Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEKSAMETASON
Oleh :
NPM : 11700404
FAKULTAS KEDOKTERAN
SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
Makalah ini dibuat untuk mempelajari dan mengetahui seperti apa gambaran
dan kegunaan obat Deksametason. Makalah ini juga dibuat agar pembaca dapat
memperluas pengetahuannya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Farmasi Bu
Lusiani Tjandra, S.Si, Apt, M.Kes yang telah membimbing kami, sehingga
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun selalu
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.
1
II. FARMASIFARMAKOLOGI...
...4
2.1 Sifat Fisiko Kimia dan Rumus Kimia Obat .........4
II.2Farmakologi Umum.......5
II.3Farmakodinamik,,,..7
II.4Farmakokinetik...........8
II.5Taksisitas..14
III. PEMBAHASAN..
...16
IV. KESIMPULAN...
....17
DAFTAR PUSTAKA..18
BAB I
PENDAHULUAN
1906 diartikan sebagai reaksi pejamu yang berubah bila terpajan dengan
bahan yang sama untuk kedua kalinya atau lebih. Reaksi alergi dapat
Alergi makanan dan dermatitis atopik adalah umum pada anak usia dini, dan
berisiko terjadinya asma dan rinitis pada anak di kemudian hari. Manifestasi
alergi dapat mengancam hidup seperti asma parah dan reaksi anafilaksis
(Ridho,2010)
Kegunaan kortikosteroid pada gangguan fungsi adrenal merupakan
suatu fungsi kemampuan mereka untuk menekan respons inflamasi dan imun.
Pada kasus dengan respons inflamasi atau imun, penting dalam mengontrol
suatu respons inflamasi jika dalam hubungannya dengan terapi khusus untuk
proses penyakit tersebut. Penggunann steroid dapat mebuat sistem immun kita
membuat tubuh menjadi sangat lemah dan bisa berakibat karena kematian.
sepuluh kali lebih hebat dari pada yang dimiliki prednisone. Penggunaan
deksametason di masyarakat sering kali kita jumpai, antara lain pada terapi
(Ridho,2010)
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari makalah ini adalah
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi mahasiswa
pasien.
BAB II
FARMASI - FARMAKOLOGI
sepuluh kali lebih hebat daripada yang dimiliki prednisone (Katzung, 1998).
adrenal diabaikan.
Kortikosteroid seperti deksametason bekerja dengan cara
steroid (Suherman,2007).
Kortisol dan analog sintetiknya pada pemberian oral diabsorpsi cukup
rendah. Setelah penyuntikan IV, sebagian besar dalam waktu 72 jam diekskresi
dalam urin, sedangkan di feses dan empedu hampir tidak ada. Diperkirakan
(Suherman, 2007).
Efek terapeutik glukokortikoid seperti deksamtesaon yang paling
merupakan terapi paliatif, dalam hal ini penyebab penyakit tetap ada hanya
gejalanya yang dihambat. Hal inilah yang menyebabkan obat ini banyak
digunakan untuk berbagai penyakit, bahkan sering disebut life saving drug,
2.3 Farmakodinamik
akut. Awitan kerja dan obat ini belum ditentukan; tetapi, bentuk obat yang
berbagai gen dan protein pengatur yang lain dan merangsang ataumenghambat
dari ikatannya dengan DNA, jadi hormon ini tidak menghambat kerja
dianggapdipengaruhi oleh protein spesifik jaringan lain yang juga harus terikat
besar efek yang didapat, tetapi disamping itu juga ada keterkaitan kerja
kortikosteriod dengan hormon homron yang lain. perna kortikosteriod
respon jaringan terhadap hormon lain. Misalnya otot olos bronkus tidak akan
2.4 Farmakokinetik
dan jaringan sebagai fungsi dari waktu (Tjay dan Rahardja, 2002).
Profil keberadaan bahan obat dalam darah sebagai fungsi dari waktu
dalam tubuh. Oleh karena fenomena penyerapan zat aktif dari darah menuju
jaringan dapat terjadi secara bolak balik (reversible), maka selalu terjadi
hubungan dinamik antara konsentrasi zat aktif dalam jaringan dan konstentrasi
ekstravaskuler yang lain pada bentuk sediaan, anatomi dan fisiologi tempat
absorpsi. Faktor faktor lain seperti luas permukaan dinding usus, kecepatan
pengosongan lambung, pergerakan saluran cerna dan aliran darah ke tempat
2005).
dibahas pentingnya bentuk sediaan, perlunya zat aktif berada dalam bentuk
yang sesuai agar dapat menembus membran dan pentingnya kelarutan atau
setelah dosis obat dan bervariasi menurut asupan makanan, posisi tubuh dan
aktivitas. Oleh karena itu tidak boleh mengambil darah sebelum absorpsi
ekskresi) yang dialami oleh hampir semua obat pada dosis terapi mengikuti
kinetika orde pertama (first order), artinya kecepatan proses proses tersebut
sebanding dengan jumlah obat yang ada (yang tinggal), Jadi jumlah obat yang
sedikit, sebanding dengan jumlah obat yang masih belum mengalami proses
ke daerah target aksinya. Untuk memasuki aliran sistemik (darah), obat harus
dapat melintasi membran (barier) yang merupakan faktor terpenting bagi obat
untun mencapai tempat aksinya (misalnya otak, jantung, dan anggotan badan
yang lain). Obat harus dapat melewati berbagai membran sel (misalnya sel
seluruh jaringan tubuh. Melalui kapiler dan cairan ekstrasel (yang mengelilingi
jaringan) obat diangkut ke tempat kerjanya di dalam sel (cairan intrasel), yaitu
organ atau otot yang sakit. Tempat kerja ini hendaknya memiliki penyaluran
darah yang baik karena obat hanya dapat melakukan aktivitasnya bila
konsentasi setempatnya cukup tinggi selama waktu yang cukup lama (Tjay
merupkan fenomena dinamik yang selalu terdiri dari fase peningkatan dan
Obat yang digunakan secara oral akan melalui lever (hepar) sebelum
jantung, paru paru dan jaringan lainnya). Di dalam lever terdapat enzim
metabolitnya. Metabolit umumnya menjadi lebih larut dalam air (polar) dan
akan dengan cepat diekskresi ke luar tubuh melalui urin, feses, keringat dan
lain-lain. Hal ini akan secara dramatik mempengaruhi kadar obat dalam
plasma dimana obat yang mengalami first pass metabolism akan kurang
akibat interaksi obat dengan reseptornya, maka secara teoritis intensitas efek
obat baik efek terapi maupun efek toksik tergantung dari kadar obat di tempat
reseptor atau tempat kerjanya. Oleh karena kadar obat ditempat kerja belum
dapat diukur, maka sebagai gantinya diambil kadar obat dalam plasma/serum
2005).
farmakologik pada titik tangkap jaringan bila bahan tersebut telah mencapai
Reactions (Reaksi fase I) dan Synthetic Reactions (Reaksi fase II). Reaksi fase
bisa lebih aktif dari senyawa asalnya. Umumnya tidak dieliminasi dari tubuh
molekul lain. Metabolit umumnya lebih larut dalam air dan mudah
lain yang dimetabolisme oleh enzym yang sama yang dapay menyebabkan
meningkat, menimbulkan efek menjadi lebih besar dan lebih lama. Kompetisi
obat yang dimetabolisir oleh sistem enzym yang sama. Perbedaan individu
oleh ginjal melalui air seni yang disebut dengan ekskresi. Lazimnya tiap obat
diekskresi berupa metabolitnya dan hanya sebagian kecil dalam keadaan asli
yang utuh. Tapi adapula cara lain, yaitu melalui kulit bersama dengan keringat,
paru paru melalui pernafasan, melalui hati dengan empedu (Tjay dan Rahrdja,
2002).
Untuk dapat menilai suatu obat secara klinis, menetapkan dosis dan
site) dan dalam darah, serta perubahan kadar ini dalam waktu tertentu. Pada
2008)
ekskresi. Obat dengan metabolisme cepat half lifenya juga pendek. Sebaliknya
zat yang tidak mengalami biotransformasi atau yang diresorpsi kembali oleh
enteritis.Edema serebral.
Untuk pengobatan alergi :
Pemberian oral :
D e w a s a : Aw a l , 0 , 7 5 - 9 m g / h r P O , t e r b a g i d a l a m 2 - 4 d o s i s .
dalam 2-4dosis.
Pemberian parenteral :
Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis. Penyesuaian
2.5 Taksisitas
untuk pengobatan infeksi hingga kini masih banyak digunakan. Berbagai efek
adalah osteoporosis, kenaikan gula darah, sembab akibat retensi air. Belum
diberikan sebagai terapi tambahan dalam jangka panjang dengan hasil kognitif
pada 99 pasien dengan infeksi meningitis pneumococal Dari Pasien yang ikut
rumahsakit (30 hingga 146 bulan) terbukti bahwa 17 pasien (20%) mengalami
terdiri jumlah pasien terbesar yang pernah dievaluasi dalam waktu jangka
BAB III
PEMBAHASAN
sering kali kita jumpai, antara lain: pada terapi arthritis rheumatoid,
BAB IV
KESIMPULAN
terhadap banyaknya efek pada setiap bagian organism ini, Efek utama yang
off). Jika timbul diabetes, diobati dengan diet dan insulin. Sering penderita
yang resisten dengan insulin, namun jarang berkembang menjadi ketoasidosis.
diberi diet protein tinggi, dan peningkatan pemberian kalium serta rendah
DAFTAR PUSTAKA
Katzung GB. Farmakologi dasar dan klinik; penerjemah dan editor: Bagian