Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN TEORI
1
2
3) Pascanatal
Setiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan
Infeksi Virus Radiasi Toksik Ikterus Partus lama Seksio cesarea Prematur Trauma kapitis Meningitis
Kehamilan
Persentasi bayi Plasenta Perdarahan Ensefalitis
abnormal previa Otak
Anoksia Dalam
Kandungan
Hipoksia Bayi Gangguan CSS
Gangguan SistemPiramid
Motor Otak Bayi
Cerebral Palsy
Terdapat pada 5 10% anak dengan cerebral palsy. Gangguan berupa kelainan
neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata.
Terdapat pada golongan koreo- atetosis.
6 . Gangguan bicara
Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang
terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot
tersebut, sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.
7 . Gangguan mata
Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi.
Pada keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak. Hampir 25% derita cerebral
palsy menderita kelainan mata.
2) CT scan
Teknik ini merupakan gabungan sinar X dan teknologi komputer,menghasilkan
suatu gambar yang memperlihatkan setiap bagian tubuh secara terinci termasuk
tulang, otot, lemak dan organ-organ tubuh.Suatu computed tomography scan dapat
menunjukkan malformasibawaan, hemorrhage dan PVL pada bayi.
3) Ultrasound
Ultrasound menggunakan echo dari gelombang suara yangdipantulkan ke dalam
tubuh untuk membentuk suatu gambar yangdisebut sonogram. Alat ini seringkali
digunakan pada bayi sebelum tulang tengkorak mengalami pengerasan dan menutup
untukmendeteksi kista dan struktur otak yang abnormal (Anonim, 2004).
lainnya memerlukan terapi fisik yang luas. Pendidikan khusus dan selalu
memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur persendian yang semakin
memburuk akibat kekakuan otot, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Pembedahan juga perlu dilakukan untuk memasang selang makanan dan untuk
mengendalikan pefluks gastroesofageal.(Saputri, 2015).
2. Risiko injuri berhubungan dengan ifeksi pada otak besar dan pergerakan yang
tidak terkontrol
Tujuan dan Kriteria Intervensi
No Rasional
Hasil Keperawatan
1 Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkah 1. Mengetahui faktor
tindakan keperawatan laku dan faktor penyebab jatuh
selama 6 kali yang dapat dapat
pertemuan diharapkan menyebabkan meminimalkan
keamanan diri anak resiko jatuh. resiko.
terjamin dengan kriteria 2. Identifikasi
hasil; karakteristik dari 2. Mengetahui
1. Anak dapat lingkungan yang lingkungan yang
melakukan langkah- dapat meningkatkan berbahaya dapat
langkah untuk potensial untuk menghindari
mengurangi resiko jatuh lingkungan
cidera. tersebut
3. Ajarkan anak
2. Anak dapat bagaimana cara 3. Meminimalisasi
memberikan jatuh yang dapat cedera, agar tidak
gambaran untuk meminimalkan terlalu parah.
mencegah terjadinya cedera.
jatuh. 4. Ajarkan anggota 4. Mengetahui
3. Anak dapat keluarga tentang faktor-faktor
mengambarkan faktor resiko jatuh harapannya
tingkah laku yang dan bagaimana keluarga dapat
beresiko tinggi. mereka dapat menghindarkan
menurunkan resiko. anak dari faktor
5. Sarankan adaptasi resiko tersebut.
rumah untuk 5. Supaya keamanan
meningkatkan pasien terjamin.
keamanan
12