Вы находитесь на странице: 1из 5

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Cemaran Salmonella Pada Daging Ayam Dibeberapa Rumah Potong Ayam


Dan Pasar Tradisional Kota Samarinda Dengan Metode Compact Dry

Lilik Nur Kholifah1, Bodhi Dharma2,*, dan Rosmelati Situmeang2


1
Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi
Kalimantan Timur, Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Mulawarman
2
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Mulawarman
*Coresponding Author: b.dharma.bio@gmail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran Salmonella pada sampel daging ayam
yang terdapat di beberapa rumah potong ayam dan pasar tradisional kota Samarinda dengan
metode compact dry. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015. Sampel penelitian diambil
dari empat pasar tradisional dan dua rumah potong ayam yang terdapat dikota Samarinda. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa 17 (56,67%) sampel daging ayam tercemar Salmonella, dan 13
(43,33%) sampel yang tidak tercemar Salmonella. Daging ayam yang tercemar Salmonella
tersebar di tiga pasar yaitu Pasar Segiri, Pasar Ijabah dan Pasar Kedondong, dan rumah potong
ayam yang terletak di Pasar Segiri dan rumah potong ayam di Pasar Ijabah. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa cemaran Salmonella pada pasar tradisional yang memiliki rumah potong
ayam lebih tinggi dibandingkan dengan pasar tradisional yang tidak memilik rumah potong ayam.
Kata-kata kunci Daging ayam, cemaran Salmonella, compact dry, LIA, TSIA, Samarinda.

Pendahuluan Daging ayam dapat terkontaminasi saat di


rumah potong, di tempat penjualan dan akan
Pangan merupakan kebutuhan dasar
bereproduksi apabila proses pemasakan
manusia yang terpenting dalam menjaga
tidak sempurna.
kesehatan tubuh, pertumbuhan,
Tempat pemotongan merupakan penentu
pemeliharaan dan peningkatan derajat
dari proses panjang perjalanan peternakan
kesehatan serta kecerdasan masyarakat.
ayam dan merupakan lokasi awal terjadinya
Namun pangan juga dapat sebagai sarana
kontaminasi Salmonella. Oleh karena itu
pengganggu kesehatan bagi manusia karena
dibutuhkan data mengenai cemaran
dapat mengalami kerusakan fisik dan kimia,
Salmonella pada rumah potong ayam di
serta mengalami cemaran oleh mikroba.
pasar tradisional kota Samarinda. Penelitian
Oleh karena itu, pangan yang dikonsumsi
dilakukan menggunakan compact dry, yaitu
harus dapat memenuhi standar baik dari segi
metode untuk mendeteksi cemaran mikroba
jumlah, jenis, maupun mutu, sehingga tidak
secara cepat, murah, mudah dan akurat,
akan menimbulkan penyakit bagi yang
serta telah mendapat sertifikat dari AOAC
mengkonsumsinya (Arifah, 2010 dan Fitri,
dan microval (Food Review Indonesia,
2007).
2008). Koloni Salmonella yang telah tumbuh
Daging ayam merupakan salah satu
pada medium compact dry dilanjutkan
sumber protein hewani yang berkualitas
dengan uji identifikasi (uji LIA dan TSIA).
tinggi yang banyak diminati oleh konsumen
karena mudah dicerna, dapat diterima oleh
Teori/Metodelogi
mayoritas orang dan harganya relatif murah.
Dari aspek mikrobiologi suatu produk pangan Waktu dan Tempat
aman dikonsumsi jika tidak mengandung Pengambilan sampel dilakukan di
mikroba patogen, yaitu mikroba yang dapat beberapa pasar tradisional yang ada di kota
menyebabkan gangguan kesehatan pada Samarinda serta rumah potong ayam yang
manusia yang mengkonsumsinya (Saptarini, ada di pasar tersebut. Penelitian
2009). Salah satu mikroorganisme patogen dilaksanakan pada bulan November 2015 di
yang penting dari aspek kesehatan UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan
masyarakat dan keamanan pangan adalah Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas
bakteri Salmonella (Purnawijayanti, 2001). Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Jl. Ir.
Salmonella adalah suatu genus bakteri Juanda No. 218 Samarinda, Kalimantan
enterobakteria Gram negatif yang dapat Timur.
menyebabkan tifus, paratifus dan dikenal
sebagai salah satu foodborne (Isyana, 2012).

383
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 2016
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Alat dan Bahan telah berisi daging, lalu dihomogenkan


dengan stomacher. Dipipet sampel yang
Alat-alat yang digunakan dalam
telah homogen sebanyak 18 mL ke dalam
penelitian yaitu lampu bunsen, gelas ukur
tabung reaksi dan diinkubasi selama 20-24
100 ml, gunting, handle pipet, mikropipet 100 o o
jam dengan suhu 35 C - 37 C.
l dan 1000 l + fintip, pipet controller,
2. Inokulasi Sampel
pinset, pipet kaca volume, kamera digital, rak
Disiapkan plat Salmonella dan diberi kode,
tabung reaksi, stomacher, spatula, jarum
dipipet sampel yang telah diinkubasi
ose, refrigerator, water batch, incubator,
sebanyak 0,1 mL ke dalam plat. Dipipet 1
autoclave, botol duran 1000 mL, spidol,
mL air suling steril ke dalam plat dengan
lakban, tabung reaksi, timbangan digital,
arah berseberangan dengan sampel.
nampan, styroform, tabung erlenmeyer,
3. Inkubasi
dispensette, neraca analitik, laminar air flow
Diinkubasi selama 20-24 jam dengan suhu
cabinet dan vortex. o o
41 C - 43 C.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
4. Interpretasi Hasil
dalam penelitian yaitu aquadest, alkohol,
Salmonella Positif
bakteri Salmonella (ATCC 13076) kontrol
Hitam atau hijau untuk koloni yang
positif, cooler ice, plastik steril, aluminum foil,
terisolasi atau telah menyatu pada plat,
media LIA (Lysine Iron Agar), air suling steril,
daerah sekitar koloni berubah menjadi
media TSIA (Triple Sugar Iron Agar), BPW
kuning. Jika banyak terdapat Salmonella,
(Buffer Pepton Water), kertas label, compact
tidak ada koloni terisolasi yang terbentuk
dry SL dan daging ayam.
(mungkin ada beberapa koloni hitam atau
hijau), tapi seluruh media menjadi kuning.
Cara Penentuan Sampel Salmonella Negatif
Pengambilan sampel pada penelitian ini Tidak ada perubahan warna pada media.
dilakukan di 2 pasar tradisional yang tidak Jika terjadi kesalahan, warna media akan
memiliki rumah potong ayam (yang memiliki berubah menjadi merah atau ungu
jumlah populasi banyak dan sedikit) dan 2 kemerahan. Tidak ada koloni hitam atau
pasar yang memiliki rumah potong ayam hijau yang tumbuh pada media.
(yang memiliki jumlah populasi banyak dan
sedikit). Sampel diambil dengan teknik Uji Identifikasi Salmonella
sistematis random sampling. Semua anggota
Diambil sebanyak 1 ose koloni hijau yang
populasi diberi nomor urut yang ditetapkan
telah terisolasi pada plat dan ditusukkan ke
sendiri, kemudian diambil sebanyak 5
dasar media agar, selanjutnya digores pada
sampel dengan interval pengambilan sampel
media agar miring. Ditutup dengan aluminum
sesuai dengan jumlah populasi daging ayam
foil dan diiinkubasi pada suhu 35C selama
di pasar tradisional dan rumah potong yang
24 jam. Diamati koloni spesifik dengan
terdapat di pasar tersebut. Penentuan
melihat hasil reaksi yang terlihat pada media
interval dalam pengambilan sampel
seperti pada Tabel 1.
ditentukan menggunakan rumus berikut.
Tabel 1. Hasil uji Salmonella pada TSIA dan
N
k LIA (BSN, 2008).
n

Keterangan: Agar Dasar


k = interval pengambilan sampel Media miring agar H2S Gas
N = jumlah populasi
(slant) (buttom)
n = ukuran sampel
Alkalin/K Asam/A Positif Negatif
Uji Cemaran Salmonella dengan compact TSIA
dry (merah) (kuning) (hitam) / Positif

1. Persiapan Alkalin/K Alkalin/K Positif Negatif


LIA
Ditimbang sampel daging sebanyak 25 g (ungu) (ungu) (hitam) / Positif
dimasukkan ke dalam plastik steril.
Dituang BPW yang telah disterilkan
sebanyak 225 mL ke dalam plastik yang

384
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Pasar Ijabah No.4; I5 = sampel Pasar Ijabah


No.5.
Analisis data
Seluruh data yang telah diperoleh Pada uji identifikasi Salmonella terhadap
dianalisis secara deskriptif kemudian hasil 30 sampel daging ayam didapatkan
pengamatan ditampilkan dalam tabel dan
sebanyak 17 sampel (56,67%) daging ayam
diagram pie. Untuk mengetahui perbedaan positif tercemar Salmonella dan 13 sampel
cemaran Salmonella pada daging ayam dari
(43,33%) daging ayam tidak tercemar
rumah potong dan pasar tradisional yang Salmonella seperti yang terlihat pada tabel 2.
berbeda digunakan uji Chi-kuadrat dengan Dari empat pasar tradisional, tiga Pasar
menggunakan program SPSS 22. tradisional tercemar Salmonella yaitu Pasar
Ijabah, Pasar Segiri dan Pasar Sei Dama.
Hasil dan Pembahasan Pada sampel yang berasal dari Pasar Segiri
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampel dan Pasar Ijabah masing-masing terdapat 4
yang diambil dari Pasar Segiri, Pasar Ijabah, sampel daging ayam dinyatakan positif, dan
Pasar Kedondong, Pasar Sei Dama, rumah dari Pasar Sei Dama terdapat satu sampel
potong ayam Pasar Segiri dan rumah potong daging ayam yang positif tercemar
ayam Pasar Ijabah. Hasil pengujian dengan Salmonella. Dari dua rumah potong ayam,
compact dry, 27 sampel positif Salmonella yaitu rumah potong ayam yang ada di Pasar
dan 3 sampel negatif. Contoh hasil pengujian Segiri dan Pasar Ijabah masing-masing
Salmonella dapat dilihat pada Gambar 1. terdapat empat sampel positif tercemar
Salmonella.
Pencemaran Salmonella pada daging
ayam yang berasal dari rumah potong ayam
dapat terjadi ketika ayam masih hidup
maupun pada saat penyembelihan, bahkan
selama proses pembersihan (pencelupan
pada air panas, pencabutan bulu dan
(a) (b) pencucian dengan air). Menurut Supardi dan
Gambar 1. Hasil uji cemaran Salmonella Sukamto (1999), pada ayam yang masih
dengan menggunakan compact dry (a) hidup cemaran Salmonella dapat terjadi
Sampel negatif Salmonella yang berasal dari akibat kontaminasi horizontal eksternal pada
pasar Kedondong; (b) Sampel positif telur-telur saat pengeraman, sehingga akan
Salmonella dari rumah potong ayam pasar dihasilkan daging ayam yang terkontaminasi
Ijabah. oleh Salmonella. Di rumah potong ayam
Pasar Segiri dan Pasar Ijabah, kandang
Dari uji identifikasi cemaran Salmonella ayam terlalu sesak karna jumlah ayam dalam
pada daging ayam dengan LIA dan TSIA satu kandang sangat banyak sehingga
diperoleh hasil sebanyak 17 sampel positif memungkinkan ayam yang sehat akan
dan 13 sampel negatif. Contoh hasil uji dapat mudah tertular penyakit (Salmonellosis) oleh
dilihat pada Gambar 2. ayam yang sakit.
Penyebab lainnya dapat berasal dari pisau
K K
yang digunakan untuk menyembelih ayam
I1 I2 I3 I4 I5
telah terkontaminasi, sehingga
mikroorganisme akan memasuki peredaran
darah. Pada saat pencabutan bulu, ayam
diletakkan di atas lantai tanpa menggunakan
alas, setelah itu di cuci dengan air tidak
mengalir (bukan air kran). Menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI 01-6160-1999),
seharusnya pencabutan bulu dilakukan
Gambar 2. Hasil pengujian daging ayam dari dengan mesin pencabut bulu, sehingga
Pasar Ijabah. K =kontrol (+) dan (-) LIA ; K = kemungkinan terkontaminasi akan
kontrol (+) dan (-) TSIA; I1= sampel Pasar berkurang. Kontaminasi lain terjadi melalui
Ijabah No.1; I2 = sampel Pasar Ijabah No.2; permukaan daging selama persiapan daging,
I3 = sampel Pasar Ijabah No.3; I4 = sampel yaitu proses pembelahan karkas,
pendinginan, pembekuan, penyegaran

385
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 2016
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

daging beku, pemotongan karkas atau dari plastik, karena talenan kayu bisa
daging, pengepakan, penyimpanan dan keropos.
transportasi (Lukmanto, 1996). Menurut Veerkamp (2000), Seharusnya
cemaran bakteri yang terjadi di rumah potong
Tabel 2. Hasil pemeriksaan cemaran ayam lebih kecil dibandingkan dengan pasar
Salmonella pada sampel daging ayam di tradisional, jika keadaan rumah potong telah
beberapa Pasar tradisional dan rumah memenuhi standar dalam penanganan
potong ayam Kota Samarinda. karkas ayam. Namun sebagian besar

Hasil Uji Persentase


Jumlah
No Asal Sampel
Sampel
Positif Negatif Positif Negatif

1 Pasar Segiri 5 4 1 13,33 3,33

2 Pasar Ijabah 5 4 1 13,33 3,33

3 Pasar Kedondong 5 0 5 0 16,67

4 Pasar Sei Dama 5 1 4 3,33 13,33

5 Tempat Potong Ayam Segiri 5 4 1 13,33 3,33

6 Tempat Potong ayam Ijabah 5 4 1 13,33 3,33

Total 30 17 13 56,67 43,33


penyembelihan ayam di rumah potong
Transportasi atau perjalanan dalam
pembagian ayam yang telah dipotong tradisional belum mendapat sentuhan inovasi
kepada para penjual, merupakan salah satu teknologi yang memadai dan kurang
faktor penting dalam rantai penyediaan memperhatikan sanitasi pada alat-alat
bahan pangan asal ternak, baik transportasi pemotongan dan penanganan karkas
dari rumah pemotongan ke distributor dan sehingga menghasilkan karkas ayam yang
industri, maupun dari distributor ke pengecer bermutu rendah. Pemprosesan pencucian
atau konsumen. Menurut Endang (2009), bila karkas ayam pada rumah potong modern
transportasi dilakukan dengan tidak sesuai dilakukan dengan posisi karkas
standar, maka akan mengakibatkan jumlah menggantung, sehingga sisa air dari
total mikroba yang tinggi dan kuman-kuman pencucian dapat keluar dengan sempurna.
yang memang secara normal terdapat pada Berbeda dengan pemotongan tradisional
hewan akan semakin subur. Di Pasar Segiri seperti yang terjadi di rumah potong Pasar
dan Pasar Ijabah pengangkutan dari rumah Segiri dan Pasar Ijabah.
potong ayam dilakukan dengan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
menggunakan gerobak tarik dimana ayam- Pasar Segiri, Pasar Ijabah, rumah potong
ayam yang telah disembelih ditumpuk, tidak ayam Segiri dan rumah potong ayam Ijabah
diberi alas ataupun penutup sehingga sangat yang paling tinggi tingkat pencemaran
memungkinkan terjadinya kontaminasi dari Salmonella pada daging ayam yang di
luar atau lingkungan sekitar. pasarkan dan dibagikan ke penjual-penjual
Pada pasar tradisional (tempat penjualan dari rumah potong. Keadaan ini disebabkan
daging ayam), kontaminasi pada daging keadaan pasar tradisional di wilayah tersebut
ayam dapat bertambah apabila alat-alat yang terlalu padat sehingga sering terjadi
digunakan untuk memotong seperti pisau pencampuran daging ayam dengan barang-
dan talenan (landasan untuk memotong barang dagangan lainnya, karena lokasi
daging ayam) yang digunakan kotor. Talenan penjualan ayam ada yang terdapat di tengah-
yang digunakan oleh para penjual di pasar- tengah penjualan sayur dan juga ikan. Pasar
pasar tradisional terbuat dari kayu, sehingga Kedondong merupakan pasar yang negatif
lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri (tidak mengandung Salmonella). Sebenarnya
dibandingkan dengan talenan yang terbuat karakteristik pasar tersebut tidak jauh

386
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

berbeda dengan pasar wilayah lainnya, tetapi [4] Fitri, R, N. 2007. Persepsi Orang Tua
pasar tersebut relatif lebih bersih dan teratur dan Guru Terhadap Keamanan Pangan
tatalaksananya. Tempat penjualan ayam Jajanan Anak Sekolah Di Kota Bogor.
hanya bercampur dengan penjual ikan tetapi Skripsi. Ilmu Dan Teknologi Fakultas
tidak bercampur dengan penjual sayur Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
seperti pada Pasar Segiri dan Pasar Ijabah. [5] Food Review Indonesia, 2008.
Hasil ini dapat diartikan bahwa ada BiozaticIndonesia.(Http://www.foodrevie
perbedaan cemaran Salmonella pada daging w.co. Id/login/preview) (Diakses pada
ayam dari rumah potong ayam dan pasar 17.12.2015).
tradisional. Dengan adanya pencemaran [6] Isyana, F. 2012. Studi Tingkat Higiene
tersebut tidak sesuai dengan Standar dan Studi Cemaran Bakteri Salmonella
Nasional Indonesia (SNI 67-220-20 2009) sp. Pada Pembuatan Dangke Susu Sapi
yang menjelaskan bahwa persyaratan yang Di Kecamatan Cendana Kabupaten
harus dipenuhi pada uji pencemaran Enrekang. Skripsi. Fakultas Peternakan
Salmonella pada daging ayam per 25 gram Universitas Hasanuddin. Makassar.
adalah negatif. Pencemaran Salmonella [7] Lukmanto, A. 1996. Tuntutan konsumen
dapat ditanggulangi dengan perbaikan dalam negeri terhadap mutu produk
sanitasi pasar dan lingkungan, higienis pangan. Agritech, Majalah Ilmu dan
pemasaran, mencegah penanganan oleh Teknologi Pertanian 16(4). Yogyakarta.
manusia karier, serta higienis dan sanitasi [8] Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi,
lingkungan peternakan serta pemasakan Higiene, dan Keselamatan Kerja Dalam
yang sempurna. Karena terdapat hubungan Pengolahan Makanan. Kanisius.
yang sangat nyata antara tingkat sanitasi Yogyakarta.
dengan jumlah mikroorganisme, makin [9] Saptarini, K. 2009. Isolasi Salmonella
rendah tingkat sanitasi maka jumlah spp. Pada Sampel Daging Sapi Di
mikroorganisme makin tinggi (Suryanto, Wilayah Bogor Serta Uji Ketahanannya
2005). Terhadap Proses Pendinginan Dan
Pembekuan. Thesis. Fakultas Teknologi
Kesimpulan Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Dari 30 sampel daging ayam yang diambil [10] SNI 7388-2009. Batas Maksimum
dari empat pasar tradisional dan dua rumah Cemaran Mikroba Dalam Pangan. ICS
potong ayam yang terdapat di kota 67.220.20. Badan Standarisasi
Samarinda, tujuh belas (56,67%) sampel Nasional.
positif tercemar Salmonella dan tiga belas [11] SNI 01-6160-1999. Rumah Pemotongan
(43,33%) sampel tidak tercemar Salmonella. Unggas. Badan Standarisasi Nasional.
Daging ayam yang positif tercemar [12] Supardi, I. dan Sukamto, 1999.
Salmonella berasal dari Pasar Segiri adalah Mikrobiologi dalam pengolahan dan
empat sampel (80%), Pasar Ijabah adalah keamanan pangan. Alumni. Bandung.
empat sampel (80%), Pasar Sei Dama [13] Suryanto, E. 2005. Evaluasi
adalah satu sampel (20%), rumah potong Mikrobiologis Karkas dan Tingkat
ayam Pasar Segiri adalah empat sampel Sanitasi pada Usaha Pemotongan Ayam
(80%) dan Rumah potong ayam Pasar Ijabah Tradisional dan Modern Di Yogyakarta.
adalah empat sampel (80%). Prosiding Seminar Nasional Keamanan
Pangan Produk Peternakan. ISBN 979-
Daftar Pustaka 1215-00-6. Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
[1] Arifah, I. N. 2010. Analisis Mikrobiologi [14] Verkamp, C. 2000. Influnce of slaughter
Dalam Makanan. Skripsi. Universitas process on yield and quality of poultry
Sebelas Maret. Surakarta. products. Poultry International. 39:30-
[2] BSN. 2008. Metode Pengujian Cemaran 36.
Mikroba Dalam Daging Telur dan Susu
Serta Hasil Olahannya. Jakarta.
SNI:2897. ICS 67.050.
[3] Endang, S. 2009. Tinjauan Bahan
Pangan Asal Hewan Yang Asuh
Berdasarkan Aspek Mikrobiologi di DKI
Jakarta. Jakarta.

387

Вам также может понравиться