Вы находитесь на странице: 1из 1

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan rencana penerapan lima hari sekolah atau full

day school (FDS) juga bertujuan untuk memperbaiki sistem penilaian kerja guru. Hal ini seiring dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2017 tentang Revisi Beban Kerja Guru.

Muhadjir menjelaskan pemerintah ingin menyesuaikan penilaian kerja guru dengan aparatur sipil negara (ASN) lain.
"Yang di beberapa kantor telah memberlakukan lima hari kerja," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta,
Selasa, 13 Juni 2017.

Pemerintah mencoba mencari alternatif agar lebih longgar dalam menilai kinerja guru, yaitu dengan menyepadankan
standar yang berlaku bagi ASN pada umumnya. "Sehingga muncul lima hari kerja itu, tentu sekolah juga harus
menyesuaikan, sekolah jadi lima hari juga," kata Muhadjir

"Masih ada persepsi yang salah di sebagian masyarakat seolah anak-anak akan di kelas (selama) delapan jam diberi
pelajaran terus-menerus. Sama sekali tidak,"

Muhadjir Effendy menambahkan sistem full day school ini telah diuji coba di sekitar 9.300 sekolah. Selain itu ada pula
sembilan pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara sukarela menerapkan sistem ini.

"Ini bukan full day school, tapi program penguatan karakter. Bahwa delapan jam guru berkaitan dengan kerja guru,
fungsi delapan jam tidak berarti mengajar, tapi bisa mengawasi murid, itu beban dia. Delapan jam tidak berarti di
dalam kelas, tapi juga di luar sekolah," ujar Muhadjir di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Muhadjir menuturkan kegiatan sekolah dari Senin hingga Jumat selama delapan jam ini tidak wajib. Itu tergantung
kesiapan sekolah tersebut.

"Tidak, saya kira di Indonesia dengan populasi pendidikan sangat besar. Tidak mungkin ada peraturan yang bisa
dilakukan secara serta-merta. Dan tidak bisa dilakukan untuk semua. Pasti ada perkecualian tentang atas dasar
perbedaan kultur atau lainnya. Sekarang saja masih ada perbedaan," ujarnya.

Pemerintah membatalkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari
Sekolah. Pembatalan dilakukan setelah Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin.

Presiden akan melakukan penataan ulang terhadap regulasi itu sehingga Permen akan menjadi Peraturan Presiden,"
ujar Ma'ruf di Kantor Presiden, Senin (19/6).

Keputusan ini diambil sebab kebijakan full day school (lima hari sekolah) mendapat respons kurang baik di
masyarakat. Kebijakan full day school dikhawatirkan mematikan sekolah non-formal seperti Madrasah Diniyah dan
pondok pesantren.

Peraturan Presiden nantinya disusun bersama Mendikbud Muhadjir, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin,
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, MUI, PBNU, dan PP Muhammadiyah.

Kebijakan lima hari sekolah ini memang dibuat dengan menyesuaikan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Beban Tugas Guru. Kebijakan itu mengatur beban kerja guru adalah 40 jam dalam sepekan. Sehingga dibuat
aturan sekolah menjadi lima hari dengan waktu belajar minimal delapan jam per hari.

Apabila tak berpolemik seperti sekarang, kebijakan itu seharusnya mulai berlaku bulan depan, bersamaan dengan
tahun ajaran baru SD, SMP, SMA dan sederajat

Вам также может понравиться