Вы находитесь на странице: 1из 53

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I
DASAR TEKNIK OTOMOTIF

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB II MEMELIHARA, MEMPERBAIKI DAN MERAWAT BERKALA
MESIN KENDARAAN RINGAN

1. Kompetensi Inti
Merawat Berkala Mesin Kendaraan Ringan
2. Kompetensi Dasar
1. Merawat Sistem Pendingin
2. Merawat Sistem Pelumas
3. Memelihara/Servis Sistem Kompresi
4. Merawat Sistem Bahan Bakar Bensin Karburator
5. Merawat Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi
6. Merawat Sistem Bahan Bakar Diesel

3. Uraian Materi Pembelajaran

1. Merawat Sistem Pendingin Air


Sistem pendingin atau cooling system merupakan salah satu bagian penting dalam
mobil. Perawatan rutin bagian ini bisa membuat mobil bekerja secara maksimal,
memperpanjang usia mobil dan membuat mesin bekerja secara efisien. Bagian sistem
pendingin meliputi radiator, pompa air, pressure cap, termostat, kipas, pipa air, bypass
system, pemanas dan tanki cadangan. Jika komponen ini mampu bekerja dengan
maksimal maka akan mencegah mesin kepanasan, rusak ataupun mogok. Karena itulah
perawatan dan penggantian bagian yang rusak harus segera dilakukan.
Pengecekan Rutin
Hal paling dasar yang bisa Anda lakukan adalah mengecek semua komponen dari
sistem pendingin dengan seksama. Periksa apakah pipa air, sabuk dan radiator bekerja
dengan baik dan tidak bocor. Jika Anda merasa bahwa mesin menghasilkan panas yang
berlebihan, berarti ada salah satu bagian yang salah dengan mekanisme pendingin
tersebut. Segera lakukan perawatan untuk mengatasi permasalahannya.

1
Periksa Kondisi Radiator
Periksalah kondisi luar radiator dari sistem pendingin mobil Anda, mulai
darikemungkinan kebocoran hingga karat. Lakukan pengecekan pada pipa yang bocor dan
fin yang mungkin tersumbat. Periksa pula kondisi head gasket secara rutin untuk
menghindari bagian tersebut dari kerusakan. Tanda head gasket mengalami masalah
adalah adanya kotoran berminyak yang ada pada fill neck radiator.
Mengecek Termostat
Termostat berfungsi untuk mengendalikan jumlah pendingin (coolant) yang
dilepaskan ke bagian mesin. Bagian ini akan membuka dan membiarkan pendingin lewat
ketika mesin mulai panas. Terkadang, termostat bisa aus dan tak mau membuka untuk
melepaskan pendingin. Termostat yang menutup akan mengganggu sirkulasi kerja
pendingin dan menyebabkan mesin kepanasan. Anda harus memastikan bahwa termostat
mampu menutup dan membuka dengan baik untuk mengatur suhu pendingin mesin.
Mengecek Kipas Pendingin Mesin
Kipas pendingin juga berfungsi untuk mencegah mesin kepanasan. Jika kipas ini
tidak bekerja dengan baik maka akan menyebabkan mesin selalu panas dan bisa
menyebabkan mesin rusak. Anda harus melakukan pengetesan untuk melihat jika
komponen ini masih bekerja dengan baik.

2. Pemeliharaan Komponen Sistem Pendinginan Air


a. Pemeliharaan/servis Radiator dan tutup radiator.
ika diketahui jumlah air pendingin selalu berkurang, cek kebocoran
denganmenggunakan radiator cup tester (RCT). Adapun prosedur pemeriksaan adalah
sebagai berikut :
Isilah radiator dengan air pendingin, pasangkan RCT pada mulut radiator, pompalah
alat sampai tekanan 1,2 kg/cm. lihat jarum jam ukur apakah naik/turun, jika turun berarti
ada kebocoran pada sistem, segera temukan kebocoran tersebut dan perbaiki. Selang
radiator ini berfungsi sebagai penghubung antara mesin dan radiator serta sebagai
saluran tempat mengalirnya cairan pendingin. Suhu dan tekanan air yang tinggi atau
meningkat bisa membuat selang radiator semakin lama akan semakin mengembang dan
2
daya tahannya juga akan semakin menurun. Sebaiknya segera lakukanlah penggantian
jika memang sudah waktunya diganti.
Karena jika anda terlambat menggantinya, maka akibatnya bisa sangat fatal, seperti
terhambatnya saluran sirkulasi air atau pada kasus yang parah selang bisa saja sobek.
Akibatnya cairan yang ada akan terkuras seketika sehingga temperatur mesin meningkat
drastis. Jika hal ini sampai terjadi, biasanya mesin mobil akan mati dan terdengar suara
yang menggelitik. Anda bisa mengetahui beberapa penyebab kenapa mobil bisa sampai
mengalami temperatur mesin yang meningkat drastis di artikel kami sebelumnya
Penyebab Mobil Overheat.
Bagian-bagian radiator dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Bagian-Bagian Radiator

Pemeriksaan dan Perbaikan radiator dilakukan sebagai berikut:


1) Pemeriksaan pipa-pipa dan bagian yang disolder pada tangki atas dan bawah dari
kemungkinan bocor, kalau perlu diperbaiki atau diganti
2) Periksa sirip dan inti radiator dan perbaiki sirip yang menghambat saluran air
dengan menggunakan obene pipih (Gambar 21)

3
Gambar 2.6. Perbaikan radiator

3) Bila yang tersumbat dari intinya melebihi 20 persen radiator harus diganti.
4) Periksalah slang radiator dan jika ternya rusak atau keras harus diganti.
5) Periksalah katup pengatur pada tutup radiator dan katup vakum dari kemungkinan
pegasnya yang lemah atau dudukannya kurang rapat. Jika katup membuka pada
tekanan di bawah harga spesifikasi atau ada kerusakan lain , tutup radiator harus
diganti (Gambar 22)

Gambar 2.7. Pemeriksaan tutup radiator

Perhatikan juga apakah pegas dan karet penyekat masih bisa berfungsi dengan baik
atau tidak. Karena jika keduanya bermasalah, maka bisa mengakibatkan meningkatnya
temperatur mesin mobil. Jika kondisi temperatur mesin mobil Anda terlalu panas,

4
b. Pemeliharaan/servis Pompa air
Untuk servis pompa air dilakukan dengan membongkar, membersih-kan, mengganti
seal-seal yang bocor, memastikan kerapatannya dan merakit kembali. Untuk memahami
pompa air dapat dilihat bagian-bagian pompa air seperti gambar 23.

Gambar 23. Bagian-bagian Pompa air

c. Pemeliharaan/servis Termostat
Untuk menservis termostat dilakukan dengan cara: (a) membuka termostat dari
sistem pendinginan, (b) memeriksa termostat dengan cara: menaruh termostat pada
tempat yang berisi air (lihat gambar 24) . Periksalah suhu saat pembukaan katup dengan
jalan manikkan suhu air sedikit demi sedikit. Termostat harus diganti bila ternyata
terdapat kerusakan, (c) mamasang kembali termostat pada sistem

5
Gambar 2.8. Pemeriksaan termostat dan contoh spesifikasinya

d. Pompa Air
pompa air bertugas mendistribusikan air panas dari mesin ke radiator. Periksa
apakah ada kebocoran seal, bearing/laher oblak hingga keretakan/kebocoran di casing
pompa air.
Untuk mencermati kondisi pompa air relatif mudah. Cermati bodinya dan pastikan
tidak ada kerak putih kekuning-kuningan di badannya. Ini tanda terjadinya rembesan air
pada bodi pompa air.
Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara : memutar dudukan puli dan
mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar/berisik. Apabila diperlukan bearing
pompa harus diganti, selain itu periksa kopling fluida dari kerusakan dankebocoran
minyak silicon. Komponen pompa air = body pompa, dudukan puli bearing, saluran seal,
rotor, gasket dan plat.

6
Gambar 33. Pemeriksaan pompa air

Cara kedua, rogoh dasar pompa air dengan tangan. Raba lubang kecil di dasar
pompa air. Bila ada air keluar dari bagian tersebut bisa jadi pertanda kebocoran seal
pompa air.

e. Selang Radiator
Selang radiator ini berfungsi sebagai penghubung antara mesin dan radiator serta
sebagai saluran tempat mengalirnya cairan pendingin. Suhu dan tekanan air yang tinggi
atau meningkat bisa membuat selang radiator semakin lama akan semakin mengembang
dan daya tahannya juga akan semakin menurun. Sebaiknya segera lakukanlah
penggantian jika memang sudah waktunya diganti.
Karena jika anda terlambat menggantinya, maka akibatnya bisa sangat fatal, seperti
terhambatnya saluran sirkulasi air atau pada kasus yang parah selang bisa saja sobek.
Akibatnya cairan yang ada akan terkuras seketika sehingga temperatur mesin meningkat
drastis. Jika hal ini sampai terjadi, biasanya mesin mobil akan mati dan terdengar suara
yang menggelitik. Anda bisa mengetahui beberapa penyebab kenapa mobil bisa sampai
mengalami temperatur mesin yang meningkat drastis di artikel kami sebelumnya
Penyebab Mobil Overheat.

f. Klem atau Pengikat Selang Radiator


Klem ini biasanya terbuat dari besi atau baja untuk memastikan antara selang dan
radiator terhubung dengan baik. Karena peran pengikat radiator yang sangat vital untuk
menjaga agar tidak sampai terlepas atau bocor, maka pastikan jika klem tersebut terikat
cukup kuat tapi jangan sampai mengikatnya terlalu kuat karena bisa membuat selang
radiator rusak atau sobek.
7
g. Kipas Pendingin
Agar piranti yang satu ini masih bisa bekerja dengan normal, periksalah secara
berkala kondisi cairan silikonnya dan tali kipasnya. Pastikan jika kedua komponen
tersebut selalu terjaga dalam kondisi baik.
Untuk kipas pendingin elektrik Percuma kalau radiator dan pompa air sehat, tapi
kinerja kipas pendingin tidak optimal. Mesin bakal menderita overheat juga. Pada mobil
gerak roda depan, extra fan akan bekerja secara otomatis pada suhu tertentu (80-90
derajat Celcius).
Bila sensor pembaca susu rusak atau dinamo kipas lemah, maka suplai angin untuk
mendinginkan radiator akan berkurang pula. Saat idle cek apakah kipas hidup secara
teratur dan berotasi dengan kencang.

h. Pemeriksaan Tali Kipas


Lepas tali kipas dengan mengendorkan baut penyetel /alternator lalu kita balik
pada bagian dalam berada di luar kemudian tekuk dengan hati-hati lakukan terus
menerus secara melingkar. Jika permukaan yang kita tekuk ternyata terdapat retak-retak
yang kasar maka tali kipas sudah tidak layak pakai. Periksa juga dari keausan dan
kemungkinan terkena minyak yang dapat mengakibatkan selip, bersihkan dengan air dan
keringkan.

2. Merawat Sistem Pelumas


Penggantian Oli Motor dan Saringan Oil meliputi:
Mengganti oli motor
Memilih saringan oli yang cocok berdasarkan perelengkapan katupnya
Mengganti saringan oli
Informasi oli motor
Penggantian oli dilakukan dengan cara:
Letakkan bak di bawah motor
Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter dan keluarkan oli motor
Lepas saringan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, apakah paking
karetnya tak tertinggal pada motor !
8
Pemilihan Saringan Oli
Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan diameter paking dahulu
Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup by-pass atau tidak. Lihat
gambar.

Katup by-pass

Aliran oli normal melalui


saringan

Aliran oli jika saringan


tersumbat atau oli masih dingin
(kental)

Kontrol perlu tidaknya katup anti-balikdi dalam saringan oli dengan melihat posisi
pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan horisontal atau
sambungan saringan di bawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup
anti-balik.
Katup anti-balik (karet)

9
Pasang baut pembuang oli kembali, gunakan paking baru
Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada paking
saringan oli baru

Pasang saringan oli baru dan keraskan sedikit dengan tangan


Isi oli pada motor
Gunakan corong dengan pelan-pelan, supaya oli tidak tumpah

Perhatikan : Jumlah oli sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah


dengan/tanpa mengganti saringan oli
Contoh : Tanpa mengganti saringan : 3 liter
Dengan mengganti saringan : 3,5 liter

Kontrol, apakah oli tepat pada tanda max !

10
Bersihakan bagian-bagian mobil yang kena oli
Hidupkan motor dan kontrol kebocoran pada baut pembuang dan saringan oli yang
telah dipasang

Petunjuk
Ganti saringan oli secara periode setiap 20.000 km.
Gunakan saringan oli asli. Saringan oli palsu sering berkualitas jelek dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada motor.
Kegunaan katup-katup pada saringan oli

Katup by-pass
Di dalam setiap pelumasan sistem pompa terdapat katup by-pass. Katup ini
terbuka pada saat oli masih dingin (kental) atau apabila saringan oli tersumbat. Tempat
katup terletak di dalam saringan atau dirumah sambungannya.
Katup anti-balik
Kebutuhan katup anti-balik tergantung pada posisi pengikatan saringan oli terhadap
motor. Kalau pada saringan tidak ada katup anti-balik dan posisi saringan horisontal atau
sambungan saringan horisontal atau sambungan saringan ke motor terletak di bawah,
maka pada saat motor mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila motor
dihidupkan, beberapa saat masih belum ada tekanan dalam sistem pelumasan, karena oli
yang mengalir harus mengisi saringan terlebih dahulu. Pada posisi pemasangan seperti di
atas, diperlukan katup anti-balik biasanya terdiri dari ring karet bersama ring baja
berbentuk piring. Ring tersebut berfungsi sebagai pegas.

Pengisian oli pada motor seri K (kijang, corolla DX)


Pada motor ini, jangan mengisi oli pada saat busi terlepas. Waktu busi terlepas,
tabungnya kendor, maka oli yang akan diisi mengalir melalui lubang busi ke dalam ruang
bakar.

11
Informasi tambahan
Kadang-kadang motor/mobil dilengkapi unit
saringan oli dengan elemen saringan yang
dapat diganti sendiri.
Lepas baut pada pusat rumah saringan. Jika
rumah saringan melekat, pukul sedikit
dengan palu plastik.

Cuci rumah saringan dan perlengkapannya dengan bensin. Elemen saringan dan sil-sil
harus diganti dengan yang baru setiap = 20.000 km.

12
Perhatikan urutan pemasangan perlengkapan baut pengikat !

Baik (pegas terpasang benar)


Pegas terpasang salah

Perhatikan pada pengencangan rumah saringan apakah dudukan pada flens memusat
dengan benar.

Benar Salah

13
Setelah motor terisi oli, hidupkan motor dan kontrol kebocoran

Oli yang telah tumpah pada lantai harus dibersihkan dengan segera (biasanya
dengan serbuk gergaji, kemudian dilap dengan bensin)

Informasi tambahan : Oli motor


Oli motor mana yang sesuai ? itu dapat ditentukan melalui spesifikasi oli yang tercatat
pada kalengnya !

14
Spesifikasi kekentalan (viskositas)
Spesifikasi ini mengikuti standar SAE

SAE 20 . SAE 30 .. SAE 50 ...

Encer .. Sedang Kental ..

Biasanya digunakan oli SAE 40

Oli multigrade (oli dengan 2 indeks)


Oli biasanya menjadi cepat encer bila suhunya naik. Pada oli multigrade ada
penambahan zat khusus yang menahan efek tersebut.

Contoh : Mesran super SAE 20 W 50

Pada temperatur dingin, Pada temperatur tinggi,


kekentalan oli seperti oli kekentalan oli seperti oli
SAE 20 SAE 50

Pada praktek, penggunaan oli multigrade tidak begitu bermanfaat pada suhu
udara yang merata seperti Indonesia, karena di Indonesia tidak mempunyai musim
dingin

15
Spesifikasi kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standart API
Motor bensin : SA, SB SFSH

Tugas ringan Tugas sedang Tugas berat

Motor Diesel : CA, CB . CF

Tugas ringan Tugas berat

Biasanya digunakan :
Motor bensin : SE, SF, SG, SH, SJ

Motor diesel : CC, CD, CE, CF

Contoh oli yang dapat memenuhi semua kebutuhan normal :

Mesran B40 (SAE 40, API SE/CC)

Interval ganti oli motor (tergantung kualitas olinya)


Contoh :
Motor bensin : setiap 5.000 6.000 km
Motor diesel : setiap 3.500 4.000 km

16
Melepas, Membongkar Dan Merakit Pompa Oli
Membongkar Pompa Oli
Melepas pompa oli dari blok motor
Melepas saringan dan tutup pompa oli
(1 dan 2)
Melepas rotor penggerak pompa oli
dan rotor yang digerakkan (4 dan 3)
Melepas komponen katup pelepas,
meliputi :
5 pen penahan
6 penahan katup pelepas
7 pegas katup pelepas
8 katup pelepas

Informasi :
Ada juga pelepas yang tertutup dengan baut segi enam.

Pemeriksaan komponen pompa oli


Periksa katup pelepas dari goresan dan
keausan

Masukkan katup pelepas ke dalam lubangnya, katup pelepas harus meluncur dengan
lembut.

17
Ukurlah celah-celah seperti berikut :
Antar rotor penggerak dengan rotor yang
digerakkan.
Toleransi : 0,2 mm

Antara bodi pompa oli dengan kedua


rotor.
Toleransi : 0,15 mm

Antara rotor yang digerakkan dan bodi


pompa oli.
Toleransi : 0,2 mm
Jika celah melebihi toleransi, ganti pompa
oli.

Merakit Merakit pompa oli kebalikan dari


langkah pembongkaran.

18
Perakitan :
1. Dalam Pemasangan rotor ke bodi pompa tanda titik pada kedua rotor harus
menghadap ke bodi pompa (menghadap ke atas)
Pengetesan kerja pompa oli
Masukkan ujung bagian hisap (saringan)
pompa oli ke dalam oli mesin, putar poros
pompa oli searah putaran jarum jam, sampai
oli keluar dari lubang pengeluaran oli

Kemudian tutup lubang keluar oli dengan ibu


jari, periksa apakah ada tahanan/tekanan
pompa oli
Jika ada baik
Jika tidak ada perbaiki
/ganti pompa oli

Merakit pompa oli pada blok motor


Pasang pompa oli ke blok motor dan keraskan baut pengikatnya.
Pasang karter dan pakingnya.
Perhatian : beri silikon/perapat pada paking (atas dan bawah)
Pengerasan mur/baut karter, secukupnya saja, jika pengerasan mur/baut karter
terlalu keras, paking dapat robel dan oli akan bocor lewat paking.
Masukkan oli motor dan kontrol jumlah oli lewat tongkat pengukur oli (lihat jobs
pergantian oli motor).
Hidupkan motor dan cek kebocoran oli pada karter.
Informasi Tambahan : Macam-macam Pompa Oli

19
Pada prinsipnya cara kerja dari bermacam-macam pompa oli adalah sama, perbedaannya
hanya terletak pada mekanisme penggerak.

Jenis-jenis pompa oli


1. Pompa oli jenis roda gigi luar
2. Pompa oli jenis roda gigi dalam

1. Pompa oli jenis roda gigi luar


1. Roda gigi penggerak
2. Roda gigi yang digerakkan
3. Bodi pompa oli
4. Saluran masuk
5. Saluran keluar
6. Poros penggerak
7. Poros tetap
8. Ruang isap
9. Ruang tekan

Mekanik pengisap dan penekan oli berupa 2 buah roda gigi yang saling berkaitan diluar,
roda gigi penggerak digerakkan oleh poros kam.

Cara kerja : Roda gigi berputar, terjadi kerendahan tekanan pada ruang isap, oli
terisap masuk dan dibawa roda gigi yang berputar, oli ditekan keluar
menuju pemakai.

Data pengukuran : Celah ujung roda gigi dan bodi pompa standart 0,30 0,11
mm, toleransi 0,20 mm
Celah antara dua gigi standart 0,05 0,07 mm, toleransi
0,95 mm
Celah kerataan atas roda gigi terhadap bodi pompa
20
(memakai mistar baja) standart 0,30 0,09 mm, toleransi
0,015 mm
Celah kerataan tutup pompa di toleransi 0,15 mm

2. Pompa oli jenis roda gigi dalam


1. Roda gigi dalam (penggerak)
2. Roda gigi luar (yang digerakkan)
3. Pemisah
4. Saluran masuk
5. Saluran keluar
6. Tanda penunjuk posisi luar
7. Bodi pompa
8. Katup pelepas
9. Ruang hisap
10. Ruang tekan

Mekanik penghisap dan penekan oli berupa 2 buah roda gigi yang saling berkaitan di
dalam yang dibatasi oleh pemisah.
Roda gigi dalam (penggerak) digerakkan oleh poros engkol
Data pengukuran : Celah antara roda gigi luar dan bodi
Toleransi 0,20 mm
Celah antara kedua ujung roda gigi dan pemisah
Toleransi 0,35 mm
Celah antara kedua ujung roda gigi terhadap pompa
(memakai mistar baja)
Toleransi 0,10 mm

Cara kerja :
Roda gigi berputar, terjadi tekanan kerendahan pada ruang hisap oli terhisap oli
dibawa gigi-gigi yang berputar dan ditekan keluar.
21
Informasi :
Untuk pembongkaran pompa oli type pada gigi dalam dan roda gigi luar, perhatikan
gambar pada halaman petunjuk. (hal 86, 87 dan 88).

3. Memelihara/Servis Sistem Kompresi

Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi adalah suatu harga perbandingan yang ditentukan
oleh besarnya volume langkah dan volume ruang bakar seperti persamaan berikut.
Volume Langkah Volume Ruang Bakar
Perbandingan Kompressi =
Volume Ruang Bakar
Perbandingan Kompressi
V1 = Volume Ruang Bakar
V2 = Volume Langkah Piston

Gambar 2.20 Perbandingan Kompresi

Tekanan kompresi yang tinggi menghasilkan efisiensi termis yang tinggi


pula, dengan demikian pemakaian bahan bakar akan lebih hemat. Akan tetapi tekanan
kompresi maksimum antara lain dibatasi oleh nilai oktan suatu bahan bakar, makin
tinggi nilai oktan makin sesuai dipakai pada motor dengan tekanan kompresi yang
22
lebih tinggi. Detonasi yang terjadi pada saat pembakaran menunjukkan adanya
pembakaran yang tidak teratur dalam ruang bakar, salah satu penyebabnya adalah
pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai nilai oktannya atau disebabkan tekanan
kompresi yang terlalu tinggi untuk bahan bakar tersebut.
Kemungkinan lain detonasi juga terjadi akibat saat pengapian yang terlalu
maju atau perbandingan campuran udara bensin yang tidak homogen, oleh karena
itu perlu adanya pengaturan saat penyalaan yang tepat, perbandingan campuran yang
sesuai, atau efek-efek aliran dalam saluran masuk serta dikombinasikan dengan nilai
oktan bahan bakar menjadikan motor bensin modern saat ini relatif memiliki tekanan
kompresi yang tinggi.
Piston displacement atau disingkat dengan displacement sering juga disebut
dengan istilah volume langkah, artinya adalah jumlah volume dari posisi piston TMA
sampai ke TMB. Untuk mesin yang silindernya lebih dari satu, maka dipakai
istilah total displacement. Pada umumnya displacement makin besar akan menghasilkan
output mesin yang semakin besar, karena campuran udara dan bahan bakar yang
semakin banyak.
Total displacement dari sebuah mesin dapat dihitung sebagai berikut;

Keterangan;
V = Piston Displacement
= Perbandingan dari keliling lingkaran terhadap garis tengah lingkaran
tersebut ( = 1,14159)
D = Diameter Silinder
L = Langkah Piston
N = Jumlah Silinder

23
Gambar 2.21. Piston Displacement

a. Pembongkaran kepala silinder pada motor silinder jenis basah.


Setelah baut-baut kepala silinder lepas, putar kepala silinder sehingga kepala
silinder bebas/ tidak melekat dengan tabung silinder.

Angkat kepala silinder


Pasang plat pengaman untuk menghindarkan terlepasnya tabung silinder.

24
Bersihkan permukaan blok silinder dan ukurlah tinggi permukaan tabung silinder
dengan permukaan blok silinder
Jika tinggi permukaan sesuai dengan ketentuan, pasang paking yang baru dan
kepala silinder.
Jika tinggi permukaan tidak sesuai ketentuan, perbaiki dudukan dari tabung
silinder dengan menambah atau mengurangi ring/skim (lihat halaman berikutnya)
b. Memeriksa Kepala Silinder
Periksa permukaan kepala silinder dari keausan/ retak
Periksa permukaan kepala silinder dari tempelan arang sisa pembakaran dan bersihkan.
Periksa kelurusan permukaan blok silinder
Kriteria : B maksimal 0,1 mm

A maksimal 0,05 mm

c. Memeriksa Kelengkapan Kepala Silinder

Periksa kelurusan saluran masuk dan buang pada kepala silinder

25
Kebengkokan maksimum 0,2 mm

Periksa keretakan kepala silinder disekitar dudukan katup buang, jika oli tercampur dengan air
pendingin (seperti susu).

Periksa kelurusan permukaan saluran masuk dan buang ( lihat gambar di bawah ini ).
Kebengkokan maksimum 0,2 mm

d. Perbaikan Kepala Silinder


Jika telah ada kepastian tentang hasil pemeriksaan dan pengukuran untuk kepala silinder
dan permukaan blok silinder, maka untuk meratakannya maka di skrap dan jika terjadi keratakan
pada kepala silinder maka harus diganti.

4. Merawat Sistem Bahan Bakar Bensin Karburator

a) Penyetelan Pelampung
Pemeriksaan pelampung meliputi:
Memeriksa kondisi jarunm pelampung
26
Memeriksa kondisi pelampung
Menyetel posisi pelampung paling tinggi
Menyetel posisi pelampung paling rendah
1) Memeriksa kondisi jarum pelampung
Lepas tutup karburator
Keluarkan jarum pelampung dan periksa keausannya. Jika keausan besar, jarum
pelampung serta dudukannya harus diganti baru
Periksa ketidakrapatan jarum pelampung

Motor

distart,

sehingga
Dorong
pompa
ke atas
Periksa,
bekerja apabil
( jangan
Jarum pelampung yangaus harus diganti a ada
keras ! )
keboc
oran

2) Memeriksa kondisi pelampung


Ada 2 macam pelampung :
1. Pelampung yang bagian dalamnya berongga ( misalnya : plat, plastik halus )
2. Pelampung yang tidak berongga
Untuk memeriksa nomor 1dengan jalan mengocak-ocak atau bersihkan dahulu
pelampung, kemudian masukkan ke dalam air panas. Jika pada pelampung terdapat
gelembung-gelembung, berarti pelampung bocor.

Lihat, apabila
retak

27

kocak
3) Penyetelan pelampung pada posisi paling tinggi
Pasang kembali kelengkapan sisstem pelampung
Pasang tutup karburator pada ragum ( posisi tutup vertikal dan poros pelampung di
atas )
Ukur celah antara ujung badan pelampung dengan permukaan tutup karburator.
Ukuran yang diperbolehkan lihat buku data

Mata bor

Bila ukurannya tidak benar, stel dengan membengkokkan bagian tengah lidah
pelampung. Gunakan 2 buah tang untuk mencegah pelampung retak. Jangan
memegang/menahan pada badan pelampung !

4) Penyetelan pelampung pada posisi paling rendah


Pasang tutup karburator pada ragum ( posisi tutup vertikal dan poros pelampung di
bawah )
Ukur jarak paling jauh pelampung dengan permukaan tutup karburator. Ukuran yang
diperbolehkan lihat buku data
Bila ukurannnya tidak benar, stel dengan membengkokkan kedua bagian tepi lidah
pelampung. Gunakan 2 tang untuk membengkokkan

28
Pasang jarak kembali tutup karburator. Perhatikan keddudukan paking !

29
Hal- hal yang perlu diperhatikan
Ada juga rumah pelampung yang dilengkapi dengan kaca pengintai, untuk melihat

tinggi permukaan bensin dalam ruang pelampung

Kontrol tekanan pemompaan. Jika tekanan pemompaan salah, maka sekalipun


penyetelan pelampung benar, akan mempengaruhi tinggi permukaan bensin dalam ruang
pelampung
Apabila tidak ada data, pasang tutup karburator pada ragum dan stel pelampung
sehingga posisinya paling atas lurus dengan permukaan paking tutup karburator

Posisi paling bawah :


Langkah jarum pelampung minimal 1 mm
Pelampung tidak boleh tenggelam pada dasar ruang pelampung
Pada karburator mobil-mobil Europa,posisi pelampung paling atas kadang-kadang
harus distel dengan memakai bermacam-macam tebal ring paking pada rumah jarum
pelampung. ( tidak ada lidah penyetel pada pelampung

Min. 1
mm

30
b. Penyetelan Pompa Percepatan
Penyetelan pompa percepatan meliputi:
Memeriksa saat mulai penyemprotan
Memeriksa kelengkapan pompa percepatan
Menyetel jumlah penyemprotan
Pemeriksaan saat penyemprotan dengan cara:
Periksa saat mulai penyemprotan dengan menggerakkan katup gas.
Pada katup mulai membuka, harus ada penyemprotan.
Jika penyemprotan terlambat, periksa kelonggaran tuas dan batang penghubung
pompa. Periksa juga kelonggaran pegas penekan tuas pompa.
Jika karburator sudah dilepas dari motor, sebelum memeriksa, isi karburator dengan
solar melalui pipa ventilasi ruang pelampung.

Memeriksa kelengkapan pompa percepatan dengan cara:


Lepas tutup karburator
Lepas kelengkapan pompa percepatan : torak, pegas, katup isap pada dasar silinder
pompa, katup buang. Jika ada pemberat berada di atas katup buang

1. Katup isap
2. Pegas pengunci
3. Katup buang
4. pemberat

31
Bersihkan silinder pompa dan tiup dengan pistol udara pada saluran isap/ buang
pompa percepatan.
Bila katup-katup sulit dilepas, gunakan kain lap untuk menutup bagian-bagian
tersebut. Selama disemprot dengan pistol udara
Bersihkan nosel pompa dengan meniup berlawanan arah penyemprotan, pakai slang
dan pistol udara ( untuk mempermudah, lepaskan venturi sekunder )

Periksa katup-katup pompa percepatan, ganti jika aus/berkarat


Periksa keausan sil torak, jika sil rusak ( robek/aus ), ganti dengan torak baru

Sil torak

Periksa silinder pompa. Jika terdapat goresan/karatan, perbaiki dengan alat honing
silinder rem.

Perakitan kembali
Pasang bagian-bagian karburator yang lepas, jika katup buang dilengkapi dengan
pemberat, jangan lupa memasang pemberat tersebut.
Pengukuran jumlah penyemprotan dengan cara:
Karburator sudah dilepas dari motor / mobil
Isi karburator dengan solar, melalui ventilasi ruang pelampung
Buka katup gas penuh kemudian kembalikan lagi perlahan-lahan sampai pembatas,
sebanyak 30 X
32
Ukur jumlah penyemprotan dengan gelas pengukur. Hasil penyemprotan tiap langkah
lihat buku data. Jika jumlah penyemprotan salah,stel panjang langkah torak.
Perhatikan ! Selama pemeriksaan, bensin dalam ruang pelampung harus penuh.

Gelas pengukur

Contoh : Hasil penyemprotan tiap langkah = 0,9 0,15 cm 3


1,05 cm 3 X 30 = 31,5 cm 3
Jumlah penyemprotan = 0,9 cm 3 X 30 = 27 cm 3
0,75 cm3 X 30 = 22,5 cm 3

Karburator masih terpasang pada mobil


Cara I
Periksa dengan cara sama dengan A tanpa mengissi solar
Gunakan bensin yang ada pada ruang pelampung
Hubungkan nosel dengan slang kecil ke gelas pengukur
Perhatikan agar tidak terjadi kebocoran pada sambungan nosel/slang selama
pemeriksaan

33
Cara II
Stel jumlah penyemprotan minimum ( langkah torak yang pendek )
Hidupkan motor, kemudian beri gas/buka gas dengan cepat

Dengarkan reaksi motor, jika tarikannya spontan jumlah penyemprotan sesuai.


Jika tarikannya lambat jumlah penyemprotan kurang
Untuk ini, stel lagi panjang langkah torak sampai mendapatkan jumlah penyemprotan
yang sesuai/tarikan motor spontan
Pemeriksaan akhir
Kontrol saat mulai penyemprotan
Kontrol fungsi mekanik cuk dan katup gas

Kemungkinan penyetelan jumlah dan waktu penyemprotan


Jumlah penyemprotan dapat distel dengan merubah langkah torak

a. Lubang untuk langkah torak


yang pendek
b. Lubang untuk langkah torak
yang panjang

Waktu penyemprotan dapat distel dengan memperbesar/memperkecil tegangan


pegas pada batang penghubung

34
Lihat contoh !

Ring tambahan, untuk


mempercepat waktu
penyemprotan

Pada beberapa cara penyetelan, jumlah dan waktu penyemprotan akan dipengaruhi
bersama-sama

I II

A : Panjang langkah batang pendorong tetap


B,B1 : Panjang langkah torak yang dihasilkan

Pada keadaan II ketegangan pegas diperbesar waktu penyemprotan menjadi lebih


awal
Selain itu posisi tuas pengerak semula juga berubah, sehingga posisi torak lebih keatas
( B1 B)
Akibatnya langkah torak ( B1 ) menjadi lebih panjang, jumlah penyemprotan
bertambah

Pada keadaan I langkah torak ( B ) pendek torak sudah mencapai dasar silinder
sebelum katup gas terbuka penuh.

35
Penyetelan pompa membran
Batang pendorong pompa membran, kadang-kadang dilengkapi dengan lubang splin atau
mur penyetel. Lihat gambar.

Dengan merubah penyetelan pada batang pendorong, melalui lubang splin atau mur
penyetel, ketengangan pegas akan diperbesar.
Akibatnya waktu penyemprotan akan lebih cepat dan jumlah penyemprotan menjadi
lebih besar. Tetapi, perhatikan gambar dibawah ini. Jika posisi pada tuas pompa berubah
terlalu besar, dapat mengakibatkan celah antara tuas dan membran, sehingga saat mulai
penyemprotan akan terlambat = salah

a. Penyetelan Sistem Cuk Tangan


Penyetelan sistem cuk tangan meliputi:
Memeriksa kondisi mekanisme katup cuk
Menyetel kedudukan katup cuk
Menyetel putaran start dingin
Pemeriksaan kondisi mekanisme katup cuk dengan cara:

36
Periksa gerakan bebas poros katup cuk. Pada katup cuk terbuka, harus ada gerak
bebas aksial 0,1 mm.
Jika gerakan poros katup berat, kontrol tutup karburator bengkok, kemudian lepas
poros katup untuk dibersihkan.

Periksa keadaan pegas penarik dan pengembali katup cuk. Pada saat katup cuk
tertutup, tekan ujung cuk dan lepaskan lagi, katup cuk harus dapat kembali sendiri
dengan mudah
Periksa keausan ujung-ujung tuas penghubung. Perhatikan penguncinya

Penyetelan kabel cuk ( motor tidak hidup )


Tarik penuh tombol cuk. Jika katup cuk tidak tertutup rapat, setel kabel cuk
37
Katup cuk harus dapat terbuka penuh apabila tombol cuk ditekan kembali
Penyetelan putaran start dingin
Hidupkan motor pada putaran idle
Tarik kabel cuk, sehingga kedudukan katup cuk setengah tertutup. Pada keadaan ini
putaran motor harus naik antara 1000-1200 rpm. Jika putaran motor tidak sesuai , stel
pada sekrup penyetel putaran start dingin

Catatan :
Jika tidak ada sekrup penyetel start dingin, stel dengan membengkokkan batang
penghubung antara katup cuk dan mekanisme katup gas.

5. Merawat Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi


Pemeriksaan Kerja Pompa Bahan Bakar
a) Hubungkan terminal + B dengan FP pada check connector.

38
Gambar 83. Check connector

b) Putar kunci kontak pada posisi ON


c) Memeriksa adanya tekanan di dalam selang balik dengan cara memijit selang
tersebut pada pengatur tekanan. Apabila terasa ada tekanan yang kuat pada selang
tersebut, berarti pompa bekerja. Pada saat ini juga dapat didengar adanya suara aliran
balik bahan bakar.
d) Lepas diagnosis check wire
e) Putar kunci kontak ke posisi off
Catatan : Apabila tidak ada tekanan, periksa apakah ada tegangan pada konektor pompa
bahan bakar:
? Apabila tegangan baterai 12 Volt, periksa pompa bahan bakarnya dan sirkuit masa.
Tahanan antara kabel positif dan negatif pompa bahan bakar sekitar 0,5 3 ohm
? Apabila tegangannya 0 Volt, periksa sirkuit opening relay dan sirkuit pompa bahan
bakar.
2) Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar
a) Memeriksa tegangan baterai : lebih dari 12 Volt
b) Melepas kabel terminal negatif baterai
c) Melepas konektor cold start injektor
d) Meletakkan penampung atau kain lap di bawah cold start injektor
e) Melepas pipa cold start injector
f) Mengeluarkan bahan bakar yang ada di dalam delivery pipe
g) Memasang pressure gage pada pipa delivery dengan dua gasket dan baut union

39
Gambar 84. Pengukuran tekanan bahan bakar

h) Membersihkan bensin yang terpancar


i) Menghubungkan kembali kabel negatif baterai
j) Menghubungkan terminal + B dan FP yang terdapat pada service connector dengan
diagnosis check wire.
k) Memutar kunci kontak pada posisi ON
l) Mengukur tekanan bahan bakar. Spesifikasi tekanan bahan bakar : 2,7 3,1 kg/cm2
m) Melepas diagnosis check wire dari service connector
n) Menghidupkan mesin dan pertahankan pada putaran idel
o) Melepas selang vacuum sensing pada pressure regulator dan memasang sumbat pada
ujung selang
p) Mengukur tekanan bahan bakar pada putaran idel. Spesifikasi tekanan bahan bakar :
2,7 3,1 kg/cm2
q) Menghubungkan kembali selang sensor vacuum ke pressure regulator
r) Mengukur tekanan bahan bakar pada putaran idel. Spesifikasi tekanan bahan bakar :
2,3 2,6 kg/cm2
3) Pemeriksaan Kerja Injektor
a) Pada saat mesin hidup, gunakan sound scope untuk memeriksa adanya suara operasi
yang normal sesuai dengan putaran mesin.

40
Gambar 85. Pemeriksaan kerja injektor

b) Apabila tidak tersedia sound scope, pemeriksan dapat dilakukan dengan merasakan
rambatan kerja injektor dengan jari.
Catatan : Apabila tidak ada suara atau ada suara tetapi tidak normal, periksa konektor
rangkaian kabel, injektor atau signal injeksi dari ECU.
4) Pemeriksaan Volume Penginjeksian Injektor
a) Memasang injektor seperti pada gambar
b) Menempatkan injektor ke dalam gelas ukur

Gambar 86. Pengukuran volume injeksi

c) Putar kunci kontak pada posisi ON


d) Menggunakan diagnosis check wire, hubungkan terminal
+ B dan FP pada check conector

41
e) Menghubungkan terminal injektor dengan baterai selama 15 detik, dan ukur volume
injeksi dengan gelas ukur.
Spesifikasi volume injeksi : 39 49 cc tiap 15 detik.
Perbedaan diantara setiap injektor : 6 cc atau kurang.
5) Pemeriksaan Cold Start Injector
a) Melepas konektor cold start injector.

Gambar 87. Pemeriksaan cold start injector


b) Mengukur tahanan antara terminal dengan Multimeter.
Spesifikasi tahanan : 2 4 ohm. Apabila tahanan tidak
sesuai standard, ganti cold start injektor.
6) Pemeriksaan Throttle Position Sensor
a) Melepas konektor sensor
b) Menempatkan feeler gage diantara sekrup pembatas throttle dan tuas pembatas.
c) Menggunakan ohmmeter, ukur tahanan diantara setiap
terminal

Gambar 88. Pemeriksaan throttle position sensor

42
7) Penyetelan Throttle Position Sensor
a) Mengendorkan dua baut pengikat throttle position sensor

Gambar 89. Penyetelan throttle position sensor

b) Memasukkan feeler gage ukuran 0,55 mm antara baut pembatas dan tuas pembatas
throttle.
c) Menghubungkan probe test ohmmeter ke terminal IDL dan TL.

43
Gambar 90. Pengukuran tahanan throttle position sensor

d) Perlahan-lahan putar posisi TPS berlawanan jarum jam, jarum ohmmeter mulai
bergerak, kemudian kencangkan kedua baut pengikatnya.
e) Memeriksa kembali kontinuitas antara terminal IDL dan TL

Gambar 91. Pengukuran tahanan throttle position sensor

8) Pemeriksaan Katup Udara


a) Memeriksa kerja katup udara :

44
Gambar 92. Pemeriksaan katup udara

? Pada temperatur rendah (di bawah 60 C) : apabila selang dipijit putaran mesin harus
turun.
? Setelah pemanasan : apabila selang dipijit, putaran mesin turun tidak lebih dari 50 rpm.
b) Memeriksa tahanan katup udara :
? Melepas kabel konektor dari katup udara.
? Mengukur tahanan coil pemanas katup udara dengan ohmmeter. Tahanan (Fp E1) : 40
60 ohm.

Gambar 93. Pemeriksaan tahanan katup udara


c) Memeriksa kondisi pembukaan katup udara :
? Katup terbuka 2 5 mm apabila temperatur udara luar sekitar 20 C.

45
Gambar 94. Pemeriksaan pembukaan katup udara

? Apabila putaran idel lebih cepat setelah mesin panas dan putaran tidak dapat dikoreksi
dengan sekrup penyetel throttle, maka menutupnya katup udara perlu diperiksa.
? Setelah mesin panas, apabila katup udara tidak tertutup dan putaran idel lebih cepat,
periksa tegangan antara terminal Fp pada konektor katup udara dengan bodi pada saat
mesin berputar. Apabila tidak 12 Volt, periksa sirkuit power pada katup udara.
d) Memeriksa putaran mesin :
? Pada temperatur rendah (di bawah 80 C) : apabila sekrup penyetel putaran diputar
masuk, putaran mesin harus turun.

Gambar 95. Penyetelan putaran mesin

? Setelah pemanasan : apabila sekrup penyetel putaran idle diputar masuk, putaran
mesin harus turun di bawah putaran idle atau mesin harus mati.
46
9) Pemeriksaan Cold Start Injector Time Switch
a) Mengukur antara setiap terminal dengan ohmmeter :
Tahanan : STA STJ : 25 45 ohm di bawah 15 C
65 85 ohm di atas 30 C
STA Masa : 25 85 ohm

Gambar 96. Pengukuran tahanan cold start injector time switch

b) Apabila tahanan tidak sesuai spesifikasi, maka switch perlu diganti.


10) Pemeriksaan Water Temperatur Sensor
a) Mengukur tahanan water temperatur sensor dengan ohmmeter (lihat gambar)

Gambar 97. Pemeriksaan water temperatur sensor

b) Apabila nilai tahanan tidak sesuai spesifikasi (lihat grafik pada gambar 107 ), maka
sensor perlu diganti.
47
Gambar 98. Hubungan antara tahanan dengan temperatur

F. Merawat Sistem Bahan Bakar Diesel

1. Pompa Injeksi (Injection Pump)


a. Kegunaan dan Jenis Pompa Injeksi
Bahan bakar yang diinjeksikan melalui noozle diatur banyaknya oleh pompa injeksi
dengan tekanan tinggi. Untuk fungsi tersebut, mak pompa injeksi harus mampu dengan
akurat mengatur banyaknya bahan bakar sesuai dengan beban mesin, dalam waktu
singkat, untuk periode waktu tertentu dan sesuai dengan setiap kondisi beban mesin.
Untuk mengatur tersebut, pompa injeksi dilengkapi dengan komponen yang disebut
governor. Governor bekerja berdasarkan putaran mesin (governor tipe mekanik) atau
berdasarkan tekanan dalam intake manifold (governor tipe pneumatic).
Governor juga berfungsi untuk membatasi ketinggian putaran mesin pada saat
idling dan putaran maksimal mesin. Demikian juga dengan fungsi kontrol torsi mesin,
dikendalikan juga oleh governor. Terakhir, fungsi kontrol emisi, governor melakukan
pemutusan aliran bahan bakar sesaat ketika bahan bakar tidak diperlukan oleh mesin
(saat deselerasi).
Berikut ini gambar grafik mengenai pengaturan banyaknya bahan bakar
dibandingkan dengan putaran mesin

48
a = jumlah bahan bakar yang diperlukan
mesin

b = beban penuh tanpa control torsi

c = beban penuh dengan kontrol


torsi

C1 = negatif

C2 = positif

Di mana:
Gambar 30
Grafik Pengriman Bahan Bakar dan Karakteristik Mesin Diesel

b. Perawatan Pompa Injeksi


Hampir semua pompa injeksi dilengkapi dengan sistem pelumasan oli. Ada tipe pompa
injeksi dengan pelumasan terpisah dengan oli mesin, ada juga yang menjadi satu dengan
oli mesin.
1. Lakukan pemeriksaan terhadap ketinggian oli pelumas sesuai petunjuk produsen
kendaraan.
2. Lakukan penggantian oli pelumas jika kendaraaan sudah mencapai jarak tempuh yang
ditentukan oleh produsen kendaraan atau minyak pelumas.
3. Gunakan minyak pelumas sesuai dengan yang direkomendasikan oleh produsen
kendaraan.
Ketika pompa injeksi memerlukan perbaikan, maka selesai perbaikan harus dilakukan
kalibrasi. Kalibrasi ini bertujuan untuk menyetel/menyesuaikan aliran (debit) bahan bakar
yang siap diinjeksikan agar sesuai dengan kapasitas mesin yang menggunakannya. Setelah
pompa injeksi dipasangkan pada mesin maka dilakukan penyetelan saat penginjeksian
(Injection Timing).

49
Saat penginjeksian bahan bakar merupakan salah satu faktor penting dalam mesin
diesel. Kesalahan penyetelan dapat mengakibatkan efisiensi pembakaran berkurang dan
konsumsi bahan bakar akan meningkat seiring dengan meningkatnya asap gas buang.
Saat penginjeksian ini bisa berubah apabila pompa injeksi selesai diganti dan keausan
pada roda gigi atau timing belt. Pemeriksaan timing injeksi bisa dilakukan dengan dua
cara, sebagai berikut.
Pemeriksaan statis, pada saat pemasangan pompa injeksi, lakukan kegiatan berikut
ini.
Tempatkan pompa injeksi yang baru pada mesin. Pastikan tanda pada pompa lurus
dengan tanda pada mesin.
Keluarkan udara dari dalam sistem bahan bakar.
Lepaskan pipa injeksi silinder nomor 1, lalu pasang pipa pemeriksaan (inspection pipe)
pada penahan delivery valve nomor 1.

Gambar 31 Pemasangan Pipa Pemeriksaan

Putar mesin secra manual sehingga bahan bakar keluar dari pipa pemeriksaan.
Bersihkan sisa bahan bakar yang keluar dari ujung pipa pemeriksaan (A) sehingga
permukaan bahan bakar rata dengan tepi pipa (B).

50
Gambar 32 Pipa Pemeriksaan

Putar poros engkol pelan-pelan sehingga permukaan bahan bakar pada pipa
pemeriksaan mulai menonjol keluar (C). Pada saat ini, jika tanda timing pada puley
tepat pada tanda timing berarti penyetelan sudah tepat.

Jika belum tepat, majukan atau mundurkan saat injeksi dengan cara pompa injeksi
dimiringkan kearah mendekati atau menjauhi mesin atau rumah pompa injeksi

digese serah putaran poros pompa injeksi untuk memperlambat saat


penginjeksian dan mengeser rumah pompa injeksi berlawanan dengan putaran
poros pompa injeksi untuk mempercepat saat penginjeksian.

Pemeriksaan Tanda Saat Penginjeksian

Pemeriksaaan Dinamik, pada saat mesin hidup, digunakan strobo light atau timing
light. Kemudian lakukan kegiatan berikut ini.
Hidupkan mesin, jaga putaran idling mesin sesuai dengan spesifikasi.
Hidupkan timing light, dan arahkan cahayanya ke tanda timing di puley atau di roda
gila.
51
Apabila tanda timing dipuley tepat dengan tanda di mesin berarti timing injeksi sudah
benar.
Apabila tanda timing tidak tepat maka harus merubah posisi pompa injeksi hingga
tanda timing tepat.

52

Вам также может понравиться