi Website Informasi dan data


Dinas
1 2 35 2 kesehatan melalui kesehatan Dinkes Prov.Sultra 1 0 0 0 0 0 0 1 13.500 1 16.538 1 17.364 3 47.402 Kendari
Kesehatan
media online/web. yang tersedia (Website)
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan Program Standarisasi Persentase UPT Dinkes yang Dinas
1 2 23 0 1 28.500 1 53.400 50 0 100 94.074 100 134.000 100 155.000 100 464.974 17 Kab/Kota
manajemen dan Pelayanan Kesehatan terakreditasi (%) Kesehatan
kelembagaan
pelayanan Jumlah dokumen standar
kesehatan yang pelayanan kesehatan di
Penyusunan standar Dinas
terakreditasi dan 1 2 23 1 Kabupaten/Kota dan Fasilitas 0 1 28.500 1 53.400 0 0 1 11.000 1 38.000 1 45.000 5 175.900 17 Kab/Kota
pelayanan kesehatan Kesehatan
menjadi badan Pelayanan kesehatan
layanan umum (Dokumen)

Jumlah dokumen hasil kajian


Penjaminan Mutu
jaminan mutu pendidikan dan Dinas
1 2 23 10 Pendidikan dan 0 0 0 0 0 0 0 1 32.080 1 36.000 1 45.000 3 113.080 Kendari
pelatihan kesehatan Kesehatan
Pelatihan Kesehatan
(Dokumen)

Penjaminan Mutu Jumlah Dokumen dokumen


Pelayanan hasil kajian jaminan mutu Dinas
1 2 23 11 0 0 0 0 0 0 0 1 50.994 1 60.000 1 65.000 3 175.994 Kendari
Laboratorium pelayanan laboratorium Kesehatan
Kesehatan kesehatan (Dokumen)

Tujuan 1. Sasaran 1: Persentase


Peningkatan Mewujudkan Tata terlaksananya Program
manajemen dan Kelola Manajemen Pengelolaan Pengembangan Persentase Terbentuknya
kelembagaan Kesehatan yang administrasi yang Kelembagaan UPT Dinkes menjadi Badan Dinas
1 2 49 0 0 0 0 0 35 0 35 102.580 35 203.000 35 220.000 35 525.580 Kendari
pelayanan Good Governance good governance Laboratorium Layanan Umum Daerah Kesehatan
kesehatan yang Kesehatan, Bapelkes (BLUD) (%)
terakreditasi dan dan Instalasi Farmasi
menjadi badan
layanan umum Pendampingan Jumlah UPT Dinkes yang
Dinas
1 2 49 1 manajemen pelayanan melaksanakan manajemen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 115.000 3 115.000 6 230.000 Kendari
Kesehatan
prima pelayanan prima (UPT)

Penilaian Instalasi
Jumlah Instalasi farmasi Dinas
1 2 49 02 Farmasi Sesuai 0 0 0 0 0 0 0 17 77.880 17 50.000 17 60.000 17 187.880 Kendari
kab/kota yang sesuai standar Kesehatan
Standar

Pengkajian Kebutuhan Dokumen hasil kajian Dinas


1 2 49 02 0 0 0 0 0 0 0 0 24.700 1 38.000 1 45.000 3 107.700 Kendari
Diklat Kesehatan kebutuhan Diklat Kesehatan

Tujuan 2. Sasaran 2. Angka Kematian


Peningkatan Menurunnya Anak dan Ibu
Program Peningkatan
derajat kesehatan angka kematian Melahirkan Cakupan Kunjungan Neonatal
1 2 29 Pelayanan Kesehatan 83,9 0 0 0 0 90 75.480 90 36.840 90 295.000 90 355.000 90 762.320 Dinkes 14 Kab/Kota
masyarakat ibu dan anak Lengkap (%)
Anak Balita
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan Monitoring, evaluasi Jumlah Dokumen Monev Dinas
1 2 29 8 0 0 0 0 0 0 0 1 36.840 1 75.000 1 95.000 3 206.840 17 Kab/Kota
manajemen dan dan pelaporan (Dokumen) Kesehatan
kelembagaan
pelayanan Orientasi Perawat, Jumlah perawat, Bidan dan
kesehatan yang Bidan dan Dokter Dokter yang mengikuti Dinas
terakreditasi dan 1 2 29 9 0 0 0 0 0 40 75.480 0 0 40 125.000 40 150.000 120 350.480 17 Kab/Kota
tentang Pelayanan orientasi pelayanan neonatal Kesehatan
menjadi badan Neonatal Esensial (Orang)
layanan umum

Jumlah Kabupaten/Kota yang


Peningkatan
mengembangkan model Dinas
1 2 29 10 pengembangan model 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 95.000 0 110.000 17 205.000 17 Kab/Kota
Posyandu, PAUD dan BKB Kesehatan
posyandu, PAUD, BKB
terintegrasi (Kab/Kota)
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan
manajemen dan
kelembagaan
pelayanan
kesehatan yang
terakreditasi dan
Tujuan 2. Sasaran 2. Angka Kematian
menjadi badan
Peningkatan Menurunnya Anak dan Ibu Program Peningkatan Cakupan pelayanan Ibu Hamil
layanan umum Dinas
derajat kesehatan angka kematian Melahirkan 1 2 32 Keselamatan Ibu minimal 4 kali selama 82,1 0 0 85 35.000 90 102.750 90 38.440 90 693.052 90 762.357 90 1.631.599 14 Kab/Kota
masyarakat ibu dan anak Kesehatan
Melahirkan kehamilan (K4)

Peningkatan P4K
Jumlah Kab/Kota yang
melalui
melaksanakan P4K melalui Dinas
1 2 32 4 pengembangan 0 0 0 17 35.000 0 0 17 38.440 17 45.000 17 60.000 68 178.440 17 Kab/Kota
Kemitraan dengan TP-PKK Kesehatan
kemitraan dengan TP-
(Kab/Kota)
PKK

Pendampingan
Jumlah Kabupaten/Kota yang
supervisi suportif bidan Dinas
1 2 32 5 melakukan kegiatan Supervisi 0 0 0 0 0 17 102.750 0 0 17 115.000 17 125.000 51 342.750 17 Kab/Kota
koordinator Kabupaten Kesehatan
Suportif Bikor (Kab/Kota)
dan Puskesmas

Tujuan 2. Sasaran 3. Prevalensi


Peningkatan Menurunnya Tuberclosis dari
Program Pencegahan Cakupan Pelayanan
derajat kesehatan Angka Kesakitan 235 menjadi 224 Dinas
1 2 22 dan Penanggulangan Imunisasi Dasar lengkap anak 71,5 0 0 90 143.000 100 124.797 100 626.870 100 940.322 100 1.034.354 100 2.869.343 14 Kab/Kota
masyarakat Akibat Penyakit per 100.000 Kesehatan
Penyakit Menular usia 0-11 bulan (%)
Menular penduduk;

Prevalensi
Malaria (Anual
Paracite Index- Pengadaan alat Jumlah alat dan bahan
Dinas
API) dari 2 1 2 22 2 fogging dan bahan- fogging yang disediakan 0 0 0 1 143.000 0 0 1 189.500 1 150.000 1 175.000 4 657.500 17 Kab/Kota
Kesehatan
menjadi 1 per bahan fogging (Unit)
1000 penduduk;

Prevalensi HIV
pada populasi
dewasa sampai
Pengadaa Vaksin Jumlah bahan vaksin yang
kurang dari 0,5%; 0 0 0 0 - 0 0 170 102.000
Penyakit Menular tersedia

Jumlah kegiatan Pelayanan


Pelayanan pencegahan
pencegahan dan Dinas
1 2 22 5 dan penanggulangan 0 0 0 0 0 0 0 0 76.270 1 127.081 1 139.789 2 343.140 17 Kab/Kota
penanggulangan penyakit Kesehatan
penyakit menular
menular (Kegiatan)

Jumlah kegiatan
Pemusnahan/
Pemusnahan/karantina Dinas
1 2 22 7 karantina sumber 0 0 0 0 0 0 0 1 67.400 1 88.500 1 95.000 5 250.900 17 Kab/Kota
sumber penyakit menular Kesehatan
penyakit menular
(Kegiatan)
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan Jumlah kegiatan imunisasi Dinas
1 2 22 8 Peningkatan imunisasi 0 0 0 0 0 0 0 1 89.440 1 115.000 1 125.000 3 329.440 17 Kab/Kota
manajemen dan (Kegiatan) Kesehatan
kelembagaan
Tujuan 2. Sasaran 3. Prevalensi
pelayanan
Peningkatan Menurunnya Tuberclosis dari Peningkatan Jumlah Kab/Kota yang
kesehatan
derajat yang
kesehatan Angka Kesakitan 235 menjadi 224 surveilance melasanakan surveilance
terakreditasi dan
masyarakat Akibat Penyakit per 100.000 Dinas
1 2 22 9 epidemiologi dan apidemiologi dan 0 0 0 0 0 17 124.797 0 38.440 17 133.100 17 146.410 51 442.747 17 Kab/Kota
menjadi badan Menular penduduk; Kesehatan
penanggulangan penanggulangan wabah
layanan umum
wabah (Kab/Kota)

Prevalensi
Peningkatan
Malaria (Anual Jumlah kegiatan Komunikasi,
Komunikasi, Informasi
Paracite Index- Informasi dan edukasi (KIE)
dan edukasi (KIE) Dinas
API) dari 2 1 2 22 10 pencegahan & 0 0 0 0 0 0 0 0 63.820 1 75.000 1 95.000 2 233.820 17 Kab/Kota
pencegahan & Kesehatan
menjadi 1 per pemberantasan penyakit
pemberantasan
1000 penduduk; (Kegiatan)
penyakit

Prevalensi HIV
pada populasi Program Persentase Rumah Tangga
dewasa sampai Dinas
1 2 21 Pengembangan dengan air bersih yang layak 54,4 0 0 0 0 80 28.150 85 157.510 90 332.750 90 366.025 90 884.435 14 Kab/Kota
kurang dari 0,5%; Kesehatan
Lingkungan Sehat (%)

Jumlah Desa/Kelurahan yang


Pengkajian
melaksanakan Sanitasi Total Dinas
1 2 21 01 pengembangan 117 0 0 0 0 300 28.150 400 86.250 500 65.000 75000 219.615 76.200 399.015 17 Kab/Kota
Berbasis Masyarakat (STBM) - Kesehatan
lingkungan sehat
(Desa)

Jumlah kabupaten/Kota yang


Sosilasisasi kebijkan memiliki Peraturan atau Dinas
1 2 21 03 0 0 0 0 0 0 0 0 71.260 2 85.000 2 110.000 4 266.260 17 Kab/Kota
lingkungan sehat Kebijakan tentang Lingkungan Kesehatan
Sehat (Kab/Kota)

Persentase ketersediaan
Program Obat dan
1 2 15 Obat, perbekalan kesehatan 70 0 0 0 0 77 1.295.996 80 616.700 83 1.331.000 86 1.464.100 86 4.707.796 Dinkes Provinsi
Perbekalan Kesehatan
dan Vaksin (%)

Pengadaan obat dan Jenis obat standar yang


1 2 15 1 0 0 0 0 0 1 1.295.996 119 500.000 119 500.000 119 1.464.100 358 3.760.096 Dinkes Kendari
Perbekalan kesehatan tersedia

Peningkatan Jumlah Dokumen RKO


1 2 15 02 Pemerataan Obat dan Kab/Kota yang tersedia 0 0 0 0 0 0 0 1 116.700 1 115.000 1 118.000 3 349.700 Dinkes Kendari
Perbekalan Kesehatan (Dokumen)

Tujuan 2. Sasaran 3. Prevalensi


Peningkatan Menurunnya Tuberclosis dari
Persentase Puskesmas yang
derajat kesehatan Angka Kesakitan 235 menjadi 224 Program Upaya
1 2 16 melaksanakan minilokakarya 85 1 389.000 100 443.400 100 0 100 651.090 100 350.000 100 1.039.583 100 2.873.073 Dinkes Provinsi
masyarakat Akibat Penyakit per 100.000 Kesehatan Masyarakat
program
Menular penduduk;
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1. Prevalensi
Peningkatan Malaria (Anual
manajemen dan Paracite Index- Persentase Puskesmas yang
Peningkatan kesehatan Dinas
kelembagaan API) dari 2 1 2 16 1 mendapatkan pendampingan 0 0 0 0 0 0 0 75 38.440 100 75.000 100 95.000 275 208.440 17 Kab/Kota
masyarakat Kesehatan
pelayanan menjadi 1 per Lokakarya Mini
kesehatan yang 1000 penduduk;
terakreditasi dan
menjadi badan Prevalensi HIV
layanan umum pada populasi
dewasa sampai Peningkatan pelayanan Jumlah kegiatan pelayanan
Dinas
kurang dari 0,5%; 1 2 16 2 dan penanggulangan dan penanggulangan masalah 0 0 0 2 411.400 0 0 2 612.650 2 275.000 2 285.000 8 1.584.050 17 Kab/Kota
Kesehatan
masalah kesdehatan kesehatan

Peningkatan
Jumlah kegiatan pelayanan di
Pelayanan Dinas
Laboratorium Kesehatan 0 1 389.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 389.000
Laboratorium Kesehatan
(Keg)
Kesehatan

Pengadaan Saran Jumlah sarana kesehatan Dinas


0 0 0 3 32.000 0 0 0 0 0 0 0 0 3 32.000
Kesehatan yang tersedia (Unit) Kesehatan

Persentase Fasyankes yang


Program Upaya Dinas
1 2 34 terkareditasi (RS & 25 0 0 0 0 75 609.152 100 712.790 100 908.495 100 1.044.769 100 3.275.206 Provinsi
Kesehatan Perorangan Kesehatan
Puskesmas) - (%)

Peningkatan
Pelayanan Jumlah kegiatan pelayanan di
1 2 34 1 1 0 0 0 0 1 609.152 1 631.400 1 615.000 1 650.000 4 2.505.552 Dinkes Labkes
Laboratorium Laboratorium Kesehatan
Kesehatan

Peningkatan
Jumlah kegiatan penataan
1 2 34 2 Pelayanan Kesehatan 6 6 0 0 0 0 0 0 81.390 24 115.000 24 125.000 54 321.390 Dinkes 17 Kab/Kota
sistem rujukan
Rujukan
Tujuan 2. Sasaran 4. Prevalensi Persentase Cakupan
Peningkatan Menurunkan kekurangan gizi Program Perbaikan Dinas
1 2 20 pemantauan pertumbuhan 70,3 0 0 0 0 85 30.525 85 189.880 85 771.692 85 887.446 85 1.879.543 17 Kab/Kota
derajat kesehatan Prevalensi (gizi kurang dan Gizi Masyarakat Kesehatan
Balita di Posyandu (D/S)
masyarakat Kekurangan Gizi gizi buruk) dari
(Gizi Kurang & 23,8% tahun 2010
Gizi Buruk) menjadi kurang
menjadi kurang dari 15% tahun
Jumlah Balita Gizi
dari 15% dan 2018 Pemberian tambahan Dinas
1 2 20 2 kurang/Buruk yang 0 0 0 0 0 0 0 0 151.440 270 155.000 280 175.000 280 481.440 17 Kab/Kota
prevalensi Anak makanan dan vitamin Kesehatan
mendapatkan PMT (Balita)
Balita Pendek
menjadi kurang
dari 32%
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Penanggulangan
Peningkatan Jumlah kegiatan
Kurang Energi Protein
manajemen dan Penanggulangan Kurang
(KEP), Anemia Gizi
kelembagaan Energi Protein (KEP), Anemia
Besi, Gangguan Akibat
pelayanan Gizi Besi, Gnagguan Akibat Dinas
1 2 20 3 Kurang Yodium 0 0 0 0 0 0 0 1 38.440 1 65.000 1 75.000 3 178.440 17 Kab/Kota
kesehatan yang Kurang Yodium (GAKY), Kesehatan
(GAKY), kurang
terakreditasi dan kurang Vitamin A, &
Vitamin A, &
menjadi badan Kekurangan zat gizi mikro
Kekurangan zat gizi
layanan umum lainnya
mikro lainnya

Pemberdayaan
Jumlah Puskesmasyang
masyarakat tentang Dinas
1 2 20 4 mengembangkan Rumah 10 0 0 0 0 30 30.525 0 0 60 112.500 75 125.000 165 268.025 17 Kab/Kota
keluarga sadar gizi Kesehatan
Pemulihan Gizi (Pusk.)
(Kadarzi)

Tujuan 3. Sasaran 5. Persentase Desa


Program Promosi
Peningkatan Meningkatnya Siaga Aktif 65% Presentase Desa/Kelurahan
Kesehatan dan Dinas
kesadaran Desa Siaga Aktif 1 2 19 yang mengembangkan UKBM 38,7 0 0 66,2 100.000 80 2.001.753 85 1.163.410 90 784.313 90 695.448 90 4.744.924 17 Kab/Kota
Pemberdayaan Kesehatan
kemauan dan aktif
Masyarakat
kemandirian
masyarakat untuk
hidup sehat
Pengembangan Media Jumlah paket media promosi
1 2 19 1 Promosi dan Informasi dan informasi Sadar Hidup 3 0 0 0 0 3 395.592 3 159.140 3 65.000 3 85.000 12 704.732 Dinkes 17 Kab/Kota
Sadar Hidup Sehat Sehat yang tersedia (Paket)

Penyuluhan Jumlah kegiatan penyuluhan


1 2 19 3 masyarakat Pola Hidup masyarakat Pola Hidup 0 0 0 1 100.000 1 1.118.048 1 774.300 1 115.000 1 120.000 5 2.227.348 Dinkes 17 Kab/Kota
Sehat Sehat

Monitoring, evaluasi Jumlah Dokumen hasil Monev


1 2 19 5 0 0 0 0 0 14 256.210 14 76.880 14 75.000 14 110.000 56 518.090 Dinkes 17 Kab/Kota
dan pelaporan (Dokumen)

Tujuan 3. Sasaran 5. Persentase Desa


Sosialisasi "Aku
Peningkatan Meningkatnya Siaga Aktif 65% Jumlah kegiatan sosialisasi Dinas
1 2 19 6 Bangga Aku Tau" 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Kab/Kota
kesadaran Desa Siaga Aktif ABAT Kesehatan
(ABAT)
kemauan dan
kemandirian
masyarakat untuk Peningkatan
Jumlah tenakes yang dilatih Dinas
hidup sehat pendidikan tenaga 0 0 0 0 0 204 231.903 0 114.650 68 115.000 85 125.000 357 586.553
sebagai penyuluh kesehatan Kesehatan
penyuluh kesehatan

Pengembangan
Jumlah Kab/Kota yang
pemberdayaan bidang
mengembangkan desa sehat 12,75 0 0 0 0 0 0 17 38.440 0 0 0 0 17 38.440
kesehatan melalui
cerdas
desa sehat cerdas

Program Peningkatan Dinas


1 2 28 Persentase kegiatan pameran 0 100 20.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20.000 Kendari
Kapasitas Perempuan Kesehatan
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan
manajemen dan Pemeran Dalam Frekwensi Pameran yang Dinas
1 2 28 04 0 1 20.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20.000 Kendari
kelembagaan Rangka HARGANAS dilaksanakan Kesehatan
pelayanan
kesehatan yang
Tujuan 4. Sasaran 6. Persentase
terakreditasi dan
Meringankan Meningkatkan masyarakat
menjadi badan Program Peningkatan Persentase masyarakat
beban akses pelayanan miskin yang
layanan umum Yankes Perorangan miskin yang mendapatkan Dinas
pembiayaan kesehatan pada mendapatkan 1 2 33 100 100 282.625 100 41.490 100 100.350 100 119.840 100 409.593 100 479.781 100 1.433.679 17 Kab/Kota
Bebas Biaya penjaminan pembiayaan Kesehatan
kesehatan pada golongan Pelayanan
(BAHTERAMAS) Pelayanan Kesehatan (%)
golongan masyarakat Kesehatan100%
masyarakat tertentu
tertentu
Penyediaan jaminan
pelayanan kesehatan Jumlah penduduk tidak
bagi masyarakat tidak mampu yang mendapatkan Sekretariat
1 2 33 1 159.518 159.518 282.625 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 159.518 282.625 17 Kab/Kota
mampu (Pembebasan program Pembebasan Biaya Daerah
Biaya Pengobatan/ Pengobatan (Orang)
Bahtermas)

Jumlah Dokumen koordinasi


Koordinasi dan
dan konsolidasi Sistem Dinas
1 2 33 2 konsolidasi Sistem 0 0 0 0 0 0 0 0 80.400 1 75.000 1 95.000 2 250.400 17 Kab/Kota
Jaminan Kesehatan Kesehatan
Jaminan Kesehatan
(Dokumen)

Monitoring, evaluasi Jumlah Dokumen hasil Monev Dinas


1 2 33 3 0 0 0 1 41.490 14 100.350 14 39.440 14 334.593 14 384.781 57 900.654 17 Kab/Kota
dan pelaporan PBP (Dokumen) Kesehatan

Tujuan 5. Sasarn 7. Rasio dokter per


Cakupan SDM aparatur/ SDM
Meningkatkan Terpenuhinya 100 ribu penduduk Program Peningkatan
yang lulus pendidikan Dinas
ketersediaan tenaga yang 1 2 5 Kapasitas Sumber 100 100 220.000 100 300.000 100 350.000 100 400.000 100 400.000 100 400.000 100 2.070.000 Luar Daerah
kompetensi spesifik Kesehatan
SDM Kesehatan memiliki daya Aparatur
tupoksi/profesi (%)
sesuai kompetensi di
kebutuhhan Daerah Sulit dan
terpencil serta Jumlah tenaga kesehatan
fasilitas pelayanan Pendidikan dan yang mengkuti program Dinas
kesehatan 1 2 5 1 5 5 220.000 5 300.000 7 350.000 8 400.000 8 400.000 8 400.000 41 2.070.000 Luar Daerah
pelatihan formal pendidikan dan pelatihan Kesehatan
formal (Orang)

Jumlah 58 36 4.037.400 52 6.607.637 76 20.177.778 84 15.381.122 81 15.863.926 81 17.366.119 85 79.433.982

Kendari, 20 Januari 2016

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara
Data Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Tahun 1 (2013) Unit Kerja
Indikator Kinerja Capaian Kondisi Akhir periode
Tahun -2 (2014) Tahun -3 (2015) Tahun -4 (2016) Tahun -5 (2017) Tahun -6 (2018) SKPD
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan Program/Kegiatan pada tahun RPJMD Lokasi
Penanggung
(Outcome/Output) Awal
Jawab
Perencanaan Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tujuan 1.
Peningkatan
manajemen dan
kelembagaan
pelayanan dr. H.Asrum Tombili, M.Kes
kesehatan yang Pembina Utama Madya, IV/c
terakreditasi dan
menjadi badan
NIP.19580130 198703 1 003
layanan umum
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN

Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)


Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000
Tertata layanan
administrasi 100% 100% 1.575.000 100% 1.184.555 100% 1.467.115 100% 1.687.183 100% 1.940.260 100% 2.231.299 100% 10.085.412 Dinas Kesehatan
Program pelayanan perkantoran
1 administrasi
perkantoran Persentase pelayanan
Dinas Kesehatan
administrasi 100 100 887.800 100 839.600 100 1.302.701 100 1.497.185 12 1.685.078 12 1.937.462 100 8.149.826
dan UPTD
perkantoran (%)

Tersedia sarana dan


100% 100% 230.500 100% 3.611.973 100% 2.408.405 100% 2.769.665 100% 3.185.115 100% 3.662.883 100% 15.868.541 Dinas Kesehatan
Program prasarana aparatur
Peningkatan sarana
2 Persentase
dan prasarana
aparatur Keterpenuhan Sarana
100 100 1.821.100 100 2.531.380 100 2.994.405 100 3.435.166 100 3.945.440 100 4.517.257 100 19.244.748 Dinkes
Prasarana Perkantoran
(%)

Terlaksana peningkatan
disiplin aparatur 0 0 178.200 100% 196.020 100% 165.000 100% 181.500 100% 199.650 100% 219.615 100% 1.139.985 Dinas Kesehatan
kesehatan
Program
3 Peningkatan Disiplin
Aparatur Cakupan SDM Aparatur
yang memenuhi
0 0 0 100 267400 0 0 100 199.650 100 0 100 0 100 467.050 Dinkes
standar/kaidah disiplin
aparatur (%)

Meningkat kapasitas
100% 100% 85.000 100% 220.333 100% 326.700 100% 359.370 100% 395.307 100% 434.838 100% 1.821.548 Dinas Kesehatan
sumbrdaya Aparatur
Program
Peningkatan Cakupan SDM aparatur/
4
Kapasitas Sumber SDM yang lulus
daya Aparatur pendidikan kompetensi 100 100 270.000 100 200.000 100 373.750 100 373.750 100 373.750 100 373.750 100 1.965.000 Dinkes
spesifik tupoksi/profesi
(%)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program
peningkatan dan
Program pelayanan Tersedia laporan
1 pengembangan
administrasi capaian kinerja setiap 100% 100% 10.000 100% 8.250 100% 7.935 100% 9.125 100% 10.494 100% 12.068 100% 57.872 Dinas Kesehatan
Sistem Pelaporan
perkantoran tahun
Capaian Kinerja

5
Program
Peningkatan dan Cakupan Laporan
Pengembangan Kinerja dan Keuangan
100 100 6.000 100 5.000 100 7.935 100 9.125 100 10.494 100 12.068 100 50.622 Dinkes
Sistem Pelaporan yang terselesaikan Tepat
Capaian Kinerja dan Waktu (%)
Keuangan

Tersedia dokumen
perencanaan tahunan 100% 100% 0 100% 11.000 100% 19.838 100% 22.813 100% 26.235 100% 30170 100% 110.056 Dinas Kesehatan
Program SKPD
6 Peningkatan Sistem Cakupan Dokumen
Perencanaan SKPD Perencanaan yang
100 100 15.000 100 10.000 100 19.838 100 22.813 100 26.235 100 30.170 100 124.056 Dinkes
disusun dan dievaluasi
(%)

Tersedia dokumen hasil


kajian dan rumusan
0 0 0 100% 241.120 1 330.614 1 380.206 1 437.236 1 502822 5 1.891.998 Dinas Kesehatan
dokumen kebijakan
Program Kebijakan
(dokumen)
dan Manajemen
7
Pembangunan
Persentase Ketersediaan
Kesehatan
dokumen hasil kajian
100 100 32.000 100 206.250 100 410.364 100 458.919 100 511.506 100 574.106 100 2.193.145 Dinkes
dan rumusan dokumen
kebijakan

Terlaksana penataan
administrasi dan
0 0 0 100% 50.000 100% 52.500 100% 55.125 100% 57.881 100% 60775 100% 276.281 Dinas Kesehatan
Program kepastian hukum di
Peningkatan bidang kesehatan
8
administrasi dan
Hukum Kesehatan
Program ditiadakan karena tidak ada alokasi anggaran selama 4 tahun
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Tersedia informasi dan


data program kesehatan 0 0 0 100% 150.000 100% 157.500 100% 165.375 100% 173.644 100% 182.326 100% 828.845 Dinas Kesehatan
Program
Program pelayanan yang efektif
1 Pengembangan
administrasi
Sistem Informasi
perkantoran
9 Persentase
Kesehatan Terpadu
Kabupaten/Kota dan
dan Sistem
Fasyakes yang 0 0 0 0 0 100 157.500 100 165.375 100 173.644 100 182.326 100 678.845 Dinkes
Kesehatan Provinsi
mengembangkan Sistem
Informasi Kesehatan (%)

Program
Standarisasi Persentase fasilitas
Pelayanan pelayanan kesehatan 0 0 0 10% 100.000 10% 105.000 10% 110.250 10% 115.763 10% 121.551 100% 552.564 Dinas Kesehatan
Kesehatan terakreditasi
10 Masyarakat
Program
Standarisasi Persentase UPT Dinkes
0 0 0 0 0 50 105.000 100 110.250 100 115.763 100 121.551 100 452.564 Dinkes
Pelayanan yang terakreditasi (%)
Kesehatan

Tersedia Labkes,
Bapelkes menjadi BLU 0 0 0 50% 250.000 50% 262.500 0 0 0 0 100% 512.500 Dinas Kesehatan
Program (lembaga)
Pengembangan
Kelembagaan
11 Laboratorium
Persentase
Kesehatan, Bapelkes
Terbentuknya UPT
dan Instalasi
Dinkes menjadi Badan 0 0 0 0 0 35 87.500 35 175.000 35 175.000 35 175.000 35 612.500 Dinkes
Farmasi
Layanan Umum Daerah
(BLUD) (%)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Meningkat cakupan
pelayanan Ibu Hamil
Program pelayanan 82,1% 84% 6.682.480 87% 520.700 90% 572.770 90% 630.047 90% 693.052 90% 762.357 90% 9.861.406
Program minimal 4 kali selama
1 administrasi
Peningkatan kehamilan
12 perkantoran
Keselamatan Ibu
Melahirkan
Cakupan pelayanan Ibu
Hamil minimal 4 kali 82,1 0 0 0 0 90 572.770 90 630.047 90 693.052 90 762.357 90 2.658.226 Dinkes
selama kehamilan (K4)

Program Kesehatan Cakupan kunjungan


83,9% 85,1% 0 0% 0 90% 1.012.575 90% 1.164.462 90% 1.339.130 90% 1.540.000 90% 5.056.167 Dinas Kesehatan
Anak neonatal lengkap

13 Program
Peningkatan
Cakupan Kunjungan
Pelayanan 83,9 0 0 0 0 90 1.012.575 90 1.164.461 90 1.339.130 90 1.540.000 90 5.056.166 Dinkes
Neonatal Lengkap (%)
Kesehatan Anak
Balita

Cakupan desa siaga aktif 38,7% 52,5% 574.325 66,24% 600.120 80% 522.500 85% 574.750 90% 632.225 90% 695.448 90% 3.599.368 Dinas Kesehatan
Program Promosi
Kesehatan dan
14 Presentase
Pemberdayaan
Masyarakat Desa/Kelurahan yang
38,7 52,5 20.000 66,2 100.000 80 637.501 85 707.000 90 784.313 90 695.448 90 2.944.262 Dinkes
mengembangkan UKBM
aktif

Cakupan pelayanan
imunisasi dasar anak 71,50% 100% 9.721.855 100% 98.615 100% 777.125 100% 854.838 100% 940.322 100% 1.034.354 100% 13.427.109 Dinas Kesehatan
usia 0-11 bukan
Program
Pencegahan dan
15
Penanggulangan
Cakupan Pelayanan
Penyakit Menular
Imunisasi Dasar lengkap 71,5 85 159.525 90 44.550 100 777.126 100 854.838 100 940.322 100 1.034.354 100 3.810.715 Dinkes
anak usia 0-11 bulan (%)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Cakupan rumah tangga


dengan air bersih yang 54,4% 62,9% 0 70% 250.000 80% 275.000 85% 302.500 90% 332.750 90% 366.025 90% 1.526.275
Program pelayanan
layak
1 Program
administrasi
16 Pengembangan
perkantoran
Lingkungan Sehat
Persentase Rumah
Tangga dengan air 54,4 0 0 0 80 275.000 85 302.500 90 332.750 90 366.025 90 1.276.275 Dinkes
bersih yang layak (%)

Persentase ketersediaan
obat, perbekalan 78% 0 2.057.030 100% 1.204.720 100% 1.100.000 100% 1.210.000 100% 1.331.000 100% 1.464.100 100% 8.366.850 Dinas Kesehatan
kesehatan dan Vaksin
Program Obat dan
17 Perbekalan
Kesehatan Persentase ketersediaan
Obat, perbekalan
70 0 0 0 0 77 1.100.000 80 1.210.000 83 1.331.000 86 1.464.100 86 5.105.100 Dinkes
kesehatan dan Vaksin
(%)

Persentase Puskesmas
yang melaksanakan 85% 100% 1.519.950 100% 665.250 100% 287.500 100% 330.625 100% 380.219 100% 437.252 100% 3.620.796 Dinas Kesehatan
minilokakarya program
Program Upaya
18 Kesehatan
Masyarakat
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan 85 0 0 100 661.400 100 740.040 100 828.419 100 927.792 100 1.039.583 100 4.197.234 Dinkes
minilokakarya program

Terlaksna pelayanan
kesehatan di Labkes 1 1 0 0% 0 1 686953 1 789.995 1 908.495 1 1.044.769 6 3.430.212 Dinas Kesehatan
Program Upaya Kendari (1 tahun)
19 Kesehatan
Perorangan Persentase Fasyankes
yang terkareditasi (RS & 25 25 389.000 0 0 75 686.953 100 789.995 100 908.495 100 1.044.769 100 3.819.212 Dinkes
Puskesmas) - (%)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000
Terlasana cakupan
pemantauan
70,3% 0 0 80% 507.400 85% 583510 85% 671.037 85% 771.692 85% 887.446 85% 3.421.085 Dinas Kesehatan
pertumbuhan balita di
Program pelayanan
Posyandu (D/S)
1 Program Perbaikan
administrasi
20
Gizi Masyarakat
perkantoran Persentase Cakupan
pemantauan
70,3 0 0 0 0 85 583.510 85 671.037 85 771.692 85 887.446 85 2.913.685 Dinkes
pertumbuhan Balita di
Posyandu (D/S)

Program 100% 20.000 0% 0 0 0 0 0 20.000 Dinas Kesehatan


Peningkatan
21
Kapasitas Persentase kegiatan
Perempuan 0 100 20.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 20.000 Dinkes
pameran

Program
Persentase masyarakat
Pembebasan biaya
miskin yang
pengobatan dan 100% 0 0 100% 13.834.356 100% 14.923.210 100% 17.161.692 100% 19.735.945 100% 22.696.337 100% 88.351.540 Dinas Kesehatan
mendapatkan Pelayanan
sistem jaminan
Kesehatan
kesehatan lainnya
22
Persentase masyarakat
Program
miskin yang
Peningkatan Yankes
mendapatkan
Perorangan Bebas 100 100 8.517.121 100 13.774.912 100 14.603.888 100 16.794.471 100 19.313.642 100 22.210.687 100 95.214.721 Dinkes
penjaminan pembiayaan
Biaya
Pelayanan Kesehatan
(BAHTERAMAS)
(%)

22.654.340 23.654.412 25.991.750 29.375.433 33.548.534 38.325.660 173.550.129


Jumlah
58 44 12.137.546 48 18.640.492 76 26.448.356 84 30.400.001 81 34.359.098 81 38.968.459 89 160.953.952

Kendari, 27 November 2015


Keterangan :
Hasil Revisi Renstra Dinkes Kepala Dinas Kesehatan
RPJMD Prov Sultra 2013 - 2018 Provinsi Sulawesi Tenggara
Baru di Renstra

dr. H.Asrum Tombili, M.Kes


Pembina Utama Madya, IV/c
NIP.19580130 198703 1 003
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN

Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)


Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program pelayanan Persentase pelayanan


1 administrasi administrasi 100 100 1.210.775 100 1.257.450 100 2.728.423 100 1.669.557 12 1.841.329 12 2.121.394 100 10.828.928 Dinas Kesehatan
perkantoran perkantoran (%)

Program Persentase
Peningkatan sarana Keterpenuhan Sarana
2 100 100 1.828.100 100 3.596.587 100 11.547.036 100 7.503.142 100 5.188.963 100 5.425.458 100 35.089.286 Dinas Kesehatan
dan prasarana Prasarana Perkantoran
aparatur (%)

Cakupan SDM Aparatur


Program
yang memenuhi
3 Peningkatan Disiplin 0 0 0 100 259.760 0 0 100 387.075 100 390.000 100 0 100 1.036.835 Dinas Kesehatan
standar/kaidah disiplin
Aparatur
aparatur (%)

Cakupan SDM aparatur/


Program
SDM yang lulus
Peningkatan
4 pendidikan kompetensi 100 100 220.000 100 300.000 100 350.000 100 400.000 100 400.000 100 400.000 100 2.070.000 Dinas Kesehatan
Kapasitas Sumber
spesifik tupoksi/profesi
daya Aparatur
(%)

Program
Peningkatan dan Cakupan Laporan
Pengembangan Kinerja dan Keuangan
5 100 100 6.375 100 7.000 100 8.160 100 10.000 100 10.000 100 10.000 100 51.535 Dinas Kesehatan
Sistem Pelaporan yang terselesaikan Tepat
Capaian Kinerja dan Waktu (%)
Keuangan

Cakupan Dokumen
Program
Perencanaan yang
6 Peningkatan Sistem 100 100 19.350 100 14.000 100 5.000 100 5.000 100 26.235 100 10.000 100 79.585 Dinas Kesehatan
disusun dan dievaluasi
Perencanaan SKPD
(%)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program Kebijakan Persentase Ketersediaan


dan Manajemen dokumen hasil kajian
7 100 100 32.675 100 356.550 100 1.170.206 100 791.944 100 762.644 100 788.040 100 3.902.059 Dinas Kesehatan
Pembangunan dan rumusan dokumen
Kesehatan kebijakan

Program
Persentase
Pengembangan
Kabupaten/Kota dan
Sistem Informasi
8 Fasyakes yang 0 0 0 0 0 100 0 100 104.380 100 91.538 100 107.364 100 303.282 Dinas Kesehatan
Kesehatan Terpadu
mengembangkan Sistem
dan Sistem
Informasi Kesehatan (%)
Kesehatan Provinsi

Program
Standarisasi Persentase UPT Dinkes
9 0 1 28.500 1 53.400 50 0 100 94.075 100 134.000 100 155.000 100 464.975 Dinas Kesehatan
Pelayanan yang terakreditasi (%)
Kesehatan
Program
Pengembangan Persentase
Kelembagaan Terbentuknya UPT
10 Laboratorium Dinkes menjadi Badan 0 0 0 0 0 35 0 35 102.580 35 203.000 35 220.000 35 525.580 Dinas Kesehatan
Kesehatan, Bapelkes Layanan Umum Daerah
dan Instalasi (BLUD) (%)
Farmasi

Program
Cakupan pelayanan Ibu
Peningkatan
11 Hamil minimal 4 kali 82,1 0 0 85 35.000 90 102.750 90 38.440 90 693.052 90 762.357 90 1.631.599 Dinas Kesehatan
Keselamatan Ibu
selama kehamilan (K4)
Melahirkan

Program
Peningkatan
Cakupan Kunjungan
12 Pelayanan 83,9 0 0 0 0 90 75.480 90 36.840 90 295.000 90 355.000 90 762.320 Dinas Kesehatan
Neonatal Lengkap (%)
Kesehatan Anak
Balita

Program Promosi Presentase


Kesehatan dan Desa/Kelurahan yang
13 38,7 0 0 66,2 100.000 80 2.001.753 85 1.163.410 90 784.313 90 695.448 90 4.744.924 Dinas Kesehatan
Pemberdayaan mengembangkan UKBM
Masyarakat aktif
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program
Cakupan Pelayanan
Pencegahan dan
14 Imunisasi Dasar lengkap 71,5 0 0 90 143.000 100 124.797 100 626.870 100 940.322 100 1.034.354 100 2.869.343 Dinas Kesehatan
Penanggulangan
anak usia 0-11 bulan (%)
Penyakit Menular

Program Persentase Rumah


15 Pengembangan Tangga dengan air 54,4 0 0 0 0 80 28.150 85 157.510 90 332.750 90 366.025 90 884.435 Dinas Kesehatan
Lingkungan Sehat bersih yang layak (%)

Persentase ketersediaan
Program Obat dan
Obat, perbekalan
16 Perbekalan 70 0 0 0 0 77 1.295.996 80 616.700 83 1.331.000 86 1.464.100 86 4.707.796 Dinas Kesehatan
kesehatan dan Vaksin
Kesehatan
(%)

Program Upaya Persentase Puskesmas


17 Kesehatan yang melaksanakan 85 1 389.000 100 443.400 100 0 100 651.090 100 350.000 100 1.039.583 100 2.873.073 Dinas Kesehatan
Masyarakat minilokakarya program

Program Upaya Persentase Fasyankes


18 Kesehatan yang terkareditasi (RS & 25 0 0 0 0 75 609.152 100 712.790 100 908.495 100 1.044.769 100 3.275.206 Dinas Kesehatan
Perorangan Puskesmas) - (%)

Persentase Cakupan
Program Perbaikan pemantauan
19 70,3 0 0 0 0 85 30.525 85 189.880 85 771.692 85 887.446 85 1.879.543 Dinas Kesehatan
Gizi Masyarakat pertumbuhan Balita di
Posyandu (D/S)

Program
Peningkatan Persentase kegiatan
20 0 100 20.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20.000 Dinas Kesehatan
Kapasitas pameran
Perempuan
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Persentase masyarakat
Program
miskin yang
Peningkatan Yankes
mendapatkan
21 Perorangan Bebas 100 100 282.625 100 41.490 100 100.350 100 119.840 100 409.593 100 479.781 100 1.433.679 Dinas Kesehatan
penjaminan
Biaya
pembiayaan Pelayanan
(BAHTERAMAS)
Kesehatan (%)

Jumlah 61 38 4.037.400 54 6.607.637 79 20.177.778 88 15.381.123 85 15.863.926 85 17.366.119 89 79.433.983

Kendari, 20 Januari 2016

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

dr. H.Asrum Tombili, M.Kes


Pembina Utama Madya, IV/c
NIP.19580130 198703 1 003
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN

Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)


Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program Kebijakan Persentase Ketersediaan


dan Manajemen dokumen hasil kajian
1 100 100 32.675 100 356.550 100 1.170.206 100 791.944 100 762.644 100 788.040 100 3.902.059 Dinas Kesehatan
Pembangunan dan rumusan dokumen
Kesehatan kebijakan

Program
Persentase
Pengembangan
Kabupaten/Kota dan
Sistem Informasi
2 Fasyakes yang 0 0 0 0 0 100 0 100 104.380 100 91.538 100 107.364 100 303.282 Dinas Kesehatan
Kesehatan Terpadu
mengembangkan Sistem
dan Sistem
Informasi Kesehatan (%)
Kesehatan Provinsi

Program
Standarisasi Persentase UPT Dinkes
3 0 1 28.500 1 53.400 50 0 100 94.075 100 134.000 100 155.000 100 464.975 Dinas Kesehatan
Pelayanan yang terakreditasi (%)
Kesehatan
Program
Pengembangan Persentase
Kelembagaan Terbentuknya UPT
4 Laboratorium Dinkes menjadi Badan 0 0 0 0 0 35 0 35 102.580 35 203.000 35 220.000 35 525.580 Dinas Kesehatan
Kesehatan, Bapelkes Layanan Umum Daerah
dan Instalasi (BLUD) (%)
Farmasi

Program
Cakupan pelayanan Ibu
Peningkatan
5 Hamil minimal 4 kali 82,1 0 0 85 35.000 90 102.750 90 38.440 90 693.052 90 762.357 90 1.631.599 Dinas Kesehatan
Keselamatan Ibu
selama kehamilan (K4)
Melahirkan

Program
Peningkatan
Cakupan Kunjungan
6 Pelayanan 83,9 0 0 0 0 90 75.480 90 36.840 90 295.000 90 355.000 90 762.320 Dinas Kesehatan
Neonatal Lengkap (%)
Kesehatan Anak
Balita
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program Promosi Presentase


Kesehatan dan Desa/Kelurahan yang
7 38,7 0 0 66,2 100.000 80 2.001.753 85 1.163.410 90 784.313 90 695.448 90 4.744.924 Dinas Kesehatan
Pemberdayaan mengembangkan UKBM
Masyarakat aktif

Program
Cakupan Pelayanan
Pencegahan dan
8 Imunisasi Dasar lengkap 71,5 0 0 90 143.000 100 124.797 100 626.870 100 940.322 100 1.034.354 100 2.869.343 Dinas Kesehatan
Penanggulangan
anak usia 0-11 bulan (%)
Penyakit Menular

Program Persentase Rumah


9 Pengembangan Tangga dengan air 54,4 0 0 0 0 80 28.150 85 157.510 90 332.750 90 366.025 90 884.435 Dinas Kesehatan
Lingkungan Sehat bersih yang layak (%)

Persentase ketersediaan
Program Obat dan
Obat, perbekalan
10 Perbekalan 70 0 0 0 0 77 1.295.996 80 616.700 83 1.331.000 86 1.464.100 86 4.707.796 Dinas Kesehatan
kesehatan dan Vaksin
Kesehatan
(%)

Program Upaya Persentase Puskesmas


11 Kesehatan yang melaksanakan 85 1 389.000 100 443.400 100 0 100 651.090 100 350.000 100 1.039.583 100 2.873.073 Dinas Kesehatan
Masyarakat minilokakarya program

Program Upaya Persentase Fasyankes


12 Kesehatan yang terkareditasi (RS & 25 0 0 0 0 75 609.152 100 712.790 100 908.495 100 1.044.769 100 3.275.206 Dinas Kesehatan
Perorangan Puskesmas) - (%)

Persentase Cakupan
Program Perbaikan pemantauan
13 70,3 0 0 0 0 85 30.525 85 189.880 85 771.692 85 887.446 85 1.879.543 Dinas Kesehatan
Gizi Masyarakat pertumbuhan Balita di
Posyandu (D/S)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program
Peningkatan Persentase kegiatan
14 0 100 20.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20.000 Dinas Kesehatan
Kapasitas pameran
Perempuan

Persentase masyarakat
Program
miskin yang
Peningkatan Yankes
mendapatkan
15 Perorangan Bebas 100 100 282.625 100 41.490 100 100.350 100 119.840 100 409.593 100 479.781 100 1.433.679 Dinas Kesehatan
penjaminan
Biaya
pembiayaan Pelayanan
(BAHTERAMAS)
Kesehatan (%)

Jumlah 52 20 752.800 36 1.172.840 77 5.539.159 83 5.406.349 84 8.007.399 84 9.399.267 85 30.277.814

Kendari, 20 Januari 2016

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

dr. H.Asrum Tombili, M.Kes


Pembina Utama Madya, IV/c
NIP.19580130 198703 1 003
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM LINTAS SKPD PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN

Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)


Kondisi
Program dan Indikator Kinerja Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD
No Awal Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kegiatan Program RPJMD Penanggung Jawab
(RPJMD)
Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000 Target Rp. 000

Program pelayanan Persentase pelayanan


1 administrasi administrasi 100 100 1.210.775 100 1.257.450 100 2.728.423 100 1.669.557 12 1.841.329 12 2.121.394 100 10.828.928 Dinas Kesehatan
perkantoran perkantoran (%)

Program Persentase
Peningkatan sarana Keterpenuhan Sarana
2 100 100 1.828.100 100 3.596.587 100 11.547.036 100 7.503.142 100 5.188.963 100 5.425.458 100 35.089.286 Dinas Kesehatan
dan prasarana Prasarana Perkantoran
aparatur (%)

Cakupan SDM Aparatur


Program
yang memenuhi
3 Peningkatan Disiplin 0 0 0 100 259.760 0 0 100 387.075 100 390.000 100 0 100 1.036.835 Dinas Kesehatan
standar/kaidah disiplin
Aparatur
aparatur (%)

Cakupan SDM aparatur/


Program
SDM yang lulus
Peningkatan
4 pendidikan kompetensi 100 100 220.000 100 300.000 100 350.000 100 400.000 100 400.000 100 400.000 100 2.070.000 Dinas Kesehatan
Kapasitas Sumber
spesifik tupoksi/profesi
daya Aparatur
(%)

Program
Peningkatan dan Cakupan Laporan
Pengembangan Kinerja dan Keuangan
5 100 100 6.375 100 7.000 100 8.160 100 10.000 100 10.000 100 10.000 100 51.535 Dinas Kesehatan
Sistem Pelaporan yang terselesaikan Tepat
Capaian Kinerja dan Waktu (%)
Keuangan

Cakupan Dokumen
Program
Perencanaan yang
6 Peningkatan Sistem 100 100 19.350 100 14.000 100 5.000 100 5.000 100 26.235 100 10.000 100 79.585 Dinas Kesehatan
disusun dan dievaluasi
Perencanaan SKPD
(%)

Jumlah 83 83 3.284.600 100 5.434.797 83 14.638.619 100 9.974.774 85 7.856.527 85 7.966.852 100 49.156.169

Kendari, 20 Januari 2016

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

dr. H.Asrum Tombili, M.Kes


Pembina Utama Madya, IV/c
NIP.19580130 198703 1 003

Вам также может понравиться