Вы находитесь на странице: 1из 7

Home Bahasa Jawa Tata Cara Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa

By agus prasetyo Bahasa Jawa

Tata Cara Upacara Siraman Pengantin


Adat Jawa
Tata Cara Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa - Pada kesempatan kali ini saya akan
memberikan beberapa contoh ataupun tata cara dalam upacara siraman pengentin untuk adat
jawa yang bisa kalian jadikan beberapa refrensi untuk melaksanakan upacara siraman adat
jawa ini.

Upacara siraman biasanya dilakukan oleh para pinisepuh atau orang-


orang yang telah tua dan dituakan, terutama orang yang telah
mempunyai cucu atau setidak-tidaknya orang tua yang telah berputra dan
mempunyai budi perilaku yang dapat dijadikan teladan karena akan
diminta berkahnya.

Untuk upacara siraman sebetulnya jumlah orang yang akan memandikan


tidak dibatasi, semakin banyak semakin baik asal jumlahnya ganjil.
Namun untuk menjaga agar calon pengatin tidak kedinginan maka jumlah
orang yang akan memandikan ditetapkan pitu (tujuh orang) yang berarti
pitulungan. Siraman ini akan diakhiri oleh juru rias atau sesepuh (orang
yang dituakan) dengan memecah kendi/klenthing dari tanah liat.

UPACARA SIRAMAN ADAT JAWA


1.Sungkem kepada kedua orang tua.
2.Calon pengantin diapit bapak dan ibu menuju tempat siraman.
3.Mulai siraman 1 7 atau 9.
4.Bilas kendi oleh ayah dan pecah kendi oleh ibu .
5.Bapak ibu memotong tumpeng dan menyuapkan kepada calon pengantin
6.Bapak ibu mengapit calon pengantin menuju ruang rias kembali.
7.Bapak ibu berjualan dawet.
8.Ramah tamah dan makan makan
PERLENGKAPAN UPACARA SIRAMAN PENGANTIN
1.Tempat siraman dan bunga hidup.
2.Gentong siraman dan bunga setaman
3.Sepasang tetuwuhan ( diganti bunga kamar pengantin )
4.Baju melati untuk siraman
5.Baju basahan untuk siraman
6.Baju bapak komplit
7.Kain ibu kembaran dengan bapak calon pengatin putri
8.Bakul + uang kereweng
9.Kendi payung ( untuk jual dawet )
10.Pemandu acara ( MC Siraman )
11.Perias pengantin

PERLENGKAPAN YANG HARUS DISIAPKAN


KELUARGA
1.Sourvenir sejumlah yang menyirami
2.Handuk kimono
3.Centong semen + mangkok + gunting kecil
4.Dawet ayu ( cendol)
5.Tumpeng
6.Sound System
Ket :
4, 5, 6 bisa dipesan

MALAM MIDODARENI / SESERAHAN PENINGSET :


1. Sambutan penyerahan dari ketua rombongan cpp.......................................
2. Sambutan penerimaan dari keluarga cpw ....................................................
3. Penyerahan bawaan sebagai tanda tali kasih secara simbolis dari ibu cpp...
..................................diterima ibu cpw .........................................................
4. Tantingan / catur weda bila ada .
5. Pemberian air minum dari ibu cpw .......................kepada cpp.....................
6. Ramah tamah menikmati hidangan
7. Sambutan pamit oleh ketua rombongan cpp.................................................
8. Penyerahan angsulan oleh ibu cpw diterima cpp...........................................
9. Berjabat tangan keluarga cpp meninggalkan tempat

PANGGIH / TEMU PENGANTIN


1.Kedua pengantin saling melempar sirih di arahkan kepada dadanya
2. Pengantin pria menginjak telur pengantin putri mencuci kaki suami
3.Sinduran bapak PW membawa kedua mempelai ke pelaminan dengan sindur diiringi oleh
ibu PW dengan memegang pundak kedua pengantin dari belakang
4.Acara pangkon ( bobot timbang )
5.Tandur / tanem , bapak memegang pundak kedua pengantin dan mendudukan di kursi
pelaminan
6.Kacar kucur PP memberikan nafkah kepada istri di lanjutkan suap-suapan
7.Tilik pitik jemput besan / ikut mengiringi menuju pelaminan (bila diadakan)
8.Kedua mempelai sungkem kepada kedua orang tua dilanjutkan dengan pemberian ucapan
selamat / berganti busana.

Perlengkapan dan Sajen Upacara Siraman


Perlengkapan yang perlu disediakan dalam upacara siraman terdiri atas:
a. Air dari sumber
Air bersih dari sumber dipakai untuk memandikan calon pengantin
agar menjadi murni/suci dan bersih lahir batin. Hal ini merupakan
persiapan untuk menyambut kedatangan sang bidadari yang akan turun
dari kahyangan (surga) untuk memberikan doa restu dan ikut
mempercantik putrinya yang akan melangsungkan pernikahan.
b. Kembang Setaman (bunga sritaman)
Kembang setaman merupakan bunga-bunga yang tumbuh di taman
seperti mawar, melati, kanthil dan kenangan. Bunga-bunga ini ditaburkan
ke dalam air yang akan dipakai untuk supaya menjadi harum.
c. Konyoh Manca Warna
Konyoh merupakan lulur/bedak basah yang dibuat dari tepung beras dan
kencur serta bahan pewarna. Manca atau panca (lima) warna (warna
maksudnya lima macam warna. Jadi Konyoh Manca Warna artinya lulur
yang terdiri dari lima macam warna, meliputi merah, kuning, hijau, biru
dan putih. Konyoh ini berfungsi sebagai sabun yang dapat menghaluskan
tubuh,
d. Landha merang, santan kanil, air asem
Landha merang (abu merang yang direndam dalam air) yang berfungsi
sebagai shampo, sanatan kanil (air perasan parutan kelapa yang kental)
yang berfungsi untuk menghitamkan rambut dan air asem digunakan
sebagai conditioner. Apabila ingin praktis dapat diganti dcngan shampo
dan conditioner yang banyak dijual di pasaran.
e. Dua butir kelapa yang sudah tua
Kedua kelapa ini sebagian sabutnya diikat menjadi satu dan dimasukkan
ke dalam air yang sudah ditaburi kembang setaman.
f. Alas Duduk

Alas duduk calon pengantin dalam upacara siraman terdiri dari:

Klasa bangka, yaitu tikar berukuran sekitar setengah meter


persegi yang terbuat dari pandan

Sehelai mori(kain putih) dan sehelai kain.


Daun-daunan yang terdiri dari daun kluwih, daun kara, daun apo-
apo. daun awar-awar daun turi, daun dhadhap srep, alang-alang,
dan duri kemarung.

Dlingo bengle

Empat macam kain motif bango tulak, yaitu kain yang tengahnya
berwarna putih dan tepinya berwarna tua yaitu biru tua, kunjng,
hijau, dan merah.

Sehelai kain motif yuyu sekandang, yaitu kain lurik tenun


berwarna coklat bergaris-garis berwarna kuning.

Sehelai kain motif pulo watu, yaitu kain lurik berwarna putih
berlerek/bergaris hitam.

Sehelai kain letrek berwarna kuning

Sehelai kain jingga atau berwarna merah tua.

g. Sehelai mori berukumn dua meter Kain putih palos ini dikcnakan pada
saat upacara siraman dan kain batik untuk alas sebelum memakai mori.
h. Sehelai kain motif grompol dan sehelai kain motif nagasar Kain motif rompol dan
nagasari ini bisa diganti dcngan motif Iain yang juga bermakna positif (baik), misalnya: motif
sidamukti, sidaasih, semen raja, semen rama, sidaluhur.
i. Sabun dan handuk Dimaksudkan untuk membersihkan dan mengeringkan badan.
j. Kendhi atau klenthing Kendi ini berisi air bersih yang digunakan untuk menutup dan
mengakhiri upacara siraman.
k. Sajen Siraman
Sajen siraman meliputi :

Tumpeng robyong

Tumpeng gundhul

Dahar asrep-asrepen

Satu sisir pisang raja dan satu sisir pisang pulut masing-masing
berjumlah genap.

Buah-buahan lengkap (pala gumantung, pala kependem direbus,


dan pala kesampar).

Empluk-empluk diisi bumbu dapur lengkap

Satu butir telur ayam karnpung

Satu butir kelapa yang sudah dikupas


Satu tangkep (tangkup) gula kelapa

Juplak/damar/pelita, sama dengan sajen tarub

Kembang telon (kanthil, melati, kenanga)

Tujuh macam jenang-jenangan

Jadah jenang dodol, wajik, kacang tanah yang masih ada kulitnya
direbus

Satu ekor ayam jantan.

Ayam jantan sebagai syarat Sajen siraman dan kerik ini setelah selesai
dapat diberikan kepada periasnya

Pelaksanaan Upacara Siraman


Upacara Siraman yang berlaku untuk calon pengantin pria dan wanita
(pelaksanaannya di rumah masing-masing) ini merupakan suatu lambang
dan harapan agar calon pengantin menjadi suci, bersih dan bercahaya.
Perlengkapan yang rnenyertai rangkaian upacara siraman juga
merupakan suatu lambang yang masing-masing mempunyai makna yang
sangat mendalam. Misalnya bunga Sritaman yang ditaburkan ke dalam air
yang akan dipakai untuk siraman mengandung arti agar keharuman yang
dimiliki bunga siraman tersebut akan meresap ke tubuh calon pengantin
hingga menjadi harum tubuhnya dan kelak dapat membawa keharuman
nama keluarga di tengah masyarakat. Sedangkan konyoh manca warna:
mengandung arti bahwa dengan lima macam Konyoh yang digosok-
gosokkan ke tubuh pada saat siraman maka diharapkan bermacam-
macam cahaya bersinar menjadi satu dan meresap kc dalam tubuh calon
pengantin sehingga tampak antik dan mempesona. Sementara dun butir
kelapa Hijau tua yang diikat menjadi satu mengandung makna agar kelak
kedua mempelai selalu hidup rukun dan tetap hidup berdampingan
sampai akhir hayat atau hidup rukun sampai kaken-kuken ninen-ninen.

Adapun upacara siraman sebagai berikut:

1. Bunga sritaman ditaburkan ke dalam bak air. Air yang dipakai untuk
siraman dapat berupa air dingin tetapi dapat pula diganti dengan air
hangar agar sang calon pengantin tidak kedinginan. Air tersebut
dapat dimasukkan ke dalam pengaron (bejana dari tanah liat
sebagai tcmpat untuk mcnampung air). Selanjutnya dua butir
kelapa yang masih ada sabutnya diikat menjadi satu lalu
dimasukkan ke dalam air tersebut.

2. Calon pengantin yang telah mengenakan busana siraman dcngan


alas kain dan bagian luar memakai kain putih (mori), dcngan rambut
terurai, dijemput oleh orang tua dari kamar pengantin dan
dibimbing ke tempat upacara siraman. Di belakang mereka
mengiringi para pinisepuh serta petugas yang membawa baki berisi
seperangkat kain yang terdiri dari sehelai kain motif grompol,
sehelai kain motif nagasari, handuk dan pcdupan. Seperangkat kain
dan handuk tersebut digunakan setelah upacara siraman selesai.
Setelah sampai di tempat upacara calon pengantin dibimbing dan
dipcrsilahkan duduk di tempat yang telah disediakan oleh kedua
orang tua.

3. Setelah diawali dcngan doa menurut kepercayaan masing-masing,


orang tua calon pengantin mengawali mengguyur atau menyiram
calon pengantin dcngan air bersih dari pengaron yang telah ditaburi
bunga siraman dan berisi dua butir kelapa hijau yang digandeng.
Orang tua calon pengantin yang lebih dahulu mengguyur adalah
ayah, kemudian ibu. Pada saat mengguyur sebaiknya diiringi doa
yang diucapkan dalam hati Pada saat mengguyur diiringi
menggosokkan konyoh manca warna dan landha merang; kemudian
diakhiri dcngan guyuran tiga kali.

4. Upacara Siraman ini diakhiri dan ditutup oleh juru paes atau bisa
juga oleh sesepuh yang ditunjuk. Cara mengakhiri upacara ini
sebagai berikut:

Pertama-tama juru paes/sesepuh mencuci rambut dcngan Landha


merang, santan kanji dan air asem (sebagai conditioner) serta
menggosok-gosokkan konyoh manca warna ke seluruh tubuh dan
memandikannya sampai sungguh-sungguh bersih. Setelah bersih
calon pengantin meletakkan kedua tangannya di depan dada
dcngan sikap nyadhong donga (memohon dalam doa) dan juru paes
menuangkan air kendi agar digunakan untuk berkumur. Hal ini
dilakukan tiga kali.

Selanjutnya juru paes mcngguyurkan air kendi ke kepala calon


pengantin tiga kali.

Kemudian air kendi dituangkan lagi untuk membersihkan wajah,


telinga, leher, tangan dan kakai. Masing-masing dilakukan tiga kali,
sampai air kendi habis.

Setelah kendi tersebut kosong, selanjutnya juru paes/scscpuh


mengucapkan kata-kata: Wis Pecah pamorc (sudah berakhir masa
remajanya) sambil memecah kendi di depan calon pengantin dan
disaksikan oleh orang tua dan para pinisepuh.

Tag: Tata Cara Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa, tata cara siraman pengantin adat
jawa,siraman pernikahan adat jawa,siraman adat jawa dalam bahasa jawa,siraman pengantin
adat sunda,proses siraman adat jawa,harga paket siraman adat jawa,doa siraman pengantin
jawa
midodareni adat jawa

Setelah upacara tersebut berakhir calon pengantin berganti dcngan


mengenakan kain motif Grompol dan menutup badan dcngan kain motif
nagasari. Selanjutnya dibimbing oleh kedua orang tua dan diiringi para
pinisepuh menuju ke kamar pengantin. Kedua kain motif grompol dan
motif nagasari tersebut dapat diganti dcngan motif lain yang mempunyai
makna baik. Pada zaman dulu upacara siraman dilaksanakan di kamar
mandi, sedangkan sekarang bisa dilaksanakan di tempat lain yang
dirancang dihias secara khusus.

Вам также может понравиться