Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Desa memiliki hak otonomi asli berdasarkan hukum adat, dapat menentukan
kekayaan dan aset. Oleh karena itu, eksistensi desa perlu ditegaskan untuk
Desa, sebagai sebuah kawasan yang otonom desa diberikan hak untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan
nilai sosial budaya masyarakat desa; menetapkan dan mengelola kelembagaan desa;
Desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 56 Tahun 2015 tentang Kode
74.093 desa dan 8.412 kelurahan. Berikut ini, jumlah desa dan kelurahan yang
1
2
Tabel 1.2
Jumlah Desa di Indonesia Tahun 2015
Dari tabel 1.2 tersebut di atas diketahui bahwa Provinsi Jawa Tengah
memiliki jumlah desa sebanyak 7.809 desa dan merupakan provinsi dengan jumlah
desa terbanyak di Indonesia tahun 2015. Pada posisi di bawahnya yaitu Provinsi
3
Jawa Timur (7.724 desa), Aceh (6.474 desa), Papua ( 5.419 desa) serta provinsi
lainnya.
lebih dalam mengatur keuangan daerahnya jika dalam lingkup desa maka desa
memiliki keleluasaan dalam mengelola keuangan desa. Hal ini tercantum pada
keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pembiayaan dan pengelolaan keuangan desa. Sumber pendapatan desa terdiri atas
pendapatan asli desa (usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan
partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain), bagi hasil pajak daerah
Kabupaten/Kota, dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
pemerintahan), hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Kabupaten memberikan Alokasi Dana Desa kepada setiap Desa yang berada di
wilayahnya.
4
Lebih lanjut disebutkan enam kepala desa yang dimaksud adalah Kepala
Desa Kilimuri, Kepala Desa Undur, Kepala Desa Kian Darat, Kepala Desa Kilwaru,
(http://regional.kompas.com/read/2016/05/12/15310001/Enam.Kepala.Desa.Jadi.
Tersangka.Dugaan.Korupsi.Dana.Desa)
daerah lain. Kepala Desa (Kades) Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus
Arif Khuzaimahtum ditahan akibat melakukan korupsi senilai Rp 432 juta. Kasus
dugaan korupsi uang dana desa yang dilakukan Arif, terjadi sejak pertengahan
tahun 2015 silam. Saat itu, Arif mencairkan dana desa serta ADD, dan kemudian
/2016/04/29/36658/setelah-buron-karena-diduga-korupsi-dana-add-kades-
Palur nonaktif, Samidin di vonis penjara selama tujuh tahun dan denda senilai
Rp200 juta subsider enam bulan kurungan. Jaksa juga meminta terdakwa membayar
(http://www.solopos.com/2016/08/26/korupsi-sukoharjo-samidin-dituntut-7-tahun
-dan-bayar-uang-pengganti-rp37-miliar-747875)
yang bersumber dari minimnya pengetahuan perangkat desa dalam tata kelola dan
(Media Akuntansi dalam Abidin, 2015). Hal yang serupa juga dikemukakan oleh
Allocation Fund Program in the North Konawe Southeast Sulawesi yaitu sebagai
berikut:
disebabkan oleh:
1. Rendahnya pengetahuan dari pejabat level bawah dalam hal ini adalah
aparat desa.
2. Lemahnya koordinasi baik secara horizontal, yakni dari desa dengan
desa yang lain, maupun secara vertical, yakni antara perangkat desa
dengan institusi daerah diatasnya.
3. Kegagalan mekanisme sosialisasi dan pemberdayaan dari Badan
villages in Siak Regency, Province Riau), Fauzi Asni, Maryunani, Sasongko, Dwi
.. Although the macro glasses, this condition has not been offered
a relation between community cohesiveness and strong village
government as the complexity of problems, among others:
1. Inconsistencies between planning and financing programs;
2. Low levels of transparency and accountability in the utilization
of public financial resources;
3. The low level of involvement of interested actors and public
participation in policy formulation;
4. The lack of performance assessment policy, planning and
implementation, in a comprehensive and sustainable.
5. There is inconsistency between the policies adopted by the
various public organizations and between the macro and micro
policy and between policy and implementation, as well as
6. Ineffective performance assessment policy, planning, and
execution of the activity itself.
Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 251 desa dan 43 kelurahan yang tersebar di
tahap I yang bersumber dari APBN untuk desa di Wonogiri senilai Rp 93 miliar
sudah ditransfer ke kas daerah sejak 19 April lalu. Sebanyak 31 desa sudah
seperti Peraturan Desa (Perdes) APB Desa 2016, Peraturan Kepala Desa (Perkades)
Penjabaran APB Desa 2016, dan Perdes Pertanggungjawaban Realisasi APB Desa
(http://www.solopos.com/2016/04/30/dana-desa-wonogiri-dana-desa-tahap-i-rp93
-miliar-siap-ditransfer-715074)
/2016/06/08/512/1409448/ oknum-kades-di-wonogiri-terbukti-korupsi-dana-desa)
memberitakan bahwa:
desa, pertama, kepala desa sering terkondisikan ujung tombak dan lebih ujung
tombok. Kedua, kepala desa terpilih berdasarkan sisi elektabilitas yang bagus,
namun sisi modalitas ekonomi sangat lemah sehingga terdorong untuk melakukan
tindak pidana korupsi. Ketiga, posisi kepala desa menjadi pundi-pundi partai politik
& Hill, dimana pada era demokrasi, di mana masyarakat selalu menuntut
akuntabilitas keuangan pemerintah semakin tinggi (Hupe & Hill, 2007). Namun
bahwa:
Dengan adanya tuntutan dan urgensi tersebut yang mana diarahkan pada adanya
desa. Maka riset ini akan mengkaji secara komprehensif bagaimana transparansi
B. Rumusan Masalah
di Kabupaten Wonogiri ?
C. Tujuan
D. Manfaat
2. Bagi masyarakat
9
4. Bagi penulis
masyarakat.
b. Sebagai syarat guna meraih gelar sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik.
E. Penelitian Terdahulu
Salah satu data pendukung dalam riset ini adalah penelitian terdahulu yang
relevan dengan permasalahan dalam riset ini. Penelitian terdahulu ini menjadi salah
satu acuan dalam melakukan penelitian sehingga riset ini kaya akan teori yang
Tabel 1.3
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Penelitian Tahun Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Hasan Basria Accountability of 2014 Proses penggaran tidak sesuai dengan
& A.K. Siti Local pedoman akuntansi yang tepat dan
Nabiha Government: The kurangnya penjelasan dari kegiatan-
Case of kegiatan tersebut, hal ini menunjukkan
Aceh Province, bahwa bahwa akuntabilitas pemerintah
Indonesia daerah tidak memenuhi standar yang
ditetapkan pemerintah. Namun, perlu
dicatat bahwa masalah perencanaan dan
penganggaran keuangan ini dipengaruhi
oleh berbagai pihak termasuk legislatif,
DPRD dan juga para politisi, ditambah
juga oleh kurangnya kapasitas dan
10
yang akan digunakan dalam riset ini adalah transparansi dan akuntabilitas, yang
mana akan dijelaskan lebih lajut pada bab selanjutnya. Kemudian untuk locus riset
ini adalah di Kabupaten Wonogiri, dimana di kabupaten ini telah terbukti terdapat