Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Laringitis Akut
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Kepaniteraan Klinik
(THT KL)
Disusun oleh :
30101206705
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laringitis Akut
Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas
Kepaniteraan Klinik Departemen THT Rumah Sakit Tk.II
dr. Soedjono Magelang
Oleh :
30101206705
Pembimbing,
PENDAHULUAN
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Definisi
Laringitis akut adalah radang akut laring yang disebabkan oleh virus dan bakteri
yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi
virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus.
Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus
pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. 2,3
Biasanya laringitis akut merupakan suatu fase infeksi virus pada saluran nafas atas yang
dapat sembuh sendiri, factor prediposisi dapat berupa rhinitis kronik, penyalah gunaan
alcohol, tembakau serta pemakaian suara yang berlebihan.5
2.2. Etiologi
2.3.1. Anatomi
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Berikut
ini akan ditampilkan laring secara anatomi.
2.3.2. Fisiologi
2.4. Patofisiologi
Laringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara yang
berlangsung kurang dari 3 minggu. Parainfluenza virus, yang merupakan penyebab
terbanyak dari laringitis, masuk melalui inhalasi dan menginfeksi sel dari epitelium
saluran nafas lokal yang bersilia, ditandai dengan edema dari lamina propria,
submukosa, dan adventitia, diikuti dengan infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel
plasma dan lekosit polimorfonuklear (PMN). Terjadi pembengkakan dan kemerahan dari
saluran nafas yang terlibat, kebanyakan ditemukan pada dinding lateral dari trakea
dibawah pita suara. Karena trakea subglotis dikelilingi oleh kartilago krikoid, maka
pembengkakan terjadi pada lumen saluran nafas dalam, menjadikannya sempit, bahkan
sampai hanya sebuah celah. Membran pelindung plika vokalis biasanya merah dan
membengkak. Puncak terendah pada pasien dengan laringitis berasal dari penebalan
yang tidak beraturan sepanjang seluruh plika vokalis. Beberapa penulis percaya bahwa
plika vokalis mengeras daripada menebal. Pengobatan konservatif seperti yang
disebutkan sebelumnya biasanya cukup mengatasi inflamasi laring dan mengembalikan
aktivitas vibrasi plika vokalis.1
Pada laringitis akut ini terdapat gejala radang umum, seperti demam, malaise,
gejala rinofaringitis. Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien
sebagai suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih
rendah dari suara yang biasa / normal dimana terjadi gangguan getaran serta
ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga menimbulkan
suara menjada parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni).8
5. Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan,
sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur
yang tidak mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.
6. Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan
hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti
yakni lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan
nyeri diseluruh tubuh.10
2.6. Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan suara yang serak, coryza, faring yang
meradang dan frekuensi pernafasan dan denyut jantung yang meningkat, disertai
pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal, infrasternal dan intercostal serta
stridor yang terus menerus, dan anak bisa sampai megap-megap (air hunger). Bila
terjadi sumbatan total jalan nafas maka akan didapatkan hipoksia dan saturasi oksigen
yang rendah. Bila hipoksia terjadi, anak akan menjadi gelisah dan tidak dapat
beristirahat, atau dapat menjadi penurunan kesadaran atau sianosis. Dan kegelisahan
dan tangisan dari anak dapat memperburuk stridor akibat dari penekanan dinamik dari
saluran nafas yang tersumbat. Dari penelitian didapatkan bahwa frekuensi pernafasan
merupakan petunjuk yang paling baik untuk keadaan hipoksemia. Pada auskultasi suara
pernafasan dapat normal tanpa suara tambahan kecuali perambatan dari stridor.
Kadang-kadang dapat ditemukan mengi yang menandakan penyempitan yang parah,
bronkitis, atau kemungkinan asma yang sudah ada sebelumnya.2
2.7. Penatalaksanaan
Umumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada
indikasi masuk rumah sakit apabila :
Perawatan Umum
3. Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila ada muncul
sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis (saline 0,9 %) yang
dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal spray
Perawatan Khusus
Terapi Medikamentosa
Menurut Reveiz L, Cardona AF, Ospina EG dari hasil penelitiannya menjelaskan dari
penggunaan penisilin V dan eritromisin pada 100 psien didapatkan antibiotic yang lebih
baik yaitu eritromisin karena dapat mengurangi suara serak dalamsatu minggu dan
batuk yang sudah dua minggu.10
Pencegahan :
Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan
kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara, minum banyak air karena cairan akan
membantu menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak
dan mudah untuk dibersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah
tenggorokan kering. jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena
berdehem akan menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara,
meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan menyebabkan tenggorokan
memproduksi lebih banyak lendir.8
2.8. Prognosis
Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya
selama satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini
dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan
obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal.8
BAB III
LAPORAN KASUS
Status THT
Telinga
Dextra Sinistra
Aurikula Bentuk normal Bentuk normal
Nyeri tarik (-) Nyeri tarik (-)
Oedem (-) Oedem (-)
Preaurikula Tragus pain (-) Tragus pain (-)
Oedem (-) Oedem (-)
Retroaurikula Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Oedem (-) Oedem (-)
Mastoid Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Oedem (-) Oedem (-)
CAE Discharge (-) Discharge (-)
Membran Timpani
Dextra Sinistra
Perforasi (-) (-)
Cone of light (+) anteroinferior (+) anteroinferior
Warna Putih keabu-abuan mengkilat Putih keabu-abuan
seperti mutiara mengkilat seperti mutiara
Bentuk Cekung Cekung
3.4. Resume
Pasien datang dengan keluhan suara serak kurang lebih sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan diawali karena pasien baru saja menonton konser band,
selama konser berlangsung pasien sering ikut benyanyi bersama sambil
brteriak-teriak dengan penonton lainnya. Keesokan paginya pasien
mengeluhkan suaranya serak sepanjang hari, pasien sudah mengkonsumsi
permen pelega tenggorokan namun keluhan tidak membaik. Pasien juga
merasakan nyeri saat berbicara dan batuk tidak berdahak. Pasien merasa
badannya meriang dan demam. Nyeri menelan dan pilek disangkal, nyeri
dibagian wajah disangkal oleh pasien. Pada anamnesa dan pemeriksaan fisik
dengan laringoskopi indirek didapatkan adanya gejala oedem dan hiperemis
pada mukosa laring yang menyebabkan keluhan suara serak dan sakit saat
berbicara
3.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah lengkap
Pemeriksaan radiologi leher AP lateral
Pemeriksaan teleskop laring
Pemeriksaan Stroboskop
DIAGNOSIS SEMENTARA
Laringitis akut
Epiglotitis akut
2.2. Penatalaksanaan
2.7.1. Medikamentosa
Cefixime 100 mg XLII, S2dd caps I
Dexamethason 5 mg XXX, S3dd tab 1
Dextrometorphan 30 mg XL, s3dd tab 1
Paracetamol 500 mg, XXI, S3dd tab 1 prn
Prognosis
Ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan :
disfonia (+)
nyeri saat berbicara (+)
batuk kering (+)
demam (+)
malaise (+)
vocal abuse (+)
merokok (+)
Tn. H, 23 Pasien datang dengan keluhan suara serak kurang lebih sejak
2 hari yang lalu. Keluhan diawali karena pasien baru saja menonton konser
band, selama konser berlangsung pasien sering ikut benyanyi bersama sambil
brteriak-teriak dengan penonton lainnya. Keesokan paginya pasien
mengeluhkan suaranya serak sepanjang hari, pasien sudah mengkonsumsi
permen pelega tenggorokan namun keluhan tidak membaik. Pasien juga
merasakan nyeri saat berbicara dan batuk tidak berdahak. Pasien merasa
badannya meriang dan demam. Nyeri menelan disangkal, batuk dan pilek,
nyeri dibagian wajah disangkal oleh pasien.
Keluhan serak tersebut dapat dikarenakan adanya infeksi. Anamnesis dilakukan
untuk mencari etiologi, factor risiko dan komplikasi. Dari anamnesis didapatkan
suara serak, sakit saat berbicara, demam, malaise, batuk kering dan riwayat vocal
abuse dan merokok. Lalu ditegakkan diagnosis Banding Laringitis akut dan
Epiglotitis akut
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Laring Hiperemis (+), oedem (+), massa/ nodul (-), oedem diatas & bawah
plica vocalis (+), dan suhu 38 c
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik akhirnya ditegakkan
diagnosis laringitis akut. Oleh karena itu dapat diberikan edukasi pada pasien untuk
tidak banyak bicara selama 2-3 hari, Selain itu pasien dianjurkan untuk banyak
minum air putih dan menghindari faktor pemicu.
Untuk terapi medikamentosa pada pasien ini dapat diberikan obat antibiotik
(cefixime capsul 100mg). Dan dapat diberikan antiinflamasi (Dexametasone tab 5
mg, dan antitusif berupa Dextromethorphan tab 15 mg dan paracetamol tab 500 mg
untuk menurunkan demam jika diperlukan.