Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Daftar Isi................................................................................................................... 1
Kata Pengantar........................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................................... 3
Tujuan........................................................................................................................ 3
Case........................................................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN
Perdarahan................................................................................................................ 8
Abortus...................................................................................................................... 9
Kehamilan Ektopik.................................................................................................... 14
Mola Hidatidosa........................................................................................................ 19
Plasenta Previa.......................................................................................................... 25
Solusio Plasenta........................................................................................................ 28
Intepretasi................................................................................................................. 35
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................... 38
REFERENSI........................................................................................................... 39
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang dengan izinnya maka
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah mengenai komplit yang
didiskusikan sejak tanggal 04 April 2011.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dr.Eka atas segala pengarahan,
bimbingan, dan kasih sayang yang telah dicurahkan selama proses tutorial. Terima kasih juga
kepada kelompok tutorial C-2 atas kerjasamanya mulai dari proses pembahasan hingga
pembuatan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai laporan dan kesimpulan dari
diskusi yang telah kami lakukan dalam pembahasan kasus ini serta untuk menambah
pengetahuan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami
dapat lebih baik lagi untuk ke depannya.
Terimakasih atas segala perhatiannya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah abortus dipakai untuk menunjukan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di
luarkandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya
janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 1000 gram dapat hidup terus, maka
abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 1000
gramatau kurang dari 28 minggu. Dapat diadakan perbedaan antara abortus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dan abortus pada kehamilan antara 20 dan 28 minggu; yang terakhir ini
dinamakan pula partus immaturus.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan apa pun disebut abortus spontan. Abortus
buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 28 minggu sebagai akibat sesuatu tindakan.
Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi serangkaian tugas dari
case "Abortus Inkomplit. Selain itu juga untuk menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai
media untuk belajar bagi yang membacanya.
Case
Page 1
Mrs. Chika, 28 years old, G2P1 who is pregnant 10 weels gestation complains of a 2 day
history of vaginal spotting and lower abdominal pain. Mrs. Chika confesses, she smokes 8
cigarettes/day. Theres no trauma history.
Physical examinations :
Laboratory examinations :
Hb : 12,1 gr%
Page 2
Mrs. Chika, G2P1A0 at 18 weeks gestation. She spotting and dull abdominal pain, 6 hours
ago, she stated she had been experiencing lower abdominal pain and vaginal bleeding, when
she was void, there was mass like liver from her vagina. She has no history of trauma. Mrs.
Chika confess that shes still smoking during pregnancy.
Physical examination
Speculum examination :
Fluxus negative
Portio : close
Laboratory result :
Hb 10,3 gr%
Page 3
1. Fluxus :
Problem
1. Apa yang mengakibatkan Mrs. Chika mengalami vaginal spotting pada kehamilan ke
2?
2. Apa yang menyebabkan Mrs. Chika mengalami lower abdomen pain pada kehamilan
ke-2 ?
3. Apa pengaruh rokok pada kehamilan?
4. Mengapa Mrs. Chika merasakan nyeri tekan ringan di abdomen?
5. Apa yang menyebabkan perdarahan ringan pada kehamilan?
6. Apa penyebab keluarnya fluxus dari ostium uteri external?
Hipotesis
1. Abortus
2. Kehamilan Ektopik
3. Kista
4. Mola hidatidosa
5. Anemia
More Info
IDK & LI
1. Perdarahan Kehamilan
a. <20 minggu :
Abortus
KET
Molahidatidosa
b. Antepartum :
Plasenta Previa
Solusio Plasenta
2. Abortus, KET, Molahidatidosa
Pembahasan
PERDARAHAN
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian.
Abortus adalah akhir kehamilan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 20 minggu
dengan berat janin kurang dari 500 gr.
1. Faktor genetik
- Mendelian
- Multifaktor
- Robertsonian
- Resiprokal
2. Kelainan kongenital uterus
- Anomali duktus uteri
- Septum uteri
- Uterus bikornis
- Inkompetensi serviks uterus
- Mioma uteri
- Sindroma Asherman
3. Autoimun
- Aloimun
- Mediasi imunitas humoral
- Mediasi imunitas seluler
4. Defek fase luteal
- Faktor endokrin eksternal
- Antibodi antitiroid hormon
- Sintesis LH tingggi
5. Infeksi
6. Hematologik
7. Lingkungan
1. Abortus Spontan
Abortus yang berlangsung tanpa disengaja. Berdasarkan gejala, tanda, dan proses
patologi yang terjadi, abortus spontan diklasifikasikan menjadi 5 :
Diagnosis :
Laboratory tests
Karna saat janin mati beta hCG masih bertahan sampai beberapa minggu
- Darah keluar dari serviks tanpa cairan amniotik atau jaringan di kanal
endoservikal
- Uterusnya lembek
Komplikasi :
1. Tumor :
3. Ektopik :
b. Abortus Insipiens
Gejala dan Tanda :
- Serviks telah mendatar
- Ostium uteri telah membuka
- Hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran
- Besar uterus sesuai dengan usia kehamilan
- Tes kehamilan urin positif
Komplikasi :
2. Iminent abortus, saat mulut rahimtertutup dan tidak bisa masuk jari.
c. Abortus Kompletus
Diagnosa : saat hasil konsepsi keluar secara spontan tanpa dibantu (fetus,
plasenta, membran), perdarahan biasanya pelan- pelan selama 2 jam kemudian
berhenti, mulut rahim tertutup
d. Abortus Inkompletus
Gejala dan Tanda :
- Sebagian hasil konsepsi sudah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang
tertinggal
- Ostium uteri masih terbuka
- Banyaknya perdarahan tergantung sisa jaringan yang masih tertinggal
- Besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan
Laboratory evaluation
2. tipe Rh
Penatalaksanaan :
e. Missed Abbortion
Gejala dan Tanda :
- Embrio atau fetus sudah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan
20 minggu
- Seluruh hasil konsepsi masih tertinggal dalam kandungan
2. Abortus Provokatus
Abortus yang terjadi dengan disengaja. Berdasarkan tujuannya, abortus
provokatus dibagi menjadi 2 :
- Abortus medisinalis
Abortus yang dilakukan dengan pertimbangan keselamatan ibu dan janin
- Abortus kriminalis
Abortus yang dilakukan atas keinginan sendiri tanpa dipengaruhi
pertimbangan keselamatan ibu dan janin. Biasanya terjadi pada kehamilan
yang tidak diinginkan.
Komplikasi Abortus
Kehamilan Ektopik
Definisi
Kehamilan Ektopik adalah implantasi ovum yang telah dibuahi dimana saja selain lokasi
normal dalam uterus. Seharusnya blastokista dapat turun ke uterus dan berimplantasi di
endometrium1.
Pada setiap kehamilan, kemungkinan abnormalitas kehamilan ektopik mencapai 1%. 90%
kasus berimplantasi di tuba falopii, dan yang lainnya di ovarium, rongga abdomen, dan
bagian intrauterin dari tuba falopii2.
Klasifikasi
Berdasarkan hasil akhir kehamilanya, KET dibagi menjadi 2 :
Abortus tuba
terjadi implan di fimbriae dan ampula
perdarahan kecil berulang2 di tempat implantasi pada dinding tuba falopii melepaskan
ovum yang mati
mengalami abortus komplit melalui ostium tuba ke dalam rongga peritornium
mengalami abortus tidak lengkap sehingga konseptus tertutup bekuan darah menonjol
ke arah ostium (bibir servicks)
Ruptur Tuba
implantasi terjadi di ismus
ruptur ampula biasanya terjadi di minggu ke 6 dan 10
terlambat menarche
trofoblast ke dalam sehingga membuat erosi pada dinding serosa tuba sehingga
menyebabkan kebocoran.
- Pola klinis
Sub akut
Etiologi
Penyebab kehamilan ektopik ada yang diketahui dan ada yang tidak, atau belum diketahui.
Faktor Uterus:
Faktor Tuba:
1. Merokok
2. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
3. Berganti-ganti pasangan
4. Hubungan seks kurang dari 18 tahun
5. Riwayat kehamilan ektopik3
Patofisiologi
Sebagian besar penyakit ini tidak diketahui apa penyebabnya. Pada kondisi normal
implantasi ovum yang dibuahi hanya dapat berlangsung jika zona pelusida sudah menghilang.
Jika terjadi kerusakan tuba akibat infeksi, maka perjalanan ovum yang telah dibuahi akan
terganggu sehingga motilitas tidak baik dan menyebabkan zygot tidak bisa melewati cavum
uteri dan menuju ke uterus (fundus uterina).
Diagnosa
1. Anamnesa :
a. Amenorea
b. Tanda tak pasti kehamilan
c. Jika terjadi KET : vaginal spotting, nyeri hebat disertai muntah pada abdomen,
perdarahan hebat.
2. Px. Fisik :
a. Vital Sign : Menentukan apakah terdapat syok.
b. Nyeri tekan pada abdomen bawah.
c. Px. Genitalia : tanda chadwick positif
Nyeri goyang portio
Cavum douglas menonjol dan nyeri juga terdapat darah
Diagnosis Banding :
Penatalaksanaan
1. Lihat keadaan umum dan tanda vital, apakah ada syok, jika ada periksa airway,
breathing and circulation.2
2. Terapi dan prognosis:
a. Kehamilan tuba:
Penatalaksanaan Bedah.
Salpingostomi. Prosedur ini digunakan untuk mengangkat kehamilan kecil, yang
panjang bilateralnya kurang dari 2 cm. Insisi liniear, sepanjang 10-15 mm atau
kurang, dibuat pada tepi antimesentrik tepat di atas kehamilang ektopik. Prosedur
Definisi
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dengan ciri-ciri stroma villus korialis
langka vaskularisasi, dan edematus. (sarwono, ilmu kandungan)
Mola hidatidosa adalah Kehamilan yang berkembang tidak wajar, dimana tidak
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan. (sarwono, ilmu
kebidanan).
Gambaran histopatologik : edema stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili /
degenerasi hidropik dan proliferasi sel2 trofoblas.
Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor faktor yang dapat menyebabkan
antara lain:
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari Tropoblast
3. keadaan sosioekonomi yang rendah
4. paritas tinggi
5. kekurangan protein
Patofisiologi
Di dalam tubuh kita, mual (nausea) dan muntah (vomiting) diatur oleh pusat muntah
yaitu CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) di area postrema di batang otak yaitu di Medulla
Oblongata.
Area Postrema terletak di luar dari sawar darah otak (Blood-Brain Barrier) sehingga
ia sangat peka terhadap toksin dan zat kimia perangsang muntah dalam aliran darah.
Termasuk dalam hal ini adalah tingginya kadar hCG dan juga keton dalam darah wanita
hamil.
Tingginya keton pada ibu hamil disebabkan karena hipoglikemik (turunnya gula
darah) karena muntah yang berkepanjangan dan tidak terkoreksi. Sehingga keadaan muntah
yang tidak diperbaiki akan menyebabkan muntah semakin hebat. Ini disebut dengan circulus
vitreosus (lingkaran setan).
CTZ akan merangsang muntah melalui syaraf Trigeminus (N V), syaraf Fasialis
(NVII), syaraf Glossofaring (N IX), syaraf Vagus (N X) dan syaraf Hipoglossus (XII) pada
saluran cerna bagian atas dan juga melalui syaraf spinal pada otot diafragma.
Anamnesa/Keluhan
1. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari kehamilan
biasa
2. Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna kecoklatan
3. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan seharusnya
Inspeksi
7. Palpasi
8. Uterus membesar tidak sesuai dengan tua kehamilan (uterus > dr usia kehamilan)
9. Tidak teraba bagian janin dan balotemen juga tdk ada gerakan janin
Auskultasi
Reaksi Kehamilan
Kadar HCG >> (adanya proliferasi sel2 trofoblast) -> puncak hari ke 100
mis, Galli Mainini (bandingkan kadar HCG dengan kadar HCG pada kehamilan biasa
3. Terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina serta evaluasi
keadaan serviks
Pada mola, sonde mudah masuk kedalam cavum uteri, pada kehamilan
biasanya ada tahanan oleh janin
Ultrasonografi
Penatalaksanaan
Terapi
1. Vakum kuretase
Diberi oksitosin agar dinding uterus berkontraksi dan mencegah terjadinya perforasi
Setelah 10-14 hari curettage 1, dilakukan curettage ke 2 => agar lebih bersih
2. Histerektomi
Pada wanita yang cukup umur dan cukup mempunyai anak>> => lebih baik dilakukan
histerektomi
Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 thn (keganasan masih dapat timbul setelah
3 tahun pasca terkena mola hidatidosa)
1. Gejala Klinis
3. Periksa HCG
Prognosis
Definisi
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seluruh
atau sebagian dari ostium uteri internum.
Klasifikasi:
Etiologi:
Patofisiologi:
Plasenta previa sering terjadi pada kehamilan multigravida, karena plasenta akan
mencari daerah yang subur untuk implantasi, sehingga plasenta terus bergerak ke bawah.
Insiden
Plasenta previa terjadi pada 0,5% dari semua kehamilan, dan bertanggung jawab
terhadap 20% kasus perdarahan antepartum. Plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita
multipara daripada primipara.
60% kasus perdarahan episode pertama terjadi setelah kehamilan minggu ke 36; 30%
terjadi antara minggu ke 32 dan 36; dan 10% sebelum minggu ke 32.(2)
Plasenta previa mungkin disertai oleh plasenta akreta atau salah satu bentuk lanjutnya,
plasenta inkreta atau perkreta. Perlekatan plasenta yang terlalu kuat tersebut diperkirakan
terjadi apabila desidua di segmen bawah uterus kurang berkembang.(3)
Hal yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan yang tidak nyeri dan
biasanya belum muncul sampai menjelang akhir trimester kedua atau setelahnya. Namun,
beberapa jenis abortus dapat terjadi akibay abnormal plasenta yang sedang berkembang.
Perdarahan dari plasenta previa sering muncul tanpa peringatan, terjadi tanpa disertai rasa
nyeri pada wanita yang riwayat pranatalnya tampak normal. Perdarahan ini biasanya berhenti
spontan, namun kemudian kambuh. Pada sebagian kasus, terutama pada mereka yang
palsentanya tertanam dekat tetapi tidak menutupi os serviks, perdarahan mungkin belum
terjadi sampai persalinan dimulai.
Apabila plasenta terletak di atas os interna, pembentukan segmen bawah uterus dan
pembukaan os interna akan menyebabkan robeknya plasenta pada tempat melekatnya.
Perdarahan diperparah oleh ketidakmampuan serat miometrium di segmen bawah uterus
berkontraksi untuk menjepit pembuluh-pembuluh yang robek.
Perdarahan dari tempat implantasi plasenta di segmen bawah uterus dapat berlanjut
setelah palsenta dilahirkan karena segmen bawah uterus lebih rentan mengalami gangguan
kontraksi daripada korpus uterus. Perdarahan juga dapat laserasi serviks dan segmen bawah
uterus yang rapuh, terutama setelah pengeluaran plasenta yang agak melekat secara manual.(3)
Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka palpasi abdomen sering
ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin tidak dalam
letak memanjang.(1)
Diagnosis
Pada wanita dengan perdarahan uterus selama paruh terakhir kehamilan, plasenta
previa atau solusio plasenta harus selalu dicuragai. Diagnosis plasenta previa jarang dapat
dipastikan dengan pemeriksaan klinis, kecuali apabila satu jari tangan dimasukkan melalui
serviks dan plasenta diraba. Pemeriksaan serviks seperti ini jangan dilakukan kecuali
apabila wanita yang bersangkutan sudah di meja operasi dengan segala persiapan
untuk seksio sesarea segera karena bahkan pemeriksaan yang paling hati-hati pun
dapat menyebabkan perdarahan besar. Pemeriksaan double set-up semacam ini jarang
diperlukan karena lokasi plasenta hampir selalu dapat diketahui dengan USG.(3)
Komplikasi
Terapi:
Dengan pengobatan aktif: kehamilan segera di akhiri sebelum terjadi perdarahan yang
membawa maut.
Cara :
- Pervaginal: dengan mengadakan tekanan pada plasenta sehingga menutup
pembuluh-pembuluh darah yang terbuka.
- Dengan cara sectio caesarea: dengan mengosongkan rahim sehingga
menghentikan perdarahan.
Definisi
Klasifikasi
1. Pendarahan keluar
2. Pendarahan tersembunyi
3. Pendarahan masuk ruang amnion
Pada solusio plasenta, darah dari tempat pelepasan mencari jalan keluar antara selaput
janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari serviks dan terjadilah pendarahan keluar.
Pada jenis yang lain hanya berbeda karena terdapat halangan.
Etiologi
1. Hipertensi
2. Talipusat yang pendek
3. Trauma
4. Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
C-2 Makalah Kasus Abortus 2011 Page 28
5. Uterus yang sangat kecil
Dipengaruhi oleh
1. Umur lanjut
2. Multiparitas
3. Ketuban pecah sebelum waktunya
4. Defisiensi asam folat
5. Mioma uteri
Gejala-gejala
PATOFISIOLOGI
Perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang teregang
olehkehamilan itu tak mampu untuk berkontraksi lebih untuk menghentikan
perdarahan.Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian
danakhirnya seluruh placenta akan terlepas. Sebagian akan menyelundup di bawahselaput
ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalamkantong ketuban,
atau mengadakan ekstravasasi di antara serabut otot uterus. Bilaekstravasasi berlangsung
hebat, maka seluruh permukaan uterus akan berbercak unguatau biru, disebut uterus
couvelaire. Uterus seperti ini sangat tegang dan nyeri.
Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,
banyakromboplastin akan masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi
pembekuanintravaskuler dimana-mana, menyebabkan sebagian besar persediaan
fibrinogen habis.
Akibatnya, terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuandarah
pada uterus maupun alat-alat tubuh lainnya. Perfusi ginjal akan terganggukarena syok dan
pembekuan intravaskuler. Oliguria dan proteinuria akan terjadiakibat nekrosis tubuli ginjal
mendadak yang masih dapat sembuh kembali, atau akibatnekrosis korteks ginjal mendadak
KOMPLIKASI
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnyaplasenta
yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung.Komplikasi
yang dapat terjadi pada ibu :
a. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta
hampirtidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan
segera.Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas
dariperdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk
menghentikan perdarahan pada kala III persalinan dan adanya
kelainanpada pembekuan darah. Pada solusio plasenta berat keadaan syok
seringtidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang terlihat.
Titik akhir dari hipotensi yang persisten adalah asfiksia, karena
itupengobatan segera ialah pemulihan defisit volume intravaskuler
secepatmungkin. Angka kesakitan dan kematian ibu tertinggi terjadi pada
solusioplasenta berat. Meskipun kematian dapat terjadi akibat nekrosis
hipofifisdan gagal ginjal, tapi mayoritas kematian disebabkan syok
perdarahan danpenimbunan cairan yang berlebihan. Tekanan darah tidak
merupakanpetunjuk banyaknya perdarahan, karenav asospasme akibat
perdarahanakan meninggikan tekanan darah. Pemberian terapi cairan
bertujuanmengembalikan stabilitas hemodinamik dan mengkoreksi
keadaankoagulopathi. Untuk tujuan ini pemberian darah segar adalah
pilihan yangideal, karena pemberian darah segar selain dapat memberikan
sel darahmerah juga dilengkapi oleh platelet dan faktor pembekuan.
b. Gagal ginjal
PENATALAKSANAAN
Bila keadaan umum pasien menurun secara progresif atau separasi plasenta bertambah
luas yang manifestasinya adalah :
B. Terapi Ekspektatif
Pada umumnya bila berdasarkan gejala klinis sudah diduga adanya solusio plasenta
maka tidak pada tempatnya untuk melakukan satu tindakan ekspektatif.
C. Persalinan Pervaginam
Indikasi persalinan pervaginam adalah bila derajat separasi tidak terlampau luas dan
atau kondisi ibu dan atau anak baik dan atau persalinan akan segera berakhir.
Induksi persalinan dengan infuse oksitosin dilakukan bila amniotomi tidak segera
diikuti dengan tanda-tanda persalinan.
D. Seksio Sesaria
Indikasi seksio sesar dapat dilihat dari sisi ibu dan atau anak
Tindakan seksio sesar dipilih bila persalinan diperkirakan tak akan berakhir dalam
waktu singkat, misalnya kejadian solusio plasenta ditegakkan pada nulipara dengan dilatasi 3
4 cm.
Atas indikasi ibu maka janin mati bukan kontraindikasi untuk melakukan tindakan
seksio sesar pada kasus solusio plasenta.
Prognosis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,banyaknya
perdarahan, ada atau tidak hipertensi menahun atau preeklamsia,tersembunyi tidaknya
perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio plasentasampai selesainya persalinan. Angka
kematian ibu pada kasus solusio plasenta beratberkisar antara 0,5-5%. Sebagian besar kematian
tersebut disebabkan olehperdarahan, gagal jantung dan gagal ginjal.
Hampir 100% janin pada kasus solusio plasenta berat mengalami kematian.Tetapi ada
literatur yang menyebutkan angka kematian pada kasus berat berkisarantara 50-80%. Pada
kasus solusio plasenta ringan sampai sedang, keadaan janintergantung pada luasnya plasenta
yang lepas dari dinding uterus, lamanya solusioplasenta berlangsung dan usia kehamilan.
Perdarahan lebih dari 2000 ml biasanyamenyebabkan kematian janin. Pada kasus-kasus tertentu
tindakan seksio sesariadapat mengurangi angka kematian janin
Page 1
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
- Area Adnexa : tidak ada massa (Tidak ada KET & Kista)
3. Pemeriksaan penunjang
Page 2
1. Anamnesis
Keluhan Utama :- Kram atau nyeri pada baggian bawah perut
- Perdarahan pada vagina
Keluhan Tambahan :-Keluar massa seperti hati saat BAK (kemungkinan janinnya
keluar)
2. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg (Normal, diperiksa apakah ada potensi darah
tinggi/tidak)
Page 3
PENUTUP
Dengan adanya masalah yang diberikan pada saat tutorial, kami mengambil
kesimpulan bahwa pada Ny.Chika mengalami abortus. Abortus adalah berakhirnya
kehamilan melalui cara apapun sebelum janin mampu bertahan hidup. Terdapat bermacam-
macam abortus yang dapat terjadi pada wanita . Dengan gejala yang ditemukan, dapat di
ambil diagnosis bahwa Ny.Chika mengalami abortus komplit yaitu pengeluaran seluruh hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu.
Perdarahan ini ditangani dengan pemberian obat penambah darah untuk mengatasi
anemianya
10. Vitahealth. 2008. Infertil: Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya.
Jakarta: Gramedia.
11. Watson, A., P. Vandekerckhove, and R. Lilford. "Techniques for Pelvic Surgery in
Subfertility (Cochrane Review)." The Cochrane Library 1 (January 20, 2003).