Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada
penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.
Sistem deflokulasi
a. Deflokulasi
Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel adalah minimal.
Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat
bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
b.Flokulasi
Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali
seperti semula.
Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya
terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
BAHAN PENGAWET
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain
penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang
menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil para benzoat (1:1250), etil p. Benzoat (1:14000),
nipasol, nipagin 1 %. Disamping itu, banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri
untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. Misalnya
Menurut Boylan (1994) ada tiga kriteria pengawet yang ideal yaiu:
komponen-komponen formulasi lain dan dapat diterima dilihat dari rasa dan bau pada
propilparaben (0,03)
1. Suspensi harus tetap homogen pada suatu perioda, paling tidak pada perioda antara
pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang dikehendaki.
2. Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali
pada saat pengocokan.
4. Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan hasil jadi
yang baik dan tidak kasar.
Yang Harus Diperhatikan :
2. Bahan pembantu yang digunakan sebaiknya seminimal mungkin. Semakin banyak jenis
bahan pembantu, semakin banyak masalah yang timbul, seperti masalah
inkompatibilitas. Karena itu sedapat mungkin eksipien yang digunakan benar-benar
dibutuhkan dalam formulasi. Akan lebih baik jika menggunakan eksipien yang dapat
berfungsi lebih dari satu macam.
A. Zat aktif
B. Bahan tambahan :
4. antioksidan
5. pemanis
6. anticaking
7. pewarna
8. flavour
9. floculating agent
10. pewangi
12. pengawet
13. pengawet
R/ Sulf praec 20
Camph 3
Mucil Gum Arab 10
Sol. Calc Hidrat 134
Aq. Rosae 133
s.u.e
Rancangan Formulasi
Dr. Azhhuri
(SIP.017/KOD/DU/II/1991)
Praktik:
Jln. Paus Pekanbaru No. 7
Telp. 03417456678
Pekanbaru 27-11-2014
R/ Sulf praec 4
Camph 0,6
Mucil Gum Arab 2
Sol. Calc Hidrat 26,8
Aq. Rosae 26,6
s.u.e
A. MONOGRAFI
1. Sulfur praicipitat / belerang endap
Pemerian: serbuk amof/ hablur renik, sangat halus, warna kuning pucat, tidak berbau dan berasa
Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbondioksida, praktis tidak larut dalam
etanol.(FI IV, hal 771)
Khasiat: antiskabisid
2. Campora
Pemerian: hablur, granul/ massa hablur, putih/ tidak berwarna, jernih, bau khas, tajam, rasa pedas dan
aromatik, menguap perlahan pada suhu kamar.
Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, minyak lemak, minyak menguap.(FI IV,
hal 167)
Khasiat: anti iritan
3. Mucil PGA
Mengandung Gummi Arabicum 40% dan dibuat dengan menambahkan 1,5 kali air kepada Gom
Arap itu, kemudian digerus sampai diperoleh suatu massa yang homogeny. (VANDUIN hal 58)
4. Sol Calc Hidrat
Suatu kapur tohor dengan tiga bagian ait mendidihdiencerkan, sesudah 15 menit dengan air
hingga 25 bagian, biarlah campuran mengendap dan tuanglah zat cair yang diatasnya, tambahkan
air yang sama banyak pada endapannya, kocok dan biarkan mengendap lagi. Tuanglah lagi zat
cair yang diatasnya, ulangi lagi dan akhirnya tambahkan pada endapannya 300 bagian air,
dikocok berulang-ulang dan simpanlah campurannya dalam botol tertutup baik. (PH ned hal
532)
5. Aqua rosae
Larutkan sebagian minyak mawar dalam 1g bagian spiritus keras dan saring, ambil 4 bagian dari
larutan tambahkan 996 bagian air saringlah zat cair jernih. (PH ned, hal 105)
6. Pulv Gumi Arabicum
Pemerian; serbuk putih/putih kekuningan, tidak berbau
Kelarutan: larut hamper semua dalam air, tetapi sangat lambat meninggalkan, sisa bagian tanaman dalam
jumblag sangat sedikit, dan membersihkan cairan seperti mucilage, tidak bermarna/ kekuningan,
kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut
dalam eter dan etanol. (FI IV hal 718)
B. PERHITUNGAN BAHAN
1. Sulfur Praecipitat : 20g/300ml X 60 ml = 4g
D. CARA PEMBUATAN
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Dikalibrasi botol 60ml
4. Ditimbang champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 3 tetes spiritus fort dan digerus
ad homogen.
5. Ditimbang sulf. Praicipitat dimasukkan kedalam no. 4, digerus ad homogen. Dipindahkan
dalam kaca arloji, dan dibasahi dengan gliserin
6. Ditimbang PGA dimasukkan kedalam mortar digerus, ditambahkan aqua rosae 1,2ml digerus
ad terbentuk mucilage
7. Ditambahkan no. 5 kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogen
8. Ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogen
9. Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol
10. Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad homogen
11. Tutup dengan cup, diberi etiket biru dan label.
E. ETIKET
Apotek
PUTRA INDONESIA
Jln. Paus Pekanbau Telp. (0341) 491132
Apoteker : dra. Bila S.A.S Apt No. SIA/1201/424.052/2010
KOCOK DAHULU
Keuntungan :
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-
anak.
2. Homogenitas tinggi
3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak
antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
10. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking,
flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
11. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan.
Semua suspense harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara yang
memadai diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.Kebanyakan suspense
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang
berlebihan, dan cahaya.Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk
menjamin distribusi zat padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan
setiap kali tepat dan seragam.
http://yermei.blogspot.co.id/2012/10/suspensi-oral_6139.html
http://wahidrock.blogspot.co.id/2012/12/suspensi.html
https://drutama.wordpress.com/2012/11/18/suspensi/