Вы находитесь на странице: 1из 6

2.

Jenis jenis nyeri yang dapat terjadi pada saraf tulang belakang dan klasifikasi nyeri
yang dialami pasien tergolong pada jenis nyeri yang mana !

Internasional Association for Study of Pain (IASP), mendefenisikan nyeri sebagai suatu
sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenagkan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang bersifat akut yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi
kerusakan (Potter & Perry, 2005)
Klasifikasi nyeri
Klasifikasi ini berdasarkan pada waktu atau durasi terjadinya nyeri.
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat, biasanya kurang
dari 6 bulan. Nyeri akut yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang
membahayakan di luar ketidaknyamanan yang disebabkannya karena dapat
mempengaruhi sistem pulmonary, kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin, dan
imonulogik (Potter & Perry, 2005).
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik
berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan, karena biasanya nyeri ini
tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Jadi
nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan (Guyton & Hall, 2008). Nyeri
kronik mengakibatkan supresi pada fungsi sistem imun yang dapat meningkatkan
pertumbuhan tumor, depresi, dan ketidakmampuan.

Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:
a. Nyeri Superfisial
Nyeri Superfisial biasanya timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti pada laserasi,
luka bakar dan sebagainya. Nyeri jenis ini mempunyai waktu penyembuhan yang pendek,
terlokalisir, dan memiliki sensasi yang tajam (Tamsuri, 2007).
b. Nyeri Somatik Dalam (Deep Somatik Pain)
Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang terjadi pada otot dan tulang serta struktur
penyokong lainnya, umumnya nyeri bersifat tumpul dan distimulasi dengan adanya
peregangan dan iskemik (Tamsuri, 2007). Nyeri deep pain adalah Nyeri yang terasa pada
permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ-organ tubuh viseral
Universitas Sumatera Utara
c. Nyeri Viseral
Nyeri viseral adalah nyeri yang disebabkan oleh organ interna. Nyeri yang timbul bersifat
difus dan durasinya cukup lama. Sensasi yang timbul biasanya tumpul (Tamsuri, 2007).
d. Nyeri Sebar (Radiasi)
Nyeri sebar adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah asal ke jaringan sekitar. Nyeri
jenis ini biasanya dirasakan oleh klien seperti berjalan atau bergerak dari daerah asal
nyeri ke sepanjang tubuh tertentu. Nyeri dapat bersifat intermitten atau konstan (Tamsuri,
2007).
e. Nyeri Fantom
Nyeri pantom adalah nyeri khusus yang dirasakan oleh klien yang mengalami amputasi.
Nyeri oleh klien dipersepsikan pada organ yang mengalami amputasi seolah-olah
organnya masih ada (Tamsuri, 2007).
f. Nyeri Alih
Nyeri alih nyeri yang timbul akibat adanya nyeri viseral yang menjalar ke orang lain,
sehingga dirasakan nyeri pada beberapa tempat atau lokasi. Nyeri jenis ini dapat timbul.
Karena masuknya neuron sensori dari organ yang mengalami nyeri ke dalam medulla
spinalis dan mengalami sinapsis dengan serabut saraf yang berada pada bagian tubuh
lainnya. Nyeri timbul biasanya pada beberapa tempat yang kadang jauh dari lokasi asal
nyeri (Tamsuri, 2007).

Berdasarkan sumbernya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri nosiseptif dan neuropatik
(Potter & Perry, 2005).
a. Nyeri nosiseptif
Nosiseptif berasal dari kata noxsious/harmful nature dan dalam hal ini ujung saraf
nosiseptif menerima informasi tentang stimulus yang mampu merusak jaringan. Nyeri
nosiseptif bersifat tajam dan berdenyut. Nosiseptif adalah nyeri inflamasi yang dihasilkan
oleh rangsangan kimia, mekanik dan suhu yang menyebabkan aktifasi maupun sensitisasi
pada nosiseptor perifer (saraf yang bertanggung jawab terhadap rangsang nyeri). Nyeri
nosiseptif biasanya memberikan respon terhadap analgesik opioid atau non opioid (Potter
& Perry, 2006).
b. Nyeri neuropatik
Nauropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan neural pada saraf perifer
maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi jalur saraf aferen sentral dan perifer,
biasanya digambarkan dengan rasa terbakar kesemutan, hipersensitif terhadap sentuhan
atau dingin dan menusuk. Nyeri spesifik terdiri atas beberapa macam, antara lain nyeri
somatik, nyeri yang umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit
(superficial) pada otot dan tulang. Pasien yang mengalami nyeri neuropatik sering
memberi respon yang kurang baik terhadap analgesik opioid (Guyton & Hall, 2008).
Merupakan nyeri yang disebabkan karena adanya luka atau disfungsi sistem saraf akibat
penyakit atau trauma, disebut nyeri neuropatik perifer apabila disebabkan oleh lesi saraf
tepi, dan nyeri sentral apabila disebabkan lesi pada otak, batang otak atau medula
spinalis. Nyeri jenis ini tidak diobati dengan analgetik yang biasa, sehingga obat-obat
sering digunakanseperti antidepresan, antikonvulsan, dan beberapa golongan obat lain
(Moeliono, 2008)
Kemal Nas (2015) hasil penelitiannya menyebutkan bahwa di tingkat nyeri neuropatik
mungkin terjadi kerusakan baik akar saraf atau sumsum tulang belakang itu sendiri. Di
hadapan akhir nyeri neuropatik onset, syringomyelia pasca-trauma harus
dipertimbangkan Hal ini umumnya ditandai sebagai pembakaran sebuah, sakit,
kesemutan atau menusuk sensasi
Multidisciplinary association of spinal cord injury professionals (MASCIP) (2006)
mengatakan bahwa orang dengan cedera tulang belakang hadir dengan berbagai jenis rasa
sakit termasuk muskuloskeletal, visceral dan neuropatik dan itu adalah umum memiliki
beberapa jenis nyeri secara bersamaan. Ini pedoman fokus pada nyeri neuropatik yang
didefinisikan sebagai 'rasa sakit yang timbul sebagai konsekuensi langsung dari lesi atau
penyakit yang mempengaruhi sistem somatosensory.

Internasional Association for Study of Pain (IASP) telah mengajukan sebuah taksonomi
dari nyeri dengan klasifikasi nyeri terkait dengan SCI di mana jenis nyeri dibagi menjadi dua
kelompok utama yaitu: nociceptive ( muskuloskeletal atau viseral ) dan neuropathic (Baik
tingkat di atas , pada tingkat atau yang lebih rendah tingkat cedera)
Klasifikasi nyeri Spinal Cord Injury (SCI) (Bryce et al, 2012)
Jenis nyeri Sub jenis nyeri Sumber nyeri primer dan / patologi
Nosiseptif Musculoskeletal mis. glenohumeral arthritis, lateral
epicondylitis,
fraktur pada paha, quadratus lumborum
kejang otot.
Visceral mis. infark miokard, nyeri perut karena
impaksi usus, kolesistitis.
Nyeri nosiseptif lain mis. autonomic dysreflexia headache, sakit
kepala (migrain), surgical skin incision.
Neuropatik Level nyeri SCI mis. kompresi sumsum tulang belakang,
nerve root compression, cauda equine
compression
Di bawah tingkat nyeri mis. spinal cord iskemia, kompresi sumsum
tulang belakang
Nyeri neuropatik lain mis. carpal tunnel syndrome, neuralgia
trigeminal, polineuropati diabetik
Nyeri lain e.g. fibromyalgia, Complex Regional Pain
Syndrome tipe I, interstitial cystitis, irritable
bowel syndrome

Klasifikasi nyeri SCI menurut IASP (Burchiel & Hsu 2001)


Broad Type Broad System Specific Structure/Pathology
(Tier 1) (Tier 2) (Tier 3)
Nosiseptif Musculoskeletal Tulang, sendi, trauma otot,
peradangan, ketidakstabilan
mekanis, kaku otot, Secondary
overuse syndromes
Visceral Renal calculus, usus, disfungsi
sfingter, dll.
Dysreflexic headache
Neuropatik Above level Compressive mononeuropathies
Complex regional pain
syndromes
At level Nerve root compression
(termasuk cauda equine)
Syringomyelia
Spinal cord trauma/ischemia
(zona transisi, dll.)
Dual-level cord and root trauma
(sindrom lesi ganda)

Below level Spinal cord trauma/ischemia


(central dysesthesia
syndrome, dll.)

Klasifikasi nyeri yang dialami oleh pasien tergolong pada jenis nyeri neuropatik
Berdasarkan kasus dimana disebutkan bahwa seorang pemetik kelapa jatuh dari ketinggian 5
meter dan cedera pada tulang belakang dua minggu yang lalu. pasien mengeluhkan nyeri
seperti terbakar di kaki , lutut , pinggang , genetalia , dan anus. Nyeri di rasakan saat pasien
menggerakan anggota tubuhnya. Klasifikasi nyeri yang dialami oleh pasien adalah nyeri
neuropatik.

Potter & Perry (2006) Buku Ajar Fundamental Keperawatan, EGC : Jakarta

Moeliono, M. A. 2008. Modalitas Fisik dalam Penatalaksanaan Nyeri. Bandung

Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:EGC.

Bryce TN, Biering-Sorensen F, Finnerup NB, Cardenas DD, Defrin R, Lundeberg T, Norrbrink
C, Richards JS, Siddall P, Stripling T, Treede RD, Waxman SG, Widerstrom-Noga E,
Yezierski RP, Dijkers M: International spinal cord injury pain classification: Part I.
Background and description. Spinal Cord 2012;50:413-7.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Burchiel KJ, Hsu FP. Pain and spasticity after spinal cord injury: Mechanisms and treatment.
Spine 2001;26:S146-S160
.

Вам также может понравиться